Anda di halaman 1dari 71

SKRIPSI

PENGARUH KONSUMSI KACANG EDAMAME TERHADAP


KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM
DI KOTA BOGOR
TAHUN 2023

Disusun Oleh :
FLORENCIA ENY AGUSTIN
NIM : 210605330

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
2023
SKRIPSI

PENGARUH KONSUMSI KACANG EDAMAME TERHADAP


KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM
DI KOTA BOGOR
TAHUN 2023

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

Disusun Oleh :
FLORENCIA ENY AGUSTIN
NIM : 210605330

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
2023
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul : “Pengaruh konsumsi kacang edamame terhadap

kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum di kota Bogor”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Kebidanan pada Program Studi S1 Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, M.Pd, Ketua Yayasan Abadi Nusantara.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua STIKes Abdi Nusantara.

3. Ibu Mariyani, M.Keb, Ketua Prodi S1 Kebidanan STIKes Abdi Nusantara

4. Ibu Ita Herawati,SST,Bd,M.Keb,Selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. RS BMC Bogor yang sudah menyediakan lahan untuk penelitian

6. Tim dosen Mata Kuliah Penelitian dalam Kebidanan yang telah banyak

memberikan masukan, pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam

melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan proposal skripsi penulis.

ii
7. Para dosen dan seluruh staf yang terkait di program Studi Sarjana Kebidanan

STIKes Abdi Nusantara Jakarta yang banyak membantu dalam penyusunan

proposal skripsi.

8. Kedua orang tuaku yang aku cintai, suamiku dan anak-anakku yang aku

sayangi, terimakasih atas doa dan dukungannya kepada penulis.

9. Teman-teman Program Studi S1 Kebidanan STIKes Abdi Nusantara Jakarta

yang telah memberikan dukungan dan semangat baik disaat suka maupun

duka.

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan

Bogor, April 2023

Penulis

iii
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIKES ABDI NUSANTARA

Judul skripsi : Pengaruh Konsumsi Kacang Edamame Terhadap Kelancaran


Produksi ASI Pada Ibu Pos Partum Di Kota Bogor ahun 2023
Nama : Florencia Eny Agustin
NIM : 210605330

Jakarta,22 Juni 2023


Ketua Penguji I

DR.Maryati Sutarno,S.Pd.SST,Bd,MARS,MH
NIDK : 8904820021

Anggota Penguji II Anggota Penguji III

Olivia Nency,SST,M.Kes Ita Herawati,SST,Bd,M.Keb


NIDK : 0416078503 NIDN : 0309038301

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenar - benarnya bahwa sepanjang

pengetahuan saya,di dalam naskah skripsi yang berjudul “ Pengaruh Konsumsi

Kacang Edamame Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Postpartum Di

Kota Bogor Tahun 2023”tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di

terbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan

disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.Apabila ternyata didalam naskah

skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan,saya bersedia skripsi ini

digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (S1) dibatalkan,serta

diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-

Undang Nomor 20 tahun 2003,pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Bogor, April 2023


v
Yang membuat pernyataan

Florencia Eny Agustin


Nim.210605330

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2. Kebaruan Penelitian ............................................................................ 5
1.3. Rumusan Masalah................................................................................ 7
1.4. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 7
1.5. Tujuan Penelitian................................................................................. 7
1.6. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
1.7. Ruang Lingkup ................................................................................... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Konsep Produksi ASI ...................................................................... 10
2.2. Konsep Dasar Nifas ............................................................................ 26
2.3. Kacang Edamame ............................................................................. 30
2.4. Kerangka Teori.................................................................................... 37

BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS


3.1. Kerangka Konsep................................................................................ 38
3.2. Definisi Operasional............................................................................ 39
3.3. Hipotesis ............................................................................................. 39

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN


4.1. Desain Penelitian............................................................................... 40
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 41
4.3. Populasi dan sampel.......................................................................... 41
4.4. Etika Penelitian ................................................................................. 42
4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 44
4.6. Pengolahan Data ............................................................................... 44
4.7. Analisis Data ..................................................................................... 45

vii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

NO. HAL
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 39

ix
DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 38

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 39

Gambar 4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 40

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI Ekslusif adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan

semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan

enam bulan pertama. Tidak ada cairan atau makanan lain yang di perlukan, ASI

terus tersedia hingga setengah atau lebih dari kebutuhan. Selain itu, ASI

mengandung antibodi dari ibu yang membantu memerangi penyakit. ASI dalam

jumlah cukup merupakan makanan terbaik bagi bayi dan dapat memenuhi

kebutuhan gizi selama enam bulan pertama (Dompas, 2021).

United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) tahun

2020 melaporkan bahwa cakupan rata-rata pemberian ASI eksklusif di dunia pada

bayi usia 0-6 bulan hanya mencapai 38%. Sedangkan pemberian ASI eksklusif di

negara berkembang dapat mencegah kematian balita sebesar 90% akibat diare dan

infeksi saluran pernapasan akut (UNICEF, 2020).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018,

menyebutkan adanya peningkatan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia,

yaitu dari 42% pada SDKI 2013 meningkat menjadi 52% pada SDKI 2018,

namun peningkatan tersebut masih jauh dari target nasional yang ditentukan oleh

Kementrerian Kesehatan yaitu sebesar 80%. Pemberian ASI yang tidak optimal

memberi dampak terhadap terjadinya kematian akibat infeksi neonatal 45%,

skematian akibat diare 30%, dan akibat infeksi saluran pernafasan pada balita

18% (Kemenkes RI, 2020).

1
Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2020 menunjukan bahwa

cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Kabupaten Bekasi dalam tiga

tahun terakhir mengalami fluktuatif yaitu pada tahun 2018 sebesar 59,2%, tahun

2019 cakupan menurun menjadi 58,3%, dan pada tahun 2020 cakupan meningkat

kembali menjadi 65,53%. Cakupan tersebut masih kurang dari standar Nasional

yang ditetapkan yaitu sebesar 80% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2020).

Rendahnya cakupan ASI eksklusif dapat ditimbulkan oleh berbagai macam

faktor, salah satunya adalah faktor produksi ASI yang tidak maksimal, sehingga

banyak bayi yang kebutuhan nutrisinya kurang karena ibu tidak dapat

memberikan ASI maksimal yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi.

Penyebabnya adalah karena asupan nutrisi ibu yang kurang baik, menu makanan

yang tidak seimbang, dan juga mengkonsumsi makanan yang kurang teratur

(Tjahjani, 2017).

Dampak dari ASI yang tidak lancar membuat ibu berpikir untuk mengambil

langkah berhenti menyusui dan menggantinya dengan susu formula. Dampak lain

dari produksi ASI yang tidak lancar adalah dapat menghambat proses pemberian

ASI secara eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan, sehingga cakupan pemberian

ASI tidak terpenuhi. Bayi yang tidak diberikan ASI esklusif dapat mempengaruhi

tumbuh kembangnya dan melindunginya dari berbagai penyakit (Roesli, 2019).

Produksi ASI suatu proses pembentukan ASI yang melibatkan hormon

prolaktin dan hormon oksitosin, pada saat melahirkan hormon progesteron dan

estrogen akan menurun dan hormon prolaktin akan lebih dominan sehingga terjadi

sekresi ASI. masalah yang ditimbulkan dari ibu menyusui adalah produksi ASI

yang tidak maksimal, sehingga banyak bayi yang kebutuhan nutrisinya tidak

2
terpenuhi karena ibu tidak dapat memberikan ASI maksimal yang sesuai dengan

kebutuhan nutrisi bayi. karena asupan nutrisi ibu, menu makanan yang tidak

seimbang, dan juga mengonsumsi makanan yang tidak teratur sehingga produksi

ASI tidak mencukupi untuk diberikan pada bayi (Wahyuni, 2018).

Upaya dalam meningkatan produksi dan pemberian ASI yang sudah banyak

dilakukan berdasarkan hasil kajian adalah konseling, disamping itu ada juga

pendampingan oleh keluarga dan hipnolaktasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa

konseling atau penyuluhan/edukasi tentang pemberian ASI eksklusif menjadi

upaya yang paling banyak dilakukan. Asuhan kebidanan yang sering diterapkan

pada ibu menyusui dalam melancarkan ASI adalah dengan melakukan perawatan

payudara, pijatan payudara dengan lembut, memberi kompres hangat pada

payudara, mengurangi stres, serta memerah atau memompa ASI minimal 3 jam

sekali untuk meningkatkan produksi ASI (Husanah, 2020).

Memperlancar produksi ASI bisa dilakukan secara farmakologi salah

satunya dengan mengkonsumsi suplemen seperti Moloco+B12, Lactaman, Asifit,

Lancar ASI, BlackMores Pregnancy and Breastfeeding Gold, dll. Beberapa

suplemen mungkin memiliki efek samping bagi ibu dan ada kemungkinan bahan-

bahan herbal dari suplemen tersebut juga dikonsumsi oleh bayi melalui air susu.

Jika mengkonsumsi suplemen memiliki efek samping bagi ibu dan bayi ada

beberapa saran yang perlu diperhatikan para ibu yang sedang memberikan ASI

pada bayi, yaitu mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan dan kacang

kacangan yang dapat meningkatkan volume ASI (Soetiarso, 2017).

Sayur sayuran tersebut terbukti mampu meningkatkan volume air susu ibu.

Selain sayur-sayur tersebut, buah-buahan, yang mengandung banyak air akan

3
membantu ibu menghasilkan ASI yang berlimpah, seperti melon, semangka, pear,

dan banyak lagi buah-buahan berair lain yang sangat baik dikonsumsi ibu

menyusui (Kappara M, 2018). Jumlah ASI yang sedikit juga dapat diatasi ibu

dengan mengkonsumsi kacang edamame (Kappara M, 2018).

Penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat


i i i i i

disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang


i i

sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Usaha untuk merangsang


i i i i

hormon prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan adalah dengan i i i i

melakukan perawatan atau pemijatan payudara, membersihkan puting, menyusui


i i i i i i

secara teratur serta melakukan pemberian kacang edamame. Pemberian kacang


i i i i i i i i i i

edamame bisa membantu keluarnya ASI


i i i i

Penelitian ini mengungkapkan bahwa pemanfaatan kacang edamame


i i i i i i

(Glycine max L.Merill) dapat meningkatkan produksi ASI, sehingga diharapkan


i i i i

mampu menunjang keberhasilan program pemerintah dalam upaya peningkatan i i i i i i

cakupan pemberian ASI Eksklusif. i i i

1.2 Kebaruan Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum pernah ditemukan pada


i i i i i i

penelitian yang sama, namun ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat
i i i i i i i

dijadikan acuan :

1. Penelitian Sebayang (2020) dengan judul: Pengaruh Konsumsi Buah Pepaya


i i i i i i

(Carica Papaya L.) Terhadap Peningkatan Produksi ASI. Penelitian ini i i i i

menggunakan rancangan quasi-eksperimen degan pendekatan cohort. Hasil


i i i i i i i

penelitian menunjukkan konsumsi pepaya dapat meningkatkan produksi ASI


i i i i i

pada ibu menyusui. i

4
2. Penelitian Ariescha & Tryaningsih (2019) yang berjudul “Pengaruh
i i i i i

Pemberian Daun Bangun–bangun (Coleus Ambonicus Lour) Terhadap


i i i i

Produksi ASI di Desa Candirejo Kecamatan Biru–Biru Kab. Deli Serdang i i i i i

Tahun 2018”. Penelitian menggunakan rancangan quasi-eksperimental dengan i i i i i i i

pendekatan post test only control group. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
i i i i i i

konsumsi daun bangun-bangun efektif meningkatkan produksi ASI. i i i

3. Penelitian Aprilia, Rilyani, & Arianti (2020) yang berjudul “Pengaruh


i i i i

Pemberian Sayur Daun Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi Pada Ibu


i i i i i

Nifas”. Terdapat pengaruh signifikan pemberian daun papaya terhadap


i i i i i

kelancaran produksi ASI.


i

4. Penelitian Safarringga & Putri (2021) yang berjudul “Pengaruh Pemberian


i i i i i i

Ekstrak Daun Kelor Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas” De sain yang
i i i i

digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi-eksperimental dengan i i i i i i i

pendekatan two group pretest-posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa


i i i i i i i i

peningkatan produksi ASI pada kelompok ibu yang diberi ekstrak daun kelor
i i i i i

lebih tinggi dibandingkan peningkatan produksi ASI pada ibu yang tidak
i i

diberi ekstrak daun kelor.


i i i

Kebaruan dalam penelitan ini adalah meneliti efektifitas kacang edamame


i i i i i i i i i

dalam rangka peningkatan produksi ASI yang dimana belum pernah dilakukan i i i

oleh penelitia sebelumnya.


i i i i i

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian


i i i i i

ini adalah masih tingginya ibu menyusui yang produksi ASI nya tidak lancar dan i

belum mencoba konsumsi kacang edamame untuk memperlancar produksi ASI.


i i i i i i

5
1.4 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengaruh konsumsi kacang edamame terhadap kelancaran


i i i i i

produksi ASI pada ibu postpartum di kota Bogor tahun 2023.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh konsumsi kacang edamame terhadap kelancaran


i i i i i i i

produksi ASI pada ibu postpartum di Kota Bogor tahun 2023.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik ibu postpartum di Kota Bogor Bekasi tahun 2023.


i i i i

2. Mengetahui kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum sebelum


i i i i i

mengkonsumsi kacang edamame di kota Bogor tahun 2023.


i i i

3. Mengetahui kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum sesudah


i i i i

mengkonsumsi kacang edamame di kota Bogor tahun 2023.


i i i

4. Mengetahui pengaruh konsumsi kacang edamame di kota Bogor tahun 2023.


i i i i i

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan pada bidang kesehatan i i i i

terkait dengan manfaat mengkonsumsi kacang edamame dalam memperlancar


i i i i i i i

produksi ASI pada ibu menyusui, sehingga dapat diaplikasikan di instansi i i

pelayanan kesehatan masyarakat dengan membuat sebuah kebijakan atau SOP


i i i i i i i

sesuai dengan hasil penelitian serta dapat menjadi referensi bagi penelitian
i i i i i i i i i i i

lanjutan yang mengusung tema yang sama. i i

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Ibu Menyusui


6
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada ibu menyusui yang i i i i

mengalami masalah produksi ASI untuk memperlancar produksi ASI selain


i i i i

dengan mengkonsumsi suplemen juga dapat dilakukan dengan cara terapi


i i i i i i

komplementer seperti mengkonsumsi kacang edamame.


i i i i i i i i

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah kepustakaan dan memberikan informasi i i i i

kepada pihak akademik khususnya mahasiswa/i STIKES Abdi Nusantara tentang


i i i i

masalah produksi ASI pada ibu menyusui. i

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi kacang


i i i i i

edamame terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum. Tempat


i i i i i

penelitian di RS BMC kota Bogor, sedangkan waktu penelitian pada bulan April
i i i i i

2023. Metode dalam penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan desain one
i i i i i i i i i i

group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
i i i i i i i

nifas di RS BMC kota Bogor . Data yang dikumpulkan merupakan data primer i i

yang menggunakan observasi variabel dependennya adalah kelancaran produksi


i i i i i i i

ASI dan variabel independennya adalah kacang edamame. Pengolahan data Uji i i i i i i i

statistic menggunakan uji paired simple t test dilakukan secara univariat dan
i i i i i

bivariat dengan bantuan komputer program SPSS 25.0.


i i

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.8 Konsep Produksi ASI

1.8.1 Pengertian ASI

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir baik bayi yang dilahirkan
i

cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (pre matur). ASI eksklusif berarti bayi i i i

hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
i i i i

teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
i i i i

susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Hapsari, 2018).

ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi
i i i

kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan


i i i i i

penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
i i i i

terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
i i i

muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang

memepercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.


i i i i i i i i i i

Makananmakanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi masa i i

kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini (Maryunani, 2019).
i i

Proses laktasi atau menyusui adalah proses pembentukan ASI yang


i i i i i

melibatkan hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Hormon prolaktin


i

selama kehamilan akan meningkat akan tetapi ASI belum keluar karena
i i i i i i i

masih terhambat hormon estrogen yang tinggi. Dan pada saat melahirkan,
i i i i

hormon estrogen dan progesterone akan menurun dan hormon prolaktin


i i i i i i

akan lebih dominan sehingga terjadi sekresi ASI (Astutik, 2017)


i i i i i

8
1.8.2 Pengelompokkan ASI

1. ASI stadium I

ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama


i i i i i i

disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai hari ke 4. Kolostrum


i i i i i i i i i i i i i

berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan


i i i i i i i i i i i i

sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang


i i i i i i i i i

membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera
i i i i i i i i i i i

bersih dan siap menerima ASI.


i i i i i i i

2. ASI stadium II i i i i

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke 4 sampai
i i i i i i i i i i i i i i i

hari ke 10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat
i i i i i i i i i i i

arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. i i i i i i i i i

3. ASI stadium III i i i i i

ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke 10 sampai
i i i i i i i i i i i i i i i

seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan
i i i i i i i i i i i i

dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan (Purwanti, 2018).


i i i i i i i

1.8.3 Komposisi ASI

Air Susu Ibu (ASI) mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara
i i i i i i i

lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
i i i i i i i i i i

hormone, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
i i i i i i i i i i i i

proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang
i i i i i i i

mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni
i i i i i i i i i i i i i i

nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan
i i i i i i i i i i i i

manusia (Roesli, 2019). i i i

9
Komposisi ASI menurut Roesli (2019) : i i i i i i

1. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibu sesudah i i i i i i i i i

dilahirkan yang kaya protein, mineral dan antibody. Cairan kolostrum terdiri
i i i i i i i i i i i

dari albumin yang membeku jika dipanaskan. Di dalam kolostrum


i i i i i i i

mengandung antibody yang dapat menambah kekebalan bayi terhadap


i i i i i i i

penyakit. Kolostrum juga memberikan efek pencahar yang membantu


i i i i i i i i i

membersihkan usus bayi dari mekoniun dan bilirubin (Hanindita, 2021).


i i i i i i i i i i i i

2. ASI transisi i i i

ASI transisi terjadi pada hari ke-7 hingga ke-14 pasca melahirkan. Selama
i i i i i i i i i i i i

proses transisi, volume ASI akan meningkat namun kandungan antibodinya


i i i i i i i i i

menurun. Produksi ASI transisi sangat dipengaruhi oleh semakin seringnya


i i i i i i i i i i i i i

ibu menyusuii di awal-awal kelahiran. ASI transisi mengandung lemak yang


i i i i i i i i i i i i

tinggi yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, mengatur


i i i i i i i i i i i

gula darah serta untuk memporimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi i i i i i i i

(Hanindita, 2021). i i

3. ASI Matang i

ASI matang muncuk setelah kurang lebih 2 minggu pasca melahirkan.


i i i i i i i i

Dibandingkan dengan kolostrum, ASI matang mengandung protein lebih tapi


i i i i i i i i i i

lebih tinggi laktosa dan lemak, sesuai kebutuhan bayi (Hanindita, 2021).
i i i i i i i i i i i

4. Lemak i

Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya. Kadar
i i i i i

lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang
i i i i i i i i i i i i

tumbuh.

10
5. Karbohidrat i

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa (gula), ASI mengandung lebih i i i i i i

banyak laktosa dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-30% i i i i i i i

lebih banyak dari susu sapi.


i i i i

6. Protein i i

7. Protein adalah bahan baku utama tumbuh. Kuali tas protein sangat penting
i i i i i i i

selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat ini pertumbuhan bayi
i i i i i i i i i i

paling cepat. i i

8. Faktor Pelindung Dalam ASI i i i

9. Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat i i i i i i i i i

membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI mampu memberi


i i i i i i i i i i i i i

perlindungan baik secara aktif maupun pasif.


i i i i i i

10. Vitamin, Mineral Dan Zat Besi


i i i i i i

11. Zat nutrisi yang terdapat di ASI tidak dapat ditiru oleh manusia. Zat-zat ini i i i i i i i i i i i i

bersifat unik, karena sebagian besar zat yang ada di ASI dapat dipergunakan
i i i i i i i i i i i

oleh tubuh (Roesli, 2019). i i i

1.8.4 Zat Gizi yang Terkandung di dalam ASI

ASI (Air Susu Ibu) merupakan karunia besar dari Allah untuk bayi yang
i i i i i i i i

telah di amanahkan olehnya kepada kita para orangtua. Jadi para orang tua tidak
i i i i i i i

perlu pusing memilih susu formula mana yang paling baik untuk bayinya karena
i i i i i i i i i

Allah telah menyediakannya yaitu ASI yang sehat, segar dan hebat. ASI adalah
i i i i i i i i i

sumber makanan bayi yang paling baik dan tiada bandingannya. ASI mengandung
i i i i i i i i

zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak dan kekebalan alami tubuh
i i i i i i i

bayi. Lalu apa saja ya zat gizi yang terkandung dalam ASI? Ada lebih dari 100
i i i i i i i i

11
macam zat gizi yang terkandung dalam ASI. Nah ini sebagian dari zat gizi yang i i i i i i i i i i i

terkandung dalam ASI (Roesli, 2019):


i i i i

1. Protein i i

Dalam ASI terdapat sekitar 1,2 gram/100 ml.Terdiri dari asam amino, i i i i i i i i i

fungsinya adalah sebagai pembentuk struktur otak.Asam amino berupa


i i i i i i i

taurin,triptofan dan fenilalanin berperan sebagai neurotransmitter (penyampai


i i i i i i i i i i i i i i

pesan).
i

2. Lemak i

Terdiri dari omega 3 dan omega 6 yang berfungsi sebagai pembentuk sel saraf
i i i i i i i i i i i i i

dan sinaps.Dan omega 9 untuk membentuk mielin.Ketiganya berperan penting


i i i i i i i i i i i i i

dalam tumbuhkembang otak. i

3. Vitamin B1, B6 dan B9 (Asam Folat)


i i

Berfungsi untuk mencegah gangguan pada system saraf tepi(periferi) dan


i i i i i i i i i i i

gangguan pembentukkan tulang belakang yang berpengaruh pada sistem saraf i i i i i i i

pusat

4. Kolin i

Berfungsi sebagai pembentuk membran (dinding) sel saraf.


i i i i i i i i i i

5. Yodium i

Mineral yang dibutuhkan dalam pembentukan hormon tiroksin yaitu hormon


i i i i i i i i

yang diperlukan dalam pembentukan protein. i i i i i i

6. Zat Besi i i

Dibutuhkan dalam proses pembentukan mielin.


i i i i i i i

7. Zat Seng. i

12
Berfungsi mencegah gangguan fungsi otak yaitu Attention Deficit Hyperactive
i i i i i i i i i i i i i i

Disorder. i i

8. Kolostrum.

Cairan yang berwarna kekuningan ini keluar pertamakali banyak mengandung


i i i i i i i i i i

protein yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi. Tidak ada alasan lagi untuk
i i i i i i i i

meragukan khasiat ASI. Melalui banyak penelitian ASI terbukti sebagai


i i i i i i i i i i i i i i

makanan yang terbaik bagi bayi (Sumber: Ayahbunda Seri “Makanan Untuk i i i i i i i

Tumbuh Kembang Otak”) i

1.8.5 Pengeluaran ASI

Setelah kelahiran, terdapat dua hormon lain yang bekerja untuk


i i i i i i i i

mempertahankan proses laktasi, yaitu hormon prolaktin untuk meningkatkan


i i i i i i i i

sekresi ASI dan hormonoksitosin yang menyebabkan ejeksi ASI. Kedua hormon
i i i i i i i i i i i i i

ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin saat bayi menghisap puting ibu. Dalam
i i i i i i i i i i i i i i

jangka waktu 2-3 minggu, kadar serum prolaktin pada ibu postpartum yang tidak i i i i i

menyusui akan kembali ke nilai normal seperti kondisi sebelum kehamilan, tetapi
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

pada ibu yang menyusui, kadar serum prolaktin akan meningkat dengan adanya
i i i i i i i i

rangsangan dari puting susu. Kadar serum prolaktin meningkat dua kali lipat pada i i i i i i i i

ibu yang menyusui dua bayi dibandingkan dengan menyusui seorang bayi,
i i i i i i i i i i i

menunjukkan bahwa jumlah serum prolaktin yang dilepaskan berbanding lurus


i i i i i i i

dengan derajat rangsangan puting susu. Saat bayi menghisap puting susu, terjadi
i i i i i i i i i

rangsangan saraf sensorik di sekitar areola (iiliiam, 2017). i i i i i i W l

Impuls aferen dihantarkan ke hipotalamus, mengawali pelepasan oksitosin


i i i i i i i i i i i i

dari hipofisis posterior. Sesaat sebelum ASI keluar terjadi peningkatan hormon
i i i i i i i i i i i i i i i

berdasarkan lion oksitosin, dan pelepasan hormon berlanjut setelah beberapa kali
i i i i i i i i i i i i

13
dilakukan penghisapan oleh bayi. Dalam 20 menit setelah menyusui, kadar
i i i i i i i i i i i

hormon oksitosin turun mendadak. Pelepasan oksitosin dihambat oleh i i i i i i i i i

katekolamin. Pelepasan katekolamin dirangsang oleh faktor stres dan nyeri.


i i i i i i i i i i i

Penanganan faktor stres dan nyeri menjadi salah satu solusi masalah menyusui
i i i i i i i i i

(iiliiam, 2017).
W l

Selama proses laktasi terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
i i i i i i i

mendukung pengeluaran hormon pemicu sekresi ASI, seperti pemberian obat


i i i i i i i i i i i i i i i

pelancar ASI, sentuhan kulit ibu dengan kulit bayi, pemompaan ASI secara rutin
i i i i i i i i i i i i

12 kali per hari, konseling laktasi, dan teknik relaksasi agar dapat membantu
i i i i i i i i i i i

keluarnya ASI.
i i

1.8.6 Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI

Bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjuang


i i i i i i i

pemberian ASI dan keberhasilan dalam menyusui. Peranan awal bidan dalam
i i i i i i i i i i i

mendukung pemberian ASI adalah :


i i i i i

1. Memberikan bayi bersama ibunya segera mungkin sesudah lahir selama


i i i i i i i i i i i i

beberapa jam
i i

2. Mengajarkan cara merawat payudara untuk mencegah masalah yang sering


i i i i i i

terjadi pada ibu menyusui


i i i i i

3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI


i i i i i i i i

4. Menempatkan bayi dan ibu pada kamar yang sama


i i i i

5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin


i i i i i i i i i

6. Memberikan kolostrum dan ASI saja i i i i

7. Menghindari susu botol dan dot (Maiitaiia, 2017).


i i i r l

14
1.8.7 Tanda-tanda Kelancaran ASI

Menurut (Seitiiiingiih, 2018) untuk mengetahui banyaknya produksi ASI


i o j n s i i i i i

terdapat beberapa kriteria yang dipakai sebagai patokan untuk mengetahui jumlah
i i i i i i i i i i i i i

ASI lancar atau tidak adalah:


i i

1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melaui puting.


i i i i i i i i

2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang.


i i i i i

3. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur, pada umur 5 bulan
i i i i i i i

tercapai 2 × BB lahir.
i i i

4. Umur 1 tahun 3 × BB lahir i

5. Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam
i i i i i i i i i i

6. Bayi kencing lebih sering 8 kali sehari i i i i i i i i i i

Tanda bayi cukup ASI adalah i i

1. Dengan memeriksa kebutuhan ASI dengan cara menimbang BB bayi sebelum


i i i i i i i i i i i i

mendapatkan ASI dan sesudah minum ASI dengan pakaian yang sama dan
i i i i i i i

selisih berat penimbangan dapat diketahui banyaknya ASI yang masuk dengan
i i i i i i i i i i i

konvera kasar 1 gr BB-1 ml ASI. i i

2. Secara subjektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu bayi
i i i i i i i i i i i

merasa puas, tidur pulas setelah mendapat ASI dan ibu merasakan ada
i i i i i i i i

perubahan tegangan pada payudara saat menyusui bayinya ibu merasa ASI
i i i i i i i i

mengalir derat. i i i

3. Sesudah menyusui tidak memberikan reaksi apabila dirangsang (disentuh


i i i i i i i i i i i i i

pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan).


i i i i i i i

2.1.1. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

15
Menurut (Mariiyaiingiih, 2018) faktor-faktor yang mempengaruhi
i d n s i i i

produksi ASI terdiri atas faktor tidak langsung dan langsung.


i i i i i i

1. Faktor tidak langsung i

Faktor tidak langsung terdiri dari jadwal menyusui, umur, umur, paritas,
i i i i i i i i

faktor kenyamanan ibu, dan faktor berat badan bayi yang akan dijelaskan
i i i i i i

sebagai berikut:
i i i i

a. Jadwal waktu menyusui i i

Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal,


i i i i i i i i i i i i i

bayi disusui dengan keinginannya. Menyusui bayi yang dijadwalkan


i i i i i i i i i i i

akan berakibat kurang baik karena bayi sangat berpengaruh terhadap i i i i i i i i

rangsangan produksi ASI berikutnya. i i i i

b. Umur

Umur ibu berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu yang umurnya i i i i i i i

lebih muda lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan


i i i i i i i i i i

ibu yang sudah tua. Ibu yang berumur 19-23 tahun pada umumnya
i i i

dapat menghasilkan cukup ASI dibandingkan dengan yang berumur i i i i i i i

tiga puluhan. i

c. Paritas i

Ibu yang melahirkan anak kedua dan seterusnya mempunyai


i i i i i i i i

produksi ASI lebih banyak dibandingkan dengan kelahiran anak i i i i i i i i i

yang pertama. i

d. Faktor berat badan i

Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan i i i i i i i i

hisap ASI yang rendah dibandingkan bayi berat lahir normal.


i i i i i i i i

16
Kemampuan menhisap ASI yang lebih rendah akan mempengaruhi
i i i i i i i i i i

frekuensi dan lama penyusuan. Sehingga akan mempengaruhi


i i i i i i i i i

stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam pengeluaran ASI.


i i i i i i i i

2. Faktor Langsung

Faktor tidak langsung terdiri dari prilaku menyusui, faktor psikologis, dan
i i i i i i i i i i

faktor fisiologis yang akan dijelaskan sebagai berikut:


i i i i i i i i i

a. Perilaku menyusui
i i i i

1) Waktu inisiasi Inisiasi menyusu dini adalah bayi yang mulai i i i i i i i i i i i i i

menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan pristiwa


i i i i i i i i i i i i i i

penting karena bayi akan melakukan kontak kulit langsung dengan


i i i i i i i

ibunya. Sehingga dapat memberikan kehangatan pada bayi.


i i i i i i i i

Pemberian ASI dini ini mungkin lebih baik untuk mempertahankan


i i i i i i i i i i i i i i

produksi ASI. i i

2) Teknik menyusui Teknik menyusui yang benar adalah cara


i i i i i i i i i

memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan, sehingga proses


i i i i i i i i i i i i

menyusui dapat optimal dilakukan karena posisi ibu dan bayi ketika
i i i i i i i i i i i

menyusui dapat memberikan rangsangan pengeluaran ASI dan bayi


i i i i i i i i i

dapat menghisap puting dengan benar. i i i i i

b. Faktor psikologis i i

Psikologis ibu mempengaruhi kurangnya produksi ASI antara lain


i i i i i i i i i

adalah ibu yang stress karena tidak ada hubungan batin antara ibu dan i i i i i i

bayi. Kehangatan tubuh bayi akan memberikan stimulasi mental yang


i i i i i i i i i

diperlukan
i i bayi i sehingga i i memenuhi i i i kelanjutan i perkembangan i i

psikologi bayi. Ketenangan jiwa dan pikiran akan mempengaruhi


i i i i i i i i i i i

17
pengeluaran ASI. Kondisi kejiwaan dan pikiran yang tenang akan
i i i i i i i i i i

sangat dibutuhkan karena tekanan sedih dan tegang akan menurunkan i i i i i i i

volume ASI. Bila terjadi stress pada ibu, maka akan terjadi blokade dari
i i i i i i i i i i i

refleks let down yang disebabkan karena adanya pelepasan dari


i i i i i i i i i

adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontriksi dari pembulu


i i i i i i i i i i i i

darah alveoli, sehingga hormon oksitosin yang dikeluarkan hanya i i i i i i i i

sedikit dan tidak dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibatnya


i i i i i i i i i i i i i

dari tidak sempurnanya refleks let down dan ASI menjadi tidak lancar.
i i i i i i i i i i

c. Faktor fisiologis i i i

ASI terbentuk oleh pengaruh hormon prolaktin yang menentukan


i i i i i i i i

produksi ASI dan pengeluarannya. Refleks oksitosin yang ditimbulkan i i i i i i i i i i

dari proses menyusui akan membantu pengeluaran ASI.


i i i i i i i i

d. Gizi ibu i i i

Kebutuhan makanan juga mempengaruhi pengeluaran ASI, ibu dengan


i i i i i i i i i

kebutuhan gizi cukup dan pola makan teratur maka pengeluaran ASI
i i i i i i i

akan lancar. Mempersiapkan gizi ibu saat laktasi sama dengan i i i i i i i i

mempersiapkan diri agar ibu dapat memberikan ASI kualitas ynag


i i i i i i i i i i i

cukup dan baik. i

3. Bayi tumbuh dengan baik


i i i

Pada bayi minggu satu karena ASI banyak mengandung air, maka salah satu
i i i i i i

tanda adalah bayi tidak dehidrasi, antara lain: i i i i i i

a. Kulit lembab kenyal i i i

b. Turgor kulit negatif i i i

18
c. Jumlah urine sesuai jumlah ASI atau PASI yang diberikan per 24 jam i i i i i i i i i i

(kebutuhan ASI bayi mulai 60 ml/kg BB/hari, setiap hari bertambah


i i i i i i i i i

mencapai 200 1/kg BB/ hari, pada hari ke 14).


i i i i i

d. Selambat-lambatnya sesudah 2 minggu BB waktu lahir tercapai lagi.


i i i i i i i

e. Penurunan BB bayi selama 2 minggu sesudah lahir tidak melebihi 10%


i i i i i i i i i i i

bayi BB waktu lahir i i

f. Usia 5-6 bulan BB mencapai 2 kali BB waktu lahir. 1 tahun 3 kali


i i i i i i

waktu lahir dan 2 tahun 4 lahirnya naik 2 kg pertahun ssuai dengan i i i i i i

kurva KMS.

g. BB usia 3 bulan bertambah 20% BB lahir = usia 1 tahun ditambah 50%


i i i i i

BB lahir. i

1.8.8 Penatalaksanaan Pengeluaran ASI

1. Terapi Farmakologi
i i i

a. Domperidone i i i

Dosis domperidone yang dianjurkan 30 mg/hari. Makin


i i i i i i i

tinggi dosis, lebih banyak efek samping. Belum diketahui rentang


i i i i i i i i i i i i i

waktu pemberian domperidone yang optimal sebagai galactogogue, i i i i i i i i i i

beberapa peneliti menyarankan sekitar 2-4 minggu, kemudian


i i i i i i i i i i i i

diturunkan bertahap sebelum dihentikan. Efek samping yang dialami


i i i i i i i i i i i i

ibu yang sering terjadi antara lain nyeri kepala, rasa haus, mulut
i i i i i i i i i

kering, diare, kram perut, dan kemerahan kulit (iiliiam, 2017).


i i i i i i i i W l

b. Metoklopramid i i

Dosis yang dipakai 30-45 mg per hari dibagi dalam 3-4 dosis,
i i i i i i i i

selama 7-14 hari dengan dosis penuh dan diturunkan bertahap


i i i i i i i

19
selama 5-7 hari. Penggunaan yang lebih lama dapat meningkatkan
i i i i i i i

kejadian depresi. Kadang-kadang produksi dapat berkurang ketika


i i i i i i i i i

dosis diturunkan, dosis efektif terendah dapat diteruskan. Efek


i i i i i i i i i i i i

samping berupa keletihan, mengantuk, dan diare dapat terjadi tetapi


i i i i i i i i i i i i

biasanya ibu tidak perlu menghentikan penggunaan obat ini. Obat


i i i i i i i i i i

harus dihentikan jika terjadi gejala ekstrapiramidal yaitu penurunan


i i i i i i i i i i i i

kesadaran, sakit kepala, kebingungan, pusing, depresi mental,


i i i i i i i i i i

gelisah atau agitasi. Reaksi distonik akut jarang terjadi (<0,5%) dan
i i i i i i i i i i

mungkin memerlukan pengobatan difenhidramin. Metoklopramid


i i i i i i i i i i

tidak boleh digunakan pada pasien epilepsi atau dalam pengobatan


i i i i i i i i i i

anti kejang, mempunyai riwayat depresi atau dalam pengobatan


i i i i i i i i i

antidepresi, mempunyai feokromositoma atau hipertensi tidak


i i i i i i i i i i i i i

terkontrol, perdarahan atau obstruksi intestinal, riwayat alergi


i i i i i i i i i

terhadap metoklopramid (iiliiam, 2017).


i i i W l

2. Terapi Non Farmakologi


i i i

a. Pijat Akupresur i i

Pijatlah sel-sel prosuksi ASI dan saluran ASI mulai dari


i i i i i i i i

bagian atas payudara. Dengan gerakan memutar, pijat payudara


i i i i i

dengan menekannya ke arah dada. Teknik acupressure merupakan


i i i i i i i i i

salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. i i i i i i i

Tindakan tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor


i i i i i i i i

prolaktin dan oksitosin serta meminimalkan efek samping dari


i i i i i i i i i i i

tertundanya proses menyusui oleh bayi (eitiiiia, 2019).


i i i i i i F r s

b. Pijat Oksitosin i i i

20
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusiuntuk mengatasi
i i i i i i i

ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada


i i i i i i i i i

sepanjang tulang belakang (vertebra) dan merupakan usaha untuk


i i i i i

merangsang hormon oksitosin setelah melahirkan. Menstmulasi


i i i i i i i i i

refleks oksitosin penting dalam menyusi, refleks oksitosin membuat


i i i i i i i i i i i i i

aliran ASI dan payudara menjadi lancar, sehingga menyusui semakin


i i i i i i i i i i

lancar (Mariiyaiingiih, 2018). d n s

c. Teknik Marmet i i i

Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI


i i i i i i i i i i

dan memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal.


i i i i i i i i i

Teknik memerah ASI dengan cara marmet ini pada prinsipnya


i i i i i i i i i i i

bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang


i i i i i i i

terletak dibawah areola sehingga diharapkan dengan pengosongan


i i i i i i i i i

ASI pada daerah sinus laktiferus ini akan merangsang pengeluaran


i i i i i i i i i i

hormone prolaktin. Pengeluaran hormone prolactin ini selanjutnya i i i i i i i i i

akan merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Makin i i i i i i i

banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara maka akan i i i i i

semakin banyak ASI akan diproduksi (Reisii, 2019).


i i i i i o l

Teknik memerah ASI yang dianjurkan adalah dengan


i i i i i i i

mempergunakan tangan dan jari karena praktis, efektif dan efesien


i i i i i i i i i i i i

dibandingkan dengan menggunakan pompa. Caranya memerah ASI


i i i i i i i

menggunakan cara cloe marmet yang disebut dengan Teknik Marmet


i i i i i i i i i

yang merupakan perpaduan antara teknik memerah dan memijat. i i i i i i i i

d. Endorphin
i i

21
Endorphin massase merupakan suatu metode sentuhan ringan
i i i i i i i i

yang dikembangkan pertama kali oleh Costance Palinsky. Sentuhan


i i i i i i i i

ringan
i ini
i i bertujuan i meningkatkan i i kadar endorphin i i untuk

membiarkan tubuh menghasilkan endorphin. Teknik sentuhan ringan


i i i i i i i i i i

juga membantu menormalkan denyut jantung dan tekanna darah.


i i i i

Ssentuhan ini mencakup pemijatan yang sangat ringan yang bisa


i i i i i i i i

membuat bulu-bulu halus dipermukaan kulit berdiri, sehingga dapat


i i i i i i i i i

melepaskan hormon endorpin dan oksitosin (Apiiiia, 2018).


i i i i i i r l

e. Kompres Hangat i

Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke i i i i i i

hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang


i i i i i i i i

peka terhadap panas di hipotalamus di rangsang, sistem efektor


i i i i i i i i i

mengeluarkan sinyal dengan vasodilatasi perifer. Kompres hangat


i i i i i i i i i i

payudara selama pemberian ASI akan dapat meningkatkan aliran i i i i i i i i

ASI dari kelenjar-kelenjar penghasil ASI. Manfaat lain dari kompres


i i i i i i i i i i i i

hangat payudara yaitu stimulasi refleks let down, mencegah i i i i i i i i

bendungan pada payudara yang bisa menyebabkan payudara


i i i i

bengkak dan memperlancar peredaran darah pada daerah payudara


i i i i i i

(Mas’adah, 2018).

f. Breast Care (Perawatan Payudara)


i i i

Breast care adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan


i i i i i i

untuk memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat i i i i i i i i

menyusui dengan melakukan pemijatan. Perawatan payudara sangat


i i i i i i i

penting dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini karena


i i i i i i i i i i i

22
payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan i i i i i

makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini i i i i i i i i

mungkin (Azwar, 2018). Perawatan payudara adalah merupakan


i i i

suatu tindakan yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu


i i i i i i i

orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah
i i i i i i i i

melahirkan.
i i

Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi


i i i i i

dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar


i i i i i i i i

pengeluaran ASI serta menghindari terjadinya pembengkakan dan


i i i i i i i i i i i

kesulitan menyusui. Selain itu juga menjaga kebersihan payudara


i i i i i i i i i i i

agar tidak mudah terkena infeksi.


i i i i i i

1.8.9 Pengukuran Kelancaran ASI

Menurut Budiarti (2017), yang menyatakan bahwa untuk mengetahui


i i i i i i i

banyaknya produksi ASI beberapa kriteria sebagai patokan untuk mengetahui i i i i i i i i i i i i

jumlah ASI cukup atau tidak cukup yaitu :


i i i

1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting.


i i i i i i i i

2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang.


i i i i i

3. Jika ASI cukup, setelah bayi menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-
i i i i i i i i i i i

4 jam.

4. Bayi BAK 6-8 kali dalam satu hari.


i i i

5. Bayi BAB 3-4 kali sehari. i i i i

6. Bayi paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam.


i i i i i i i

7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI.
i i i i i i i i i i i i

23
8. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
i i i i i i i i i i i i

menyusu. i

9. Warna urin bayi kuning jernih. i i i i i

10. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang berwarna hijau pekat, i i i i i i i

kental dan lengket, yang dinamakan meconium.


i i i i i i

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kelancaran ASI pada i i i i i i

penelitian ini berisi 10 pertanyaan tentang ASI yang dihasilkan pada ibu
i i i i i i i i i i i i i i i

post partum dengan pilihan jawaban ya atau tidak, setiap pertanyaan diberi i i i i i i i i i i

nilai 1 bila jawaban “YA“ dan bila jawaban “TIDAK“ diberi nilai 0.
i i i i i i i i i i

Kriteria penilaian dalam penelitian ini adalah :


i i i i i i i i i i i i

a. Lancar (76-100%).

b. Cukup lancar (56-75%).

c. Kurang lancar (≤55%).

1.9 Konsep Dasar Nifas (Post Partum)

1.9.1 Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 42
i i i i i i i i

hari pasca melahirkan. Nifas


i i i i dimulai setelah plasenta lahir sampai organ
i i i i i i i

reproduksi kembali seperti sebelum kehamilan (Marii, 2018).


i i i i i i i i i i i m

Masa nifas atu masa puerperium adalah masa setelah partus selesai, dan i i i i i i i i i

berakhir setelah kira-kira 6 minggu .istilahpuerperium berasal dari kata puer yang
i i i i i i i i i i i i i i i

artinya anak, parele artinya melahirkan menunjukan periode 6 minggu yang


i i i i i i i i i i i

berlangsung antara berakhirnya periode persalinan dan kembalinya organ-organ


i i i i i i i i i i

reproduksi wanita ke kondisi normal (Yusari Asih, 2018).


i i i i i i i i

24
1.9.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologis


i i i i i i i i i i

2. Melakukan memantauan, pencegahan, pengobatan ataumerujik bila terjadi


i i i i i i i i i i

komplikasi pada ibu maupun bayi.


i i i i

3. Menyampaikan cara perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat
i i i i i i i i i

menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.


i i i i i i i i i i i i i i

4. Memberikan pelayanan KB
i i i i

5. Mendapatkan kesehatan psikologi (Marii, 2018).


i i i i i m

1.9.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan

1. Memberikan dukungan yang terus menenerus untuk mengurangi emosional


i i i i i i i i i i i

dan psikologi masa nifas i i i

2. Sebagai penghubung informasi antara ibu dan keluarga


i i i i i i i

3. Memberikan pendampingan untuk menyusui bayi dan meningkatkan rasa


i i i i i i i i i i

nyaman

4. Memantau terjadinya komplikasi dan rujukan


i i i i i

5. Memperikan pendidikan untuk ibu dan keluarga tentang tanda bahaya,


i i i i i i i i i

mencegah perdarahan, menjaga gizi, dan cara menjaga kebersihan diri.


i i i i i i i i i i i i

6. Melakukan manajemen asuhan dengan pengumpulan data, mengidentifikasi,


i i i i i i i i i i i

membuat diagnose dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk


i i i i i i i

mempercepat pemulihan, mencegah infeksi lebih parah dengan memenuhi


i i i i i i i i i i i i i i i i

kebutuhan ibu dan bayi selama masa nifas.


i i i i i

7. Memberikan asuhan dengan baik dan berkesinambungan (Marii, 2018)


i i i i i i i i m

25
1.9.4 Tahapan Masa Nifas

Tahapan masa nifas meliputi : i i i i

1. Puerperium dini i i i i i

Puerperium dini merupakan masa pemulihan ketika ibu sanggup berdiri dan
i i i i i i i i i i i i i i

berjalan-jalan. Fase ini sampai hari ke 40


i i i i i i i

2. Puerperium Intermedial i i i i i i i

Masa kepulihan menyeluruh semua alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8 i i i i i i i i i i

minggu. i

3. Remote Puerperium i i i i i

Masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama i i i i i i i i

hamil atau waktu persalinan terjadi komplikasi. Waktu yang diperlukan


i i i i i i i i i

untuk masa ini selama berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan (Marii, i i i i i i m

2018).

1.9.5 Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas

Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang


i i i i i i i i i i i i i

juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami


i i i i i i i i i i i

stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi
i i i i i i i i i i i i i i

terhadap bayinya, berada dibawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran


i i i i i i i i i

yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk
i i i i i i i

bayinya. Adaptasi psikologis dibagi menjadi 3 bagian, antara lain:


i i i i i i i i i i

1. Periode “Taking In”

a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
i i i i i i i i i i i i

umumnya pasif i dan tergantung,


i perhatiannya i i tertuju i pada

kekhawatiran akan tubuhnya


i i

26
b. Ia mungkin akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya
i i i i i i i

waktu melahirkan. i i

c. Tidur tanpa gangguansangat penting untuk mengurangi gangguan


i i i i i

kesehatan akibat kurang istirahat.


i i i i i

d. Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan


i i i i i i i i i i

penyembuhan luka. i i

2. Periode “Taking Hold”

a. Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum.


i i i i i i i i

b. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang


i i i i i i i i

sukses dan meningkatakan tanggung jawab terhadap bayi


i i i i i

c. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK,


i i i i i i

serta kekuatan dan ketahanan tubuhnya.


i i i

d. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitive dan merasa tidak mahir i i i i i i i i i i i

dalam melakukan hal-hal tersebut. i i i

3. Periode “Letting Go”

a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode ini
i i i i i i i i i i i i i i i i i

pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang i i i i i

diberikan oleh keluarga.


i i i i i

b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia


i i i i i i i

harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat i i i i i i

tergantung padanya.
i

c. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.


i i i i i i i i i i

27
1.10 Kacang Edamame

1.10.1 Taksonomi dan Morfologi Kacang Edamame

Kedelai sayur atau edamame (Glycine max L.Merill) mempunyai


i i i i i i i i i i i

potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan prolaktin.Kandungan alkaloid,


i i i i i i i i i

polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya yang efektif dalam


i i i i i i i i i i

meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.Isoflavon yang terkandung pada


i i i i i i i i

edamame merupakan asam amino yang memilik vitamin dan gizi dalam kacang
i i i i i i i i i i i

kedelai yang membentuk flavonoid.Flavonoid merupakan pigmen, seperti zat


i i i i i i i i i i i i i

hijau daun yang biasanya berbau. Zat hijau daun memiliki banyak manfaat bagi
i i i i i i i i i

kesehatan tubuh.Secara garis besar, manfaat dari isoflavon yang terkandung pada
i i i i i i i i

edamame adalah meningkatkan metabolisme dalam tubuh.Isoflavon merupakan


i i i i i i i i i

nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, mencegah sembelit, meningkatkan sistem


i i i i i i i i i i i i i

kekebalan tubuh, menguatkan tulang dan gigi, mengendalikan tekanan darah,


i i i i i i i i i

mengendalikan kadar kolesterol, mencegah resiko obesitas dan menghilangkan


i i i i i i i i i i i i i

gejala penyakit maag. Isoflavonmerupakan asam amino yang memiliki vitamin


i i i i i i i i i i i i

dan gizi yang membentuk flavonoid. Isoflavon sendiri memiliki manfaat


i i i i i i i i i i i i i

meningkatkan metabolism dalam tubuh, mencegah sembelit, meningkatkan


i i i i i i i i i i i

system kekebalan tubuh, menguatkan tulang dan gigi. Isoflavon atau hormone
i i i i i i i i

phytoestrogen merupakan hormone estrogen yang diproduksi secara alami oleh


i i i i i i i i i i i

tubuh dan bisa membantu kelenjar susu ibu menyusui agar memprooduksi ASI i i i i i i i i i i

lebih banyak (Selin, et al, 2010).


i i i i i

Edamame memiliki nilai gizi yang cukup tinggi yakni 582 Kkal, protein
i i i i i i i i i i i i i i i

11,5 g; karbohidrat 7,4 g; lemak 6,5 g; vitamin A 100 mg; B1 0,26 mg; B2 0,15 i i i i

mg; B3 1 mg; dan vitamin C 27%; serta mineral-mineral seperti fosfor 150 mg; i i i i i i i i i i

28
kalsium 70 mg; besi 1,7 mg; dan kalium 145 mg dalam 100 g edamame (Johnson,
i i i i i i

et al. 1999, Nguyen, 2001) dan mengandung sedikit lemak jenuh serta kaya serat,
i i i i i i i i i i

asam folat, vitamin C dan B, kalsium, zat besi atau magnesium, sembilan asam i i i i i i i i i

amino esensial yang diperlukan tubuh, tidak mengandung kolesterol (Ariyantini,


i i i i i i i i i i i i i

2017)

1.10.2 Manfaat Kacang Edamame Untuk Kelancaran ASI

Kacang edamame ini mengandung lagtagogum yang dikenal dengan i i i i i i i i

sebutan kacang edamame (Glycine max L.Merill), efek lactagogum yang dapat
i i i i i i i i i

menstimulasi hormone oksitosin dan prolactin seperti alkaloid, polifenol,steroid,


i i i i i i i i i i i i i i i

flavonoid dan subtansi lainnya yang efektif dalam meningkatkan dan melancarkan
i i i i i i i i i

produksi ASI. Banyak didapatkan di masyarakat. Kacang edamame memiliki


i i i i i i i i i i

potensi untuk nutrisi ibu menyusui, karena mengandung senyawa fitosterol. Selain
i i i i i i i i i i i i i i

itu, produksi ASI dapat meningkat dari Kandungan vitamin A yang tinggi yaitu
i i i i i i i i i i i

sebesar 95 SI yang berasal dari kacang edame (Febriani Ade, 2020 dan Safitri,
i i i i i i i i i i i i i

2018).Kscsng edamame diduga pada meningkatkan produksi ASI jika i i i i i i i i

dikomsumsi dengan benar.


i i i i

Selain kandungan diatas, didalam edamame terdapat vitamin B1, B2, B3,
i i i i i i i i i

B5, B6 dan K. kadar zat besi pada edamame hamper setara dengan kandungan zat i i i i i i i

besi dalam 4 ons dada ayam panggang. Edamame juga mengandung protein,
i i i i i i i

senyawa organic seperti asam folat, mangan, isofavones, beta karoten, dan
i i i i i i i i i

sukrosa (Pambudi S, 2017). i

29
Pemberian edamame dengan cara direbus dan konsumsi pagi hari
i i i i i i i i i i i

sebanyak 65 gram/hari selama 7 hari,di harapkan mampu menambah produksi


i i i i i i i

ASI pada ibu nifas.


i i i

2.2. Kerangka Teori

Faktor Penyebab: Produksi ASI Tidak


1. Asupan nutrisi kurang Lancar
2. Pola makan tidak teratur
3. Penggunaan alat Dampak:
kontrasepsi 1. Berhenti menyusui
4. Konsumsi obat Menyusui 2. Menghambat
5. Perawatan payudara tidak pemberian ASI
maksimal secara eksklusif
6. Stress 3. Mengganti ASI
ASI Eksklusif
dengan susu formula
4. Cakupan ASI
ekslusif rendah

Terapi

Farmakologi : Komplementer
1. Moloco+B12
2. Lactaman
3. Asifit
4. Lancar ASI, Konsumsi Kacang
5. BlackMores Pregnancy Edamame
and Breastfeeding Gold Kandungan:
1. Antosianin
2. Vitamin (C, B6, B2, B1& E)
Produksi ASI 3. Karbohidrat
4. Lemak sehat
Meningkat, ASI
5. Protein
Menjadi Lancar 6. Kalsium
Gambar 2.2. Kerangka Teori 7. Antioksidan
Sumber: modifikasi Roesli (2019), Soetjiningsih (2018), Wulansari (2022),
i i i i i i i i i i i

Yulianto (2021) i

30
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

1.11 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan


i i i i i i i

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
i i i i i i i i i i i i i

dilakukan (Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas


i i i i i i i i

maka kerangka konsep penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut :


i i i i i i i i i i i i i i i i

Variabel Independen Variabel Dependen

Konsumsi kacang Produksi ASI


Edamame

Gambar 3.1. Kerangka Konsep i i

1.12 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
Oprasional Ukur Ukur Ukur
Dependen
1 Kelancaran
i Banyaknya ASI Lembar Observasi i i i i 1. Lancar Ordinal
i

produksi ASI i i yang keluar, serta observasi i i i i (76-100%).


produksi ASI yang i i 2. Cukup lancar
berlebihan ditandai
i i i i i (56-75%).
dengan ASI akan
i i 3. Kurang lancar
menetes dan akan
i i i (≤55%).
memancar i deras i 4.
saat diisap bayi i i i

yang dapat di ukur i

melalui i bayi i i

menyusu i 8-10
dalam 24 jam, dan
BAK 6-8 kali i

dalam sehari. i i

Independen
31
2 Konsumsi i Responden
i Lembar Observasi
i i i i 1. Sebelum
i i Nominal
i

kacang mengkonsumsi
i observasi i i i konsumsi i

edamame
i i kacang edamame i i kacang
selama menyusui
i i i edamame
i i

sehari 1 kali selama


i i i i 2. Sesudah
i

1 minggu i konsumsi i

kacang
edamame
i i

1.13 Hipotesis

Ha : Ada pengaruh konsumsi kacang edamame terhadap kelancaran produksi ASI


i i i i i i i i

pada ibu postpartum.


i

H0 : Tidak ada pengaruh konsumsi kacang edamame terhadap kelancaran produksi


i i i i i i i i

ASI pada ibu postpartum.


i i

32
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1.14 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang


i i i i i i i i i i i i i

digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu.
i i i i i i i i i i i i i i i i i

Penelitian quasi experiment merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk


i i i i i i i i i i i i i i i

mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik
i i i i i i i i i i i i i

(Notoatmodjo, 2018). Bentuk desain penelitian yang dipilih adalah Post-test Only i i i i i i i i i i i

Control Group Design. Dalam desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok i i i i i i i i i i i i

kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen
i i i i i i i i i i i i i i i

maupun kelompok kontrol dibandingkan. Kelas eksperimen yang mendapatkan


i i i i i i i i i

perlakuan sedangkan kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan.


i i i i i i

Kelompok Treatment Postest


Eksperimen X O1
Kontrol - O2

Gambar 4.1
Desain penelitian pre-eksperimen dengan model one grup pre-post test design
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

Keterangan :i i

X : perlakuan terhadap kelompok penelitian


i i i i i i i

O1 : test akhir (post-test) pada kelompok eksperimen


i i i i i i i i

O2 : test akhir (post-test) pada kelompok kontrol


i i i i

33
1.15 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS BMC kota Bogor. Waktu penelitian


i i i i i i i i i i i i

dilaksanakan pada bulan April 2023.


i i

1.16 Populasi dan Sampel

1.16.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti


i i i i i i i i i i i i i

(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum i i i i i i i i i

di Rs BMC pada bulan April 2023 sebanyak 56 orang.


i i i

1.16.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
i i i i i i i i i i i i i

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2018). Yang menjadi


i i i i i i i i

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum di RS BMC kota Bogor
i i i i i i i i i i

pada bulan April 2023. Jumlah sampel menggunakan Aplikasi G-Power Versi i i i i i i i i

3.16 dengan asumsi nilai α= 0.05, α= 0.05, effect size= 0.90 (Large effect size
i i i i i i i i i i i i i

(Cohen, 1998), power level= 0.80. sehingga total sampel yang dibutuhkan adalah
i i i i i i i i

56 respoden.i i

1.16.3 Teknik Pengambilan Sampel

Tekhik pengambilan sampel ini menggunakan tekhnik Accidental


i i i i i i i i i i i i

Sampling yag merupaka jenis non probability atau nonrandom sampling di mana
i i i i i i i i

anggota populasi sasaran yang memenuhi kriteria praktis tertentu, seperti i i i i i i i i i i i i i

kemudahan aksesibilitas, kedekatan geografis, ketersediaan pada waktu tertentu,


i i i i i i i i i i i i i i i

atau kesediaan untuk berpartisipasi dimasukkan untuk tujuan penelitian (Etikan,


i i i i i i i i i i i i i i

2016). Tujuan utama dari convenience sampling adalah untuk mengumpulkan i i i i i i i

informasi dari peserta yang mudah diakses oleh peneliti seperti penyedia
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

34
perekrutan. Asumsi utama yang terkait dengan convenience sampling adalah
i i i i i i i i i i i

anggota populasi sasaran adalah homogen (Etikan, 2016). i i i i

1.16.4 Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sempel (Notoatmodjo, 2018). i i i i i i i

Pada penelitian ini kriteria inklusi adalah : i i i i i i i i i i i

a. Ibu postpartum hari ke-4 sampai hari ke-7 pasca melahirkan yang
i i i i i i i i

mengalami produksi ASI kurang.


i i i i

b. Ibu yang memiliki riwayat persalinan cukup bulan


i i i i i i i i

c. Ibu tidak minum/mengkonsumsi obat pelancar ASI


i i i i i i i

d. Bersedia dijadikan responden


i i i i i i i

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
i i i i i i i i i i i i i

sempel (Notoatmodjo, 2018). Sedangkan pada penelitian ini kriteri


i i i i i i i i i i i i

eksklusi adalah :
i i

a. Ibu postpartum yang memiliki komplikasi penyakit penyerta seperti


i i i i i i i i i i i i i i

hipertensi, diabetes dan kardiovaskular sehingga tidak memungkinkan


i i i i i i i i i i i i i

untuk dijadikan responden i i i i

b. Bayi yang memiliki kelainan kongenital sejak lahir seperti bibir


i i i i i i i i i i i i i i i i

sumbing i

c. Tidak bersedia menjadi responden


i i i i i i i i

35
1.17 Etika Penelitian

Sebelum i i melakukan i penelitian, i i i i peneliti i i i i memberikan i i i surat ijin i i

permohonan penelitian kepada pemilik RS BMC di Kota Bgor dengan


i i i i i i i i i i i

memperhatikan etika penelitian, yang meliputi :


i i i i i i i i i i i i

1. Beneficience i i i i i i

Penelitian yang dilakukan haruslah mempunyai keuntungan baik bagi


i i i i i i i i i i

peneliti maupun responden. Sebelum wawancara dilakukan responden


i i i i i i i i i i i

diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian.


i i i i i i i i i i i i

2. Maleficience i i i i i

Penelitian ini menggunakan prosedur yang tidak menimbulkan bahaya


i i i i i i i i i i i

bagi responden. Penelitian ini memberikan jaminan tidak merugikan


i i i i i i i i i i i i i i i i

responden
i i baik i secara i fisik i i maupun psikologis i i selama i proses i

pengumpulan data.
i

3. Autonomy

Prinsip autonomy adalah prinsip menghargai harkat dan martabat manusia.


i i i i i i i

Dalam penelitian ini responden diberikan kebebasan untuk menentukan i i i i i i i i i i i i i i i

partisipasi dalam penelitian tanpa paksaan dan sukarela menyatakan


i i i i i i i i i

bersedia berpartisipasi pada penelitian dan mempunyai hak untuk


i i i i i i i i i i i i i

menyatakan tidak bersedia atau dapat mengundurkan diri dari penelitian.


i i i i i i i i i i i i i

Tindakan ini dilakukan setelah peneliti memberikan penjelasan saat


i i i i i i i i i i i i i i i

mendatangi calon responden untuk menanyakan kesediaan untuk ikut


i i i i i i i i i

dalam penelitian. Selanjutnya peneliti akan meminta responden untuk i i i i i i i i i i i i i

mendatangi informed consent yang telah disediakan.


i i i i i i i i i

4. Anonomity i

36
Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak mencantumkan nama i i i i i i i i i i i

responden pada lembar alat ukur dan hanya mencantumkan nama samaran
i i i i

atau kode pada lembar pengumpulan data. i i i

5. Justice i i

Pada saat pelaksanaan penelitian ini, peneliti memperlakukan responden i i i i i i i i i i i i i i i

secara adil sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam


i i i i i i i i i

penelitian tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak bersedia


i i i i i i i i i i i i i i i

menjadi responden. Pada penelitian ini, pemilihan responden berdasarkan


i i i i i i i i i i i i i i i i

kriteria inklusi yang telah ditetapkan. i i i i i i i i

1.18 Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data penelitian menggunakan data primer yang sudah i i i i i i i i

disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diambil langsung dari responden


i i i i i i i i i i i i i

dengan cara observasi.


i i i

1.19 Pengolahan Data

Dilakukan dengan cara bantuan komputer program SPSS dengan tahapan


i i i i

sebagai berikut:
i i i i

1. Editing Data i i i

Tahapan ini merupakan tahap menyeleksi. Pada tahapan ini data yang i i i i i i i i i

telah dikumpulkan diperiksa ulang, untuk memeriksa adanya kesalahan dan


i i i i i i i i i

kekurangan kelengkapan data yang telah terkumpul dari buku laporan, sehingga
i i i i i i i i

dapat menghasilkan data yang lebih akurat untuk pengolahan data selanjutnya.
i i i i i i

2. Coding Data i

Pengelompokan data (pemberi kode) sesuai dengan klasifikasi yang sudah


i i i i i i i i i i i i

ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.


i i i i i

37
3. Tabulasi Data i

Setelah i i pengkodean, i i data dipisahkan i i kedalam i tabel i kemudian i i

dikelompokan sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Data yang sudah
i i i i i i i i i i i

dikelompokan kemudian ditabulasi kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi,


i i i i i i i i i i i i i i i

sehingga semua dapat data.


i i i

4. Entri Data i i

Entri data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan


i i i i i i i

kedalam computer.
i i

1.20 Analisis Data

Analisa data merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan


i i i i i i i i

oleh peneliti melalui perangkat metodelogi tertentu. Dalam penelitian ini, data
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. i i i i i i i i i i i

Proses pemasukan data dan pengolahan data menggunakan aplikasi perangkat


i i i i i i i

lunak komputer. Hasil data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk i i i i i i i i i

tabel dan dianalisis secara univariat dan bivariat.


i i i i i i i i i

1.20.1 Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk melihat data responden yang bersifat


i i i i i i i i i i

numerik yaitu data berat badan responden dicari mean dan standar deviasinya dan
i i i i i i i i i i i i

disajikan dalam bentuk tabel. Analisa univariat dalam penelitian ini berdasarkan
i i i i i i i i i i i i i i

produksi ASI sebelum dilakukan konsumsi kacang edamame dan produksi ASI
i i i i i i i i i i

sesudah dilakukan konsumsi kacang edamame.


i i i i i

1.20.2 Analisis Bivariat

Setelah data-data tersebut ditabulasi, maka dilakukan interprestasi


i i i i i i i i i i i

terhadap data yang terkumpul dengan menggunakan komputerisasi. Rumus


i i i i i i i

38
statistic yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t independent sample,
i i i i i i i i i i i i i i i i

dengan tingkat signifikasi < 0,05. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
i i i i i i i i i i i i i

ada perbedaam produksi ASI antara antara kelompok ibu nifas yang
i i i i i i i

mengkonsumsi kacang edamame dengan yang tidak mengkonsumsi kacang


i i i i i i i i

edamame.
i i

39
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Respon (Ibu Nifas)

5.1.1 Jumlah Ibu Nifas Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 memberikan gambaran tentang distribusi usia ibu periode nifas
i i i i i i i i i i i i i i

yang diamati. i i

Tabel 5.1 Distribusi Ibu Nifas Berdasarkan Katagori Umur


No Umur Jumlah Persentase
1 <25 tahun 15 26,78%
2 25-35 tahun 26 46,44%
3 >35 tahun 15 26,78%
Total 56 100%

Tabel 5.1 menunjukkan mayoritas ibu berada dalam kelompok usia 25-35
i i i i i i i

tahun yaitu sebanyak 26 orang (46,44%.) Kelompok usia di bawah 25 tahun dan
i i i i i

di atas 35 tahun memiliki jumlah yang lebih rendah, masing-masing sebesar 15


i i i i i i i i i i i i

orang (26,78%). Data ini memberikan informasi penting tentang komposisi usia i i i i i i i i i i i i i

ibu dalam konteks periode nifas yang dapat digunakan untuk pemahaman lebih
i i i i i i i i i i

lanjut tentang kelancaraan ASI selama periode ini.


i i i i i i i i i

5.1.2 Jumlah Ibu Nifas Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.2 memberikan gambaran tentang distribusi jumlah ibu nifas


i i i i i i i i i i

berdasarkan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh


i i i i i i i i

Tabel 5.2 Distribusi Ibu Nifas Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD (Sekolah Dasar) i
3 5,36%
SMP (Sekolah Menengah 10 17,86%
i i i

2 Pertama) i

3 SMA (Sekolah Menengah Atas) 25 44,64%i i i

4 D3 2 3,57%
5 S1 16 28,57%
Total 56 100%

40
Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat
i i i i i i i i i i i i

pendidikan S1 sebanyak 16 orang (28,57%), D3 sebanyak 2 orang (3,57%),


i i i i i

SMA/sederajat yakni sebanyak 25 orang (44,64%). Ibu nifas dengan pendidikan


i i i i i i i i i i

SMP sebanyak 10 orang (17,86%). Hanya sebagian kecil ibu nifas dengan
i i i i i i i i

pendidikan SD sebanyak 3 orang (5,6%)


i i i i

5.2 Hasil Analisis Univariat

Tabel 5.3 memberikan informasi tentang kelancaran ASI pada ibu sebelum
i i i i i i i i i i i i

dan setelah mengonsumsi kacang edamame


i i i i i i

Tabel 5.3 Kelancaran ASI Ibu Nifas Sebelum dan Sesudah Konsumsi Kacang
Edamame
Pretest (Sebelum Posttest (Sesudah
Kelancaran Konsumsi Kacang Konsumsi Kacang
No
ASI Edamame) Edamame)
N % N %
1 Kurang Lancar 30 53,57% 7 12,50%
2 Cukup Lancar 26 46,43% 17 30,36%
3 Lancar 0 0,00% 32 57,14%
Total 56 100% 56 100%

Kelancaran ASI sebelum konsumsi kacang edamame, terdapat 30 ibu


i i i i i i i i i

(53,57%) yang melaporkan produksi ASI yang kurang lancar. Terdapat 26 ibu i i i i i

(46,43%) yang melaporkan produksi ASI cukup lancar sebelum mengonsumsi i i i i i i i

kacang edamame. Tidak ada ibu yang melaporkan produksi ASI yang lancar
i i i i i i i

sebelum mengonsumsi kacang edamame


i i i i i i

Setelah konsumsi kacang edamame, sebagian besar ibu melaporkan


i i i i i i i i i i

produksi ASI yang lancar yakni 32 ibu (57,14%). Terdapat 17 ibu (30,36%) yang
i i i i i i

melaporkan produksi ASI yang cukup lancar sesudah mengonsumsi kacang


i i i i i i

edamame. Tersisa hanya terdapat 7 ibu (12,5%) yang melaporkan produksi ASI
i i i i i i i i i

yang kurang lancar.


41
Dapat dilihat bahwa sebelum mengonsumsi kacang edamame, mayoritas ibu i i i i i i i i i i

melaporkan kelancaran ASI yang cukup lancar (46,43%), dengan sebagian kecil
i i i i i i i i

melaporkan kurang lancar (53,57%). Namun, setelah kacang edamame, proporsi


i i i i i i

ibu yang melaporkan kelancaran ASI yang cukup lancar turun menjadi 30,36%,
i i i i i i

sementara proporsi ibu yang melaporkan kelancaran ASI yang lancar meningkat
i i i i i i i i i

menjadi 57,14%. Data ini menunjukkan bahwa konsumsi kacang edamame dapat
i i i i i i i i

meningkatkan kelancaran ASI pada ibu nifas. Hal tersebut ditandai dengan
i i i i i i i i i i i

meningkatnya jumlah ibu nifas yang mengalami kelancaran ASI.


i i i i i i i i

5.3 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang


i i i i i i i i i i

digunakan untuk uji perbandingan rata-rata terdistribusi normal atau tidak.


i i i i i i i i i

Normalitas data adalah syarat yang harus dipenuhi dalam uji statistik parametrik
i i i i i i i i i

perbandingan rata-rata melalui uji t paired sample. Jika syarat normalitas tidak
i i i i i i i i i i i

terpenuhi maka uji t paired sample tersebut diganti menjadi uji statistik non-
i i i i i i i i i i i i i i i i

parametrik melalui uji Wilcoxon. i i i i i i

Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Data


Pretest i i Postest i

N 56 56
Normal Parameters Mean 5,3571 i i i 9,8750
Std. Deviation 1,41971 i i i 11,92105
Most Extreme Differences Absolute i ,180 i i i i i i i ,460
Positive ,153 i i i ,460
Negative -,180 i i i -,341
Test Statistic i ,180 i i ,460
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c i i i ,000c
Sumber : Hasil Analisis Data, 2023 (SPSS)
i i i i

Tabel 5.4 menunjukkan nilai signifikansinya baik untuk data skor


i i i i i i i i i

kelancaran ASI pretest adalah 0.000 < 0,05 atau dinyatakan tidak terdistribusi
i i i i i i i i i i

normal dan posttest 0,00 < 0,05 atau dinyatakan tidak terdistribusi normal. Oleh i i i i i i i i

42
karena kedua data tidak terdistribusi normal maka perbandingan rata-rata data
i i i i i i i i i

hasil penelitian menggunakan uji statistik non-parametrik melalui uji Wilcoxon


i i i i i i i i i i i i i i i

sebagai dasar pengambil hasil uji hipotesis


i i i i i i i i i

5.4 Hasil Analisis Bivariat

Tabel 5.5 Hasil Uji Wilcoxon (Uji Perbedaan Kelancaran ASI Ibu Nifas
Sebelum dan Sesudah Konsumsi Kacang Edamame

N Mean Rank i Sum of Ranks


Postest - Pretest i i i Negative Ranks i i i 0 a
,00 ,00
Positive Ranks i i i 44 b
22,50 990,00
Ties i i 12c
Total 56
Sumber : Hasil analisis bivariate (SPSS)
i i i i i i i

Tabel 5.6 Hasil uji statististik Wilcoxon


Postest - i

Pretest i i

Z -5,804b
Asymp. Sig. (2-tailed) i i i ,000
Sumber : Hasil uji statistic (SPSS) i i i i i

Berdasarkan hasil table menunjukkan nilai negative rank atau selisih negative
i i i i i i i i i i i i i i i

antara kelancaran ASI ibu nifas untuk pretest dan posttest adalah 0, yang
i i i i i i i

menunjukkan tidak adanya penurunan (pengurangan) dari nilai pretest dan


i i i i i i i i i

posttest. Nilai positif rank atau selisih antara perbedaan kelancaran ASI Ibu Nifas
i i i i i i i i i i i i i i

sebelum dan sesudah konsumsi kacang edamame. Disini terdapat 44 data positif
i i i i i i i i i i i i

(N) yang berarti 44 ibu nifas tersebut mengalami peningkatan kelancaran ASI dari i i i i i i i i i i i i i

nilai pretest ke nilai posttest. Rata-rata peningkatan tersebut sebesar 22,50


i i i i i i i i i i i i i i

sedangkan jumlah rangking positif atau sum of rank sebesar 990,00. Kemudian,
i i i i i i i i

pada Ties atau nilai kesamaan antara pretest dan posttest 12, sehingga dapat
i i i i i i i i i i

dikatakan ada nilai yang sama antara pretest dan posttest. Hasil penelitian ini
i i i i i i i i i i i i i

43
memberikan bukti empiris bahwa konsumsi kacang edamame mampu
i i i i i i i i i i

meningkatkan kelancaran ASI pada ibu nifas.


i i i i i i

44
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan table 5.1 memberikan informasi penting tentang komposisi usia


i i i i i i i i i i i i i

ibu dalam konteks periode nifas yang dapat digunakan untuk pemahaman lebih
i i i i i i i i i i

lanjut tentang kelancaraan ASI. Sebagian besar responden berusia >25-35 tahun
i i i i i i i i i i

sebanyak 46,44% dari 56 ibu nifas. Dengan pendidikan sebagian besar SMA
i i i i i i i i i i i

(sekolah menengah atas) sebanyak 44,64% dari 56 ibu nifas. Semua perempuan
i i i i i i i i i i

mempunyai potensi untuk memberikan ASI kepada anaknya, namun tidak semua
i i i i i i i i i i i

ibu post partum dapat langsung mengeluarkan ASI. Pengeluaran ASI meurpakan
i i i i i i i i

interkasi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, syaraf dan


i i i i i i

bermacam-macam hormone yang mempengaruhi keluarnya oksitosin, kendala


i i i i i i i i i

dalam memberikan ASI secara dini pada hari pertama setelah melahirkan yaitu
i i i i i i i i i i i i i i

produksi ASI yang sedikit (Saputri et al., 2019). i i i i i i i

Perbedaan usia pada responden dapat mempengaruhi pengeluaran ASI,


i i i i i i i i i i i

dimana umur ibu di bawah rata-rata 25 tahun pada masa umur i ni emosional
i i i i i i i

belum stabil sehingga mempengaruhi psikologi ibu misalnya kecemasan dengan


i i i i i i i i i i i i i i

bentuk tubuhnya yang tidak seperti dulu lagi, takut payudara kendor, hal ini
i i i i i i i i i

mempengaruhi kurangnya produksi ASI, sehingga bisa mempengaruhi produksi


i i i i i i i i i i i i

ASI (Triananinsi et al., 2019).


i i i i i

6.2 Kelancaran Produksi ASI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum konsumsi kacang edamame


i i i i i i i i i i i

cukup banyak ibu nifas yang memiliki produksi ASI kurang lancar yaitu 53,57% i i i i i i i i i

45
dari 56 ibu. Sementara itu tidak ada satupun ibu yang memiliki produksi ASI
i i i i i i i i i i i i i

lancar. Ibu melaporkan kelancaran produksi ASI cukup lancar (46,43%) sebelum
i i i i i i i

mengonsumsi kacang edamame. Setelah mengonsumsi kacang edamame, jumlah


i i i i i i i i i i

ibu yang melaporkan produksi ASI yang cukup lancar turun menjadi 30,36%.
i i i i i i

Sementara itu jumlah ibu yang melaporkan produksi ASI yang lancar mengalami
i i i i i i i i i

kenaikan menjadi 57,14%. Hal ini mengindikasi konsumsi kacang edamame dapat
i i i i i i i i i i i i i

meningkatkan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas.


i i i i i i i

Indikator keberhasilan kelancaran ASI dapat dilihat dari indikator bayi dan
i i i i i i i i i i i i i

ibu. Dimana indikator bayi meliputi warna urine kuning jernih, karakteristik feses
i i i i i i i i i i i i i i i i i i

tidak terlalu encer dan setelah kenyang bayi tertdur 2-3 jam. Indikator ibu
i i i i i i i i i i i i

payudara tegang karena terisi oleh ASI, ibu rileks, frekuensi menyusui lebih dari i i i i i i i i i i i i i i i i i i

8x setiap harinya, ibu menggunakan kedua payudaranya bergantian, menyusui


i i i i i i i i i i

bayi tanpa jadwal, putting ibu tidak lecet, ibu terlihat memerah payudaranya
i i i i i i i i i i i

karena penuh dan payudara kosong setelah bayi menyusui (Triananinsi et al.,
i i i i i i i i i i i

2019).

Sebagian besar ibu nifas yang sudah mengkosumsi kacang edamame


i i i i i i i i i

melaporkam bahwa beberapa indikasi tidak terjadi lagi. Kelancaran produksi ASI
i i i i i i i i i i i i i

juga ditunjukkan oleh berbagai faktor, termasuk kesehatan bayi dan tumbuh
i i i i i i i i

kembangnya. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi produksi ASI, antara


i i i i i i i i i

lain meliputi frekuensi menyusui, berat lahir, umur kehamilan saat melahirkan,
i i i i i i i i i i i i i i i

stres dan penyakit akut, konsumsi alkohol, pil kontrasepsi, dan metode kelahiran
i i i i i i i i i i i

bayi (Widyastuti & Jati, 2020).


i i i i

46
6.3 Pengaruh Konsumsi Kacang Edamame Terhadap Kelamcaran

Produksi ASI

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh konsumsi kacang edamame


i i i i i i i i i i i i

terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum RS BMC koa Bogor tahun
i i i i i

2023, dimana hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikansinya < 0,05. Maka
i i i i i i i i i i i

dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian kacang edamame terhadap


i i i i i i i i i i

produksi ASI yang telah dilakukan pada ibu postpartum. Berdasarkan rata-rata
i i i i i i

skor kelancaran produksi ASI, terjadi kenaikan skor kelancaraan produksi ASI
i i i i i i i i i i

sesudah konsumsi kacang edamame dibandingkan sebelum konsumsi kacang


i i i i i i i i i

edamame. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi kacang edamame terbukti


i i i i i i i i i i i i i

mampu meningkatkan produksi ASI pada nifas. Hal ini sejalan dengan penelitian i i i i i i i i i i i i i

yang dilakukan oleh Hayati (2021) yang menyatakan sebelum mengkonsumsi


i i i i i i i i

kacang edamame seluruh nya belum ada peningkatan sesudah mengkonsumsi


i i i i i i i i i

kacang edamame mayoritas mengalami peningkatan kelancaran produksi ASI.


i i i i i i i i i i

Nutrisi dan kalsium yang tinggi terdapat pada kacang edamame. Kandungan
i i i i i i i i

proteinnya 16%, hampir dua kali lipat dibandingkan dengankandungan protein


i i i i i i i i i i

pada kacang buncis sementara itu, kalori yang dibutuhkan adalah 85 kal untuk i i i i i i

tiap 100 ml yang dihasilkan Edamame mengandung protein lengkap bermutu


i i i i i i i i i i

tinggi terbanyak dibandingkan dengan tumbuhan lainnya, juga mengandung asam


i i i i i i i i

amino yang dibutuhkan tubuh dalam komposisi yang sempurna. Nilai gizi
i i i i i i i i i

edamame setara dengan susu sapi dan lebih tinggi dibandingkan dengan daging
i i i i i i i i i i i i i

sapi (Safitri R, 2018). Kandungan didalam edamame terdapat vitamin B1, B2, B3,
i i i i i i i i i

B5, B6 dan K. kadar zat besi pada edamame hamper setara dengan kandungan zat i i i i i i i

besi dalam 4 ons dada ayam panggang. Edamame juga mengandung protein,
i i i i i i i

47
senyawa organic seperti asam folat, mangan, isofavones, beta karoten, dan
i i i i i i i i i

sukrosa (Pambudi S, 2017). i

Berdasarkan asumsi peneliti bahwa pemberian kacang edamame sangat


i i i i i i i i i i i

bagus dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu postpartum. Dalam penelitian
i i i i i i i i i

ini peneliti mendapatkan bahwa mayoritas ibu postpartum terjadi peningkatan


i i i i i i i i i i i i i

dalam jumlah produksi ASI ibu nifas di RS BMC kota Bogor. Hasil penelitian i i i i i i i i i i

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit (2020) dan Safitri (2018)
i i i i i i i i i i i i

yang menunjukkan hasil uji statistic nilai signifikansinya <0,05 yang berarti
i i i i i i i i i i i i i

pemberian kacang edamame memberikan pengaruh pada peningkatan ASI ibu


i i i i i i i i i i i i i

nifas .
i

48
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil penelitian maka dapat


i i i i i i i i

disimpulkan bahwa:
i i

1. Sebelum kacang edamame terdapat 30 ibu nifas (53,57%) dengan produksi


i i i i i i i i i

ASI kurang lancar, 26 ibu (46,43%) dengan produksi ASI cukup lancar, dan
i i i i i

tidak ada ibu (0%) dengan produksi ASI lancar.


i i i i i

2. Setelah konsumsi kacang edamame terdapat 31 ibu nifas (57,14%) dengan


i i i i i i i i i

produksi ASI lancar, 17 ibu (30,36%) dengan produksi ASI cukup lancar, dan i i i i i i

7 ibu (12,50%) dengan produksi ASI kurang lancar.


i i i i

3. Hasil uji t menunjukkan nilai sig. < 0,05 yang mengindikasikan ada pengaruh
i i i i i i i i i i i

konsumsi daun kacang panjang terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu i i i i i i

postpartum di RS BMC kota Bogor tahun 2023. i

7.2 Saran

1. Ibu nifas dapat mencari informasi yang akurat dan terbaru tentang manfaat
i i i i i i i i

konsumsi kacang edamame dalam meningkatkan kelancaran produksi ASI i i i i i i i i

sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kandungan


i i i i i i i i

nutrisi dalam daun kacang panjang dan bagaimana mengonsumsinya untuk


i i i i i

mendukung produksi ASI yang optimal. i i i i

2. Penelitian selanjutnya dapat memperdalam pemahaman tentang mekanisme


i i i i i i i i i i i i

yang terlibat dalam pengaruh kacang edamame terhadap kelancaran i i i i i i i

produksi ASI, seperti melalui analisis komponen aktif dalam kacang i i i i i i i i i i i

edamame atau interaksi dengan faktor hormonal.


i i i i i i

49
3. Untuk mengurangi faktor-faktor pengganggu yang mungkin mempengaruhi
i i i i i i i

hasil penelitian, penting untuk melakukan pengendalian variabel seperti


i i i i i i i i i i i i i i i i

mengukur aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi produksi ASI, seperti


i i i i i i i i i i i i

status gizi ibu, faktor genetik, dan kondisi kesehatan lainnya.


i i i i i i i i i i i

50
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Y. (2018) Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
i i i i i i i i

Melahirkan. Jakarta: Gagas Media. i i i i

Astutik, Yuli Reni. (2017). Payudara dan Laktasi Edisi 2. Jakarta : Salemba
i i i i i i i i i

Medik i i

Budiarti, Tri. (2017). Efektivitas Pemberian Paket “Sukses ASI” terhadap


i i i i i i i i i i i i i i

Produksi ASI Ibu Menyusui di Depok Jawa Barat. Tesis tidak diterbitkan. i i i i i i i i i i i i i

Depok: Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas i i i i i i i

Indonesia i i i

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, (2020). Persentase Pemberian Air Susu Ibu
i i i i i i i i i i i i i

(ASI) Eksklusif pada Bayi <6 Bulan Berdasarkan Kabupaten/Kota di Jawa i i i i i i i

Barat. https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset/persentase-pemberian- i i i i i i i i i i

air-susu-ibu-asi-eksklusif-pada-bayi-6-bulan-berdasarkan-kabupatenkota-
i i i i i i i i

di-jawa-barat i

Everyday Health. 2021. Banana Health Benefits You Might Not Know About.
i i i i i i i i

Fetrisia, W., & Yanti, Y. (2019). Pengaruh Acupresure Point For Lactation
i i i i i i i i i

Terhadap Produksi ASI Ibu Menyusui. Jurnal Kesehatan, 10(1), 41–46.


i i i i i i i i

Https://Doi.Org/10.35730/Jk.V10i1.383 i i

Hayati, K., Karo, K, M., Gurusinga, R., Widya., Robbaniyah, L., (2021).
i i i i

Pengaruh Pemberian Kacang Edamame Terhadap Produksi Asi Pada Ibu i i i i i i i i i i

Post Partum Di Klinik Bidan Putri Tanjung Kecamatan Kota Kisaran i i i i i i i

Timur. Jurnal Kebidanan. 4 (1);15-20 i i i

Hapsari, A. (2018). Buku pintar ASI eksklusif. Jakarta : salsabila pustaka alkautsar
i i i i i i

group

Harvard. T.H. Chan School of Public Health 2021. The Nutrition Source. i i i i i i

Bananas.

Husanah, E., (2020), Asuhan Kebidanan Pada Ny P dengan Masalah Produksi i i i i i

ASI Melalui Terapi Kurma, Jurnal Komunikasi Kesehatan, Vol. 11, No.1, i i i i i i i i i

71-77.

Kemenkes RI, (2020). Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2019.
i i i i i i i i i

Kemenkes RI : Jakarta i i i i

Khasanah. 2011. Buku saku Manajemen Laktasi.Jakarta: Badan penerbit IDAI i i i i i i i i

Kappara. 2014. Sehat dengan herbal warisan nenek moyang penumpas i i i i i i i

segala penyakit. Penerbit; Media Ilmu Abadi. i i i i i i i i i i

51
Mardiyaningsih, E. a. al (2017) ‘Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat
i i i i i i i i i i i i i i

Oksitosin Terhadap Produksi ASI’, FIK Universitas Indonesia, Jakarta. i i i i i i i i i i i i

Maritalia, D. (2017) Asuhan Kebidanan Pada Ibu NIfas. Yogyakarta: Gosyen


i i i i i i i

Publishing. i i

Marmi. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
i i i i i i

Maryunani, Anik. (2018). Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui.Bogor: In i i i i i i i i

Media i i

Mas’adah (2018) ‘Tehnik Meningkatkan dan Memperlancar Produksi ASI pada i i i i i i i i

Ibu Post Sectio Caesaria’, Jurnal Kesehatan Prima, Vol 9 No 2(1495–


i i i i i i i i

1505).

Notoatmodjo, S. (2018) Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. i i i i i i i i i i i i

Purwanti, A., (2018), Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Cakrawala Ilmu,i i i i i

Yogyakarta.

Pambudi S (2017). Budidaya & Khasiat Kedelai Edamame. Flo, editor. i i i i i i i i i i

Yogyakarta

Roesli, U. (2019). Mengenal Asi Ekslusif. Trubus Agriwidya


i i i i i i i i i

Ata. 2017. Efek Kedelai Untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Bayi. i i i i i i i i i i i

https://www.ibupedia.com/artikel /kehamilan/efek-kedelai-untukibu-hamil- i i i i i i i i i i i i i i

ibu-menyusui-danbayi. diakses tanggal 27 November 2018.


i i i i i i i i

Andrian A Franke, Brunhild M Halm, Laurie J Custer, Yvonne Tatsumura, and


i i i i i i i

Sandra Hebshi. 2006. Isoflavones in breastfed infants after mothers i i i i i i i i i i

consume soy. The American Journal of Clinical Nutrition, 84 ; 406-413. i i i i i i i i

http://ajcn.nutrition i i

Safitri, Rani.(2018). Pengaruh Pemberian Edamame (Glycin max (L) merrill)


i i i i i i i i i i i i

Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas Primipara Di Bpm Dillah Sobirin i i i i i i i i i i i

Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. J Issues Midwifery.;2(3):41. i i i i i i i i

Saputri, I. N., Ginting, D. Y., & Zendato, I. C. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin
i i i i i i i i i i

Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Postpartum. Jurnal Kebidanan Kestra i i i i i i i

(JKK), 2(1), 68–73

Sciarappa, W.J.,2004. Edamame:The Vegetable Soybean, Rutgers Cooperative


i i i i i i i i i i i i

Research and Extension, New Jersey i i i i i i i i

Soetiarso, L., (2017), Makanan Tambahan Untuk Kelancaran ASI Pada Ibu,
i i i i i

Badan Penerbit IDAI, Jakarta. i i i i i

Soetjiningsih, (2018). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.


i i i i i i

52
Triananinsi,N., Jumrah., Syarif, S., Mukriah., (2019). Pengaruh Terapi Pijat
i i i i i i i i i

Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI pada ibu Nifas di Puskesmas Caile


i i i i i i i i i i i

Kabupaten Bulukumba. Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Sosial i i i i i i i i

Humaniora UIT 2019 i i

UNICEF, (2020). Pekan Menyusui Dunia: UNICEF dan WHO menyerukan


i i i i i i i i i i

Pemerintah dan Pemangku Kepentingan agar mendukung semua ibu


i i i i i i i i i i

menyusui di Indonesia
i selama COVID-19. i i i i i i i

https://www.who.int/indonesia/news/detail/03-08-2020-pekan-menyusui- i i i i i i i i i i

dunia-unicef-dan-who-menyerukan-pemerintah-dan-pemangku- i i i i i i i i i

kepentingan-agar-mendukung-semua-ibu-menyusui-di-indonesia-selama-
i i i i i i i i i i i i i

covid-19. Diakses tgl 26/11/2020 i i i

William, dkk (2017) ‘Demperidone Untuk Meningkatkan Pengeluaran ASI’,


i i i i i i i i i i i

CDK-238/Vo, p. http://www.kalberned.com/portals. i i

W V. Fetrisia, Wiwit. (2020). Effect Of Edamame (Glycine Max L. Merill) On


i i i i i i i i i i i i i

Breast Milk Volume In Postpartum Mothers. Blossom, 1.1: 30-36.


i i i i i

2020;1:30–6.

Yusari, Asih. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
i i i i i i i i i i

Nifas. Jurnal Keperawatan, Volume XII, No.2, Oktober 2017.


i i i i i i i

53
LAMPIRAN
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
i

Calon Responden Penelitian i i i i i i

Di Tempat
i i

Dengan Hormat,
i

Saya adalah mahasiswi program studi S1 Kebidanan STIKes Abdi i i i i i i i i

Nusantara yang saat ini sedang melakukan penelitian berjudul “Pengaruh i i i i i i i i i i

konsumsi kacang edamame terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu


i i i i i i i i

postpartum di kota Bogor tahun 2023”. Dengan ini saya mohon kesediaan Ibu i i i i i i i i

dalam penelitian ini menjadi responden. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini
i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i

bersifat bebas untuk menjadi responden atau menolak tanpa ada sanksi apapun.
i i i i i i i i i

Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk


i i i i i i i

kepentingan penelitian. Saya berharap ibu menjawab dengan jawaban yang jujur
i i i i i i i i i i i

tanpa menutupi hal yang sebenarnya. Demikian surat permohonan ini saya buat,
i i i i i i i i i i

atas kesediaan dan bantuan serta kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.


i i i i i i i i

Hormat saya
(Florencia eny Agustin)
i i i i
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia
i i i i i i i i

untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program


i i i i i i i i i i i i

Studi S1 Kebidanan STIKes Abdi Nusantara dengan judul “Pengaruh konsumsi


i i i i i i i i i

kacang edamame terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum di kota
i i i i i i i i

Bogor tahun 2023”.

Saya memahami bahwa data yang dihasilkan merupakan rahasia dan hanya
i i i i i i

digunakan untuk penelitian dan kepentingan pengembangan ilmu kebidanan dan


i i i i i i i i i i i i i

tidak merugikan saya. Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan
i i i i i i i i

dari siapapun. Demikian persetujuan ini saya tanda tangani untuk dapat
i i i i i i i i i i

dipergunakan sebagaimana mestinnya.


i i i i i i

Responden
i i

( )
Kode :
KUSIONER KELANCARAN ASI
“PENGARUH KONSUMSI KACANG EDAMAME TERHADAP KELANCARAN
PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM
DI KOTA BOGOR TAHUN 2023”

Nama :
Usia : i

Pendidikan :
i i i

Jawablah pertanyaan dibawah ini memilih salah satu jawaban (YA/TIDAK) i i i i i i i i

dengan memberikan tanda (√) pada kotak yang telah disediakan :


i i i i i i i i

No. Pertanyaan Jawaban


Ya Tidak
1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui putting
i i i i i i i i

2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang


i i i i i

3. Jika ASI cukup, setelah bayi menyusu bayi akan


i i i i i i i

tertidur/tenang selama 3-4 jam


i i i i

4. Bayi BAK 6-8 kali dalam satu hari i i i

5. Bayi BAB 3-4 kali sehari i i i i

6. Bayi paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam


i i i i i i i

7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi


i i i i i i i i i

menelan ASI i i i

8. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali
i i i i i i i i i i

bayi mulai menyusu. i i i

9. Warna urin bayi kuning jernih i i i i i

10. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang i i i i

berwarna hijau pekat, kental dan lengket, yang dinamakan


i i i i i i i

meconium i i
Kode :
LEMBAR OBSERVASI
“PENGARUH KONSUMSI KACANG EDAMAME TERHADAP KELANCARAN
PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM
DI KOTA BOGOR TAHUN 2023”

Nama :
Usia : i

Pendidikan :
i i i

Pemberian kacang edamame :


i i i i i

MINGGU i HARI/TANGGAL
i HARI/TANGGAL
i HARI/TANGGAL
i

PEMBERIAN i i i KONSUMSI i KONSUMSI i KONSUMSIi

MINGGU I i i

MINGGU II i i i

MINGGU III i i i i

MINGGU IV i i

Keterangan :
i i

Kolom di isi apabila ibu mengkonsumsi kacang edamame. i i i i i i i i i

Anda mungkin juga menyukai