Anda di halaman 1dari 116

SKRIPSI

PENGARUH KONSELING GIZI DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI


KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA
(Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran)

Oleh:
IMA NURIA AENI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2022
SKRIPSI

PENGARUH KONSELING GIZI DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI


KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA
(Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran)

Oleh:
IMA NURIA AENI
18.11.2.149.110

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2022

i
PENGARUH KONSELING GIZI DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI
KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA
(Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran)

SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi
Sarjana Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Oleh:

IMA NURIA AENI


18.11.2.149.110

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2022

ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ima Nuria Aeni


NIM : 18.11.2.149.110
Judul : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah
hasil karya saya sendiri, di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga
pendidikan lainnya. Semua sumber baik yang di kutip maupun di rujuk telah saya
nyatakan dengan benar.

Tuban, 21 Juli 2022

Ima Nuria Aeni


18.11.2.149.110

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH KONSELING GIZI DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI


KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA
(Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran)

Ima Nuria Aeni


18.11.2.149.110

Skripsi penelitian ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji
Skripsi pada tanggal 01 Agustus 2022

Oleh
Dosen Pembimbing

Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0705059205

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Ima Nuria Aeni
NIM : 18.11.2.149.110
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji skripsi
Program Studi Sarjana Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama
Tuban pada tanggal 18 Agustus 2022

Panitia Penguji, Tanda Tangan

Ketua : Hj. Nurus Safa’ah, SST., M.Kes


NIDN. 0723127503

Penguji I : Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0705059205

Penguji II : Tiara Putri Ryandini, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0730129203

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Keseharan Nahdlatul Ulama Tuban

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0705028101

v
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ima Nuria Aeni


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Tuban, 12 Januari 2000
Alamat : Dusun Krajan Rt. 03 Rw. 07 Desa Paseyan
Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban
Riwayat Pendidikan :
1. TK Dharma Wanita Tahun 2005-2006
2. SDN 1 Paseyan Tahun 2006-2012
3. SMPN 2 Jatirogo Tahun 2012-2015
4. SMAN 1 Kenduruan Tahun 2015-2018
5. Mahasiswa IIKNU Tuban Tahun 2018-sekarang

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagi sivitas akademika Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban, saya
yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ima Nuria Aeni


NIM : 18.11.2.149.110
Progrm Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban Hak Bebas Royalti Noneksklusif
atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun Terhadap
Pengetahuan Pencegahan Stunting Pada Anak Balita
(Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran) “
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban berhak
menyimpan, mengalih media/formatka, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tuban
Tanggal : 21 Juli 2022
Yang menyatakan

Ima Nuria Aeni


18.11.2.149.110

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa


melimpahkan berkat, rahmat, dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media
Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan Nahdaltul Ulama Tuban.
2. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Nahdaltul Ulama Tuban.
3. Bapak Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan Institul Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
4. Ibu Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing dan
penguji 1 yang telah bersedia memberikan waktu dan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Hj. Nurus Safa’ah, SST., M.Kes selaku ketua penguji yang telah
memberikan saran dan masukkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Tiara Putri Ryandini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji 2 yang telah
memberikan saran dan masukkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan
Nahdaltul Ulama Tuban.
8. Kepada yang berkenan meluangkan waktu untuk pengambilan data penelitian.
9. Bidan dan Kader posyandu di Desa Tawaran khususnya Posyandu Krajan 1
yang telah membantu dalam pengambilan data dalam penelitian ini.
10. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Ratmin dan Ibu Siti Rofikatun
terimakasih atas segala doa, kasih sayang, cinta, nasehat, motivasi, perhatian,
dan menjadi kekuatan bagi penulis dalam segala hal yang tentunya penulis
tidak akan dapat membalasnya.
11. Kakak penulis Ika Zufita dan keluarga atas segala doa, kasih sayang, nasehat,
dan dukungan.
12. Seluruh teman-teman yang telah membantu dan memberi dukungan.
13. Serta semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap semoga
tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pembaca.

Tuban, 08 April 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


Lembar Persyaratan Gelar ..................................................................................... ii
Lembar Pernyataan Originalitas ............................................................................ iii
Lembar Persetujuan Pembimbing ......................................................................... iv
Lembar Pengesahan Penguji ................................................................................. v
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi
Pernyataan Persetujuan Publikasi ......................................................................... vii
Kata Pengantar ...................................................................................................... viii
Daftar Isi................................................................................................................ ix
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Gambar ....................................................................................................... xiii
Daftar Singkatan dan Lambang............................................................................. xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi
Abstrak....... ......................................................................................................... .. xvii
Abstract….. ........................................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 6
1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
1.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................ 7
1.5.2 Manfaat Praktis ......................................................................................... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 8
1.7 Keaslian Penelitian .................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 12
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan ....................................................................... 12
2.1.1 Definisi Pengetahuan ................................................................................ 12
2.1.2 Fungsi pengetahuan ................................................................................... 12
2.1.3 Tingkatan pengetahuan ............................................................................. 12
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ...................................... 14
2.1.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Stunting .................................... 16
2.2 Konsep Konseling Gizi ............................................................................. 17
2.2.1 Pengertian Dan Tujuan Pendidikan Gizi ................................................... 17
2.2.2 Dasar Teori Konseling Gizi ...................................................................... 19
2.2.3 Tujuan Dan Sasaran Konseling Gizi ......................................................... 20

ix
2.3 Media Konseling Gizi ............................................................................... 22
2.3.1 Pengertian Media ...................................................................................... 22
2.3.2 Media Konseling Gizi ............................................................................... 22
2.3.3 Video Animasi Kartun .............................................................................. 23
2.3.4 Video Animasi Kartun terhadap Pengetahuan Pencegahan Stunting ........ 23
2.4 Stunting (Kerdil) ........................................................................................ 23
2.4.1 Konsep Dasar Stunting .............................................................................. 23
2.4.2 Patofisiologi stunting ................................................................................ 24
2.4.3 Dampak Stunting ....................................................................................... 25
2.4.4 Pencegahan stunting .................................................................................. 25
2.4.5 Intervensi stunting ..................................................................................... 27
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 30
3.1 Kerangka Konseptual................................................................................ 30
3.1.1 Penejelasan Kerangka Konseptual ............................................................ 31
3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 31
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 32
4.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 32
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................................. 33
4.2.1 Populasi .................................................................................................... 33
4.2.2 Sampel ...................................................................................................... 33
4.2.3 Sampling ................................................................................................... 34
4.3 Kerangka Operasional .............................................................................. 35
4.4 Variabel Penelitian..................................................................................... 36
4.4.1 Variabel Independen ................................................................................. 36
4.4.2 Variabel Dependen .................................................................................... 36
4.5 Definisi Operasional ................................................................................. 36
4.6 Instrumen Penelitian ................................................................................. 37
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 39
4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ........................................ 39
4.8.1 Persiapan ................................................................................................... 39
4.8.2 Pelaksanaan dan Penelitian ....................................................................... 39
4.9 Analisis Data ............................................................................................. 40
4.9.1 Mengedit (editing) .................................................................................... 40
4.9.2 Pengkodean (coding) ................................................................................ 40
4.9.3 Pemberian Skor (skoring) ......................................................................... 40
4.9.4 Tabulasi (tabulating) ................................................................................ 41
4.9.5 Interpretasi Data........................................................................................ 41
4.9.6 Uji Statistik ............................................................................................... 42
4.10 Etika Penelitian ......................................................................................... 43
4.10.1 Lembar Persetujuan (informed cosent) ..................................................... 43

x
4.10.2 Kerahasiaan (confidentially) ..................................................................... 44
4.10.3 Tanpa Nama (Anonimity) .......................................................................... 44
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ............................................... 45
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 45
5.1.1 Data Umum ............................................................................................... 45
5.1.2 Data Responden ........................................................................................ 49
5.1.3 Data Khusus .............................................................................................. 49
5.2 Analisis Penelitian .................................................................................... 51
BAB 6 PEMBAHASAN ...................................................................................... 53
6.1 Pembahasan Penelitian ............................................................................. 53
6.1.1 Pengetahuan Orang Tua Sebelum Dilakukan Konseling Gizi Dengan
Media Video Animasi Kartun Terhadap Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Pada Tahun 2022 .......................................................... 53
6.1.2 Pengetahuan Orang Tua Sesudah Dilakukan Konseling Gizi Dengan
Media Video Animasi Kartun Terhadap Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Pada Tahun 2022 .......................................................... 55
6.1.3 Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun
Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita
Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran ........................................................ 57
6.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 60
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61
7.1 Kesimpulan ............................................................................................... 61
7.2 Saran ......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian “Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media


Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran”......................................................................................... 9
Tabel 4.1 Desain Penelitian Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
........................................................................................................ 32
Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media
Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran......................................................................................... 37
Tabel 4.3 Instrumen Penelitian Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media
Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran......................................................................................... 38
Tabel 4.4 Analisis Data “Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video
Animasi Kartun Terhadap Pencegahan Pengetahuan Kejadian
Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran”........................................................................................ 42
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di
Posyandu Wilayah Desa Tawaran 2022………………………… 48

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di


Posyandu Wilayah Desa Tawaran 2022………………………..... 48
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi pengetahuan orang tua sebelum dilakukan
intervensi di Posyandu Wilayah Desa Tawaran 2022…………...... 49
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Sesudah Dilakukan
Dilakukan Intervensi Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
2022…………………………………………………… 49
Tabel 5.5 Analisis Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Orang Tua di Posyandu Wilayah
Desa Tawaran 2022……………………………………... 50

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media


Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran....................................................................................... 30
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Pengaruh Konseling Gizi Dengan
Media Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan
Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu
Wilayah Desa Tawaran................................................................ 35

xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Daftar Singkatan

IIKNU : Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama


Balita : Bawah Lima Tahun
UNICEF : United Nations International Children’s Emergency Fund
NCHS : National Center for Health Statistics
WHO : World Health Organization
HPK : Hari Pertama Kehidupan
RI : Republik Indonesia
PEMKAB : Pemerintah Kabupaten
KMS : Kartu Menuju Sehat
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
PTSP : Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
DINKES : Dinas Kesehatan
SAP : Satuan Acara Penyuluhan
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
POSYANDU : Pos Pelayanan Terpadu
ASI : Air Susu Ibu
MP ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
PMT : Pemberian Makanan Tambahan
MT : Makanan Tambahan
BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan
GERMAS : Gerakan Masyarakat
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
D/S : Datang per Sasaran
RKPD JATIM : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Jawa Timur
RISKEDAS : Riset Kesehatan Dasar
SSGBI : Survei Status Gizi Balita Indonesia
LK : Lingkar Kepala
SD : Standar Deviasi
KEPMENKES : Keputusan Menteri Kesehatan
SK : Surat Keputusan
MENKES : Menteri Kesehatan
MCA : Millenium Challange Account
POSBINDU PTM : Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
PROLANIS : Program Pengelolaan Penyakit Kronis
ANC : Antenatal Care
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
UKGM : Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

xiv
Daftar Lambang
. : Titik
, : Koma
: : Titik dua
- : Tanda hubung
“ : Tanda petik
( : Kurung buka
) : Kurung tutup
& : Dan
‘ : Koma atas
% : Prosentase
/ : Garis miring
? : Tanda tanya
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Tanda panah
K : Subjek
O : Observasi sebelum diberikan intervensi
l : Intervensi
Ol : Observasi sesudah diberikan intervensi
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikansi
= : Sama dengan
÷ : Pembagian
+ : Tambah
≤ : Kurang dari atau sama dengan
≥ : Lebih dari atau sama dengan
> : Lebih dari
< : Kurang dari
× : Kali
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
D : Tingkat signifikan (0.05)
R : Range
X2 : Nilai khai-kuadrat hasil perhitungan
α : Nilai Signifikansi
d : Tingkat signifikansi
ƒ : Frekuensi
I : Interval
K : Subjek
l : Intervensi

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Surat Permohonan Survei Awal
Lampiran 3 Surat Balasan Survei Awal Dinas Penanaman Modal
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal
Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Kepala Puskesmas Kenduruan
Lampiran 6 Surat Balasan Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal
Lampiran 7 Surat Balasan Izin Penelitian Kepala Puskesmas Kenduruan
Lampiran 8 Permohonan Ijin Labolatorium Gizi Surabaya Atas Penggunaan
Video
Lampiran 9 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 10 Surat Persetujuan Menjadi Reseponden
Lampiran 11 Sertifikat Uji Etik
Lampiran 12 Sertifikat Toefl
Lampiran 13 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Konseling Gizi
Lampiran 14 Kuesioner Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Lampiran 15 Lembar Observasi
Lampiran 16 Tabulasi Data Umum dan Data Khusus Responden Penelitian
Lampiran 17 Hasil Uji Statistik
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 19 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi
Lampiran 20 Lembar Revisi Skripsi
Lampiran 21 Format Berita Acara Perbaikan Skripsi

xvi
ABSTRAK

Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun Terhadap


Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita
Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran

Oleh : Ima Nuria Aeni1, Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep2


Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Email : imanuriaaeni@gmail.com

Masalah stunting disebabkan oleh dua penyebab langsung yaitu asupan makan
dan penyakit infeksi. Adapun Pengetahuan orang tua yang baik tentang gizi akan
berdampak positif terhadap pola makan anak serta pertumbuhan pada anak. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konseling gizi dengan media video animasi
kartun terhadap pengetahuan pencegahan kejadian stunting pada anak balita.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan menggunakan one
group pra-post test design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 80 orang tua balita
dengan sampel 78 orang tua balita dengan menggunakan simple random sampling.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah konseling gizi dengan media video
animasi kartun dan variabel dependen adalah pengetahuan pencegahan kejadian stunting.
Instrumen dalam penelitian ini adalah satuan acara penyuluhan (SAP) dan kuesioner
pengetahuan pencegahan kejadian stunting.
Hasil penelitian yang didapatkan melalui uji wilcoxon adalah p-value = 0,000 <
α=0,05, dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima perbedaan antara hasil dari
konseling gizi dengan media video animasi kartun untuk pre test dan post test.
Penelitian ini menunjukkan bahwa konseling gizi dengan media video animasi
kartun berpengaruh terhadap pengetahuan pencegahan kejadian stunting ditunjukkan
dengan hampir seluruhnya orang tua balita memiliki pengetahuan yang baik setelah
mendapatkan intervensi dibandingkan dengan sebelum dilakukan intervensi.

Kata kunci : stunting, konseling gizi, pengetahuan

xvii
ABSTRACT

The Effect Of Nutrition Counseling with Cartoon Animated Video Media on


Knowledge of Prevention of Stunting Incidents in Toddlers
in Posyandu Tawaran Village Area

By : Ima Nuria Aeni1, Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep2


The Institute of Health Sciences, Nahdlatul Ulama Tuban
E-mail : imanuriaaeni@gmail.com

Stunting problems are caused by two direct causes, namely food intake and
Infectious Diseases. The good knowledge of parents about nutrition will have a positive
impact on children's diet and growth in children. The purpose of this study was to
determine the effect of nutrition counseling with cartoon animation video media on the
knowledge of stunting prevention in children under five.
This type of research is a pre-experimental research using one group pre-post
test design. The population in this study as many as 80 parents under five with a sample
of 78 parents under five using simple random sampling. The independent variable in this
study was nutrition counseling with cartoon animation video media and the dependent
variable was stunting prevention knowledge. The instruments in this study are the
extension event unit (SAP) and the stunting prevention knowledge questionnaire.
The results obtained through the wilcoxon test is p-value = 0.000<α =0.05, it can
be concluded that the hypothesis accepted the difference between the results of nutrition
counseling with cartoon animation video media for pre-test and post-test.
This study shows that nutrition counseling with cartoon animation video media
has an effect on stunting prevention knowledge shown that almost all parents of toddlers
have good knowledge after getting the intervention compared to before the intervention.

Keywords: stunting, nutrition counseling, knowledge

xviii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan

menurut umur (PB/U) dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan juga dapat

diketahui bila balita sudah di ukur lingkar kepala dan lingkar lengan

(antropometri) lalu di bandingkan dengan standar dan hasilnya dibawah normal

(Kepmenkes,2020). Masalah kesehatan yang saat ini masih menjadi salah satu

prioritas dalam pembangunan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya adalah masalah stunting, dimana masalah ini dapat memperhambat

terwujudnya derajat kesehatan yang paripurna, dan terciptanya generasi bangsa

yang sehat. Permasalahan anak pendek (stunting) merupakan salah satu

permasalahan gizi yang dihadapi oleh dunia, khususnya dinegara-negara miskin

dan berkembang (Unicef, 2020).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan double burden atau

masalah gizi ganda, yang ditandai dengan tingginya prevalensi stunting dan

anemia pada ibu hamil (Unicef,2020). Perilaku pencegahan stunting yang tidak

teratasi akan menyebabkan dampak jangka pendek yaitu angka kematian dan

kesakitan meningkat dan jangka panjang yaitu penurunan prestasi belajar,

menghambat perkembangan anak, dengan dampak negatif yang akan berlangsung

dalam kehidupan selanjutnya seperti rentan terhadap penyakit tidak menular,

kapasitas dan produktifitas kerja rendah (WHO, 2020). Menurut UNICEF,

masalah stunting disebabkan oleh dua penyebab langsung yaitu asupan makan dan

penyakit infeksi. Dampak dari stunting yang bisa terjadi pada anak adalah

1
2

gangguan kognitif, kesuliatan dalam belajar, rentan mengalami penyakit tidak

menular, dampak kesuksesan di kemudian hari. Begitu berat dampak stunting

yang bisa dialami anak, wajar bila kondisi ini harus mendapatkan perhatian yang

sangat besar dari orang tua.

Proses pertumbuhan yang dialami balita merupakan hasil kumulatif sejak

balita tersebut dilahirkan. Keadaan gizi yang baik dan sehat pada masa balita

(umur dibawah lima tahun) merupakan kondisi penting bagi kesehatannya di masa

depan. Kondisi yang berpotensi menganggu pemenuhan zat gizi terutama energi

dan protein pada anak akan menyebabkan masalah gangguan pertumbuhan

(Hermina at all,2011 dalam Mugianti sri,et all 2018). Dari hasil penelitian

sebelumnya menyatakan bahwa faktor penyebab stunting yaitu asupan energi

rendah, penyakit infeksi, jenis kelamin laki-laki, pendidikan ibu rendah, asupan

protein rendah, tidak ASI Ekslusif, pendidikan ayah rendah dan ibu bekerja

(Mugianti sri,et all,2018).

Faktor tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang

pemenuhan gizi dan terdapat orang tua dengan pendidikan rendah yang diperlukan

lintas sektor dalam penangannya (Mugianti sri,et all,2018). Pengetahuan ibu yang

baik tentang gizi akan berdampak positif terhadap pola makan anak. Hal ini

sependapat dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, yang menyatakan

bahwa adanya hubungan antara pendidikan orang tua dengan status gizi balita

(Linda,2017). Adapun Terdapat faktor maternal yaitu nutrisi ibu saat mengandung

dan interaksi perilaku (behavioural interaction) juga merupakan faktor penyebab

stunting. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan


3

oleh malnutrisi atau asupan yang tidak cukup atau makanan yang kurang

kandungan nutrisi untuk menunjang pertumbuhan.

Penelitian lainnya yang menyatakan bahwa adanya hubungan pola asuh

dengan status gizi anak balita (Putri,2014 dalam Hesti,et all 2018). Dikutip dari

Buku Panduan Praktikum Konseling Gizi (2020) Pertumbuhan fisik dapat diukur

dengan parameter ukuran antropometrik seperti berat badan, tinggi badan, dan

lingkar kepala. Masa balita adalah saat penting dalam tumbuh kembang anak,

karena pada masa ini pertumbuhan dasar dapat menentukan dan mempengaruhi

perkembangan anak berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar

kepribadian juga di bentuk dalam masa ini, sehingga setiap kelainan sekecil

apapun bila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik akan mengurangi

kualitas SDM nantinya (Wirjatmadi,2012 dalam jurnal kesmas,vol.8 No.4, Mei

2019).

UNICEF memperkirakan jumlah anak penderita stunting di Dunia

sebanyak 149,2 juta setara dengan 22% pada tahun 2020. Jumlah balita penderita

stunting di dunia sedikit berkurang meskipun masih didapatkan diberbagai negara

yang prevelensi stunting masih tinggi. Indonesia menduduki peringkat kelima di

dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting dimana lebih dari sepertiga anak

berusia dibawah lima tahun tingginya dibawah rata-rata (SSGBI, 2021). Angka

prevelensi stunting di Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan turun menjadi

24,4% namun angka tersebut masih dianggap belum cukup. Sedangkan angka

stunting di Jawa Timur pada tahun 2021 turun menjadi 23,5%. Sementara itu, data

yang lain terkait prevelensi stunting kabupaten/kota di Jawa Timur pada tahun
4

2021 berdasarkan SSGBI menunjukkan angka berbeda dari data dinkes Tuban.

Antara lain, tahun 2021 ada sekitar 25,1% sementara data Dinkes Tuban 11,65%.

Berbeda lagi dengan data Kemendagri terkait stunting yang tersebar di Jawa

Timur pada tahun 2021 angkanya di Tuban sekitar 14,1%. Terdapat hasil survei

dari Dinkes Tuban menunjukkan bahwa di kecamatan kenduruan kejadian

stunting masih di atas 20% yakni sekitar 22,16% dalam laporan hasil kegiatan

bulan Timbang pada bulan Agustus 2021. Adapun balita yang mengalami stunting

di wilayah Kenduruan sekitar 79 balita 13 diantaranya pindah mengikuti orang

tuanya, data tersebut di dapatkan dari hasil survei yang saya dapatkan dari

Puskesmas Kenduruan pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan program

penanganan stunting di wilayah Pemkab Tuban sudah berjalan dengan baik.

Namun demikian, penanganan stunting tetap menjadi fokus Pemkab Tuban hingga

mampu menuju zero stunting.

Upaya pemerintah dalam pencegahan kejadian stunting yaitu dengan

melakukan dua intervensi holistik yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Intervensi spesifik adalah intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000

HPK dan peningkatan gizi masyarakat melalui program pemberian makanan

tambahan untuk meningkatkan status gizi anak serta kepada ibu sebelum dan di

masa kehamilan, yang umumnya dilakukan di sektor kesehatan. Sedangkan

intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar

sektor kesehatan dan merupakan kerja sama lintas sektor (Kemenkes RI,2022).

Selanjutnya, adapun upaya pemerintah dalam penanggulangan gizi kurang

yaitu melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pencegahan


5

stunting melalui konseling gizi. Inovasi yang dapat digunakan untuk media

konseling gizi yaitu dengan membuat media konseling gizi yang lebih kreatif dan

menarik bagi audiens, hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan media video

animasi kartun. Media yang digunakan dalam konseling gizi seperti media video

cukup mudah dibuat dan video yang dihasilkan dapat menerangkan materi

kesehatan secara urut melalui efek dan transisi gambar bergerak yang harapannya

materi tersebut lebih mudah dimengerti oleh audien. Pemilihan media video ini,

merujuk pada penelitian Prawesti, et al (2018) yang menyatakan bahwa intervensi

penyuluhan kesehatan menggunakan media video memiliki pengaruh lebih tinggi

dalam peningkatan literasi kesehatan ibu dibandingkan dengan intervensi standar

seperti brosur.

Berdasarkan latar belakang diatas, oleh karenanya diperlukan suatu media

penyuluhan yang inovatif sebagai upaya peningkatan pengetahuan orang tua

tentang pencegahan stunting yakni melalui Media Video Animasi Kartun di

Wilayah Posyandu Desa Tawaran. Untuk kemudian dilakukan penelitian apakah

ada “Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun Terhadap

Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu

Wilayah Desa Tawaran” setelah dilakukan intevensi.

1.2 Identifikasi Masalah

Stunting adalah masalah kesehatan yang saat ini masih menjadi salah satu

prioritas dalam pembangunan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya, dimana masalah ini dapat memperhambat terwujudnya derajat

kesehatan yang paripurna, dan terciptanya generasi bangsa yang sehat. Menurut
6

UNICEF, masalah stunting disebabkan oleh dua penyebab langsung yaitu asupan

makan dan penyakit infeksi. Dampak dari stunting yang bisa terjadi pada anak

adalah gangguan kognitif, kesuliatan dalam belajar, rentan mengalami penyakit

tidak menular, dampak kesuksesan di kemudian hari. Begitu berat dampak

stunting yang bisa dialami anak, wajar bila kondisi ini harus mendapatkan

perhatian yang sangat besar dari orang tua.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah pengaruh konseling gizi dengan

media video animasi kartun terhadap pengetahuan pencegahan kejadian stunting

pada anak balita?”.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis pengaruh konseling gizi dengan media video animasi

kartun terhadap pencegahan kejadian stunting.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan orang tua terhadap pencegahan stunting

pada balita sebelum dilakukan konseling gizi dengan media video animasi

kartun di Posyandu Wilayah Desa Tawaran

2. Mengidentifikasi pengetahuan orang tua terhadap pencegahan stunting

pada balita sesudah dilakukan konseling gizi dengan media video animasi

kartun di Posyandu Wilayah Desa Tawaran


7

3. Menganalisis pengaruh konseling gizi dengan media video animasi kartun

terhadap pengetahuan pencegahan kejadian stunting pada anak balita di

Posyandu Wilayah Desa Tawaran.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan anak

dan gizi mengenai konseling gizi pada balita.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi masukan maupun acuan untuk pengembangan

ilmu di bidang keperawatan anak dan gizi.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Orang Tua Balita

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi orang tua

balita terhadap pengetahuan pencegahan stunting seperti pengertian,

penyebab, dampak, dan pola makan yang baik dan benar agar balita/anak

terhindar dari stunting.

2. Bagi Kader Posyandu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam upaya

meningkatkan pencegahan kejadian stunting pada balita demi tercapainya

menurunkan angka stunting.


8

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

peneletian dengan topik yang sama, dan dapat mejadi acuan dalam

mengembangkan penelitian mengenai stunting.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini memuat tentang ilmu keperawatan anak yang

akan membahas mengenai bagaimana pemenuhan gizi pada balita.

1.7 Keaslian Penelitian

Judul “Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun

Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di

Posyandu Wilayah Desa Tawaran” yang peneliti ambil, terdapat Karya Tulis

Ilmiah yang hampir serupa yang peneliti sajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian “Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media


Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran”.
N Penulis &
Judul Desain Sampling Instrumen Hasil
No Tahun
1. Pengaruh Syariefah Quasy Jumlah Kuesioner Hasil penelitian
Edukasi Hidayati experiment sampel dari data menunjukan
Terhadap Waliulu, al with one sebanyak Demografi. bahwa ada
Tingkat Diki group pre 20 yang pengaruh edukasi
Pengetahua Ibrahim, post diperoleh terhadap
n Dan M. without dengan pengetahuan dan
Upaya Taufan control secara upaya pencegahan
Pencegahan Umasugi. consecuti stunting dengan p
Stunting 2018 ve value = 0,000.
Anak Usia sampling. Berdasarkan hasil
Balita tersebut
diharapkan upaya
preventif di
masyarakat dapat
dilakukan dengan
9

optimal dan
berkesinambunga
n.

2. Perbedaan Wa Ode Pra- 32 ibu Penyuluhan Hasil penelitian


Pengetahuan Sri Eksperime balita konvension menunjukkan
, Sikap, Dan Andriani, ntal yang al, bahwa terdapat
Motivasi Ibu Farit dengan dipilih pembagian perbedaan
Sesudah Rezal, rancangan dengan booklet, bermakna
Diberikan WD. ST. One teknik dan pengetahuan
Program Nurzalma Group purposive demontrasi sebelum dan
Mother riah. 2017 Pre- Post sampling jajanan sesudah
Smart Test sehat intervensi
Ground Design berbahan (p=0,000),
(MSG) pangan terdapat
Dalam lokal kelor perbedaan
Pencegahan (Moringa bermakna pada
Stunting Di oleifera). sikap (p=0,000),
Wilayah dan terdapat
Kerja perbedaan
Puskesmas bermakna pada
Puwatu motivasi
Kota (p=0,000).
Kendari
Tahun 2017
3. Faktor Sri Deskriptif Quota Dengan Hasil penelitian
penyebab Mugianti, sampling cara ini
anak Arif dengan wawancara menunjukkan
Stunting Mulyadi, besar , faktor
usia 25-60 Agus sampel menggunak disebabkan oleh
bulan di Khoirul yang an kurangnya
Kecamatan Anam, diambil kuesioner pengetahuan
Sukorejo Zian 31 anak. dan lembar keluarga tentang
Kota Blitar Lukluin food recall pemenuhan gizi
Najah.201 24 jam. dan terdapat
8 orangtua dengan
pendidikan
rendah yang
diperlukan lintas
sektor dalam
penanganannya.
10

4. The Praba Cross The The data The results show


contributio Diyan sectional sample was that there was
n of family Rachmaw consisted collected no relationship
functions, ati , Mira of 129 using a between family
knowledge Triharini, responde questionnai function with the
and Putri nts re and nutritional
attitudes in Dewi selected analyzed status (p =
children Suciningt through using the 0.553, r =
under five yas. 2020 purposive Spearman 0.053), however
with sampling rho with < knowledge (p =
stunting 0.05 0.004, r =
0.249) and
attitude (p =
0.000, r =
0.637) had a
relationship
with the
nutritional
status. Family
knowledge and
attitude
determine the
nutritional
status of
stunting
children. It is
important for
nurses to
develop
education for
families to
prevent stunting.
5. Household, Abebe studi Analysed We used Our study
dietary and Ayelign , literatur a total of the 2016 identified a
healthcare Taddese 11,023 Ethiopian series of risk
factors Zerfu. children Demograp factors, such as
predicting 2021 aged 0– hic and no formal
childhood 59 Heath education in
stunting in months' Survey mother, wealth
Ethiopia data (EDHS) index, sex of
data child, child in
twin, house
main floor
material,
absence of
refrigerator and
television,
consumption of
(baby formula,
flesh foods,
11

beta-carotene
rich fruits and
vegetables),
ANC follow-ups,
deworming,
place of delivery
and size of child
at birth were the
factors
associated with
stunting.
Therefore, the
influence of
these factors
should be
considered to
tailor strategies
for reducing
under-five
stunting in
Ethiopia
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

2.1.2 Fungsi pengetahuan

Setiap kegiatan yang dilakukan umumnya memberi manfaat. Pengetahuan

merupakan upaya manusia yang secara khusus dengan objek tertentu, terstruktur,

tersistematis, menggunakan seluruh potensi kemanusiaan dan dengan

menggunakan metode tertentu. Pengetahuan merupakan sublimasi atau intisari

dan berfungsi sebagai pengendali moral dari pada pluralitas keberadaan ilmu

pengetahuan.

2.1.3 Tingkatan pengetahuan

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat yaitu:

a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

12
13

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. “Tahu” ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan yang yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention) Memahami artinya sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui

dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang telah paham

terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di

dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis) Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di


14

dalam suatu keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria yang telah ada.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

a. Pendidikan bermakna bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola

hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam

pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi.

b. Pekerjaan adalah tanggung jawab yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah

sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah

yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja pada


15

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu

akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum

tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

b. Sumber Informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam

penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. Media

informasi untuk komunikasi massa terdiri dari media cetak yaitu surat

kabar, majalah dan buku, dan media elektronik seperti radio, tv dan

internet. Sumber informasi dari buku-buku ilmiah adalah lebih baik jika

dibandingkan dengan sumber dari majalah dan surat kabar karena

informasinya lebih diyakini kebenarannya. Sumber informasi dari media

elektronik seperti internet juga berbeda kebenarannya di mana terdapat

situs-situs yang menampilkan informasi yang berbeda.


16

2.1.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Stunting

Pengetahuan tentang gizi pada orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu diantaranya adalah umur diamana semakin tua umur sesorang maka proses

perkembangan mentalnya menjadi baik, intelegensi atau kemampuan untuk

belajar dan berpikir abstrak guna, menyesuaikan diri dalam situasi baru, kemudian

lingkungan dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal baik juga buruk

tergantung pada sifat kelompoknya, budaya yang memegang peran penting dalam

pengetahuan, pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk mengembangkan

pengetahuan, dan pengalaman yang merupakan guru terbaik dalam mengasah

pengetahuan.

Pengetahuan orang tua tentang gizi membantu memperbaiki status gizi

pada anak untuk mencapai kematangan pertumbuhan. Pada anak dengan stunting

mudah timbul masalah kesehatan baik fisik maupun psikis. Tidak semua anak

dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, ada anak yang

mengalami hambatan dan kelainan. Apabila rendahnya tingkat pendidikan dan

tidak terdistribusikan pengetahuan kesehatan dengan baik tentu akan berdampak

pada terbatasnya pengetahuan ibu tentang kesehatan, gizi termasuk stunting.

Penelitian yang dilakukan oleh Olsa dkk pada tahun 2017 menemukan

bahwa persentase anak mengalami stunting paling banyak pada anak dengan

tingkat pengetahuan masyarakat yang negatif yaitu sebesar 31,7%. Tingkat

pengetahuan orang tua memiliki peran dalam kejadian stunting pada balita karena

asupan makanan pada balita sepenuhnya diatur oleh orang tuanya. Ibu dengan
17

pola asuh baik akan cenderung memiliki balita dengan status gizi yang lebih baik

daripada ibu dengan pola asuh yang kurang.

2.2 Konsep Konseling Gizi

2.2.1 Pengertian Dan Tujuan Pendidikan Gizi

A. Pengertian Pendidikan Gizi

Para ahli educator gizi mendefinisikan pendidikan gizi sesuai dengan

sudut pandang dan pengalaman yang berbeda. Dalam arti sempit

pendidikan gizi diartikan sebagai penyebar luasan informasi tentang gizi

tentang apa yang baik untuk dikonsumsi dan apa yang tidak baik untuk

dikonsumsi. Di bawah ini beberapa pengertian tentang pendidikan gizi.

1. Contento Isobel R (2007) dalam buku Nutrition Education mengatakan

bahwa pendidikan gizi adalah pendekatan penyebarluasan informasi gizi

berdasarkan kaidahkaidah ilmu gizi. Informasi yang disampaikan sesuai

dengan masalah yang dihadapi masyarakat seperti gizi seimbang,

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, masalah pantangan makan,

masalah gizi ibu hamil dan lain sebagainya.

2. WHO (1987) dalam buku The Health Aspects of Food and Nutrition

menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah usaha yang terencana untuk

meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku yang berhubungan

dengan produksi pangan, persiapan makanan, distribusi makanan dalam

keluarga, pencegahan penyakit gizi dan perawatan anak.

3. Menurut Fasli Jalal (2010) dalam sambutannya pada buku Sehat dan

Bugar Berkat Gizi Seimbang menyatakan pendidikan gizi adalah suatu


18

proses yang berkesinambungan untuk menambah pengetahuan tentang

gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup sehat dengan memperhatikan

pola makan sehari-hari dan faktor lain yang mempengaruhi makanan dan

membangun komitmen untuk selalu meningkatkan derajat kesehatan dan

status gizi baik individu maupun kelompok masyarakat.

4. Bapak Gizi Indonesia Poerwo Sedarmo (1995) dalam bukunya Gizi dan

Saya, mengatakan bahwa Nutrition Education merupakan tindakan penting

dalam usaha memperbaiki makanan. Tujuan pendidikan Gizi adalah

membuat penduduk nutrition minded yang artinya penduduk mengerti

hubungan antara kesehatan dan makanan sehari-hari, mengerti menyusun

makanan lengkap yang sesuai dengan kemampuannya.

Dengan demikian secara umum, para pakar educator gizi menyatakan

bahwa pendidikan gizi adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah

perilaku masyarakat sehingga kebiasaan makan yang baik dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari (Buku Konseling Gizi,2018. Hal.6).

B. Tujuan Pendidikan Gizi

Menurut WHO, pendidikan gizi mempunyai tujuan mendorong

terjadinya perubahan perilaku yang positif yang berhubungan dengan

makanan dan gizi. Dalam undang-undang RI nomor 36 Tahun 2009

tentang kesehatan menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat

ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan mutu gizi

masyarakat.
19

Beberapa program yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara

lain pertama perbaikan pola konsumsi makan sesuai dengan gizi seimbang, kedua

perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan kesehatan, ketiga peningkatan

akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi,

keempat peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. (Buku Konseling

Gizi,2018. Hal.7).

2.2.2 Dasar Teori Konseling Gizi

Konseling gizi sangat berpengaruh terhadap penyembuhan suatu penyakit.

Hasil penelitian yang dilakukan Desi Sofiana, 2012 dengan judul “Perbedaan

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Sebelum dan Sesudah Konseling Gizi pada Ibu

Balita Gizi Buruk” menunjukan setelah konseling gizi pengetahuan Ibu meningkat

sebesar 34,6%, sedangkan sikap Ibu meningkat sebesar 57,7%. Peningkatan

perilaku Ibu setelah konseling gizi menjadi baik ditunjukan sebagian besar Ibu

menerapkan anjuran yang diberikan oleh konselor (Buku Panduan Praktikum

Konseling Gizi,2020). Menurut Supariasa, (2012), konseling merupakan suatu

proses komunikasi dua arah/interpersonal antara konselor dan klien untuk

membantu klien dalam mengenali, menyadari dan akhirnya mampu mengambil

keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya.

Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien mengenali,

menyadari, mendorong dan mencarikan dan memilih solusi pemecahan masalah

klien yang akhirnya klien mampu menentukan keputusan yang tepat dalam

mengatasi masalahnya. Menurut Kamus Gizi (2009), yang dikeluarkan oleh

Persagi, Konseling Gizi adalah proses komunikasi dua arah antara konselor dan
20

pasien/klien, untuk membantu klien untuk mengenali dan mengatasi malah gizi.

Persagi (2010) mendefinisikan bahwa konseling gizi adalah suatu bentuk

pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan

keluarga memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya dan permasanlah gizi

yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu dan keluarga mampu

mengambil langkah-langkah untuk mengatasi maslah gizi termasuk perubahan

pola makan serta pemecahan masalah terkait gizi ke arah kebiasaan hidup sehat.

2.2.3 Tujuan Dan Sasaran Konseling Gizi

Secara umum konseling gizi bertujuan membantu klien dalam upaya

mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan

kualitas gizi dan kesehatan klien, meliputi perubahan pengetahuan, perubahan

sikap dan perubahan tindakan. Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh

Suariasa (2012), yang dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai

berikut:

1. Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien

serta memberi alternatif pemecahan masalah. Melalui konseling klien

dapat berbagi masalah, penyebab masalah dan memperoleh informasi

tentang cara mengatasi masalah.

2. Menjadikan cara-cara hidup sehat di bidang gizi sebagai kebiasaan hidup

klien. Melalui konseling klien dapat belajar merubah pola hidup, pola

aktivitas, pola makan.


21

3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien

tentang gizi. Melalui konseling klien mendapatkan informasi pengetahuan

tentang gizi, diet dan kesehatan.

Menurut Persatuan Ahli Gizi (2010), sasaran konseling yang biasa disebut

klien atau konselee dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi. Klien yang

mempunyai masalah kesehatan dan gizi adalah klien yang mempunyai

penyakit seperti kencing manis, penyakit jantung coroner, penyakit ginjal

dan lainnya dapat melakukan konseling agar dapat mengerti tentang

penyakit, penyebab penyakitnya dan alternatif pemecahannya. Sehingga

dia akan mampu menentukan sikap dan tindakannya mengatasi masalah

penyakit dan terapi gizinya.

2. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan. Yang dimaksud dengan

klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan dapat melakukan

konseling gizi. Konselor memerikan informasi tentang bagaimana menjaga

kesehatan optimal agar tubuh tetap sehat. Klien akan menyadari dan

memahami tentang informasi pola hidup sehat dan akan menentukan sikap

serta tindakan yang harus dilakukan khususnya dalam pola makan dan gizi

seimbang untuk menjaga kesehatannya.

3. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal.

Klien yang dengan status gizi kurang dan status gizi baik ataupun status

gizi lebih dapat melakukan konseling. Konselor akan memberikan

informasi tentang status gizi, apa saja yang mempengaruhi dan bagaimana
22

akibat dari status gizi serta apa yang harus dilakukan untuk dapat

mencapai status gizi yang optimal. Sehingga klien dapat mengerti dan

mampu melakukan hal-hal untuk mencapai status gizi yang optimal.

2.3 Media Konseling Gizi

2.3.1 Pengertian Media

Media berasal dari kata mediu yang berarti tengah, pengantar, perantara.

Media juga diartikan sebagai wahana penyalur pesan. Gagne dan Briggs (1975)

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pengajaran (Setiawati, 2008).

2.3.2 Media Konseling Gizi

Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator,

baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran

dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah

perilakunya kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2017). Media

pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA), alat-

alat tersebut merupakan alat untuk memudahkan penyampaian dan penerimaan

pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya sebagai

penyaluran pesan-pesan kesehatan (media) maka dapat dibagi menjadi 2 (Fitriani,

2011 dalam Hamimah, 2019), yakni:

1) Media cetak seperti booklet, leaflet, flyer(selebaran), flipchart (lembar

balik), rubrik, poster, foto, media papan (billboard).

2) Media elektronik yaitu televisi, film atau video dan radio.


23

2.3.3 Video Animasi Kartun

Secara umum, media animasi merupakan pergerakan tampilan sebuah

objek atau gambar sehingga dapat berubah posisi pada tenggang waktu (timeline)

tertentu sehingga mampu menciptakan ilusi gambar gerak. Pada dasranya animasi

merupakan objek agar lebih tampak dinamis. Sedangkan, kartun adalah gambar

dengan penampilan lucu yang mempersentasikan suatu peristiwa atau keadaan

yang sedang berlaku. Penggunaan video animasi kartun sangat berpengaruh dalam

suatu pembelajaran karena terbukti menarik perhatian, meningkatkan retensi, dan

memungkinkan visualisasi dai konsep imajinasi, objek, dan hubungan-

hubungannya (Puspita, 2017 dalam Muhammad Ridwan et all,2019).

2.3.4 Video Animasi Kartun terhadap Pengetahuan Pencegahan Stunting

Media Video Animasi Kartun tentang pencegahan stunting adalah sebuah

media penyuluhan kesehatan dengan video yang didalamnya terdapat rangkaian

gambar animasi, suara, dan teks yang bersifat menjelaskan tentang stunting dan

cara pencegahannya.

2.4 Stunting (Kerdil)

2.4.1 Konsep Dasar Stunting

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau

tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Balita stunting

termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi

sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan

gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami

kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Stunting
24

atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak

berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi

berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin

hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang dan tinggi

badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak

seumurannya saat dilakukan pengukuran antropometri seperti BB/TB dan LK.

2.4.2 Patofisiologi stunting

Stunting merupakan retradasi pertumbuhan linier dengan defisit dalam

panjang atau tinggi sebesar -2 Z-score atau lebih menurut buku rujukan

pertumbuhan WHO/NCHS. Stunting disebabkan oleh kumulasi episode stress

yang sudah berlangsung lama (misalnya infeksi dan asupan makan yang buruk)

yang kemudian tidak terimbangi oleh catch up growth (kejar tumbuh).

Dampak dari kekurangan gizi pada awal kehidupan anak akan berlanjut

dalam setiap siklus hidup manusia. Wanita usia subur dan ibu hamil yang

mengalami kekurangan energi kronis akan melahirkan bayi dengan berat badan

lahir rendah. BBLR ini akan berlanjut menjadi balita gizi kurang (stunting) dan

berlanjut ke usia anak sekolah dengan berbagai konsekuensinya. Kelompok ini

akan menjadi generasi yang kehilangan masa emas tumbuh kembangnya dari

tanpa penanggulangan yang memadai kelompok ini dikhawatirkan lost

generation. Kekurangan gizi pada hidup manusia perlu diwaspadai dengan

seksama, selain dampak terhadap tumbuh kembang anak kejadian ini biasanya

tidak berdiri sendiri tetapi diikuti masalah defisiensi zat gizi mikro.
25

2.4.3 Dampak Stunting

Menurut laporan UNICEF beberapa fakta terkait stunting dan pengaruhnya

adalah sebagai berikut :

1. Anak-anak mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan,

akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunting

yang parah pada anak-anak akan terjadi defisit jangka panjang dalam

perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar

secara optimal dibandingkan anak-anak dengan tinggi badan normal.

2. Stunting akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak.

Faktor dasar yang menyebabkan stunting dapat menganggu pertumbuhan

dan perkembangan intelektual.

3. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunting dapat

menganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang.

2.4.4 Pencegahan stunting

Stunting (pendek) merupakan dampak dari kekurangan gizi yang terjadi

dalam jangka panjang dan perlu melibatkan semua sektor untuk mengatasi

masalah ini. Karena stunting tidak terjadi secara cepat dan dapat terjadi selama

siklus kehidupan, dimulai dari dalam kandungan, bayi lahir, masa kanak – kanak,

masa remaja, masa dewasa, dan masa lanjut. Maka penanganan yang dapat

dilakukan untuk mengatasiny adalah dengan memutus rantai siklus tersebut, dan

dapat memperbaiki generasi selanjutnya. Dalam penanganan ini diperlukan

komitmen dari pemerintah yang kuat, dan pelaksanaan program multisector yang
26

terintegrasi dan berkisanmbungan, serta memerlukan waktu yang lama dalam

penanganannya (Trihono dkk, 2017).

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kejadian stunting difokuskan

pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). 1000 HPK ini meliputi 230 masa

kehamilan dan 730 hari awal kehidupan anak, yang dimana masa ini merupakan

masa yang sering disebut dengn golden age atau masa penentuan kualitas hidup

anak. upaya intervesi yang dilakukan ini ditujukan untuk ibu hamil, ibu menyusui,

dan anak usia 0 – 23 bulan, selain itu juga intervensi ini mencakup kebersihan

rumah tangga (Kemenkes, 2017).

1. Ibu Hamil

a. Memperbaiki gizi serta kesehatan ibu hamil. Pada ibu hamil yang sangat

kurus atau mengalami kurang energi kronik (KEK) maka diberikan

makanan tambahan untuk ibu hamil tersebut. Karena ibu hamil perlu

mendapatkan gizi yang baik untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu

sendiri.

b. Setiap ibu hamil akan mendapatkan minimal 90 tablet untuk tambah darah,

untuk mencegah terjadinya anemia.

c. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar tidak mundah terserang penyakit.

2. Bayi Baru Lahir

a. Proses persalinan perlu ditolong oleh bidan atau dokter yang sudah

terlatih, sehingga begiti bayi lahir ibu diarahkan untuk melakukan inisiasi

menyusui dini (IMD).

b. Dari lahir sampai dengan usia 6 bulan, bayi hanya diberikan ASI eksklusif.
27

3. Anak Usia 6 Bulan Sampai 24 Bulan

a. Pada usia 6 bulan, anak sudah bisa diberikan makanan pendamping ASI

(MP-ASI) tetapi juga masih diberikan ASI sampai anak berumur 24 bulan.

b. Anak harus diberikan kapsul vitamin A, dan melakukan imunisasi secara

lengkap.

4. Melakukan pemantauan tumbuh kembang balita, bisa dilakukan di

posyandu sehingga dapat diketahui jika terjadi gangguan tumbuh kembang

dan daopat segera diatasi.

5. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu juga diterapkan di dalam

setiap rumah tangga untuk mencegah dan menurunkan kejadian infeksi

penyakit pada anak maupun ibu hamil, dengan terus meningkatkan akses

air bersih dan fasilitas sanitasi, dan menjaga kebersihan lingkungan. Untuk

menangani stunting selain berfokus pada 1000 HPK, juga difokuskan pada

pengurangan angka kejadian jangka panjang. Intervensi yang diberikan

haruslah dapat memperbaiki faktor – faktor yang dapat memengaruhi

status gizi. Seperti kemiskinan, karena kejadian stunting sering berkaitan

dengan kemiskinan maka untuk mengatasinya diperlukan juga menangani

kemiskinan yang ada. Dan peningkatan pengetahuan orang tua serta

pengurangan beban penyakit (Mitra, 2015).

2.4.5 Intervensi stunting

Penanganan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik dan intervensi

sensitif pada sasaran 1000 hari pertama kehidupan seorang anak sampai berusia 6

tahun.
28

1. Intervensi gizi spesifik

Intervensi ditujukan kepada ibu hamil dan anak dalam 1000 hari pertama

kehidupan dimana bersifat jangka pendek dan hasilnya dicatat dalam waktu

relatif singkat. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.

a. Intervensi dengan sasaran ibu hamil:

1) Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk

mengatasikekurangan energi dan protein kronis

2) Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat

3) Mengatasi kekurangan iodium

4) Melingdungi ibu hamil dari malaria

5) Menanggulangi cacingan pada ibu hamil

b. Intervensi dengan sasarna ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan:

1) Mendorong inisiasi menyusu dini

2) Mendorong pemberian ASI eksklusif

c. Intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan:

1) Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan

didampingioleh pemberian MP-ASI

2) Menyediakan obat cacing

3) Menyediakan suplementasi zink

4) Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan

5) Memberikan perlindungan terhadap malaria

6) Memberikan imunisasi lengkap

7) Melakukan pencegahan dan pengobatan diare


29

2. Intervensi gizi sensitif

Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar

sektor kesehatan dengan sasaran masyarakat umum, tidak khusus untuk sasaran

1000 hari pertama kehidupan.

a. Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih

b. Menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi

c. Melakukan fortifikasi bahan pangan

d. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana

(KB)

e. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

f. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal)

g. Memberikan pendidikan pengasuhan kepada orang tua

h. Memberikan pendidikan anak usia dini universal

i. Memberikan pendidikan gizi masyarakat

j. Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada

remaja

k. Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin

l. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi

(Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2017).


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah abstraksi suatu realitas untuk dapat


dikomunikasikan serta membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antarvariabel (Nursalam,2020). Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu
cara yang digunakan untuk menjelaskan hubungan atau kaitan antara variabel
yang akan diteliti (Notoatmodjo,2018).

Kejadian Stunting

Faktor yang mempengaruhi


kejadian stunting :
(Dewa Nyoman Suparisa, et Konseling
all,2019) : gizi dengan
1. Pemberian ASI menggunakan
eksklusif metode Video
2. Pengetahuan gizi ibu Animasi
balita Kartun
3. Ketahanan pangan mengenai Pengetahuan
keluarga pencegahan Pencegahan Stunting
4. Tingkat konsumsi stunting dan
makanan bergizi pada pemenuhan
balita gizi pada
5. Kelengkapan balita
imunisasi balita

Sumber : Dewa Nyoman Suparisa, et all,2019

: Diteliti
: Tidak Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media


Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran.

30
31

3.1.1 Penejelasan Kerangka Konseptual

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau

tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Faktor-faktor yang

mempengaruhi seperti Pemberian ASI eksklusif, pengetahuan gizi ibu balita,

ketahanan pangan keluarga, tingkat konsumsi makanan bergizi pada balita,

kelengkapan imunisasi adalah peyebab adanya kejadian stunting.

Dalam meningkatkan tingkat pengetahuan orang tua tersebut dapat

dilakukan dengan konseling gizi menggunakan video animasi kartun tentang

pencegahan stunting pada balita. Setelah diberikan konseling gizi dengan media

tersebut orang tua balita dapat mengembangkan pengetahuannya agar balita

terhindar dari stunting.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. (Nursalam,2020).

Dari kerangka konseptual penelitian diatas dapat dikatakan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

HI : Adanya Pengaruh Antara konseling gizi dengan media video animasi kartun

terhadap pengetahuan pencegahan kejadian stunting


BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2020).

Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain rancangan penelitian

pra-eksperimental dengan mengguakan one group pra-post test design yang

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok

subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian

diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2020).

Tabel 4.1 Desain Penelitian Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita
Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
Subjek Pra Perlakuan Pasca Tes
K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan :

K : Subjek (orang tua balita)

O : Observasi pencegahan stunting sebelum dilakukan konseling gizi

I : Intervensi (Konseling gizi)

OI : Observasi pencegahan stunting sesudah dilakukan konseling gizi.

32
33

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek (manusia atau klien) yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan (Nursalam,2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tua balita yang tercatat dalam

data kegiatan bulan timbang di Posyandu Wilayah Desa Tawaran sejumlah 80

orang tua balita pada bulan Maret 2022.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,2020)

Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua balita yang balitanya

mengikuti kegiatan bulan timbang di Posyandu Wilayah Desa Tawaran pada

bulan Maret tahun 2022 sebanyak 78 orang tua balita.

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin

= 78

Jadi, besar sampel pada penelitian ini 78 orang tua balita.

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikan (0.05)


34

Penepatan sampel dengan cara memilih berdasarkan kriteria yang di

kehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

Merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target

yang terjangkau dan akan di teliti (Nursalam,2020). Kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah :

1) Orang tua dari balita yang bersedia menjadi responden

2) Belum pernah mengikuti survey pendahuluan.

2. Kriteria eksklusi :

Menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi

ini :

1) Orang tua yang tidak bersedia putra-putrinya menjadi responden dalam

penelitian

2) Balita yang tidak mengikuti posyandu saat dilakukan penelitian.

4.2.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam,2020).

Pada penelitian ini sampling yang digunakan adalah probability sampling

yaitu dengan cara simple random sampling, merupakan jenis probabilitas yang

paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara

acak (Nursalam,2020).
35

4.3 Kerangka Operasional

Kerangka operasional adalah tahapan dalam suatu penelitian, yang

menyajikan alur penelitian (Nursalam,2020).

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua balita yang tercatat dalam data bulan timbang di
Posyandu Wilayah Desa Tawaran sebanyak 80 Balita pada bulan Maret 2022

Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan simple random sampling

Sampel
Sampel penelitian ini berjumlah 78 orang tua balita yang balitanya mengikuti kegiatan bulan
timbang di Posyandu Wilayah Desa Tawaran

Desain Penelitian
Pra-eksperimental

Variabel Penelitian
Variabel Independen : Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun
Variabel Dependen : Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting

Instrumen Penelitian
SAP dan Kuesioner Pengetahuan Pencegahan Stunting

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring dan Tabulasi

Analisis Data
Uji Wilcoxon

Kesimpulan
Ada Pengaruh atau tidak

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media


Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran
36

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuaru (benda, manusia, dan lainnya) (Nursalam,2020).

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentekun variabel lain (Nursalam,2020).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah konseling gizi balita.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam,2020).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah upaya pencegahan stunting.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karaktersitik yang diamati (diukur) itulah

yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan

peneliti untuk melakukan obeservasi atau pengukuran secara cermat terhadap

suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain

(Nursalam,2020).
37

Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media


Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa
Tawaran
Definisi Alat Skor/Kod
No Variabel Indikator Skala
Operasional Ukur e
1 Independe Penyampaian 1. Melihat, SAP - -
n: informasi Mendengarkan
Konseling kesehatan untuk dan belajar
Gizi Balita membantu 2. Meningkatkan
Dengan mengatasi pengetahuan
Media masalah gizi 3. Membangun
Video dengan media kepercayaan
Animasi video animasi 4. Memberikan
Kartun kartun yang alternatif
didalamnya pemecahan
terdapat masalah.
rangkaian
gambar,suara, dan
teks yang bersifat
menjelaskan
tentang
pencegahan
kejadian stunting.
2 Dependen : Sebuah proses 1. Mengetahui Kues Ordi 1.
Pengetahua dan hasil dari tahu tentang ioner nal Jawaban :
n dengan suatu pengertian dan Benar = 1
Pencegaha penyebab Salah = 0
tindakan yang
n Stunting stunting 2. Total
dilakukan untuk 2. Memahami skor:
mengurangi tentang dampak Baik :
kejadian gagal stunting 76-100%
tumbuh pada 3. Mengaplikasika Cukup :
balita akibat n pencegahan 60-75 %
kekurangan gizi stunting melalui Kurang :
pemberian pola < 60%
kronis dan infeksi
makan
yang berulang. 4. Menganalisis
penyebab dan
dampak
stunting.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk alat atau cara pengumpulan data

dalam penelitian (Nursalam,2020).


38

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel independen

adalah Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Konseling Gizi dengan menggunakan

media video animasi kartun dari Laboratorium Gizi Surabaya. Sedangkan untuk

variabel dependen instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat

pengetahuan pencegahan stunting yang terdiri dari 20 pernyataan yang sudah

pernah digunakan penelitian dan sudah teruji validitas dan reabilitasnya (Moudy

et all,2021).

Tabel 4.3 Instrumen Penelitian Konseling Gizi Dengan Media Video


Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian
Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran

Variabel Indikator Favorable Unfavorable


Dependen
Pengetahuan Mengetahui tentang pengertian 5,15,16 2,7
Pencegahan dan penyebab stunting
stunting Memahami tentang dampak 6,10,14 13,20
stunting
Mengaplikasikan pencegahan 9,17,18 12,19
stunting melalui pemberian
pola makan
Menganalisis peyebab dan 1,8,11 3,4
dampak stunting

Penilaian dilakukan menggunakan rumus :

Interpretasi hasil :

76-100% : Baik

60-75 % : Cukup

< 60% : Kurang


39

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu wilayah Desa Tawaran pada bulan

April 2022.

4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam,2020).

4.8.1 Persiapan

Mengurus surat perijinan untuk melakukan penelitian yang ditandatangani

oleh ketua program studi ners IIKNU Tuban.

4.8.2 Pelaksanaan dan Penelitian

Melakukan pengambilan data di Dinas Kesehatan Tuban dengan

menunjukkan surat ijin dari PTSP yang sebelumnya menunjukkan surat

permohonan survey awal dari pihak IIKNU Tuban. Setelah pengambilan data dari

Dinkes, selanjutnya melakukan pengambilan data dari Puskemas Kenduruan

dengan menunjukkan surat ijin dari pihak IIKNU Tuban.

Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan serta

etika penelitian meliputi kerahasiaan dan privasi responden, selanjutnya peneliti

menanyakan kesediaan responden dan meminta untuk menandatangani lembar

informed consent bagi responden yang bersedia menjadi subjek penelitian.

Peneliti memberikan kuesioner dan responden diminta untuk menjawab

setiap pernyataan yang ada di kuesioner sampai selesai. Setelah responden selesai

mengisi kuesioner, kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Peneliti mengecek


40

kembali kelengkapan data dalam kuesioner, apabila ada yang belum terisi, peneliti

meminta responden untuk mengisi kembali. Data yang terkumpul akan digunakan

sebagai data penelitian.

4.9 Analisis Data

Analisis data adalah bagian terpenting untuk mencapai tujuan dimana

tujuan pokok dari sebuah penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian yang mengungkapkan fenomena (Nursalam,2020).

4.9.1 Mengedit (editing)

Menyeleksi hasil kuesioner yang telah diberikan kepada responden.

Apabila data kurang lengkap maka jika memungkinkan meminta responden untuk

melengkapinya, namun jika tidak maka data harus dikeluarkan atau tidak bisa

digunakan.

4.9.2 Pengkodean (coding)

Memberi tanda atau kode pada data yang sudah lengkap dan sudah

terkumpul untuk mempermudah melakukan penilaian.

4.9.3 Pemberian Skor (skoring)

Tahap pemberian skor pada setiap jawaban yang telah terkumpul untuk

selanjutnya menghitung jumlah skor dari semua pertanyaan yang telah diajukan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan menggunakan wawancara atau angket

dengan menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dapat disesuaikan

dengan tingkatan pengetahuan (Notoadmodjo,2007) dalam Kesi (2019).


41

Tingkatan pengukuran pengetahuan adalah :

1. Pengetahuan baik bila skor >75%-100%

2. Pengetahuan cukup bila skor 60%-75

3. Pengetahuan kurang bila skor <60%

4.9.4 Tabulasi (tabulating)

Proses menyajikan data, jawaban yang telah diberi kode kemudian

dimasukkan kedalam sebuah tabel untuk selanjutnya dulakukan analisa data.

4.9.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan bagian yang penting dalam pengolahan data.

Sebelum menarik suatu kesimpulan, hasil analisi yang masih faktual terlebih

dahulu harus diinterprestasikan dan diberi makna oleh peneliti. Hasil analisis

biasanya dibandingkan dengan hipotesis penelitian (kalau ada), kemudian dibahas

dengan menghubungkannya terhadap hasil penelitian lain serupa atau terdahulu,

kemudian diberi kesimpulan (Nursalam,2020).

Menurut Arikunto (1994) dalam Faqih (2012), interpretasi data berdasaran

subvariabel dikategorikan dengan kriteria :

1) Seluruhnya : 100%

2) Hampir seluruhnya : 76% - 99%

3) Sebagian besar : 51 % - 75%

4) Setengahnya : 50%

5) Hampir setengahnya : 26% - 49%

6) Sebagian kecil : 1% - 25%

7) Tidak satupun : 0%
42

4.9.6 Uji Statistik

Setelah data diperoleh, data akan dimasukan kedalam tabulasi datadan di

Analisa dengen menggunakan uji Analisa uji wiloxcone T-test dengan SPSS dan

taraf kesalahan 5%. Bila pada data ada cell yang mempunyai nilai expected count

<5 maka pengambilan keputusan melihat nilai fisher’s exact test.

Dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon menggunakan program

SPSS (Statistical product and service solution) untuk mengetahui ada perbedaan

atau pengaruh atau tidak dari kedua variabel tersebut. Skala data yang digunakan

untuk menguji hipotesis komparatif :

1. Menggunakan desain penelitian one group pra-post test design

2. Skala data ordinal

3. Data di pilih secara random

4. Distribusi normal

5. Ketentuan dalam pengambilan keputusan apakah hipotesis diterima atau

ditolak dengan melihat signifikasi. Apabila signifikasi < 0,05 maka Hl

diterima dan H0 ditolak.

Langkah-langkah melakukan uji Wilcoxon sebagai berikut :

1. Entri data static-group comparison design

2. Klik submenu Analyze, kemudian pilih Non Parametic test dan pilih 2

Related Samples.

3. Masukkan vaiabel pre-test dan post-test secara bersamaan ke kotak test pair,

kemudian berikan tanda checklist pada Wilcoxon dan klik ok

4. Hasil output
43

4.9.7 Pembacaan hasil uji statistik

Setelah data didapat, data akan dianalisa dengan menggunakan uji analisa

Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05, merupakan alternatif analisis data

apabila desain penelitiannya adalah pre dan post test, skala tertinggi ordinal, rasio,

atau interval, sample di ambil secara random dan tidak ada control. Uji statistik

dengan menggunakan software SPSS versi 25.0 for windows.

Cara Penarikan Kesimpulan :

Dasar pengambilan keputusan yaitu apakah hipotesis diterima atau ditolak

dengan melihat signifikasi.

1. Jika P value > 0,05 maka H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara

variabel-variabel tersebut.

2. Jika P value ≤ 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh antara

variabelvariabel tersebut.

4.9.8 Alat Uji Statistik

Alat yang digunakan untuk menganalisa data dalam uji Wilcoxon adalah

SPSS.

4.10 Etika Penelitian

4.10.1 Lembar Persetujuan (informed cosent)

Bentuk persetujuan antara peneliti dan responden yang bersedia menjadi

subjek penelitian, lembar persetujuan ditanda tangani oleh responden sebelum

penelitian dilakukan (Hidayat,2007).


44

4.10.2 Kerahasiaan (confidentially)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian responden, baik berupa

informasi pribadi maupun masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

sebagai hasil penelitian (Aziz,2010).

4.10.3 Tanpa Nama (Anonimity)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak mencantumkan nama responden pada lembar instrumen penelitian, dan

hanya mencantumkan insial saja (Aziz,2010). Peneliti bertanggung jawab

terhadap kerahasiaan untuk melindungi semua data yang dikumpulkan untuk

kepentingan penelitian tanpa memberitahu orang lain.


BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1 HASIL PENELITIAN

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui pengisian Lembar

Kuesioner yang didapatkan dari keterangan 78 orang tua balita di posyandu

wilayah desa Tawaran yang bersedia menjadi responden. Data dikelompokkan

oleh peneliti menjadi data umum dan data khusus yang diuraikan peneliti sebagai

berikut :

5.1.1 Data Umum

1. Gambaran lokasi penelitian

Desa Tawaran adalah salah satu desa yang berada di kecamatan

Kenduruan. Desa Tawaran ini terletak di bagian barat Kecamatan

Kenduruan dan berdekatan dengan provinsi Jawa Tengah. Desa Tawaran

termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Kenduruan dan memiliki 5

posyandu yang terbagi di setiap dusunya yaitu sebalah utara terdapat

posyandu Wonorejo dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada tanggal 9,

sebalah timur dan barat terdapat posyandu Krajan yang dimana posyandu

tersebut dibagi menjadi 2 posyandu yaitu Krajan 1 dan Krajan 2 dan

dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada tanggal 7 dan 8, batas dari

posyandu Krajan 1 yaitu dari wilayah memasuki desa Tawaran hingga

perbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Sedangkan batas selatan

terdapat posyandu Gato dan posyandu Sabruk juga dilaksanakan setiap

satu bulan sekali pada tanggal 5 dan 6.

45
46

Puskesmas Kenduruan merupakan Puskesmas yang terletak di

wilayah Kecamatan Kenduruan, beralamat di Jl. Blora No.08 Tuban Jawa

Timur. Puskesmas Kenduruan merupakan Peaksanaan Teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten Tuban yang bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan pada wilayah kerja Kecamatan Kenduruan.

Puskesmas Kenduruan memiliki berbagai kegiatan Seperti Posbindu PTM,

Prolanis, Kelas Ibu Hamil, ANC Terpadu, UKS, UKGS, UKGM, Pemicu

STBM, Saka Bhakti Husada.

Puskesmas Kenduruan terdiri dari 1 (satu) lantai dan dibangun

diatas tanah seluas ± 680,00 m². Dan jumlah pegawai di Puskesmas Kenduruan

mencapai 42 orang, diantaranya dokter, perawat, bidan dan tenaga medis lainnya.

Pelayanan yang tersedia di Puskesmas Kenduruan sebagai berikut:

1) Poli Umum

Poli umum merupakan jenis layanan yang berada di Puskesmas

Kenduruan yang memberikan pelayanan berupa pemeriksaan kesehatan,

pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau masyarakat.

2) UGD (Unit Gawat Darurat)

Salah satu bagian dari Puskesmas Kenduruan yang menyediakan

penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera yang dapat

mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD Puskesmas Kenduruan

hanya buka di jam pelayanan dan terdapat 1 perawat jaga.


47

3) Poli KIA & KB

Poli KIA & KB merupakan poli pelayanan di Puskesmas Kenduruan yang

memberikan pelayanan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu

menyusui, bayi, kesehatan reproduksi, pelayanan kontrasepsi dan

perlindungan medis KB.

4) Poli Imunisasi

Menyediakan pelayanan sesuai jam kerja Puskesmas Kenduruan,

imunisasi bagi balita sangat penting untuk memberikan perlindungan dan

mencegah penyakit berbahaya.

5) Poli Gigi

Merupakan salah satu jenis layanan yang memberikaan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut berupa pemeriksaan, pengobatan, dan pemberian

tindakan medis kesehatan gigi dan mulut seperti penambalan. Pencabutan.

Dan pembersihan karang gigi.

6) Poli Khusus (Paru,Kusta,Jiwa)

Poli ini memberikan pelayanan bagi pasien anak maupun dewasa, baru

maupun lama yang memerlukan penanganan subspesialistik misalnya

tumor paru, jiwa, kusta dll.

7) Pojok Gizi

Pelayanan gizi profesional yang diberikan Puskesmas Kenduruan oleh

tenaga gizi terdidik atau terlatih yang bertujuan untuk pencegahan,

penanggulangan, penyembuhan dan pemulihan.


48

8) Klinik Sanitasi

Suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan

promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang

beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan

pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas Puskesmas Kenduruan.

9) Laboratrium

Sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Kenduruan yang melaksanakan

pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan berasal dari

manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi

kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan

atau masyarakat.

10) Layanan BPJS (Badan Penanggung Jaminan Sosial)

2. Visi dan Misi

1) Visi

Bersama masyarakat menuju Kenduruan Sehat

2) Misi

Misi Puskesmas Kenduruan adalah :

1. Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

2. Mewujudkan pelayanan kesehatan dasar bermutu

3. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

3) Motto Puskesmas Kenduruan

“Ikhlas mengabdi, ramah melayani”


49

5.1.2 Data Responden

1. Distribusi jumlah frekuensi jenis kelamin responden di Posyandu Wilayah

Desa Tawaran.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Orang Tua Balita Berdasarkan Jenis


Kelamin di Posyandu Wilayah Desa Tawaran Pada Bulan
Juli 2022
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Laki-laki 3 3,8
2 Perempuan 75 96,1
Jumlah 78 100
Sumber : Data primer peneliti, Tahun 2022

Berdasarkan dari hasil tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden di

Posyandu Wilayah Desa Tawaran hampir seluruhnya yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak (96,1%) 75 orang tua balita.

2. Distribusi jumlah frekuensi jenis kelamin balita di Posyandu Wilayah

Desa Tawaran

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di


Posyandu Wilayah Desa Tawaran Pada Bulan Juli 2022
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Laki-laki 45 57,7
2 Perempuan 33 42,3
Jumlah 78 100
Sumber : Data Primer Peneliti, Tahun 2022

Berdasarkan dari hasil tabel 5.2 menunjukkan bahwa balita dari responden

di Posyandu Wilayah Desa Tawaran sebagian besar yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak (57,7%) 45 balita.


50

5.1.3 Data Khusus

1. Identifikasi pengetahuan orang tua sebelum dilakukan konseling gizi


dengan media video animasi kartun.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi pengetahuan orang tua sebelum
dilakukan intervensi di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
Pada Bulan Juli 2022
No Pengetahuan sebelum Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Baik 0 0
2 Cukup 38 48,7
3 Kurang 40 51,2
Jumlah 78 100
Sumber : Data Primer Peneliti, Tahun 2022

Berdasarkan dari hasil tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan

konseling gizi dengan menggunakan video animasi kartun, sebagian besar

dari orang tua balita yang berada di Posyandu memiliki pengetahuan

kurang sebanyak (51,2%) 40 orang tua balita.

2. Identifikasi pengetahuan orang tua sesudah dilakukan konseling gizi

dengan media video animasi kartun

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi pengetahuan orang tua sesudah


dilakukan intervensi di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
Pada Bulan Juli 2022
No Pengetahuan sesudah Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Baik 72 92,3
2 Cukup 6 7,6
3 Kurang 0 0
Jumlah 78 100
Sumber : Data Primer Peneliti, Tahun 2022

Berdasarkan hasil dari tabel 5.4 menunjukkan bahwa sesudah dilakukan

konseling gizi dengan menggunakan video animasi kartun, orang tua balita

yang mengantar anak mereka untuk melaksanakan posyandu hampir


51

seluruhnya memiliki pengetahuan baik terhadap pencegahan stunting

sebanyak (92,3%) 72 orang tua balita.

3. Analisis pengaruh konseling gizi dengan media video animasi kartun

terhadap pengetahuan pencegahan stunting

Tabel 5.5 Analisis Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video


Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Orang Tua di
Posyandu Wilayah Desa Tawaran Pada Bulan Juli 2022

Konseling Gizi
Pengetahuan Pencegahan Kejadian
Dengan Media
Stunting Total
Video Animasi
Kartun Baik Cukup Kurang
0 38 40 78
Pre Test
(0) (48,7%) (51,2%) (100%)
72 6 0 78
Post Test
(92,3%) (7,6%) (0) (100%)
Wilcoxon Signed Rank Test Asym. Sig. (2-tailed) = 0,000
Sumber : Data Primer Peneliti, Tahun 2022

Berdasarkan hasil dari tabel 5.5 diketahui bahwa ada pengaruh Konseling

Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan

Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita ditunjukkan dengan hasil

bahwa dari 78 (100%) reponden , sebelum diberikan terapi konseling gizi

dengan media video animasi kartun sebagian besar (51,2%) 40 responden

mempunyai pengetahuan kurang dan sesudah diberikan konseling gizi

dengan media video animasi kartun hampir seluruhnya (92,3%) 72

responden mempunyai pengetahuan baik.

5.2 Analisis Penelitian

Berdasarkan analisa data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan

program SPSS For Windows Uji Nonparametric uji wilcoxon dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,05 dimana p < 0,05, terdapat 78 data
52

positif (N) yang artinya 72 responden mengalami peningkatan pengetahuan dari

hasil konseling gizi dengan media video animasi kartun dari nilai pre test ke post

test. Mean rank atau rata-rata peningkatan tersebut adalah sebesar 39,50.

Sedangkan jumlah rangking positif atau sum of ranks adalah sebesar 3081,00.

Berdasarkan output “Test Statistics”, diketahui Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai

0,000. Karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disumpulkan bahwa

Hipotesis diterima. Artinya ada perbedaan antara hasil dari konseling gizi dengan

media video animasi kartun untuk pre test dan post test, sehingga dapat

disimpulkan pula bahwa ada pengaruh konseling gizi dengan media video

animasi kartun terhadap pengetahuan pencegahan kejadian stunting pada anak

balita.
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Penelitian

Bab pembahasan ini menguraikan tentang hasil penelitian dan keterbatasan

yang ditemui selama proses penelitian berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi

Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita di

Posyandu Wilayah Desa Tawaran.

6.1.1 Pengetahuan Orang Tua Sebelum Dilakukan Konseling Gizi Dengan

Media Video Animasi Kartun Terhadap Pencegahan Kejadian Stunting

Pada Anak Balita Pada Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner pengetahuan

pencegahan kejadian stunting didapatkan bahwa sebelum dilakukan konseling gizi

dengan media video animasi kartun orang tua balita memiliki pengetahuan kurang

terhadap pencegahan kejadian stunting sebanyak (51,2%) 40 orang tua balita dan

yang pengetahuannya cukup sebanyak (48,7%) 38 orang tua balita.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Anita, et

all (2019) Orang tua yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang stunting

cenderung memiliki pengetahuan kurang dibandingkan dengan orang tua yang

pernah mendapatkan informasi tentang stunting baik melalui media social, radio,

tv, maupun baliho di jalan. Hasil penelitian lainnya oleh Asri (2019) yang

menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan gizi dengan media

audiovisual 50% responden memiliki pengetahuan baik mengenai gizi seimbang

53
54

dalam pencegahan stunting dan 50% responden memiliki pengetahuan yang

kurang. Asri (2019) mengatakan pemahaman ibu mengenai stunting serta

pencegahannya, kandungan gizi dalam makanan, fungsi karbohidrat, dan protein.

Hasil penelitian (Asri,2019) juga menunjukan rata-rata 21,4% orang tua yang

pengetahuannya tidak mengalami perubahan atau tetap berpengetahuan kurang

setelah diberikan pendidikan gizi melalui media audiovisual. Hasil penelitian

Ardiyah, et all (2015) dalam Asri (2019) mengatakan bahwa tingkat pengetahuan

ibu mengenai gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya stunting pada anak balita baik yang ada di pedesaan maupun perkotaan.

Setelah diberikan informasi kesehatan, maka ibu memiliki wawasan mengenai

stunting, penyebab dan pencegahannya.

Hasil temuan peneliti didapatkan sebagian besar orang tua balita sebelum

dilakukan konseling gizi dengan media video animasi kartun memiliki

pengetahuan kurang. Kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan stunting

tersebut yang dapat memicu terjadinya stunting pada balita. Adapun hampir

setengahnya dari orang tua memiliki pengetahuan cukup dikarenakan memiliki

sedikit pengetahuan mengenai pengertian serta penyebab stunting dan

mengaplikasikan pencegahan stunting seperti memberikan ASI Ekslusif pada

balita, melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita setiap satu

bulan sekali di posyandu. Oleh karena itu, sebagian kecil orang tua balita yang

berpengetahuan cukup tersebut memiliki sedikit pemahaman agar balita tidak

mengalami stunting.
55

Berdasarkan hasil temuan peneliti didapatkan sebagian dari orang tua balita

yang memiliki pengetahuan kurang terhadap pencegahan kejadian stunting tidak

mengetahui pengertian dan penyebab dari stunting. Selain tidak mengetahui hal

tersebut ternyata orang tua balita juga tidak memahami bagaimana dampak yang

akan terjadi pada anak balita tersebut hingga mereka dewasa nanti, dari kurangnya

pengetahuan tersebut didapatkan juga orang tua balita tidak memberikan pola

makan yang baik dan benar sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan anak

mengalami stunting. Kemungkinan besar hal tersebut dikarenakan kurangnya

sosialisasi atau penyuluhan mengenai stunting di wilayah posyandu Tawaran.

6.1.2 Pengetahuan Orang Tua Sesudah Dilakukan Konseling Gizi Dengan

Media Video Animasi Kartun Terhadap Pencegahan Kejadian Stunting

Pada Anak Balita Pada Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner pengetahuan

pencegahan kejadian stunting didapatkan bahwa setelah dilakukan konseling gizi

orang tua memiliki pengetahuan baik atau pengetahuan terhadap kejadian stunting

meningkat sebanyak (92,3%) 72 orang tua balita dan yang pengetahuannya cukup

sebanyak (7,6%) 6 orang tua balita jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan

dengan sebelum dilakukan konseling gizi dengan media video animasi kartun .

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyantini (2010)

dalam Syariefah, et all (2018) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan dan praktik. Oleh karena itu, edukasi sangat

penting diberikan kepada orang tua. Penelitian lain dilakukan oleh Hestuningtyas

(2014) dalam Kesi (2019) yang mengatakan bahwa pada kelompok kontrol skor
56

pengetahuan meningkat signifikan. Penggunaan media leaflet memiliki kelebihan

namun kurang efektif karena pesan yang disajikan terlalu singkat dan padat, hal

ini jika dilihat dari segi fisik media video animasi kartun lebih mudah dan lebih

efektif dan dapat dilihat berulang kali dan disimpan di HP. Tetapi leaflet

kemugkinan lebih cepat rusak dan hilang, sehingga tidak menarik untuk dibaca.

Adapun dari hasil penelitian Anggraini, et all (2020) mengatakan bahwa

pengetahuan sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan media audio

visual mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (47,6%). Penelitian

yang dilakukan oleh Alfi, et all (2022) mengatakan Meskipun berbagai metode

dan media dapat digunakan, yang terbukti paling efektif adalah metode

ceramah dan diskusi dengan media audiovisual. Sedangkan studi yang

melibatkan media audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan sebanyak

54,5% (Citrakesumasari et al., 2020), 26% (Rudy Hartono, Mira Andini, Dwi

Sartika, 2018), dan 70% (Purwanti, 2019). Temuan ini sesuai dengan

penelitian yang sebelumnya yaitu media audiovisual terbukti efektif

dalam meningkatkan pengetahuan sasaran (Fernalia et al., 2019)(Silalahi et al.,

2018). Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo (2007) dalam Asri (2019) yang

mengatakan bahwa sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga.

Hasil temuan peneliti mendapatkan bahwa hampir seluruhnya orang tua

mengalami peningkatan pengetahuan setelah dilakukan konseling gizi dengan

media video animasi kartun jika dilihat dari nilai rata-rata sesudah dilakukan

konseling gizi dengan media video animasi jauh lebih baik dibandingkan dengan
57

nilai rata-rata sebelum dilakukan konseling gizi dengan media video animasi

kartun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua

balita yang berada di posyandu wilayah desa tawaran dipengaruhi oleh adanya

bantuan media yang lebih memudahkan orang tua dalam mengingat materi yang

diberikan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian didapatkan setelah dilakukan

konseling gizi dengan media video animasi kartun orang tua balita yang

mengikuti kegiatan posyandu di wilayah desa Tawaran tersebut sudah mengetahui

pengertian dan penyebab dari stunting dan memahami jika anak yang mengalami

stunting dapat berdampak bagi kesehatan anak balita hingga mereka dewasa.

Setelah dilalukan intervensi tersebut, orang tua balita juga mengaplikasikan

pencegahan stunting melalui pemberian pola makan karena hal tersebut sangat

diperlukan oleh balita dalam mencegah kejadian stunting. Pengetahuan yang

diperoleh orang tua balita mampu memunculkan pemahaman dan keyakinan

teradap kebutuhan balita sebagai orang tua yang juga harus melakukan upaya

pencegahan stunting sebelum masuk pada 1000 hari pertama kehidupan.

6.1.3 Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun Terhadap

Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di

Posyandu Wilayah Desa Tawaran

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan

program SPSS For Windows Uji Nonparametric uji wilcoxon dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,05 dimana p < 0,05, terdapat 72 orang

tua balita mengalami peningkatan pengetahuan dari hasil konseling gizi dengan
58

media video animasi kartun dari nilai pre test ke post test. Mean rank atau rata-

rata peningkatan tersebut adalah sebesar 39,50. Sedangkan jumlah rangking

positif atau sum of ranks adalah sebesar 3081,00. Berdasarkan output “Test

Statistics”, diketahui Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,000. Karena nilai 0,000

lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disumpulkan bahwa Hipotesis diterima.

Artinya ada perbedaan antara hasil dari konseling gizi dengan media video

animasi kartun untuk pre test dan post test, sehingga dapat disimpulkan pula

bahwa ada pengaruh konseling gizi dengan media video animasi kartun terhadap

pengetahuan pencegahan kejadian stunting pada anak balita.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Asri (2019) yang mengatakan bahwa pemahaman ibu hamil mengenai stunting

cukup rendah, terlihat dalam gambaran pola makan ibu hamil tidak bergizi 71%,

bapak diperbolehkan/dibiarkan merokok 80%. Edukasi audiovisual dan simulasi

terbukti meningkatkan perubahan pengetahuan pencegahan stunting dari 50%

menjadi 78,6%. Hal tersebut sejalan dengan Lestari (2012) dalam Asri (2019)

penelitiannya memberikan pendidikan kesehatan menggunakan audiovisual

terbukti efektif terhadap peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi

pada ibu menyusui. Pendidikan kesehatan tidak cukup dengan memberikan

informasi secara tertulis maupun ceramah saja, dibutuhkan beberapa metode dan

media yang tepat untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Hasil penelitian Anggraini, et all (2020) mengatakan bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi

menggunakan media audio visual. Sesuai dengan hasil penelitian Nurhayati, et all
59

(2013) dalam Anggraini (2020) menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan

ibu. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi

kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat) yang berati bahan atau

alat yang digunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang

diucapkan dalam menularkan pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 78 orang tua balita

di Posyandu Wilayah Desa Tawaran hampir seluruhnya orang tua balita

mengalami peningkatan terhadap pengetahuan yang baik, hal ini disebabkan

karena konseling gizi dengan media video animasi kartun. Media tersebut menjadi

pilihan peneliti untuk penelitian ini karena video animasi kartun lebih menarik

perhatian dan dapat memberikan kemudahan bagi orang tua balita untuk

menangkap informasi yang disampaikan. Meskipun konseling gizi menggunakan

video animasi kartun ini dilakukan hanya satu kali saja dengan video kurang dari

60 menit tetapi konseling dengan menggunakan video animasi kartun tersebut

sedikit membantu menambah pengetahuan orang tua terhadap pencegahan

stunting pada anak balita. Adapun, sebagian kecil masih ada beberapa orang tua

balita yang memiliki pengetahuan cukup karena mungkin video tersebut kurang

dipahami.

Penelitian ini menunjukkan bahwa konseling gizi dengan media video

animasi kartun dapat meningkatkan pengetahuan orang tua balita ditunjukkan

dengan sebagian besar orang tua balita memiliki pengetahuan baik setelah

mendapatkan konseling gizi. Media video animasi kartun ini dapat dijadikan

pilihan media yang dapat menarik perhatian dan meningkatkan pemahaman orang
60

tua balita. Peningkatan pengetahuan orang tua balita tersebut diharapkan menjadi

dasar bagi orang tua untuk melakukan tindakan agar anak terhindar dari stunting

dan memiliki perkembengan serta pertumbuhan yang maksimal dikemudian hari.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitiaan adalah kelemahan atau hambatan yang dialami

dalam meneliti (Nursalam 2020). Beberapa responden tidak bisa melakukan

pengisian kuesioner karean ada suatu kepentingan tertentu. Adapun responden

juga memberikan jawaban yang sama disemua pernyataan, hal ini menunjukkan

bahwa responden kurang memahami isi kuesioner dan tidak memberikan jawaban

yang sesuai dengan keadaan yang dialami. Selain keterbatasan tersebut,

keterbatasan waktu dalam kegiatan posyandu juga mempengaruhi durasi video

yang seharusnya kurang lebih 60 menit hanya dapat dilakukan sekitar 18 menit

saja.
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 KESIMPULAN

Hasil penelitian yang berjudul “ Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media

Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting

Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran” dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Hampir setengah dari orang tua balita memiliki pengetahuan kurang

terhadap pencegahan stunting pada anak balita sebelum dilakukan

konseling gizi dengan media video animasi kartun

2. Hampir seluruhnya orang tua balita memiliki pengetahuan baik terhadap

pencegahan stunting pada anak balita sesudah diberikan konseling gizi

dengan media video animasi kartun

3. Terdapat pengaruh antara konseling gizi dengan media video animasi

kartun terhadap pengetahuan pencegahan stunting dengan konseling gizi.

7.2 SARAN

1. Bagi Orang Tua Balita

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi orang tua

balita terhadap pengetahuan pencegahan stunting seperti pengertian,

penyebab, dampak, dan pola makan yang baik dan benar agar balita/anak

terhindar dari stunting.

61
62

2. Bagi Kader Posyandu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam upaya

meningkatkan pencegahan kejadian stunting pada balita demi tercapainya

menurunkan angka stunting.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

penelitian dengan topik yang sama, dan dapat mejadi acuan dalam

mengembangkan penelitian mengenai stunting. Dan diharapkan bagi

peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian ini dengan media video

animasi kartun terhadap pencegahan stunting dengan durasi video kurang

lebih 60 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Adani, F. Y., & Nindya, T. S. (2017). Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zink,
dan Perkembangan pada Balita Stunting dan non Stunting. Amerta Nutrition,
1(2), 46.
Andriani, W., Rezal, F., & Nurzalmariah, W. (2017). Perbedaan Pengetahuan,
Sikap, Dan Motivasi Ibu Sesudah Diberikan Program Mother Smart
Grounding (Msg) Dalam Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat Unsyiah, 2(6), 198399.
Anggraini, S. A., Siregar, S., & Dewi, R. (2020). Pengaruh Media Audio Visual
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Ibu Hamil Tentang
Pencegahan Stunting Di Desa Cinta Rakyat. Jurnal Ilmiah Kebidanan
Imelda, 6(1), 26–31.
Arnita, S., Rahmadhani, D. Y., & Sari, M. T. (2020). Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu dengan Upaya Pencegahan Stunting pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi, 9(1), 7.
Arsyati, A. M. (2019). Pengaruh Penyuluhan Media Audiovisual Dalam
Pengetahuan Pencegahan Stunting Pada Ibu Hamil Di Desa Cibatok 2
Cibungbulang. Promotor, 2(3), 182.
Audiovisual, M. E. (2021). 1. Pendahuluan. 6(4), 563–567.
Ayelign, A., & Zerfu, T. (2021). Household, dietary and healthcare factors
predicting childhood stunting in Ethiopia. Heliyon, 7(4), e06733.
Bella, F. D., Fajar, N. A., & Misnaniarti, M. (2020). Hubungan pola asuh dengan
kejadian stunting balita dari keluarga miskin di Kota Palembang. Jurnal Gizi
Indonesia, 8(1), 31.
Damayanti,D., et all. 2017. Gizi dalam daur ulang kehidupan.
Destarina, R. (2018). Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil Terhadap Panjang Badan
Lahir Pendek Di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo D.I.Yogyakarta. Gizi
Indonesia, 41(1), 39.
Dieny, F. F., Fitranti, D. Y., & Marfuah, D. (2020). Buku panduan praktikum
konseling gizi.
Ekayanthi, N. W. D., & Suryani, P. (2019). Edukasi Gizi pada Ibu Hamil
Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan, 10(3), 312.
Elsa Nur Aini, Sri Achadi Nugraheni, S. F. P. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi
Stunting Pada Balita Usia 24- 59 Bulan Di Puskesmas Cepu Kabupaten
Blora. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume, 6(5), 1–
23.
Fatmawati, Y. D., Rosyadah, R., Damayanti, M. D., Abigael, D. P., & Ismawati,
F. (2020). Kuliah whatsapp dalam meningkatkan pengetahuan ibu terhadap
pencegahan stunting pada balita di masa pandemi. Jurnal Abdi Masyarakat,
1(1), 45–50.
Laili, U., & Andriani, R. A. D. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pencegahan Stunting. Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS, 5(1), 8.

63
64

Mardalena, I., & Suyani, E. (2016). Keperawatan Ilmu Gizi. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia, 182.
Margawati, A., & Astuti, A. M. (2018). Pengetahuan ibu, pola makan dan status
gizi pada anak stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan
Genuk, Semarang. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of
Nutrition), 6(2), 82–89.
Masyarakat, J. K. (2018). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia
24-59 Bulan (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus Ii Kabupaten
Pati Tahun 2017). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 409–418.
Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014). Konsep Dasar Nutrisi. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 10–64.
Ners, J., & Kebidanan, D. A. N. (2018). Faktor penyebab anak Stunting usia 25-
60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar 1. 268–278.
Nugroho, M. R., Sasongko, R. N., & Kristiawan, M. (2021). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Usia Dini di Indonesia. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2).
Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. (2018). Hubungan Sikap dan Pengetahuan
Ibu Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Baru Masuk Sekolah Dasar di
Kecamanatan Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3), 523.
Picauly, I., & Toy, S. M. (2013). Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting
Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, Ntt.
Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(1), 55.
Rachmawati, P. D., Triharini, M., & Suciningtyas, P. D. (2021). The contribution
of family functions, knowledge and attitudes in children under five with
stunting. Enfermeria Clinica, 31, S296–S300.
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229.
Rahmawati, A., Nurmawati, T., & Permata Sari, L. (2019). Faktor yang
Berhubungan dengan Pengetahuan Orang Tua tentang Stunting pada Balita.
Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 6(3), 389–
395.
Review, A. (2020). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Permasalahan
Stunting dan Pencegahannya Pendahuluan. 11(1), 225–229.
Sary, Y. N. E. (2020). Health Education for Caring Grandmothers in Preventing
Stunting for 36 Months Old Children in Coastal Areas. Pratama Widya :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 89–94.
Sewa, R., Tumurang, M., Boky, H., Kesehatan, F., Universitas, M., Ratulangi, S.,
& Stunting, T. P. (2019). Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Pencegahan Stunting Oleh Kader
Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Bailang Kota Manado. Kesmas, 8(4),
80–88.
Sewa, R., Tumurang, M., Boky, H., Kesehatan, F., Universitas, M., Ratulangi, S.,
& Stunting, T. P. (2019). SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN
STUNTING OLEH KADER tahun 2016. 8(4), 80–88.
Sukraniti,Desak Putu.,et all. 2018. Konseling gizi.
65

Waliulu, S. H. (2018). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan


Upaya Pencegahan Stunting Anak Usia Balita. Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes, 9(4), 269–272.
Windasari Dewi Purnama, Ilham Syam, L. S. K. (2020). Faktor Hubungan dengan
Kejadian Stunting di Puskesmas Tamalate Kota Makassar (Factors related to
the incidence of stunting at the Tamalate health center in Makassar city ).
Aceh Nutrition Jurnal, 1(5), 27–34.
Wulandari, H. W., & Kusumastuti, I. (2020). Pengaruh Peran Bidan, Peran Kader,
Dukungan Keluarga dan Motivasi Ibu terhadap Perilaku Ibu dalam
Pencegahan Stunting pada Balitanya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 19(02), 73–
80.
Lampiran 1 Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

2021 2022
No Tahapan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengarahan Bimbingan
1
Proposal
2 Konsultasi Masalah
3 Penyusunan BAB 1
4 Penyusunan BAB 2
5 Penyusunan BAB 3
6 Penyusunan BAB 4
7 Survey Awal
8 Penyusunan Lampiran
9. Ujian Proposal
10. Revisi Proposal
11. ACC Revisi Proposal
12. Ujian Etik
13. Penelitian
14. Penyusunan BAB 5,6 dan 7
15. Konsultasi BAB 5,6 dan 7
16. Revisi skripsi
17. ACC Skripsi
Lampiran 2 Permohonan Survei Awal
Lampiran 3 Balasan Survei Awal Dinas Penanaman Modal
Lampiran 4 Permohonan Izin Penelitian Dinas Penanaman modal
Lampiran 5 Surat Izin Kepala Puskesmas Kenduruan
lampiran 6 Surat Izin Balasan Dinas Penanaman Modal
Lampiran 7 Surat Balasan Izin Penelitian Kepala Puskesmas Kenduruan
Lampiran 8 Permohonan Ijin Laboratorium Gizi Surabaya Atas Penggunaan
Video
Lampiran 9 Surat Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ima Nuria Aeni

NIM : 18.11.2.149.110

Alamat : Desa Paseyan Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban

No telepon : 085235269711

Adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan IIKNU Tuban bermaksud akan


melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media
Video Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian
Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran”. Penelitian
ini merupakan bagian dari persyaratan untuk program pendidikan sarjana saya di IIKNU
Tuban. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang dapat merugikan responden.
Responden penelitian hanya akan mengisi lembar kuesioner yang membutuhkan waktu
sekitar 15 menit untuk proses pengisiannya. Kerahasiaan semua informasi akan terjaga
dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi
responden, maka tidak ada ancaman bagi anda maupun keluarga. Jika anda bersedia
menjadi responden, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar
persetujuan yang saya lampirkan dan menjawab pertanyaan yang saya sertakan. Atas
perhatian dan kesediannya menjadi responden saya ucapkan terimakasih.

Tuban, 03- Juni - 2022

Peneliti

Ima Nuria Aeni


Lampiran 10 Surat Persetujuan Menjadi Responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ....................................................................................

Usia : ................ tahun

Alamat : ....................................................................................

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian ini dalam keadaan sadar, jujur,
dan tidak ada paksaan dalam penelitian dari:

Nama : Ima Nuria Aeni

NIM : 18.11.2.149.1110

Judul : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun


Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada
Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran.

Setelah membaca informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, tanpa paksaan
dari pihak manapun saya bersedia menjadi responden penelitian. Saya mengetahui tidak
ada risiko yang membahayakan dalam penelitian ini, jaminan kerahasiaan data akan
dijaga dan juga memahami manfaat penelitian ini bagi pelayanan keperawatan.

Demikian pernyataan ini saya buat, semoga dapat digunakan sebagaimana


mestinya.

Tuban, 9 - Juli - 2022

(......................................)
Lampiran 11 Sertifikat Uji Etik
Lampiran 12 Sertifikat Toefl
Lampiran 13 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Konseling Gizi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KONSELING GIZI DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI KARTUN


TERHADAP PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK BALITA

I . LATAR BELAKANG

Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada


kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Stunting dapat di diagnosis melalui
indeks antropometri tinggi badan menurut umur yang mencerminkan
pertumbuhan linier yang dicapa pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi
kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak mencukupi. Stunting
merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi genetik
sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit infeksi
(ACC/SCN,2000).
Karena stunting tidak terjadi secara cepat dan dapat terjadi selama siklus

kehidupan, dimulai dari dalam kandungan, bayi lahir, masa kanak – kanak, masa

remaja, masa dewasa, dan masa lanjut. Maka penanganan yang dapat dilakukan

untuk mengatasiny adalah dengan memutus rantai siklus tersebut, dan dapat

memperbaiki generasi selanjutnya. Dalam penanganan ini diperlukan komitmen

dari pemerintah yang kuat, dan pelaksanaan program multisector yang terintegrasi

dan berkisanmbungan, serta memerlukan waktu yang lama dalam penanganannya

(Trihono dkk, 2017).

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kejadian stunting difokuskan

pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). 1000 HPK ini meliputi 230 masa

kehamilan dan 730 hari awal kehidupan anak, yang dimana masa ini merupakan

masa yang sering disebut dengn golden age atau masa penentuan kualitas hidup

anak. upaya intervesi yang dilakukan ini ditujukan untuk ibu hamil, ibu menyusui,
dan anak usia 0 – 23 bulan, selain itu juga intervensi ini mencakup kebersihan

rumah tangga (Kemenkes, 2017).

II. TUJUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan konseling gizi di harapkan keluarga terutama orang
tua balita dapat mengetahui dan memahami tentang pencegahan kejadian
stunting pada balita.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Orang tua balita dapat mengetahui pengertian dan penyebab stunting
2. Orang tua balita dapat memahami dampak stunting.
3. Orang tua balita dapat mengaplikasikan pencegahan stunting melalui
pemberian pola makan pada balita.
4. Orang tua balita dapat menganlisis penyebab dan dampak stunting.
III. MATERI
Dalam penyuluhan ini akan disampaikan beberapa hal mengenai
konseling gizi balita :
1. Pengertian dan penyebab stunting
2. Dampak stunting.
3. Cara pencegahan stunting melalui pemberian pola makan.
IV. METODE
Metode yang digunakan dalam konseling gizi pada balita adalah :
Pemuataran video animasi kartun tentang pencegahan kejadian stunting pada
anak balita.
V. MEDIA
Konseling gizi balita ini menggunakan media video animasi kartun
tentang pencegahan kejadian stunting pada anak balita.

VI. SASARAN
Keluarga/orang tua balita di posyandu wilayah Desa Tawaran Kecamatan
Kenduruan.
VII. WAKTU

Hari/Tanggal : Jum’at /08 - Juni - 2022

Jam : 09.00 – selesai.

VIII. RENCANA KEGIATAN

KEGIATAN KEGIATAN
No TAHAP WAKTU
PENYULUHAN SASARAN

1. Pembukaan 5 menit 1. Memberikan Memberi salam,


salam, mendengarkan dan
merespon pertanyaan.
2. Perkenalan,
menjelaskan latar
belakang dan tujuan
penyuluhan, kontrak
waktu.

2. Pemberian 20 menit Mengirimkan video Menyimak dan


Materi animasi kartun menonton video dengan
mengenai baik dan seksama
pemenuhan gizi
seimbang pada balita

3. Evaluasi 10 menit Tanya jawab Mau bertanya dan


berpartisipasi

4. Penutup 5 menit Menyimpulkan hasil Mengungkapkan kesan


penyuluhan dan pesan

IX. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di posyandu wilayah Desa Tawaran.
X. RENCANA EVALUASI
A. STRUKTUR
1. Persiapan Media
Media telah di persiapkan 7 hari sebelum acara penyuluhan. Media
yang digunakan dalam penyuluhan konseling gizi ini adalah video
animasi kartun.
2. Persiapan Materi
Materi telah dipersiapkan sejak 7 hari sebelum acara penyuluhan.
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan akan disebarluaskan
dalam bentuk video melalui Whatsapp. Materi yang telah
dipersiapkan dan diperiksa kembali baik dari segi bahasa maupun
susunannya sehingga dapat mempermudah penerimaan dan
pemahaman informasi atau penyuluhan oleh sasaran.
B. PROSES PENYULUHAN
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan
lancar dan sasaran memahami tentang pencegahan kejadian stunting
pada balita.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
3. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh
penyuluh.
Lampiran 14 Kuesioner Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting

No Pernyataan B S
Keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa
1. depan hanya tergantung pada apa yang di makan sejak masa
kehamilan
Definisi proses pertumbuhan dapat dilihat dan diukur secara
2.
kasat mata sesuai dengan usia
Stunting bersifat irreversible (tidak dapat diubah jika sudah
3.
kena)
4. Genetik merupakan alasan utama anak mengalami stunting
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak tubuh dan
5.
otak akibat kekurangan gizi dalam waktu lama
Anak-anak yang stunting dan kurang gizi tidak akan mengalami
6.
obesitas saat mereka dewasa
7. Stunting hanya dapat diperbaiki saat bayi baru lahir
Kurangnya akses air bersih dan sanitasi dapat menjadi penyebab
8.
penyakit gizi pada anak
Balita harus mendapatkan sebagian besar sayuran di setiap
9.
makan
Kenyamanan seorang anak diperoleh jika ia berada dalam
10.
lingkungan yang penuh kasih. Ini disebut apek asah
11. Stunting pada anak disebabkan oleh kurangnya asupan makanan
Pemantauan pertumbuhan anak harus dilakukan setiap bulan
12. untuk mencegah anak-anak mengalami kegagalan pertumbuhan
yang ditandai dengan penurunan berat badan di KMS
Anak laki-laki dan perempuan memiliki pola pertumbuhan fisik
13.
dan mental yang normal
Anak dengan tubuh pendek mengalami peningkatan resiko
14.
penurunan fungsi otak
15. Anak yang terkena stunting akan lebih mudah terkena penyakit
Stunting pada anak dapat menyebabkan penurunan IQ dan
16.
gangguan perkembangan
17. ASI Eksklusif dapat mencegah anak dari penyakit stunting
Ibu yang memiliki pengetahuan kurang akan nutrisi yang baik
18.
untuk anak dapat memicu anak mengalami stunting
Menjaga kebersihan lingkungan rumah dapat mencegah
19.
terjadinya penyakit gizi pada anak
Anak laki-laki dan perempuan memiliki pola pertumbuhan yang
20. sama, sehingga pada usia remaja tinggi ideal anak perempuan
dan laki-laki adalah sama
Lampiran 15 Lembar Observasi

DAFTAR PERNYATAAN
Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi Kartun Terhadap
Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Posyandu
Wilayah Desa Tawaran.
Tanggal wawancara : ......................................................................................
Nama orang tua : ......................................................................................
Alamat : ......................................................................................
Identitas Responden
a. Nama Anak : ......................................................................................
b. Jenis Kelamin : (Laki-laki/ Perempuan)*
c. Umur : ......... tahun
* coret yang tidak perlu
Petunjuk :
a. nama, umur, dan jenis kelamin.
b. Pengisian lembar kuesioner pengetahuan pencegahan stunting di nilai
baik,cukup,kurang karena untuk mengetahui apakah orang tua atau ibu
memiliki tingkat pengetahuan pencegahan kejadian stunting yang baik atau
belum.
c. Cara menjawab dengan memberikan tanda () pada jawaban yang telah
tersedia. Dibawah ini disajikan beberapa pernyataan, anda diminta untuk
memilih satu pernyataan yang menurut anda benar.
Pengisian lembar kuesioner ini bersifat subjektif
Lampiran 16 Tabulasi Data Umum dan Data Khusus Responden

Jenis Jenis
Nama Umur
No Kelamin Kelamin Pre Test Ket Post Test Ket
Ortu Anak
Ortu anak
1 A L L 4 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
2 T P P 4 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
3 O P P 3 TAHUN 50 Kurang 75 Cukup
4 L P L 4 TAHUN 45 Kurang 85 Baik
5 I P P 3 TAHUN 65 Cukup 80 Baik
6 N P P 2 TAHUN 70 Cukup 80 Baik
7 P P L 3 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
8 A P P 2 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
9 R P P 2 TAHUN 40 Kurang 80 Baik
10 K P L 1 BULAN 50 Kurang 80 Baik
11 S P L 2 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
12 W P L 3 TAHUN 45 Kurang 80 Baik
13 D P P 3 TAHUN 40 Kurang 70 Cukup
14 E P L 2 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
15 D P L 4 TAHUN 45 Kurang 80 Baik
16 R P L 2 BULAN 45 Kurang 80 Baik
17 K P L 1 BULAN 70 Cukup 85 Baik
18 M P L 3 TAHUN 45 Kurang 75 Cukup
19 H P L 2 TAHUN 70 Cukup 80 Baik
20 T L L 3 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
21 Y P P 4 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
22 K P L 3 TAHUN 45 Kurang 85 Baik
23 S P P 7 BULAN 50 Kurang 80 Baik
24 D P L 4 TAHUN 65 Cukup 85 Baik
25 O P P 1 TAHUN 65 Cukup 85 Baik
26 I P L 6 BULAN 70 Cukup 80 Baik
27 S P L 1 TAHUN 65 Cukup 80 Baik
28 S L L 3 BULAN 65 Cukup 80 Baik
29 S P L 2 TAHUN 70 Cukup 85 Baik
30 U P L 4 TAHUN 60 Cukup 80 Baik
31 K P L 3 TAHUN 60 Cukup 85 Baik
32 D P P 4 TAHUN 70 Cukup 75 Cukup
33 D P P 4 TAHUN 60 Cukup 80 Baik
34 W P L 2 TAHUN 60 Cukup 85 Baik
35 N P P 3 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
36 K P L 3 TAHUN 60 Cukup 85 Baik
37 M P L 2 TAHUN 65 Cukup 80 Baik
38 L P L 1 TAHUN 60 Cukup 85 Baik
39 K P L 1 BULAN 65 Cukup 80 Baik
40 W P P 3 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
41 L P P 11 65 Cukup 85 Baik
BULAN
42 D P L 3 TAHUN 65 Cukup 80 Baik
42 A P P 4 TAHUN 60 Cukup 85 Baik
44 A P L 4 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
45 S P L 2 BULAN 70 Cukup 80 Baik
46 F P P 2 TAHUN 60 Cukup 85 Baik
47 J P L 3 TAHUN 70 Cukup 85 Baik
48 H P P 2 TAHUN 65 Cukup 80 Baik
49 S P P 4 TAHUN 70 Cukup 80 Baik
50 D P P 1 TAHUN 60 Cukup 85 Baik
51 A P L 3 TAHUN 65 Cukup 85 Baik
52 G P L 3 TAHUN 65 Cukup 85 Baik
53 F P P 2 TAHUN 60 Cukup 80 Baik
54 D P L 4 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
55 W P L 4 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
56 R P L 4 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
57 T P L 1 BULAN 50 Kurang 85 Baik
58 K P P 6 BULAN 50 Kurang 85 Baik
59 A P P 2 TAHUN 60 Cukup 80 Baik
60 M P L 2 TAHUN 60 Cukup 80 Baik
61 Y P P 4 TAHUN 45 Kurang 85 Baik
62 U P P 3 TAHUN 65 Cukup 80 Baik
63 O P L 1 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
64 L P L 4 TAHUN 45 Kurang 85 Baik
65 E P L 4 TAHUN 65 Cukup 80 Baik
66 N P P 3 TAHUN 60 Cukup 75 Cukup
67 B P P 3 TAHUN 45 Kurang 80 Baik
68 C P L 3 BULAN 50 Kurang 80 Baik
69 A P P 1 TAHUN 65 Cukup 75 Cukup
70 L P L 2 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
71 K P L 4 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
72 P P P 6 BULAN 45 Kurang 85 Baik
73 R P L 1 BULAN 40 Kurang 80 Baik
74 W P P 3 TAHUN 65 Cukup 85 Baik
75 G P P 2 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
76 M P P 4 TAHUN 50 Kurang 80 Baik
77 U P P 3 TAHUN 45 Kurang 80 Baik
78 J P L 1 TAHUN 50 Kurang 85 Baik
Lampiran 17 Hasil Uji Statistik

Frequencies
Statistics

SEBELUM SESUDAH

N Valid 78 78

Missing 0 0

Frequency Table
SEBELUM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 40 51,3 51,3 51,3

Cukup 38 48,7 48,7 100,0

Total 78 100,0 100,0

SESUDAH

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Cukup 6 7,7 7,7 7,7

Baik 72 92,3 92,3 100,0

Total 78 100,0 100,0

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRE TEST *
78 100.0% 0 0.0% 78 100.0%
POST TEST

PRE TEST * POST TEST Crosstabulation


POST TEST Total
CUKUP BAIK
Count 3 37 40
KURANG
% within POST TEST 50.0% 51.4% 51.3%
PRE TEST
Count 3 35 38
CUKUP
% within POST TEST 50.0% 48.6% 48.7%
Count 6 72 78
Total
% within POST TEST 100.0% 100.0% 100.0%
Frequencies
Statistics

JK ORTU JK ANAK UMUR ANAK

Valid 78 78 78
N
Missing 0 0 0

Frequency Table
JK ORTU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

LAKI-LAKI 3 3.8 3.8 3.8

Valid PEREMPUAN 75 96.2 96.2 100.0

Total 78 100.0 100.0

JK ANAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

LAKI-LAKI 45 57.7 57.7 57.7

Valid PEREMPUAN 33 42.3 42.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

UMUR ANAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 TAHUN 7 9.0 9.0 9.0

2 TAHUN 16 20.5 20.5 29.5

3 TAHUN 21 26.9 26.9 56.4

4 TAHUN 20 25.6 25.6 82.1

1 BULAN 5 6.4 6.4 88.5

Valid 2 BULAN 2 2.6 2.6 91.0

7 BULAN 2 2.6 2.6 93.6

6 BULAN 3 3.8 3.8 97.4

3 BULAN 1 1.3 1.3 98.7

11 BULAN 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0


NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 75b 38.00 2850.00


post test - pre test
Ties 3c

Total 78

a. post test < pre test


b. post test > pre test
c. post test = pre test

Test Statisticsa

post test - pre test

Z -7.766b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian

1. SEBELUM PERLAKUAN

2. PERLAKUAN/INTERVENSI
3. SETELAH INTERVENSI
Lampiran 19 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Ima Nuria Aeni
NIM : 18.11.2.149.110
Judul : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
Pembimbing : Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep

Masukan
No Tanggal Tanda Tangan
Pembimbing

1 02 November 2021 Pengajuan judul

2 08 November 2021 Judul

3 17 November 2021 Konsul bab 1

4 7 Desember 2021 Konsultasi bab 1,2,3, dan 4

5 11 Januari 2022 Revisi bab 1,2,3 dan 4

6 20 januari 2022 Revisi bab 1 dan 4

7 15 Februari 2022 Revisi bab 1,2,3, dan 4

8 21 Maret 2022 Revisi 1,2,3, dan 4

9 28 Maret 2022 Revisi Bab 4 Dan ACC

10 12 Juli 2022 Konsultasi bab 5.6 dan 7


11 21 Juli 2022 Revisi bab 5,6 dan 7

Konsultasi Abstrak dan


12 25 Juli 2022
revisi BAB 5,6 dan 7

Revisian Abstrak dan BAB


13 26 Juli 2022
5,6 dan 7

14 29 Juli 2022 Revisian BAB 5

15 01 Agustus 2022 ACC Skripsi


Lampiran 20 Lembar Revisi Skripsi

LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama : Ima Nuria Aeni


NIM : 18.11.2.149.110
Judul Skripsi : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
Pembimbing : Hj. Nurus Safa’ah., SST.,M.Kes

No. Halaman Masukan Revisi

1. 57 dan 60 Perbaikan BAB 6 Sudah Direvisi

2 62 Perbaikan BAB 7 Sudah Direvisi

Tanggal, 30 Agustus 2022


Ketua Penguji

Hj. Nurus Safa’ah, SST., M.Kes


NIDN. 0723127503
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama : Ima Nuria Aeni


NIM : 18.11.2.149.110
Judul Skripsi : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
Pembimbing : Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep

No. Halaman Masukan Revisi

1. 45 Penulisan huruf kapital Sudah Direvisi

2. 51 Perbaikan penulisan BAB 5 Sudah Direvisi

3. 53 Perbaikan penulisan BAB 6 Sudah Direvisi

Tanggal, 30 Agustus 2022


Penguji 1

Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0705059205
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama : Ima Nuria Aeni


NIM : 18.11.2.149.110
Judul Skripsi : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran
Pembimbing : Tiara Putri Ryandini, S.Kep., Ns., M.Kep

No. Halaman Masukan Revisi

1. vii Perbaikan Penulisan Sudah Direvisi

Penambahan dan Perbaikan


2 viii Sudah Direvisi
Penulisan Daftar Isi

3. xi Perbaikan Daftar Tabel Sudah Direvisi

4. 49-52 Perbaikan Penulisan BAB 5 Sudah Direvisi

Perbaikan Penulisan Halaman


5. 53 Sudah Direvisi
BAB 6

6. 63 Penambahan Daftar Pustaka Sudah Direvisi

7. - Perbaikan Lampiran 8, 16, 17 Sudah Direvisi

Tanggal, 30 Agustus 2022


Penguji 2

Tiara Putri Ryandini, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0730129203
Lampiran 21 Format Berita Acara Perbaikan Skripsi

BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI

Nama : Ima Nuria Aeni


NIM : 18.11.2.149.110
Judul Skripsi : Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Video Animasi
Kartun Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kejadian Stunting
Pada Anak Balita Di Posyandu Wilayah Desa Tawaran

No. Nama Penguji Tanda Tangan

1. Hj. Nurus Safa’ah., SST.,M.Kes

2. Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep

3. Tiara Putri Ryandini, S.Kep., Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai