Disusun Oleh :
FLORENCIA ENY AGUSTIN
NIM : 210605330
Disusun Oleh :
FLORENCIA ENY AGUSTIN
NIM : 210605330
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, M.Pd, Ketua Yayasan Abadi Nusantara.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua STIKes Abdi Nusantara.
6. Tim dosen Mata Kuliah Penelitian dalam Kebidanan yang telah banyak
ii
7. Para dosen dan seluruh staf yang terkait di program Studi Sarjana Kebidanan
proposal skripsi.
8. Kedua orang tuaku yang aku cintai, suamiku dan anak-anakku yang aku
yang telah memberikan dukungan dan semangat baik disaat suka maupun
duka.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan
Penulis
iii
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIKES ABDI NUSANTARA
DR.Maryati Sutarno,S.Pd.SST,Bd,MARS,MH
NIDK : 8904820021
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Kota Bogor Tahun 2023”tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di
terbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.Apabila ternyata didalam naskah
skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan,saya bersedia skripsi ini
digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (S1) dibatalkan,serta
vi
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2. Kebaruan Penelitian ............................................................................ 5
1.3. Rumusan Masalah................................................................................ 7
1.4. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 7
1.5. Tujuan Penelitian................................................................................. 7
1.6. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
1.7. Ruang Lingkup ................................................................................... 9
vii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
NO. HAL
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 39
ix
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
ASI Ekslusif adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan
semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan
enam bulan pertama. Tidak ada cairan atau makanan lain yang di perlukan, ASI
terus tersedia hingga setengah atau lebih dari kebutuhan. Selain itu, ASI
mengandung antibodi dari ibu yang membantu memerangi penyakit. ASI dalam
jumlah cukup merupakan makanan terbaik bagi bayi dan dapat memenuhi
2020 melaporkan bahwa cakupan rata-rata pemberian ASI eksklusif di dunia pada
bayi usia 0-6 bulan hanya mencapai 38%. Sedangkan pemberian ASI eksklusif di
negara berkembang dapat mencegah kematian balita sebesar 90% akibat diare dan
yaitu dari 42% pada SDKI 2013 meningkat menjadi 52% pada SDKI 2018,
namun peningkatan tersebut masih jauh dari target nasional yang ditentukan oleh
Kementrerian Kesehatan yaitu sebesar 80%. Pemberian ASI yang tidak optimal
skematian akibat diare 30%, dan akibat infeksi saluran pernafasan pada balita
1
Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2020 menunjukan bahwa
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Kabupaten Bekasi dalam tiga
tahun terakhir mengalami fluktuatif yaitu pada tahun 2018 sebesar 59,2%, tahun
2019 cakupan menurun menjadi 58,3%, dan pada tahun 2020 cakupan meningkat
kembali menjadi 65,53%. Cakupan tersebut masih kurang dari standar Nasional
yang ditetapkan yaitu sebesar 80% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2020).
faktor, salah satunya adalah faktor produksi ASI yang tidak maksimal, sehingga
banyak bayi yang kebutuhan nutrisinya kurang karena ibu tidak dapat
Penyebabnya adalah karena asupan nutrisi ibu yang kurang baik, menu makanan
yang tidak seimbang, dan juga mengkonsumsi makanan yang kurang teratur
(Tjahjani, 2017).
Dampak dari ASI yang tidak lancar membuat ibu berpikir untuk mengambil
langkah berhenti menyusui dan menggantinya dengan susu formula. Dampak lain
dari produksi ASI yang tidak lancar adalah dapat menghambat proses pemberian
ASI secara eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan, sehingga cakupan pemberian
ASI tidak terpenuhi. Bayi yang tidak diberikan ASI esklusif dapat mempengaruhi
prolaktin dan hormon oksitosin, pada saat melahirkan hormon progesteron dan
estrogen akan menurun dan hormon prolaktin akan lebih dominan sehingga terjadi
sekresi ASI. masalah yang ditimbulkan dari ibu menyusui adalah produksi ASI
yang tidak maksimal, sehingga banyak bayi yang kebutuhan nutrisinya tidak
2
terpenuhi karena ibu tidak dapat memberikan ASI maksimal yang sesuai dengan
kebutuhan nutrisi bayi. karena asupan nutrisi ibu, menu makanan yang tidak
seimbang, dan juga mengonsumsi makanan yang tidak teratur sehingga produksi
Upaya dalam meningkatan produksi dan pemberian ASI yang sudah banyak
dilakukan berdasarkan hasil kajian adalah konseling, disamping itu ada juga
upaya yang paling banyak dilakukan. Asuhan kebidanan yang sering diterapkan
pada ibu menyusui dalam melancarkan ASI adalah dengan melakukan perawatan
payudara, mengurangi stres, serta memerah atau memompa ASI minimal 3 jam
suplemen mungkin memiliki efek samping bagi ibu dan ada kemungkinan bahan-
bahan herbal dari suplemen tersebut juga dikonsumsi oleh bayi melalui air susu.
Jika mengkonsumsi suplemen memiliki efek samping bagi ibu dan bayi ada
beberapa saran yang perlu diperhatikan para ibu yang sedang memberikan ASI
Sayur sayuran tersebut terbukti mampu meningkatkan volume air susu ibu.
3
membantu ibu menghasilkan ASI yang berlimpah, seperti melon, semangka, pear,
dan banyak lagi buah-buahan berair lain yang sangat baik dikonsumsi ibu
menyusui (Kappara M, 2018). Jumlah ASI yang sedikit juga dapat diatasi ibu
hormon prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan adalah dengan i i i i
penelitian yang sama, namun ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat
i i i i i i i
dijadikan acuan :
4
2. Penelitian Ariescha & Tryaningsih (2019) yang berjudul “Pengaruh
i i i i i
pendekatan post test only control group. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
i i i i i i
Ekstrak Daun Kelor Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas” De sain yang
i i i i
peningkatan produksi ASI pada kelompok ibu yang diberi ekstrak daun kelor
i i i i i
lebih tinggi dibandingkan peningkatan produksi ASI pada ibu yang tidak
i i
dalam rangka peningkatan produksi ASI yang dimana belum pernah dilakukan i i i
ini adalah masih tingginya ibu menyusui yang produksi ASI nya tidak lancar dan i
5
1.4 Pertanyaan Penelitian
sesuai dengan hasil penelitian serta dapat menjadi referensi bagi penelitian
i i i i i i i i i i i
penelitian di RS BMC kota Bogor, sedangkan waktu penelitian pada bulan April
i i i i i
2023. Metode dalam penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan desain one
i i i i i i i i i i
group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
i i i i i i i
nifas di RS BMC kota Bogor . Data yang dikumpulkan merupakan data primer i i
ASI dan variabel independennya adalah kacang edamame. Pengolahan data Uji i i i i i i i
statistic menggunakan uji paired simple t test dilakukan secara univariat dan
i i i i i
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir baik bayi yang dilahirkan
i
cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (pre matur). ASI eksklusif berarti bayi i i i
hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
i i i i
teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
i i i i
ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi
i i i
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
i i i i
terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
i i i
muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini (Maryunani, 2019).
i i
selama kehamilan akan meningkat akan tetapi ASI belum keluar karena
i i i i i i i
masih terhambat hormon estrogen yang tinggi. Dan pada saat melahirkan,
i i i i
8
1.8.2 Pengelompokkan ASI
1. ASI stadium I
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera
i i i i i i i i i i i
2. ASI stadium II i i i i
ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke 4 sampai
i i i i i i i i i i i i i i i
hari ke 10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat
i i i i i i i i i i i
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke 10 sampai
i i i i i i i i i i i i i i i
seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan
i i i i i i i i i i i i
Air Susu Ibu (ASI) mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara
i i i i i i i
lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
i i i i i i i i i i
hormone, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
i i i i i i i i i i i i
proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang
i i i i i i i
mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni
i i i i i i i i i i i i i i
nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan
i i i i i i i i i i i i
9
Komposisi ASI menurut Roesli (2019) : i i i i i i
1. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibu sesudah i i i i i i i i i
dilahirkan yang kaya protein, mineral dan antibody. Cairan kolostrum terdiri
i i i i i i i i i i i
2. ASI transisi i i i
ASI transisi terjadi pada hari ke-7 hingga ke-14 pasca melahirkan. Selama
i i i i i i i i i i i i
(Hanindita, 2021). i i
3. ASI Matang i
lebih tinggi laktosa dan lemak, sesuai kebutuhan bayi (Hanindita, 2021).
i i i i i i i i i i i
4. Lemak i
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya. Kadar
i i i i i
lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang
i i i i i i i i i i i i
tumbuh.
10
5. Karbohidrat i
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa (gula), ASI mengandung lebih i i i i i i
banyak laktosa dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-30% i i i i i i i
6. Protein i i
7. Protein adalah bahan baku utama tumbuh. Kuali tas protein sangat penting
i i i i i i i
selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat ini pertumbuhan bayi
i i i i i i i i i i
paling cepat. i i
9. Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat i i i i i i i i i
11. Zat nutrisi yang terdapat di ASI tidak dapat ditiru oleh manusia. Zat-zat ini i i i i i i i i i i i i
bersifat unik, karena sebagian besar zat yang ada di ASI dapat dipergunakan
i i i i i i i i i i i
ASI (Air Susu Ibu) merupakan karunia besar dari Allah untuk bayi yang
i i i i i i i i
telah di amanahkan olehnya kepada kita para orangtua. Jadi para orang tua tidak
i i i i i i i
perlu pusing memilih susu formula mana yang paling baik untuk bayinya karena
i i i i i i i i i
Allah telah menyediakannya yaitu ASI yang sehat, segar dan hebat. ASI adalah
i i i i i i i i i
sumber makanan bayi yang paling baik dan tiada bandingannya. ASI mengandung
i i i i i i i i
zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak dan kekebalan alami tubuh
i i i i i i i
bayi. Lalu apa saja ya zat gizi yang terkandung dalam ASI? Ada lebih dari 100
i i i i i i i i
11
macam zat gizi yang terkandung dalam ASI. Nah ini sebagian dari zat gizi yang i i i i i i i i i i i
1. Protein i i
Dalam ASI terdapat sekitar 1,2 gram/100 ml.Terdiri dari asam amino, i i i i i i i i i
pesan).
i
2. Lemak i
Terdiri dari omega 3 dan omega 6 yang berfungsi sebagai pembentuk sel saraf
i i i i i i i i i i i i i
pusat
4. Kolin i
5. Yodium i
6. Zat Besi i i
7. Zat Seng. i
12
Berfungsi mencegah gangguan fungsi otak yaitu Attention Deficit Hyperactive
i i i i i i i i i i i i i i
Disorder. i i
8. Kolostrum.
protein yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi. Tidak ada alasan lagi untuk
i i i i i i i i
makanan yang terbaik bagi bayi (Sumber: Ayahbunda Seri “Makanan Untuk i i i i i i i
sekresi ASI dan hormonoksitosin yang menyebabkan ejeksi ASI. Kedua hormon
i i i i i i i i i i i i i
ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin saat bayi menghisap puting ibu. Dalam
i i i i i i i i i i i i i i
jangka waktu 2-3 minggu, kadar serum prolaktin pada ibu postpartum yang tidak i i i i i
menyusui akan kembali ke nilai normal seperti kondisi sebelum kehamilan, tetapi
i i i i i i i i i i i i i i i i i i
pada ibu yang menyusui, kadar serum prolaktin akan meningkat dengan adanya
i i i i i i i i
rangsangan dari puting susu. Kadar serum prolaktin meningkat dua kali lipat pada i i i i i i i i
ibu yang menyusui dua bayi dibandingkan dengan menyusui seorang bayi,
i i i i i i i i i i i
dengan derajat rangsangan puting susu. Saat bayi menghisap puting susu, terjadi
i i i i i i i i i
dari hipofisis posterior. Sesaat sebelum ASI keluar terjadi peningkatan hormon
i i i i i i i i i i i i i i i
berdasarkan lion oksitosin, dan pelepasan hormon berlanjut setelah beberapa kali
i i i i i i i i i i i i
13
dilakukan penghisapan oleh bayi. Dalam 20 menit setelah menyusui, kadar
i i i i i i i i i i i
Penanganan faktor stres dan nyeri menjadi salah satu solusi masalah menyusui
i i i i i i i i i
(iiliiam, 2017).
W l
Selama proses laktasi terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
i i i i i i i
pelancar ASI, sentuhan kulit ibu dengan kulit bayi, pemompaan ASI secara rutin
i i i i i i i i i i i i
12 kali per hari, konseling laktasi, dan teknik relaksasi agar dapat membantu
i i i i i i i i i i i
keluarnya ASI.
i i
pemberian ASI dan keberhasilan dalam menyusui. Peranan awal bidan dalam
i i i i i i i i i i i
beberapa jam
i i
14
1.8.7 Tanda-tanda Kelancaran ASI
terdapat beberapa kriteria yang dipakai sebagai patokan untuk mengetahui jumlah
i i i i i i i i i i i i i
3. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur, pada umur 5 bulan
i i i i i i i
tercapai 2 × BB lahir.
i i i
5. Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam
i i i i i i i i i i
mendapatkan ASI dan sesudah minum ASI dengan pakaian yang sama dan
i i i i i i i
selisih berat penimbangan dapat diketahui banyaknya ASI yang masuk dengan
i i i i i i i i i i i
2. Secara subjektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu bayi
i i i i i i i i i i i
merasa puas, tidur pulas setelah mendapat ASI dan ibu merasakan ada
i i i i i i i i
perubahan tegangan pada payudara saat menyusui bayinya ibu merasa ASI
i i i i i i i i
mengalir derat. i i i
15
Menurut (Mariiyaiingiih, 2018) faktor-faktor yang mempengaruhi
i d n s i i i
Faktor tidak langsung terdiri dari jadwal menyusui, umur, umur, paritas,
i i i i i i i i
faktor kenyamanan ibu, dan faktor berat badan bayi yang akan dijelaskan
i i i i i i
sebagai berikut:
i i i i
b. Umur
ibu yang sudah tua. Ibu yang berumur 19-23 tahun pada umumnya
i i i
tiga puluhan. i
c. Paritas i
yang pertama. i
16
Kemampuan menhisap ASI yang lebih rendah akan mempengaruhi
i i i i i i i i i i
2. Faktor Langsung
Faktor tidak langsung terdiri dari prilaku menyusui, faktor psikologis, dan
i i i i i i i i i i
a. Perilaku menyusui
i i i i
produksi ASI. i i
menyusui dapat optimal dilakukan karena posisi ibu dan bayi ketika
i i i i i i i i i i i
b. Faktor psikologis i i
adalah ibu yang stress karena tidak ada hubungan batin antara ibu dan i i i i i i
diperlukan
i i bayi i sehingga i i memenuhi i i i kelanjutan i perkembangan i i
17
pengeluaran ASI. Kondisi kejiwaan dan pikiran yang tenang akan
i i i i i i i i i i
volume ASI. Bila terjadi stress pada ibu, maka akan terjadi blokade dari
i i i i i i i i i i i
dari tidak sempurnanya refleks let down dan ASI menjadi tidak lancar.
i i i i i i i i i i
c. Faktor fisiologis i i i
d. Gizi ibu i i i
kebutuhan gizi cukup dan pola makan teratur maka pengeluaran ASI
i i i i i i i
Pada bayi minggu satu karena ASI banyak mengandung air, maka salah satu
i i i i i i
18
c. Jumlah urine sesuai jumlah ASI atau PASI yang diberikan per 24 jam i i i i i i i i i i
kurva KMS.
BB lahir. i
1. Terapi Farmakologi
i i i
a. Domperidone i i i
ibu yang sering terjadi antara lain nyeri kepala, rasa haus, mulut
i i i i i i i i i
b. Metoklopramid i i
Dosis yang dipakai 30-45 mg per hari dibagi dalam 3-4 dosis,
i i i i i i i i
19
selama 5-7 hari. Penggunaan yang lebih lama dapat meningkatkan
i i i i i i i
gelisah atau agitasi. Reaksi distonik akut jarang terjadi (<0,5%) dan
i i i i i i i i i i
a. Pijat Akupresur i i
b. Pijat Oksitosin i i i
20
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusiuntuk mengatasi
i i i i i i i
c. Teknik Marmet i i i
d. Endorphin
i i
21
Endorphin massase merupakan suatu metode sentuhan ringan
i i i i i i i i
ringan
i ini
i i bertujuan i meningkatkan i i kadar endorphin i i untuk
e. Kompres Hangat i
(Mas’adah, 2018).
22
payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan i i i i i
orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah
i i i i i i i i
melahirkan.
i i
3. Jika ASI cukup, setelah bayi menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-
i i i i i i i i i i i
4 jam.
7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI.
i i i i i i i i i i i i
23
8. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
i i i i i i i i i i i i
menyusu. i
10. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang berwarna hijau pekat, i i i i i i i
penelitian ini berisi 10 pertanyaan tentang ASI yang dihasilkan pada ibu
i i i i i i i i i i i i i i i
post partum dengan pilihan jawaban ya atau tidak, setiap pertanyaan diberi i i i i i i i i i i
nilai 1 bila jawaban “YA“ dan bila jawaban “TIDAK“ diberi nilai 0.
i i i i i i i i i i
a. Lancar (76-100%).
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 42
i i i i i i i i
Masa nifas atu masa puerperium adalah masa setelah partus selesai, dan i i i i i i i i i
berakhir setelah kira-kira 6 minggu .istilahpuerperium berasal dari kata puer yang
i i i i i i i i i i i i i i i
24
1.9.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
3. Menyampaikan cara perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat
i i i i i i i i i
4. Memberikan pelayanan KB
i i i i
nyaman
25
1.9.4 Tahapan Masa Nifas
1. Puerperium dini i i i i i
Puerperium dini merupakan masa pemulihan ketika ibu sanggup berdiri dan
i i i i i i i i i i i i i i
2. Puerperium Intermedial i i i i i i i
Masa kepulihan menyeluruh semua alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8 i i i i i i i i i i
minggu. i
3. Remote Puerperium i i i i i
Masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama i i i i i i i i
2018).
stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi
i i i i i i i i i i i i i i
yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk
i i i i i i i
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
i i i i i i i i i i i i
26
b. Ia mungkin akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya
i i i i i i i
waktu melahirkan. i i
penyembuhan luka. i i
d. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitive dan merasa tidak mahir i i i i i i i i i i i
a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode ini
i i i i i i i i i i i i i i i i i
tergantung padanya.
i
27
1.10 Kacang Edamame
edamame merupakan asam amino yang memilik vitamin dan gizi dalam kacang
i i i i i i i i i i i
hijau daun yang biasanya berbau. Zat hijau daun memiliki banyak manfaat bagi
i i i i i i i i i
kesehatan tubuh.Secara garis besar, manfaat dari isoflavon yang terkandung pada
i i i i i i i i
system kekebalan tubuh, menguatkan tulang dan gigi. Isoflavon atau hormone
i i i i i i i i
tubuh dan bisa membantu kelenjar susu ibu menyusui agar memprooduksi ASI i i i i i i i i i i
Edamame memiliki nilai gizi yang cukup tinggi yakni 582 Kkal, protein
i i i i i i i i i i i i i i i
11,5 g; karbohidrat 7,4 g; lemak 6,5 g; vitamin A 100 mg; B1 0,26 mg; B2 0,15 i i i i
mg; B3 1 mg; dan vitamin C 27%; serta mineral-mineral seperti fosfor 150 mg; i i i i i i i i i i
28
kalsium 70 mg; besi 1,7 mg; dan kalium 145 mg dalam 100 g edamame (Johnson,
i i i i i i
et al. 1999, Nguyen, 2001) dan mengandung sedikit lemak jenuh serta kaya serat,
i i i i i i i i i i
asam folat, vitamin C dan B, kalsium, zat besi atau magnesium, sembilan asam i i i i i i i i i
2017)
sebutan kacang edamame (Glycine max L.Merill), efek lactagogum yang dapat
i i i i i i i i i
flavonoid dan subtansi lainnya yang efektif dalam meningkatkan dan melancarkan
i i i i i i i i i
potensi untuk nutrisi ibu menyusui, karena mengandung senyawa fitosterol. Selain
i i i i i i i i i i i i i i
itu, produksi ASI dapat meningkat dari Kandungan vitamin A yang tinggi yaitu
i i i i i i i i i i i
sebesar 95 SI yang berasal dari kacang edame (Febriani Ade, 2020 dan Safitri,
i i i i i i i i i i i i i
Selain kandungan diatas, didalam edamame terdapat vitamin B1, B2, B3,
i i i i i i i i i
B5, B6 dan K. kadar zat besi pada edamame hamper setara dengan kandungan zat i i i i i i i
besi dalam 4 ons dada ayam panggang. Edamame juga mengandung protein,
i i i i i i i
senyawa organic seperti asam folat, mangan, isofavones, beta karoten, dan
i i i i i i i i i
29
Pemberian edamame dengan cara direbus dan konsumsi pagi hari
i i i i i i i i i i i
Terapi
Farmakologi : Komplementer
1. Moloco+B12
2. Lactaman
3. Asifit
4. Lancar ASI, Konsumsi Kacang
5. BlackMores Pregnancy Edamame
and Breastfeeding Gold Kandungan:
1. Antosianin
2. Vitamin (C, B6, B2, B1& E)
Produksi ASI 3. Karbohidrat
4. Lemak sehat
Meningkat, ASI
5. Protein
Menjadi Lancar 6. Kalsium
Gambar 2.2. Kerangka Teori 7. Antioksidan
Sumber: modifikasi Roesli (2019), Soetjiningsih (2018), Wulansari (2022),
i i i i i i i i i i i
Yulianto (2021) i
30
BAB III
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
i i i i i i i i i i i i i
melalui i bayi i i
menyusu i 8-10
dalam 24 jam, dan
BAK 6-8 kali i
dalam sehari. i i
Independen
31
2 Konsumsi i Responden
i Lembar Observasi
i i i i 1. Sebelum
i i Nominal
i
kacang mengkonsumsi
i observasi i i i konsumsi i
edamame
i i kacang edamame i i kacang
selama menyusui
i i i edamame
i i
1 minggu i konsumsi i
kacang
edamame
i i
1.13 Hipotesis
32
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu.
i i i i i i i i i i i i i i i i i
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik
i i i i i i i i i i i i i
(Notoatmodjo, 2018). Bentuk desain penelitian yang dipilih adalah Post-test Only i i i i i i i i i i i
Control Group Design. Dalam desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok i i i i i i i i i i i i
kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen
i i i i i i i i i i i i i i i
Gambar 4.1
Desain penelitian pre-eksperimen dengan model one grup pre-post test design
i i i i i i i i i i i i i i i i i i
Keterangan :i i
33
1.15 Tempat dan Waktu Penelitian
1.16.1 Populasi
(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum i i i i i i i i i
1.16.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
i i i i i i i i i i i i i
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum di RS BMC kota Bogor
i i i i i i i i i i
pada bulan April 2023. Jumlah sampel menggunakan Aplikasi G-Power Versi i i i i i i i i
3.16 dengan asumsi nilai α= 0.05, α= 0.05, effect size= 0.90 (Large effect size
i i i i i i i i i i i i i
(Cohen, 1998), power level= 0.80. sehingga total sampel yang dibutuhkan adalah
i i i i i i i i
56 respoden.i i
Sampling yag merupaka jenis non probability atau nonrandom sampling di mana
i i i i i i i i
informasi dari peserta yang mudah diakses oleh peneliti seperti penyedia
i i i i i i i i i i i i i i i i i i
34
perekrutan. Asumsi utama yang terkait dengan convenience sampling adalah
i i i i i i i i i i i
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i
a. Ibu postpartum hari ke-4 sampai hari ke-7 pasca melahirkan yang
i i i i i i i i
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
i i i i i i i i i i i i i
eksklusi adalah :
i i
sumbing i
35
1.17 Etika Penelitian
1. Beneficience i i i i i i
2. Maleficience i i i i i
responden
i i baik i secara i fisik i i maupun psikologis i i selama i proses i
pengumpulan data.
i
3. Autonomy
4. Anonomity i
36
Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak mencantumkan nama i i i i i i i i i i i
responden pada lembar alat ukur dan hanya mencantumkan nama samaran
i i i i
5. Justice i i
sebagai berikut:
i i i i
1. Editing Data i i i
Tahapan ini merupakan tahap menyeleksi. Pada tahapan ini data yang i i i i i i i i i
kekurangan kelengkapan data yang telah terkumpul dari buku laporan, sehingga
i i i i i i i i
dapat menghasilkan data yang lebih akurat untuk pengolahan data selanjutnya.
i i i i i i
2. Coding Data i
37
3. Tabulasi Data i
dikelompokan sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Data yang sudah
i i i i i i i i i i i
4. Entri Data i i
kedalam computer.
i i
oleh peneliti melalui perangkat metodelogi tertentu. Dalam penelitian ini, data
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i
yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. i i i i i i i i i i i
lunak komputer. Hasil data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk i i i i i i i i i
numerik yaitu data berat badan responden dicari mean dan standar deviasinya dan
i i i i i i i i i i i i
disajikan dalam bentuk tabel. Analisa univariat dalam penelitian ini berdasarkan
i i i i i i i i i i i i i i
produksi ASI sebelum dilakukan konsumsi kacang edamame dan produksi ASI
i i i i i i i i i i
38
statistic yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t independent sample,
i i i i i i i i i i i i i i i i
dengan tingkat signifikasi < 0,05. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
i i i i i i i i i i i i i
ada perbedaam produksi ASI antara antara kelompok ibu nifas yang
i i i i i i i
edamame.
i i
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1 memberikan gambaran tentang distribusi usia ibu periode nifas
i i i i i i i i i i i i i i
yang diamati. i i
Tabel 5.1 menunjukkan mayoritas ibu berada dalam kelompok usia 25-35
i i i i i i i
tahun yaitu sebanyak 26 orang (46,44%.) Kelompok usia di bawah 25 tahun dan
i i i i i
orang (26,78%). Data ini memberikan informasi penting tentang komposisi usia i i i i i i i i i i i i i
ibu dalam konteks periode nifas yang dapat digunakan untuk pemahaman lebih
i i i i i i i i i i
2 Pertama) i
4 D3 2 3,57%
5 S1 16 28,57%
Total 56 100%
40
Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat
i i i i i i i i i i i i
SMP sebanyak 10 orang (17,86%). Hanya sebagian kecil ibu nifas dengan
i i i i i i i i
Tabel 5.3 memberikan informasi tentang kelancaran ASI pada ibu sebelum
i i i i i i i i i i i i
Tabel 5.3 Kelancaran ASI Ibu Nifas Sebelum dan Sesudah Konsumsi Kacang
Edamame
Pretest (Sebelum Posttest (Sesudah
Kelancaran Konsumsi Kacang Konsumsi Kacang
No
ASI Edamame) Edamame)
N % N %
1 Kurang Lancar 30 53,57% 7 12,50%
2 Cukup Lancar 26 46,43% 17 30,36%
3 Lancar 0 0,00% 32 57,14%
Total 56 100% 56 100%
(53,57%) yang melaporkan produksi ASI yang kurang lancar. Terdapat 26 ibu i i i i i
kacang edamame. Tidak ada ibu yang melaporkan produksi ASI yang lancar
i i i i i i i
produksi ASI yang lancar yakni 32 ibu (57,14%). Terdapat 17 ibu (30,36%) yang
i i i i i i
edamame. Tersisa hanya terdapat 7 ibu (12,5%) yang melaporkan produksi ASI
i i i i i i i i i
melaporkan kelancaran ASI yang cukup lancar (46,43%), dengan sebagian kecil
i i i i i i i i
ibu yang melaporkan kelancaran ASI yang cukup lancar turun menjadi 30,36%,
i i i i i i
sementara proporsi ibu yang melaporkan kelancaran ASI yang lancar meningkat
i i i i i i i i i
menjadi 57,14%. Data ini menunjukkan bahwa konsumsi kacang edamame dapat
i i i i i i i i
meningkatkan kelancaran ASI pada ibu nifas. Hal tersebut ditandai dengan
i i i i i i i i i i i
Normalitas data adalah syarat yang harus dipenuhi dalam uji statistik parametrik
i i i i i i i i i
perbandingan rata-rata melalui uji t paired sample. Jika syarat normalitas tidak
i i i i i i i i i i i
terpenuhi maka uji t paired sample tersebut diganti menjadi uji statistik non-
i i i i i i i i i i i i i i i i
N 56 56
Normal Parameters Mean 5,3571 i i i 9,8750
Std. Deviation 1,41971 i i i 11,92105
Most Extreme Differences Absolute i ,180 i i i i i i i ,460
Positive ,153 i i i ,460
Negative -,180 i i i -,341
Test Statistic i ,180 i i ,460
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c i i i ,000c
Sumber : Hasil Analisis Data, 2023 (SPSS)
i i i i
kelancaran ASI pretest adalah 0.000 < 0,05 atau dinyatakan tidak terdistribusi
i i i i i i i i i i
normal dan posttest 0,00 < 0,05 atau dinyatakan tidak terdistribusi normal. Oleh i i i i i i i i
42
karena kedua data tidak terdistribusi normal maka perbandingan rata-rata data
i i i i i i i i i
Tabel 5.5 Hasil Uji Wilcoxon (Uji Perbedaan Kelancaran ASI Ibu Nifas
Sebelum dan Sesudah Konsumsi Kacang Edamame
Pretest i i
Z -5,804b
Asymp. Sig. (2-tailed) i i i ,000
Sumber : Hasil uji statistic (SPSS) i i i i i
Berdasarkan hasil table menunjukkan nilai negative rank atau selisih negative
i i i i i i i i i i i i i i i
antara kelancaran ASI ibu nifas untuk pretest dan posttest adalah 0, yang
i i i i i i i
posttest. Nilai positif rank atau selisih antara perbedaan kelancaran ASI Ibu Nifas
i i i i i i i i i i i i i i
sebelum dan sesudah konsumsi kacang edamame. Disini terdapat 44 data positif
i i i i i i i i i i i i
(N) yang berarti 44 ibu nifas tersebut mengalami peningkatan kelancaran ASI dari i i i i i i i i i i i i i
sedangkan jumlah rangking positif atau sum of rank sebesar 990,00. Kemudian,
i i i i i i i i
pada Ties atau nilai kesamaan antara pretest dan posttest 12, sehingga dapat
i i i i i i i i i i
dikatakan ada nilai yang sama antara pretest dan posttest. Hasil penelitian ini
i i i i i i i i i i i i i
43
memberikan bukti empiris bahwa konsumsi kacang edamame mampu
i i i i i i i i i i
44
BAB VI
PEMBAHASAN
ibu dalam konteks periode nifas yang dapat digunakan untuk pemahaman lebih
i i i i i i i i i i
lanjut tentang kelancaraan ASI. Sebagian besar responden berusia >25-35 tahun
i i i i i i i i i i
sebanyak 46,44% dari 56 ibu nifas. Dengan pendidikan sebagian besar SMA
i i i i i i i i i i i
(sekolah menengah atas) sebanyak 44,64% dari 56 ibu nifas. Semua perempuan
i i i i i i i i i i
mempunyai potensi untuk memberikan ASI kepada anaknya, namun tidak semua
i i i i i i i i i i i
ibu post partum dapat langsung mengeluarkan ASI. Pengeluaran ASI meurpakan
i i i i i i i i
dalam memberikan ASI secara dini pada hari pertama setelah melahirkan yaitu
i i i i i i i i i i i i i i
dimana umur ibu di bawah rata-rata 25 tahun pada masa umur i ni emosional
i i i i i i i
bentuk tubuhnya yang tidak seperti dulu lagi, takut payudara kendor, hal ini
i i i i i i i i i
cukup banyak ibu nifas yang memiliki produksi ASI kurang lancar yaitu 53,57% i i i i i i i i i
45
dari 56 ibu. Sementara itu tidak ada satupun ibu yang memiliki produksi ASI
i i i i i i i i i i i i i
lancar. Ibu melaporkan kelancaran produksi ASI cukup lancar (46,43%) sebelum
i i i i i i i
ibu yang melaporkan produksi ASI yang cukup lancar turun menjadi 30,36%.
i i i i i i
Sementara itu jumlah ibu yang melaporkan produksi ASI yang lancar mengalami
i i i i i i i i i
kenaikan menjadi 57,14%. Hal ini mengindikasi konsumsi kacang edamame dapat
i i i i i i i i i i i i i
Indikator keberhasilan kelancaran ASI dapat dilihat dari indikator bayi dan
i i i i i i i i i i i i i
ibu. Dimana indikator bayi meliputi warna urine kuning jernih, karakteristik feses
i i i i i i i i i i i i i i i i i i
tidak terlalu encer dan setelah kenyang bayi tertdur 2-3 jam. Indikator ibu
i i i i i i i i i i i i
payudara tegang karena terisi oleh ASI, ibu rileks, frekuensi menyusui lebih dari i i i i i i i i i i i i i i i i i i
bayi tanpa jadwal, putting ibu tidak lecet, ibu terlihat memerah payudaranya
i i i i i i i i i i i
karena penuh dan payudara kosong setelah bayi menyusui (Triananinsi et al.,
i i i i i i i i i i i
2019).
melaporkam bahwa beberapa indikasi tidak terjadi lagi. Kelancaran produksi ASI
i i i i i i i i i i i i i
juga ditunjukkan oleh berbagai faktor, termasuk kesehatan bayi dan tumbuh
i i i i i i i i
lain meliputi frekuensi menyusui, berat lahir, umur kehamilan saat melahirkan,
i i i i i i i i i i i i i i i
stres dan penyakit akut, konsumsi alkohol, pil kontrasepsi, dan metode kelahiran
i i i i i i i i i i i
46
6.3 Pengaruh Konsumsi Kacang Edamame Terhadap Kelamcaran
Produksi ASI
terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum RS BMC koa Bogor tahun
i i i i i
2023, dimana hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikansinya < 0,05. Maka
i i i i i i i i i i i
produksi ASI yang telah dilakukan pada ibu postpartum. Berdasarkan rata-rata
i i i i i i
skor kelancaran produksi ASI, terjadi kenaikan skor kelancaraan produksi ASI
i i i i i i i i i i
mampu meningkatkan produksi ASI pada nifas. Hal ini sejalan dengan penelitian i i i i i i i i i i i i i
Nutrisi dan kalsium yang tinggi terdapat pada kacang edamame. Kandungan
i i i i i i i i
pada kacang buncis sementara itu, kalori yang dibutuhkan adalah 85 kal untuk i i i i i i
amino yang dibutuhkan tubuh dalam komposisi yang sempurna. Nilai gizi
i i i i i i i i i
edamame setara dengan susu sapi dan lebih tinggi dibandingkan dengan daging
i i i i i i i i i i i i i
sapi (Safitri R, 2018). Kandungan didalam edamame terdapat vitamin B1, B2, B3,
i i i i i i i i i
B5, B6 dan K. kadar zat besi pada edamame hamper setara dengan kandungan zat i i i i i i i
besi dalam 4 ons dada ayam panggang. Edamame juga mengandung protein,
i i i i i i i
47
senyawa organic seperti asam folat, mangan, isofavones, beta karoten, dan
i i i i i i i i i
bagus dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu postpartum. Dalam penelitian
i i i i i i i i i
dalam jumlah produksi ASI ibu nifas di RS BMC kota Bogor. Hasil penelitian i i i i i i i i i i
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit (2020) dan Safitri (2018)
i i i i i i i i i i i i
yang menunjukkan hasil uji statistic nilai signifikansinya <0,05 yang berarti
i i i i i i i i i i i i i
nifas .
i
48
BAB VII
7.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
i i
ASI kurang lancar, 26 ibu (46,43%) dengan produksi ASI cukup lancar, dan
i i i i i
produksi ASI lancar, 17 ibu (30,36%) dengan produksi ASI cukup lancar, dan i i i i i i
3. Hasil uji t menunjukkan nilai sig. < 0,05 yang mengindikasikan ada pengaruh
i i i i i i i i i i i
konsumsi daun kacang panjang terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu i i i i i i
7.2 Saran
1. Ibu nifas dapat mencari informasi yang akurat dan terbaru tentang manfaat
i i i i i i i i
49
3. Untuk mengurangi faktor-faktor pengganggu yang mungkin mempengaruhi
i i i i i i i
50
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Y. (2018) Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
i i i i i i i i
Astutik, Yuli Reni. (2017). Payudara dan Laktasi Edisi 2. Jakarta : Salemba
i i i i i i i i i
Medik i i
Produksi ASI Ibu Menyusui di Depok Jawa Barat. Tesis tidak diterbitkan. i i i i i i i i i i i i i
Indonesia i i i
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, (2020). Persentase Pemberian Air Susu Ibu
i i i i i i i i i i i i i
Barat. https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset/persentase-pemberian- i i i i i i i i i i
air-susu-ibu-asi-eksklusif-pada-bayi-6-bulan-berdasarkan-kabupatenkota-
i i i i i i i i
di-jawa-barat i
Everyday Health. 2021. Banana Health Benefits You Might Not Know About.
i i i i i i i i
Fetrisia, W., & Yanti, Y. (2019). Pengaruh Acupresure Point For Lactation
i i i i i i i i i
Https://Doi.Org/10.35730/Jk.V10i1.383 i i
Hayati, K., Karo, K, M., Gurusinga, R., Widya., Robbaniyah, L., (2021).
i i i i
Hapsari, A. (2018). Buku pintar ASI eksklusif. Jakarta : salsabila pustaka alkautsar
i i i i i i
group
Harvard. T.H. Chan School of Public Health 2021. The Nutrition Source. i i i i i i
Bananas.
ASI Melalui Terapi Kurma, Jurnal Komunikasi Kesehatan, Vol. 11, No.1, i i i i i i i i i
71-77.
Kemenkes RI, (2020). Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2019.
i i i i i i i i i
Kemenkes RI : Jakarta i i i i
51
Mardiyaningsih, E. a. al (2017) ‘Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat
i i i i i i i i i i i i i i
Publishing. i i
Marmi. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
i i i i i i
Maryunani, Anik. (2018). Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui.Bogor: In i i i i i i i i
Media i i
1505).
Purwanti, A., (2018), Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Cakrawala Ilmu,i i i i i
Yogyakarta.
Yogyakarta
Ata. 2017. Efek Kedelai Untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Bayi. i i i i i i i i i i i
https://www.ibupedia.com/artikel /kehamilan/efek-kedelai-untukibu-hamil- i i i i i i i i i i i i i i
http://ajcn.nutrition i i
Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas Primipara Di Bpm Dillah Sobirin i i i i i i i i i i i
Saputri, I. N., Ginting, D. Y., & Zendato, I. C. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin
i i i i i i i i i i
Soetiarso, L., (2017), Makanan Tambahan Untuk Kelancaran ASI Pada Ibu,
i i i i i
52
Triananinsi,N., Jumrah., Syarif, S., Mukriah., (2019). Pengaruh Terapi Pijat
i i i i i i i i i
menyusui di Indonesia
i selama COVID-19. i i i i i i i
https://www.who.int/indonesia/news/detail/03-08-2020-pekan-menyusui- i i i i i i i i i i
dunia-unicef-dan-who-menyerukan-pemerintah-dan-pemangku- i i i i i i i i i
kepentingan-agar-mendukung-semua-ibu-menyusui-di-indonesia-selama-
i i i i i i i i i i i i i
CDK-238/Vo, p. http://www.kalberned.com/portals. i i
2020;1:30–6.
Yusari, Asih. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
i i i i i i i i i i
53
LAMPIRAN
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
i
Di Tempat
i i
Dengan Hormat,
i
postpartum di kota Bogor tahun 2023”. Dengan ini saya mohon kesediaan Ibu i i i i i i i i
dalam penelitian ini menjadi responden. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i
bersifat bebas untuk menjadi responden atau menolak tanpa ada sanksi apapun.
i i i i i i i i i
kepentingan penelitian. Saya berharap ibu menjawab dengan jawaban yang jujur
i i i i i i i i i i i
tanpa menutupi hal yang sebenarnya. Demikian surat permohonan ini saya buat,
i i i i i i i i i i
Hormat saya
(Florencia eny Agustin)
i i i i
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia
i i i i i i i i
kacang edamame terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum di kota
i i i i i i i i
Saya memahami bahwa data yang dihasilkan merupakan rahasia dan hanya
i i i i i i
tidak merugikan saya. Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan
i i i i i i i i
dari siapapun. Demikian persetujuan ini saya tanda tangani untuk dapat
i i i i i i i i i i
Responden
i i
( )
Kode :
KUSIONER KELANCARAN ASI
“PENGARUH KONSUMSI KACANG EDAMAME TERHADAP KELANCARAN
PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM
DI KOTA BOGOR TAHUN 2023”
Nama :
Usia : i
Pendidikan :
i i i
menelan ASI i i i
8. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali
i i i i i i i i i i
meconium i i
Kode :
LEMBAR OBSERVASI
“PENGARUH KONSUMSI KACANG EDAMAME TERHADAP KELANCARAN
PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM
DI KOTA BOGOR TAHUN 2023”
Nama :
Usia : i
Pendidikan :
i i i
MINGGU i HARI/TANGGAL
i HARI/TANGGAL
i HARI/TANGGAL
i
MINGGU I i i
MINGGU II i i i
MINGGU III i i i i
MINGGU IV i i
Keterangan :
i i