Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN 4

( Diagnosa Keperawatan pada Pasien CVA)

DOSEN PENGAMPU: MEI WIDYAWATI S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh :

WIDYA RAINA RAHMADANI


NIM : 19.12.2.149.084
KELAS : B

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
PADA PASIEN CEREBRO VASCULAR ACCIDENT (CVA) ATAU STROKE
1. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral Berhubungan Dengan Oedema Serebral

NO INTERVENSI RASIONAL
.
1. Pantau/cacat status neurologis Mengkaji adanya kecenderungan pada
secara teratur dengan skala koma tingkat kesadaran.
glascow.
2. Pantau tanda” vital terutama Autoregulasi mempertahankan aliran
tekanan darah. darah otak yang konstan.

3. Pertahankan keadaan tirah baring. Aktivitas/ stimulasi yang kontinu dapat


meningkatkan tekanan intra kranial
(TIK).
4. Letakkan kepala dengan posisi Menurunkan tekanan arteri dengan
agak ditinggikan dan dalam posisi meningkatkan drainase dan
anatomis (netral). meningkatkan sirkulasi/ perfusi
serebral.
5. Pertahankan lingkungan tenang, Meningkatkan istirahat dan
sunyi dan pencahayaan redup. menurunkan rangsangan membantu
menurunkan TIK.
6. Berikan obat-obatan sesuai dengan
pesanan :
 Anti hipertensi  Menurunkan tekanan darah
 Anti kaogulan  Mencegah terjadinya trombus
 Terapi intra vena pengganti  Mencegah defisit cairan
cairan dan elektrolit.
 Pelunak feces 
Mencegah obstipasi
 Anti tukak 
Mencegah stres ulcer
 Roborantika 
Meningkatkan daya tahan tubuh
 Analgetika 
Mengurangi nyeri
 Vasodilator perifer 
Memprbaiki sirkulasi darah
otak
REFERENSI : Nanda. (2005-2006). Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika.

2. Gangguan mobilitas fisik berubungan dengan hemiparese/hemiplegia


NO
INTERVENSI RASIONAL
.
1. Ubah posisi klien tiap 2 jam. Menurunkan resiko terjadinya iskemia
jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek
pada daerah yang tertekan.
2. Ajarkan klien untuk melakukan Gerakan aktif memberikan massa, tonus
lahitan gerak aktif pada dan kekuatan otot serta memperbaiki
ekstrimitas yang tidak sakit. fungsi jantung dan pernapasan.
3. Lakukan gerak pasif pada Otot volunter akan kehilangan tonus dan
ekstrimitas dalam posisi kekuatannya bila tidak dilatih untuk
fungsional. digerakkan.
4. Berikan papan kaki pada
ekstrimitas dalam posisi
fungsionalnya.

5. Tinggikan kepala dan tangan.


6. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.
REFERENSI : Lynda Jual C, RENCANA ASUHAN DAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN, EGC, 1999.

3. Kerusakan Komunikasi Verbal Berhubungan Dengan Kerusakan Neuromuskuler


NO. INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat kemampuan klien Perubahan dengan isi kognitif dan bicara
dalanm berkomunikasi merupakan indikator dari derajat
gangguan serebral.

2. Minta klien untuk mengikuti Melakukan penilaian terhadap adanya


perintah sederhana. kerusakan sensorik.

3. Tunjukan objek dan minta pasien Melakukan penilaian terhadap kerusakan


menyebutkan benda tersebut. motorik.

4. Ajarkan klien untuk Bahasa isyarat dapat membantu untuk


berkomunikasi non verbal menyamoaikan isi pesan yang di
(bahasa isyarat) maksud.

5. Konsultasi dengan/ rujuk kepala Untuk mengidentifikasi kekurangan/


ahli terapi wicara. kebutuhan terapi.

REFERENSI : Nanda. (2005-2006). Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika.

4. Gangguan persepsi sensori : perabaan yang berhubungan dengan penekanan pada


saraf sensori.
NO INTERVENSI RASIONAL
.
1. Tentukan kondisi patologis klien Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang
mengalami gangguan, sebagai penetapan
rencana tindakan.
2. Kaji kesadaran sensori, seperti Penurunan kesadaran terhadap sensorik
membedakan panas/dingin, dan perasaan kinetik berpengaruh
tajam/tumpul, posisi bagian terhadap keseimbangan/posisi dan
tubuuh/otot, rasa persendian kesesuaian dari gerakan yang
mengganggu ambulasi, meningkatkan
resiko terjadinya trauma.

3. Berikan stimulasi terhadap rasa Melatih kembali jaras sensorik untuk


sentuhan, seperti memberikan mengintegrasikan persepsi dan
klien suatu benda untuk inteprestasi diri. Membantu klien untuk
menyentuh, meraba. Biarkan mengorientasikan bagian dirinya dan
klien menyentuh dinding atau kekuatan dari daerah yang terpengaruh.
batas-batas lainnya.

4. Lindungi klien dari suhu yang Meningkatkan keamanan klien dan


berlebihan, kai adanya lindungi menurunkan resiko terjadinya trauma.
yang berbahaya. Anjurkan pada
klien dan keluarga untuk
melakukan pemeriksaan terhadap
suhu air dengan tangan yang
normal.
5. Anjurkan klien untuk mengamati Penggunaan stimulasi penglihatan dan
kaki dan tangannya bila perlu dan sentuhan membantu dalam
menyadari posisi bagian tubuh mengintegrasikan sisi yang sakit.
yang sakit. Buatlah klien sadar
akan semua bagian tubuh yang
terabaikan seperti stimulasi
sensorik pada daerah yang sakit,
latihan yang membawa area yang
sakit melewati garis tengah,
ingatkan individu untuk merawat
sisi yang sakit.

6. Hilangkan kebisingan/stimulasi Menurunkan ansietas dan respon emosi


eksternal yang berlenihan. yang berlebihan/kebingungan yang
berhubungan dengan sensori berlebih.

7. Lakukan validasi terhadap Membantu klien untuk mengidentifikasi


persepsi klien. ketidakkonsistenan dari persepsi dan
integrasi stimulus.

REFERENSI : Anna Owen, PEMANTAUAN PERAWATAN KRITIS, EGC, 1997.


5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan Hemipar/Hemiplagi dan kehilangan
kesadaran.
NO INTERVENSI
RASIONAL
.
1. Tentukan kemampuan dan Membantu dalam
tingkat kekurangan dalam mengantisipasi/merencanakan
melakukan perawatan diri. pemenuhan kebutuhan secara individual.

2. Beri motivasi kepada klien untuk Meningkatkan harga diri dan semangat
tetap melakukan aktivitas dan untuk berusaha terus-menerus.
beri bantuan dengan sikap
sungguh.

3. Hindari melakukan ssuatu untuk Klien mungkin menjadi sangat ketakutan


klien yang dapat dilakukan klien dan sangat tergantung dan meskipun
sendiri, tetapi berikan bantuan bantuan yang diberikan bermanfaat
sesuai kebutuhan. dalam mencegah frustasi, adalah penting
bagi klien untuk melakukan sebanyak
mungkin untuk diri sendiri untuk
mempertahankan harga diri dan
meningkatkan pemulihan.

4. Berikan umpan balik yang positif Meningkatkan perasaan makna diri dan
untuk setiap usaha yang kemandirian serta mendorong klien untuk
dilakukannya atau berusahha secara kontiyu.
keberhasilannya

5. Kolaborasi dengan ahli Memberikan bantuan yang mantap untuk


fisioterapi/okupasi mengembangkan rencana terapi dan
mengidentifikasi rencana terapi dan
mengidentifikasi kebutuhan alat
penyokong khusus.

REFERENSI : Susan C.dewit, ESSENTIALS OF MEDICAL SURGICAL


NURSING, W.B SOUNDERS COMPANY, 1998

Anda mungkin juga menyukai