Anda di halaman 1dari 113

SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI BERBASIS VIDEO ANIMASI TERHADAP


PENGETAHUAN DINI KEJANG DEMAM ANAK PADA IBU
(Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)

Oleh :
RAMADHANIA RIZKI PARAWANSYAH

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023
SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI BERBASIS VIDEO ANIMASI TERHADAP


PENGETAHUAN DINI KEJANG DEMAM ANAK PADA IBU
(Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)

Oleh:
RAMADHANIA RIZKI PARAWANSYAH
NIM. 19.12.2.149.114

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


LEMBAR PERNYATAAN GELAR SARJANA

PENGARUH EDUKASI BERBASIS VIDEO ANIMASI TERHADAP


PENGETAHUAN DINI KEJANG DEMAM ANAK PADA IBU
(Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)

SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul UlamaTuban

Oleh :
Ramadhania Rizki Parawansyah
19.12.2.149.114

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH EDUKASI BERBASIS VIDEO ANIMASI TERHADAP


PENGETAHUAN DINI KEJANG DEMAM ANAK PADA IBU
(Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)

Ramadhania Rizki Parawansyah


19.12.2.149.114

Skripsi penelitian ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan


Dewan Penguji skripsi pada tanggal 23 Agustus 2023

Oleh :
Pembimbing

Kusno Ferianto. S.Kep.,Ns.,M.Kep.,MM


NIDN.0705028101

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Proposal ini diajukan oleh :


Nama : Ramadhania Rizki Parawansyah
NIM : 19.12.2.149.114
Program studi : S1 Keperawatan
Judul : Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap
Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu(Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji proposal
Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Pada tanggal 7 Agustus 2023

Panitia Penguji, Tanda Tangan

Ketua : Hj. Nurus Safa'ah, SST., M.Kes


NIDN. 0723127503

Penguji I : Kusno Ferianto. S.Kep.,Ns.,M.Kep.,MM


NIDN. 0705028101

Penguji II : Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0705059205

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0705028101

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap. : Ramadhania Rizki Parawansyah


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Tuban, 06 Desember 2000
Alamat : GG. Kalibogo No.08, RT 003/ RW 002,
Kel. Ronggomulyo, Kec. Tuban

Riwayat Pendidikan :
1. Lulus TK RA Muslimat NU 2 Tahun 2007
2. Lulus SDN Ronggomulyo 1 Tuban Tahun 2013
3. Lulus SMP Negeri 7 Tuban Tahun 2016
4. Lulus SMA Negeri 4 Tuban Tahun 2019
5. Mahasiswa IIKNU Tuban Tahun 2019- sekarang

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban, saya
bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ramadhania Rizki Parawansyah


NIM : 19.12.2.149.114
Program Studi : Sarjana Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban Hak Bebas Royalti Noneksklusif
atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap Penanganan Dini Kejang
Demam Anak Pada Ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat/mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tuban
Tanggal : Agustus 2023
Yang menyatakan

(Ramadhania Rizki Parawansyah)

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap Pengetahuan Dini Kejang
Demam Anak Pada Ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban).
Karya ini dapat terselesaikan karena bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE., selaku Rektor IIKNU
Tuban.
2. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM., selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan IIKNU Tuban
3. Bapak Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi
Sarjana Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, IIKNU
Tuban.
4. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM., selaku pembimbing yang
telah berkenan memberikan waktu, tenaga, pikiran dan arahan kepada penulis
dalam penyelesaian proposal ini.
5. Ibu Hj. Nurus Safa'ah, SST., M.Kes selaku penguji I, yang telah memberikan
masukan guna kesempurnaan proposal penelitian ini.
6. Ibu Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku penguji II, yang telah
memberikan masukan guna kesempurnaan proposal penelitian ini.
7. Seluruh Dosen Progam Studi Sarjana Ilmu Keperawatan, Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan, IIKNU Tuban, yang turut memberikan kritik
dan saran.
8. Kepala Desa Kelurahan Ronggomulyo, Ibu Sandra Amd.Keb selaku bidan
Desa di kelurahan Ronggomulyo, beserta kader posyandu yang telah
mengizinkan dan bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
9. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik materi
maupun spiritual kepada penulis dalam penyelesaian proposal ini.
10. Seluruh teman-teman Angkatan XII Program Studi Sarjana Ilmu
Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Institut Ilmu Kesehatan
Nahdlatul Ulama Tuban dan semua teman satu bimbingan Bapak Kusno
lainnya yang telah memberikan saran dan kritik dalam pembuatan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu- persatu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna
kesempurnaan tulisan ini dikemudian hari. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Tuban, 21 Juli 2023

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Lembar Persyaratan Gelar Sarjana...........................................................................ii
Lembar Persetujuan................................................................................................iii
Lembar Pengesahan Penguji...................................................................................iv
Riwayat Hidup.........................................................................................................v
Kata Pengantar........................................................................................................vi
Daftar Isi................................................................................................................vii
Daftar Tabel............................................................................................................ix
Daftar Gambar..........................................................................................................x
Daftar Singkatan dan Lambang...............................................................................xi
Daftar Lampiran....................................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................6
1.4.1 Tujuan Umum...............................................................................................6
1.4.2 Tujuan khusus...............................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................7
1.5.1 Manfaat Teoritis...........................................................................................7
1.5.2 Manfaat Praktis.............................................................................................7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................8
1.7 Keaslian Penelitian.......................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keperawatan Taksonomi Bloom......................................................13
2.2 Konsep Dasar Pengetahuan........................................................................14
2.2.1 Definisi Pengetahuan..................................................................................14
2.2.2 Tingkat Pengetahuan..................................................................................14
2.2.3 Faktor-Faktor Pengetahuan........................................................................15
2.2.4 Kriteria Pengetahuan..................................................................................16
2.3 Konsep Dasar Kejang Demam ..................................................................17
2.3.1 Definisi Kejang Demam.............................................................................17
2.3.2 Etiologi Kejang Demam ............................................................................17
2.3.3 Klasifikasi Kejang Demam .......................................................................18
2.3.4 Patofisiologi Kejang Demam.....................................................................19
2.3.5 Manifestasi Klinis Kejang Demam............................................................20
2.3.6 Pemeriksaan Penunjang Demam................................................................21
2.3.7 Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejang Demam......................22
2.4 Konsep Dasar Edukasi ...............................................................................24
2.4.1 Pengertian Edukasi ....................................................................................24
2.4.2 Metode Edukasi .........................................................................................24
2.5 Konsep Dasar Video Animasi ...................................................................28
2.5.1 Pengertian Video Animasi .........................................................................28
2.5.2 Jenis-Jenis Video........................................................................................29

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


2.5.3 Jenis-Jenis Animasi....................................................................................31
2.5.4 Kelebihan Video Animasi..........................................................................32
2.5.5 Kekurangan Video Animasi.......................................................................32
2.6 Konsep Dasar Posyandu ............................................................................33
2.6.1 Pengertian Posyandu .................................................................................33
2.6.2 Tujuan Pokok Posyandu.............................................................................33
2.6.3 Manfaat Posyandu......................................................................................34
2.6.4 Sasaran Posyandu.......................................................................................34
2.6.5 Kegiatan Posyandu.....................................................................................35
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian................................................................36
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual...............................................................37
3.3. Hipotesis Penelitian....................................................................................37
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian........................................................................................39
4.2 Populasi dan Sampel..................................................................................40
4.2.1 Populasi Penelitian.....................................................................................40
4.2.2 Sampel Penelitian.......................................................................................40
4.2.3 Kriteria Sampel...........................................................................................40
4.2.4 Besar Sampel..............................................................................................41
4.2.5 Teknik Sampling.........................................................................................42
4.3 Kerangka Operasional................................................................................43
4.4 Variabel Penelitian.....................................................................................44
4.4.1 Variabel Independen (Bebas).....................................................................44
4.4.2 Variabel Dependen (Serikat)......................................................................44
4.5 Definisi Operasional...................................................................................44
4.6 Instrumen Penelitian...................................................................................45
4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian.....................................................................46
4.8 Prosedur Pengambilan Atau Pengumpulan Data........................................46
4.9 Analisi Data................................................................................................47
4.9.1 Langkah Analisi Data.................................................................................47
4.9.2 Uji Statistika...............................................................................................50
4.10 Etika Penelitian...........................................................................................51
4.10.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)...................................................51
4.10.2 Tanpa Nama (Anonimity)...........................................................................51
4.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality).....................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


DAFTAR TABEL

Judul Halaman
Tabel 1.1 Keaslian penelitian ”pengaruh edukasi bebasis
video animasi terhadap pengetahuan dini kejang
demam pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7
Kelurahan Ronggomulyo)” ………………………… 8
Tabel 4.1 Skema Penelitian ”pengaruh edukasi bebasis video
animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam
pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kelurahan
Ronggomulyo)”. ……………………………………. 39
Tabel 4.2 Kerangka Operasional Pengaruh Pemberian Edukasi
Berbasis Video Animasi Terhadap Pengetahuan Dini
Kejang Demam Anak Pada Ibu (Di Posyandu Nusa
Indah7 Kel. Ronggomulyo)………………………… 45

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori Menurut Taxonomy Bloom .................... 14

Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pemberian edukasi


berbasis video animasi terhadap pengetahuan dini
kejang demam anak pada ibu (di posyandu Nusa Indah
7 Kel. Ronggomulyo)…………………………………
Gambar 4.1 Kerangka Operasional pengaruh pemberian edukasi
berbasis video animasi terhadap pengetahuan dini
kejang demam anak pada ibu (di posyandu Nusa Indah
7 Kel. Ronggomulyo)…………………………………

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar Singkatan
ACC : Accord
AGD : Analisis Gas Darah
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
CBF : Circuit Breaker Failure
CT : Cycle Threshold
Dr. : Doktor
DIE : Doktor Ilmu Ekonomi
Dkk : Dan kawan-kawan
EAG : Elektroensefalogram
Et al : et alia atau et alii
H : Haji
IIK : Institut Ilmu Kesehatan
KB : Keluarga Berencana
KH : Kiai Haji
M.A : Magister Agama
MM : Magister Managemen
M.Kep. : Magister Keperawatan
M.Kes : Magister Kesehatan
MRI : Magnetic Resonance Imaging
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
NKKBS : Norma Keluaga Kecil Bahagia Sejahtera
No. : Nomor
Ns. : Sarjana Keperawatan
NU : Nahdlatul Ulama
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SDN : Sekolah Dasar Negri
S.Kep. : Sarjana Keperawatan
SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMAN : Sekolah Menengah Atas Negeri
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMPN : Sekolah Menengah Pertama Negri
SOP : Standart Operational Procedure
S.Pd. : Sarjana Pendidikan
TK : Taman Kanak-kanak
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
VCD : Video Compact Disc
WHO : World Health Organization

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


Daftar Lambang
N : Besar populasi
n : Besar sampel
D : Tingkat signifikasi
% : Prosentasi
. : Titik
, : Koma
? : Tanda tanya
= : Sama dengan
- : Tanda hubung
( : Kurung buka
) : Kurung tutup
: : Titik dua
; : Titik koma
+ : Penjumlahan
x : Perkalian

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Permohonan menjadi Responden
Lampiran 3 : Persetujuan Responden
Lampiran 4 : Surat Izin Survei Awal
Lampiran 5 : Lembar Kuesioner
Lampiran 6 : SOP Pemberian Edukasi
Lampiran 7 : Konsep Pemberian Edukasi
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Proposal
Lampiran 9 : Lembar Revisi Proposal (Setelah Ujian)
Lampiran 10 : Berita Acara Perbaikan Proposal (Setelah Ujian)

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


ABSTRAK

PENGARUH EDUKASI BERBASIS VIDEO ANIMASI TERHADAP


PENGETAHUAN DINI KEJANG DEMAM ANAK PADA IBU
(Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)

Ramadhania Rizki Parawansyah1, Kusno Ferianto2


1,2
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Email: ramadhaniarizky06@gmail.com

Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai
5 tahun yang mengalami peningkatan suhu tubuh 38℃ yang tidak disebabkan oleh proses
intracranial. Kejang demam di sebabkan karena adanya virus dan infeksi pada saluran
pernafasan, pneumonia dan bronkopenumonia. Faktor yang mempengaruhi kejang
demam pada anak adalah pengetahuan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh edukasi berbasis video animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam anak
pada ibu di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-Experimen Design
dengan jenis one-grup pretest-posttest design dengan pendekatan kohort. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.
Ronggomulyo Tuban sebanyak 30 anggota. Prosedur pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah menggunakan teknik Non-probability sampling yaitu total sampling.
Hasil penelitian yang dilakukan setelah di analisis menggunakan uji Uji Chi
Square: Berdasarkan tabel output di atas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) pada uji
Pearson Chi-Square adalah sebesar 0,003. Karena nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,003 0,05,
yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian dapat diartikan bahwa ada
pengaruh.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi berbasis
video animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu di Posyandu Nusa
Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban.

Kata Kunci : Kejang Demam Anak, Edukasi Berbasis Video Animasi, Pengetahuan
Ibu

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ANIMATION VIDEO-BASED EDUCATION ON EARLY


KNOWLEDGE OF CHILD FEVER SEIZURES IN MOTHERS
(At Posyandu Nusa Indah 7, Ronggomulyo Village, Tuban)

Ramadhania Rizki Parawansyah1, Kusno Ferianto2


1.2 Nahdlatul Ulama Institute of Health Sciences, Tuban
Email: ramadhanirizky06@gmail.com

Febrile seizures are seizures that occur in children aged 6 months to 5 years who
experience an increase in body temperature of 38 ℃ which is not caused by an
intracranial process. Febrile seizures are caused by viruses and infections of the
respiratory tract, pneumonia and bronchopenumonia. Factors that influence febrile
seizures in children are mother's knowledge. The purpose of this study was to determine
the effect of animated video-based education on early knowledge of febrile seizures in
children at Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban.
This research method uses a pre-experimental research design with a one-group
pretest-posttest design with a cohort approach. The population in this study were mothers
who had toddlers at Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban as many as 30
members. The sampling procedure in this study was to use a non-probability sampling
technique, namely total sampling.
The results of the research carried out after using the Chi Square test analysis:
Based on the output table, it is known that the Asymp value. signature. (2-sided) on the
Pearson Chi-Square test is 0.003. Because the Asymp. signature. (2-lateral) 0.003 0.05,
which means H0 is rejected and H1 is accepted thus it can be interpreted that there is an
effect. From the description above it can be concluded that there is an effect of education
based on video animation on early knowledge of child fever seizures in mothers at
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban.

Keywords: Children's Febrile Seizures, Education Based on Video Animation,


Mother's Knowledge

PAGE \* MERGEFORMAT xiii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada anak berusia 6 bulan

sampai 5 tahun yang mengalami peningkatan suhu tubuh (suhu di atas 38 ℃) yang

tidak disebabkan oleh proses intracranial (Silviyani, 2021). Kejang demam di

sebabkan karena adanya virus dan infeksi pada saluran pernafasan, pneumonia

dan bronkopenumonia (Nuryani, 2020 dalam (Siti Romadoni1, 2023). Masalah

kejang demam pada anak merupakan peristiwa yang sangat menakutkan bagi

orang tua khususnya ibu. Pada saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan

bahwa anaknya akan meninggal. Akibat terjadinya kejang demam pada anak dapat

menimbulkan gangguan psikologis yaitu, ansietas (kecemasan berlebihan),

depresi, perasaan bersalah, ketakutan akan berulangnya kejang, ketakutan akan

berlanjutnya kejang menjadi penyakit epilepsi, dan kekhawatiran pada demam

yang tidak terlalu tinggi. Kecemasan orangtua ini harus dikurangi dengan edukasi

yang efektif dan mudah dipahami.

Menurut WHO (2018) menyebutkan bahwa prevelensi kejang demam

berkisar 2-5% pada anak balita, sedangkan prevelensi kejang demam berkisar 0,2-

0,4% pada anak lebih dari 5 tahun yang berarti bahwa prevelensi tertinggi banyak

terjadi pada balita usia 1-5 tahun. Lebih dari 50% anak dibawah usia 5 tahun

mengalami kejang demam dan 15% kasus mengalami kejang berulang lebih dari

1 kali (Wong, 2018 dalam (Ainiyah, 2020). Hasil dari penelitian yang telah
PAGE \* MERGEFORMAT 18

dilakukan oleh berbagai pakar didapatkan bahwa sekitar 2,2%-5% anak pernah

mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun

(Lumbantobing, 2010 dalam (Wahyudi et al., 2019).

Hasil dari penelitian Utami & Rizqiea (2021) didapatkan ada beberapa

kesalahan dalam melakukan penanganan kejang demam pada anak dikarenakan

kurangnya pengetahuan ibu mengenai penanganan awal kejang demam sehingga

menyebabkan komplikasi

Salah satu pemicu terjadinya kejang demam adalah demam yang terjadi

secara mendadak,bisa juga terjadi pada anak-anak yang sudah menjalani vaksin

rubella,difteri,tetanus dan pertusis. Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan

oleh (Wahyudi et al., 2019), pada kasus kejang demam di pengaruhi oleh

pengetahuan dini pada ibu yang masih rendah. Bedasarkan hasil dari penelitian

Puspita (2019) didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan yaitu 73.79% dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan

90,73% terjadi peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

menggunakan media video yaitu 16,94%. Hasil dari penelitian Nur Hidayah Ms

(2020) didapatkan bahwa pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan, semakin tinggi pendidikan kesehatan seseorang semakin luas

pengetahuan yang di dapat dan sebaliknya semakin rendah pendidikan

kesehatannya juga semakin rendah pengetahuannya. Diperkuat dengan hasil yang

sama dari penelitian Eci Nopia, Liza Fitri Lina, Wulan Angraini (2020)

didapatkan bahwa pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan
PAGE \* MERGEFORMAT 18

Kejang demam yang rentan terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun

didapatkan melalui wawancara di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo

Tuban pada bulan Desember 2022 bahwa dari wawancara yang dilakukan terdapat

5 balita di posyandu yang mempunyai riwayat kejang demam namun belum

mengetahui bagaimana cara penanganannya. Hasil wawancara yang didapat ibu

dari anak tersebut mengatakan bahwa tanda gejala awalnya demam yang disertai

hilang kesadaran ,tangan dan kaki kaku,tersentak-sentak, dan mata berputar-putar

sehingga hanya putih mata yang terlihat. Ibu merasa panik akan hal tersebut dan

hanya melakukan pertolongan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki yaitu

dengan cara melepas baju pada anak tersebut kemudian melentangkan seluruh

badan pada dasar tanah dan cara lain yang diketahui yaitu meletakkan sendok

pada rongga mulut. Sedangkan dari banyaknya kasus kejang demam pada anak,

penanganan dengan cara yang dilakuakan oleh ibu responden sangat

membahayakan bagi keselamatan anak,maka dari itu pemberian edukasi sangatlah

penting dilakukan pada ibu melalui posyandu yang rutin dilaksanakan setiap

bulannya.

Penanganan kejang demam berkaitan dengan pengetahuan ibu, dapat di lihat

dari seberapa luas pengetahuan ibu menangani anak yang sedang kejang demam

dengan benar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan pada

usia yang merupakan tanda kedewasaan serta kematangan seseorang, ibu yang

berusia 20-30 tahun termasuk dalam kategori cukup umur atau bisa disebut usia

matang (Lusia, 2015) . Sedangkan ibu pada akhir usia 30 dan awal usia 40

cenderung memiliki daya ingat yang melemah dan sulit untuk belajar mengingat
PAGE \* MERGEFORMAT 18

informasi yang di dapat (Desmita, 2010). Pengetahuan ibu juga dipengaruhi oleh

tingkat pendidikannya, banyak ibu yang mendapatkan pengetahuan tambahan

dari radio, televisi, majalah, koran, buku maupun dari orang lain mengenai

penanganan kejang demam anak yang benar sehingga dapat mengaplikasikan

langsung kepada anak, dan perlu diketahui jika ibu yang memiliki tingkat

pendidikan tinggi akan lebih luas pengetahuannya dibandingkan ibu yang tinggat

pendidikannya rendah (Fida, 2012) . Hal ini jika dikaitkan dengan penanganan

kejang demam maka semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka akan

semakin baik pula pengetahuannya tentang penanganan kejang demam anak.

Pendidikan yang cukup pada ibu akan memudahkan untuk mencari informasi dari

luar, khususnya yang berkaitan dengan penanganan kejang demam anak sehingga

ibu dapat segera melakukan tindakam saat anak mengalami demam agar tidak

terjadi kejang demam dan dapat melakukan pencegahan supaya tidak terjadi

kejang demam berulang (Untari, 2013). Sedangkan ibu yang memiliki

pengetahuan rendah memiliki resiko tujuh kali lebih besar untuk melakukan

penanganan kejang demam pada anak.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam menangani

kasus kejang demam pada anak perlu diberikan edukasi. Edukasi secara umum

merupakan upaya yang direncankan untuk mempengaruhi orang lain, baik secara

individu, kelompok maupun masyarakat secara umum sehingga ibu dapat

melakukan apa yang telah diharapkan untuk penanganan dini kejang demam pada

anak. Edukasi yang akan diberikan ini berbasis video animasi yang difokuskan

pada pertolongan pertama kejang demam pada anak yang harus dimengerti oleh
PAGE \* MERGEFORMAT 18

setiap ibu, selain itu juga agar ibu lebih waspada terhadap kejadian demam pada

anak yang rentan terjadi kejang, khususnya untuk yang mempunyai riwayat

kejang demam tidak menutup kemungkinan untuk terjadi lagi. Salah satu pemicu

terjadinya kejang demam adalah demam yang terjadi secara mendadak,bisa juga

terjadi pada anak-anak yang sudah menjalani vaksin rubella,difteri,tetanus dan

pertusis.

1.2 Identifikasi Masalah

Kejadian Kejang Demam yang rentan terjadi pada anak usia 6 bulan sampai

5 tahun didapatkan melalui wawancara kader Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban pada bulan Desember 2022, hasil dari wawancara tersebut

didapatkan 5 balita di posyandu yang pernah mengalami kejang demam, tetapi ibu

mengaku belum mengetahui bagaimana penanganan dini apabila terjadi kejang

demam pada anak. Pertolongan yang dapat dilakukan oleh ibu yaitu sesuai dengan

pengetahuan yang dimiliki, dengan cara melepas baju pada anak tersebut

kemudian melentangkan seluruh badan pada dasar tanah dan cara lain yang

diketahui yaitu meletakkan sendok pada rongga mulut. Hal tersebut menunjukkan

bahwa terjadi masalah pada kurangnya pengetahaun ibu dalam penanganan dini

kejang demam pada anak.

1.3 Rumusan Masalah

Apakah pemberian edukasi bebasis video animasi pada ibu dapat

berpengaruh dalam pengetahuan dini kejang demam pada anak yang dilakukan

oleh ibu?

1.4 Tujuan Penelitian


PAGE \* MERGEFORMAT 18

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh edukasi bebasis video animasi terhadap

pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban).

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu sebelum

diberikan edukasi bebasis video animasi (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban)

2. Mengidentifikasi pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu setelah

diberikan edukasi bebasis video animasi (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban)

3. Menganalisis pengaruh edukasi bebasis video animasi terhadap pengetahuan

dini kejang demam anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban).

1.5 Manaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoristis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi ibu mengenai

pengaruh edukasi bebasis video animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam

anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban).
PAGE \* MERGEFORMAT 18

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan, ilmu

pengetahuan,pengalaman dan keterampilan dalam memberikan edukasi

bebasis video animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada

ibu.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi

sehingga dapat memberikan edukasi berbasis video animasi terhadap

pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu.

3. Bagi responden

Dapat menambah wawasan tentang pengaruh edukasi berbasis video

animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu (Di

Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban).

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang keilmuan keperawatan

gawat daruat yang mencakup tentang pengaruh edukasi bebasis video animasi

terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah

7 Kel. Ronggomulyo Tuban).


PAGE \* MERGEFORMAT 18

1.7 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian pengaruh edukasi bebasis video animasi


terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu (Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban).
Judul,
No penulis, dan Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
tahun
1. Edukasi Variabel Quasi purpossive Lembar Hasil analisis
Meningkatk independen experi sampling Observasi multivariat
an : mental dalam penelitian
Pengetahua meningkatk design ini
n dan Sikap an menunjukkan
Ibu dalam pengetahua ada pengaruh
Pencegahan n dan sikap yang signifikan
Kejang ibu antara
Demam pemberian
Berulang, Variabel edukasi dengan
J.Puspitasar dependen : pengetahuan ibu
i,N. pencegahan (p<0,001)
Nurhaeni,A kejang setelah
. demam dikontrol oleh
Allenidekan berulang variable usia
ia (2020) ibu,tingkat
pendidikan,peng
hasilan,keterpap
aran informasi
dan riwayat
anak dirawat
karena kejang.
2 Edukasi Variabel Scopin Simple Lembar Hasil dari
Kesehatan Independen g random Observasi penelitian
dengan : edukasi Review sampling terbukti video
Media kesehatan animasi dapat
Vidio digunakan
Animasi, sebagai sarana
K.Emergen Variabel promosi dan
si,D. Ilmu, Dependen : edukasi yang
K. Fk media video komprehensif
(2021) animasi untuk
meningkatkan
pengetahuan,
sikap dan
perilaku
kesehatan.
PAGE \* MERGEFORMAT 18

Judul,
No penulis, dan Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
tahun
3 Hubungan Variabel pra simple SOP, Hasil Penelitian
Pengetahua Independen eksperi random kuisioner ini di peroleh
n Dan : mental sampling bahwa dengan
Sikap Ibu Pengetahua Design p-value = 0,002
Dengan n dan sikap (p-value < a=
Penanganan ibu 0,05) dan OR=
Kejang 16,667 sehingga
Demam Variabel dapat
Pada Balita Dependen : disimpulkan
Sebelum penanganan bahwa ibu yang
Dirawat Di kejang berpengetahuan
Rumah demam kurang baik
Sakit pada balita tentang kejang
Ahmad sebelum di demam
Yani Metro, rumah sakit mempunyai
W. resiko 16 kali
Wahyudi, lebih besar
Rilyani, R. untuk
Ellya, melakukan
(2019) penanganan
kurang baik
pada saat balita
mengalami
kejang demam
dibanding
dengan ibu yang
berpengetahuan
baik.
PAGE \* MERGEFORMAT 18

Judul,
No penulis, dan Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
tahun
4 Pengaruh Variabel pra stratified Kuesioner Hasil penelitian
Pendidikan Independen experi sampling menunjukan
Kesehatan : ment hasil sebagian
Terhadap Pendidikan besar (93,8%)
Sikap Kesehatan masuk dalam
Orangtua Tentang kategori baik
Dalam Kejang dan menurut
Penanganan Demam penelitian hasil
Awal Variabel statistik
Kejang Dependen : wilcoxon sign
Demam Sikap rank test
Pada Balita, Orangtua didapatkan nilai
S. Nurul dalam signifikan 0,000
Abidah, H. penanganan (p-value<a 0,05)
Novianti, awal kejang artinya ada
(2021) demam pengaruh
pada balita. pendidikan
kesehatan
tentang kejang
demam terhadap
sikap orang tua
dalam
penanganan
kegawatdarurata
n.

5 Pengaruh Variabel Pre- Total Kuesion Hasil setelah


Video Independen : Experim Sampling er dilakukan
Edukasi Video ental penelitian
Tentang Edukasi terhadap 55
Penanganan Tentang responden dapat
Awal Kejang Penanganan disimpulkan
Pada Anak Awal Kejang bahwa ada
Terhadap Pada Anak perbedaan yang
Tingkat Variabel signifikan
Pengetahuan Dependen : sebelum dan
Orang Tua Terhadap setelah diberikan
Di TK Tingkat video edukasi
Aisyiyah 11 Pengetahuan terhadap
Palembang Orang Tua pengetahuan
PAGE \* MERGEFORMAT 18

Judul,
No penulis, dan Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
tahun
Sulissia,Siti Di TK orang tua tentang
Romadoni,R Aisyiyah 11 penanganan awal
omiko Palembang kejang demam
(2023) pada anak di TK
Aisyiyah 11
Palembang pada
tahun 2022 di
dapatkan hasil uji
Wilcoxon signed
rank test
didapatkan p
value = 0.001,
dengan nilai α =
0.05 (p < α).
6 Pemberian Variabel quasy mengguna Kuesion Hasil Uji
Pendidikan Independen : experim kan rumus er Wilcoxon Signed
Kesehatan Pemberian ent uji beda 2 Rank Test dimana
Tentang Pendidikan proporsi. nilai p value =
Penanganan Kesehatan 0,001 lebih kecil
Kejang Tentang dari α = 0,05.
Demam Penanganan Kesimpulan
Pada Anak Kejang terdapat pengaruh
Balita Demam Pada pemberian
Terhadap Anak Balita pendidikan
Tingkat Variabel kesehatan tentang
Kecemasan Dependen : penanganan
Pada Ibu. Terhadap kejang demam
Andriani Tingkat pada anak balita
Angelia Kecemasan terhadap tingkat
Alda Palealu Pada Ibu. kecemasan pada
(2019) ibu .

7 Hubungan Variabel Korelasi Simple Kuesion Hasil uji statistik


Pengetahuan Independen : onal Random er. chi-square,
Ibu Dengan Hubungan Sampling terdapat
Penanganan Pengetahuan hubungan antara
Kejang Ibu pengetahuan ibu
Demam Variabel dengan
Anak Dependen : penanganan
Rentang Dengan kejang demam
Usia 1-5 Penanganan pada anak dengan
Tahun di Kejang rentang usia 1- 5
Desa Tengah Demam tahun di Desa
PAGE \* MERGEFORMAT 18

Judul,
No penulis, dan Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
tahun
Kecamatan Anak Tengah
Pancurr Batu Rentang Kecamatan
Tahun 2020. Usia 1-5 Pancur Batu
Imelda Tahun. Tahun 2020 (p
Sirait,Linda value= 0,039).
Tampubolon
et al. (2020)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Keperawatan Taxonomy Bloom

Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl pada tahun 1956 mengenalkan

kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.

Taksonomi bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasikan skills mulai

dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan

yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu (Utari dkk, 2011).

Bloom membagi ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)

menjadi 3 yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik.

1. Ranah kognitif berisi perilaku dengan menekankan pada aspek intelektual,

seperti pengetahuan dan keterampilan berfikir.

2. Ranah efektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya peasaan,

nilai, minat, motivasi, dan sikap.

3. Ranah psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif

dan keterampilan motorik/ kemampuan fisik, berenang, dan

mengoperasikan mesin. (Utari dkk, 2011)

Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Proses berpikir yang harus dikuasai oleh seseorang agar mampu

mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.

Ranah kognitif pada taksonomi bloom terdiri dari enam level, yaitu : (1)

knowledge (pengetahuan), (2) Comprehension (Pemahaman atau persepsi), (3)


PAGE \* MERGEFORMAT 18

application (penerapan), (4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5) syntesis

(pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian). (Utari dkk, 2011).

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada bagan 2.1 yaitu sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Teori Menurut Taxonomy Bloom

2.2 Konsep Dasar Pengetahuan

1.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil mengatahui, yang terjadi setelah

seseorang mengindera suatu objek (penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan ketahuan individu yang terjadi sesudah individu

mempersepsikan suatu objek, dimana persepsi tersebut muncul melalui panca

indra yakni indra perabaan, perasaan, penciuman, penglihatan, serta pendengaran.

Mayoritas pengetahuan individu didapatkan dari telinga dan mata

(Hastutiningtyas, 2022 dalam (Gao et al., 2023).

1.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif yaitu :
PAGE \* MERGEFORMAT 18

1. Know (Tahu)

Tahu didefinisikan sebagai mengingat materi yang dipelajari

sebelumnya.

2. Comprehension (Memahami)

Dapat menginterprestasikan objek yang diketahui dengan benar

dan mampu menginterprestasikan materi dengan benar.

3. Apllication (Aplikasi)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang dipelajari dalam situasi atau kondisi yang nyata (praktis).

4. Analysis (Analisa)

Kemampuan untuk menggambarkan bahan atau benda sebagai

komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih

berhubungan satu sama lain.

5. Synthesis (Sintesis)

Kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan diagram

dalam bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk mengesahkan atau

menilai suatu bahan atau objek.

1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Soekanto (2002)

adalah :
PAGE \* MERGEFORMAT 18

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya memberikanpengetahuan untuk

meningkatkan perilaku positif.

2. Informasi

Seseorang yang memiliki sumber informasi lebih banyak akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas.

3. Budaya

Perilaku manusia atau kelompok manusia yang budayanya

memenuhi kebutuhan termasuk sikap dan keyakinan.

4. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

5. Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseoang dalam memenuhi kebutuhan hidup

meningkatkan tingkat pengetahuannya.

6. Kepribadian

Merupakan organisasi pengetahuan dan sikap seseoang yang

menjadi latar belakang tindakan mereka.

1.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinteprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :

1. Baik, bila subjek menjawab benar 76-100% seluruh pertanyaan.

2. Cukup, bila subjek menjawab benar 56%-75% seluruh pertanyaan.


PAGE \* MERGEFORMAT 18

3. Kurang, bila subjek menjawab benar <56% seluruh pertanyaan.

1.2 Konsep Dasar Kejang Demam

1.2.1 Definisi Kejang Demam

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak usia enam

sampai enam puluh bulan karena peningkatan suhu tubuh lebih dari 38C yang

disebabkan oleh proses ekstrakranial (Ismet, 2017 dalam Ainiyah, 2020)

Demam merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh terhadap masalah

yang sedang terjadi pada tubuh. Demam pada umumnya tidak berbahaya tetapi

bila demam semakin tinggi dapat menyebabkan masalah yang serius khususnya

pada anak. Masalah yang sering tejadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38C

yaitu kejang demam (Ngastiyah, 2012 dalam (Regina Putri, 2017)

Jadi bedasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kejang demam

adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di

atas 38℃) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium terutama pada anak umur

3 bulan- 5 tahun.

1.2.2 Etiologi Kejang Demam

Penyebab kejang demam hingga saat ini belum diketahui dengan pasti.

Akan tetapi kejang demam tidak selalu timbul dalam suhu yang tinggi

dikarenakan pada suhu yang tidak terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kejang.

Kondisi-kondisi yang dapat mengakibatkan kejang demam diantaranya adalah

infeksi yang mengenai jaringan ekstrakranial seperti otitis media akut,bronkitis

dan tonsilitis (Riyadi,2015).(Setiyani, 2020).

Menurut Randle-Short (1994) kejang demam dapat disebabkan oleh :


PAGE \* MERGEFORMAT 18

1. Demam tinggi,demam dapat diakibatkan oleh tonsilitis, faringitis, otitis

media, gastroentritis, bronkitis, bronchopneumonia, morbili, varisela,

demam berdarah, dan lain-lain.

2. Efek produk toksik dari mikroganisme (kuman dan otak) terhadap otak.

3. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal.

4. Perubahan cairan dan elektrolit.

5. Faktor predispisisi kejang demam, antara lain: Riwayat keluarga dengan

kejang biasanya positif, mencapai 60% kasus (Riyadi,2019).

1.2.3 Klasifikasi Kejang Demam

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI,2013), klasifikasi kejang

demam pada anak dibagi menjadi :

1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure)

Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure) terjadi secara singkat

durasi kurang dari 15 menit, kejang dapat umum, tonik, dan

klonik.umumnya akan berhenti sendiri tanpa gerakan fokal dan tidak

berulang dalam 24 jam.

2. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)

Kejang demam kompleks (Complex Febrile Seizure) disertai demam tinggi,

dengan durasi kejang lebih lama yaitu lebih dari 15 menit dan berulang

lebih dari 1 kali dalam 24 jam.


19

1.2.4 Patofisiologi Kejang Demam

Pada demam, kenaikan suhu 1C meningkatkan laju metabolisme

basal sebesar 10-15% dan kebutuhan oksigen sebesar 20%. Pada anak usia

3 tahun, aliran darah otak mencapai 65% dari seluruh tubuh , sedangkan

pada orang dewasa hanya 15%. Jadi, dengan peningkatan suhu tubuh

tertentu, keseimbangan membran sel neuron dapat berubah dalam

kecepatan difusi ion kalium dan ion natrium melalui membran karena

munculnya pelepasan listrik sebelumnya. Pelepasan listrik ini sangat besar

sehingga dapat menyebar melalui sel dan membran sel tetangga dengan

bantuan zat yang disebut neurotransmiter, menyebabkan kejang. Anak

dengan ambang kejang rendah mengalami kejang pada suhu 38C,

sedangkan anak dengan ambang kejang tinggi mengalami kejang baru

pada suhu 40C atau lebih (Axton, 2014).

Pada saat serangan demam, konsumsi energi diotak, jantung dan otot

meningkat dan terjadi gangguan pada pusat pengaturan suhu. Demam

menyebabkan kejang berkepanjangan dan meningkatkan kerusakan otak. Pada

serangan yang menetap, terjadi perubahan sistemik beupa tekanan darah arteri,

hiperpireksi dan hiperglikema karena aktivitas motorik. Semua hal tersebut

mengakibatkan iskemia neuron akibat kegagalan metabolisme otak (Muid, 2014).

Demam dapat memicu kejang melalui mekanisme berikut :

1. Demam dapat menurunkan ambang serangan pada sel yang tidak mengalami

demam matang
20

2. Dehidrasi terjadi, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang

menyebabkan penurunan permeabilitas membran sel.

3. Metabolisme basal meningkat, menghasilkan akumulasi asam laktat dan

CO2 yang merusak sel saraf.

4. Demam meningkatkan aliran darah serebral (CBF) dan meningkat

kebutuhan akan oksigen dan glukosa, yang mengganggu aliran ion masuk

dan keluar sel.

1.2.5 Manifestasi Klinis Kejang Demam

Umumnya kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan

kejang klonik atau tonik klonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat

juga terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau

kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didaTengahi kekakuan, atau

hanya sentakan atau kekakuan fokal (Paudel, 2018). Djamaludin (2010),

menjelaskan bahwa tanda pada anak yang mengalami kejang adalah

sebagai berikut :

1. Suhu badan mencapai 380℃.

2. Saat kejang anak kehilangan kesadaran, kadang-kadang napas dapat terhenti

beberapa saat.

3. Tubuh termasuk tangan dan kaki jadi kaku.

4. Kepala terkulai ke belakang disusul munculnya gejala kejang yang kuat.

5. Warna kulit berubah pucat bahkan kebiruan dan bola mata naik ke atas.

6. Gigi terkatup dan terkadang disertai muntah.

7. Napas dapat berhenti selama beberapa saat.


21

8. Anak tidak dapat mengontrol untuk buang air besar atau kecil Pada

umumnya kejang demam dapat berhentisendiri dan pada saat berhenti, anak

tidak dapat memberikan reaksi apapun untuk sejenak tetap setelah beberapa

detik atau bahkan menit kemudian anak akan sadar kembali tanpa adanya

kelainan saraf (Riyadi, 2019).

1.2.6 Pemeriksaan Penunjang Kejang Demam

1. Elektroensefalogram (EEG) : Dipakai unutk membantu menetapkan jenis

dan fokus dari kejang.

2. Pemindaian CT : Menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dari

biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.

3. MRI : Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik

dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah–daerah otak

yang tidak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian CT

4. Pemindaian Positron Emission Tomography (PET) : Untuk mengevaluasi

kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan

metabolik atau aliran darah dalam otak

5. Uji laboratorium

1) Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler

2) Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit

3) Panel elektrolit

4) Skrining toksik dari serum dan urin

5) AGD

6) Kadar kalsium darah


22

7) Kadar natrium darah

8) Kadar magnesium darah (Mathematics, 2016)


23

1.2.7 Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejang Demam

1. Faktor Umur

1) Faktor umur merupakan salah satu faktor resiko utama yang berhubungan

dengan kejang demam karena hal ini erat kaitannya dengan kematangan

otak, tingkat kematangan otak dalam bidang anatomi, fisiologi dan

biokimiawi otak.

2) Umur dapat menentukan kemungkinan terjadinya penyakit tartentu

sepanjang jangka hidup. Kerentanan terhadap infeksi berubah, bayi

sangat rentan terhadap infeksi, lahir dengan hanya memiliki anti body

dari ibu, sistem imunimatur bayi belum mampu menghasilkan

immunoglobulin yang diperlukan. Kejang demam merupakan kelainan

neorologis yg paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan

anak 6 bulan sampai 5 tahun (Rudolph, 2014).

2. Faktor Suhu Tubuh.

1) Demam apabila hasil pengukuran suhu tubuh mencapai diatas 37,8°C

aksila atau 38°C . Demam dapat disebabkan oleh berbagai sebab, tetapi

pada anak tersering disebabkan oleh infeksi. Demam merupakan faktor

utama timbul bangkitan kejang demam. Perubahan kenaikan temperatur

tubuh berpengaruh terhadap nilai ambang kejang dan ekstabilitas neural,

karena kenaikan suhu tubuh berpengaruh pada kanal ion dan

metabolisme seluler serta produksi ATP.

2) Setiap kenaikan suhu tubuh satu derajat celsius akan meningkatkan

metabolisme karbohidrat 10-15% sehingga dengan adanya peningkatan


24

suhu akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan glukosa dan oksigen.

Pada demam tinggi akan mengakibatkan hipoksia jaringan termasuk

jaringan otak (Rudolph, 2014).

3. Faktor Riwayat Keluarga

Peranan faktor riwayat keluarga pada terjadinya kejang demam terutama

disebabkan oleh adanya mutasi gen-gen tertentu yang mempengaruhi

esktabilitas ion-ion pada membran sel. Mekanisme yang mempengaruhi

peristiwa tersebut sangat kompleks. Secara teoritis defek yang diturunkan

pada tiap-tiap gen pengkode protein yang menyangkut ekstabilitas neuron

dapat mencetuskan bangkitan kejang. Penelitian yang dilakukan oleh

lumbantobing mendapatkan hasil bahwa 20-25% penderita kejang demam

mempunyai riyawat keluarga yang juga pernah menderita kejang demam

(Rudolph, 2014).

4. Faktor Usia Saat Ibu Hamil

1) Usia ibu pada saat hamil sangat menentukan status kesehatan bayi yang

akan dilahirkan. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kehamilan dan persalinan,

komplikasi kehamilan diantaranya hipertensi dan eklampsia, sedangkan

ggangguan pada persalinan adalah trauma persalinan.

2) Komplikasi kehamilan dan persalinan dapat menyebabkan prematuritas,

bayi berat lahir rendah, penyulit persalinan dan partus lama. Keadaan

tersebut dapat mengakibatkan janin dengan asfiksia. Pada asfiksia terjadi

hipoksia dan iskemia. Hipoksia dapat mengakibatkan rusaknya


25

meningkatnya fungsi neuron eksitasi sehingga mudah timbul kejang bila

ada rangsangan yang memadai (Rudolph, 2014).

1.3 Konsep Dasar Edukasi

1.3.1 Pengertian Edukasi

Edukasi secara umum adalah upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain, baik secara individu, kelompok maupun masyarakat

secara umum sehingga mereka dapat melakukan apa yang telah diharapkan oleh

pelaku pendidik. Batasan ini meliputi unsur input (proses yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain) dan output (Sebuah hasil yang diharapkan).

Hasil yang diharapkan dari sebuah promosi adalah perilaku untuk meningkatkan

pengetahuan (Notoadmojo, 2012).

1.3.2 Metode Edukasi

Menurut Notoadmojo (2012) penggolongan metode pendidikan/

edukasi ada 3 yaitu:

1. Metode Berdasarkan Pada Pendekatan Perorangan.

Metode ini bersifat individual artinya metode ini digunakan untuk membina

perilaku baru agar individu tersebut tertarik pada suatu perubahan perilaku

atau inovasi baru. Dasar menggunakan metode ini adalah karena setiap

orang pasti mempunyai masalah yang berbeda-beda sehubungan dengan

perilaku perubahan tersebut. Metode pendekatan yang dapat digunakan

dalam hal ini adalah bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)

serta dengan wawancara (interview).


26

2. Metode Berdasarkan Pendekatan Kelompok.

Metode yang digunakan pada penyuluhan ini adalah secara berkelompok.

Dalam hal ini penyampai promosi tidak perlu melihat seberapa besar

kelompok sasaran dan tingkat pendidikannya.

1) Kelompok Besar

Kelompok besar yang dimaksud adalah bahwa peserta penyuluhan harus

lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini adalah:

(1) Ceramah

Metode ini cocok digunakan untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah. Kunci keberhasilan penceramah pada metode ini

adalah penguasaan materi yang akan disampakan kepada sasaran

penyuluh.

(2) Seminar

Metode yang cocok digunakan pada metode ini adalah kelompok

dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu persentasi

atau penyampaian informasi dari seorang ahli untuk menyampaikan

topik yang hangat dikalangan masyarakat.

2) Kelompok Kecil

Peserta pada kelompok ini biasanya kurang dari 15 orang. Metode yang

cocok digunakan pada kelompok kecil ini adalah:

(1) Diskusi

Kelompok Dalam diskusi ini semua anggota kelompok bebas untuk

berpendapat. Dalam formasi tempat duduk peserta duduk secara


27

berhadapan satu sama lain. Pemimpin diskusi juga duduk diantara

mereka agar tidak menimbulkan kesan bahwa ada yang lebih

ditinggikan. Dalam artian mereka memiliki taraf yang sama sehingga

setiap anggota memiliki persamaan dalam memberikan pendapat.

(2) Curah Pendapat (Brain storming).

Metode ini adalah modifikasi dari metode diskusi kelompok.

Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok bedanya hanya

pada permulaan diskusi pemimpin membuka dengan satu

permasalahan dan peserta memberikan pendapat kemudian jawaban

tersebut ditampung dan ditulis dalam papan tulis (Flipchart). Sebelum

semua peserta mencurahkan pendapatnya, maka tidak ada yang boleh

memberikan komentar sampai semua peserta menyampaikan

pendapatnya dan akhirnya terjadi diskusi.

(3) Bola Salju (Snow balling).

Pada masing-masing kelompok dibagi secara berpasangan kemudian

diberi satu permasalahan. Kemudian kurang dari 5 menit masing-

masing pasangan bergabung jadi satu. Kemudian dari tiap pasangan

sudah beranggotakan 4 orang bergabung lagi dengan kelompk lain

hingga terjadinya diskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

3) Kelompok-Kelompok Kecil (Buzz group).

Metode ini adalah metode dengan cara membagi kelompok menjadi

kelompok kecil untuk menyelesaikan permasalahan. Kemudian hasil dari

diskusi diberi kesimpulannya.


28

(1) Memainkan Peran (Role play).

Pada metode ini beberapa anggoa kelompok ditunjuk untuk menjadi

pemegang peran tertentu untuk memainkan perannya. Misalnya

berperan sebagai dokter, perawat, bidan maupun tenaga kesehatan

lainnya.

(2) Permainan Simulasi (Simulation games).

Metode ini adalah gabungan dari role play dengan diskusi kelompok.

Pesan yang akan disampaikan mirip dengan bentuk permainan

monopoli.

3. Metode Berdasarkan Pada Pendekatan Massa (Public)

Metode pendekatan massa ini cocok ditujukkan kepada masyarakat,

sehingga tujuan dari metode ini bersifat umum tanpa membedakan umur,

jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, dan tingkat pengetahuan, sehingga

pesan yang disampaikan harus dirancang sedemikian rupa agar dapat

ditangkap oleh massa. Berikut adalah beberapa contoh metode yang cocok

digunakan untuk metode pendekatan massa:

1) Ceramah Umum (Public speaking)

Ceramah umum adalah metode atau cara menyampaikan pesan didepan

umum dengan tema tertentu.

2) Pidato atau Diskusi.

Pidato adalah cara penyampaian pesan didepan umum, bisa melalui

media elektronik baik televisi maupun radio.


29

3) Simulasi

Simulasi adalah contoh metode massa yang dilakukan secara langsung.

Misalnya dialog antara dokter dengan pasien yang diskusi mengenai

suatu penyakit yang diderita pasien.

4) Tulisan atau Majalah

Majalah merupakan metode pendekatan massa berisi berita, tanya jawab,

maupun konsultasi tentang suatu permasalahan.

5) Billboard

Suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan suatu berita

dipinggir jalan baik berupa spanduk, poster dan sebagainya.

1.4 Konsep Dasar Video Animasi

1.4.1 Pengertian Video Animasi

Video ialah media elektronik yang mampu menggabungkan teknologi audio

dan visual secara bersama sehingga menghasilkan suatu tayangan yang dinamis

dan menarik. Sedangkan menurut Setyosari mengatakan bahwa video adalah

sebagai media penyampaian pesan, termasuk media audio visual atau media

pandang dengar. Video dapat dibuat dalam bentuk VCD, DVD dan media intenet

seperti youtube, sehingga mudah dibawa dan digunakan dimanapun. Selain itu

juga mudah digunakan dan dapat diakses secara luas. Terdapat beberapa macam –

macam video yang dapat digunakan untuk media pembelajaran yaitu terdapat

video animasi pembelajaran, video guru menjelaskan materi, video berupa tulisan

beserta suara dan lain sebagainya. Sedangkan kata “Animasi” yang berasal dari

Bahasa Yunani Anima yang berarti memberi nyawa. Animasi sendiri yaitu sebuah
30

film dari benda yang seolah hidup, terbuat dari fotografi, gambar, boneka atau

tulisan dengan perbedaan tipis antar frames, untuk memberi kesan pergerakan saat

diproyeksikan di hadapan penonton. Kemudian, menurut Agus Suheri

mengemukakan bahwa animasi merupakan kumpulan dari gambar yang sudah

diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan gerakan. Pendapat tersebut

memperkuat asumsi bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media

khusunya media animasi, dimana dapat memberikan kemudahan pemahaman.

Sedangkan Video Animasi mempunyai arti sebagai objek diam yang

diproyeksikan menjadi bergerak yang seolah – olah hidup sesuai dengan karakter

yang dibuat dari beberapa kumpulan gambar yang berubah beraturan dan

bergantian sesuai dengan rancangan yang diinginkan, sehingga video yang

ditampilkan lebih variatif dengan gambar – gambar menarik dan berwarna yang

mampu meningkatkan daya tarik dan belajar bagi penonton.

1.4.2 Jenis-Jenis Video

1. Video Cerita

Jenis video yang satu ini merupakan video yang pada dasaranya bertujuan

untuk memaparkan sebuah alur cerita. Sebagai contohnya yaitu tayangan di

televisi (sinetron). Video jenis yang sangat banyak peminatnya dan juga

paling sering sering kita temui di setiap harinya. Dan hampir semua orang

pasti pernah menonton video berjenis cerita ini.

2. Video Dokumenter

Jenis video yang satu ini berfungsi untuk merekam suatu kejadian yang

mungkin kita anggap penting untuk diabadikan, dan nantinya akan dijadikan
31

data atau dokumen. Pasti banyaklah diantara kita yang sering mengabadikan

suatu kejadian yang kita anggap penting di dalam kehidupan. Contohnya

seperti momen wisudaan, jalan-jalan bersama saudara dan lainnya.

3. Video Berita

Video ini bertujuan untuk menyebarkan berita untuk orang banyak.

Biasanya ibu-ibu yang menonton video jenis ini. Video yang berisi tentang

kejadian yang dapat disebar luaskan. Menjadi sebuah video yang bermanfaat

jika isi video berita ini tidak hoax, terpercaya dan mengandung makna yang

baik.

4. Presentasi

Video yang di dalamnya terdapat sebuah ide atau gagasan yang ingin

disampaikan kepada seseorang atau sebuah kelompok dan organisasi. Video

ini bertujuan untuk berkomunikasi dan memberikan sebuah ide disaat rapat

atau musyawarah bersama teman dan organisasi.

5. Video Pembelajaran

Video ini berisikan tentang sebuah materi pembelajaran untuk

mempermudah para sisiwa dalam kegiatan belajar mengajar. Video ini juga

sangat efektif karena bisa diulang kembali. Jenis video ini sangat membantu

para pelajar untuk belajar. Karena video pembelajaran mungkin tidak akan

membosankan dan akan membuat semangat para pelajar. (AMELIA, 2021)

6. Menurut Heinich and Molenda (2009) Video Pembelajaran Ada 6 yaitu :

1) Media cetak.

2) Media audio.
32

3) Media visual.

4) Media proyeksi gerak.

5) Manusia.

6) Benda tiruan (miniatur)

1.4.3 Jenis-Jenis Animasi

Dalam pembuatan video animasi pembelajaran terrdapat berbagai

jenis – jenis animasi yang dapat digunakan dalam membuat video animasi

pembelajaran. Berikut adalah beberapa jenis-jenis animasi yang dapat

digunakan untuk mendukung pembelajaran dikelas, yaitu :

1. 2D Cartoon Animation

Jenis animasi yang memperlihatkan gambar tradisional dalam bentuk 2

dimensi, biasanya gambar – gambar 2D ini berbentuk kartun dan dibuat

menggunakan vector

2. 3D Animation

Animasi yang dibuat menyerupai keadaan yang sebenarnya. Dalam 3D

animation, animasi yang ditampilkan tidak datar halnya 2D dalam 3D

animasi dapat dilihat dari sudut pandang mana saja sehingga animasi 3D

lebih baik jika dibandingkan 2D.

3. Motion Graphics

Jenis animasi ini dapat juga disebut dengan capture. Jenis ini

memungkinkan untuk menggerakkan animasi 3D menjadi lebih hidup.

Mation graphic juga digunakan untuk menggerakkan suatu kata atau

kalimat ( Typographic ).
33

4. Infographic Animation

Animasi yang mempresentasikan data dan pengetahuan secara visual dalam

bentuk video. Infographic animation dibuat untuk memberikan informasi

mengenai data secara lebih menarik.

5. Stop Motion

Animasi yang menggabungkan beberapa potongan gambar yang saling

terkait satu dan lainnya sehingga seolah – olah gambar tersebut menjadi

bergerak.

6. Whiteboard Animation

Animasi yang dapat memberikan visual dimana terdapat seorang yang

menggambar dan menulis di permukaan papan tulis.

1.4.4 Kelebihan Video Animasi

1. Video dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Membantu penonton agar lebih mudah memahami materi dan membantu

untuk proses pembelajaran.

3. Video dapat di pelajari masyarakat luas, dengan cara mengakses ke media

sosial seperti, youtube dan instagram.

4. Media pembelajaran yang simple dan menyenangkan.

1.4.5 Kekurangan video animasi

1. Memerlukan biaya yang cukup besar dalam pembuatan video.


34

2. Hanya dapat di pergunakan dengan media komputer dan memerlukan

bantuan proyektor dan speaker saat proses pemberian materi.

3. Memerlukan waktu cukup lama pada proses pembuatan sampai terciptanya

video pembelajaran. ((AMELIA, 2021)

1.5 Konsep Dasar Posyandu

1.5.1 Pengertian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh

dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu wilayah kerja

Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai

kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan

kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia agar dapat membangun dan

menolong dirinya sendiri, posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan oleh masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.(Musliani et al., 2017).

1.5.2 Tujuan Pokok Posyandu

Tujuan pokok dari pelayanan terpadu adalah mempercepat penurunan angka

kematian ibu (ibu hamil, melahirkan,dan ibu nifas) dan anak, meningkatkan

pelayanan kesehatan ibu , mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga

Kecil Bahagia Sejahtera) atau membudayakan NKKBS, meningkatkan peran serta


35

dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB

serta kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat

sejahtera serta pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

penduduk berdasarkan letak geografis, berfungsi sebagai wahana gerakan

reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi

keluarga sejahtera.

1.5.3 Manfaat Posyandu

Manfaat Posyandu pada umumnya yaitu bagi masyarakat dapat memperoleh

kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak

balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi

kurang atau gizi buruk. Bayi dan ank balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi

memperoleh imunisasi lengkap, ibu hamil juga akan terpantau berat badanya dan

memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul

vitamin A dan tablet tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan yang

berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak. Bagi Kader yaitu mendapatkan berbagai

informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. Ikut berperan secara nyata

dalam tubuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat di mata

masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi

panutan karena telah mejadi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu

(Sulistyorini,2010).

1.5.4 Sasaran Posyandu


36

Sasaran dalam pelayanan posyandu antara lain: (Menurut

Ambarwati, 2009). yaitu sebagai berikut

1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun

2. Anak balita usia 1 – 5 tahun

3. Ibu Hamil

4. Ibu Menyusui

5. Ibu Nifas

6. Wanita usia subur.

1.5.5 Kegiatan Posyandu

Lima kegiatan posyandu (pancakrida posyandu) yaitu :

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Peningkatan Gizi

4. Penanggulangan Diare

5. Imunisasi.

Tujuh kegiatan posyandu (saptakrida posyandu) yaitu :

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan Gizi

5. Penanggulangan Diare

6. Sanitasi Dasar

7. Penyediaan obat esensial


37

(R.Fallen dan R.Budi Dwi K,2010)


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Media pembelajaran :
1. Penyuluhan
2. Workshop
3. Role Play

Video Animasi

Faktor yang mempengaruhi


Pengetahuan, menurut Teori Ketepatan pengetahuan
Keperawatan Taxonomy ibu dalam penanganan
Bloom : kejang demam,
1. Tingkat Pendidikan meminimalisir jumlah
Pengetahuan tentang
2. Informasi / Edukasi terjadinya kejang
kejang demam
3. Budaya
4. Pengalaman demam, angka
5. Sosial Ekonomi keselamatan kejang
6. Kepribadian demam pada anak
meningkat

Keterangan :

: Diteliti
: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual pengaruh pemberian edukasi berbasis video


animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu
(Di Posyandu Nusa Indah 7 Kelurahan Ronggomulyo).
39

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Berdasarkan gambar 3.1 dari kerangka konseptual diatas menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak

menurut Teori Taxonomy Bloom yaitu tingkat pendidikan, informasi/edukasi,

budaya, pengalaman, sosial ekonomi, kepribadian. Media pembelajaran pada

penelitian ini yaitu “role play” yang mempunyai makna bermain peran,

dijelaskan secara umum bahwa role play merupakan sebuah kegiatan

pembelajaran di mana seseorang berperilaku seperti orang lain dalam situasi

tertentu.

Edukasi yang digunakan untuk mengaplikasikan role play tersebut ialah

“Video Animasi” yang merupakan pergerakan satu frame dengan frame lainnya

yang saling berbeda dalam durasi waktu yang telah di tentukan, sehingga

menciptakan kesan bergerak dan juga terdapat suara yang mendukung pergerakan

gambar tersebut, serta kelebihan dari video animasi tersebut adalah video dapat

digunakan dalam jangka waktu panjang, membantu penonton agar lebih cepet

memahami, media pembelajaran yang simple dan menyenangkan.

Faktor-faktor diatas dapat mempengaruhi pengetahuan pada ibu , maka dari

itu nantinya yang akan diteliti apakah pemberian edukasi berbasis video animasi

dapat memberi wawasan lebih kepada ibu untuk pengetahuan dini kejang demam

yang terjadi pada anak.


40

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan pada penelitian (Nursalam, 2020). Hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H1 : Ada pengaruh edukasi berbasis video animasi terhadap pengetahuan dini

kejang demam anak pada ibu.


BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian ialah hasil akhir dari suatu

tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu

penelitian bisa di terapkan dengan rancangan yang sangat erat dan kerangka

konsep sebagai petunjuk perencanaan suatu penelitian (Nursalam, 2020b)

Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-Experimen Design

dengan jenis one-grup pretest-posttest design yaitu suatu penelitian yang

bertujuan untuk menentukan pengaruh serta sebab akibat dengan cara

melibatkan satu kelompok subjek (Munir, Kurnia, Suhartono, Utami 2022).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kohord untuk mengumpulkan

data. Pendekatan studi kohort adalah pendekatan longitudinal berbasis waktu

yang mempelajari sekelompok individu selama periode waktu tertentu,dimulai

dengan menemukan penyebab hasil (Munir et al. 2022).

Tabel 4.1 Skema Penelitian pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu
berbasis video animasi (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.
Ronggomulyo Tuban).
Subyek Pra-tes Perlakuan Pasca-test
K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Sumber : (Munir et al., 2022).
PAGE \* MERGEFORMAT 69

Keterangan :

K : Subjek (Ibu yang mempunyai balita di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban)

O : Observasi pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu sebelum

diberikan edukasi

I : Intervensi (penanganan dini kejang demam anak)

OI : Observasi pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu sesudah

diberikan edukasi.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang yang memenuhi kriteria yang telah

ditentukan (Nursalam, 2020). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang

mempunyai balita sebanyak 30 anggota.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai objek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2020). Sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita sebanyak 28

anggota.

4.2.3 Kriteria Sampel

Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu: inklusi dan eksklusi

(Nursalam, 2020).
PAGE \* MERGEFORMAT 69

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karaktristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2020), adapaun

kriteria inklusi sebagai berikut:

1) Ibu yang mempunyai balita

2) Sehat jasmani dan rohani

3) Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2020), adapun kriteria ekslusi sebagai berikut:

1) Ibu yang sudah pernah mengikuti penyuluhan kejang demam

2) Ibu yang berhalangan hadir

4.2.4 Besar Sampel

Besar sampel yang akan dipakai dalam penelitian dihitung menggunakan

rumus Slovin yaitu :

𝑁
𝑛=
1+ N (𝑑2)

Keterangan :

𝑛 : besar sampel

N : besar populasi

(𝑑2) : tingkat signifikan 𝑑 = 0,05


PAGE \* MERGEFORMAT 69

30
n = 2
1+30( 0,05 )

30
n =
1,075

n = 27,90

n = 28 (dibulatkan)

Jadi, besar sampel untuk penelitian ini di bulatkan menjadi 28 responden.

4.2.5 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Tehnik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2020).

Prosedur pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan

teknik Non-probability sampling yaitu total sampling. Total sampling adalah

teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi

(Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono

(2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya.
PAGE \* MERGEFORMAT 69

4.3 Kerangka Operasional

Kerangka operasional atau kerangka kerja penelitian ini adalah sebagai

berikut:
Populasi Penelitian
Seluruh Anggota Aktif dari Posyandu Nusa Indah 7 sebanyak 30 anggota

Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling

Sampel
Sebagian anggota Aktif dari Posyandu Nusa Indah 7 sebanyak 28

Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipakai adalah pre-Experimen Design

Pre-test
Pengambilan data menggunakan lembar kuisioner sebelum diberikan metode edukasi

Intervensi
Memberikan edukasi kejang demam anak kepada responden

Post-test
Pengambilan data dengan lembar kuisioner sesudah diberikan edukasi

Pengumpulan dan Pengelolaan data


Scoring, coding, dan tabulating

Analisis data
Chi Square

Hasil dan Kesimpulan


Terdapat pengaruh atau tidak

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi


Terhadap Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu (Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)
PAGE \* MERGEFORMAT 69

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2020).

4.4.1 Variabel Independen (bebas)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang memengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati,

dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam, 2020). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah

edukasi berbasis video animasi.

4.4.2 Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen (terikat) adalah faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,

2020). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah penanganan dini

kejang demam anak pada ibu.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat

diamati dari sesuatu yang didefinisikan dapat memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh oang lain (Nursalam, 2020).
PAGE \* MERGEFORMAT 69

Tabel 4.2 Kerangka Operasional Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis Video


Animasi Terhadap Penanganan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu
(Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo)
Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor/kode
Operasiona ukur
l
Independen : Tindakan 1. Persiapan SOP - -
Edukasi yang 2. Langkah-
berbasis video dilakukan langkah
animasi untuk 3. Evaluasi
mengeduka
si
responden
agar lebih
cepat
dimengerti
serta
menarik
dilihat oleh
anak.
Dependen : Tindakan 1. Tahu Kuesio Nomina Skor :
Pengetahuan yang 2. Memaha ner l Baik : 16-22
dini kejang dilakukan mi Cukup : 10-15
demam anak oleh ibu 3. Aplikasi Kurang : 0-9
pada ibu dalam 4. Analisa
menghadap 5. Sintesis Kode :
i kejadian 6. Evaluasi Baik : 1
kejang Cukup : 2
demam Kurang : 3
pada anak
berdasarka
n
pengetahua
n ibu.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang disusun oleh peneliti yang disesuaikan

dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) untuk dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur dan dapat memberikan gambaran terhadap perbedaan subyek

penelitian (Nursalam, 2020).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Standar Operasional


PAGE \* MERGEFORMAT 69

Prosedur (SOP) dan lembar kuesioner. Menurut Tjipto Atmoko, SOP adalah suatu

pedoman untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat

kinerja instansi pemerintah berdasar indikator teknis. Dalam penelitian ini SOP

digunakan untuk pedoman melaksanakan edukasi penanganan kejang demam

anak Menurut Sugiono, observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Pengumpulan

data dengan cara mengamati dan mencatat aspek-aspek yang diteliti secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional. Lembar kuesioner sebagai pre test dan

post test yang diisi oleh peneliti untuk menguji keterampilan (skill) responden.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Posyandu Nusa Indah 7 Kelurahan

Ronggomulyo Tuban pada bulan Agustus 2023

4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2020). Adapun prosedur pengambilan data atau pengumpulan data

adalah sebagai berikut:

1. Peneliti memilih subjek yang akan dijadikan responden dalam penelitian

2. Mengajukan surat perizinan penelitian dari Institut Ilmu Kesehatan

Nahdlatul Ulama Tuban kepada Kepala Desa Kel. Ronggomulyo

3. Peneliti menemui kader posyandu untuk meminta izin penelitian

4. Setelah mendapat persetujuan untuk melakukan penelitian, peneliti

mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk penelitian


PAGE \* MERGEFORMAT 69

5. Peneliti menginfokan tanggal dilaksanakannya penelitian melalui chat

whatsapp dengan kader posyandu

6. Dalam chat whatsapp tersebut peneliti menjelaskan tentang materi

penelitian yang akan diberikan

7. Pemberian intervensi berupa edukasi menggunakan media video animasi

yang akan diberikan oleh peneliti selama 30 menit.

8. Kemudian peneliti akan membagikan kuesioner tentang penanganan kejang

demam anak pada ibu, lalu mempersilahkan ibu untuk mengisi sesuai

dengan pengetahuan yang dimiliki, selanjutnya untuk memberikan

pemahaman yang lebih pada responden dan dievaluasi yang dipimpin oleh

peneliti selama 30 menit. Kemudian akan dilanjutkan Post test dengan

mengobservasi dan menggunakan check list untuk menilai pengetahuan ibu

tentang penanganan kejang demam anak.

9. Setelah semua prosedur penelitian dilakukan, peneliti mengundurkan diri

dan berpamitan kepada responden untuk melakukan analisa data dari hasil

penelitian yang telah dilakukan

4.9 Analisa Data

4.9.1 Langkah Analisa Data

1. Editing

Kegiatan menyeleksi data yang masuk dari pengumpulan data melalui

observasi setelah diobservasi kemudian peneliti melakukan pemeriksaan.

Hal ini dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui lembar

obsevasi yang diisi langsung oleh peneliti.


PAGE \* MERGEFORMAT 69

2. Coding

Hal ini digunakan untuk memberikan kode-kode tertentu pada jawaban

responden, bertujuan untuk mempermudah saat melakukan tabulasi dan

analisa data. Dalam penelitian ini yang perlu diberi kode yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Dari skor yang diberikan dikategorikan

menjadi baik, cukup, kurang:

1) Kode 1 : Baik

2) Kode 2 : Cukup

3) Kode 3 : Kurang

3. Scoring

Yaitu menentukan skor atau nilai untuk item observasi dan menentukan

nilai terendah dan tertinggi. Pemberian kode untuk pengetahuan ibu :

1) Baik : 16 - 22

2) Cukup : 10 - 15

3) Kurang :0-9

Skor diatas di dapatkan dari hitungan :

1) Jumlah pilihan jawaban ada 2

2) Jumlah pertanyaan ada 22

3) Skor minimal pilihan jawaban yaitu 0

4) Skor maksimal pilihan jawaban yaitu 1

5) Menentukan jumlah skor minimal

Skor minimal x jumlah pertanyaan = 0 x 22 = 0

6) Menentukan jumlah skor maksimal


Skor maksimal x jumlah pertanyaan = 1 x 22 = 22
PAGE \* MERGEFORMAT 69

7) Menggolongkan menjadi 2 kategori (K) yaitu

(Tidak mampu) dan (mampu)

8) Menentukan range (R) = skor max – skor min = ( 22 – 0 = 22)

9) Menentukan interval

4. Tabulating

Tabulating data adalah langkah memasukkan data berdasarkan hasil

penggalian data dilapangan, hal ini dilakukan setelah editing, coding, dan

scoring selesai dilakukan, kemudian data tersebut dimasukkan ke dalam

tabel tabulasi untuk analisa lebih lanjut.

Menurut Arikunto (1994) dalam Fiam (2019), interpretasi data

berdasarkan subvariabel dikategorikan dengan kriteria sebagai berikut :

1) Seluruhnya : 100%

2) Hampir seluruhnya : 76% - 99%

3) Sebagian besar : 51% - 75%

4) Setengahnya : 50%

5) Hampir setengahnya : 26% - 49%

6) Sebagian kecil : 1% - 25%

7) Tidak satupun : 0%
PAGE \* MERGEFORMAT 69

4.9.2 Uji Statistika

Dalam penelitian ini menggunakan Uji Chi Square menggunakan program

SPSS 26 (Statistical product and sevice solution). Adapun syarat-syarat dari Uji

Chi Square adalah sebagai berikut:

1. Digunakan untuk menguji hipotesis komparatif

2. Menggunakan desain penelitian pre-test post-test

3. Skala data nominal

4. Data dipilih secara random

5. Distribusi data tidak normal

Setelah data diperoleh, data akan di masukkan ke dalam tabulasi data dan

akan dianalisa dengan analisa Uji Chi Square. Langkah-langkah Uji Chi Square :

1. Analyze Non Parametric Test2 related samples

2. Masukan pre test dan post test kedalam kotak test pairs list

3. Aktifkan uji Wilcoxon

4. Proses telah selesai klik continue. Klik OK

Ketentuan dalam pengambilan keputusan apakah hipotesis diterima atau

ditolak dengan melihat signifikasi. Apabila signifikasi 0,001 (p < 0,05) maka H1

diterima dan H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh edukasi berbasis video

animasi terhadap penanganan dini kejang demam anak pada ibu (di posyandu nusa

indah 7 kel. Ronggomulyo Tuban).


PAGE \* MERGEFORMAT 69

4.10 Etika Penelitian

Dalam penelitian pengaruh edukasi berbasis video animasi terhadap

pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban telah dilakukan uji etik di IIKNU Tuban dan telah

dibuktikan dengan sertifikat dengan No. 0296/LEPK.IIKNU/XI/2022.

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Dari pengumpulan data yang dilakukan pada responden, penulis

mendapatkan keterangan dari 30 responden dengan cara memberikan

intervensi dan kuesioner pada responden sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi di Di Posyandu Nusa Indah 7 Kelurahan Ronggomulyo. Data

tersebut dikelompokkan oleh peneliti menjadi dua, data umum dan data

khusus yang diuraikan sebagai berikut :

5.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Ronggomulyo merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Keluaran Ronggomulyo terletak

sekitar 16.2 KM dari Kecamatan Jenu (arah ke Kota Semarang) pada

bagian Barat, terletak sekitar 20. 5 KM dari Kecamatan Palang (arah ke

Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan) pada bagian Timur,


PAGE \* MERGEFORMAT 69

kemudian terletak sekitar 7.9 KM dari Kecamatan Semanding pada bagian

Selatan, dan terletak sekitar 1-2 KM dari laut pantura pada bagian Utara.

Kemudian, Ronggomulyo memiliki luas wilayah 121.366 Ha dan terletak

di tengah-tengah kota/kabupaten.

Adapun batas-batas pada wilayah Keluarahan Ronggomulyo adalah

sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Keluarahan Kingking dan Kelurahan Sidomulyo

2. Sebelah Barat : Kelurahan Latsari

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Sidorejo dan Kelurahan Doromukti

4. Sebelah Timur : Kelurahan Sidomulyo

Jabatan tertinggi yang ada di Kelurahan Ronggomulyo yakni

dipimpin oleh Lurah. Dan kantor kelurahan Kelurahan Ronggomulyo

terletak di tengah-tengah atau di pusat Kelurahan Ronggomulyo yaitu

terletak di Jl. Pangeran Diponegoro Gg. Wijaya Kusuma II No. 47.

2. Kondisi Demografis Kelurahan Ronggomulyo

1) Jumlah Penduduk

Luas wilayah 121,366 ha, berdasarkan data jumlah penduduk di

Kelurahan Ronggomulyo pada tahun 2018 yang telah dipaparkan diatas

mengalami kenaikan jumlah penduduk dari sebelumnya yang berjumlah

sekitar 5.700 jiwa. Dari kenaikan penduduk tersebut tentunya banyak

penduduk baru dari luar daerah atupun kota lain yang sifatnya tinggal

sementara karena tuntutan pekerjaan maupun tinggal menetap karena

pindah rumah atau menikah dengan penduduk asli Ronggomulyo.


PAGE \* MERGEFORMAT 69

3. Fasilitas Kesehatan

Tabel 5.1 Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Ronggomulyo

No Keterangan Jumlah
.
1. Tempat praktek dokter 7 buah
2. Tempat praktek bidan 2 buah
3. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 1 buah
4. Pondok Bersalin Desa (Polindes) 1 buah
Sumber : Petugas Badan Pusat Statistik Kab. Tuban 2018

4. Visi dan Misi

1) Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan yang merupakan gambaran

yang dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Pada hakekatnya membentuk

visi organisasi adalah menciptakan gambaran peran dan kondisi yang ingin

diwujudkan di masa depan oleh seluruh anggota organisasi. “Mewujudkan

pelayanan yang prima kepada masyarakat”

2) Misi

(1) Mewujudkan pelayanan publik yang jujur, bertanggung jawab, cepat

tepat dan efisien.

(2) Mewujudkan aparatur yang berkualitas berbudi pekerti luhur, beriman

dan bertaqwa.

5.1.2 Data Umum Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


PAGE \* MERGEFORMAT 69

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu


No Usia Frekuensi Persentase (%)
1. < 20 tahun 1 4
2. 21-29 tahun 22 73
3. > 30 tahun 7 23
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer Peneliti, tahun 2023

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui dari 30 (100%) responden menunjukkan

bahwa sebagian besar berusia 21-29 tahun sebanyak 22 (73%).

2. Karakteristik Responden Pendidikan Terakhir

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


Terakhir
No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
1. Tidak/Belum Sekolah 4 13.3
2. SD 4 13.3
3. SMP 6 20.0
4. SMA 15 50.0
5. Diploma/Sarjana 1 3.3
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer Peneliti, tahun 2023

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui dari 30 (100%) responden menunjukkan

bahwa setengahnya berpendidikan SMA sebanyak 15 (50%).

3. Karakteristik Responden Pekerjaan Ibu

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu


No Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)
1. Ibu Rumah Tangga 20 67.0
2. Wiraswasta 9 30.0
3. Pns 1 3.0
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer Peneliti, tahun 2023

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui dari 30 (100%) responden menunjukkan

bahwa sebagian besar sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 (67%).

5.1.3 Data Khusus Responden

Data khusus yang diperoleh pada penelitian ini meliputi:


PAGE \* MERGEFORMAT 69

1. Identifikasi pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu sebelum

diberikan edukasi bebasis video animasi (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Dini Kejang


Demam Anak Pada Ibu Sebelum Diberikan Edukasi Bebasis
Video Animasi (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.
Ronggomulyo Tuban)
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 2 7
2. Cukup 23 77
3. Kurang 5 16
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer Peneliti, tahun 2023

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui dari 30 responden

menunjukkan bahwa sebagian besar 21 (75%) responden dengan tingkat

pengetahuan cukup.

2. Identifikasi pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu sesudah

diberikan edukasi bebasis video animasi (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Dini Kejang


Demam Anak Pada Ibu Sesudah Diberikan Edukasi Bebasis
Video Animasi (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.
Ronggomulyo Tuban)
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 26 87
2. Cukup 4 13
3. Kurang 0 0
Jumlah 28 100
Sumber: Data Primer Peneliti, tahun 2023

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui dari 30 responden

menunjukkan bahwa sebagian besar 26 (87%) responden dengan tingkat

pengetahuan baik.
PAGE \* MERGEFORMAT 69

3. Analisis pengaruh edukasi bebasis video animasi terhadap pengetahuan

dini kejang demam anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban).

Tabel 5.4 Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan


Edukasi Bebasis Video Animasi Terhadap Pengetahuan
Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu (Di Posyandu Nusa
Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban).
Edukasi
Bebasis Video Tingkat Pengetahuan
Animasi
Baik Cukup Kurang Total
Pre-Test 2 23 5 30
(7%) (77%) (16%) (100%)
Post- 26 4 0 30
Test (87%) (13%) (0%) (100%)
Chi Square Asymptotic Significance (2-sided)
Sumber: Data Primer Peneliti, tahun 2023

Dari tabel 5.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sebelum

diberikan edukasi bebasis video animasi terhadap pengetahuan dini

kejang demam anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban) memiliki tingkat pengetahuan cukup. Setelah

diberikan edukasi bebasis video animasi terhadap pengetahuan dini

kejang demam anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban) memiliki tingkat pengetahuan baik.

5.2 Analisis Penelitian

Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti dengan cara

membagikan lembar kuesioner pada pre-test dan post-test kemudian

melakukan proses editing dengan cara menyeleksi data yang telah

didapatkan dan melakukan pemeriksaan jawaban. Langkah selanjutnya

dilakukan coding pada setiap variabel sesuai dengan yang tercantum


PAGE \* MERGEFORMAT 69

dalam definisi operasional. Kemudian mentabulasi kedalam tabel yang

kemudian data tersebut dianalisis menggunakan Uji Chi Square:

Berdasarkan tabel output di atas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided)

pada uji Pearson Chi-Square adalah sebesar 0,003. Karena nilai Asymp.

Sig. (2-sided) 0,003 < 0,05, maka berdasarkan dasar pengambilan

keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa "Ada Pengaruh pengaruh

edukasi bebasis video animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam

anak pada ibu (Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban).
BAB 6
PEMBAHASAN

1.1 Pembahasan

Bab pembahasan ini menguraikan tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti dan keterbatasan yang ditemui selama melakukan

penelitian berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya

pengaruh video animasi terhadap pengetahuan ibu dalam penanganan dini kejang

demam pada anak di Posyandu Nusa Indah 7 Kelurahan Ronggomulyo

Kecamatan Tuban.

1.1.1 Identifikasi Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu sebelum di
berikan edukasi berbasis video animasi Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.
Ronggomulyo Tuban
Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berdasarkan tabel 5.3 dapat

diketahui dari 30 responden (100%) menunjukkan bahwa sebelum diberikan

edukasi berbasis video animasi responden dalam kategori sebagian besar cukup.

Hal ini ditunjukkan dari hasil pre test digambarkan dari observasi yang

bersumber dari SOP edukasi berbasis video animasi untuk menilai keterampilan

responden. Banyak dari responden yang belum mengetahui tentang pengetahuan

dini kejang demam anak yang benar, hal tersebut disebabkan kurangya

pengetahuan ibu tentang pengetahuan dini kejang demam anak serta kurangnya

pelatihan-pelatihan yang serupa lainya.

Menurut Notoatmodjo (2014) yang dikutip dalam (Nuryani, 2020)

pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimiliki contohnya (mata, hidung, telingga, dan lain-

lain). Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian serta persepsi

64
PAGE \* MERGEFORMAT 69

terhadap objek pengindraan yang kita miliki, pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Menurut (Langging,

Wahyuni, & Sutriningsih, 2018) pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia. Menurut Notoadmodjo 2010 yang dikutip dalam (Nuryani, 2020) ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal yang

terdiri dari pendidikan, usia, motivasi, dan pengalaman. Sedangkan faktor

eksternal yang terdiri dari social budaya, informasi, ekonomi, dan lingkungan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Puspita, 2019) tentang Penyuluhan

Kesehatan Menggunakan Media Video Terhadap Pengetahuan Ibu Dalam

Pencegahan Kejang Demam Balita. Penelitian ini dilakukan di Dukuh Ngembel

Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Didapatkan bahwa

rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Pra Eksperimen One-Group

Pretest-Posttest Design, dengan jumlah populasi 70 responden, menggunakan

teknik total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan dengan

editing, coding, entry data, clenning data dengan menggunakan Paired T-test

dengan p-value (0,05). Didapatkan bahwa hasil analisis nilai rata-rata pengetahuan

ibu sebelum dilakukan penyuluhan adalah 73,79% dan setelah dilakukan

penyuluhan didapatkan hasil 90,73% dari data tersebut terjadi peningkatan rata-

rata skor penegetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan yaitu sebesar

16,94%. Sehingga terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media

video terhadap pengetahuan ibu dalam pencegahan kejang demam balita.


PAGE \* MERGEFORMAT 69

Penelitian yang dilakukan oleh (Luthfiani, Lina, & Maywati, 2021) tantang

Pengaruh Penyuluhan dengan Menggunakan Media Video terhadap Pengetahuan

Pra Lansia Mengenai Hipertensi. Metode dalam penelitian ini Pre experimental

design dan dengan rancangan berupa one group pretest dan posttest design.

Populasi dalam penelitian ini seluruh pralansia yang ada di Posbindu Melati IV

Dusun Pasir Peuteuy Desa Pawindan Kecamatan Ciamis dengan jumlah 212

orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling

berjumlah 53 orang. Analisis data menggunakan uji statistic T-independent.

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

diberikan pendidikan kesehatan 6.02 dan setelah di berikan pendidikan kesehatan

yaitu 12.77 dari data tersebut terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan

sebelum dan setelah di berikan pendidikan kesehatan.

Menurut Purnama (2013) yang dikutip dalam (Puspita, 2019) bahwa

penelitian menggunakan media video dapat meningkatkan pengetahuan hal

tersebut dikarenakan media video akan lebih mudah karena teknologi pada video

dapat untuk merekam, menangkap dan memproses dan menstanmisikan dan dapat

menata ulang gambar. Sehingga ketika kita melihat video menjadi semangat untuk

menyaksikan, dan dapat mengalihkan perhatian, juga dapat memberikan pelajaran

tekhnik-tekhnik tertentu. Menurut Sawyer (2009) yang dikutip dalam (Puspita,

2019) video merupakan media untuk menyampaikan informasi melalui video

bergerak, 94% media video dapat menyita perhatian sedangkan pada umumnya

orang akan menggingat 50% dari apa yang mereka tangkap melalui penglihatan

dan pendengaran ketika menyaksikan video.


PAGE \* MERGEFORMAT 69

Menurut Agustina (2012) media video memiliki berbagai manfaat yaitu

mampu memberikan kesan yang benar, mendorong minat dalam proses

pembelajaran, meningkatkan pengertian yang baik, menambah variasi metode

mengajar, meningkatkan keingintahuan sehingga membuat orang lebih kritis

ketika berpikir, dan mampu memberikan konsep baru dari sesuatu di luar

pengalaman yang biasa (J, Oktavidiati, & Astuti, 2019).

Dari hasil penelitian didapatkan data hampir seluruhnya rentang usia ibu

21-29 tahun sebanyak 23 responden (76,7%). Berdasarkan hasil dari penelitian

yang diperoleh, usia yang lebih matang tidak menentukan seseorang tersebut

memiliki pengetahuan yang baik. Juga sebaliknya, usia yang lebih muda belum

tentu pengetahuannya lebih buruk. Teorinya faktor umur tentunya dapat

mempengaruhi daya tangkap seseorang dalam menerima informasi dan pola pikir

seseorang. Semakin usia bertambah, daya tangkap dan pola berpikir akan

bertambah pula. Sehingga kualitas pengetahuan yang didapat akan semakin.

Namun faktor usia tidak berpengaruh secara bermakna terhadap tingkat

pengetahuan orang tua. Hal ini tidak menutup kemungkinan karena pengetahuan

yang dimiliki bisa saja berasal dari pengetahuan yang sebelumnya, pengalaman

pribadi maupun orang lain. (Ar-rasily & Dewi, 2016).

Dalam penelitian ini, pendidikan juga berpengruh terhadap pengetahuan

dini kejang demam anak pada ibu. Didapatkan hasil setengahnya responden

lulusan SMA sebanyak 15 reponden (50%). Menurut Notoatmodjo (2012),

pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (pendengaran,


PAGE \* MERGEFORMAT 69

penglihatan, penciuman, perasa dan peraba). Salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Pendidikan itu sendiri

menentukan seseorang dalam menyerap dan memahami berbagai informasi yang

diterima dari luar. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka

akan semakin baik pula pengetahuannya.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil data pekerjaan ibu sebagian besar ibu

rumah tangga dengan jumlah responden sebanyak 20 responden (67%). Menurut

Saputra dan Frilianova 2019, status pekerjaan dapat mempengaruhi perilaku ibu

dalam penanganan demam pada anak. Ibu yang bekerja memiliki waktu yang

lebih sedikit untuk bersama anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan ibu bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, bahkan ada yang kedua orang

tuanya juga ikut bekerja, sehingga terkadang kesehatan anak tidak diperhatikan.

Berbeda dengan ibu yang tidak bekerja yang memiliki waktu berkumpul bersama

anak- anaknya lebih lama, sehingga mempunyai kesempatan lebih banyak dalam

mengurus rumah tangga termasuk dalam menangani anak yang menderita demam

di rumah.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti

menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang tentang penanganan kejang demam pada anak, faktor yang

sangat berperan adalah kurangnya pengetahuan responden tentang informasi baik

melalui pendidikan kesehatan, penyuluhan, media cetak maupun media elektronik.

1.1.2 Identifikasi Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu sebelum di
berikan edukasi berbasis video animasi Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.
Ronggomulyo Tuban
PAGE \* MERGEFORMAT 69

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat diketahui dari 30

reponden (100%) menunjukkan bahwa setelah diberikan edukasi berbasis video

animasi hampir seluruhnya sejumlah 26 responden (87%) dalam kategori baik.

Dan sejumlah 4 responden (13%) dalam kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dari

hasil post test digambarkan dari observasi yang bersumber dari SOP edukasi

berbasis video animasi untuk menilai pengetahuan responden. Hampir seluruhnya

responden telat mengalami peningkatan yang signifikan, dan mengetahui edukasi

berbasis video animasi yang benar.

Penelitian yang dilakukan oleh (Puspitasari, 2020) tentang Edukasi

Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pencegahan Kejang Demam

Berulang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain

kuasi eksperimen dengan teknik pre test dan posttest. Teknik pengambilan sampel

dengan consecutive sampling sebanyak 58 responden. Penelitian ini dilakukan

pada bulan april-mei 2018. Skor rerata pengetahuan ibu sebelum diberikan

edukasi yaitu 58,62 dan setelah diberikan edukasi 71,45 Setelah dilakukan

intervensi menunjukan perbedaan rerata pengetahuan ibu setelah pemberian

edukasi pada kelompok intervensi dan kelompok control beda mean 13,85 dan

nilai p=0,001 (p<0,05) hal ini membuktikan bahwa kelompok yang diberikan

edukasi kesehatan melalui video pengetahuan lebih meningkat dibandingkan

dengan kelompok yang tidak diberikan edukasi kesehatan.

Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh (J,

Oktavidiati, & Astuti, 2019) tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media

Video Dan Poster Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Anak Dalam Pencegahan
PAGE \* MERGEFORMAT 69

Penyakit Diare. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

eksperimen. Metode yang digunakan quasi eksperiment, menggunakan rancangan

two group pre dan posttest design. Penelitian dilakukan di SDN 65 Seluma pada

tanggal 06 November – 06 Desember. Teknik pengambilan sampel Total Sampel

sebanyak 30 responden kelas VI. Analisis data univariat uji normalitas

menggunakan Uji Shapiro wilk dan analisis bivariate menggunakan uji t-

dependent. Didapatkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan siswa sebelum diberikan

intervensi dengan menggunakan media video adalah 68.00 dan sesudah diberikan

intervensi dengan media video adalah 86,67.

Hasil penelitian Lee, Kim & Min (2017) yang dikutip dalam (Puspitasari,

Nurhaeni, & Allenidekania, 2020) Salah satu media yang cukup relevan dalam

menumbuhkan pengetahuan dengan menggunakan smartphone terbukti efektif

dalam meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan diri orang tua dibandingkan

dengan menggunakan media kertas. Menurut Lutfianti (2010) dengan

menggunakan media video akan lebih menarik keingintahuan dan meningkatkan

motivasi bagi yang menyaksikan. Gambar yang bergerak terlihat nyata dan lebih

efisien seolah menyampaikan pesan dengan menggunakan media video lebih

efektif dari cara lain, agar membuat penonton lebih berkonsentrasi (Puspita,

2019).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti

menyimpulkan bahwa pengetahuan orang tua tentang penanganan awal kejang

demam pada anak mengalami perubahan signifikan setelah diberikan pendidikan

kesehatan melalui video edukasi. Menurut opini peneliti, peningkatan


PAGE \* MERGEFORMAT 69

pengetahuan orang tua salah satunya di pengaruhi oleh penggunaan media video

edukasi. Isi dari video edukasi sesuai dengan materi yang disampaikan yaitu

tentang penanganan kejang demam pada anak sesuai dengan point-point materi

pada video edukasi di dalam kuesioner. Dari hal tersebut penelitian tentang

penanganan kejang demam pada anak menggunakan video edukasi merupakan

solusi utama dalam meningkatkan pengetahuan terhadap penanganan kejang

demam pada anak.

1.1.3 Analisa Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu sebelum dan
sesudah di berikan edukasi berbasis video animasi Di Posyandu Nusa
Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pengetahuan

dini kejang demam anak pada ibu sebelum pemberian edukasi berbasis video

animasi selurunya sejumlah 30 (100%) responden dalam kategori cukup. Dan

setelah diberikan pelatihan hampir seluruhnya sejumlah 30 (100%) responden

dalam kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa pemberian edukasi berbasis

video animasi memberikan pengaruh baik untuk menigkatkan pengetahuan dini

kejang demam anak pada ibu.

Uji chi square adalah uji non parametric yang digunakan untuk menguji

hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya

hubungan antara variabel satu dengan variabel nominal lainya. Berdasarkan tabel

output di atas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) pada uji Pearson Chi-Square

adalah sebesar 0,003. Karena nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,003 < 0,05, maka

berdasarkan dasar pengambilan keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa HO

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa "Ada Pengaruh
PAGE \* MERGEFORMAT 69

pengaruh edukasi bebasis video animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam

anak pada ibu di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulissia, Siti

Romadoni, dan Ramiko (2023), berdasarkan hasil uji statistik dengan

menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan ρ value = 0.001, dengan

nilai α = 0.05 (ρ < a), berarti ada pengaruh sebelum dan setelah diberikan video

edukasi tentang penanganan awal kejang pada anak terhadap tingkat pengetahuan

orang tua di TK Aisyiyah 11 Palembang Tahun 2022.

Menurut (Langging, Wahyuni, & Sutriningsih, 2018) pengetahuan adalah

hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia. Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah umur karena umur mempengaruhi daya tangkap dan pola

pikir seseorang, semakin bertambah umur seseorang semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Tetapi hal ini tidak berlaku pada usia lansia karena telah mengalami

penurunan baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan IQ akan menurun

sejalan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain,

seperti kosakata dan pengetahuan umum (Silviyani, 2021). Penanganan kejang

demam pada anak yang tepat sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ynag di miliki.

Pengetahuan yang benar serta pembelajaran yang tepat merupakan dasar dalam

melakukan penanganan kejang demam (Abidah & Novianti, 2021).


PAGE \* MERGEFORMAT 69

Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada maka peneliti

berpendapat bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua tentang penanganan awal

kejang demam pada anak. Penelitian ini menggunakan video edukasi yang dibuat

sendiri oleh peneliti untuk membantu orang tua agar lebih memahami dan dapat

menerapkan isi atau informasi yang diberikan.

Peneliti berpendapat bahwa adanya pengaruh pengetahuan ibu dengan

penanganan kejang demam pada anak karena ibu sudah memiliki pengetahuan

yang baik yang mereka dapatkan dari tenaga kesehatan setempat. Ibu di posyandu

tersebut juga sangat aktif bertanya jika di adakan penyuluhan di posyandu tersebut

sehingga dapat langsung mereka terapkan jika anak mereka mengalami serangan

kejang demam. Peneliti juga berpendapat bahwa ibu di posyandu tersebut selalu

mencari informasi terbaru terkait bagaimana penanganan yang dilakukan pada

anak yang mengalami kejang demam dengan mahasiswa kesehatan yang

melakukan praktek belajar lapangan di posyandu tersebut sehingga semakin

menambah wawasan serta pengetahuan ibu dalam melakukan penanganan kejang

demam pada anak. Pengetahuan seseorang merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi sesorang ibu dalam melakukan tindakan, semakin baik

pengetahuan ibu tentang penyakit atau masalah kesehatan maka semakin baik juga

dalam penanganannya begitupun sebaliknya jika pengetahuan ibu kurang maka

dalam penalaksanaan terhadap masalah kesehatan akan kurang baik.

1.2 Keterbatasan Penelitian


PAGE \* MERGEFORMAT 69

Pada proses penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan, yaitu, penelitian

ini memiliki waktu yang terbatas dimana ada peneliti harus door to door dengan

responden. 2. Ketika proses pemberian perlakuan berlangsung, ada beberapa

responden yang tidak mengikuti dengan seksama dan kurang fokus dalam

mengikuti instruksi yang diberikan. Namun diharapkan tidak mempengaruhi

tujuan utama dari penelitian.

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi

Terhadap Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu (Di Posyandu Nusa

Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban)” dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu di posyandu nusa indah 7

Kel. Ronggomulyo Tuban sebelum dilakukan edukasi berbasis video

animasi menunjukkan bahwa hampir seluruhnya dalam kategori cukup.

2. Pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu di posyandu nusa indah 7

Kel. Ronggomulyo Tuban sesudah dilakukan edukasi berbasis video

animasi menunjukkan bahwa hampir seluruhnya dalam kategori baik.

3. Terdapat pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap Pengetahuan

Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.

Ronggomulyo Tuban.

7.2 Saran
PAGE \* MERGEFORMAT 69

1. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan, ilmu

pengetahuan,pengalaman dan keterampilan dalam memberikan edukasi

bebasis video animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada

ibu.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi

sehingga dapat memberikan edukasi berbasis video animasi terhadap

pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu.

3. Bagi responden

Dapat menambah wawasan tentang pengaruh edukasi berbasis video

animasi terhadap pengetahuan dini kejang demam anak pada ibu (Di

Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban).


PAGE \* MERGEFORMAT 69

DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, A. N. (2020). Profil Penderita Kejang Demam Di Rumah Sakit Umum


Karsa Husada Kota Batu Tahun 2018-2020. 11–13. http://etheses.uin-
malang.ac.id/29897/12/17910024.pdf
AMELIA, D. (2021). Pengaruh Edukasi Kesehatan Melalui Media Video Animasi
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Dalam Pencegahan Obesitas Pada Anak
SD Negeri 11 Kota Bengkulu.
Firmansyah, 2017. (2017). Pengetahuan Kejang Demam. Ir-Perpustakaan
Universitas AIRLANGGA, 74, 12–31.
Handayani, & Hijriyati, Y. (2022). Laporan penelitian disusun oleh : Stella
Souhuwat Universitas Binawan. Jurnal Kesehatan Universitas Binawan,
1(Kesehatan), 1021.
Hidayah Nurul (2015) Pengetahuan Ibu Mengenai Penanganan Pertama Kejang
Demam Pada Anak Di Kelurahan Ngaliyan Semarang.
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Upaya
Oenanganan Kejang Demam Pada Anak Balita Di Kelurahan Bangetayu
Kulon Kota Semarang. Aleph, 87(1,2), 149–200.
Kartono. (2019). Mengukur dan Mengembangkan Konsep Diri Anak Menuju
Terbentuknya Kepribadian Anak yang Memiliki Kemandirian terhadap
Marfan Roly (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Pertama
Kejang Demam Pada Anak Usia 6 Bulan – 5 Tahun Di Puskesmas. Caring
Nursing Jurnal Volume 1 Nomor 1. Journaln.umbjm.ac.id/index.php/caring-
nursing.
Masturoh, I.,&Anggita T,N.(2018). Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan (RMIK).In Dr. Rini Yayuk Priyati (Ed.), Metodologi Penelitian
Kesehatan
Mathematics, A. (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Penanganan
Kejang Demam Pada Anak Di Desa Tengah Kecamatan Pancur Batu Tahun
2020. 1–23.
PAGE \* MERGEFORMAT 69

Munir, M., PS, D. K., Suhartono, S., Safaah., N., & Utami., A. P. (2022). Metode
Penelitian Kesehatan.
Musliani, M., Wati, L., & Mawarni, S. (2017). Aplikasi Pengolahan Data
Posyandu. INOVTEK Polbeng - Seri Informatika, 2(1), 41.
https://doi.org/10.35314/isi.v2i1.115.
Nursalam. (2017). metodologi penelitian ilmu keperawatan ( peni puji Lestari
(ed.); 5th ed.). Salemba Medika.
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (5th ed.). Salemba
Medika.
Resti, H. E., Indriati, G., & Arneliwati, A. (2020). Gambaran Penanganan Pertama
Kejang Demam Yang Dilakukan Ibu Pada Balita. Jurnal Ners Indonesia,
10(2), 238. https://doi.org/10.31258/jni.10.2.238-248.
Setiyani, M. S. (2020). Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan
Orangtua Terhadap Kejang Demam Pada Anak Usia 5 Bulan Sampai 5
Tahun Di Ruang Alamanda Anak RSUD Majalaya Kabupaten Bandung. 1–9.
Siti Romadoni1. (2023). PENGARUH VIDEO EDUKASI TENTANG
PENANGANAN AWAL KEJANG PADA ANAK TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN ORANG TUA DI TK AISYIYAH 11 PALEMBANG. 1(1).
Wahyudi, W. T., Rilyani, & Ellya, R. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Dengan Penanganan Kejang Demam Pada Balita Sebelum Dirawat Di
Rumah Sakit Ahmad Yani Metro. Malahayati Nursing Journal, 1(1), 69–80.
https://core.ac.uk/download/pdf/230561705.pdf
Yusuf, A., Fitrysari PK, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa
Lampiran 1. Jadwal Penelitian

No Tahapan 2022 2023

Agustus September November Desember Januari Februari April Mei Juli Agustus

1 Konsultasi Masalah

2 Penyusunan BAB 1
3 Penyusunan BAB 2
4 Penyusunan BAB 3
5 Penyusunan BAB 4
6 Survei Awal
7 Penyusunan Lampiran
8 Ujian Proposal
9 Revisi Proposal
10 Uji Etik
11 Penelitian
12 Penyusunan Skripsi
13 Penyusunan Lampiran
14 Abstrak
15 Ujian Skripsi
16 Revisi Skripsi
Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Penelitian

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ramadhania Rizki Parawansyah
NIM : 19.12.2.149.114

Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas


Keperawatan dan Kebidanan IIK NU Tuban, akan mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap
Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu ( Di Posyandu Nusa Indah 7
Kel. Ronggomulyo Tuban)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap Pengetahuan Dini Kejang
Demam Anak Pada Ibu ( Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo),
sehingga hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam
mengembangkan kajian ilmu keperawatan.

Untuk itu saya mengharapkan saudara berkenan untuk berpartisipasi dalam


penelitian ini dengan bersedia mengisi kuisioner yang telah dipersiapkan,
dengan sejujur-jujurnya. Kerahasiaan informasi ini akan dijamin. Untuk itu,
dalam pengisian kuisioner ini tidak perlu mencantumkan nama dan alamat.

Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya mohon
kesediaan saudara menandatangani persetujuan yang telah saya sediakan.
Patisipasi saudara menjadi responden dalam penelitian ini sangat saya hargai
dan sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

Tuban,……………… 2023

Ramadhania Rizki Parawansyah


Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan penelitian ini, maka


saya menyatakan bersedia menjadi responden dari penelitian saudari
Ramadhania Rizki Parawansyah

“Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi


Terhadap Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak
Pada Ibu ( Di Posyandu Nusa Indah 7 Kel.
Ronggomulyo Tuban)”

Persetujuan ini saya buat dengan sadar tanpa paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Tuban,…………… 2023
Responden

(………………………….)
Lampiran 4. Surat Izin Survei Awal
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 7 Sertifikat Etik
Lampiran 8 Sertifikat Toefl
Lampiran 9 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk :
No. Responden :
1. Isilah identitas pribadi anda
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu
jawaban yang benar dengan memberi tanda “X” pada kolam yang tersedia.
3. Semua pertanyaan harus dijawab.

Data Pribadi :
Usia Ibu : tahun
Pekerjaan :
Pendidikan :

Kuesioner Penanganan Kejang Demam


 Penanganan Suhu
1. Cara yang paling tepat yang saya lakukan untuk menilai demam pada anak
adalah dengan mengukur suhu tubuh anak dengan termometer.
Ya Tidak
2. Daerah yang dapat saya lakukan untuk mengukur suhu anak menggunakan
termometer adalah di ketiak anak.
Ya Tidak
3. Saya selalu menyelimuti anak dengan kain tebal jika mengalami demam
tinggi agar anak tidak menggigil.
Ya Tidak
4. Jika demam anak tidak kunjung turun,anak harus segera di bawa ke rumah
sakit terdekat agar tidak memperburuk keadaan anak.
Ya Tidak
5. Jika anak sedang demam tinggi, saya harus segera memberi obat penurun
panas agar demam anak bisa turun.
Ya Tidak
6. Untuk menghindari terjadinya kejang demam pada anak, saya harus segera
menurunkan demam anak dengan kompes air dingin / hangat.
Ya Tidak
7. Saya memberikan minum yang banyak kepada anak yang demam untuk
menurunkan suhu tubuh anak.
Ya Tidak
8. Saya melonggarkan pakaian anak jika anak sedang demam untuk memberi
aliran udara yang baik dalam menurunkan suhu.
Ya Tidak

 Penanganan Posisi
9. Anak yang sedang kejang demam harus saya tempatkan di tempat yang
datar dan di bawah agar tidak cedera ketika melakukan gerakan tidak
terkontrol.
Ya Tidak
10. Saya memindahkan anak ke tempat yang lebih aman agar anak tidak
cedera ketika mengalami kejang demam.
Ya Tidak
11. Pada saat anak sedang mengalami kejang demam, saya harus
menempatkan anak di tempat tinggi tetapi mudah dijangkau agar anak
mudah bergerak.
Ya Tidak
12. Saya tidak boleh menahan gerakan-gerakan yang dilakukan anak ketika
mengalami kejang demam karena akan mengakibatkan cidera.
Ya Tidak
13. Pembeian posisi yang baik pada anak yang mengalami kejang demam
dapat menghindari cedera pada anak.
Ya Tidak
14. Saya menggendong anak dengan posisi kaki di atas dan kepala di bawah
agar mempercepat penyembuhan anak dari masa kejang demamnya.
Ya Tidak
 Penanganan Manajemen Demam
15. Saya selalu memiringkan kepala anak yang mengalami kejang agar tidak
tersedak ludah dan muntahnya sendiri.
Ya Tidak
16. Salah satu penanganan yang dapat saya lakukan untuk menjaga kepatenan
jalan nafas anak yang mengalami kejang demam adalah dengan
memasukan jari kedalam mulut anak.
Ya Tidak
17. Pada saat anak sedang kejang, saya tidak boleh memasukkan sesuatu
kedalam mulut karena akan membuat gigi patah dan cedera pada bibir dan
lidah anak.
Ya Tidak
18. Tindakan yang perlu saya lakukan untuk mempertahankan kelancaan jalan
nafas anak yang mengalami kejang demam adalah dengan tidak menaruh
benda apapun dalam mulut anak.
Ya Tidak
19. Saya tidak boleh memberikan obat anti kejang melalui mulut pada anak
yang sedang kejang demam karena dapat mengakibatkan anak tersedak.
Ya Tidak
20. Saya tidak boleh memasukan jari kedalam mulut anak ketika anak sedang
kejang demam karena akan menyumbat jalan napas anak.
Ya Tidak

21. Saya memberikan obat anti kejang kepada anak saat kejang demam anak
masih berlangsung.
Ya Tidak
22. Pada saat sedang dalam masa kejangnya, saya selalu menegakkan kepala
anak agar pernapasan anak lancar.
Ya Tidak
Lampiran 10. SOP Pemberian Edukasi

SOP
PEMBERIAN EDUKASI
Pemberian edukasi pada adalah usaha atau kegiatan
yang dilakukan untuk memberikan informasi terhadap
masalah kesehatan yang belum diketahui oleh pasien
Pengertian
dan keluarganya, sedangkan hal tersebut perlu
diketahui untuk membantu atau mendukung
penatalaksanaan medis atau tenaga kesehatan lain.
1. Agar pasien mengerti dan memahami masalah
kesehatan yang ada.
2. Meningkatkan pengetahuan dan atau ketrampilan
pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan
yang dialami
3. Membantu pasien dan keluarga dalam
Tujuan
meningkatkan kemampuan untuk mencapai
kesehatan secara optimal
4. Membantu pasien dan keluarga dalam mengambil
keputusan tentang perawatan yang harus dijalani
5. Agar pasien dan keluarga berpartisipasi dalam
proses pelayanan yang diberikan
Edukasi dan informasi di tuangkan didalam sebuah
panduan ( peraturan direktur nomor
Kebijakan 081/PER/DIR/RSSA-SNG/IV/2015 tentang panduan
pemberian informasi dan edukasi )

Prosedur/ 1. Ucapkan salam, petugas memperkenalkan diri


Langkah-langkah 2. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang rencana
pendidikan kesehatan yang akan diberikan sesuai
dengan hasil assessment atau identifikasi
kebutuhan pendidikan kesehatan. Informasi
tersebut meliputi : materi yang akan diberikan,
tujuan diberikan pendidikan kesehatan, tempat dan
lamannya pendidikan kesehatan dilakukan.
3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan:
1) Materi
2) Alat bantu demontrasi (bila
dibutuhkan)
3) Formulir pemberian informasi/edukasi
4) Alat tulis

4. Lakukan pendidikan kesehatan /penyuluhan sesuai


dengan materi yang disiapkan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
pasien dan keluarga.
5. Lakukan pendidikan kesehatan/ penyuluhan
dengan metode yang sesuai dengan topik
pendidikan kesehatan yang akan diberikan. Bila
materi berupa informasi seputar pengetahuan,
pendidikan kesehatan pasien dilakukan dengan
metode presentasi dan diskusi. Bila materi berupa
ketrampilan/ prosedur tindakan (seperti perawatan
payudara, perawatan luka sederhana, dll)
pemberian pendidikan kesehatan dilakukan dengan
metode demonstrasi.
6. Beri kesempatan pasien dan keluarga untuk
bertanya apabila ada materi yang dianggap kurang
jelas
7. Dokumentasikan tindakan pendidikan kesehatan
yang sudah dilakukan dalam lembar informasi dan
edukasi
Referensi Rumah Sakit Sari Asih Sangiang
Lampiran 11. Konsep Pemberian Edukasi

KONSEP PEMBERIAN EDUKASI


Sebagai acuan melaksanakan kegiatan pemberian
Pengertian
edukasi berbasis video animasi
Tujuan Agar kegiatan berjalan dengan efektif
Setting Peneliti, team dan responden dalam satu ruangan
Metode Ceramah, diskusi, tanya jawab (luring)
Susunan Ibu – ibu posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo
4. Pre test dengan memberi kuesioner pada responden
Pedoman 5. Pemberian edukasi berbasis video animasi
Pelaksanaan 6. Post test dengan menguji kuesioner yang telah di
isi responden
Uraian Kegiatan Waktu
Pembukaan 5 menit
Pemberian edukasi berbasis video
animasi
Alur pemberian edukasi :
1. Responden berkumpul menjadi 1
kelompok besar di 1 ruangan
2. Pembagian kuesioner
30 menit
3. Pemutaran video animasi oleh
peneliti
Pemberian edukasi
4. Responden dipersilahkan untuk
berbasis video
mengisi kuesioner
animasi terhadap
5. Responden mengumpulkan hasil
pengaruh dini
kuesioner
demam anak pada
Kegiatan klasifikasi dan evaluasi hasil
ibu
kuesioner responden sesuai dengan
materi video animasi yang diputar
1. Penanganan dini kejang demam
anak
20 menit
2. Penanganan suhu
3. Penanganan posisi
4. Penanganan manajemen demam
5. Prosedur pemberian edukasi
berbasis video animasi
Tanya Jawab 10 menit
Penutup 5 menit
Lampiran 12. Lembar Tabulasi

PENDI PEKE SKOR


NO NAMA USIA DIKA R PRE POST
N JAAN KODE KODE
TEST TEST
1 IN 2 3 1 15 2 16 1
2 AS 2 4 1 14 2 15 2
3 SA 3 2 1 9 3 15 2
4 IK 2 4 1 11 2 20 1
5 LA 2 3 1 12 2 20 1
6 HR 2 4 2 14 2 21 1
7 KI 3 1 1 9 3 18 1
8 CK 1 4 1 10 2 19 1
9 RI 2 3 1 13 2 18 1
10 RP 2 5 3 11 2 19 1
11 KR 2 4 2 16 1 21 1
12 FR 2 3 1 12 2 20 1
13 KO 2 4 2 9 3 16 1
14 NO 2 4 1 11 2 17 1
15 TI 3 1 2 17 1 19 1
16 LE 3 4 2 9 3 15 2
17 SP 2 4 1 10 2 16 1
18 NS 2 3 1 11 2 16 1
19 MI 2 4 2 9 3 15 2
20 HK 2 4 2 11 2 17 1
21 SS 3 2 1 12 2 18 1
22 TK 3 1 1 13 2 19 1
23 BD 2 4 1 15 2 20 1
24 PI 2 2 1 14 2 17 1
25 RM 2 3 1 15 2 20 1
26 EN 2 4 2 12 2 16 1
27 SI 2 4 2 15 2 20 1
28 UM 3 1 1 10 2 17 1
29 YI 2 4 1 15 2 19 1
30 FS 2 2 1 15 2 20 1
Lampiran 13. Hasil Uji Statistik

USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 1 3.3 3.3 3.3
21-29 tahun 22 73.3 73.3 76.6
> 30 tahun 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid TIDAK/BELUM 4 13.3 13.3 13.3
SEKOLAH

SD 4 13.3 13.3 26.7


SMP 6 20.0 20.0 46.7
SMA 15 50.0 50.0 96.7
DIPLOMA/SARJANA 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

PEKERJAAN IBU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid IBU RUMAH TANGGA 20 67.0 67.0 67.0

WIRASWASTA 9 30.0 30.0 97.0


PNS 1 3.0 3.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest * Posttest 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Pretest * Posttest Crosstabulation


Count
Posttest
Baik Cukup Total
Pretest Baik 2 0 2
Cukup 22 1 23
Kurang 2 3 5
Total 26 4 30

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 11.338a 2 .003
Likelihood Ratio 8.603 2 .014
Linear-by-Linear Association 8.440 1 .004
N of Valid Cases 30
a. 5 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .27.
Lampiran 14. Dokumentasi
Lampiran 15. Lembar Konsultasi Skripsi

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Ramadhania Rizki Parawansyah


NIM. : 19.12.2.149.114
Judul Proposal : Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap
Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu ( Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban )
Pembimbing : Kusno Ferianto,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,MM

Masukan
No. Tanggal Tanda Tangan
Pembimbing

1. 25 Agustus 2022 Pengajuan judul

2. 30 Agustus 2022 ACC Judul

3. 17 September 2022 Konsultasi Bab 1 & 2

4. 6 Desember 2022 Konsultasi Bab 1 & 3

5. 4 Januari 2023 Konsultasi Bab 1, 2 & 3

6. 10 Februari 2023 Konsultasi Bab 4

Konsultasi
7. 25 April 2023
Bab 1-4 & lampiran

8. 17 Mei 2023 Konsul Lampian

9. 21 Juli 2023 ACC Poposal

10. 10 Agustus 2023 Revisi Proposal

11. 14 Agustus 2023 Konsultasi Bab 5-7

12. 23 Agustus 2023 ACC Skripsi


Lampiran 16. Lembar Revisi Skripsi

LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Ramadhania Rizki Parawansyah


NIM. : 19.12.2.149.114
Judul Proposal : Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap
Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu ( Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban )
Ketua Penguji : Kusno Ferianto. S.Kep.,Ns.,M.Kep.,MM

No Halaman Masukan Revisi


.
1. Bab 4 Perubahan dalam teknik Sudah direvisi
sampling

Tuban, 7 Agustus 2023


Ketua Penguji

Kusno Ferianto. S.Kep.,Ns.,M.Kep.,MM


NIDN.0705028101
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Ramadhania Rizki Parawansyah


NIM. : 19.12.2.149.114
Judul Proposal : Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap
Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu ( Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban )
Penguji I : Hj. Nurus Safa'ah, SST., M.Kes

No. Halaman Masukan Revisi


1. Judul Konsisten dalam Sudah direvisi
pengambilan judul, harus
sesuai dengan pembahasan
materi.
2. Bab 1 Informasi formal dan Sudah direvisi
nonformal diperkuat
dengan hasil dari berbagai
penelitian.
3. Bab 2 Memakai teori Sudah direvisi
keperawatan

Tuban, 7 Agustus 2023


Penguji 1

Hj. Nurus Safa'ah, SST., M.Kes


NIDN. 0723127503
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Ramadhania Rizki Parawansyah


NIM. : 19.12.2.149.114
Judul Proposal : Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap
Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu ( Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban )
Penguji II : Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep

No. Halaman Masukan Revisi


1. Bab 1 Sistematika penulisan Sudah direvisi

2. Daftar Singkatan Daftar singkatan Sudah direisi


ditambah
3. Bab 3 Daftar asing di cetak Sudah direisi
miring
4. Bab 4 Kode dan skor kuesioner Sudah direvisi
disesuaikan

Tuban, 7 Agustus 2023


Penguji II

Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0705059205
Lampiran 17. Berita Acaa Perbaikan Skripsi

BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Ramadhania Rizki Parawansyah


NIM. : 19.12.2.149.114
Judul Proposal : Pengaruh Edukasi Berbasis Video Animasi Terhadap
Pengetahuan Dini Kejang Demam Anak Pada Ibu ( Di
Posyandu Nusa Indah 7 Kel. Ronggomulyo Tuban )

No. Nama Penguji Tanda Tangan

Kusno Ferianto. S.Kep.,Ns.,M.Kep.,MM


1
NIDN.0705028101

Hj. Nurus Safa'ah, SST., M.Kes


2
NIDN. 0723127503

Mei Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep


3
NIDN. 0705059205

Anda mungkin juga menyukai