Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN APLIKASI SAYANG ANAK UNTUK MENCEGAH STUNTING

Disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Praktik Sistem Teknologi Informasi Dalam
Pelayanan Kebidanan

Oleh : kelompok 1
Anggota : 1. Nafisa Anggraeni P.N.M (R0419027)
2. Okti Indriyani (R0419030)
3. Prita Yunita (R0419031)
4. Rini Nur Hayati (R0419034)
5. Safira Rahmasari Azzahra (R0419036)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
dalam rentang yang cukup waktu lama, umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan
baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun (Kemkes, 2018). Kejadian balita
stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangangan Kementerian
Kesehatan (Balitbang Kemkes) tahun 2018 menunjukkan angka stunting di Indonesia adalah
30, 8%, walaupun terjadi penurunan jumlah dari data riskesdas tahun 2013 namun dari
peringkat dunia Indonesia masih menduduki no 5 sebagai negara dengan jumlah stunting
tertinggi di dunia (Balitbang Kemkes, 2018).

Dalam upaya pencegahan stunting keluarga memiliki peran signifikan dalam


pencegahan maupun penanggulangan stunting, karena masalah gizi sangat erat kaitannya
dengan ruang lingkup keluarga (Kominfo, 2021). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Semba et al (2008) di Indonesia pengetahuan yang lebih baik pada ibu dapat menyebabkan
penurunan antara 4% - 5% dalam kemungkinan stunting pada anak. Sedangkan peningkatan
pengetahuan pada ayah dapat menyebabkan penurunan 3% kemungkinan terjadinya stunting.
Usaha untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya pencegahan stunting tidak
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah khususnya oleh Kementerian Kesehatan, media
massa dan lingkungan sekitar juga ikut bertanggung jawab dalam memberikan pengetahuan
kepada ibu (Supariasa and Purwaningsih, 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh PEW Research Center (2018) mengungkapkan salah
satu media yang paling banyak diakses oleh ibu-ibu adalah perangkat seluler atau handphone,
karena itu upaya peningkatan pengetahuan melalui aplikasi handphone berbasis android cukup
efektif untuk memberikan pengetahuan dan juga mencegah terjadinya stunting pada balita.
Secara global terjadi peningkatan penggunaan aplikasi pada handphone, tidak hanya untuk
berkirim pesan tetapi juga untuk mengunduh aplikasi intervensi kesehatan pribadi di ponsel
mereka (Ernsting et al., 2018). Perangkat seluler meningkatkan potensi untuk mempromosikan
perilaku nutrisi yang sehat dan saat ini aplikasi nutrisi dan diet merupakan bidang aplikasi
promosi kesehatan yang paling cepat berkembang (Pires, Garcia and Flórez-Revuelta, 2015).

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, diperlukan solusi untuk


mengatasi permasalahan di atas, yaitu dengan mengembangkan aplikasi yang memberikan
edukasi bagi orangtua untuk mencegah stunting yang penulis beri nama Sayang Anak. Pada
makalah ini akan membahas rancangan aplikasi Sayang Anak untuk mencegah stunting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tahap perancangan aplikasi Sayang Anak?
2. Bagaimana tampilan dan fungsi fitur di aplikasi Sayang Anak?

1.3 Tujuan
1. Memberikan gambaran rancangan aplikasi Sayang Anak
2. Memberikan gambaran dan fungsi fitur aplikasi Sayang Anak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tahap Perancangan Aplikasi Sayang Anak


1. Studi pendahuluan (preliminary investigation).
Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan untuk mengetahui masalah dan peluang dari sistem
yang akan dikembangkan. Kegiatan yang dilakukan adalah mencari referensi dari buku
bacaan dan artikel dari jurnal-jurnal online tentang stunting dan penelitian di bidang sejenis
sebagai bahan acuan. Data dan informasi tersebut menjadi dasar penyusunan informasi yang
akan ditampilkan pada sistem.
2. Analisis masalah (problem analysis)
Tujuan pada tahap ini adalah mempelajari dan menganalisis permasalahan yang dialami
dalam monitoring dan pencegahan stunting. Kegiatan yang telah dilakukan adalah mendata
masalah apa saja yang ditemukan terkait stunting. Pengumpulan masalah yang ditemukan
adalah sebagai berikut :
a. Pencatatan tumbuh kembang anak (tinggi dan berat badan) masih manual yaitu
menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dan informasi status gizi anak tidak dapat
langsung diberikan otomatis karena membutuhkan waktu untuk pengolahan data
manual.
b. Pemberian imunisasi pada balita yang sering kali terlewat karena orangtua yang lupa.
c. Kurangnya pemahaman orangtua tentang cara membuat MP ASI sendiri di rumah.
d. Kurangnya pemahaman orangtua mengatasi permasalahan pemberian makan pada balita
e. Sulitnya menemukan toko yang menjual menu sehat bagi balita sesuai usia.
3. Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan studi literatur tentang kebutuhan dan
informasi yang perlu disampaikan untuk pencegahan stunting. Dari permasalahan yang
berhasil dikumpulkan dapat disimpulkan kebutuhan sebagai berikut : perlu dibuatkan
aplikasi mobile yang dapat diunduh di handphone untuk mencatat status gizi balita,
memberikan informasi seputar gizi balita kepada orangtua, dan menyediakan platform
pemesanan makanan sehat bagi balita yang mudah diakses dari handphone.
4. Analisis keputusan (decision analysis)
Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi alternatif sistem dalam hal ini menetapkan
desain aplikasi sistem
5. Tahap perancangan sistem (design system)
Pada tahap ini dilakukan perancangan aplikasi, membuat basis data yang diperlukan dan
membuat menu serta antar muka tampilan di android.
6. Tahap membangun sistem (construction)
Menterjemahkan hasil rancangan ke dalam program komputer dalam hal ini memerlukan
kerja sama dengan ahli IT yang bisa membuat aplikasi. Setelah tahap development system
selanjutnya adalah melakukan uji coba implementasi sistem yang dibangun. Pada tahap ini
dilakukan uji fungsi terhadap aplikasi mobile yang telah selesai dibangun.
2.2 Tampilan dan Fungsi Fitur Aplikasi Sayang Anak
1. Tampilan Logo Aplikasi

Logo aplikasi Sayang Anak berbentuk lingkaran yang melambangkan ketepatan dan
target. Terdapat pula lingkaran tepi berwarna abu abu yang menyimbolkan keabadian. Di
dalamnya terdapat lingkaran berwarna putih yang dimana warna putih diartikan dengan
kesederhanaan. Pada bagian tengah logo terdapat dua anak yang memiliki perbedaan tinggi
sedang diukur tinggi badannya dengan microtoise, dengan anak yang lebih pendek
digambarkan sebagai anakyang stunting. Lalu di bawahnya terdapat nama aplikasi yang
ditampilkan dengan font Fredoka One yang memilki kesan kesenangan dan keramahan.
Secara keseluruhan warna dan bentuk tersebut menyimbolkan aplikasi sederhana
ramah anak yang dapat dengan mudah digunakan kapanpun. Dengan tujuan membantu
pemerintah memenuh target pengurangan stunting.
2. Tampilan Pengisian Data Balita

Saat pengguna (orang tua balita) selesai mengunduh aplikasi Sayang Anak, tampilan
yang pertama kali dilihat yaitu laman pengisian data balita yang berisi nama balita, tempat
tanggal lahir balita, gender balita, dan nama orang tua.
3. Tampilan Beranda

Pada laman beranda, terdapat nama dan usia balita. Pengguna dapat memasang foto
balitanya. Pada bagian atas kiri terdapat menu “lainnya” yang menampilkan opsi mengubah
data diri balita dan warna tema aplikasi yang diinginkan pengguna. Lalu, pada bagian atas
kanan beranda terdapat ikon bagikan yang digunakan untuk membagikan aplikasi Sayang
Anak pada orang lain.
4. Fitur KMS Digital

Aplikasi Sayang Anak nantinya akan terdapat tampilan berat badan dan tinggi badan
balita yang nanti bisa dimasukan sesuai kolom yang berada pada atas kurva KMS kemudian
akan muncul Z-score untuk melihat nilai status gizi serta sebagai akses pemantauan status
gizi bayi dan balita.
Tujuan dari adanya tampilan KMS digital ini dapat mengurangi kejadian atas
ketidakcocokan informasi yang terdapat pada buku registrasi kohort anak dengan KMS
karena kesalahan pencatatan serta kesulitan untuk mencari data pemeriksaan yang tercatat
pada buku registrasi kunjungan. Selain itu dengan adanya KMS online pada aplikasi ini
gangguan pertumbuhan atau risiko kelainan tumbuh kembang dapat diketahui lebih dini.
5. Fitur Jadwal Imunisasi

Fitur ini dapat digunakan untuk memasukan biodata balita yang kemudian akan
menyesuaikan usia balita dengan tanggal lahir yang sudah dimasukkan. Lalu secara
otomatis akan memberikan notifikasi pada layar ponsel untuk melakukan imunisasi sesuai
dengan macam imunisasi yang akan diberikan kepada balita tersebut. Meliputi imunisasi
hepatitis B bayi baru lahir, BCG, polio, DPT-HB-Hib, campak.
6. Fitur Menu MP ASI

Fitur ini berfungsi untuk memberikan solusi yang tepat dimulai dari pemenuhan
makanan selain ASI pada bayi sejak awal sehingga pemenuhan gizi bayi terpenuhi. Selain
itu juga untuk membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi saat bayi sudah masuk
pada tahap siap menerima makanan selain ASI. Dengan adanya fitur menu MP ASI ini ibu
bisa belajar memasak makanan bagi anaknya karena akan ada resep makanan dan tahu
mengenai jumlah kalori yang harus dikonsumsi oleh anak.
7. Fitur Tips & Trick

Fitur ini berisi artikel tips dan trik mengatasi permasalahan makan pada balita. Salah
satunya adalah tips dan trik menangani gerakan tutup mulut pada bayi. Pada fitur ini
pengguna dapat membaca edukasi terkait penyebab maupun solusi GTM. Selain itu, edukasi
Ini bisa membuat ibu lebih bersikap bijak dalam mengasuh anaknya.
8. Fitur Kantin Gizi

Fitur kantin gizi merupakan bentuk inovasi yang bekerja sama dengan toko dan
Bidan BPM yang menjual menu makanan bergizi bagi balita. Fitur ini merupakan alternatif
yang menjadi solusi dalam membantu ibu yang kesusahan dan kebingungan dalam
memenuhi gizi anak dengan makanan sehat dan cukup kalori. Kantin gizi ini menyediakan
makanan makanan yang juga terdapat fitur menu MP ASI.
Pada fitur ini pengguna dapat melihat bermacam macam makanan MP ASI dan menu
makan balita yang dijual oleh toko dan bidan pada setiap harinya. Harga makanan balita
yang dijualpun memiliki harga yang bervariasi. Pada fitur ini pengguna dapat langsung
memesan makanan balita yang diinginkan yang nantinya akan diantar langsung ke rumah.
Fitur kanti gizi ini bertujuan memudahkan bunda pesan makanan balita tanpa perlu
datang langsung ke BPM sehingga bisa fokus menjaga anak sambil menunggu makanan
datang diantar. Sistem pembayaran pada fitur antar makanan bayi ini terdiri dari
pembayaran tunai dan ovo. Fitur ini dilengkapi dengan setting lokasi pengguna untuk
memudahkan mencari toko makanan bayi yang terdekat. Selain itu juga terdapat kotak
pencarian pada bagian atas fitur yang bertujuan untuk memudahkan pengguna mencari toko
atau nama makanan bayi yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aplikasi Sayang Anak digunakan sebagai alat bantu dalam pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan balita. Pendampingan dan edukasi pentingnya pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan balita dalam hal mencegah stunting yang dapat disosialisasikan kader
posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas sehingga pemakaian aplikasi dapat lebih
bermanfaat.
Pada tahap individu, pemakaian aplikasi yang rutin dimaksudkan untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, dan
pendampingan pola makan balita agar pemanfaatan aplikasi dapat efektif dalam rangka
mencegah stunting dan meningkatkan pengetahuan serta sikap ibu balita.
3.2 Saran
Dalam pengimplementasiannya, aplikasi Sayang Anak memerlukan kerjasama dari
berbagai pihak agar aplikasi ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk mengurangi stunting di
Indonesia. Diantaranya yaitu tenaga ahli pembuat aplikasi untuk membuat sistem
pemrograman aplikasi. Selain itu juga dibutuhkan sosialisasi dan promosi aplikasi dari tenaga
kesehatan di dinas kesehatan, puskesmas maupun kader posyandu agar aplikasi Sayang Anak
dapat tersebar luas dan diketahui masyarakat terutama orangtua balita yang menjadi sasaran
pengguna aplikasi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemkes. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta : Kemkes.


Kemkes (2018) ‘Mengenal Stunting dan Gizi Buruk. Penyebab, Gejala, Dan Mencegah’.
Mengenal Stunting dan Gizi Buruk. Penyebab, Gejala, Dan Mencegah (kemkes.go.id)
Kominfo (2021) ‘Pemerintah Harapkan Peran Aktif Keluarga dalam Penanggulangan Stunting’.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id)
PEW Research Center. (2018) Mobile Fact sheet. PEW research internet project: Device
ownership over time. Epub ahead of print 2018. DOI: 10.1002/bdra.23355.
Pires, I. M., Garcia, N. and Flórez-Revuelta, F. (2015) ‘Multi-sensor data fusion techniques for the
identification of activities of daily living using mobile devices’, Doctoral consortium of
ECML PKDD 2015. Available at: https://www.researchgate.net/profile/Ivan_Pires2/pu
blication/281679114_Multi sensor_data_fusion_techniques_for_the_identification_of_ac
tvities_of_daily_living_using_mobile_devices/links/55f4235c08ae7a10cf88e84d.pdf.

Pusdatin (2018) ‘Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia’. Buletin-Stunting-2018.pdf


(kemkes.go.id)

Semba, R. D. et al. (2008) ‘Effect of parental formal education on risk of child stunting in
Indonesia and Bangladesh: a cross-sectional study.’, Lancet (London, England),
371(9609), pp. 322–328. doi: 10.1016/S0140-6736(08)60169-5.

Supariasa, D. N. and Purwaningsih, H. (2019) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian


Stunting pada Balita di Kabupaten Malang’, Karta Rahardja, Jurnal Pembangunan dan
Inovasi, 1(2), pp. 55–64. Available at: http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr.

Anda mungkin juga menyukai