Anda di halaman 1dari 135

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN BODY IMAGE DENGAN


TINGKAT KEBAHAGIAAN PADA MASYARAKAT USIA 18-25
TAHUN DI DESA SARANG MEDURO

Oleh :
FAICATUL ELIYAH

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN BODY IMAGE DENGAN


TINGKAT KEBAHAGIAAN PADA MASYARAKAT USIA 18-25
TAHUN DI DESA SARANG MEDURO

Oleh :
FAICATUL ELIYAH
NIM.19.12.2.149.013

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023

i
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN BODY IMAGE DENGAN
TINGKAT KEBAHAGIAAN PADA MASYARAKAT USIA 18-25
TAHUN DI DESA SARANG MEDURO

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


pada Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Oleh :
FAICATUL ELIYAH
NIM.19.12.2.149.013

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023
PERNYATAAN ORIGINALITAS

ii
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Faicatul Eliyah
NIM : 19.12.2.149.013
Judul : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image Dengan
Tingkat Kebahagiaan pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di
Desa Sarang Meduro

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi


ini adalah hasil karya saya sendiri, didalamnya tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
lembaga pendidikan lainnya. Semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Tuban, 7 Juni 2023

Faicatul Eliyah
19.12.2.149.013

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN BODY IMAGE DENGAN


TINGKAT KEBAHAGIAAN PADA MASYARAKAT USIA 18-25
TAHUN DI DESA SARANG MEDURO

FAICATUL ELIYAH
19.12.2.149.013

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Pada tanggal 14 Juni 2023

Oleh :
Pembimbing

Mokhammad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0722048005

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Faicatul Eliyah
NIM : 19.12.2.149.013
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan
Tingkat Kebahagiaan pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di
Desa Sarang Meduro

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji skripsi
Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Pada tanggal 14 Juni 2023

Panitia Penguji, Tanda Tangan

Ketua : Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep _____________


NIDN. 0718098201

Penguji I : Mokhammad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM _____________


NIDN. 0722048005

Penguji II : Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep _____________


NIDN. 0701049002

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0705028101

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Faicatul Eliyah


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Rembang, 27 Agustus 2001
Alamat : Ds. Bajing jowo, RT. 009 RW. 003, Kec. Sarang,
Kab. Rembang

Riwayat Pendidikan:
1. TK RA YKU Sarang Tahun 2006-2008
2. SD Negeri 3 Sendang Mulyo Tahun 2008-2013
3. MTs Al-Anwar Sarang Tahun 2013-2016
4. MAN 2 Rembang Tahun 2016-2019
5. Mahasiswa IIKNU Tuban Tahun 2019-sekarang

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademika Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban, saya
yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Faicatul Eliyah
NIM : 19.12.2.149.013
Judul : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan
Tingkat Kebahagiaan pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di
Desa Sarang Meduro

Dengan ini pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban Hak Bebas Royalti
Nonekslusif atas karya ilmiah saya yang berjudul:
‘‘Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan Tingkat Kebahagiaan
pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro’’.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Tuban, 8 Juni 2023


Yang Menyatakan

(Faicatul Eliyah)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa


melimpahkan berkat, rahmat, dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body
Image dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa
Sarang Meduro.”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
3. Bapak Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan dan ketua penguji yang telah memberikan saran dan masukan
untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Mokhammad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM selaku Penguji 1 dan
dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penguji 2 yang telah
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Warga masyarakat Desa Sarang Meduro yang bersedia menjadi responden,
terima kasih atas kesediaan dan kerjasamanya.
7. Bapak Sholikhan dan Ibu Niswatun Muajizah terima kasih atas segala doa,
kasih sayang, cinta, nasehat, motivasi, perhatian, dan menjadi kekuatan bagi
penulis dalam segala hal yang tentunya penulis tidak akan dapat
membalasnya.
8. Seluruh rekan-rekan yang saya sayang khususnya yaitu Roichatun Muanisa,
Afid Uchliyah Azmi, Elly Antasa, Vena Nafsiah Rahmah, Febriza Arifatus
Zahro, Lusiana dan teman dari bimbingan bapak nurhadi serta angkatan XI
Progam Studi Sarjana Ilmu Keperawatan yang telah memberikan saran dan
kritik dalam pembuatan skripsi ini.
9. Serta semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap semoga
tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pembaca.

Tuban, 8 Juni 2023

Faicatul Eliyah

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
Lembar Persyaratan Gelar.......................................................................................ii
Lembar Pernyataan Originalitas.............................................................................iii
Lembar Persetujuan Pembimbing...........................................................................iv
Lembar Pengesahan Penguji....................................................................................v
Daftar Riwayat Hidup.............................................................................................vi
Lembar Persetujuan Publikasi...............................................................................vii
Kata Pengantar......................................................................................................viii
Daftar Isi.................................................................................................................ix
Lembar Tabel..........................................................................................................xi
Daftar Gambar......................................................................................................xiii
Daftar Singkatan dan Lambang............................................................................xiv
Daftar Lampiran....................................................................................................xvi
Abstrak.................................................................................................................xvii
Abstract...............................................................................................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................7
1.4.1 Tujuan Umum..............................................................................................7
1.4.2 Tujuan Khusus.............................................................................................7
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................7
1.5.1 Manfaat Teoritis...........................................................................................7
1.5.2 Manfaat Praktis............................................................................................8
1.6 Ruang Lingkup.............................................................................................8
1.7 Riset Pendukung/ Keaslian Penelitian..........................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Konsep Teori Kebahagiaan.............................................................12
2.1.1 Teori Kebahagiaan.....................................................................................12
2.1.2 Sistem Model Teori kebahagiaan...............................................................12
2.2 Konsep Dasar Kebahagiaan.......................................................................13
2.2.1 Definisi Kebahagiaan.................................................................................13
2.2.2 Aspek-aspek Kebahagiaan.........................................................................14
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan.................................................16
2.2.4 Ciri-ciri Kebahagiaan.................................................................................20
2.3 Konsep Dasar Tingkat Pendidikan.............................................................21
2.3.1 Definisi Tingkat Pendidikan......................................................................21
2.3.2 Indikator Tingkat Pendidikan.....................................................................22
2.3.3 Faktor yang mempengaruhi pendidikan.....................................................24
2.4 Konsep Dasar Body Image.........................................................................27
2.4.1 Pengertian Body Image...............................................................................27
2.4.2 Komponen Body Image..............................................................................29

ix
2.4.3 Aspek-aspek dalam Body Image................................................................30
2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body image........................................32
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian................................................................33
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual...............................................................34
3.3 Hipotesis Penelitian....................................................................................34
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian........................................................................................35
4.2 Populasi dan Sampel..................................................................................36
4.2.1 Populasi Penelitian.....................................................................................36
4.2.2 Sampel Penelitian.......................................................................................36
4.2.3 Besar sampel..............................................................................................37
4.2.4 Teknik Sampling........................................................................................37
4.3 Kerangka Operasional................................................................................38
4.4 Variabel Penelitian.....................................................................................39
4.4.1 Variabel Independen..................................................................................39
4.4.2 Variabel Dependen.....................................................................................39
4.5 Definisi Operasional...................................................................................39
4.6 Instrumen Penelitian...................................................................................41
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................43
4.7.1 Lokasi Penelitian........................................................................................43
4.7.2 Waktu Penelitian........................................................................................44
4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data.........................................44
4.9 Analisa Data...............................................................................................45
4.10 Etika Penelitian..........................................................................................51
4.10.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)...................................................50
4.10.2 Anonimity (Tanpa Nama)...........................................................................50
4.10.3 Confidentiality (Kerahasiaan)....................................................................50
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
5.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian...................................................................51
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...............................................53
5.1.3 Data Khusus Responden.............................................................................55
5.2 Analisa Data...............................................................................................58
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Penelitian...............................................................................60
6.1.1 Identifikasi Tingkat Pendidikan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di
Desa Sarang Meduro..................................................................................60
6.1.2 Identifikasi Body Image Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa
Sarang Meduro...........................................................................................62
6.1.3 Identifikasi Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di
Desa Sarang Meduro..................................................................................65
6.1.4 Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan Tingkat
Kebahagiaan...............................................................................................68
6.2 Keterbatasan Penelitian..............................................................................72
BAB 7 KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan................................................................................................73

x
7.2 Saran...........................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................74
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel 1.1 Riset Pendukung Hubungan Tingkat Pendidikan dan


Body Image Dengan Tingkat Kebahagiaan Pada
Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang 8
Meduro………………………………………………..
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pendidikan
dan Body Image Dengan Tingkat Kebahagiaan Pada
Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro 41
………………………………………………..
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Pada Masyarakat di Desa Sarang Meduro.……………. 54
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa
Sarang Meduro……………..………………………….. 54
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa
Sarang Meduro Tahun 2023. ……………………. 55
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang
Meduro.………………………………………………... 55
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada
Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang
Meduro………………………………………………… 56
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Body Image Pada Masyarakat
Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023. 56
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebahagiaan Pada
Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro.
…………………………………………......... 57
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan dan Body
Image dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat
Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro.…………… 57

xii
DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat


Pendidikan dan Body Image Dengan Tingkat
Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun
di Desa Sarang Meduro. 34
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Hubungan Tingkat
Pendidikan dan Body Image Dengan Tingkat
Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun
di Desa Sarang Meduro. 39

xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar Singkatan
BPS : Badan Pusat Statistik
DIE : Doktor Ilmu Ekonomi
Dr : Doktor
Ds : Desa
H : Haji
IIKNU : Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama
Kaprodi : Ketua Program Studi
Kab : Kabupaten
Kec : Kecamatan
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
M.Kep : Magister Keperawatan
M.Kes : Magister Kesehatan
MAN : Madrasah Aliyah Negeri
MBSRQ : Multidimensional Body Self Relaltions Questionnare
MTs : Madrasah Tsanawiyah
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
No : Nomor
Ns : Ners
OHQ : The Oxford Happiness Questionnaire
PBB : Badan Perserikatan Bangsa-bangsa
PHK : Putusan Hubungan Kerja
Prodi : Program Studi
PT : Perguruan Tinggi
RA : Raudhatul Athfal
RI : Republik Indonesia
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
S.Kep : Sarjana Keperawatan
SPTK : Survei pengukuran tingkat kebahagiaan
TK : Taman Kanak-kanak
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat
SPSS : Statistical Package for Social Sciences
UNDP : United nation development programme
UU : Undang-Undang
WHO : World Health Organization
YKU : Yayasan Kemaslahatan Umat

xiv
Daftar Lambang
. : Titik
, : Koma
: : Titik dua
; : Titik koma
- : Tanda hubung
“ : Tanda petik
( : Kurung buka
) : Kurung tutup
& : Dan
‘ : Koma atas
% : Prosentase
/ : Garis miring
? : Tanda tanya
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Tanda panah
K : Subjek
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikansi
= : Sama dengan
÷ : Pembagian
+ : Tambah
≤ : Kurang dari atau sama dengan
≥ : Lebih dari atau sama dengan
> : Lebih dari
< : Kurang dari
× : Kali
R : Range
I : Interval
X2 : Nilai khai-kuadrat hasil perhitungan
A : Objek yang menampilkan jawaban dari positif menjadi negatif
D : Objek yang menampilkan jawaban dari negatif menjadi positif

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Persetujuan Responden
Lampiran 4 Kuesioner Tingkat Pendidikan
Lampiran 5 Kuesioner Body Image
Lampiran 6 Kuesioner Tingkat Kebahagiaan
Lampiran 7 Surat Permohonan Survei Awal
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 10 Sertifikat Uji Etik
Lampiran 11 Sertifikat TOEFL
Lampiran 12 Lembar Tabulasi Data Umum dan Data Khusus
Lampiran 13 Hasil Uji Statistik
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 16 Lembar Revisi Skripsi
Lampiran 17 Berita Acara Perbaikan Skripsi

xvi
ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN BODY IMAGE DENGAN


TINGKAT KEBAHAGIAAN PADA MASYARAKAT USIA 18-25
TAHUN DI DESA SARANG MEDURO

Faicatul Eliyah1, Mokhammad Nurhadi2


1,2
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
E-mail : faichatuleliyah@gmail.com

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang ditentukan oleh suatu


lembaga atau pemerintah berdasarkan tingkat perkembangan seseorang. Dimana terdapat
beberapa tingkatan pendidikan seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah,
pendidikan tinggi dengan membedakan tingkat pemahaman, pengetahuan dan
perkembangannya. Didalam Body image memiliki lima indikator yaitu evaluasi
penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi
gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh. Pada Usia 18-25 tahun menjadi masa dimana
individu mulai berani mengambil keputusan dan mencari tujuan kehidupan supaya dapat
menciptakan kebahagiaan. Kebahagiaan memiliki tujuh indikator yaitu kepuasan terhadap
hidup, efikasi, ramah dan empati, pandangan yang positif, kesejahteraan, kegembiraan,
serta harga diri (perasaan layak terhadap diri sendiri).
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimen
dengan desain analitik kolerasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat usia 18-25 tahun sebanayk 250 responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan simple random
sampling, jadi total sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 154 masyarakat
usia 18-25 tahun. Metode pengumpulan data dari variabel tingkat pendidikan, body image
dan tingkat kebahagiaan dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian yang dilakukan setelah di analisis menggunakan uji spearman’s
dengan tingkat kemaknaan α=<0,05 diperoleh nilai ρ =(0.000<0.05) dengan koefisien
korelasi sebesar r=0.327 dan r=0.418 yang menunjukkkan hubungan antara kedua
variabel tersebut termasuk dalam kategori cukup dengan arah yang positif. Berdasarkan
hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan dan body image dengan tingkat kebahagian pada masyarakat usia 18-25 tahun
di Desa Sarang Meduro.
Kata kunci : Body Image, Masyarakat usia 18-25 tahun, Tingkat Kebahagiaan,
Tingkat Pendidikan

xvii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION LEVEL AND BODY
IMAGE AND HAPPINESS LEVEL IN COMMUNITIES 18-25 YEARS OLD
IN SARANG MEDURO VILLAGE

Faicatul Eliyah1, Mokhammad Nurhadi2


1,2
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
E-mail : faichatuleliyah@gmail.com

The level of education is the level of education determined by an institution or


government based on a person's level of development. Where there are several levels of
education such as basic education, secondary education, higher education by
differentiating the level of understanding, knowledge and development. Body image has
five indicators, namely appearance evaluation, appearance orientation, satisfaction with
body parts, anxiety about getting fat, and body size categorization. At the age of 18-25
years is a time when individuals begin to dare to make decisions and seek life goals in
order to create happiness. Happiness has seven indicators, namely satisfaction with life,
efficacy, friendliness and empathy, a positive outlook, well-being, joy, and self-esteem
(feeling worthy of oneself).
This type of research is a non-experimental quantitative research with a
correlation analytic design using a cross sectional approach. The population in this study
were people aged 18-25 years, totaling 250 respondents. The sampling technique used
probability sampling with simple random sampling, so the total sample taken in this
study was 154 people aged 18-25 years. Methods of collecting data from the variable
level of education, body image and level of happiness by using a questionnaire.
The results of the research conducted after being analyzed using the Spearman's
test with a significance level of α=<0.05 obtained the value of ρ =(0.000<0.05) with a
correlation coefficient of r=0.327 and r=0.418 which shows the relationship between the
two variables is included in the moderate category in a positive direction. Based on the
results of the data analysis, it can be concluded that there is a relationship between
education level and body image with the level of happiness in people aged 18-25 years in
Sarang Meduro Village.

Keywords: Body Image, Education Level, Happiness Level, People aged 18-25 years

xviii
xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebahagiaan adalah awal dari kesejahteraan di dunia. Hal ini dicetuskan

oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 28 juni 2012 dengan menjadikan

kebahagiaan sebagai resolusi utama dalam tujuan asasi manusia (Augustiya et al.,

2020). PBB dalam laporan World Happines Report menyampaikan bahwa

Finlandia menjadi negara paling bahagia di dunia dalam 5 tahun berturut-turut,

bertepatan pada hari kebahagiaan sedunia yaitu 20 Maret 2022. Seorang psikolog

asal Finlandia, Frank Martela mengukur indikator kebahagiaan penduduk

Finlandia melalui tingkat kepuasan hidup berupa kualitas hidupnya yaitu mereka

tidak membandingkan diri dengan tetangga, tidak mengabaikan manfaat alam,

tidak memutus lingkaran kepercayaan sesama warga, pendapatan perkapita yang

tinggi dan angka korupsi yang rendah. Hal tersebut sesuai dengan definisi

kebahagiaan yang disampaikan oleh Hills dan Argyle (2002) dalam (Augustiya et

al., 2020) bahwa kebahagiaan adalah suatu hal yang sering dirasakan oleh

individu yang ditandai dengan emosi positif berupa kegembiraan serta kepuasan

terhadap diri dan kehidupannya. Sementara ketidakbahagiaan mempunyai makna

yang tidak baik tentang diri sendiri maupun kepada orang lain dan merasa kurang

puas terhadap hidupnya (Hurlock, 1997) dalam (Masloman, 2021).

Ketidakbahagiaan juga bisa berdampak terhadap kurangnya penyesuaian diri baik

secara pribadi maupun sosial. Berdasarkan survey awal pada 3 september 2022

untuk mengetahui kondisi kebahagiaan masyarakat Desa Sarang Meduro dimana

1
2

peneliti melakukan survey kepada 10 responden. Ketika diberi rentang penilaian

angka 1-10 untuk menggambarkan kebahagiaan mereka, hasil menunjukkan 6

responden memilih angka 8 yang artinya bahagia. Dari data tersebut didapatkan

alasan mereka bahagia adalah ketika bisa berkumpul dengan orang yang mereka

cintai seperti keluarga, teman dan sebagainya, mendapatkan apa yang diinginkan

dan dibutuhkan, dengan kata lain memiliki kepuasan hidup. Sementara 4

responden lainnya memilih angka 5 yang artinya kurang bahagia, alasan merasa

kurang bahagia yaitu ketika belum bisa memenuhi kebutuhan dan keinginannya,

ketika salah satu keluarga meninggal dunia. Ada juga yang mengatakan karena

merasa kurang puas terhadap bentuk fisiknya tidak memenuhi ideal, dengan kata

lain mereka memiliki kepuasan hidup yang rendah. Berdasarkan data tersebut

peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat Desa Sarang Meduro dalam memaknai

kebahagiannya ketika telah mencapai kepuasan hidup.

Hasil riset United nation development programme (UNDP) pada tahun

2012 menunjukkan mengenai indeks pembangunan Indonesia menduduki

peringkat 111 dari 182 negara. Hal demikian juga terjadi pada indeks

kebahagiaan, Indonesia menduduki peringkat yang masih relatif di bawah negara

asia lainnya. Menurut World happiness report pada tahun 2020 menjelaskan

bahwa indeks kebahagiaan Indonesia berada pada peringkat 84 dari 153 negara,

sedangkan Singapura di peringkat 31, Filipina peringkat 52, Thailand peringkat

54, dan Malaysia peringkat 82 (Fitriah & Psikologi, 2020). Hal ini dukur dari

beberapa indikator yaitu angka korupsi di Indonesia yang tinggi, pendapatan

perkapita yang masih rendah, dan bantuan sosial yang menyebabkan Indonesia
3

mengalami peringkat rendah. Menurut data BPS tahun 2018 usia produktif

penduduk di Indonesia diperkirakan mencapai 185,34 juta jiwa. Jika dibandingkan

dengan presentase penduduk keseluruhan, maka persentasenya sebanyak 68,75%.

Sedangkan indeks kebahagiaan di Indonesia pada usia produktif berada dibawah

rata-rata indeks nasional yaitu 69,81 dari rata-rata 70,69 (Fitriah & Psikologi,

2020). Hasil riset data BPS pada tahun 2021 indeks kebahagiaan di jawa tengah

dari total keseluruhan penduduk presentasenya mencapai 71,73% (BPS, 2021).

Berdasarkan data dari Dindukcapil Kabupaten Rembang 2021 jika ditinjau dari

jumlah penduduknya, kecamatan sarang memiliki jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan keseluruhan 63.148 jiwa penduduk mencapai 100%, sedangkan desa

sarang meduro memiliki total keseluruhan penduduk 3074 jiwa mencapai 4,71%

(BPS, 2022).

Permasalahan tingkat kebahagiaan dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal

dan faktor internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan adalah

Pernikahan, kehidupan sosial, agama, kesehatan, gender, emosi positif, usia, uang,

iklim, ras, dan pendidikan (Seligman, 2002) dalam (Dahlia, Safarina, 2022). Chen

(2012) dalam (Saputri & Pierewan, 2018) menemukan bukti empiris bahwa

pendidikan dikombinasikan dengan kemampuan untuk membentuk hubungan

yang lebih luas secara positif dapat mempengaruhi kebahagiaan. Cunado dan

Grecia (2012) dalam (Saputri & Pierewan, 2018) mengidentifikasi dampak

langsung dan tidak langsung dari pendidikan terhadap kebahagiaan. Dampak

langsungnya adalah peningkatan rasa percaya diri dan kesenangan memperoleh

ilmu. Dampak tidak langsung dapat dilihat dari pengaruh pendidikan terhadap
4

peluang pekerjaan yang lebih tinggi, kehidupan yang lebih baik, pendapatan yang

diharapkan lebih baik, dan kesehatan yang lebih baik. Blachflower dan Oswald

(1994) dalam (Saputri & Pierewan, 2018) menunjukkan bahwa pendidikan dapat

membuat kualitas pekerjaan menjadi lebih menarik, dan pendidikan yang lebih

tinggi dapat membuat seseorang menemukan pekerjaan yang baik untuk mencapai

penerimaan atau pendapatan yang lebih tinggi. Hal tersebut menciptakan

peningkatan terhadap kebahagiaan. Jika pendapatan masih merupakan unsur

penting dalam menentukan tingkat kebahagiaan, semakin tinggi pendidikannya

maka akan semakin tinggi pendapatan dan kebahagiannya (Saputri & Pierewan,

2018).

Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi kebahagiaan meliputi

kebersyukuran, kepuasan pada masalalu dan masa sekarang. Kepuasan terhadap

diri sendiri tanpa memikirkan prespektif orang lain terhadap diri sendiri

merupakan salah satu faktor munculnya kebahagiaan. Secara tidak langsung

penilaian masyarakat mengenai diri sendiri akan berdampak pada terciptanya

keinginan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain, sehingga

menimbulkan sesuatu yang disebut body image (Maulani, 2019). Ketika seseorang

mulai membandingkan dirinya dengan orang lain maka akan terbentuk standart

ideal dan membuat orang tersebut akan terlihat sempurna ketika mampu mencapai

standart yang telah diciptakan. Jika tidak mampu mencapai standart ideal,

seseorang akan merasa kurang puas terhadap bentuk tubuhnya sehingga

menimbulkan body image yang negatif. Dan hal ini mendorong seseorang untuk

melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki penampilannya, sehingga


5

menyebabkan seseorang kehilangan penilaian positif mengenai dirinya dan

menurunkan rasa percaya diri bahkan sampai menimbulkan kecemasan,

kekhawatiran, depresi dan lain sebagainya. Oleh sebab itu body image dapat

mempengaruhi terhadap tingkat kebahagiaan seseorang karena perasaan kurang

puas tersebut (Maulani, 2019).

Kebahagiaan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat. Untuk

memperoleh kebahagiaan maka seseorang membutuhkan kepuasan hidup.

Kepuasan hidup diperlukan untuk memperbaiki kualitas hidup dengan memahami

faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan. Salah satu faktornya adalah

tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh individu

diharapkan mampu untuk bisa memotivasi diri supaya dapat lebih belajar dalam

menyesuaikan diri dan menerima keadaan yang dimiliki, sehingga bisa

menciptakan kepuasan hidup dan meningkatkan kebahagiaan. Selain itu, body

image juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan. Individu

yang memiliki body image positif akan lebih mampu untuk merasa percaya diri,

nyaman, dan bahagia dengan kondisi tubuhnya. Oleh karena itu, edukasi

masyarakat untuk mengembangkan body image positif perlu dilaksanakan supaya

masyarakat bukan hanya berfokus pada penampilan fisik, namun juga kesehatan

tubuh untuk meningkatkan kebahagiaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pendidikan dan

Body Image dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 tahun di

Desa Sarang Meduro Kec. Sarang Kab. Rembang.

1.2 Identifikasi Masalah


6

Berdasarkan survey awal pada 3 september 2022 untuk mengetahui

kondisi kebahagiaan masyarakat Desa Sarang Meduro dimana peneliti melakukan

survey kepada 10 responden. Ketika diberi rentang penilaian angka 1-10 untuk

menggambarkan kebahagiaan mereka, hasil menunjukkan 6 responden memilih

angka 8 yang artinya bahagia. Dari data tersebut didapatkan alasan mereka

bahagia adalah ketika bisa berkumpul dengan orang yang mereka cintai seperti

keluarga, teman dan sebagainya, mendapatkan apa yang diinginkan dan

dibutuhkan, dengan kata lain memiliki kepuasan hidup. Sementara 4 responden

lainnya memilih angka 5 yang artinya kurang bahagia, alasan merasa kurang

bahagia yaitu ketika belum bisa memenuhi kebutuhan dan keinginannya, ketika

salah satu keluarga meninggal dunia. Ada juga yang mengatakan karena merasa

kurang puas terhadap bentuk fisiknya tidak memenuhi ideal, dengan kata lain

mereka memiliki kepuasan hidup yang rendah. Berdasarkan data tersebut peneliti

menyimpulkan bahwa masyarakat Desa Sarang Meduro dalam memaknai

kebahagiannya ketika telah mencapai kepuasan hidup. Ketidakbahagiaan

mempunyai makna yang tidak baik tentang diri sendiri maupun kepada orang lain

dan merasa kurang puas terhadap hidupnya (Hurlock, 1997) dalam (Masloman,

dkk., 2021). Ketidakbahagiaan juga bisa berdampak terhadap kurangnya

penyesuaian diri baik secara pribadi maupun sosial. Untuk itu dibutuhkan

kepuasan hidup untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dapat

dirumuskan suatu masalah yakni “Apakah Ada Hubungan Tingkat Pendidikan dan
7

Body Image dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 tahun di

Desa Sarang Meduro?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan

dan Body Image dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Mayarakat Usia 18-25 tahun

di Desa Sarang Meduro.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pendidikan pada masyarakat usia 18-25 tahun di

Desa Sarang Meduro.

2. Mengidentifikasi body image pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa

Sarang Meduro.

3. Mengidentifikasi tingkat kebahagiaan pada masyarakat usia 18-25 tahun di

Desa Sarang Meduro.

4. Menganalisis hubungan tingkat pendikan dan body image dengan tingkat

kebahagiaan pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa Sarang Meduro.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis


8

Menambah informasi dalam mengenali hubungan tingkat pendidikan dan

body image dengan tingkat kebahagiaan.


9

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Untuk dapat mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan body image

dengan tingkat kebahagiaan pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa

Sarang Meduro.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat memberikan informasi atau sebagai bahan kajian

pustaka bagi peneliti selanjutnya

3. Bagi Responden

Meningkatkan pengetahuan, informasi, dan pemahaman bagi responden

tentang bagaimana mendampingi masyarakat usia 18-25 tahun dalam

menciptakan kebahagiaan, khususnya yang berkaitan dengan tingkat

pendidikan, dan body image.

1.6 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu keperawatan jiwa komunitas.

1.7 Riset Pendukung/ Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Riset Pendukung Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image
dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 tahun di
Desa Sarang Meduro.
No. Judul Penulis Tahun Desain Sampling Instrumen
1 Analisis Wika Rintan 2018 Kuantitatif Probabilit Kuesioner
Hubungan Saputri dan deskriptif y sampling
Tingkat Adi Cilik
Pendidikan Pierewan
Terhadap
Kebahagiaan
Rumah Tangga
10

No. Judul Penulis Tahun Desain Sampling Instrumen


Keluarga
Masyarakat
Indonesia
2 Body Image dan Firma Aulia 2019 Kuantitatif Kuota Kuesioner
Tingkat Maulani asosiatif sampling
Kebahagiaan (2019) hubungan
pada Wanita korelasi
Dewasa Awal
Firma Aulia
Maulani
3 Hubungan Antara Vina Rizqi 2020 kuantitatif Probabilit Kuesioner
Optimisme Fauziyah y sampling
Dengan
Kebahagiaaan
Pada Usia
Dewasa Awal
4. Potret Wise 2022 Deskriptif Purposive Human
Kebahagiaan Harumi, Kualitatif sampling instrument
Negara-Negara di Nasri
Dunia Bachtiar
5. Hubungan Body Rezfia 2019 Kuantitatif Purposive Kuesioner
Image dengan Pranesya, sampling
Diet Tidak Sehat Endah Korelasion
Nawangsih al

6. The Bingah Tasya 2020 Kuantitatif Purposive Kuesioner


Scale: A Agustiya, sampling
Development of Ayu Lestari,
the Happiness Heru
Measurement Budiman,
Scale in the Raissa
Sundanese Maharani,
Mita
Anggraini
7. Are Adolescent Rsa 2019 Kuantitatif Simple Kuesioner
Body Image Jankauskiene Cross- random
Concers , Migle sectional sampling
Associated with Baceviene,
Health- Simona
Compromising Pajaujiene,
Physical Activity Dana Badau
Behaviours
8. Prospective Jordan E. 2022 Observasi Consecuti Kuesioner
Relationships Parker, Craig onal ve
Between Skin K. Enders,
11

No. Judul Penulis Tahun Desain Sampling Instrumen


Color Mahasin S. Analitik sampling
Satisfaction, Mujahid,
Body Barbara A.
Satisfaction, and Laraia,
Binge Eating in Elissa S.
Black Girls Epel, A
Janet,
Tomiyama
9. Social Media Barbara 2021 Observasi Analisis Kuesioner
Use and Body Jiotsa, onal Statistik
Image Disorders: Benyamin Transversa deskriptif
Association Naccase, l
between Melani
Frequency of Duval,
Comparing Bruno
One’s Rocher,
OwnPhysical Marie Grall
Appearance to Bronnec
That of People
Being Followed
on Social Media
and Body
Dissatisfaction
and Drive for
Thinnes
1 Adolescents‘ Elizabeth 2018 Kuantitatif Cluster Kuesioner
0. Sexual Wellbeing Kemigisha, Cross- random
in Southwestern Viola N. sectional sampling
Uganda: A Nyakato,
Cross-Sectional Katharine
Assessment of Bruce, Gad
Body Image, Ndaruhutse
Self-Esteem and Ruzaaza,
Gender Wendo
Equitable Norms Mlahagwa,
Anna B.
Niinsima,
GillyCoene,
Els Leye,
Kristien
Michielsien
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Konsep Teori Kebahagiaan

2.1.1 Teori Kebahagiaan

Teori kebahagiaan menurut Easterlin (1974) dalam (Harumi & Bachtiar,

2022) menjelaskan mengenai munculnya Set Point Theory dalam psikologi.

Kemunculan dari tingkat kebahagiaan atau set point yang dipengaruhi oleh

beberapa peristiwa kehidupan seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, dan

pernikahan. Selain itu, munculnya perbandingan sosial (sosial comparison),

kualitas hidup seseorang akan ternilai secara relatif dan secara tidak absolut yaitu

dengan membandingkan dengan orang lain. Saat seseorang memperoleh

pendapatan/gaji tidak akan secara langsung meningkatkan kebahagiaannya karena

dia akan membandingkan pendapatannya dengan orang lain. (Easterlin &

O’Connor, 2020) dalam (Harumi & Bachtiar, 2022). Veenhoven (1998) membagi

kebahagiaan menjadi tiga yaitu (1) cognitive theory, (2) affective theory dan (3)

set point theory. (Harumi & Bachtiar, 2022).

2.1.2 Sistem Model Teori kebahagiaan

Teori kebahagiaan dibagi menjadi tiga yaitu (Veenhoven, 1998) dalam

(Harumi & Bachtiar, 2022) :

1. Teori kognitif (cognitive theory), kebahagiaan merupakan produk

pemikiran dan refleksi manusia atas perbedaan antara apa yang sebenarnya

dan seharusnya. Kebahagiaan tidak dapat dihitung, tetapi dapat diketahui.

12
13

2. Teori afektif (affective theory), kebahagiaan merupakan refleksi manusia

mengenai seberapa baik kehidupannya secara umum. Jika orang merasa

baik di sebagian besar hidupnya maka ia semestinya bahagia.

3. Teori Set Point (set-point theory), kebahagiaan adalah sesuatu yang sudah

diprogam oleh seseorang dan tidak berkaitan dengan bagaimana hidup

seseorang, kebahagiaan dipengaruhi oleh sifat atau karakter (personal

trait), genetika dan budaya. Orang akan berupaya untuk mempertahankan

tingkat kebahgaiaan yang nyaman baginya (comfortable level). (Rahayu,

2016) dalam (Harumi & Bachtiar, 2022).

2.2 Konsep Dasar Kebahagiaan

2.2.1 Definisi Kebahagiaan

Secara etimologis kebahagiaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu bagja

yang artinya kesenangan, kekayaan, jadi kebahagiaan diartikan sebagai keadaan

senang, tentram, di luar semua masalah tersebut. Jadi, kebahagiaan mengacu pada

keadaan sejahtera yang dicirikan oleh keadaan yang relatif stabil disertai dengan

keadaan emosi yang umumnya bahagia yang bervariasi dari sekadar preferensi

hingga menikmati hidup berdasarkan keinginan alami. Pengertian bahagia dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan atau perasaan senang dan tentram,

bebas dari segala masalah di dunia dan dunia lain, bahagia juga berarti kehidupan

yang penuh dengan kebahagiaan. Berdasarkan pengertian tersebut, kebahagiaan

adalah perasaan ketika seseorang merasa nyaman dan betah, tenang dan riang

(Munajah, 2018).
14

Diener (2000) dalam (Harumi & Bachtiar, 2020) mengemukakan bahwa

kebahagiaan adalah kepuasan dalam hidup, dimana kebahagiaan itu adalah tujuan

dalam hidup individu. Kebahagiaan juga dapat dinilai dari evaluasi kehidupan

(life situation) yang individu rasakan terhadap suatu aspek kehidupan maupun

kehidupannya secara menyeluruh dengan mempertimbangkan (affect) yang

mengalami pengalaman emosional, dan berkembang secara penuh

(flourishing/eudaimonic) yang mengacu pada fungsi psikologi individu yang bisa

berjalan dengan baik (Dewi, 2020) dalam (Harumi & Bachtiar, 2020)

Sedangkan menurut Hills dan Argyle (2002) dalam (Prastiwi, 2021)

kebahagiaan terdiri dari komponen afektif dan kognitif. Kebahagiaan merupakan

gambaran individu tentang penilaian terhadap kondisi dirinya yang ditandai

dengan munculnya rasa positif terhadap diri dan kehidupannya, serta tidak

ditandai dengan emosi negatif dengan munculnya kepuasan terhadap seluruh

kehidupannya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

kebahagiaan adalah penilaian individu terhadap keadaannya sendiri, ditandai

dengan perasaan positif tentang dirinya dan kehidupannya, bukan gejala yang

menunjukkan perasaan negatif, dan kepuasan dengan kehidupan secara

keseluruhan.

2.2.2 Aspek-aspek Kebahagiaan

Berdasarkan analisis faktor Hills dan Argyle (2002) dalam (Prastiwi,

2021) tentang konstruk kebahagiaan. Diketahui tujuh aspek yang dapat digunakan

untuk mengukur kebahagiaan, yaitu dengan melihat indikator:


15

1. Kepuasan terhadap hidup (Satisfaction with life), yaitu perasaan puas terhadap

kehidupan individu. Kepuasan hidup adalah suatu keadaan yang dimiliki oleh

orang-orang yang memiliki semangat hidup dan kemampuan menyesuaikan

diri dengan berbagai perubahan kondisi di dalam dan di sekitar mereka.

Kepuasan hidup dapat terjadi ketika suatu harapan atau cita-cita terwujud.

2. Efikasi (Efficacy), yaitu keyakinan pada individu bahwa ia mampu atau pantas

untuk mencapai dan memperoleh sesuatu. Individu mampu menyelesaikan

sesuatu atau menghadapinya dan mengatasi hambatan untuk mencapainya.

3. Ramah dan empati (Sociability/ Empathy), yaitu kemampuan membentuk

hubungan sosial yang hangat dan menunjukkan rasa empati. Sikap ramah

terhadap kehidupan sosial di lingkungannya adalah individu yang tahu

bagaimana berperilaku baik dalam tatanan norma sosial, mampu menciptakan

kedekatan dan keharmonisan sosial, yang berdampak positif terhadap

lingkungan. Sedangkan empati merupakan proses individu untuk dapat

merasakan emosi orang lain dan memahami makna dari emosi tersebut.

Kemudian dia dapat menunjukkan melalui perilakunya bahwa seseorang

sangat memahami perasaan orang lain. Selain itu, empati merupakan sikap

yang dapat menyampaikan dengan baik penerimaan dan pengertian terhadap

perasaan orang lain. Empati lebih menekankan pada suasana yang dapat

memelihara dan bersama orang lain.

4. Pandangan yang positif (Positive outlook), yaitu individu memiliki pandangan

positif pada segala sesuatu. Pikiran dan perspektif positif dapat membawa

kebahagiaan, kegembiraan, kesehatan, dan kesuksesan dalam situasi dan


16

aktivitas apapun. Perkembangan pikiran positif dapat dibangun dengan pikiran

positif. Dengan demikian, pola pikir yang sehat mampu memberikan hal-hal

yang positif dan produktif bagi dirinya sendiri.

5. Kesejahteraan (Well-being), yaitu rasa tenteram dan sejahtera. Kesejahteraan

adalah keadaan pikiran yang positif, yaitu. Kemampuan untuk menerima

keadaan diri sendiri dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam diri

sendiri. Kesejahteraan hidup dapat dirasakan ketika seseorang dapat menerima

kondisi dan lingkungannya sedemikian rupa sehingga dapat merasakan

dampak positif berupa kepuasan yang dapat berujung pada kebahagiaan.

6. Kegembiraan (Cheerfulness) adalah perasaan senang atau gembira. Keadaan

emosional seseorang yang memperoleh kegembiraan dan kesenangan dari

sesuatu yang dialami dalam hidupnya.

7. Harga diri (Self esteem), yaitu perasaan bahwa dirinya berharga atau layak

dihormati. Harga diri adalah evaluasi positif atau negatif yang berkaitan

dengan harga diri seseorang. Orang dengan harga diri positif lebih mampu

mengalami kebahagiaan daripada orang dengan harga diri negatif.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Seligman (2002) dalam (Maulidya, dkk., 2022) mengemukakan bahwa ada

dua faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, yaitu:

1. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan yaitu:

1) Pernikahan

Menurut Pusat Riset Opini Nasional Amerika Serikat, mengemukakan

bahwa seseorang yang menikah mempengaruhi besar pendapatan dan


17

lamanya usia baik laki-laki maupun perempuan. Namun bagi seseorang

yang mengalami pernikahan yag tidak harmonis mempunyai tingkat

kebahagiaan yang lebih rendah dibandingkan seseorang yang belum

menikah atau bercerai (Nurhidayati, 2020).

2) Kehidupan sosial

Orang yang sangat bahagia menghabiskan paling sedikit waktu sendirian

dan kebanyakan dari mereka bersosialisasi. Peningkatan sosialisasi inilah

yang menjelaskan hasil positif pada pernikahan, karena lebih banyak orang

sosial (yang juga lebih bahagia) lebih mungkin untuk menikah. Oleh karena

itu, kemungkinan besar kehidupan sosial (dan pernikahan) yang kaya

membuat orang bahagia (Nurhidayati, 2020)

3) Agama

Agama akan membentuk harapan akan masa depan dan makna dalam hidup

akan tercipta. Hubungan antara kepercayaan beragama dengan harapan

mengenai masa depan adalah sumber dari bagaimana keimanan sangat

efektif terhadap keputusasaan dan kebahagiaan yang meningkat

(Nurhidayati, 2020).

4) Kesehatan

Telah diketahui secara luas bahwa faktor kesehatan mental dapat

mempengaruhi aktivitas fisik dan berdampak positif pada kesehatan fisik.

Ini memiliki akar yang kuat dalam psikologi. Stres mental memiliki efek

negatif pada kesehatan fisik dan sebaliknya (Zautra et. Al., 2005) dalam
18

(Putra & Sudibia, 2018). Dalam konteks ini, kebahagiaan umumnya

diasumsikan untuk meningkatkan kesehatan fisik (Putra & Sudibia, 2018).

5) Gender

Ketika berbicara tentang kebahagiaan, penting untuk mempertimbangkan

apakah gender merupakan pengaruh pembeda dalam membentuk model

kebahagiaan. (Bruni, 2007) dalam (Putra & Sudibia, 2018). Hal ini

didasarkan pada beberapa aspek yaitu bahwa laki-laki dan perempuan

secara fundamental berbeda secara biologis, psikologis dan budaya,

emosional dan kognitif, bagaimana mereka memberi makna pada keadaan

dan peristiwa eksternal, dan berbeda dalam interaksi sosial, sehingga

membentuk pola gender. (Putra & Sudibia, 2018).

6) Emosi positif

Kebahagiaan jangka panjang tampak meningkat seiring dengan seberapa

besar emosi positif yang dialami seseorang ketika mengingat masa lalu,

melihat ke masa depan, dan melihat ke masa kini (Pasolong, 2020).

7) Usia

Kepuasan hidup sedikit meningkat seiring bertambahnya usia. Efek

menyenangkan sedikit melemah, dan efek negatif tidak berubah, intensitas

emosi berubah seiring bertambahnya usia. Perasaan nafsu selalu berada

pada puncaknya dan keputusasaan berkurang seiring bertambahnya usia

dan pengalaman (Pasolong, 2020).

8) Uang
19

Di negara-negara yang sangat miskin, kekayaan bisa berarti lebih banyak

kebahagiaan, tetapi di negara-negara yang lebih kaya, peningkatan

kekayaan kurang berpengaruh pada kebahagiaan (Pasolong, 2020).

9) Pendidikan, iklim, dan ras: ketiga aspek tersebut tidak memberikan dampak

yang cukup besar terhadap kebahagiaan seseorang. Tetapi pendidikan dapat

mempengaruhi kebahagiaan seseorang karena pendidikan adalah cara untuk

mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Iklim dan ras di daerah tempat

orang tinggal memiliki pengaruh yang kecil terhadap kebahagiaan (Afriana,

2021).

2. Faktor internal yang berasal dari dalam diri yaitu :

1) Kebersyukuran

Rasa syukur mungkin memainkan peran kunci dalam dukungan sosial yang

dirasakan berdasarkan perilaku dan konsep diri dalam memahami perilaku

diri sendiri atau orang lain. Rasa syukur memiliki arti penting yang tidak

dapat disangkal dalam memahami dan mengembangkan kesejahteraan dan

kepuasan hidup, sehingga mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang.

(Putra & Sudibia, 2018).

2) Masa lalu, optimis pada masa depan dan kebahagiaan pada masa kini :

Ketiga aspek tersebut mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang. Masa

lalu dipengaruhi oleh kenangan positif yang meliputi kegembiraan, harga

diri dan ketenangan. Jika seseorang sebelumnya telah mengalami banyak

kenangan negatif dan kepahitan dalam hidupnya, kebahagiaannya dapat

berkurang di masa depan. Optimisme tentang masa depan dipengaruhi oleh


20

keyakinan, harapan, dan keyakinan masyarakat tentang kehidupan yang

baik. Ketika seseorang merasa pesimis, ia mudah putus asa dan menyerah.

Bahkan saat ini, gairah dan kenyamanan mempengaruhi perasaan bahagia

baik melalui perasaan maupun aktivitas sehari-hari (Afriana, 2021).

2.2.4 Ciri-ciri Kebahagiaan

Menurut (Munajah, 2018) untuk mengetahui ciri-ciri apakah individu

merasakan kebahagiaan yaitu sebagai berikut:

1. Rasa aman: adalah salah satu dasar kebahagiaan. Bayangkan bagaimana

seseorang bisa merasa bahagia jika selalu merasa terancam? Tidak semua

orang hidup dengan jaminan keamanan. Jadi rasa aman adalah sesuatu yang

diperlukan seseorang untuk merasa bahagia.

2. Kepuasan: Mengacu pada keadaan di mana seseorang merasa kenyang.

Situasi seperti itu membuat seseorang menjawab dengan lantang "puas".

3. Optimis: Orang yang bahagia biasanya memiliki pandangan optimis.

Optimis melakukan lebih baik secara akademis daripada pesimis.

Karena siswa yang optimis cenderung berpikir bahwa berprestasi itu mudah

daripada siswa yang pesimis. Orang yang optimis biasanya mampu

menetapkan tujuan atau tujuan hidup yang jelas.

4. Berpikir Positif: Bisakah Anda Memilih Pikiran yang Bahagia? Menurut

peneliti kebahagiaan Martin EP. Seligman (Direktur Pusat Psikologi di

University of Pennsylvania). Optimis adalah orang-orang yang memiliki

optimisme lebih tinggi dari rata-rata bahwa hidup mereka akan membaik,
21

dan mereka berlatih berpikir positif. Jadi berpikir positif adalah pola pikir

yang bahagia.

5. Berada di tempat yang tepat: Ketika Anda berada di tempat yang salah, hati

Anda mengirimkan sinyal kecemasan. Misalnya, tuntutan yang tidak masuk

akal di tempat kerja yang menuntut perilaku yang tidak pantas. Di sisi lain,

ketika Anda berada di tempat yang tepat, Anda otomatis tidak perlu repot

berpura-pura bahwa semuanya berjalan dengan baik. Jiwa Anda dapat

secara otomatis "terhubung" ke tempat ini.

6. Harmoni: Harmoni pikiran, perasaan dan tindakan dimanapun Anda berada.

Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sehingga menjadi pribadi yang

tumbuh dan dapat hidup rukun dengan sesama serta dapat menciptakan

keharmonisan.

7. Memiliki kebebasan: Uang yang seseorang miliki membantu seseorang itu

merasa bebas. Dengan uang, seseorang memiliki kebebasan yang berbeda,

misalnya, kebebasan dari kekhawatiran keuangan, kebebasan untuk

melakukan apa yang diinginkan, kebebasan untuk mengambil risiko,

kebebasan dari hutang, kebebasan untuk memberi kepada seseorang yang

paling diinginkan. (Munajah, 2018).

2.3 Konsep Dasar Tingkat Pendidikan

2.3.1 Definisi Tingkat Pendidikan

Definisi tingkat menurut KBBI adalah tingkatan yang berlapis atau

bergelombang, misalnya lenggek rumah, alas rumah dengan tangga (jenjang).


22

Tinggi rendahnya martabat (status, status, kemajuan peradaban, pangkat, derajat,

dsb) (Wardhani & Pujiono, 2022). Pendidikan didefinisikan oleh Undang-

Undang Pendidikan 2003 sebagai segala upaya untuk mempersiapkan siswa untuk

peran masa depan mereka melalui pengajaran, pengajaran dan/atau pelatihan

(Anon 2011) dalam (Wardhani & Pujiono, 2022). Menurut Nazili Saleh Ahmad,

“Pendidikan adalah kegiatan belajar, yang sistem pendidikannya selalu berbeda

dan berubah dari masyarakat ke masyarakat (Ahmad 1982) dalam (Wardhani &

Pujiono, 2022).

Sedangkan tingkat pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang

didasarkan pada tingkat perkembangan seseorang, tujuan yang dapat dicapai dan

kemauan untuk berkembang. Tingkat pendidikan mempengaruhi perubahan sikap.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memudahkan seseorang atau masyarakat

untuk memperoleh pengetahuan dan menerapkannya dalam perilaku dan gaya

hidup sehari-hari. Pendidikan formal menciptakan nilai bagi seseorang, terutama

ketika seseorang menerima sesuatu yang baru. (Suhardjo, 2007) dalam (Basyit,

Sutikno, 2022). Menurut Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) dalam (Basyit,

Sutikno, 2022) “Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang

menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir, yang mana tenaga kerja

manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan

umum”. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan merupakan sebuah

proses bagi seseorang untuk meningkatkan pendidikannya berdasarkan dengan

tingkatan yang akan dicapainya dalam melanjutkan tingkat pendidikan berikutnya.

2.3.2 Indikator Tingkat Pendidikan


23

Tingkat Pendidikan (Jenjang Pendidikan) menurut Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 dalam (Kemendikbud, 2020) tentang Sistem Pendidikan

Nasional, tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang ditentukan

berdasarkan tingkat perkembangan, tujuan yang dapat dicapai dan keterampilan

yang dikembangkan peserta didik. Tingkat pendidikan dibagi menjadi dua bagian

yaitu formal dan informal.

1. Pendidikan formal adalah pendidikan yang paling banyak diatur dengan

metode yang memiliki jenjang pendidikan dan memiliki kesamaan dalam hal

waktu belajar, kewajiban belajar, dan keseragaman.

2. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh di luar rumah atau

sekolah, misalnya melalui keikutsertaan dalam kursus atau pengajaran,

keikutsertaan dalam seminar pendidikan dan paket pelatihan.

Indikator tingkat pendidikan formal sesuai dengan pasal 14 bab VI UU

Nomor 20 tahun 2003 dalam (Kemendikbud, 2020), yaitu pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Adapun indikator-indikator tingkat

pendidikan yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang menjadi dasar pendidikan

menengah. Pendidikan diselesaikan selama 9 (sembilan) tahun ajaran pertama.

Sekolah Dasar dapat berlangsung di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) atau bentuk pendidikan lain yang sejenis, dan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk

pendidikan lain yang sejenis. Pada dasarnya, pendidikan dasar memberikan


24

prasyarat pertama seberapa baik sesorang dapat hidup untuk diri sendiri dan

masyarakat.

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan

menengah berlangsung selama 3 (tiga) tahun. Pendidikan menengah terdiri dari

pendidikan umum atau pendidikan kejuruan. Pendidikan menengah dapat

berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dan Lembaga Pendidikan Madrasah Aliyah

(MAK) Kejuruan atau sejenisnya. Pendidikan menengah mempersiapkan siswa

untuk melanjutkan pendidikan tinggi atau mempersiapkan kehidupan kerja.

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang meliputi program studi diploma, sarjana, magister, dan doktoral yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Misi perguruan tinggi adalah

menyiapkan mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik atau profesional

untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat menerapkan atau

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

2.3.3 Faktor yang mempengaruhi pendidikan

Faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan menurut Fahroli, F. (2019)

dalam (Islahi, 2022) yaitu sebagai berikut, (1) faktor pendidik, (2) tujuan
25

pendidikan, (3) faktor anak didik, (4) faktor alat didik, (5) faktor isi/materi

pendidikan, (6) faktor lingkungan.

1. Faktor Pendidik

Ahmad D. Marimba (1987:37) dalam (Fahroli, 2019) mengemukakan bahwa

pendidikan adalah orang yang bertanggung jawab mendidik. Sementara itu,

Amir Dien Indrakusuma (1973-134) dalam (Fahroli, 2019) mengatakan bahwa

pendidikan adalah bagian yang mendidik, bagian yang memberi anjuran,

standar dan berbagai pengetahuan dan keterampilan, bagian yang membantu

memanusiakan anak. Dwi Nugroho Hidayanto (1988-430) dalam (Fahroli,

2019) menjelaskan bahwa pengertian pendidikan ini meliputi: orang dewasa,

orang tua, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama. Secara umum dikatakan

bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi seorang pendidik

karena pendidikan merupakan kegiatan dasar yang menjawab kebutuhan

pengembangan pribadi peserta didik menjadi orang dewasa yang bermoral.

Tingkat pendidikan memiliki beberapa kualitas yang menurut Wens

Tanlain harus dimiliki guru dalam melaksanakan tugas pendidikannya:

1) Kematangan diri yang stabil; memahami diri sendiri dengan baik dan

menjadi manusia dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai ini sedemikian

rupa sehingga Anda bertanggung jawab atas hidup Anda sendiri dan tidak

bergantung pada diri sendiri atau membebani orang lain.

2) Kematangan sosial yang stabil dalam hal ini, pelatih dituntut memiliki

pengetahuan yang cukup tentang komunitasnya dan kemampuan untuk

menciptakan kerjasama dengan orang lain.


26

3) Kematangan profesional (kemampuan untuk melatih) yaitu, perhatian dan

sikap kasih sayang terhadap siswa, serta pengetahuan yang cukup tentang

latar belakang dan perkembangan siswa, keterampilan dalam

menggunakan metode pendidikan (Tanlain, dkk, 1989; 89) dalam (Fahroli,

2019).

2. Tujuan pendidikan

Dalam prespektif para ahli fungsi tujuan pendidikan menggambarkan ideal

yang sarat dengan nilai-nilai yang baik, pantas, benar, luhur, dan indah

bagi kehidupan. (Umar Tirtarahardja dan La Sula: 2000) dalam (Noor,

2018). Tujuan pendidikan dalam pandangan para Humanis Romantik dan

Pragmatik bukanlah diluar pembelajaran, tetapi tertanam di dalamnya,

yaitu pertumbuhan. Namun, menurut pendekatan Behaviorisme, tujuan

pendidikan bukanlah pada semua pembelajaran, tetapi dirumuskan

sebelum pelaksanaan proses pendidikan (Noor, 2018).

3. Faktor Anak Didik

Anak didik merupakan sasaran pendidikan yang dididik, ditolong,

diarahkan, dipimpin, dan diberi anjuran-anjuran atau berbagai ilmu

pengetahuan, norma dan keterampilan yang mengalami perkembangan

dari sejak lahir hingga meninggal (Fahroli, 2019).

4. Faktor Alat Didik

Alat pendidikan merupakan sebuah tindakan atau kondisi yang sengaja

diadakan untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan yang tertentu. Alat


27

pendidikan adalah faktor pendidikan yang diciptakan dan dimanfaatkan

untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan (Fahroli, 2019).

5. Faktor Isi/Materi Pendidikan

Isi/materi pendidikan merupakan suatu hal yang diberikan oleh pendidik

langsung kepada peserta didik untuk mencapai tujuab pendidikan. Dalam

usaha pendidik dilaksanakan di keluarga, masyarakat, sekolah, ada

persyaratan utama dalam memilih materi pendidikan yaitu: materi wajib

sesuai dengan tujuan pendidikan, dan materi wajib dengan peserta didik

(Fahroli, 2019).

6. Faktor Lingkungan

Menurut Sartain (Ahli psikologi Amerika), menjelaskan lingkungan

(environment) yaitu keadaan dan dunia nyata yang berpengaruh pada

tingkah laku manusia, perkembangan atau life processes, dan

pertumbuhan. Meskipun lingkungan bukanlah tanggung jawab terhadap

kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang lebih menentukan

pengaruh yang lebih besar karena anak tinggal dalam satu lingkungan

yang memungkinkan dapat mempengaruhi anak.

Pada dasarnya lingkungan mencangkup:

1) Lingkungan Fisik: kondisi iklim, kondisi alam, kondisi tanah.

2) Lingkungan Budaya: dengan peninggalan budaya tertentu seperti;

bahasa, ekonomi, seni, pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan

keagamaan.
28

3) Lingkungan sosial atau masyarakat seperti; keluarga, berkumpulan,

dan kelompok bermain desa (Fahroli, 2019).

2.4 Konsep Dasar Body Image

2.4.1 Pengertian Body Image

Pengertian body image (citra tubuh), Cash menjelaskan bahwa citra tubuh

adalah pengalaman seseorang yang berupa persepsi tentang berat dan bentuk

tubuhnya, dan perilaku yang menuju kepada perbandingan diri terhadap

penmapilan fisiknya (Nurvita, 2015) dalam (Ramanda et al., 2019). Body image

menurut Rombe (2014) dalam (Ramanda et al., 2019) adalah sebuah perilaku atau

perasaan tidak puas dan puas yang dimiliki individu atau seseorang tertentu

terhadap persepsi tubuhnya sehingga menciptakan sebuah penilaian positif

ataupun negatif dari dirinya sendiri.

Menurut Annastasia Melliana (2006:84) dalam (Ramanda et al., 2019)

body image adalah sesuatu pengalaman psikologis yang memfokuskan kepada

perilaku dan perasaan seseorang terhadap kondisi tubuhnya, dan body image

bukanlah suatu hal yang sama dengan kondisi tubuh yang sesungguhnya atau

yang nyata. Sesungguhnya yang dirasakan dan dipikirkan oleh seseorang tentang

kondisi tubuhnya tidak selalu mendeskripsikan kondisi yang aktual, tetapi lebih

terhadap prespektif diri sendiri secara subjektif. Sedangkan Andi Priyatna

(2009:54) dalam (Ramanda et al., 2019) “body image adalah dugaan, opini, dan

perasaan Individu mengenai penampilan fisiknya sendiri”. Menurut Cash &

Pruzinsky dalam (Prastiwi, 2021) bahwa body image merupakan penilaian


29

seseorang terhadap bentuk dan berat tubuhnya, dan sikap seseorang yang

mengarah pada penampilan fisiknya. Pendapat Longe (Husna, 2013: 22) dalam

(Prastiwi, 2021) mengenai body image yang berkisar dari sangat rendah sampai ke

tinggi. Seseorang yang mempunyai body image yang rendah menilai bahwa

kondisi tubuhnya tidak menarik bagi orang lain, sedangkan seseorang yang

mempunyai body image yang tinggi menilai kondisi tubuhnya menarik bagi orang

lain.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa body

image merupakan gambaran tentang tubuh seseorang yang diperoleh melalui

evaluasi diri yang menimbulkan perasaan puas atau tidak puas dengan kondisi

tubuhnya.

2.4.2 Komponen Body Image

Cash dan Pruzinky (dalam junior, 2016) dalam (Ramanda et al., 2019)

mengemukakan body image merupakan perilaku seseorang terhadap kondisi

tubuhnya yang bisa berupa penilaian positif maupun negatif. Adapun komponen

body image yaitu sebagai berikut:

1. Body image positif

Menurut andi priyatana (2009:54) dalam (Ramanda et al., 2019) memiliki

body image yang positif artinya seseorang telah merasa puas dengan

penampilannya disaat ini, menerima segala yang diberikan oleh tubuhnya, dan

menghargai segala kekurangan terhadap tubuhnya. Januarti dan Putri (dalam

Wulan, 2014: 3) dalam (Ramanda et al., 2019) seseorang yang mempunyai

body image positif digambarkan dengan sikap seperti mempunyai kepuasan


30

terhadap tubuhnya, menerima diri terhadap keadaan tubuhnya, dan

mempunyai kepercayaan diri yang meningkat terhadap tubuhnya. Andiyati

(2016) dalam (Ramanda et al., 2019) body image yang positif digambarkan

dengan perasaan puas terhadap tubuh, seseorang merasa puas terhadap

tubuhnya sehingga lebih mensyukuri dan menghargai terhadap apa yang telah

diberikan terhadap apapun yang dimiliki, sehingga seseorang memperoleh rasa

puas dan mensyukuri apapun yang dimiliki akan senantiasa menjaga tubuhnya

dengan lebih baik.

2. Body image negatif

Body image negatif merupakan gambaran negatif seseorang tentang tubuhnya.

Dacey & Kennny (Muhsin, 2014) dalam (Ramanda et al., 2019)

mengemukakan bahwa body image negatif adalah penolakan seseorang

tentang kondisi tubuhnya sehingga menyebabkan terhambatnya perkembangan

kemampuan interpersonal dan kemampuan menciptakan hubungan yang

positif dengan orang lain. Cash & Grant (Rombe, 2014) dalam (Ramanda et

al., 2019) menjelaskan bahwa body image negatif adalah kepercayaan

seseorang bahwa penampilannya tidak memenuhi karakternya, sehingga

seseorang menilai penampilannya tidak sesuai dengan orang lain. Jika

selanjutnya masih berkepanjangan, maka bisa menimbulkan seseorang

menjadi sensitif terhadap harga diri yang rendah, menarik diri, dan depresi.

2.4.3 Aspek-aspek dalam Body Image


31

Menurut Cash & Pruzinsky (2012) dalam (Manurung, 2020) mengatakan

bahwa terdapat lima dimensi didalam body image, yaitu:

1. Evaluasi penampilan (Appearance evaluation), berdasarkan aspek ini

seseorang menilai bahwa penampilannya tidak menarik, sehingga ia tidak puas

dengan bentuk tubuhnya. Dan aspek ini juga mengukur kemampuannya

dengan menilai ketidakpuasan atau kepuasan terhadap keseluruhan dan

evaluasi penampilan, seperti individu menyukai tubuhnya, dan menilai bahwa

tubuhnya tampak menarik secara seksual. Hal ini mendapatkan hasil

memuaskan atau tidak memuaskan serta menarik atau tidak menarik.

2. Orientasi penampilan (Appearance orientation), Yang dinamakan orientasi

penampilan merupakan cara seseorang dalam menilai seberapa penting

pennampilannya terhadap orang lain, usaha untuk memperbaiki

penampilannya, maupun perhatiannya terhadap penampilannya. Orientasi

penampilan juga bisa disebut investasi perilaku-kognitif seseorang dalam

penampilan. Usaha yang bisa diinvestikan seseorang melalui praktik

perawatan sehari-hari dari pakaian, diet, rambut sampai meningkatnya

popularitas bedah plastik.

3. Kepuasan terhadap bagian tubuh (Body area satisfaction), berdasarkan aspek

ini mendeskripsikan seseorang dalam menilai kepuasan terhadap berat badan

dan mengukur kepuasannya terhadap aspek-aspek lain yang berhubungan

dengan area spesifik tubuhnya. Adapun beberapa aspek-aspek tersebut yaitu

rambut, wajah, tubuh bagian bawah (paha, pantat, pinggul, kaki) tubuh bagian
32

tengah (pinggang, perut), tampilan otot, tinggi, berat, dan penampilan

keseluruhan.

4. Kecemasan menjadi gemuk (Overweight preoccupation), berdasarkan aspek

ini mendeskripsikan kekahawatiran dan kecemasan seseorang terhadap

kegemukan atau menjadi gemuk. Hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran

akan berat badannya, dan kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan

berat badannya dengan cara membatasi pola makannya.

5. Pengkategorian ukuran tubuh (Self-classified weight), berdasarkan aspek ini

seseorang mendeskripisikan bagaimana persepsi seseorang dalam menilai

berat badannya dengan rentang penilaian berat badan yang sangat gemuk

sampai yang sangat kurus.

2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body image

Menurut Annastasia Melliana (2006: 84-88) dalam (Ramanda et al., 2019)

faktor-faktor yang mempengaruhi body image yaitu sebagai berikut:

1. Self Esteem

Body image mengarah pada pandangan individu mengenai pemikiran yang

lebih lebih banyak tentang bentuk tubuh yang dimiliki mempengaruhi self

esteem individu sendiri, kemudian mempengaruhi kepercayaan dan perilaku

terhadap tubuh sebagaimana prespektif ideal dalam masyarakat.

2. Perbandingan dengan orang lain

Body image umumnya diciptakan dari perilaku membandingkan diri sendiri

atau fisiknya sendiri dengan gambaran ideal yang dikenal oleh budaya dan

lingkungan sosial. Kesenjangan antara body image dengan ideal tubuh


33

disebabkan salah satunya oleh kondisi tubuh yang sebenarnya, hal ini sering

kali ditimbulkan oleh media massa.

3. Keluarga

Proses pembelajaran body image seringkali lebih banyak dibentuk oleh orang-

orang di luar individu yaitu keluarga. Keluarga, terutama orang tua,

mempengaruhi perkembangan citra tubuh. Dengan anak-anak melalui

pemodelan, pengajaran dan umpan balik.

4. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal menyebabkan seseorang membandingkan diri mereka

dengan orang lain. Hal tersebut dapat mempengaruhi konsep diri seseorang,

termasuk bagaimana seseorang memandang penampilannya.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian


Faktor-faktor yang
mempengaruhi Tingkat pendidikan:
kebahagiaan : 1. Pendidikan dasar
1.Faktor eksternal: 2. Pendidikan
1) Pernikahan menengah
2) Kehidupan sosial 3. Pendidikan tinggi
3) Agama Kebahagiaan :
4) Kesehatan 1. Rendah
5) Gender 2. Sedang
6) Emosi positif Body image: 3. Tinggi
7) Usia 1. Evaluasi
8) Uang penampilan
9) 2. Orientasi
penampilan
9) Pendidikan
10) Iklim dan ras 3. Kepuasan terhadap
2.Faktor internal: bagian tubuh
1) Kebersyukuran 4. Kecemasan menjadi
2) Masa lalu, optimis gemuk
pada masa depan, 5. Pengkategorian
dan masa kini ukuran tubuh

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body


Image Dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro.

34
35

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Dari gambar 3.1 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal

meliputi pernikahan, kehidupan sosial, agama, kesehatan, gender, emosi positif,

usia, uang, pendidikan, iklim, dan ras (Maulidya, dkk., 2022). Adapun faktor

intenal dari kebahagiaan yaitu kebersyukuran, masa lalu, optimis pada masa depan,

dan masa kini. Tingkat pendidikan menjadi salah satu hal yang mempengaruhi

kebahagiaan, beberapa indikatornya yaitu pendidikan dasar yang menjadi dasar

pendidikan menengah seperti SD dan SMP, pendidikan menengah yaitu menjadi

lanjutan pendidikan selanjutnya seperti SMA, dan pendidikan tinggi yaitu meliputi

program studi diploma, sarjana, magister, dan doktoral yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi. Sedangkan body image menjadi faktor dalam diri yang

mempengaruhi terhadap kebahagiaan, body image memiliki lima indikator yaitu

evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh,

kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh. Dan indikator inilah

yang menimbulkan kebahagiaan seseorang yang berada di tingkat kebahagiaan

rendah, sedang ataupun tinggi.

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

Hi : Ada Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan Tingkat

Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro.


36
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah serangkaian langkah-langkah yang dirancang

untuk menentukan keabsahan suatu makalah penelitian, dimulai dengan ide-ide

yang membentuk hipotesis awal, menggunakan penelitian dan pemahaman

sebelumnya untuk membuat pernyataan masalah untuk menjawab makalah

penelitian dan ditujukan dianalisis, yang akhirnya membentuk suatu kesimpulan

(Sahir, 2021).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu petunjuk peneliti dalam perencanan dan

pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu

pertanyaan (Nursalam, 2020).

Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimen dengan desain

analitik kolerasi menggunakan pendekatan cross sectional. Desain penelitian

analitik kolerasi adalah mengkaji hubungan antara variabel. Sedangkan cross

sectional merupakan jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/

observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.

Variabel tingkat pendidikan, body image dan tingkat kebahagiaan diukur dalam

satu kali pengambilan secara bersamaan. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel

yaitu variabel independen adalah tingkat pendidikan dan body image, sedangkan

variabel dependen adalah tingkat kebahagiaan.

37
38

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2020). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Sarang Meduro yang berjumlah 250

orang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sementara sampling adalah proses

menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,

2020).

Sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.

1) Mayarakat yang berusia 18-25 tahun di Desa Sarang Meduro.

2) Masyarakat yang bersedia menjadi responden.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab antara lain:

1) Masyarakat yang membatalkan kesediaan untuk menjadi responden.


39

2) Masyarakat tidak mengisi kuesioner selama waktu yang ditentukan.

4.2.3 Besar sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2020). Penghitungan

jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus :

n= N
1+N (d2)

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat signifikansi (p)

Berdasarkan rumus diatas, bila diketahui = n = N


1+N (d2)

n = 250/1+138(0,052)

n = 250/1+0,625

n = 250/1,625

n = 153,8

dibulatkan menjadi 154

jadi besar sampel untuk penelitian ini adalah 154 orang.

4.2.4 Teknik Sampling


40

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan

subjek penelitian (Nursalam, 2020).

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

simple random sampling. Simple random sampling merupakan teknik penetapan

sampel dengan cara memilih setiap elemen secara acak. Peneliti akan memberi

nomer pada seluruh subyek sesuai jumlah populasi. Kemudian peneliti menulis

nomer subjek pada kertas-kertas kecil dan mengulangnya. Nomer subjek kemudian

diundi dan diambil sebanyak 154 yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.

4.3 Kerangka Operasional


Populasi
Seluruh Masyarakat Desa Sarang Meduro yaitu berjumlah 250 orang

Teknik Sampling Peneliti


Simple random sampling

Sampel Peneliti
Sebagian masyarakat Desa Sarang Meduro yang berjumlah 154 orang

Variabel Peneliti
Variabel Independen : Tingkat pendidikan dan Body image
Variabel Dependen : Tingkat kebahagiaan

Instrumen
Kuesioner

Pengumpulan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa Data
Uji Korelasi Spearman
41

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Hubungan Tingkat Pendidikan dan


Body Image dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-
25 tahun di Desa Sarang Meduro.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lainnya) Soeparto, Putra, & Haryanto dalam

(Nursalam, 2020). Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak

yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu

penelitian (Nursalam, 2020).

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan

diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam, 2020). Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat

pendidikan dan body image.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh

variabel lain. Variabel terikat merupakan faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,

2020). Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kebahagiaan.


42

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang dideskripsikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2020).

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image
dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di
Desa Sarang Meduro

Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Kode/Skor
Operasional

Variabel Tingkat 1. Pendidikan Kuesioner Ordinal 1. Kode 1 :


Independen: pendidikan dasar SD = 1
Tingkat terakhir yang 2. Pendidikan 2. Kode 2 :
pendidikan telah menengah SMP = 2
ditempuh 3. Pendidikan 3. Kode 3 :
oleh tinggi SMA= 3
responden. 4. Kode 4 :
Perguruan
Tinggi = 4

Variabel Penilaian 1. Evaluasi Kuesioner Ordinal 1. Kode 1 :


Independen: individu penampilan
MBSRQ Rendah
Body image terhadap 2. Orientasi
(14-28)
ukuran tubuh, penampilan
berat badan 3. Kepuasan 2. Kode 2 :
ataupun terhadap Sedang
aspek lain bagian tubuh (29-42)
yang 4. Kecemasan 3. Kode 2 :
berhubungan menjadi
dengan gemuk Tinggi
penampilan 5. Pengkategor
(43-56)
fisiknya. ian ukuran
tubuh

Variabel Perasaan 1. Kepuasan Kuesioner Ordinal 1. Kode 1 :


Dependen: puas dan terhadap
OHQ Rendah
Tingkat nyaman yang hidup
(20-40)
Kebahagiaan ditandai 2. Efikasi
dengan emosi 3. Ramah dan
43

positif empati 2. Kode 2 :


tentang 4. Pandangan
Sedang
dirinya dan yang positif
kehidupanny 5. Kesejahteraan (41-60)
a secara 6. Kegembiraan 3. Kode 3 :
keseluruhan. 7. Harga diri
Tinggi
(61-80)

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang disusun oleh peneliti yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian (tujuan khusus) untuk dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur dan dapat memberikan gambaran terhadap perbedaan subjek penelitian

(Nursalam, 2020).

Penelitian ini menggunakan tiga macam alat ukur yaitu kuesioner tingkat

pendidikan, Skala Multidimensional Body Self Relaltions Questionnare (MBSRQ)

dan The Oxford Happiness Questionnaire (OHQ).

1. Kuesioner tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini diukur menggunakan kuesioner

tingkat pendidikan milik peneliti, yang terdiri atas 1 butir pertanyaan. Skor

pada pertanyaan bergerak dari 1, 2, 3, dan 4.

2. Skala Multidimensional Body Self Relaltions Questionnare (MBSRQ)

Body image dalam penelitian ini diukur menggunakan Skala Multidimensional

Body Self Relations Questionnare (MBSRQ) yang dibuat oleh Cash dan

dimodifikasi oleh peneliti dari penelitian Fitri Annum Malasari dan (Prastiwi,

2021). Skala ini telah digunakan oleh banyak peneliti di berbagai negara,
44

diantaranya Fitri Annum Malasari (2020), Agyrides & Kkeli (2013).

Penelitian-penelitian tersebut menghasilkan uji validitas dan reabilitas OHQ

yang cukup baik, Skala MBSRQ memiliki 14 butir pertanyaan dan memiliki 4

alternatif pilihan jawaban, yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak

Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju). Pada setiap butir pertanyaan

favoriable skor bergerak dari 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan pada setiap butir

pertanyaan unfavoriable skor bergerak dari 4, 3, 2, dan 1.

1) Menentukan jumlah skor minimal = skor minimal x jumlah pertanyaan

= 1x14 = 14

2) Menentukan jumlah skor maksimal = skor maksimal x jumlah pertanyaan

= 4x14= 56

3) Menggolongkan menjadi 3 kategori (K) yaitu skor negatif, sedang dan

rendah.

4) Menentukan range (R) = skor maksimal – skor minimal = 56-14 = 42

Range ( R ) 42
5) Menentukan interval (I) = = =14
Kategori ( K ) 3

6) Menghitung scoring self regulated learning

I = skor maksimal – interval (I) = 56 – 14 = 42

I² = 1¹- interval (I) = 42 – 14 = 28

I³ = I² - Interval (I) = 28 – 14 = 14

Sehingga diperoleh kesimpulan hasil bahwa, tinggi skor 43 – 56, sedang

skor 29-42 dan rendah skor 14 – 28.

3. The Oxford Happiness Questionnaire (OHQ)


45

Tingkat kebahagiaan dalam penelitian ini diukur menggunakan The Oxford

Happiness Questionnaire (OHQ) yang dibuat oleh Hills & Argley (2002) yang

dialihbahasakan ke dalam bahasa indonesia oleh (Prastiwi, 2021). OHQ telah

digunakan oleh banyak peneliti di berbagai negara, diantaranya Stets & Burke

(2014), Schmitt & Allik (2005), dan Gracia & Akbar (2019). Penelitian-

penelitian tersebut menghasilkan uji validitas dan reabilitas OHQ yang cukup

baik. OHQ memiliki 21 butir pertanyaan dan memiliki 4 alternatif pilihan

jawaban, yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), S (Setuju), SS

(Sangat Setuju). Pada setiap butir pertanyaan favoriable skor bergerak dari 1,

2, 3, dan 4. Sedangkan pada setiap butir pertanyaan unfavoriable skor bergerak

dari 4, 3, 2, dan 1.

1) Menentukan jumlah skor minimal = skor minimal x jumlah pertanyaan

= 1x20 = 20

2) Menentukan jumlah skor maksimal = skor maksimal x jumlah pertanyaan

= 4x20= 80

3) Menggolongkan menjadi 3 kategori (K) yaitu tinggi, sedang dan rendah.

4) Menentukan range (R) = skor maksimal – skor minimal = 80 – 20 = 60

Range ( R ) 60
5) Menentukan interval (I) = = =20
Kategori ( K ) 3

6) Menghitung scoring self regulated learning

I = skor maksimal – interval (I) = 80 – 20 = 60

I² = I¹- interval (I) = 60 – 20 = 40

I³ = I² - Interval (I) = 40 – 20 = 20
46

Sehingga diperoleh kesimpulan hasil bahwa, tinggi skor 61 – 80, sedang

skor 41 – 60, rendah skor 20 – 40.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sarang Meduro Kec. Sarang Kab.

Rembang. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui

hubungan tingkat pendidikan dan body image dengan tingkat kebahagiaan pada

masyarakat usia 18-25 tahun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2023.

4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalan suatu penelitian

(Nursalam, 2020).

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin dari institusi kemudian

diajukan ke Kepala Desa Sarang Meduro. Kemudian, peneliti melakukan

pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner online melalui bantuan digital

google form yang disebarkan secara digital melalui media sosial kepada responden

penelitian. Sementara sebagian lainnya kuesioner disebarkan oleh peneliti secara

langsung (offline) dengan cara mendatangi rumah ke rumah dan dengan

mengumpulkan beberapa responden, setelah data populasi terkumpul, peneliti


47

melakukan perhitungan sampling menggunakan metode “ simple random sampling”

untuk menghitung berapa banyak sampel yang bisa dijadikan subjek yang

mengikuti penelitian, setelah peneliti mendapatkan hasil perhitungan sampling, lalu

sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian dipilih dengan

cara memilih setiap elemen secara acak. Peneliti akan memberi nomer pada seluruh

subjek sesuai jumlah populasi. Kemudian peneliti menulis nomer subjek pada

kertas-kertas kecil dan mengulangnya. Nomer subjek kemudian diundi dan diambil

nomer yang terpilih akan menjadi responden dan nomor yang tersisa akan dibuang,

sehingga tidak masuk dalam sampel penelitian. Sampel yang terpilih akan diberikan

penjelasan mengenai maksud dan tujuan serta etika penelitian meliputi kerahasiaan

dan privasi responden, selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan responden dan

meminta untuk menandatangani lembar informed consent bagi responden yang

bersedia menjadi subjek penelitian. Kemudian peneliti membagikan lembar

kuesioner kepada responden. Untuk responden yang mengisi kuesioner secara

offline, kuesioner dikembalikan pada peneliti. Setelah itu, peneliti mengecek

kembali data dalam kuesioner, apabila data yang belum terisi, peneliti meminta

responden untuk mengisi kembali. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai

data penelitian.

4.9 Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan

pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2020).

Langkah-langkah analisa data dalam penelitian ini yaitu:


48

1. Editing

Proses editing dilakukan setelah lembar kuesioner telah diterima peneliti

dengan memeriksa kelengkapan setiap item jawaban pada seluruh lembar

kuesioner. Berdasarkan hasil editing lembar kuesioner terisi lengkap dan dapat

dikatakan valid.

2. Coding

Proses coding dilakukan peneliti dengan memberi kode pada setiap responden

untuk mempermudah mengolah data dan analisa data.

Pemberian kode pada penelitian ini sebagai berikut:

(1) Tingkat pendidikan

a. Kode 1 : SD

b. Kode 2 : SMP

c. Kode 3 : SMA

d. Kode 4 : Perguruan tinggi

(2) Body image

a. Kode 1 : Rendah (14-28)

b. Kode 2 : Sedang (29-42)

c. Kode 2 : Tinggi (43-56)

(3) Tingkat Kebahagiaan

a. Kode 1 : Rendah (20-40)

b. Kode 2 : Sedang (41-60)

c. Kode 3 : Tinggi (61-80)

1. Scoring
49

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban, sehingga setiap jawaban

responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. Dalam penelitian ini,

yaitu:

(1) Skor tingkat pendidikan

a. Jumlah pilihan jawaban ada 4 yaitu “SD” skor 1,“SMP” skor 2, “SMA”

skor 3, “S1” skor 4.

(2) Skor body image

a. Jumlah pilihan jawaban favoriable ada 4 yaitu “sangat tidak setuju” skor

1, “tidak setuju” skor 2, “setuju” skor 3, “sangat setuju” skor 4,

sedangkan unfavoriable juga ada 4 yaitu, “sangat tidak setuju” skor 4,

“tidak setuju” skor 3, “setuju” skor 2, “sangat setuju” skor 1, jumlah

pertanyaan sebanyak 14.

b. Skor minimal jawaban yaitu 1

c. Skor maksimal jawaban yaitu 4

(3) Skor Tingkat Kebahagiaan

a. Jumlah pilihan jawaban favoriable ada 4 yaitu “sangat tidak setuju” skor

1, “tidak setuju” skor 2, “setuju” skor 3, “sangat setuju” skor 4,

sedangkan unfavoriable juga ada 4 yaitu, “sangat tidak setuju” skor 4,

“tidak setuju” skor 3, “setuju” skor 2, “sangat setuju” skor 1, jumlah

pertanyaan sebanyak 20.

b. Skor minimal jawaban yaitu 1

c. Skor maksimal jawaban yaitu 4.

2. Tabulating
50

Tabulasi data merupakan langkah memasukan data berdasarkan hasil

penggalian data dilapangan. Hal ini dilakukan setelah editing, coding, dan

scoring selesai dilakukan. Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel tabulasi

untuk analisa lebih lanjut.

3. Cleaning

Proses cleaning dalam penelitian ini dilakukan dengan memeriksa kembali data

yang telah dimasukkan untuk melihat adanya ketidaklengkapan ataupun

kesalahan dalam memasukkan data. Setelah melakukan pemeriksaan, data yang

dimasukkan lengkap sehingga peneliti tidak melakukan pembetulan.

4. Uji Statistik

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisa menggunakan uji statistik

uji korelasi dari spearman, skala data yang digunakan untuk variabel

independen yaitu skala Ordinal dan untuk variabel dependen berskala ordinal

sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Uji korelasi

dari spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua

variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Ukuran

asosiasi yang menuntut seluruh variabel diukur sekurang-kurangnya dalam

skala ordinal, membuat obyek atau individu-individu yang dipelajari dapat di

rangking dalam banyak rangkaian berturut-turut. Skala ordinal atau skala

urutan, yaitu skala yang digunakan jika terdapat hubungan, biasanya berbeda

diantara kelas-kelas dan ditandai dengan “>” yang berarti “lebih besar

daripada”. Koefisiensi yang berdasarkan ranking ini dapat menggunakan


51

koefisien korelasi Rank Spearman (Sugiyono, 2016) dengan kekuatan korelasi

(r) sebagai berikut:

1) 0,00 – 0,199 : sangat rendah

2) 0,20 – 0,399 : rendah

3) 0,40 – 0,599 : sedang

4) 0,60 – 0,799 : kuat

5) 0,80 – 1,000 : sangat kuat

5. Pembacaan Hasil Uji Statistika

Interprestasi hasil uji statistika menggunakan uji korelasi spearman, ketentuan

pengambilan keputusan apakah hipotesis diterima atau ditolak dengan melihat

signifikasi bila p< 0,5 dengan taraf signifikasi (α) sebesar 0,05 maka hipotesis

alternatif diterima. H1 diterima artinya ada hubungan tingkat pendidikan dan

body image dengan tingkat kebahgaiaan pada masyarakat usia 18-25 tahun di

desa sarang meduro.

6. Cara Penarikan Kesimpulan

Ketentuan pengambilan keputusan apakah hipotesis diterima atau tidak dengan

melihat spesifikasi.

1) Jika ρ value < 0,05, maka H1 diterima yang artinya ada hubungan antara

variabel-variabel tersebut.

2) Jika ρ value > 0,05, maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan

antara variabel tersebut

7. Alat Analisa
52

Alat yang digunakan untuk menganalisa data menggunakan program software

SPSS for windows.


53

4.10 Etika Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan manusia sebagai subjek tidak boleh

bertentangan dengan kode etik. Penelitian harus memiliki tujuan yang etis, dalam

arti hak responden harus dilindungi, etika penelitian tersebut meliputi:

4.10.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent artinya subjek harus mendapatkan informasi secara

lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk

bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent juga

perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu (Nursalam, 2020).

Sebelum membagikan kuesioner, peneliti telah menjelaskan informasi manfaat dan

tujuan dari penelitian. Peneliti meminta persetujuan dari responden untuk bersedia

mengisi kuesioner body image dan tingkat kebahagiaan.

4.10.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak memberikan atau mencatumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menulis inisial nama pada lembar penelitian (Nursalam, 2020).

4.10.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah didapatkan dari responden dijamin

kerahasiaannya. Hanya beberapa kelompok data tertentu saja yang bisa disajikan

pada hasil riset yang tidak melanggar privasi dari responden. Kerahasiaan informasi
54

yang didapatkan merupakan kewajiban peneliti, dan juga melindungi data yang

telah dikumpulkan saat penelitian (Nursalam, 2020).


BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti didapatkan dari keterangan

154 masyarakat usia 18-25 tahun yang bersedia menjadi responden. Data yang

dikelompokkan oleh peneliti menjadi data umum dan data khusus, yang diuraikan

sebagai berikut:

5.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Desa Sarang Meduro merupakan salah satu dari 23 desa di wilayah

Kecamatan Sarang, yang terletak di daerah pesisir Kecamatan

Sarang. Desa Sarang Meduro tidak memiliki dusun, namun memiliki

9 RT dan 2 RW. Adapun batas-batas wilayah Desa Sarang meduro

yaitu: sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Sendang Mulyo, sedangkan sebelah timur

berbatasan dengan Desa Bajing Meduro, dan sebelah barat

berbatasan dengan Desa Kesambi.

2) Visi dan Misi

(1) Visi Desa Sarang Meduro

Mewujudkan Desa Sarang Meduro yang maju, adil, aman, dan

sejahtera.

55
56

(2) Misi Desa Sarang Meduro

a. Mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan

bermasyarakat.

b. Meningkatkan kinerja pemerintahan yang transaparan, adil,

cepat, dan tepat.

c. Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung dalam

kehidupan masyarakat.

d. Menciptakan kondisi masyarakat yang aman, tertib, bersih,

dan rukun.

e. Mengoptimalkan potensi desa serta pemberdayaan

masyarakat.

2. Struktur Aparatur Desa Sarang Meduro

Struktur Aparatur Desa Sarang Meduro pada periode 2023 sebagai

berikut:

Kepala Desa : Muhammad Soib

Sekretaris Desa : Sodri Solikhin

Kepala Urusan Keuangan : Ircham

Kepala Urusan Tata Usaha & Umum : Joko Setiyono

Kepala Seksi Urusan Pelayanan : Rofi‘ah

Kepala Seksi Pemerintahan : Kismun

Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat: Ahmad Badawi

Kepala Seksi Kewilayahan : Harun Rosyid

Kepala Seksi Kewilayahan : Mutohharotul


57

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Pada


Masyarakat di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.
No Usia Frekuensi (f) Presentase (%)
1. 18-19 tahun 30 19,5
2. 20-21 tahun 36 23,4
3. 22-23 tahun 65 42,2
4. 24-25 tahun 23 14,9
Jumlah 154 100
Sumber : Data Peneliti Tahun 2023.

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui 154 responden hampir setengahnya

berada pada rentang usia 22-23 tahun yaitu sebanyak 65 (42,2%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada


Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun
2023.

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)


1. Laki-laki 65 42,2
2. Perempuan 89 57,8
Jumlah 154 100
Sumber : Data Peneliti Tahun 2023.

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui 154 responden sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 89 (57,8%).


58

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pada


Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun
2023.
No Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
1. SD 5 3,2
2. SMP 11 7,1
3. SMA 92 59,7
4. Perguruan Tinggi 46 29,9
Jumlah 154 100
Sumber : Data Peneliti Tahun 2023.

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui 154 responden sebagian besar

responden pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 92 (59,7%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pada


Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun
2023
No Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Pelajar/Mahasiswa 46 29,9
2. Guru 8 5,2
3. Nelayan 29 18,8
4. Pedagang 19 12,3
5. Karyawan 18 11,7
6. Wiraswasta 5 3,2
7. IRT/Tidak Bekerja 13 8,4
8. Lainnya 16 10,4
Jumlah 154 100
Sumber : Data Peneliti Tahun 2023.

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui 154 responden hampir dari

setengahnya responden Pelajar/Mahasiswa yaitu sebanyak 46 (29,9%).


59

5.1.3 Data Khusus Responden

Data Khusus yang diperoleh pada penelitian ini meliputi :

1. Identifikasi Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Masyarakat Usia

18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Masyarakat Usia


18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)


1. Pendidikan Dasar 16 10,4
2. Pendidikan Menengah 92 59,7
3. Pendidikan Tinggi 46 29,9
Jumlah 154 100
Sumber : Data Peneliti Tahun 2023

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui dari 154 (100%) menunjukkan

bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan menengah

yaitu sebanyak 92 (59,7%).

2. Identifikasi Distribusi Frekuensi Body Image Pada Masyarakat Usia 18-25

Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Body Image Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.

No Body Image Frekuensi (f) Presentase (%)


1. Rendah 28 18,2
2. Sedang 91 59,1
3. Tinggi 35 22,7
Jumlah 154 100
Sumber : Data Peneliti Tahun 2023.

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui dari 154 (100%) menunjukkan

bahwa sebagian besar responden dengan body image sedang yaitu

sebanyak 91 (59,1%).
60

3. Identifikasi Distribusi Frekuensi Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat

Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia


18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.
No Tingkat Kebahagiaan Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Rendah 20 13,0
2. Sedang 71 46,1
3. Tinggi 63 40,9
Jumlah 154 100
Sumber : Data Peneliti Tahun 2023.

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui dari 154 (100%) menunjukkan

bahwa hampir dari setengahnya responden dengan tingkat kebahagiaan

sedang yaitu sebanyak 71 (46,1%).

4. Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan Tingkat

Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang Meduro

Tahun 2023.

Tabel 5.8 Tabel Silang Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image
dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro Tahun 2023.

Tingkat Kebahagiaan

Rendah Sedang Tinggi Total


Tingkat Pendidikan 13 0 3 16
Pendidikan Dasar
(81,3%) (0) (18,8%) (100%)

Pendidikan 6 50 36 92
Menengah
(6,5%) (54,3%) (39,1%) (100%)

Pendidikan 1 21 24 46
Tinggi
(2,2%) (45,7%) (52,2%) (100%)

Total 20 71 63 154

(13,0%) (46,1%) (40,9%) (100%)

Tingkat Kebahagiaan Total


61

Rendah Sedang Tinggi


Body Image Rendah 15 7 6 28
(53,6%) (25,0%) (21,4%) (100%)
Sedang 5 52 34 91
(5,5%) (57,1%) (37,4%) (100%)
Tinggi 0 12 23 35
(0) (34,3%) (65,7%) (100%)
Total 20 71 63 154
(13,0%) (46,1%) (40,9%) (100%)
Hasil Uji Korelasi Spearman’s rho Sig (2-tailed) = 0.01

Sumber : Data Peneliti Tahun 2023.

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui dari 154 (100%) menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan menengah sebagian besar memiliki tingkat

kebahagiaan sedang yaitu 50 (54,3%), dan body image sedang sebagian besar

memiliki tingkat kebahagiaan sedang yaitu 52 (57,1%).

5.2 Analisa Data

Data yang didapatkan dengan cara menggunakan lembar kuesioner

kemudian dilakukan dengan proses editing dengan cara menyeleksi data yang sudah

masuk dan melakukan pemeriksaan jawaban. Langkah selanjutnya dilakukan

coding pada setiap variabel sesuai dengan yang tercantum didalam definisi

operasional. Kemudian data di tabulasi ke dalam tabel yang yang kemudian

dianalisis menggunakan uji spearman’s dengan tingkat kemaknaan α = < 0,05 dan

perhitungannnya dilakukan dengan menggunakan aplikasi software SPSS versi 26

windows didapatkan hasil nilai Asymp Sig. (2-tailed) = 0,000 yang berarti semakin

kecil nilai ρ-value maka semakin signifikan hasil dari penelitian sehingga ρ =

(0.000 < 0.05) dan nilai koefisien korelasi positif didapatkan 0.327 dan 0.418 yang

berarti nilai koefisien rendah dan sedang, maka H 1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan tingkat pendidikan dan body image dengan tingkat
62

kebahagiaan pada masyarakat usia 18-25 tahun di desa sarang meduro sehingga

kekuatan hubungan antara ketiga variabel tersebut masuk kedalam kategori cukup

dengan arah hubungan positif.


BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Penelitian

Bab pembahasan ini menguraikan tentang hasil penelitian yang didapatkan

serta menguraikan keterbatasan yang dialami peneliti selama proses penelitian

berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat

pendidikan dengan body image dengan tingkat kebahagiaan pada masyarakat usia

18-25 tahun di Desa Sarang Meduro.

6.1.1 Identifikasi Tingkat Pendidikan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa
Sarang Meduro

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan terakhir yang telah ditempuh responden yaitu sebagian besar

memiliki tingkat pendidikan menengah 92 (59,7%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh (Gannika & Sembiring, 2020) dengan judul “Hubungan Tingkat

Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus

Disease 2019 (covid-19) Pada Masyarakat Sulawesi Utara” hasil kategori pada

variabel tingkat pendidikan dari 390 responden didapatkan hasil paling banyak

memiliki kategori tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 168 responden

(43,1%). Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia atau masyarakat untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan diri. Tingkat

pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang ditentukan oleh suatu lembaga atau

pemerintah berdasarkan tingkat perkembangan seseorang. Indonesia sendiri

63
64

terdapat tingkat pendidikan sekolah seperti pendidikan dasar, pendidikan

menengah, pendidikan tinggi dengan membedakan tingkat pemahaman,

pengetahuan dan perkembangannya (Prasetya & Putro, 2019). Dalam penelitian ini

juga mengkategorikan tingkat pendidikan dari pendidikan dasar yaitu SD, dan SMP

yang berlangsung selama 6 (enam) sampai 9 (Sembilan) tahun, sedangkan tingkat

pendidikan menengah yaitu SMA yang berlangsung selama 3 (tiga) tahun.

Sementara tingkat pendidikan tinggi seperti program studi diploma, sarjana,

magister, dan doktoral yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Hasil penelitian ini sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pendidikan

menengah yaitu SMA yang rata-rata berusia 22-23 tahun dan bekerja sebagai

pedagang, mereka tidak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

dikarenakan faktor ekonomi, dan cenderung memilih untuk bekerja supaya bisa

menghidupi diri sendiri dan juga keluarga. Adapun beberapa diantaranya

masyarakat perempuan memilih untuk menikah karena tuntutan keluarga dan ada

juga yang atas kehendaknya sendiri memilih untuk segera menikah. Sebagian besar

masyarakat berpendidikan tinggi yang telah menyelesaikan pendidikan di

perguruan tinggi sebagian besar berusia 22-23 tahun cenderung lebih rasional, lebih

terbuka dalam menerima informasi sehingga wawasan dan pengetahuannya luas.

Hal ini menciptakan sikap yang lebih positif dalam menghadapi segala

permasalahan, namun bukan berarti masyarakat pendidikan menengah dan dasar

tidak memiliki wawasan yang luas. Beberapa dari masyarakat pendidikan tinggi

memiliki pekerjaan sebagai guru, asisten bidan, dll. Ijazah dari perguruan tinggi

memudahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan gaji yang
65

tinggi. Pendapatan yang tinggi menciptakan tingginya kepuasan karena bisa

mencukupi kebutuhan diri sendiri dan keluarga, maupun mewujudkan keinginan

seperti pergi berlibur, berbelanja, dll. Hal inilah yang membuat tingginya kepuasan

terhadap hidupnya sehingga kebahagiaan mereka juga semakin tinggi.

Sementara sebagian kecil masyarakat yang berpendidikan rendah (SD dan

SMP) ditemukan hasil bahwa sebagian besar mereka memiliki pekerjaan sebagai

nelayan, karena rata-rata penduduk desa bermukim di kawasan pesisir pantai, dan

mereka menggantungkan hidupnya pada sumber daya laut. Namun penghasilannya

tidak menentu, apabila musim hujan yang menyebabkan badai dan ombak yang

tinggi otomatis para nelayan tidak pergi melaut sehingga menimbulkan

kekhawatiran tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal inilah yang

menyebabkan kurangnya kepuasan terhadap penghasilan yang mereka dapatkan

sehingga menimbulkan tingkat kebahagiaannya menurun. Hal ini menunjukkan

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin memiliki peluang

untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Oleh karena itu, seseorang yang

memperoleh pendapatan yang lebih tinggi akan berpengaruh pada tingkat kepuasan,

sehingga dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang.

6.1.2 Identifikasi Body Image Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa Sarang
Meduro

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

body image pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa Sarang Meduro

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki body image sedang 91

(59,1%).
66

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni &

Auriella, 2021) ”Hubungan Body Image dengan Harga Diri pada Remaja Putri

Penggemar Kpop di Komunitas A.R.M.Y Medan” diketahui bahwa persentase

terbesar pada kategori skor body image sedang sebesar 66 (66%). Hal ini

menunjukkan bahwa dari 100 (100%) responden didapatkan hasil 66 (66%)

responden menggambarkan dan memandang tubuhnya secara normal atau memiliki

body image yang sedang, karena pada penelitian ini responden body image sedang

memiliki skor yang cukup.

Body image merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

pendapat dan penilaian seseorang tentang penampilan fisiknya. Body image

didefinisikan sebagai proses dimana orang belajar tentang bentuk tubuh, mulai dari

tinggi badan, ukuran tubuh, dan aspek lain yang mengarah pada penilaian struktur

fisik individu. Hal ini didukung oleh Cash (2002) dalam (Kurniawan &

Noviekayati, Rina, 2023) yang menyatakan bahwa body image yaitu sikap individu

terhadap bentuk tubuh, baik negatif/rendah maupun positif/tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa sebagian

besar masyarakat memiliki body image sedang yang berjenis kelamin perempuan

dan berusia 22-23 tahun yang rata-rata berstatus sebagai pelajar/mahasiswa,

masyarakat yang memiliki body image sedang memilih jawaban setuju saat ditanya

tentang menarik atau tidak tubuhnya. Rata-rata mereka menganggap bahwa

penampilannya menarik, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk

berdandan dan membuatnya merasa puas dengan penampilannya. Mereka juga


67

merasa puas terhadap beberapa bagian tubuh yang dimilikinya sebagai wujud rasa

syukur terhadap rahmat yang diberikan oleh Tuhan. Sedangkan hampir dari

setengahnya masyarakat memiliki body image yang tinggi berusia 22-23 tahun dan

memiliki pendidikan tinggi, hal ini dikarenakan mereka merasa bahwa

penampilannya sangat menarik, dan lebih mengutamakan penampilannya sehingga

mereka menggunakan produk kosmetik/perawatan tubuh sebagai wujud

kebersyukuran terhadap kepuasan diri mereka sendiri. Selain itu mereka juga sangat

setuju ketika ditanya tentang kepuasan terhadap beberapa bagian tubuh maupun

berat badannya. Masyarakat memiliki kepuasan yang tinggi dan menyukai terhadap

beberapa bagian tubuhnya seperti bagian wajah (fitur, dan kulit), bagian atas (dada,

pundak, lengan), bagian tengah (perut), maupun bagian bawah (pantat, paha, betis).

Hal ini dikarenakan mereka sudah berdamai dengan dirinya sendiri dan merasa

bahwa setiap anggota tubuhnya indah dan perlu untuk disyukuri. Saat seseorang

mulai menerima dirinya sendiri, maka akan menciptakan sebuah kepuasan terhadap

segala aspek kehidupannya dan kebahagiaannya juga akan meningkat.

Sementara sebagian kecil masyarakat yang memiliki body image yang

rendah adalah perempuan yang berusia 22-23 tahun dan bekerja sebagai pedagang

dan sebagian kecil berstatus ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan saat perempuan

memasuki usia dewasa mereka cenderung lebih merasakan perubahan bentuk tubuh

dan memikirkan penampilannya supaya dapat diterima oleh lingkungan. Perubahan

bentuk tubuh inilah yang menimbulkan dampak psikologis yang tidak diharapkan

sehingga perempuan merasa tidak percaya diri, cemas berlebihan, insecure, dll. Hal

ini dapat dilihat dari jawaban masyarakat yang cenderung merasa tubuhnya tidak
68

menarik, kurang puas dan tidak menyukai terhadap beberapa bagian tubuhnya,

sehingga mengalami kecemasan terhadap berat badannya. Mereka masih

menganggap bahwa dirinya harus sesuai dengan standar ideal karena menurutnya

seseorang yang memiliki beauty privillage akan mendapatkan keuntungan seperti

lebih mudah mendapatkan pekerjaan, karena masa sekarang beberapa iklan

lowongan kerja mulai menerapkan kualifikasi good looking, standar tinggi badan

dan berat badan. Sehingga membuat mereka tidak percaya diri dan berusaha

melakukan serangkaian usaha perawatan tubuh maupun diet agar mereka dapat

menerima kondisi fisik maupun penampilannnya. Hal inilah yang menyebabkan

tingkat kepuasannya rendah dan berdampak pada rendahnya tingkat kebahagiaan

mereka.

6.1.3 Identifikasi Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di


Desa Sarang Meduro

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

tingkat kebahagiaan pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa Sarang Meduro

hampir dari setengahnya responden memiliki tingkat kebahagiaan sedang 71

(46,1%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rusman &

Nasution, 2020) ”Deskripsi Kebahagiaan Belajar Mahasiswa BKI Pada Masa

Pandemi Covid-19” dari 100% responden didapatkan hasil sebanyak 95,52%

responden berada pada ketegori sedang.

Kebahagiaan merupakan penilaian seseorang terhadap kualitas hidup yang

ditandai dengan emosi yang menyenangkan dan kepuasan terhadap hidup (Patnani
69

& Si, 2012). Kehidupan bahagia menjadi harapan bagi semua manusia, dan banyak

faktor untuk mencapai tujuan tersebut supaya dapat menciptakan kebahagiaan

dalam hidup manusia (Sukidi, 2004) dalam (Julianto, Cahayani, Sukmawati, 2020).

Faktor tersebut meliputi pernikahan, kehidupan sosial, agama, kesehatan, gender,

emosi positif, usia, uang, pendidikan, iklim, dan ras (Maulidya, dkk., 2022). Faktor

lain yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan yaitu jenis kelamin dan usia

(Eddington & Shuman, 2005) dalam (Maulani, 2019). Sebuah studi oleh Chui dan

Wong (2018) menunjukkan adanya kesenjangan tingkat kebahagiaan antara laki-

laki dan perempuan, keduanya menunjukkan bahwa banyak yang dapat

meningkatkan kebahagiaan tetapi tidak membuat hidup menjadi memuaskan.

Dalam sebuah studi oleh Yue, Jiang, Arjan, Jia, dan Xia (2017) terhadap 5.648

mahasiswa berusia 17-28 tahun, perempuan lebih cenderung mudah bahagia, tetapi

mereka juga lebih rentan mengalami gejala depresi dibandingkan laki-laki

(Maulani, 2019).

Penelitian ini sebagian besar masyarakat perempuan memiliki tingkat

kebahagiaan sedang rata-rata berusia 22-23 tahun dan masih dalam status

pelajar/mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka merasa hidupnya memiliki manfaat,

dapat mengembangkan sikap hangat dan terbuka kepada setiap orang. Selain itu,

mereka setuju tentang sikap optimis terhadap masa depan, merasa puas terhadap

segala yang terjadi pada hidupnya, dan mengalami banyak hal-hal yang

mengesankan, sehingga membuat kehidupannya memiliki arti dan tujuan hidup

yang membuatnya merasa sehat dan mempunyai banyak energi. Hal inilah yang

membuat kepuasan terhadap segala aspek kehidupannya sehingga dapat


70

mencipatkan rasa bahagia. Hasil penelitian ini kebahagiaan tinggi juga dimiliki oleh

perempuan yang berusia 22-23 tahun dan berstatus sebagai mahasiswa. Hal ini

dikarenakan mereka merasa sangat memiliki manfaat dan tujuan hidup, banyak

menemukan hal-hal yang lucu sehingga merasa hidupnya adalah hal yang baik dan

menyenangkan, selain itu juga mereka merasa optimis pada masa depannya. Karena

mereka cenderung mempunyai sikap optimis, dan cara pikir yang positif mengenai

masa depannya. Individu yang memiliki pola pikir positif pada masa depannya

cenderung lebih siap untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi pada

hidupnya.

Sedangkan pada penelitian ini sebagian kecil masyarakat berjenis kelamin

laki-laki memiliki kebahagiaan yang rendah dan berpendidikan dasar berusia 22-25

tahun dan sebagian kecil bekerja sebagai nelayan. Hal ini dikarenakan mereka

merasa tidak memiliki manfaat dalam hidup, memiliki pandangan yang negatif

tentang masa depan dan kurang puas terhadap kehidupan yang dijalani sehingga

apa yang mereka kerjakan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Artinya,

mereka merasa tidak optimis terhadap masa depan, dan kurang menerima hal-hal

yang terjadi terhadap hidupnya. Hal ini dikarenakan laki-laki cenderung memikul

beban sebagai tulang punggung keluarga. Setelah menyelesaikan jenjang

pendidikan yang ditempuh, mereka otomatis lebih memikirkan tentang masa

depannya. Sehingga masyarakat yang berpendidikan rendah memiliki pekerjaan

yang tidak diinginkan oleh mereka, dan pilihan terakhir yang dimiliki yaitu bekerja

sebagai nelayan karena wilayahnya berada di pesisir pantai. Namun hal inilah yang

menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan terhadap kehidupannya karena impian


71

dan cita-citanya tidak terpenuhi sehingga menyebabkan stress, minder, rasa cemas

berlebihan, dan membuat tingkat kebahagiaannya menurun atau rendah.

6.1.4 Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan Tingkat
Kebahagiaan

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan menengah sebagian besar memiliki tingkat

kebahagiaan sedang 50 (54,3%), dan body image sedang sebagian besar memiliki

tingkat kebahagiaan sedang 52 (57,1%).

Hasil analisa data penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan tingkat

pendidikan dan body image dengan tingkat kebahagiaan didapatkan hasil dengan

menggunakan uji korelasi Sperman’s rho dengan tingkat signifikansi α= <0,05 dan

perhitungannnya dilakukan dengan menggunakan aplikasi software SPSS versi 26

windows didapatkan hasil nilai Asymp Sig. (2-tailed) = 0,000 yang berarti semakin

kecil nilai ρ-value maka semakin signifikan hasil dari penelitian sehingga ρ =

(0.000 < 0.05) dan nilai koefisien korelasi positif didapatkan 0.327 dan 0.418 yang

berarti nilai koefisien cukup, maka H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan tingkat pendidikan dan body image dengan tingkat kebahagiaan pada

masyarakat usia 18-25 tahun di desa sarang meduro sehingga kekuatan hubungan

antara ketiga variabel tersebut masuk kedalam kategori cukup dengan arah

hubungan positif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dahlia,

Safarina, 2022) “Kebahagiaan Masyarakat Gayo Ditinjau dari Tingkat Pendidikan”

untuk mengetahui apakah ada hubungan kebahagiaan dengan tingkat pendidikan


72

pada masyarakat Gayo yaitu didapatkan uji beda One Way Anova dengan nilai

signifikansi 0,008 (ρ<0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kebahagiaan

berbeda secara signifikan antar tingkat pendidikan. Dengan demikian hipotesis

yang diterima adalah H1 yaitu terdapat hubungan kebahagiaan yang signifikan antar

tingkat pendidikan. Hal tersebut menunjukkan tingkat pendidikan merupakan

jenjang pendidikan yang ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan, tujuan

yang dapat dicapai dan keterampilan yang dikembangkan peserta didik. Tingkat

pendidikan menjadi proses bagi seseorang untuk meningkatkan pendidikannya

berdasarkan dengan tingkatan yang akan dicapainya dalam melanjutkan tingkat

pendidikan berikutnya. Sedangkan kebahagiaan menjadi hal berharga yang

seharusnya dimiliki setiap orang, berdasarkan penilaian positif terhadap kualitas

hidup yang dialaminya saat ini, dan bukan berdasarkan tingkat pendidikan yang

diperoleh setiap orang.

Penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat usia 22-23

tahun memiliki tingkat kebahagiaan rendah dengan tingkat pendidikan dasar yang

sebagian besar memiliki body image rendah. Hal ini dikarenakan tingkat

pendidikan mempengaruhi kebahagiaan setiap individu, yang dipengaruhi oleh

perbedaan tingkat pekerjaan, gaji yang diperoleh, dan lain sebagainya. Masyarakat

dengan tingkat kebahagiaan rendah yang memiliki tingkat pendidikan dasar

diantaranya Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang

memiliki pendidikan menengah (SMA) cenderung memiliki pekerjaan yang

berpenghasilan kurang atau rendah dibandingkan masyarakat yang memiliki

pekerjaan dengan kualifikasi diploma maupun sarjana yang cenderung


73

berpenghasilan lebih tinggi. Hal inilah yang menimbulkan stress, cemas,

kekhawatiran dan kurangnya kepuasan terhadap kehidupan sehingga berdampak

pada tingkat kebahagiannya yang rendah. Adapun masyarakat yang berpendidikan

menengah dan tinggi memiliki kebahagiaan yang rendah, hal ini dikarenakan saat

mereka terserang pengangguran atau terkena phk mereka akan jauh lebih cemas dan

mudah stress karena khawatir tidak bisa mencari pekerjaan yang layak dengan gaji

yang tinggi sehingga membuat mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup

dirinya dan keluarganya. Bersamaan dengan tingkat pendidikan, body image juga

menjadi faktor yang mempengaruhi terhadap kebahagiaan. Penelitian ini sebagian

besar masyarakat perempuan usia 22-23 tahun dengan tingkat kebahagiaan rendah

memiliki body image yang rendah. Hal ini dikarenakan bahwa perasaan emosional

perempuan yang jauh lebih sensitif daripada laki-laki, perempuan lebih mudah

mengalami kecemasan, rasa bersalah, gangguan tidur dan makan. Ketika mereka

merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya maka akan semakin rendah rasa

bahagianya. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat yang berpendidikan

menengah dan tinggi mengalami kebahagiaan yang rendah, karena persepsi yang

negatif terhadap kondisi tubuh dan penampilannya yang tidak dapat dikontrol. Hal

ini menunjukkan semua kalangan dapat mengalami body image rendah terutama

pada perempuan, karena perempuan sering menggunakan perasaan dan

membutuhkan validasi terhadap penampilannya.

Hasil dari penelitian ini juga dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat

usia 22-23 tahun yang memiliki tingkat kebahagiaan sedang dengan tingkat

pendidikan menegah memiliki body image sedang. Hal ini dikarenakan masyarakat
74

tingkat pendidikan menengah yang cukup puas terhadap pekerjaan dan penghasilan

yang mereka miliki. Mereka juga memiliki body image sedang dimana masyarakat

merasa bahwa cukup puas terhadap beberapa bagian tubuh, penampilan, maupun

berat badannya. Kedua faktor yaitu tingkat pendidikan menengah dan body image

sedang menimbulkan tingkat kebahagiaan sedang, karena secara bersamaan kedua

faktor tersebut menyumbangkan kategori cukup puas untuk menggambarkan tiap

aspek yang dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan. Adapun bagi masyarakat

pendidikan tinggi dan body image tinggi memiliki kebahagiaan yang sedang karena

masyarakat memilih setuju bukan sangat setuju ketika menjawab pertanyaan

tentang kehidupannya memiliki manfaaat, merasa cukup optimis terhadap masa

depan, dan cukup puas dengan segala yang terjadi pada hidupnya. Hal ini berarti

bahwa mereka berada pada kategori yang cukup/sedang untuk tingkat

kebahagiannya. Sedangkan beberapa masyarakat yang berpendidikan rendah dan

body image sedang memiliki kebahagiannya sedang, dikarenakan terdapat faktor

lain yang bisa mempengaruhi kebahagiannya seperti merasa bahwa hidupnya cukup

menyenangkan sehingga memiliki manfaat, arti dan tujuan hidup, menemukan

banyak hal lucu dan cukup memperhatikan kesehatan mentalnya. Karena sejatinya

kebahagiaan bukan cuma perihal uang namun ketika seseorang dapat bersyukur dan

menerima segala hal yang terjadi pada hidupnya.

Penelitian ini juga ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat tingkat

kebahagiaan tinggi dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki body image tinggi.

Hal ini dikarenakan masyarakat yang berpendidikan tinggi memiliki wawasan luas,

dan informasi yang leluasa sehingga dapat menerima segala pengetahuan yang ada
75

dan membuat mereka jauh lebih kritis dan dapat menerima segala kenyataan pada

hidupnya. Mereka juga rata-rata memiliki pendapatan yang tinggi sehingga merasa

bahwa pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan

apa yang diinginkan. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang tinggi otomatis

dapat melakukan serangkaian perawatan tubuh dan dapat memperbaiki

penampilannya, sehingga membuat mereka tampil lebih percaya diri dan

menciptakan rasa puas terhadap kondisi fisik dan penampilannya saat ini. Jika

kepuasan terhadap hidupnya meningkat, maka akan semakin meningkat pula

kebahagiaannya. Adapun beberapa masyarakat yang merasa bahagia meskipun

yang berpendidikan rendah dengan body image yang rendah maupun berpendidikan

menengah dengan body image sedang, karena terdapat faktor lain yang bisa

mempengaruhi kebahagiannya seperti merasa bahwa hidupnya memiliki manfaat,

melihat sesuatu yang indah dibeberapa hal yang membuat mereka mengalami hal-

hal yang menyenangkan. Selain itu juga mereka merasa lebih bersyukur kepada

Tuhan karena telah diberikan kesehatan. Maka hal inilah yang meningkatkan

kebahagiaan mereka dengan cara menerima dan bersyukur.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan merupakan kelemahan atau hambatan dalam meneliti

(Nursalam, 2020). Dari penelitian ini memiliki keterbatasan, namun diharapkan

tidak mempengaruhi tujuan umum dalam penelitian. Keterbatasan dalam penelitian

ini adalah pada subjek penelitian dengan mengisi kuesioner yang telah dibagikan

oleh peneliti terkadang tidak memberikan informasi yang sebenarnya.


76
BAB 7

KESIMPULAN

7.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body

Image dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa

Sarang Meduro” dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat Pendidikan pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa Sarang

Meduro memiliki tingkat pendidikan menengah.

2. Body Image pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa Sarang Meduro

memiliki body image sedang.

3. Tingkat Kebahagiaan pada masyarakat usia 18-25 tahun di Desa Sarang

Meduro memiliki tingkat kebahagiaan sedang

4. Ada hubungan yang signifikan Tingkat Pendidikan dan Body Image

dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa

Sarang Meduro. Ditunjukkan dengan analisa data uji korelasi Sperman’s

rho dengan tingkat signifikansi koefisien korelasi (r) 0.327 dan 0.418 hal

ini menunjukkan bahwa ρ = (0.001 < 0.05).

7.2 Saran

1. Bagi Masyarakat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat akan pentingnya pendidikan yang tinggi dan body image

tinggi supaya dapat meningkatkan kebahagiaan pada masyarakat usia 18-

25 tahun.

77
78

2. Bagi pihak Desa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperhatikan tingkat kebahagiaan

di desa dan tidak hanya berfokus pada tingkat pendidikan dan body

image.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan penulis serta

lebih memahami tentang teori yang digunakan sebagai dasar untuk

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tingkat pendidikan dan

body image dengan tingkat kebahagiaan pada masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Afriana, I. (2021). Hubungan Antara Perundungan Siber dan Kebahagiaan Pada


Dewasa Awal (Vol. 3, Issue 2).
Augustiya, T., Lestari, A., Budiman, H., Maharani, R., & Anggraini, M. (2020).
The Bingah scale: A development of the happiness measurement scale in the
Sundanese. Jurnal Psikologi Islam Dan Budaya, 3(1), 61–70.
https://doi.org/10.15575/jpib.v3i1.6478
Basyit, Sutikno, J. D. (2022). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Journal of Economics and Business UBS,
11(1), 24–36. https://doi.org/10.52644/joeb.v11i1.77
BPS. (2021). Kecamatan Sarang Dalam Angka 2021. In B. K. Rembang (Ed.),
rembangkab.bps.go.id.
BPS. (2022). Kecamatan Sarang Dalam Angka Sale Subdistrict in Figures 2022.
Dahlia, Safarina, S. (2022). Kebahagiaan Pada Masyarakat Gayo Ditinjau dari
Tingkat Pendidikan. Junal Psikologi Uinsyiah, 5(1), 98–112.
Fahroli, F. T. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan.
Blogspot.Com. https://frshtyaafhrl.blogspot.com/2019/06/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html
Fitriah, V. R., & Psikologi, F. (2020). Hubungan antara optimisme dengan
kebahagiaan pada usia dewasa awal. JURNAL_2.pdf
Gannika, L., & Sembiring, E. E. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan coronavirus disease 2019
(Covid-19) pada masyarakat sulawesi utara. NERS: Jurnal Keperawatan,
16(2), 83–89. http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/377
Harumi, W., & Bachtiar, N. (2022). Potret Kebahagiaan Negara-Negara di Dunia.
Bappenas Working Papers, 5(2), 196–210.
https://doi.org/10.47266/bwp.v5i2.166
Islahi, I. (2022). Pengaruh Pola Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, dan
Pendidikan Terhadap Kinerja Aparat Desa. Ilmu Dan Riset Manajemen, 11,
1–17. file:///C:/Users/dell/Documents/tingkat pendidikan.pdf
Julianto, Cahayani, Sukmawati, A. (2020). Hubungan antara Harapan dan Harga
Diri Terhadap Kebahagiaan pada Orang yang Mengalami Toxic Relationship
dengan Kesehatan Psikologis. Jurnal Psikologi Integratif, 8(1), 103.
https://doi.org/10.14421/jpsi.v8i1.2016
Kemendikbud. (2020). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan, 8–30.
http://piaud.uin-suka.ac.id/media/dokumen_akademik/43_20210506_Undang
-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.pdf
Kurniawan, & Noviekayati, Rina, A. (2023). Hubungan Body Image Dengan
Kepercayaan Diri Pada Korban Body Shaming Pengguna Instagram. 18(1),
1–9.
Manurung, E. (2020). Gambaran Remaja Putri Fans-Kpop di Kota Medan. Ilmu
Psikologi.

Masloman, M. ; T. M. T. ; G. K. (2021). Kebahagiaan Pada Anggota Komunitas

79
80

Dzikir Di Kotamobagu Pada Masa Pandemi Covid-19. Psikopedia, 2(1), 96.


Maulani, F. A. (2019). Body image dan tingkat kebahagiaan pada wanita dewasa
awal. Cognicia, 7(3), 369–377. https://doi.org/10.22219/cognicia.v7i3.9229
Maulidya, dkk. (2022). Kebahagiaan Pada Anak-anak dalam Tradisi
“Menambang” Saat Lebaran. Journal of Multidisciplinary Research and
Development, 5(1), 260–264.
Munajah, N. (2018). Kebahagiaan Dalam Perspektif Filsafat. Tahdzib Al-Akhlaq:
Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 1–23.
https://doi.org/10.34005/tahdzib.v1i2.443
Noor, T. (2018). Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2013 Melalui Pendekatan Nilai-
Nilai Yang Terkandung Dalam Ayat 30 Surah Ar-Ruum dan Ayat 172 Surah
Al-‘Araaf. Universitas Singaperbangsa Karawang, 20, 123–144.
Nurhidayati, T. N. (2020). Kebahagiaan Pemimpin Perempuan Dalam Menjalani
Peran Ganda Perspektif Psikologi. FILSAFAT : Jurnal Studi Keislaman,
11(1), 35–61. https://doi.org/10.36835/falasifa.v11i1.276
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Aklia Suslia (ed.)).
Pasolong. (2020). Etika Profesi (N. M. Pustaka (ed.)). Nas Media Pustaka.
Prasetya, N. R., & Putro, S. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Umur
Petani dengan Penurunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Sub
Sektor Tanaman Pangan di Desa Meteseh Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal Nadya. Edu Geography, 7(1), 47–56.
Prastiwi, D. (2021). Pengaruh antara body image dan self esteem dengan tingkat
kebahagiaan pada perempuan dewasa awal (usia 18-25 tahun).
Putra, G., & Sudibia, I. K. (2018). Faktor-Faktor Penentu Kebahagiaan Sesuai
Dengan Kearifan Lokal Di Bali. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana 8.1, 1, 79–94. https://doi.org/10.24843/eeb.2019.v08.i01.p05
Ramanda, R., Akbar, Z., & Wirasti, R. A. M. K. (2019). Studi Kepustakaan
Mengenai Landasan Teori Body Image Bagi Perkembangan Remaja.
JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 5(2), 121.
https://doi.org/10.22373/je.v5i2.5019
Rusman, A. A., & Nasution, F. (2020). Deskripsi Kebahagiaan Belajar Mahasiswa
BKI Pada Masa Pandemi Covid-19. Al-Irsyad, 10(1), 1.
https://doi.org/10.30829/al-irsyad.v10i1.7649
Sahir, S. H. (2021). Metodologi Penelitian (M. S. Dr. Ir. Try Koryati (ed.)).
PENERBIT KBM INDONESIA.
Saputri & Pierewan, P. . (2018). Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap
Kebahagiaan Rumah Tangga Keluarga Indonesia. Pendidikan Sosiologi,
13(3), 1576–1580.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Wahyuni, N. S., & Auriella, A. (2021). Hubungan Body Image dengan Harga Diri
pada Remaja Putri Penggemar Kpop di Komunitas A.R.M.Y Medan. Journal
of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 3(3), 1365–1371.
https://doi.org/10.34007/jehss.v3i3.566

Wardhani, D. A., & Pujiono, A. (2022). Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal


81

Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Minggu. Discreet: Journal


Didache of Christian Education, 2(1), 10–21.
https://ejournal.staknkupang.ac.id/ojs/index.php/dis/article/view/109
Lampiran 1. Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image Dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun Di Desa Sarang
Meduro.

2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022

No Tahapan Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari

Minggu 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Konsultasi Masalah

2 Penyusunan BAB 1

3 Penyusunan BAB 2

4 Penyusunan BAB 3

5 Penyusunan BAB 4

6 Penyusunan Lampiran

7 Acc Proposal

8 Ujian Proposal
2023 2023 2023 2023 2023
No Tahapan Januari Februari Maret April Mei Juni
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
10 Revisi Proposal
11 Uji Etik
12 Penelitian
13 Penyusunan BAB 5
14 Penyusunan BAB 6
15 Penyusunan BAB 7
16 Penyusunan Lampiran
17 Abstrak
18 Acc Skripsi
Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Faicatul Eliyah
NIM : 19.12.2.149.013
Alamat : Ds. Karang Anyar Bajing jowo, Sarang, Rembang
No telepon : 089682019291
Email : faichatuleliyah@gmail.com
Adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan IIKNU Tuban bermaksud akan melaksanakan
penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image
Dengan Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di Desa
Sarang Meduro”. Penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk program
pendidikan sarjana saya di IIKNU Tuban. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat
yang dapat merugikan responden. Responden penelitian hanya akan mengisi lembar
kuesioner yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk proses pengisiannya.
Kerahasiaan semua informasi akan terjaga dan dipergunakan untuk kepentingan
penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi
anda maupun keluarga. Jika anda bersedia menjadi responden, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan dan
menjawab pertanyaan yang saya sertakan. Atas perhatian dan kesediannya menjadi
responden saya ucapkan terimakasih.

Tuban, Maret 2023

Peneliti

Faicatul Eliyah
Lampiran 3. Persetujuan Responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Usia :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian ini dalam keadaan sadar, jujur,
dan tidak ada paksaan dalam penelitian dari:
Nama : Faicatul Eliyah
NIM : 19.12.2.149.013
Judul : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image Dengan
Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25 Tahun di
Sarang Meduro.
Setelah membaca informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, tanpa paksaan
dari pihak manapun saya bersedia menjadi responden penelitian. Saya mengetahui tidak
ada risiko yang membahayakan dalam penelitian ini, jaminan kerahasiaan data akan
dijaga dan juga memahami manfaat penelitian ini bagi pelayanan keperawatan.

Demikian pernyataan ini saya buat, semoga dapat digunakan sebagaimana


mestinya.

Tuban, Maret 2023

(......................................)
Lampiran 4. Kuesioner Tingkat Pendidikan

KUESIONER TINGKAT PENDIDIKAN

I. Data responden
Inisial nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
II. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Anda tidak perlu menuliskan nama, cukup inisial nama, umur, jenis kelamin,
dan pekerjaan.
2. Berikan jawaban dengan jujur, karena kejujuran anda sangat penting untuk
penelitian ini dan tidak dapat dampak buruk dari hasil penelitian ini.
3. Usahakan agar tidak ada satu pun pertanyaan yang terlewatkan.
4. Dalam hal ini tidak ada penilaian baik atau buruk, benar atau salah.
5. Anda sepenuhnya bebas melakukan pilihan.
6. Setelah semua kuesioner penelitian ini diisi, mohon diserahkan kembali
kepada kami, dan terima kasih.
7. Isi kolom yang ada sesuai hati nurani anda yang sebenarnya. Berilah tanda
chek list (√) pada jawaban yang anda pilih. Kami sangat menghargai
keterbukaan dan kejujuran anda.

Tingkat Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Berilah Tanda Centang Bila Jawaban Tepat

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. Perguruan tinggi
Lampiran 5. Kuesioner Body Image

KUESIONER BODY IMAGE


MBSRQ (MULTIDIMENSIONAL BODY SELF RELATIONS
QUESTIONNARE)
I. Data responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Jawablah pertanyaan ini dengan JUJUR
2. Berikan tanda centang / check list (√) pada jawaban yang dipilih
Keterangan: 1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak setuju
3 : Setuju
4 : Sangat setuju

Body Image
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
STS TS S SS
1. Saya merasa mempunyai tubuh yang menarik
2. Kebanyakan orang menganggap bahwa penampilan
saya menarik
3. Saya merasa tidak menarik
4. Saya lebih mengutamakan penampilan
5. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk
berdandan
6. Saya jarang menggunakan produk
kosmetik/perawatan tubuh
7. Saya merasa puas dengan bentuk wajah yang saya
miliki (fitur dan kulit)
8. Saya merasa puas dengan bentuk badan saya bagian
atas (dada atau payudara, pundak, lengan)
9. Saya merasa puas dengan badan saya bagian tengah
(perut)
10. Saya merasa puas dengan bentuk badan saya bagian
bawah (pantat, paha, betis)
11. Saya merasa puas dengan berat badan saya saat ini
12. Saya merasa puas dengan penampilan saya saat ini
13. Saya tidak puas dengan penampilan saya saat ini
14. Saya tidak menyukai beberapa bagian tubuh saya
Lampiran 6. Kuesioner Tingkat Kebahagiaan

KUESIONER TINGKAT KEBAHAGIAAN


OHQ (THE OXFORD HAPPINESS QUESTIONNARE)
I. Data responden
Inisial nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur
2. Berikan tanda centang / check list (√) pada jawaban yang dipilih
Keterangan: 1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak setuju
3 : Setuju
4 : Sangat setuju

Tingkat Kebahagiaan

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
STS TS S SS

1. Saya merasa hidup saya memiliki manfaat

2. Saya dapat mengembangkan sikap hangat dan terbuka


kepada setiap orang

3. Saya merasa tidak optimis terhadap masa depan

4. Saya menemukan banyak hal lucu

5. Saya selalu berkomitmen dan aktif terlibat dalam


aktivitas-aktivitas yang saya lakukan

6. Hidup itu adalah hal yang baik

7. Ketika saya bahagia saya merasa sehat

8. Saya merasa puas dengan segala sesuatu yang terjadi


dalam hidup saya
9. Saya merasa penampilan saya tidak menarik

10. Apa yang saya kerjakan tidak sesuai dengan apa yang
saya inginkan

11. Saya selalu tersenyum jika bertemu orang lain

12. Saya dapat melihat sesuatu yang indah di beberapa


hal

13. Saya selalu dapat memberikan efek yang


menyenangkan bagi orang lain

14. Saya bisa menyesuaikan atau mengupayakan segala


sesuatu yang saya inginkan

15. Saya merasa tidak memiliki kendali atas kehidupan


saya

16. Saya dapat menerima segala sesuatu yang terjadi


dalam hidup saya

17. Saya selalu memperhatikan kesehatan mental saya

18. Saya sering mengalami hal-hal yang menyenangkan

19. Saya tidak memiliki arti dan tujuan hidup tertentu

20. Saya merasa memiliki banyak energy


Lampiran 7. Surat Permohonan Survey Awal
Lampiran 8. Surat Permohonan Ijin Penelitian
1. Ijin Penelitian Untuk Kepala Bappeda
2. Ijin Penelitian Untuk Kepala Desa Sarang Meduro
Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 10. Sertifikat Uji Etik
Lampiran 11. Sertifikat TOEFL
Lampiran 12. Lembar Tabulasi Data Umum dan Data Khusus

Inisia Tingkat Pendidikan Body Image Tingkat Kebahagiaan


l Kategori Kategori Skor Kategori
No Nama Umur JK Pekerjaan Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Skor
1 N 21 P Pedagang SMA √ 3 41 Sedang 57 Sedang
2 M 22 P Mahasiswa PT √ 4 39 Sedang 64 Tinggi
3 I 20 P Mahasiswa PT √ 4 46 Tinggi 62 Tinggi
4 M 25 L Nelayan SMP √ 2 34 Sedang 40 Rendah
5 Z 22 L Nelayan SMA √ 3 45 Tinggi 67 Tinggi
6 S 19 P Pedagang SMA √ 3 37 Sedang 60 Sedang
7 B 19 L Mahasiswa PT √ 4 34 Sedang 40 Rendah
8 N 20 P Mahasiswa PT √ 4 41 Sedang 59 Sedang
9 H 25 L Nelayan SMA √ 3 37 Sedang 61 Tinggi
10 R 22 P IRT SMA √ 3 45 Tinggi 68 Tinggi
11 A 22 P Mahasiswa PT √ 4 30 Sedang 65 Tinggi
12 F 23 P Guru PT √ 4 42 Sedang 58 Sedang
13 F 22 P IRT SMA √ 3 41 Sedang 58 Sedang
14 F 22 P Pedagang SMA √ 3 28 Rendah 60 Tinggi
15 F 22 L Nelayan SMP √ 2 28 Rendah 40 Rendah
16 N 21 P Wiraswasta SMA √ 3 45 Tinggi 62 Tinggi
17 L 22 P Mahasiswa PT √ 4 41 Sedang 61 Tinggi
18 E 22 P Pedagang SMA √ 3 34 Sedang 66 Tinggi
19 R 23 P IRT SMA √ 3 38 Sedang 64 Tinggi
20 A 25 L Guru PT √ 4 43 Tinggi 58 Sedang
21 B 22 L Nelayan SMP √ 2 28 Rendah 40 Rendah
22 R 22 P Asisten PT √ 4 42 Sedang 70 Tinggi
Bidan
23 H 18 P Pelajar SMA √ 3 42 Sedang 59 Sedang
24 N 22 P Mahasiswa PT √ 4 43 Tinggi 62 Tinggi
25 M 25 P Guru PT √ 4 46 Tinggi 64 Tinggi
26 Y 23 P Mahasiswa PT √ 4 40 Sedang 60 Tinggi
27 I 18 P Pelajar SMA √ 3 41 Sedang 57 Sedang
28 F 22 P Mahasiswa PT √ 4 28 Rendah 62 Tinggi
Asisten PT 68 Tinggi
29 N 21 P √ 4 42 Sedang
Bidan
30 F 21 P IRT SMA √ 3 32 Sedang 58 Sedang
31 N 22 P Karyawan SMA √ 3 28 Rendah 40 Rendah
32 E 23 P Pedagang SMA √ 3 39 Sedang 59 Sedang
33 A 24 L Nelayan SMA √ 3 38 Sedang 55 Sedang
34 H 19 P IRT SMA √ 3 44 Tinggi 60 Sedang
35 A 20 P Karyawan SMA √ 3 41 Sedang 70 Tinggi
36 U 22 P IRT SMA √ 3 28 Rendah 40 Rendah
37 F 24 L Nelayan SMP √ 2 40 Sedang 37 Rendah
38 I 22 P IRT SMA √ 3 32 Sedang 63 Tinggi
39 F 18 P Pelajar SMA √ 3 28 Rendah 60 Sedang
40 I 23 P Mahasiswa PT √ 4 36 Sedang 58 Sedang
41 F 21 P Karyawan SMA √ 3 32 Sedang 62 Tinggi
42 D 19 L Mahasiswa PT √ 4 42 Sedang 59 Sedang
43 A 22 P Mahasiswa SMA √ 3 28 Rendah 61 Tinggi
44 R 22 P Karyawan SMA √ 3 41 Sedang 65 Tinggi
45 W 19 L Nelayan SMA √ 3 41 Sedang 52 Sedang
46 D 18 L Nelayan SMP √ 2 27 Rendah 40 Rendah
47 A 23 L Nelayan SD √ 1 27 Rendah 39 Rendah
48 N 22 L Mahasiswa PT √ 4 44 Tinggi 57 Sedang
49 Z 21 P Mahasiswa PT √ 4 35 Sedang 69 Tinggi
50 F 23 L Nelayan SMA √ 3 40 Sedang 64 Tinggi
51 B 22 L Nelayan SMA √ 3 42 Sedang 58 Sedang
52 M 22 P IRT SMA √ 3 27 Rendah 64 Tinggi
53 S 21 P Mahasiswa PT √ 4 46 Tinggi 61 Tinggi
54 A 21 L Nelayan SMA √ 3 37 Sedang 60 Sedang
55 A 21 P Mahasiswa PT √ 4 41 Sedang 61 Tinggi
56 M 22 P Guru PT √ 4 43 Tinggi 61 Tinggi
57 E 24 P Guru PT √ 4 40 Sedang 60 Sedang
58 E 22 P Guru SMA √ 3 39 Sedang 58 Sedang
59 I 22 P Mahasiswa PT √ 4 41 Sedang 65 Tinggi
60 N 20 P Pelajar SMA √ 3 28 Rendah 60 Sedang
61 K 21 P Mahasiswa PT √ 4 41 Sedang 60 Sedang
62 L 20 P Karyawan SMA √ 3 35 Sedang 59 Sedang
63 M 22 L Nelayan SMA √ 3 47 Tinggi 52 Sedang
64 A 21 P IRT SMA √ 3 28 Rendah 64 Tinggi
65 R 22 P Mahasiswa PT √ 4 41 Sedang 58 Sedang
66 I 22 P Karyawan SMA √ 3 37 Sedang 59 Sedang
67 N 18 P Pelajar SMA √ 3 35 Sedang 69 Tinggi
68 A 20 P Karyawan SMA √ 3 40 Sedang 60 Sedang
69 S 18 P Pelajar SMA √ 3 46 Tinggi 60 Sedang
70 A 22 L Mahasiswa PT √ 4 56 Tinggi 66 Tinggi
71 I 22 P Mahasiswa PT √ 4 38 Sedang 58 Sedang
72 S 19 P Pedagang SMA √ 3 39 Sedang 60 Sedang
73 S 18 P Pelajar SMA √ 3 41 Sedang 62 Sedang
74 F 22 L Nelayan SMA √ 3 44 Tinggi 61 Sedang
75 A 22 L Mahasiswa PT √ 4 43 Tinggi 69 Tinggi
76 N 22 P Pedagang PT √ 4 37 Sedang 72 Tinggi
77 A 21 P Mahasiswa PT √ 4 39 Sedang 60 Sedang
78 N 23 P Karyawan SMA √ 3 27 Rendah 60 Sedang
79 Y 20 P Pedagang SMA √ 3 39 Sedang 63 Tinggi
80 I 23 P Pedagang PT √ 4 43 Tinggi 61 Tinggi
81 D 23 P Pedagang SMA √ 3 43 Tinggi 67 Tinggi
82 A 21 L Pelajar SMA √ 3 37 Sedang 57 Sedang
83 S 21 L Mahasiswa PT √ 4 38 Sedang 61 Tinggi
84 N 18 L Supir SMA √ 3 41 Sedang 69 Tinggi
85 A 18 P Mahasiswa PT √ 4 28 Rendah 57 Sedang
86 I 19 P Mahasiswa PT √ 4 51 Tinggi 77 Tinggi
87 R 20 P Mahasiswa PT √ 4 43 Tinggi 70 Tinggi
Tidak PT 62 Tinggi
88 S 23 P √ 4 39 Sedang
Bekerja
89 T 18 P IRT SMA √ 3 39 Sedang 60 Sedang
90 I 22 P Pedagang PT √ 4 36 Sedang 60 Sedang
91 E 22 P Karyawan SMA √ 3 28 Rendah 62 Tinggi
92 I 21 P Karyawan SMA √ 3 37 Sedang 58 Sedang
93 U 19 P Karyawan SMA √ 3 42 Tinggi 64 Tinggi
94 V 20 P Mahasiswa PT √ 4 44 Tinggi 67 Tinggi
95 M 24 L Karyawan SMA √ 3 38 Sedang 60 Sedang
96 Z 20 L Karyawan SMA √ 3 39 Sedang 59 Sedang
97 L 20 P IRT SMA √ 3 27 Rendah 59 Sedang
98 N 24 L Pedagang SMA √ 3 46 Tinggi 73 Tinggi
Tidak SMA 60 Sedang
99 A 18 L √ 3 42 Sedang
Bekerja
10 SMA 52 Sedang
D 22 L Pedagang √ 3 38 Sedang
0
10 PT 65 Tinggi
R 23 P Wiraswasta √ 4 45 Tinggi
1
10 SMA 76 Tinggi
K 25 L Nelayan √ 3 44 Tinggi
2
10 SMA 40 Rendah
S 22 L Nelayan √ 3 26 Rendah
3
10 SMA 63 Tinggi
G 21 L Karyawan √ 3 37 Sedang
4
10 SMP 40 Rendah
S 25 L Wiraswasta √ 2 36 Sedang
5
10 SMA 61 Tinggi
N 25 L Nelayan √ 3 42 Sedang
6
10 SMA 68 Tinggi
S 25 L Pedagang √ 3 41 Sedang
7
10 SMA 56 Sedang
A 19 L Karyawan √ 3 33 Sedang
8
10 SMA 68 Tinggi
R 20 L Pedagang √ 3 36 Sedang
9
11 SMA 65 Tinggi
K 21 L Nelayan √ 3 39 Sedang
0
11 SMA 60 Sedang
A 23 L Wiraswasta √ 3 37 Sedang
1
11 SD 39 Rendah
K 23 L Nelayan √ 1 28 Rendah
2
11 N 21 P Karyawan SMA √ 3 49 Tinggi 73 Tinggi
3
11 PT 59 Sedang
K 21 L Pedagang √ 4 44 Tinggi
4
11 SD 40 Rendah
M 25 L Supir √ 1 28 Rendah
5
11 SMA 61 Tinggi
M 22 P IRT √ 3 39 Sedang
6
11 SMA 60 Sedang
A 24 L Pedagang √ 3 44 Tinggi
7
11 Tidak SMA 66 Tinggi
F 20 P √ 3 43 Tinggi
8 Bekerja
11 SMA 62 Tinggi
D 23 P Pedagang √ 3 47 Tinggi
9
12 SMA 64 Tinggi
R 22 P Karyawan √ 3 33 Sedang
0
12 SMA 59 Sedang
I 19 L Kuli √ 3 37 Sedang
1
12 PT 59 Sedang
R 22 P Mahasiswa √ 4 36 Sedang
2
12 SMA 60 Sedang
C 24 L Nelayan √ 3 33 Sedang
3
12 PT 59 Sedang
Y 19 P Mahasiswa √ 4 36 Sedang
4
12 Tidak SMA 52 Sedang
A 18 P √ 3 28 Rendah
5 Bekerja
12 PT 60 Sedang
A 20 P Mahasiswa √ 4 38 Sedang
6
12 Tidak SMA 58 Sedang
D 18 P √ 3 43 Tinggi
7 Bekerja
12 M 22 L Pelajar SMA √ 3 41 Sedang 59 Sedang
8
12 SMP 65 Tinggi
D 18 L Pelajar √ 2 37 Sedang
9
13 SMA 59 Sedang
I 24 L Nelayan √ 3 40 Sedang
0
13 SD 38 Rendah
H 24 L Wiraswasta √ 1 42 Sedang
1
13 SMA 65 Tinggi
K 18 L Pelajar √ 3 34 Sedang
2
13 SMA 40 Rendah
A 23 L Pedagang √ 3 27 Rendah
3
13 SMA 56 Sedang
M 18 L Pelajar √ 3 44 Tinggi
4
13 SMA 56 Sedang
V 24 P Wiraswasta √ 3 39 Sedang
5
13 SMP 40 Rendah
K 25 L Kuli √ 2 28 Rendah
6
13 PT 60 Sedang
R 20 L Mahasiswa √ 4 39 Sedang
7
13 SMA 57 Sedang
B 23 L Nelayan √ 3 40 Sedang
8
13 SMA 40 Rendah
A 25 L Nelayan √ 3 28 Rendah
9
14 PT 60 Sedang
H 23 L Mahasiswa √ 4 39 Sedang
0
14 SMA 61 Tinggi
K 24 L Nelayan √ 3 39 Sedang
1
14 SMP 38 Rendah
A 23 L Nelayan √ 2 28 Rendah
2
14 P 18 P Pelajar SMA √ 3 45 Sedang 66 Tinggi
3
14 Tidak SMA 58 Sedang
R 20 P √ 3 41 Sedang
4 Bekerja
14 Tidak SMA 52 Sedang
F 19 P √ 3 39 Sedang
5 Bekerja
14 Tidak SMA 65 Tinggi
B 19 P √ 3 45 Tinggi
6 Bekerja
14 SMP 39 Rendah
R 23 L Nelayan √ 2 28 Rendah
7
14 SD 61 Tinggi
M 24 L Nelayan √ 1 39 Sedang
8
14 SMA 40 Rendah
I 23 L Nelayan √ 3 28 Rendah
9
15 SMA 70 Tinggi
R 23 L Nelayan √ 3 45 Tinggi
0
15 SMA 59 Sedang
F 22 P Karyawan √ 3 32 Sedang
1
15 SMP 67 Tinggi
M 23 L Nelayan √ 2 33 Sedang
2
15 PT 76 Tinggi
I 22 L Radiografer √ 4 49 Tinggi
3
15 SMA 60 Sedang
R 20 P IRT √ 3 28 Rendah
4
Lampiran 13. Hasil Uji Statistik

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18-19 tahun 30 19.5 19.5 19.5
20-21 tahun 36 23.4 23.4 42.9
22-23 tahun 65 42.2 42.2 85.1
24-25 tahun 23 14.9 14.9 100.0
Total 154 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 65 42.2 42.2 42.2
Perempuan 89 57.8 57.8 100.0
Total 154 100.0 100.0

Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 5 3.2 3.2 3.2
SMP 11 7.1 7.1 10.4
SMA 92 59.7 59.7 70.1
Perguruan Tinggi 46 29.9 29.9 100.0
Total 154 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pelajar/Mahasiswa 46 29.9 29.9 29.9
Guru 8 5.2 5.2 35.1
Nelayan 29 18.8 18.8 53.9
Pedagang 19 12.3 12.3 66.2
Karyawan 18 11.7 11.7 77.9
Wiraswasta 5 3.2 3.2 81.2
IRT/Tidak Bekerja 13 8.4 8.4 89.6
Lainnya 16 10.4 10.4 100.0
Total 154 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Dasar 16 10.4 10.4 10.4
Pendidikan Menengah 92 59.7 59.7 70.1
Pendidikan Tinggi 46 29.9 29.9 100.0
Total 154 100.0 100.0

Body Image
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 28 18.2 18.2 18.2
Sedang 91 59.1 59.1 77.3
Tinggi 35 22.7 22.7 100.0
Total 154 100.0 100.0

Tingkat Kebahagiaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 20 13.0 13.0 13.0
Sedang 71 46.1 46.1 59.1
Tinggi 63 40.9 40.9 100.0
Total 154 100.0 100.0
Correlations
Tingkat Tingkat
Pendidikan Body Image Kebahagiaan
Spearman's rho Tingkat Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .352** .327**
Sig. (2-tailed) . .000 .000
N 154 154 154
Body Image Correlation Coefficient .352** 1.000 .418**
Sig. (2-tailed) .000 . .000
N 154 154 154
Tingkat Kebahagiaan Correlation Coefficient .327** .418** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .
N 154 154 154
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tingkat Pendidikan * Tingkat Kebahagiaan Crosstabulation
Tingkat Kebahagiaan
Rendah Sedang Tinggi Total
Tingkat Pendidikan Pendidikan Dasar Count 13 0 3 16
% within Tingkat 81.3% 0.0% 18.8% 100.0%
Pendidikan
% within Tingkat 65.0% 0.0% 4.8% 10.4%
Kebahagiaan
Pendidikan Menengah Count 6 50 36 92
% within Tingkat 6.5% 54.3% 39.1% 100.0%
Pendidikan
% within Tingkat 30.0% 70.4% 57.1% 59.7%
Kebahagiaan
Pendidikan Tinggi Count 1 21 24 46
% within Tingkat 2.2% 45.7% 52.2% 100.0%
Pendidikan
% within Tingkat 5.0% 29.6% 38.1% 29.9%
Kebahagiaan
Total Count 20 71 63 154
% within Tingkat 13.0% 46.1% 40.9% 100.0%
Pendidikan
% within Tingkat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Kebahagiaan

Body Image * Tingkat Kebahagiaan Crosstabulation


Tingkat Kebahagiaan
Rendah Sedang Tinggi Total
Body Image Rendah Count 15 7 6 28
% within Body Image 53.6% 25.0% 21.4% 100.0%
% within Tingkat 75.0% 9.9% 9.5% 18.2%
Kebahagiaan
Sedang Count 5 52 34 91
% within Body Image 5.5% 57.1% 37.4% 100.0%
% within Tingkat 25.0% 73.2% 54.0% 59.1%
Kebahagiaan
Tinggi Count 0 12 23 35
% within Body Image 0.0% 34.3% 65.7% 100.0%
% within Tingkat 0.0% 16.9% 36.5% 22.7%
Kebahagiaan
Total Count 20 71 63 154
% within Body Image 13.0% 46.1% 40.9% 100.0%
% within Tingkat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Kebahagiaan
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15. Lembar Konsultasi Skripsi

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama mahasiswa : Faicatul Eliyah
NIM. : 19.12.2.149.013
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan
Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro.
Pembimbing : Mokhammad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., M.M

No TANGGAL MASUKAN PEMBIMBING TANDA TANGAN

1. 10 Juni 2022 Seminar Topik

2. 26 Agustus 2022 Konsultasi Bab 1

3. 13 September 2022 Konsultasi Bab 1

4. 21 September 2022 Konsultasi Bab 3

5. 9 November 2022 Konsultasi Bab 2 dan 3

6. 25 November 2022 Konsultasi Bab 2,3 dan 4

Konsultasi Bab 4 dan


7. 28 November 2022
Kuesioner
Konsultasi Bab 4 dan
8. 21 Desember 2022
Kuesioner

9. 1 Januari 2022 ACC Proposal

10. 16 Mei 2023 Konsultasi Bab 5, 6, dan 7

11. 23 Mei 2023 Konsultasi Bab 5, 6, dan 7

12. 6 Juni 2023 Konsultasi Naskah Skripsi

13. 9 Juni 2023 ACC Skripsi


Lampiran 16. Lembar Revisi Skripsi

LEMBAR REVISI SKRIPSI


Nama mahasiswa : Faicatul Eliyah
NIM. : 19.12.2.149.013
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan
Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro.
Ketua Penguji : Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep

No. Halaman Masukan Revisi


Pembenahan kata kunci diurutkan sesuai
1. xvii Sudah direvisi
abjad
Perbaikan penulisan disesuaikan buku
2. Sudah direvisi
panduan

3. 74 Pembenahan sumber rujukan Sudah direvisi

Tuban, 14 Juni 2023


Ketua Penguji

Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0718098201
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama mahasiswa : Faicatul Eliyah


NIM. : 19.12.2.149.013
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan
Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro.
Penguji 1 : Mokhammad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., M.M

No. Halaman Masukan Revisi

Pembenahan penulisan disesuaikan dengan


1. Sudah direvisi
buku panduan (awal-akhir)

Tuban, 14 Juni 2023


Penguji 1

Mokhammad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., M.M


NIDN. 0722048005
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama mahasiswa : Faicatul Eliyah


NIM. : 19.12.2.149.013
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan
Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro.
Penguji II : Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep

No. Halaman Masukan Revisi

Pembenahan penulisan tabel dan tabel


1. BAB 5 Sudah direvisi
silang
1.Pembenahan kata responden menjadi
“masyarakat”
2. BAB 6 Sudah direvisi
2. Pembenahan kata awal kalimat tidak
menggunakan kata sambung
Pembenahan nama belakang penulis di
3. 74 Sudah direvisi
daftar pustaka

4. Pembenahan penulisan awal-akhir Sudah direvisi

Tuban, 14 Juni 2023


Penguji II

Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0701049002
Lampiran 16. Lembar Revisi Skripsi

BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI

Nama mahasiswa : Faicatul Eliyah


NIM. : 19.12.2.149.013
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Body Image dengan
Tingkat Kebahagiaan Pada Masyarakat Usia 18-25
Tahun di Desa Sarang Meduro.

No. Penguji Tanda Tangan

1. Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0718098201

2. Mokhammad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., M.M


NIDN. 0722048005

3. Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0701049002

Anda mungkin juga menyukai