Anda di halaman 1dari 168

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M”

DENGAN OBESITAS SENTRAL TINGKAT II

DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS

TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Diploma Kebidanan Jurusan Kebidanan
Fakultas Nkedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Uin Alauddin Makassar

Oleh:

RINI RAUDATUL ILMA


NIM : 70400118029

PRODI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2021
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rini Raudatul Ilma

Nim : 70400118029

TTL : Awo, 14 Maret 2000

Jurusan/Prodi : Kebidanan

Fakultas/Program : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/Diploma

Alamat : Samata

Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Ny “M”

dengan Obesitas Sentral Tingkat II di Puskesmas Antang

Perumnas Tahun 2021

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa Karya

Tulis Ilmiah ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika ditemukan suatu hari

terbukti bahwa karya ini merupakan duplikat, tiruan, plagiatatau dibuat oleh orang

lain, sebagian atau seluruhnya maka Karya Tulis Ilmiah dan gelar yang diperoleh

batal demi hukum.

Samata, 29 Oktober 2021

Penyusun

Rini Raudatul Ilma


Nim: 70400118029

ii
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Rini Raudatul Ilma

Nim : 70400118029

Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Ny “M” dengan

Obesitas Sentral Tingkat II di Puskesmas Antang Perumnas

Tahun 2021

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah disetujui untuk diajukan dalam seminar

hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) Jurusan Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islan Negeri Alauddin Makassar.

Samata, 29 Oktober 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Zelna Yuni Andryani, S.ST.,M.Keb dr. Jelita Inayah Sari, M.Biomed


NIP: 1989 0328 201903 2018 NIP: 19870407 201503 2 003

iii
iv
KATA PENGANTAR

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa

memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga segala

aktivitas yang dikerjakan dan diusahakan bernilai ibadah di sisi-Nya. Salam dan

taslim semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad

Saw. Nabi yang telah memberikan pencerahan dan petunjuk kebenaran kepada

seluruh umat manusia di muka bumi terutama kepada penulis dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan

Prakonsepsi Pada Ny “M” Dengan Obesitas Sentral Tingkat II Di Puskesmas

Antang Perumnas Tahun 2021”. Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini di susun dalam

rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya

Kebidanan di Jurusan Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, penulis menyadari

bahwa karya ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari penulis maupun

dari penyajiannya. Oleh karena itu saran, masukan, dan kritik yang bersifat

membangun sangat dibutuhkan oleh penulis guna memperbaiki kesalahan dan

kekurangan yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.

Cinta dan penghormatan kupersembahkan kepada kedua orang tuaku,

ayahanda Toharuddin, S.Ag dan Ibunda Rahmiani, mereka adalah orang pertama

yang memberikan kasih sayang, cita perhatian, doa dan bimbingan yang begitu

besar, serta dasar hidup yang senantiasa ditanamkan sejak kecil. Ketiga adikku

serta keluarga lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas

v
dukungan dari awal sampai sekarang yang membuatku semakin semangat untuk

mencapai gelar ini.

Penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan

rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga nilainya penulis sampaikan

kepada yang terhormat :

1. Pimpinan Universitas islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Drs. Hamdan

Juhannis M.A, Ph.D.

2. Pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Dr.dr. Syatirah

Djalaluddin, Sp.A., M.kes beserta seluruh staf administrasi yang telah

memberikan berbagai fasilitas kepada seluruh mahasiswa fakultas selama

masa pendidikan.

3. Ibunda Firdayanti, S.Si.T., M.Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Ibunda Zelna Yuni Andryani, S.ST., M.Keb selaku pembimbing I, yang telah

banyak memberikan dukungan serta motivasi dan telah ikhlas meluangkan

waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan senantiasa mengarahkan

apa yang harus dilakukan oleh penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.

5. dr. Jelita Inayah Sari, M.Biomed selaku Pembimbing II, yang telah banyak

memberikan dukungan serta motivasi dan telah ikhlas meluangkan waktu,

pikiran dan tenaga untuk membimbing dan senantiasa mengarahkan apa yang

vi
harus dilakukan oleh penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah (KTI) ini.

6. Ibu Nurfaiza Alza, S.ST., M.Keb selaku penguji 1 yang senantiasa

memberikan masukan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

7. Ayahanda Prof. Dr. Muchtar Lutfi, M.Pd selaku penguji II yang senantiasa

memberikan masukan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

8. Kepada seluruh dosen dan staf pengajar program studi Kebidanan UIN

Alaiddin Makassar yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan,

bimbingan dan motivasi selama masa studi.

9. Kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan sarana

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Kepala Puskesmas Antang Perumnas dan jajarannya yang telah memberikan

izin kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

11. Kepada semua teman-teman Kebidanan khususnya angkatan 2018 terutama

kelas Kebidanan A yang telah memberi dukungan, motivasi dan warna di

bangku perkuliahan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu semoga semua perjuangan kita dicatat sebagai amal ibadah di sisi

Allah swt.

Akhirul Kalam, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

memberikan kontribusi dalam pelaksanaan maupun pengembangan ilmu

vii
pengetahuan di bidang kesehatan khusunya di bidang Kebidanan. Penulis

menyadari Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun guna

menyempurnakan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima Kasih.

Samata-Gowa, 29 Oktober 2021

Penulis

Rini Raudatul Ilma


NIM: 70400118029

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH .............................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH .............................iii

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH ..............................iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xiii

ABSTRAK .....................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Ruang Lingkup Penulisan ................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 6
E. Metode Penulisan .............................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 11

A. Tinjauan Umum Tentang Prakonsepsi ............................................. 11


B. Tinjauan khusus Tentang Obesitas .................................................. 17
C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan ............................................ 42

BAB III STUDI KASUS ................................................................................ 56

ix
A. Langkah I. Identifikasi data dasar ................................................... 56
B. Langkah II. Identifikasi diagnosa/masalah aktual ........................... 61
C. Langkah III. Identifikasi diagnosa/masalah potensial ..................... 62
D. Langkah IV. Tindakan segera atau kolaborasi ................................. 63
E. Langkah V. Rencana auhan ............................................................. 63
F. Langkah VI. Pelaksaan asuhan ........................................................ 68
G. Langkah VII. Evaluasi hasil asuhan................................................. 74
SOAP KUNJUNGAN I ................................................................... 75
SOAP KUNJUNGAN II .................................................................. 83
SOAP KUNJUNGAN III ................................................................. 87
SOAP KUNJUNGAN IV ................................................................ 92
SOAP KUNJUNGAN V .................................................................. 97
SOAP KUNJUNGAN VI ............................................................... 101
SOAP KUNJUNGAN VII .............................................................. 105
SOAP KUNJUNGAN VIII ............................................................. 110

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 115

A. Langkah I. Identifikasi data dasar .................................................. 115


B. Langkah II. Identifikasi diagnosa/masalah aktual .......................... 118
C. Langkah III. Identifikasi diagnosa/masalah potensial .................... 119
D. Langkah IV. Tindakan segera atau kolaborasi ................................ 121
E. Langkah V. Rencana auhan ............................................................ 121
F. Langkah VI. Pelaksaan asuhan ....................................................... 125
G. Langkah VII. Evaluasi hasil asuhan................................................ 133
H. Pendokumentasian .......................................................................... 134

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 135

A. Kesimpulan................................................................................. 135
B. Saran ........................................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Obesitas Android Dan Obesitas Ginoid ................................... 21

Gambar 2.2 : Piring Makan Model T ............................................................. 36

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Dan Obesitas Pada Orang Dewasa
Berdasarkan IMT Menurut WHO ...............................................22-23
Tabel 2.2 Daftar Menu Makanan Sehari-Hari................................................ 39

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I :Daily Activity atau aktivitas harian ibu saat dilakukan asuhan

Lampiran II :Dokumentasi saat dilakukan asuhan

Lampiran III :Surat Permohonan Izin Penelitian dari Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan
PTSP Provinsi Sulawesi Selatan

Lampiran IV :Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kepala Dinas Penanaman


Modal dan PTSP Povinsi Sulawesi Selatan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Makassar

Lampiran V :Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Puskesmas Antang


Perumnas

Lampiran :Daftar Riwayat Hidup

xiii
ABSTRAK
JURUSAN KEBIDANAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
KARYA TULIS ILMIAH,

Nama : Rini Raudatul ilma


Nim : 70400118029
“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.”M” dengan Obesitas pada masa
prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas tahun 2021”

Obesitas adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan lemak dalam


tubuh yang disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan antara energi yang
masuk dan energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama. Kasus obesitas ini
banyak terjadi di dunia termasuk indonesia salah satunya banyak dialami wanita
prakonsepsi. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk melaksanakan Manajemen
Asuhan kebidanan pada wanita prakonsepsi dengan obesitas di Puskesmas Antang
Perumnas sesuai dengan 7 langkah varney dan SOAP.
Hasil dari penelitian studi kasus yang dilakukan kepada Ny.”M”
dengan Obesitas pada masa prakonsepsi mengalami perubahan yaitu terjadinya
penurunan berat badan ibu, kebiasaan pola menu makan dan aktivitas fisik.
Pemantauan yang dilakukan sebanyak 7 kali kunjungan dengan waktu kurang
lebih 2 bulan dengan asuhan diet redah kalori, pemberian menu makanan sehari-
hari dan meningkatkan aktivitas fisik atau melakukan olahraga dengan teratur,
pada saat pemeriksaan didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, kadar gula darah
98 mg/dl dan tidak memiliki keluhan ataupun komplikasi yang berkaitan dengan
obesitas.
Kesimpulan dari studi kasus dengan menggunakan 7 langkah varney
dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP dengan kasus obesitas pada wanita
prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas yaitu pada pematauan pertama
sampai pemantauan terakhir terjadi penurunan IMT, keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang tidak ada kelainan sehingga dalam pendokumentasian
yang telah dilakukan pada Ny “M” berlangsung normal tanpa ada penyulit dan
semua temuan dan tindakan tidak ditemukan hasil yang menunjukkan
kesenjangan antar teori dan terjadi perubahan penurunan berat badan ibu yang
awalnya 80 Kg menjadi 74,7 Kg, terjadi perubahan pola makan dan aktivitas fisik.

Daftar Pustaka : 32 (2013-2021)


Kata Kunci : Prakonsepsi, Obesitas, 7 Langkah Varney

xiv
ABSTRACT

MIDWIFERY DEPARTMENT
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
SCIENTIFIC PAPER,
Name : Rini Raudatul ilma
Student Reg. No. : 70400118029
“The Management of Midweifery Care for Mrs. “M” with Obesity in
Preconception in Antang Perumnas Health Centre in 2021”

Obesity is a condition in which fat accumulates in the body due to


the imbalance between energy intake and output over a long period of time.
Obesity is a common case all over the world, including Indonesia.
Unfortunately, obesity can also occur during preconception period. This case
study aims to carry out a midwifery care management for Mrs. “M” with
obesity in preconception period in Antang Perumnas Health Centre by following
the 7-step varney and SOAP procedures.

The midwifery care carried out in this study resulted in patient‟s weight
lost, improved dietary habits and physical activities. This study also conducted 7
sessions of monitoring in the form of home visits within a period of less than
two months. The monitoring sessions included a low-calory dietary care, meal
plan recommendation, and regular physical activity recommendation. By the
end of the case study, the physical examination indicated that the patient‟s
blood pressure was 120/80 mmHg, blood sugar level of 98 mg/dl and no reported
complaints or complications related to obesity.

This case study concluded that there was a significant change of


BMI between the first and last monitoring session, that the patients was
generally in a good condition, showed compos mentis awareness and normal
vital signs, as well as no complications. The treatment prepared for Mrs.
“M” was carried out effectively and documented efficiently. Furthermore, this
study found that there was no gap between theories and treatments and that the
patient successfully lost her weight from 80 kg to 74.7 kg, transformed her
dietary habits and improved her physical activities.

References : 32 (2013-2021)
Keywords : preconception, obesity, 7-step Varney

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita transisi dari masa remaja

akhir ke masa dewasa awal. Ciri utama wanita usia subur adalah peristiwa

fisiologis seperti menstruasi dan tercapainya kesuburan yang maksimal

dengan fungsi organ reproduksi yang berkembang dengan baik. Wus dianggap

sebagai wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu. Wanita usia subur

sebagai calon ibu merupakan kelompok rentan yang status kesehatannya harus

diperhatikan. Kualitas generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibu sebelum

dan selama hamil. Sangat penting untuk mengetahui kesehatan sebelum

kehamilan, termasuk status gizi, terutama saat mempersiapkan kehamilan,

karena sangat terkait dengan kehamilan di masa depan (Dieny,dkk 2019;1-2).

Wanita usia subur adalah wanita yang sudah menikah atau belum

menikah antara usia 15- 49 tahun. Puncak kesuburan sekitar 20-29 tahun.

WUS pada usia 20-29 termasuk dalam kategori dewasa awal. Pada usia ini,

wanita memiliki peluang 95% untuk hamil (Dieny,dkk, 2019:56).

Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu

sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau wanita

usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini berbeda

dengan anak-anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan kesehatan

prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan reproduksi dan dapat

mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul akibat gangguan

1
2

kesehatan reproduksi. Layanan prakonsepsi dianggap sebagai komponen

penting dari layanan kesehatan bagi wanita usia subur (Dieny,dkk,2019;4).

Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting untuk

membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini termasuk

menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat

mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).

Bagi kalangan wanita khususnya wanita prakonsepsi, status gizi

kesehatan ibu dan anak adalah faktor penentu sumber daya manusia. Hal ini

diperjelas dengan bukti bahwa status gizi dan kesehatan calon ibu pada masa

prakonsepsi, saat kehamilan, dan menyususi adalah fase yang sangat kritis.

Salah satu Masalah gizi pada periode prakonsepsi meliputi kelebihan gizi.

Masalah kelebihan gizi yakni obesitas dikaitkan dengan berbagai Penyakit

Tidak Menular (PTM), seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah

tinggi, stroke, dan kanker (Dieny,dkk, 2019:3).

Menurut WHO Prevalensi obesitas diseluruh dunia meningkat hampir

3 kali lipat antara tahun 1975 dan 2016. Pada tahun 2016 lebih dari1.9 miliar

orang dewasa mulai usia 18 tahun, mengalami kelebihan berat badan dan dari

jumlah tersebut lebih dari 650 juta mengalami obesitas. Secara keseluruhan,

sekitar 13% dari populasi dunia kategori dewasa (15% wanita) yang

mengalami obesitas pada tahun 2016 (WHO Obesity And Overweihgt,2021).

Menurut WHO 2017 Prevalensi obesitas tertinggi di dunia terdapat di wilayah

Amerika Serikat yaitu terdapat 86.9 juta jiwa mengalami obesitas dan pada

perempuan sebesar 35 % (Masrul, 2018: 155-156).


3

Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi obesitas

Di indonesia pada wanita dewasa >18 tahun sebesar 44,3 %. (Handajani,

2020:59). Data obesitas tertinggi di Indonesia terjadi di Sulawesi utara dan

terendah di Nusa tenggara, sedangkan angka kejadian obesitas di sulawesi

selatan pada wanita dewasa >18 tahun sebesar 30 % (Riskesdas,2018).

Obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan antara asupan energi

yang dikonsumsi dengan pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama.

Kelebihan energi ini kemudian disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan

adiposa, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan (Hutasoit,

2020:26).

Obesitas pada tahap perencanaan kehamilan mempengaruhi

metabolisme dan hormon. Hal ini terjadi ketika sel lemak visceral mengubah

metabolisme dengan mensekresi adipokin (adiponektin dan sitokin) yang

mengganggu proses hormonal. Selain itu, obesitas menginduksi perubahan

berbagai hormon pengatur seperti insulin, androgen, dan globulin pengikat

hormon seks. Perubahan ini dapat menyebabkan anovulasi, infertilitas, dan

peningkatan risiko keguguran (dieny,dkk, 2018:59).

Menurut Obirikorang, dkk (2016) dalam buku susetyowati (2019)

Menyatakan bahwa pengetahuan merupakan Salah satu faktor yang

berhubungan dengan obesitas, seperti pengetahuan tentang pengaturan

makanan, cara pengelolaan makanan, dan nilai gizi dalam bahan makanan.

Hal-hal tersebut berdampak besar pada asupan makanan seseorang dan


4

menimbulkan risiko yang sangat besar terjadinya obesitas (Susetyowati,

2019:85).

Data dari Puskesmas Antang Perumnas pada tahun 2019 didapatkan

dari 134 wanita usia subur terdapat 37 wanita usia subur mengalami obesitas,

di tahun 2020 dari 102 wanita usia subur 33 wanita usia subur mengalami

obesitas, dan di tahun 2021 dari bulan januari sampai bulan juni ditemukan 20

wanita usia subur yang mengalami obesitas dari 75 wanita usia subur yang

melakukan kunjungan.

Berdasarkan hasil penelitian Hutasoit, (2020) faktor yang dapat

menyebabkan obesitas yakni faktor pengetahuan, faktor sikap dan aktivitas

fisik. Faktor pengetahuan yaitu karena dengan seseorang memiliki

pengetahuan rendah maka, akan beresiko sebesar 0,4 kali mengalami obesitas

dibandingan dengan orang yang mempunyai pengetahuan tinggi, Sedangkan

faktor sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup oleh seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menyebabkan seseorang mendekati

atau menjauh dari orang lain atau objek lain, tetapi sikap positif atau

mendukung terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam

tindakan tertentu. Juga, dalam hal aktivitas fisik, semakin banyak aktivitas

fisik yang dilakukan seseorang, semakin kecil kemungkinannya untuk

mengalami obesitas (Hutasoit, 2020:31).

Pelaksanaan terapi obesitas pada orang dewasa didasarkan pada

program pengendalian berat badan yang komprehensif yang mencakup terapi

nutrisi atau diet, meningkatkan aktivitas fisik, dan modifikasi perilaku


5

makanan dan gizi. Terapi kombinasi komprehensif ini akan lebih berhasil

daripada intervensi atau terapi saja, misalnya diet saja atau aktivitas saja.

Pendekatan yang dipilih tidak membatasi aktivitas makan, tetapi lebih

menekankan pengaturan diri terhadap rasa lapar dan kenyang dengan

meningkatkan aktivitas fisik dan mengubah perilaku untuk kebiasaan makan

yang lebih sehat (Suryani, dkk, 2018:69).

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan pada Wanita

Praonsepsi dengan Obesitas ”.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini meliputi Manajemen

Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dengan obesitas di Puskesmas Antang

Perumnas.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah

varney pada prakonsepsi dengan obesitas di Puskesmas Antang

Perumnas.

2. Tujuan Khusus

a. Dilaksanankan pengkajian dan analisa data dasar pada Ny “M”

dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas.

b. Dilakukan perumusan diagnosa dan masalah aktual terhadap Ny “M”

dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas.


6

c. Dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial terhadap Ny

“M” dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas.

d. Didentifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi pada Ny “M”

dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas.

e. Ditetapkan rencana asuhan kebidanan pada Ny “M” dengan obesitas

di Puskesmas Antang Perumnas..

f. Dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan

pada Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas.

g. Dievaluasikannya hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny “M”

dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas.

h. Dilakukan pendokumentasian hasil dan tindakan dalam asuhan

kebidanan yang telah diberikan pada Ny “M” dengan obesitas di

Puskesmas Antang Perumnas.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi Prodi Kebidanan UIN Alauddin Mkassar

Penulias berharap, asuhan kebidanan Prakonsepsi ini dapat

digunakan sebagai bahan ajar dan sumber ilmu tambahan bagi mahasiswa

khusunya jurusan kebidanan dan dapat dijadikan bahan bacaan serta

acuan dalam memberikan asuhan kebidanan.

2. Manfaat bagi tenaga kesehatan

Diharapkan Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan

bagi bidan untuk menjaga mutu pelayanan dan pelaksanaan asuhan

kebidanan prakonsepsi.
7

3. Manfaat bagi Penulis

Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan merupakan

pengalaman yang sangat berharga yang diperoleh penulis khususnya

sebagai wadah untuk dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu yang

diperoleh sebelumnya dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

menjadi bidan serta meneylesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan.

4. Manfaat bagi ibu dan keluarga

Dengan asuhan yang diberikan responden dapat menjadikan

asuhan yang diberikan sebagai bahan pengetahuan bagi ibu prakonsepsi

untuk membantu mereka menemukan berbagai hal yang mungkin sedang

terjadi saat ini.

E. Metode Penulisan

Dalam penyususnan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan beberapa

metode yaitu:

1. Studi Kepustakaan

Penulis melakukan pengkajian dan telah mempelajari buku-buku,

literatur, serta jurnal penelitian yang terkait dengan prakonsepsi dengan

obesitas.

2. Studi Kasus

Penulis menggunakan penelitian dengan mengggunakan

pendekatan Proses Manajemen Asuhan Kebidanan oleh Helen Varney

dengan 7 langkah yang meliputi: Identiikasi data dasar, identifikasi


8

Diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/ masalah potensial,

tindakan emergency/ kolaborasi.

Rencana Asuhan/ intervensi, implementasi dan evaluasi hasil

asuhan kebidanan yang diberikan.

Dalam pengumpulan data, pengkajian ini menggunakan tekhnik

antara lan:

a. Amannesa

Penulis menggunakan tanya jawab atau diskusi yang

dilakukan dengan klien, keluarga dan bidan yang dapat

memberikan informasi yang diperlukan.

b. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki

dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi;

1) Inspeksi: merupakan proses observasi dengan menggunakan

mata, pemeriksaan dilakukan untuk mengidentifikasi tanda-tanda

fisik yang berkaitan dengan kondisi fisik.

2) Palpasi: dilakukan dengan menggunakan perabaan atau sentuhan.

Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri jaringan

atau organ.

3) Perkusi: metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.

4) Auskultasi: metode penilaian dengan mendengarkan

menggunakan stetoskop untuk memperjelas detak jantung, paru-

paru, bising usus, dan untuk menentukan tekanan darah.


9

c. Pengkajian Psikologis

Penilaian psikologis meliputi penilaian keadaan emosi, respon

terhadap kondisi yang dialami dan pola interaksi ibu dengan

keluarga, tenaga kesehatan dan lingkungan.

3. Studi Dokumentasi

Yaitu studi yang mempelajari status klien, baik itu berasal dari

catatan status pasien seperti catatan dokter, bidan atau perawat.

4. Diskusi

Penulis melakukan diskusi dengan klien, keluarga klien dan dosen

pembimbing baik di lahan maupun di instansi yang membantu

memperlancar penyusunan karya tulis ilmiah ini.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan untuk menulis karya

tulis ilmiah ini terdiri dari Bab I sampai dengan Bab V, yaitu: Bab I Yaitu

Pendahuluan, bab ini akan memaparkan latar belakang masalah. Ruang

lingkup penulisan, Tujuan penulisan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus,

Manfaat penulisan dan metode penulisan.

Pada Bab II yang merupakan tinjauan pustaka, penulis membahas

tentang tinjauan umum prakonsepsi, Tinjauan khusus tentang obesitas,

tinjauan islami tentang prakonsepsi dengan obesitas, serta proses Manajemen

Asuhan Kebidanan hingga Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.

Pada Bab III adalah studi kasus, yang membahas tentang 7 langkah

Varney yaitu identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa/ masalah aktual,


10

identifikasi diagnosa/ masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi,

rencana tindakan/ intervensi, implementasi dan evaluasi, serta melakukan

pendokumentasian (SOAP).

Pada Bab IV yaitu Pembahasan, akan membahas tentang asuhan

kebidanan kebututuhan pada ibu prakonsepsi dengan obesitas secara nyata,

manajemen asuhan kebidnan 7 langkah varney mulai dari pengkajian sampai

evaluasi di Puskesmas Antang Perumnas sedangkan pembahasan menjelaskan

tentang masalahn atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis

temukan dilapangan.

Pada Bab V Penutup, pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan

dan saran dari asuhan yang telah diberikan kepada klien, semua temuan serta

pengetahuan yang didapatkan dari hasil asuhan.

Kemudian bagian terakhir terdapat daftar pustaka, di daftar pustaka

memuat daftar literatur ilmiah yang telah dijadikan sebagai rujuan dalam

penulisan ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tnjauan Umum Tentang Prakonsepsi

1. Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu, “pra” berarti sebelum,

“konsepsi” berarti pertemuan antara sel telur dengan sperma atau yang

disebut dengan pembuahan/fertilisasi. Prakonsepsi adalah waktu sebelum

bertemunya sperma dan sel telur/fertilisasi atau sebelum hamil (Dieny,

dkk, 2019: 2).

Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu

sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita prakonsepsi

diasumsikan sebagai wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu.

Wanita usia subur sebagai ibu hamil merupakan kelompok rentan yang

status kesehatannya harus diperhatikan. Kualitas generasi penerus

ditentukan oleh kondisi ibu sebelum dan selama hamil (Dieny,dkk,

2019:4).

Periode prakonsepsi berlangsung tiga bulan hingga satu tahun

sebelum pembuahan dan idealnya mencakup waktu ketika sel telur dan

sperma matang, sekitar 100 hari sebelum pembuahan (Susilowati &

Kuspriyanto, 2016).

Status Kesehatan pada periode prakonsepsi adalah bagian dari

kesehatan secara keseluruhan selama masa reproduksi yang membantu

mengurangi risiko dan menerapkan gaya hidup sehat untuk

11
12

mempersiapkan kehamilan yang sehat dan meningkatkan peluang untuk

memiliki bayi yang sehat (Yulizawati, dkk, 2016).

Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Asy-Syura/42:49-50 tentang

meminta keturunan yang soleh yaitu:

             

             

    


Terjemahnya:

“ Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang
dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia
kehendaki, dan memberikan anak laki-laki pada siapa yang Dia
kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan,
dan menjadikan mandul kepada siapa yang Dia kehendaki. Sungguh
Dia Maha mengetahui lagi Mahakuasa.” (Terjemahan Kementrian
Agama RI,2019)
Dalam jurnal Putra (2017) Tafsir Imam al-Thabrani, mengatakan

hanya Allah SWT yang mempunyai hak bertindak terhadap langit dan bumi,

sebagaimana Dia anugrahkan kepada Luth A.S anak perempuan dan Dia

anugrahkan kepada Ibrahim A.S anak laki-laki, serta Dia kumpulkan anak

laki-laki dan perempuan bagi siapa yang dikehendakiNya, sebagaimana yang

telah Dia anugrahkan kepada Nabi Muhammad SAW anak laki-laki dan anak

perempuan. Menjadikan seseorang tidak mempunyai keturunan sebagaimana

halnya Nabi Yahya A.S dan Isa A.S, karena Allah SWT Maha mengetahui

hal-hal apa yang akan terjadi di awal atau setelahnya, pada permulaan atau

penutupnya, secara zahir dan bathin. Dan Dia tidak lemah dalam melakukan
13

sesuatu serta tidak ada yang bisa menghalangi kekuasaanNya (Putra,

2017:2).

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menerangkan bahwa Dia-lah

yang menciptakan langit dan bumi, memiliki kekuasaan dan berbuat

sehendak-Nya terhadapa apa yang ada di langit dan di bumi. Apa saja yang

yang Dia kehendaki pasti terwujud dan menjadi kenyataan, dan apa yang

tidak Dia kehendaki tidak terwudud, Dia memberikan nikmat kepada siapa

yang dikehendaki. Maka dari itu kita sebagai manusia hendaklah ber

husnudzon kepada Allah SWT sebab Dia lebih mengetahui apa yang kita

tidak ketahui dan tetap berdoa dengan sepenuh hati serta menyakini bahwa

Allah akan mengabulkan doa seorang hamba yang mau berusaha.

Dengan demikian, teranglah bahwa Allah mahakuasa atas kehendak-

Nya, termasuk memilih memberikan keturunan kepada manusia. Baik

memberi keturunan atau pun memilih jenis kelaminnya. Allah mengetahui

kepada siapa seorang anak akan dititipkan dan kebutuhan seperti apa yang

akan membawa kebaikan bagi keluarga tersebut. Selain itu, Allah juga Maha

Kuasa untuk menentukannya. Jadi, selain Maha Mengetahui yang baik, Ia

juga berhak menentukan apa yang jadi kehendak-Nya.

2. Tujuan Pelayanan Prakonsepsi

Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai komponen utama

pelayanan kesehatan pada wanita usia subur. Tujuan pelayanan

prakonsepsi adalah menyediakan sarana promosi, skrining, dan


14

intervensi pada wanita usia subur dalam rangka menurunkan faktor

resiko yang memengaruhi kehamilan yang akan datang.

Menurut CDC (2006) dalam jurnal Yulizawati dkk, (2016:13)

tujuan pemberian perawatan pada masa prakonsepsi memiliki efek

positif pada berbagai aspek antara lain:

a. Penurunan angka kematian ibu dan bayi

b. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan

c. Mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan

d. Menghindari kelahiran mati, kelahiran prematur dan berat badan

lahir rendah

e. Pencegahan cacat lahir

f. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir

g. Menghindari berat badan rendah dan retardasi pertumbuhan

h. Pencegahan penularan vertikal HIV/IMS

i. Berkurangnya risiko beberapa jenis kanker pada anak

j. Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 di

masa depan.

3. Asuhan Prakonsepsi

Menurut WHO (2014) dalam buku Anggraeny dan Ariestiningsih

(2017) Pelayanan kesehatan prakonsepsi adalah pelayanan kesehatan bagi

laki-laki dan perempuan yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan

lainnya dengan fokus pada upaya memperoleh anak yang sehat. Harapan
15

dari Asuhan prakonsepsi ini adalah terjadi penurunana angka kesakitan

dan kematian pada ibu dan bayi (Anggraeny & ariestiningsih, 2017: 8).

Terdapat beberapa pemeriksaan yang dilakukan sebelum

pernikahan dan sebelum terjadi kehamilan yaitu dengan melakukan

anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan-pemeriksaan ini dilakukan secara bertahap:

a. Pemeriksaan Anamnesis

Pada pemeriksaan anamnesis didapatkan data mengenai nama,

umur, alamat, lama pernikahan, kesiapan untuk hamil dan memiliki

keturunan (jumlah anak yang diinginkan), pengetahuan tentang

hubungan seksual dan Keluarga Berencana.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik ini terbagi atas dua yaitu berupa

pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan fisik khusus. Pemeriksaan

fisik umum meliputi pemeriksaan (perut, jantung, tekanan darah, nadi,

pernafasan, dan suhu) dapat dilakukan dengan alat seperti rontgen

ultrasound. Sedangkan pemeriksaan khusus meliputi organ reproduksi

wanita, pemeriksaan dalam membutuhkan Pap smear.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Tes laboratorium dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit

yang bisa mempengaruhi pernikahan dan kehamilan. Selama

pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan dasar seperti

pemeriksaan feses, pemeriksaan darah lengkap, fungsi organ vital


16

yaitu (hati dan ginjal), gula darah dan hepatitis B/C. Dilakukan juga

pemeriksaan untuk mendeteksi adanya penyakit menular seksual

dengan VDRL, preparat gonore, TORCH (Sitomegalivirus

toksoplasmosis, virus herpes , rubella, chlamidya) dan terhadap virus

HIV/ AIDS (human immunodedeficiency virus).

Dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dilakukan,

pengobatan dini bisa dilaksanankan untuk mendukung keinginan

menikah dan segera hamil. Pemeriksaan ini membutuhkan biaya dan

persiapan mental jika ditemukan adanya penyakit yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin (Purwoastuti &

walyani, 2015:21-22).

Menurut DCD (2006) dalam buku Anggraeny & ariestiningsih,

(2017;9-10) telah mengeluarkan beberapa pertimbangan guna untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan sebelum konsepsi, antara lain:

a. Kunjungan rutin (terjadwal) ke fasilitas kesehatan

b. Berikan pelatihan kesehatan prakonsepsi dan kehamilan seperti

skrining berat badan, imunisasi, status zat besi dan asam folat,

penilaian penggunaan alkohol, dan riwayat medis.

c. Pemberian konseling terkait modifikasi kebiasaan individu

Untuk memudahkan pendataan, penilaian kesehatan pra-

kehamilan dapat dilakukan dengan menggunakan formulir. Hal-

hal yang dapat dicantumkan dalam formulir antara lain riwayat

diet, aktivitas fisik, gaya hidup, riwayat kesehatan individu dan


17

keluarga serta obat-obatan yang diminum, riwayat kesehatan

seperti pola menstruasi, faktor genetik dan lingkungan.

B. Tinjauan Khusus Tentang Obesitas

1. Pengertian Obesitas

Obesitas adalah kondisi dimana terjadi penimbunan lemak tubuh yang

berlebihan hingga berat badan seseorang melebihi batas normal dan dapat

merugikan kesehatan, sedangkan kelebihan berat badan adalah suatu kondisi

dimana berat badan seseorang berada di atas normal. Obesitas atau kelebihan

berat badan terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan

energiyang keluar, yang mengarah pada peningkatan rasio lemak terhadap

jaringan tanpa lemak yang terlokalisasi atau merata di seluruh tubuh (Lestari,

2018:71).

Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al-Baqarah/2:168 tentang pentingnya

makanan yang halal lagi baik yaitu:

          

      


Terjemahnya:

“ wahai manusia makanlah kamu dari makanan yang halal lagi baik
yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah syaitan.
Sungguh syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Terjemahan
Kementrian Agama RI,2019)

M. Quraish shihab mengatakan bahwa makanan dan minuman halal

dalam ayat ini ditujukan untuk semua orang, percaya kepada Allah atau tidak,

tetapi tidak semua makanan dan minuman halal secara otomatis baik. Karena
18

Halal terdiri dari 4 jenis, yaitu: wajib, Sunnah, mubah dan Makruh. Juga, tidak

semua yang halal sesuai dengan kondisi masing-masing. Ada halal yang baik

bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu dan ada juga yang

tidak baik bagi mereka, meskipun baik bagi orang lain. Ada yang baik, tetapi

tidak bergizi, dan ketika itu menjadi kurang baik. Oleh karena itu, makan dan

minumlah yang halal lagi baik sesuai yang dianjurkan (Shihab, 2000).

Dari penafsiran diatas maka dapat disimpulkan bahwa anjuran untuk

makanan dan minum yang halal lagi baik ditujukan untuk semua umat

manusia tidak menbedakan agama manapun, bahwa makanana yang halal

adalah semua makanan yang tidak diharamkan Allah untuk dikonsumsi

sedangkan yang baik adalah makanan dan minuman yang memiliki nutrisi

yang baik untuk dikonsumsi sesuai kondisi setiap orang. Jadi makanan dan

minuman yang baik adalah makanan dan minuman yang halal dan baik

dikonsumsi yang memiliki nutrisi yang baik dan sesuai kondisi tubuh

seseorang.

Kemudian pandangan Islam tentang kebiasaan makan yang tidak

teratur, dimana seseorang mengkonsumsi segala sesuatu yang dihasratkan

nafsu/keinginan tanpa memperhatikan kesehatan.


19

Hal seperti itu adalah sifat berlebihan yang terkandung dalam QS. Al-

A‟raf/7:31

           

    


Terjemahnya:

“ wahai anak cucu adam, pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan,
sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.
(Terjemahan Kementrian Agama RI,2019).

QS. Al-A‟raf ayat 31 berbicara tentang anjuran untuk mengkonsumsi

segala sesuatu agar tidak berlebihan, baik pakaian, terutama saat makan dan

minum. Saran ini untuk semua orang, apa pun agamanya, karena berkaitan

dengan kesehatan fisik (Shihab, 2000:72).

Ayat diatas menjelaskan bahwa aturan makan dalam islam telah diatur

dengan baiknya sehingga seorang muslim seharusnya tidak berlebihan dalam

mengonsumsi makanan dan makan sesuai kebutuhan gizi yang diperlukan

tubuh. Obesitas terjadi karena salah satunya gaya hidup dan kebiasaan makan

yang tidak sehat dan berlebihan. Walaupun dalam ayat tersebut tidak langsung

membahas penyakit yang dapat diderita karena pola makan berlebihan tetapi

sudah dapat disimpulkan pola makan yang berlebihan dapat menimbulkan

berbagai penyakit, salah satunya Obesitas.

Ayat ini masih terkait erat dengan ayat yang pertama dibahas pada sub-

bab ini. Dimana seseorang dianjurkan untuk menggunakan sesuatu sekadarnya

saja. Tidak kurang dan tidak berlebihan sebab akan melahirkan dampak
20

sebagai efek. Baik langusung maupun tidak, ia akan hadir. Bukan saja

berdampak pada diri sendiri, tapi juga berdampak kepada lingkungan sosial.

Tidak peduli itu bernilai positif atau negatif, yang pasti ia siap mengikuti

perilaku sebagai konsekuensinya.

Dalam ilmu kesehatan atau kebidanan efek atau dampak dari makan

berlebihan atau tidak memperhatikan pola makan dengan baik dapat

menimbulkan berbagai penyakit salah satunya penyakit dalam ilmu kebidanan

yaitu infertilitas yang bisa disebabkan karena obesitas yang dimana tidak lain

dari pola makan yang tidak terkontrol atau makan berlebihan. Obesitas dapat

mempengaruhi kadar insulin dalam Tubuh yang dapat menghambat

perkembangan folikel (sel telur ) dalam ovarium.

Menurut WHO dalam P2PTM dari Kementerian Kesehatan RI (2018),

obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan

asupan energi (energy intake) dan energi yang terpakai (energy consumption)

dalam jangka waktu yang lama (Kemenkes RI,2018).

Obesitas diartikan sebagai suatu penyakit atau kelainan yang dapat

dilihat dengan penimbunan lemak tubuh yang berlebih. Obesitas adalah suatu

kondisi patologis di mana terjadi penimbunan lemak berlebih dibandingkan

dengan yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Dari segi kesehatan Obesitas

adalah penyakit salah gizi, yang diakibat karena konsumsi makanan yang jauh

melebihi kebutuhan tubuh (Sumbono, 2016:489).

2. Klasifikasi Obesitas

Obesitas terbagi menjadi dua, yaitu:


21

a. Obesitas sentral/abdominal (tipe android/apel)

Obesitas sentral adalah keadaan kelebihan lemak di bawah kulit

dinding perut dan di dalam rongga perut, hingga tampak gemuk di

perut dan bentuk tubuh menjadi seperti apel (apple type). Obesitas

jenis ini biasanya terjadi pada pria, sehingga disebut juga dengan

obesitas tipe android. Penyebab dari Obesitas sentral yaitu terjadi

perubahan gaya hidup yang mengakibatkan tingginya keinginan

konsumsi alkohol, merokok, tingginya konsumsi makanan berlemak,

rendahnya konsumsi buah dan sayur, serta rendahnya aktivitas fisik.

b. Obesitas perifer (tipe ginoid/pir)

Obesitas perifer adalah kelebihan lemak yang tersimpan di bawah

kulit pada bagian pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti

buah pir (pear type). Jenis obesitas ini lebih sering terjadi pada wanita,

sehingga disebut juga sebagai obesitas tipe wanita atau obesitas tipe

gynoid (lestari,2018:71).

Gambar 2.1. Obesitas Android dan Obesitas Ginoid

(Sumber:Tandra hans:2017)
22

3. Penyebab Obesitas

Pada dasarnya obesitas terjadi karena asupan kalori yang melebihi

penggunaan kalori untuk menjaga dan memulihkan kesehatan yang

berlangsung cukup lama. Akibat kelebihan ini, kalori akan disimpan dalam

jaringan adiposa. Penumpukan ini pada akhirnya akan menyebabkan

obesitas. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa penyebab utama obesitas

adalah makanan (Lestari, 2018:73).

4. Diagnosa

Diangnosa obesitas dapat diketahui dengan menggunakan IMT dan

Rasio lingkar panggul dan lingkar pinggang (RLPP).

a. Berdasarkan IMT

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks sederhana yang digunakan

untuk menentukan status gizi dan mengkategorikan antara kelebihan

berat badan dan obesitas yang didapatkan dari perbandingan berat

badan terhadap tinggi badan pada orang dewasa. IMT didefinisikan

sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat

tinggi badan dalam meter (kg /m2).

Tabel 2.1. Klasifikasi Berat Badan Berlebih Dan Obesitas Pada Orang
Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO
KLASIFIKASI IMT
Berat Badan Kurang (Underweight) < 18,5
Berat Badan Normal 18,5 – 22,9
Kelebihan Berat Badan (Overweight)
23

Dengan Resiko 23 – 24,9


Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II ≥ 30
(Sumber:P2PTM Kementrian kesehatan RI:2018)

b. Rasio lingkar panggul dan lingkar pinggang

Pola distribusi lemak tubuh dapat ditentukan dengan RLPP,

lingkar pinggang diukur pada titik tersempit, sedangkan pinggul diukur

pada titik terlebar, kemudian bagi lingkar pinggul dengan lingkar

pinggul.

RLPP digunakan sebagai cara membedakan antara obesitas

abdominal dan obesitas perifer. Jika RLPP perempuan berada di atas

0,85 dan pria di atas 0,95, terkait dengan obesitas sentral (obesitas

berbentuk apel) dan memiliki faktor risiko stroke, diabetes melitus, dan

PJK. Begitupun sebaliknya, jika RLPP di bawah 0,85 pada wanita dan

di bawah 0,95 pada pria, disebut obesitas perifer (pear- shaped obesity)

(Susetyowati, 2019:96-97).

1) Lingkar pinggang

Salah satu indikator untuk menentukan jenis obesitas adalah

lingkar pinggang. Lingkar pinggang diukur dengan mengukur

panjang lingkar antara krista iliaka dan costa XII pada lingkar

terkecil dengan pita pengukur non-elastis (presisi 1 mm). Faktor

resiko penyakit yang sering dikaitkan dengan Ukuran pinggang

yang besar adalah penyakit kardiovaskular, karena ukuran

pinggang mungkin mencerminkan akumulasi lemak intra-


24

abdominal atau visceral. Berikut nerupakan Tekhnik pengukuran

lingkar pinggang menurut (Riskesdas 2013) dalam buku

Susetyowati, 2019:

a) Responden diminta dengan sopan untuk melepas pakaian luar

atau menyimkankan pakaian luar dan menyentuh rusuk

terakhir untuk menentukan titik pengukuran.

b) Tentukan titik batas tepi tulang rusuk terendah.

c) Tentukan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/pinggul.

d) Tentukan titik tengah diantara titik tulang rusuk terendah

dengan titik akhir lengkungan tulang pangkal paha/pinggul dan

tandai titik tengahnya dengan alat tulis. Minta responden untuk

berdiri tegak dan bernafas dengan normal (pernafasan normal).

e) Ukur lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah, kemudian

melingkari pinggang dan perut secara horizontal, kembali ke

titik tengah pada awal pengukuran.

f) Jika responden memiliki perut buncit, pengukuran mengambil

bagian yang paling menonjol dan berakhir di titik tengah

tersebut.

g) Pita pengukur tidak boleh terlipat dan ukur lingkar pinggang

mendekati 0,1 cm.

2) Lingkar pinggul

Lingkar pinggul sebagai indikator untuk menetapkan macam

obesitas yang dihasilkan dengan cara mengukur panjang lingkar


25

maksimum bokong dan bagian paha atas simfisis ossis pubis.

Lingkar pinggul yang besar (tanpa mengevaluasi BMI dan lingkar

pinggang) mempunyai lebih kecil kemungkinan mengalami

risiko penyakit kardiovaskular dan DM daripada obesitas tipe

apel. Tekhnik pengukuran linggar panggul menurut Riskesdas

2013 dalam buku (Susetyowati,2019:97).

a) Responden diminta untuk berdiri dengan kedua kaki dan

menimbang secara merata pada masing-masing kaki.

b) Palpasi dan tentukan area trochanter mayor pada tulang paha.

c) Lingkarkan pita pengukur tanpa menekan.

d) Pasang pita pengukur dan lingkar maksimal bokong, pada

wanita biasanya setinggi daerah selangkangan, pada pria

biasanya sekitar 2-4 cm di bawah pusar.

e) Ukur lingkar pinggul sekitar angka 0,1 cm.

5. Faktor Resiko Obesitas

a. Faktor sosial ekonomi

Di negara berkembang seperti India, Indonesia, Mesir, dan

Pakistan, insiden obesitas tinggi pada orang dengan status sosial

ekonomi di bawah rata-rata. Berbeda dengan negara berkembang justru

di negara maju obesitas terjadi pada kelompok sosial ekonomi

menengah ke atas seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman, dan Cina

(Masrul, 2018: 156).


26

b. Umur

Meskipun obesitas dimulai dari masa kanak-kanak hingga usia tua.

Namun, usia yang paling sering menderita obesitas adalah usia 30

hingga 60 tahun. Faktor yang menyebabkan obesitas pada usia ini

antara lain faktor pola makan, gaya hidup, aktivitas kerja, dan kondisi

psikologis (Masrul, 2018:156).

c. Keturunan

Obesitas orang tua memiliki hubungan positif dengan obesitas

anak. Dalam penelitian ditemukan terdapat hubungan antara keturunan

dan obesitas yaitu jika kedua orang tuanya obesitas maka 80% anaknya

akan mengalami obesitas dan jika hanya salah satu orang tua yang

mengalami obesitas maka sekitar 40-50% anaknya akan mengalami

obesitas (Sikalak, 2017:197).

d. Jenis kelamin

Dalam jurnal Masrul 2018 bahwa secara data, wanita lebih

cenderung mengalami obesitas dibandingkan laki-laki. Hal ini

disebabkan oleh faktor hormon pada wanita dan aktivitas sehari-hari,

dan persentase lemak tubuh (Masrul, 2018:156).

e. Pengetahuan

Orang yang berpengetahuan rendah berpeluang 0,4 kali lebih besar

mengalami resiko terjadinya obesitas dibandingkan dengan orang yang

berpengetahuan tinggi, karena untuk mengkonsumsi makanan yang

bergizi dibutuhkan pengetahuan seseorang tentang penanganan


27

makanan, cara pengolahan dan kadar gizi dalam makanan (Hutasoit,

2020:31).

f. Sikap

Sikap adalah suatu reaksi yang masih tertutup oleh seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menyebabkan seseorang

mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain, tetapi sikap positif

atau mendukung terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud

dalam tindakan yang nyata (Hutasoit, 2020:31).

g. Status kawin

Banyak wanita usia subur yang sudah menikah mengalami

kelebihan berat badan. Wanita yang sudah menikah cenderung kurang

peduli dengan kenaikan berat badan atau obesitas. Tidak seperti

sebelum menikah, wanita menjaga berat badan mereka untuk

memudahkan pencarian pasangan (Sikalak, 2017:197).

h. Pola tidur/istirahat

Kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu

sehingga rasa lapar tidak terkontrol. Jika jumlah tidur (6-8 jam) dan

kualitas tidur tidak seimbang, hal ini mempengaruhi keseimbangan

berbagai hormon yang pada akhirnya memicu timbulnya obesitas.

Gangguan tidur dapat menyebabkan peningkatan asupan energi

melalui:
28

1. Peningkatan rasa lapar dengan meningkatkan hormon ghrelin

(mengendalikan rasa lapar) dan penurunan hormon leptin

(mengendalikan rasa kenyang).

2. Sisa waktu untuk makan lebih banyak

3. Memiliki kecenderungan memilih makanan yang tidak sehat

(Kemenkes RI,2018).

i. Aktifitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik biasa dikatakan sebagai penyebab

timbulnya obesitas. Jika kurang melakukan aktivitas, kelebihan energi

akan menumpuk dalam jaringan sehingga menjadi lemak (Lestari, dkk,

2018:73).

j. Faktor pola makan

Asupan energi yang berlebihan atau pola makan yang tidak teratur

menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Memiliki kebisaan

mengkonsumsi makanan dengan energi tinggi seperti (lemak dan gula)

serta sedikit mengkonsumsi serat sehingga menyebabkan

ketidakseimbangan energi (Kemenkes RI, 2018).

k. Obat-obatan

Obat-obatan jenis steroid yang sering digunakan dalam waktu lama

untuk mengobati asma, osteoarthritis dan alergi dapat menyebabkan

peningkatan nafsu makan sehingga meningkatkan risiko obesitas

(Kemenkes RI, 2018).


29

l. Faktor psikis

Pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya.

Banyak orang bereaksi terhadap emosi mereka ketika mereka makan

sesuatu. Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap

kesepian, kecemasan, rasa sakit, atau depresi (Lestari,dkk,2018: 74).

6. Patofisiologi

Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran

energi, yang mengarah pada penimbunan lemak dan disimpan sebagai

cadangan energi tubuh. Asupan energi yang tinggi disebabkan oleh makan

berlebihan, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan oleh

aktivitas fisik yang buruk, rendahnya metabolisme tubuh, dan efek

termogenik dari makanan. Lemak memiliki efek termogenik yang lebih

rendah (3% dari total energi yang dihasilkan oleh lemak) dibandingkan

dengan karbohidrat (6-7% dari total energi yang dihasilkan oleh

karbohidrat) dan protein (25% dari total energi yang dihasilkan oleh

protein) (Susetyowai, dkk, 2019: 85).

7. Pencegahan Obesitas

Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang

masuk dan energi yang dikeluarkan tubuh . sehingga untuk mencegah

obesitas harus menjaga keseimbangan antara makanan yang dikonsumsi

dengan aktivitas fisik setiap harinya. Salah satu upaya dalam pencegahan

obesitas adalah dengan melakukan penyuluhan kepada wanita usia subur

tentang gizi seimbang dan aktivitas fisik, penyebab obesitas, bahaya


30

obesitas bagi kesehatan dan pentingnya menjaga berat badan pada masa

prakonsepsi. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai

berikut:

1) Timbang berat badan dan ukur lingkar perut secara teratur

2) Istirahat yang cukup 6-8 jam/hari

3) Makan makanan yang halal dan baik yang sesuai dengan kondisi

tubuh

4) Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah dan

sayur 5 porsi per hari.

5) Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5.

6) Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki,

membersihkan rumah, dan berolahraga secara BBTT (Baik, Benar,

Teratur dan Terukur).

7) Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko degan

mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisarkan 18-23

kh/m2.

8) Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

9) Batasi konsumsi makanan cepat saji, gorengan dan lemak trans

(margarin)

10) Biasakan makan dengan model piring T (Kemenkes RI, 2018).


31

8. Dampak/Komplikasi

a. Dampak Metabolik

Lingkar pinggang pada ukuran tertentu (pria > 90 cm dan wanita > 80

cm) berpengaruh pada peningkatan trigliserida dan penurunan

kolesterol HDL, serta pada tekanan darah. Kondisi ini dikenal sebagai

sindrom metabolik.

b. Dampak penyakit lain

1) Stroke

Obesitas adalah salah satu faktor yang bisa mengakibatkan

stroke karena penimbunan lemak dapat menyebabkan

penyumbatan pada pembuluh darah dan lama kelamaan jika tidak

ditangani akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak dan

menyebabkan stroke (Jeki, 2017: 123).

2) Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan

darah sistolik dan diastolik lebih dari 140 mmHg dan 90 mmHg

(normal pada tes ulang). Hipertensi jika diabaikan dan tidak

ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan kerusakan pada

organ (Amanda & Martini, 2018).

Tekanan darah tinggi atau yang disebut dengan hipertensi

sering kali ditemukan gejala yang bervariasi pada masing-masing

individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya adapun

menurut Sutrani (2004) dalam buku Hastuti (2019) gejala


32

hipertensi meliputi sakit kepala, penglihatan kanur, pusing, mudah

lelah dan jantung berdebar-debar ( Hastuti, 2019: 13).

Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi, Orang yang

kelebihan berat badan 4,02 kali lebih mungkin mengalami tekanan

darah tinggi daripada orang dengan berat badan normal. Hal ini

terjadi karena dengan obesitas sentral lebih banyak lemak

menumpuk di daerah perut. Lemak yang menumpuk di perut

menyebabkan penurunan kadar adiponektin dan penyerapan asam

lemak bebas intrasel oleh mitokondria, sehingga mengurangi

oksidasi, yang dapat menyebabkan akumulasi asam lemak bebas di

dalam sel. Peningkatan asam lemak bebas ini dapat memicu

resistensi insulin. Kondisi hiperinsulinemia ini dapat menyebabkan

pembuluh darah menyempit dan penyerapan sodium dalam ginjal,

yang dapat memicu hipertensi lebih cepat (Amanda & Martini,

2018: 64).

3) Penyakit jantung koroner

Obesitas secara signifikan berhubungan dengan penyakit

jantung koroner karena obesitas dapat meningkatkan tekanan

darah, resistensi glukosa, kadar trigliserida, kolesterol, dan

pembekuan darah. Meningkatnya tekanan darah membuat

pembuluh darah lebih cenderung menebal dan menyempit. Hal ini,

ketika terjadi di arteri koroner, menyebabkan penyakit jantung

koroner (Djafri, dkk, 2017: 97).


33

4) Diabetes melitus

Obesitas dapat berisiko menyebabkan diabetes melitus

sebesar 2,26 kali dibandingkan orang non-obesitas. Obesitas

menyebabkan pelepasan asam lemak bebas ke dalam aliran darah.

Hal ini terjadi karena vena porta merupakan satu-satunya

pembuluh darah untuk jaringan adiposa dan berhubungan langsung

dengan hati. Mobilisasi lemak terjadi lebih cepat dari daerah

visceral daripada dari lemak subkutan. Peningkatan asam lemak

bebas merangsang pelepasan hormon obesitas seperti leptin, tumor

necrosis factor a (TNF-a), interleukin-6 (IL6), resistensi, dan

penurunan adinopektin. Pelepasan hormon adipositokin

menyebabkan peningkatan glukoneogenesis, menghambat reseptor

insulin, dan menghambat transportasi glukosa otot, yang dapat

menyebabkan resistensi insulin dan kemudian terjadi diabetes

mellitus (Trisnadewi, dkk, 2019: 125).

5) Gangguan menstruasi dan infertilisasi

Infertilitas merupakan masalah yang didapati oleh pasangan

suami istri yang telah menikah minimal satu tahun tanpa

kontrasepsi, melakukan hubungan suami istri secara rutin tetapi

belum juga dapat hamil (Fauziah, dkk, 2020: 30).

Status gizi berperan dalam emmpengaruhi pertumbuhan

dan fungsi organ reproduksi. Pada wanita dengan wanita usia subur

atau wanita prakonsepsi diperlukan sttus gizi yang baik dengan


34

cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan

saat menstruasi, terutama pada fase luteal. Pada fase ini terjadi

peningkatan kebutuhan zat gizi. Gangguan siklus menstruasi salah

satunya ditemukan pada wanita yang mengalami obesitas. hal ini

dikaitkan dengan jumlah jaringan lemak tubuh. Jaringan lemak

tidak hanya sebagai tempat penyimpanan lemak, tetapi juga

sebagai kelenjar endokrin penghasil hormon dan sel target untuk

berbagai hormon yang salah satunya adalah hormon reproduksi.

Perubahan sirkulasi hormon reproduksi berhubungan dengan

kelebihan lemak tubuh, obesitas pada bagian perut, gangguan

fungsi ovulasi dan hiperandrogisme (Dieny, dkk, 2019: 46).

9. Penatalaksanaan

1. Aktivitas Fisik

Meningkatkan aktifitas fisik minimal 15 sampai 30 menit

setiap hari atau minimal 150 menit seminggu seperti jalan kaki

minimal 10.000 langkah sehari, mulai menggunakan tangga dan

olahraga bersama keluarga di akhir pekan. Lakukan secara teratur 3-5

kali perminggu kemudian lakukan penyesuaian setelah beberapa

minggu. Melakukan aktivitas yang bergerak terus menerus dengan

gerakan intensitas rendah hingga sedang sehingga terjadi peningkatan

pengeluaran energi dan peningkatan massa otot. Gaya hidup aktif

merupakan penyeimbangan dari asupan energi, sehingga asupan


35

energi dalam tubuh tidak akan pernah berlebihan jika selalu menjalani

kehidupan yang aktif.

Aktivitas fisik yang dianjurkan yaitu aktivitas aerobik sedang

dan berat, jenis aktivitas aerobik intensitas sedang contohnya naik

sepeda, jalan cepat, lompat tali, joging, dan main golf. Sedangkan

anaerobik intensitas berat contohnya senam aerobic, lari, lompat

tinggi, angkat berat, karate dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali

seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Pasien obesitas

disarankan untuk memilih jenis aktivitas fisik yang sesuai dengan

kondisi fisik atau kemampuan tubuhnya, atau memilih jenis aktivitas

yang disukai dan membatasi aktivitas, seperti menonton televisi,

bermain komputer, game, dan tidur berlebihan (Kemenkes RI, 2020).

Olahraga yang efektif dalam menurunkan berat badan adalah

olahraga aerobik diantaranya senam aerobik. Senam aerobik sangat

efektif bagi wanita yang ingin menurunkan berat badan apabila

dilaksanankan secara rutin dan kontinyu. Senam aerobik merupakan

aktivitas fisik dengan intensitas menengah dengan pengeluaran energi

5 hingga 10 kkal per menit. Senam aerobik dapat memberikan hasil

yang diinginkan apabila dilakukan dengan takaran yang cukup

intentitas pelatihan adalah 60-80 % dari denyut nasi maksimal, lama

pelatihan 15-25 menit dan frekuensi 3-5 kali perminggu. Melakukan

senam aerobik akan membantu menghindari tubuh menjadi gemuk.

Ketika sudah mulai terbiasa dalam melakukan senam aerobik, dapat


36

meningkatkan durasi dalam senam aerobik yaitu dalam waktu 30-50

menit yang dapat membakar energi sebesar 100-130 kkal (Dewantari

& Ambartana, 2017: 61).

2. Makan dengan menggunakan piring makan yang lebih kecil dengan

model T, yaitu jumlah sayuran dan buah sama dengan jumlah

karbohidrat ditambah protein sedangkan jumlah protein sama dengan

jumlah makanan sumber karbohidrat.

Gambar 2.2. Piring Makan Model T

(Sumber: P2PTM Kemenkes RI,2018)


3. Penatalaksanaa Nutrisi
Penatalaksanaan nutrisi pada obesitas bertujuan untuk

mengurangi lemak tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal,

mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat, mencegah

pengeroposan otot selama penurunan berat badan, dan mencapai serta

mempertahankan status gizi yang optimal berdasarkan usia, jenis


37

kelamin dan aktivitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengatur

diet obesitas adalah sebagai berikut:

1) Untuk menurunkan berat badan energi diberikan rendah. 1 kg

lemak tubuh setara dengan 7.000 kkal, jadi untuk menurunkan

berat badan 0,5 hingga 1 kg/minggu, asupan energi dikurangi

sebanyak 500-1.000 kkal/hari dari kebutuhan normal. Perhitungan

kebutuhan energi normal didasarkan pada berat badan ideal.

Pengurangan tersebut dilakukan secara bertahap dengan

mempertimbangkan kebiasaan makan, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas.

2) Protein diberikan tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau sekitar 15-

20% dari kebutuhan energi total. Utamakan mengkonsumsi

makanan sumber protein yang rendah lemak. Seperti putih telur,

ayam tanpa kulit, ikan, tahu, tempe, olahan kacang, susu dan keju

rendah lemak.

3) Lemak diberikan sedang, yaitu sekitar 20-25% dari kebutuhan

energi total. Cobalah untuk mendapatkan makanan yang

mengandung lemak tak jenuh.

4) Memberikan Karbohidrat yaitu sekitar 55-65% dari kebutuhan

energi total. menggunakan lebih banyak karbohidrat kompleks

untuk menciptakan rasa kenyang dan mencegah sembelit. Sebagai

alternatif, bisa gunakan gula buatan sebagai pengganti gula biasa.


38

5) Tingkatkan asupan sumber makanan berserat. Yaitu sayuran yang

dimasak dengan cara dikukus, direbus dan digoreng dengan sedikit

minyak. Makanlah 3-5 porsi sayuran sehari.

6) Memberikan vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan.

7) Direkomendasikan untuk makan utama 3 kali dan snack 2-3 kali.

Makan buah sebagai camilan dan hindari buah-buahan berenergi

tinggi seperti durian, alpukat, nangka, sawo, mangga, cempedak,

dan srikaya.

8) Cukup cairan yang diberikan yaitu 8-10 gelas/hari.

9) Batasi konsumsi gula, garam dan minyak.

10) Makan dengan menggunakan piring makan yang lebih kecil

dengan model T, yaitu jumlah sayuran dan buah sama dengan

jumlah karbohidrat ditambah protein sedangkan jumlah protein

sama dengan jumlah makanan sumber karbohidrat (Lestari, 2018:

74).

4. Penatalaksanaan obesitas menurut Rahayu, (2019)

1) Low calorie diet (diet rendah kalori)

Prinsip diet rendah kalori ada dua yaitu: makan dengan

dalam porsi yang lebih kecil atau dibatasi agar tidak terlalu

kenyang (kurang lebih seperti yang dikatakan Rasul sekitar 1/3

dari perut untuk dimakan) dan yang terpenting dalam diet ini

adalah mengurangi asupan kalori. Orang dewasa normal biasanya

mengonsumsi 2000 kalori sehari, jadi mulai sekarang perlu


39

mengurangi asupan kalori sekitar sepertiganya, misalnya dari 2000

menjadi 1.200 kalori sehari. Ini kemungkianan dapat dicapai

secara otomatis dengan memotong porsi makanan. Tetapi

mengurangi kalori tidak berarti mengurangi asupan nutrisi lainnya.

Berikut ini adalah contoh daftar menu harian tetapi bisa

diganti dengan menu lain yang masih rendah kalori:

Tabel 2.2 Contoh Daftar Menu Harian

Waktu Menu makan


Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan
sayur 2 SDM.

Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan,


ayam atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2
potong buah.
Makanan selingan: buah apel, semangka, atau
buah lainnya yang banyak mengandung serat dan
gampang untuk dijangkau

Malam Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe,


sayur 2 SDM dan buah 1 potong.

(Sumber: Rahayu, 2019)

2) Puasa

Selain itu, cara mengatasi kelebihan berat badan adalah

puasa, baik puasa Ramadhan atau puasa sunnah lainnya. puasa

adalah waktu yang tepat untuk menyadari bahwa seseorang

memiliki tubuh yang ideal. Selama puasa jumlah makanan yang

dikonsumsi berkurang dibandingkan dengan tidak puasa.

Diketahui bahwa selama berpuasa proses detoksinasi (pengeluaran

zat beracun) di dalam tubuh lebih lengkap dibandingkan saat tidak


40

berpuasa. Selama puasa perut kosong selama beberapa jam, usus

pada perut kosong ini dapat mengurangi kemungkinan kontak

antara senyawa beracun dengan usus.

Menurut penelituan Rahayu, (2019). dr. Ari Fahrial

menyatakan bahwa puasa dapat mencegah dan mengobati

obesitas. Oleh karena itu seseorang yang ingin menjaga berat

badan atau mengatasi obesitas yang dialami disarankan untuk

berpuasa karena berpuasa bisa menurunkan berat badan dan

menjaga pola makan tetap teratur.

5. Monitoring dan Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan diet dilakukan pemantauan

dan penilaian berat badan. Pemantauan dilakukan dengan menimbang

berat badan menggunakan timbangan yang sama. Melakukan evaluasi

setiap minggu untuk menilai apakah terjadi penurunan berat badan

pada wanita prakonsepsi dengan obesitas seperti yang diharapkan.

Penurunan berat badan yang disarankan adalah 0,5 – 1 kg/minggu

sampai kira-kira 10% di atas berat badan ideal.

Tidak dianjurkan untuk menurunkan berat badan secara drastis

karena akan mengakibatkan hilangnya sejumlah besar air, jaringan

otot, elektrolit mineral, dan protein yang ditemukan dalam jaringan

adiposa bebas. Hal ini membawa risiko dehidrasi, kelelahan,

gangguan daya tahan tubuh dan keseimbangan elektrolit, serta

perubahan pola menstruasi pada wanita (Suryani, dkk, 2018: 79).


41

6. Hubungan Prakonsepsi Dengan Obesitas

Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia di masa depan

adalah status gizi kesehatan ibu dan anak. Hal ini semakin jelas terkait

dengan bukti bahwa status gizi dan kesehatan calon ibu pada masa

prakonsepsi, masa hamil dan menyusui merupakan masa kritis. Periode

1000 HPK (hari pertama kehidupan) yang terdiri dari 270 hari selama

kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang lahir, adalah

periode yang sulit. Dampak kesehatan gizi yang terus menerus dialami

sejak masa kanak-kanak akan bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki

di kemudian hari. Dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi

juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya ( Dieny, dkk, 2019:3).

Salah satu masalah gizi yang muncul adalah kelebihan berat badan

atau obesitas, diketahui bahwa pengaruh independen obesitas pada wanita

usia subur memiliki pengaruh penting terhadap kualitas hidup di kemudian

hari (intergenerational impact). Wanita gemuk berada pada peningkatan

risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait ovulasi, yang

menyebabkan penurunan kesuburan, dapat mempengaruhi kehamilan di

masa depan seperti risiko diabetes gestasional dan pre-eklampsia, dan

kelahiran bayi makrosomia atau usia yang lebih tua saat lahir, yang

mengarah ke operasi caesar dan meningkatkan risiko kematian ibu dan

bayi akibat infeksi (Dieny, dkk, 2019: 248).


42

C. Proses manajemen asuhan kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Menurut Helen Varney (2007), proses manajemen asuhan adalah

proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengubah pikiran dan tindakan menjadi urutan logis dan memberikan

perilaku yang diharapkan dalam memberikan asuhan, penemuan, dan

keterampilan berbasis ilmiah dalam langkah logis untuk pengambilan

keputusan yang efektif dan berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka kerja yang

digunakan bidan untuk menerapkan metode pemecahan masalah yang

sistematis, dimulai dengan pengumpulan data, analisis data, diagnosis,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kebidanan (Surachmindari &

yulifah, 2013: 126).

2. Tujuan Utama Asuhan Kebidanan

Tujuan utama asuhan kebidanan adalah untuk menyelamatkan ibu

dan bayi dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Pelayanan

kebidanan ini berfokus pada::

Pencegahan, promosi, kesehatan holistik yang disampaikan secara

kreatif dan fleksibel, dukungan, perawatan, bimbingan, pemantauan dan

pendidikan yang berpusat pada perempuan, bantuan terus menerus, sesuai

keinginan dan tidak berwibawa, dan menghormati pilihan perempuan

(Surachmindari & yulifah, 2013: 126).


43

3. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah yang diawali

dari langkah 1 yaitu pengumpulan data dasar sampai langkah 7 evaluasi.

Adapaun tahapan 7 langkah asuhan kebidanan yaitu:

a. Langkah I: Identifikasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan evaluasi dan pendataan atau semua

informasi yang berlaku dan lengkap dari semua sumber yang

berhubungan dengan kondisi klien untuk mendapatkan data melalui

anamnesis berupa tanya jawab dengan pasien, meliputi riwayat

menstruasi, riwayat kelahiran, riwayat ginekologi, riwayat keluarga

berencana, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi,

psikologi, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, dan data laboratorium

(Patimah, dkk, 2016).

Untuk mendapatkan data subjektif dilakukan dengan anamnesa

yaitu tanya jawab dengan klien atau mengumpulkan data lengkap dari

klien meliputi indentitas, riwayat haid, riwayat obsetrik, riwayat

ginekologi, riwayat keluarga berencana, Riwayat pemenuhan

kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi, kesiapan klien untuk

memiliki keturunan dan jumlah anak yang diinginkan, pengetahuan

tentang KB dan hubungan seksual (Patimah, dkk, 2016).

Pada anamnesa Prakonsepsi dengan obesitas ditemukan berat

badan berlebih, kebiasaan makan yang tidak teratur, asupan nutrisi

yang berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik.


44

Data objektif didapatkan melalui hasil pemeriksaan terhadap

klien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan meliputi pemeriksaan

keadaan umum, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan tanda-tanda

vital, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan meliputi (inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium)

(Patimah, dkk, 2016).

Pada kasus prakonsepsi dengan obesitas akan didapatkan hasil

pemeriksaan dengan berat badan berlebih, IMT ≥ 25 atau berat badan

tidak sesuai dengan tinggi badan.

b. Langkah II: Interpretasi Diagnosa Aktual

Pada langkah ini, diagnosis atau masalah diidentifikasi

berdasarkan intervensi yang benar pada data yang dikumpulkan. Data

dasar yang dikumpulkan diinterpretasikan untuk merumuskan

diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah biasanya berkaitan

dengan pengalaman ibu yang diidentifikasi oleh bidan setelah hasil

pemeriksaan. Masalah juga sering menyertai diagnosis (Patimah, dkk,

2016)

Diagnosis pada ibu prakonsepsi dengan Obesitas dapat

ditetapkan berdasarkan data objektif pengukuran berat dan tinggi

badan kemudian menghitung IMT dan hasil IMT ≥ 25 (Sumber:

P2PTM Kemenkes RI: 2018). Kemudian menggunakan Rasio Lingkar

Pinggang dan pinggul (RLPP) untuk menentukan jenis obesitas dan

dikatakan obesitas tipe apel jika RLPP >0,85 pada perempuan


45

sebaliknya jika ˂0,85 disebut obesitas yipe pear (Susetyowati, 2019:

96-97). Kemudian dari pemeriksaan inspeksi didapatkan pipi tembem,

leher pendek, badan terlihat gemuk, perut tampak membuncit disertai

dinding perut yang berlipat-lipat atau gemuk pada daerah panggul.

c. Langkah III: Diagnosis/Masalah Potensial

Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau

kemungkinan diagnosa lain berdasarkan diagnosa/masalah yang telah

diidentifikasi. Langkah ini memerlukan antisipasi, jika pencegahan

dengan observasi klien dimungkinkan, bidan diharapkan siap ketika

potensi diagnosis/masalah ini muncul (Patimah, dkk, 2016).

Masalah potensial/ masalah yang harus diantisipasi yang bisa

timbul pada kasus ibu prakonsepsi dengan obesitas yaitu terjadinya

gangguan menstruasi, infertilisasi, diabetes , hipertensi, penyakit

jantung koroner dan stroke.

Wanita obesitas berada pada peningkatan risiko mengalami

gangguan hormon reproduksi terkait ovulasi, yang menyebabkan

penurunan kesuburan, dapat mempengaruhi kehamilan di masa depan

seperti risiko diabetes gestasional dan pre-eklampsia, dan kelahiran

bayi makrosomia atau usia yang lebih tua saat lahir, yang mengarah ke

operasi caesar dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi akibat

infeksi.
46

d. Langkah IV: Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera atau

Kolaborasi

Pada tahap ini, bidan akan mengidentifikasi perlunya tindakan

segera atau kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain berdasarkan

kondisi klien atau pasien. Dalam bertindak bidan harus memperhatikan

prioritas masalah/kebutuhan klien. Setelah bidan merumuskan tindakan

untuk mengantisipasi diagnosa atau potensi masalah, pada langkah

sebelumnya bidan juga merumuskan tindakan segera atau darurat

untuk segera ditangani dan menentukan tindakan segera yang dapat

dilakukan secara mandiri, kolaboratif atau bersifat rujukan (Patimah,

dkk, 2016).

Pada wanita prakonsepsi dengan obesitas tidak dibutuhkan

tindakan emergency, yang dibutuhkan hanya menurunkan berat badan

atau IMT dalam batas normal atau paling tidak terjadi penurunan berat

badan selama melakukan asuhan yaitu minimal ½-1 Kg/minggu

dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet,

wanita obesitas yang disertai dengan penyakit serius seperti diabetes,

hipertensi dan jantung. Dibutuhkan penanganan serta kolaborasi

dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti beberapa Ahli

Gizi.

e. Langkah V: Intervensi atau Rencana Asuhan

Pada langkah ini dilaksanakan rencana pelayanan yang

komprehensif yang telah ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.


47

Langkah ini merupakan kelanjutan dari pengelolaan masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah

sebelumnya.

Rencana asuhan yang komprehensif tidak hanya mencakup apa

yang telah diidentifikasi oleh kondisi klien atau masalah terkait, tetapi

juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien yang

diperkirakan bisa saja terjadi nantinya, bagaimana memberikan

konseling dan apakah klien perlu dirujuk jika ada masalah yang tidak

dapat ditangani.

Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh bidan dan klien agar

dapat dilaksanakan secara efektif karena klien juga akan melaksanakan

rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan

komprehensif ini harus rasional dan benar-benar valid atas dasar yang

relevan dan diakui kebenarannya dan sesuai dengan asumsi tentang apa

yang akan dilakukan klien (Patimah, dkk, 2016).

Tindakan yang akan dilakukan pada wanita prakonsepsi yang

didiagnosa obesitas yaitu memberikan asuhan meliputi:

1. Meningkatkan aktifitas fisik minimal 15 sampai 30 menit setiap

hari atau minimal 150 menit seminggu seperti jalan kaki minimal

10.000 langkah sehari, mulai menggunakan tangga dan olahraga

bersama keluarga di akhir pekan. Lakukan secara teratur 3-5 kali

perminggu kemudian lakukan penyesuaian setelah beberapa

minggu. Melakukan aktivitas yang bergerak terus menerus dengan


48

gerakan intensitas rendah hingga sedang sehingga terjadi

peningkatan pengeluaran energi dan peningkatan massa otot. Gaya

hidup aktif adalah keseimbangan asupan energi, sehingga asupan

energi dalam tubuh tidak akan pernah berlebihan jika selalu

menjalani kehidupan yang aktif.

Aktivitas fisik yang dianjurkan yaitu aktivitas aerobik

sedang dan berat, jenis aktivitas aerobik intensitas sedang

contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main

golf. Sedangkan anaerobik intensitas berat contohnya senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang

dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit

setiap hari. Pasien obesitas disarankan untuk memilih jenis

aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi fisik atau kemampuan

tubuhnya, atau memilih jenis aktivitas yang disukai dan

membatasi aktivitas, seperti menonton televisi, bermain komputer,

game, dan tidur berlebihan (Kemenkes RI, 2020).

2. Penatalaksanaan Nutrisi

Penatalaksanaan nutrisi pada obesitas bertujuan untuk

mengurangi lemak tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal,

mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat, mencegah

pengeroposan otot selama penurunan berat badan, dan mencapai serta

mempertahankan status gizi yang optimal berdasarkan usia, jenis


49

kelamin dan aktivitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengatur

diet obesitas adalah sebagai berikut:

1) Energi diberikan rendah untuk menurunkan berat badan.

Pengurangan tersebut dilakukan secara bertahap dengan

mempertimbangkan kebiasaan makan, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas. 1 kg lemak tubuh setara dengan 7.000 kkal,

jadi untuk menurunkan berat badan 0,5 hingga 1 kg/minggu,

asupan energi dikurangi sebanyak 500-1.000 kkal/hari dari

kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal

didasarkan pada berat badan ideal.

2) Protein diberikan tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20%

dari kebutuhan energi total. Utamakan konsumsi bahan makanan

sumber protein rendah lemak. Seperti ikan, putih telur, ayam

tanpa kulit, susu dan keju rendah lemak, tempe, tahu, dan olahan

kacang.

3) Lemak diberikan sedang, yaitu sekitar 20-25% dari kebutuhan

energi total. Cobalah untuk mendapatkan lemak dari makanan

tinggi lemak tak jenuh.

4) Karbohidrat diberikan rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan

energi total. Gunakan lebih banyak karbohidrat kompleks untuk

menciptakan rasa kenyang dan mencegah sembelit. Sebagai

alternatif, bisa menggunakan gula buatan sebagai pengganti gula

biasa.
50

5) Tingkatkan asupan sumber makanan berserat. Yaitu sayuran yang

diolah dengan cara direbus, dikukus atau digoreng dengan sedikit

minyak. Makanlah 3-5 porsi sayuran sehari.

6) Pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup sesuai

kebutuhan

7) Direkomendasikan untuk tiga kali makan utama dan 2-3 kali

snack. Makan buah sebagai camilan dan hindari buah-buahan

berenergi tinggi seperti durian, alpukat, nangka, sawo, mangga,

cempedak, dan srikaya.

8) Cukup cairan yang diberikan yaitu 8-10 gelas/hari.

9) Batasi konsumsi gula, garam dan minyak.

10) Hindari makanan tinggi lemak seperti gorengan, daging berlemak

seperti sosis, krim, margarin, mentega, keju, susu, es krim, kulit

hewani, makanan cepat saji dan kue-kue manis (seperti kue tar),

makanan dengan kandungan Kolesterol tinggi seperti jeroan, otak

dan kuning telur dihindari. (Lestari, 2018:74)

11) Makan dengan menggunakan piring makan yang lebih kecil

dengan model T, yaitu jumlah sayuran dan buah sama dengan

jumlah karbohidrat ditambah protein sedangkan jumlah protein

sama dengan jumlah makanan sumber karbohidrat.

Berikut ini adalah contoh daftar menu harian namun bisa

diganti dengan menu lain yang masih rendah kalori:


51

Waktu Menu makan

Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan


sayur 2 SDM.

Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan,


ayam atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2
potong buah.

Makanan selingan: buah apel, semangka, pir atau


buah lainnya yang banyak mengandung serat dan
gampang untuk dijangkau
Malam Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe,
sayur 2 SDM dan buah 1 potong.

3) Puasa

Selain itu, cara mengatasi obesitas adalah puasa baik puasa

Ramadhan atau puasa sunnah lainnya. Selama puasa jumlah

makanan yang dikonsumsi berkurang dibandingkan dengan tidak

puasa. Selain itu, puasa adalah waktu yang tepat untuk menyadari

bahwa Anda memiliki tubuh yang ideal. Diketahui bahwa selama

berpuasa proses detoksifikasi (pengeluaran zat beracun) di dalam

tubuh lebih lengkap dan sempurna dibandingkan saat tidak

berpuasa. Selama puasa, perut kosong selama beberapa jam, usus

pada perut kosong ini dapat mengurangi kemungkinan kontak

antara senyawa beracun dengan usus.

3. Monitoring dan Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan diet dilakukan pemantauan

dan penilaian berat badan. Pemantauan dilakukan dengan

menimbang berat badan menggunakan timbangan yang sama.


52

Melakukan evaluasi setiap minggu untuk menilai apakah terjadi

penurunan berat badan pada wanita prakonsepsi seperti yang

diharapkan. Penurunan berat badan yang disarankan adalah 0,5-1

kg/minggu sampai kira-kira 10% di atas berat badan ideal.

f. Langkah VI: Implementasi atau Pelaksanaan Asuhan

Pada tahap ini rencana asuhan secara keseluruhan, seperti yang

dijelaskan pada langkah lima, dilakukan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini biasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim

kesehatan lainnya (Patimah, dkk, 2016).

Pada langkah ini bidan melakukan semua sencana asuhan

kepada wanita prakonsepsi dengan obesitas yang telah diuraikan pada

langkah lima yaitu modifikasi gaya hidup meliputi meningkatkan

aktivitas fisik dari biasanya minimal 30 menit dalam sehari dan

dilakukan 3-5 kali dalam seminggu serta dilakukan secara bertahap.

Selanjutnya membatasi makanan yang dapat membahayakan

kesehatan, membatasi tidur yang berlebihan, meningkatkan

mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan protein.

Pasien juga dianjurkan untuk makan menggunakan piring yang

lebih kecil dan piring dengan model T untuk menyeimbangkan antara

asupan karbohidrat, protein, buah dan sayur yang masuk kedalam

tubuh, melakukan puasa wajib maupun sunnah serta mengevaluasi


53

perubahan berat badan setiap minggu untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dalam memberi asuhan.

g. Langkah VII: Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan penilaian efektivitas asuhan yang

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan asuhan jika benar-benar

telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang teridentifikasi dalam

diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dikatakan efektif jika

benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.

Langkah-langkah proses manajemen umumnya penilaian yang

memperjelas proses berpikir yang mempengaruhi tindakan dan

berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen berlangsung

dalam situasi klinis, dua langkah terakhir tergantung pada klien dan

situasi klinik.

Dari asuhan yang telah dilaksananakan diharapkan asuhan ibu

prakonsepsi dengan obesitas dapat sesuai dengan apa yang diharapkan

yaitu berat dadan ibu dapat berkurang atau hasil IMT mencapai batas

normal dan kedepannya dapat menerapkan pola hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari serta dapat mengurangi berbagai komplikasi

akibat obesitas selama perencanaan kehamilan.

Berdasarkan monitoring dan evaluasi maka kunjungan

dilakukan setiap sekali dalam sepekan dengan jumlah keseluruhan

kunjungan yaitu sebanyak 8 kali selama penelitian atau selama 2 bulan

dengan target yang ingin dicapai yaitu penurunan berat badan minimal
54

½ sampai 1 kg perminggunya tergantung berat badan klien yang akan

diteliti dan dilakukan hingga terjadi penurunan berat badan atau

penurunan IMT.

4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP

Pendokumentasian SOAP adalah metode pendokumentasian yang

sederhana namun berisi semua elemen dan langkah-langkah yang

diperlukan untuk asuhan kebidanan yang jelas dan logis (Andayani, dkk,

2017).

a. S(Subjektif)

Data subjektif ini mengacu pada masalah dari sudut pandang

pelanggan. Ekspresi keprihatinan dan keluhan klien dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang akan merujuk langsung ke

diagnosis. Data diagnostik ini nantinya akan memperkuat diagnosis

yang akan disusun.

b. O(Objektif)

Data objektif adalah dokumentasi pengamatan jujur, hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, rekam medis,

dan keterangan dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam

data obyektif ini sebagai data pendukung. Data ini akan memberikan

bukti gejala klinis klien dan fakta terkait diagnosis.

c. A(Assesment)

Assesment merupakan pendokumentasian dari hasil analisis

dan interpretasi atau kesimpulan dari data objektif dan subjektif.


55

1) Diagnosa masalah

2) Mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial

3) Perlunya Tindakan Segera Atau Kolaborasi

d. P (Planning)

Planning/perencanaan atau penatalaksanaan adalah

pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan

evaluasi. Tujuan manajemen adalah untuk mencoba mencapai kondisi

optimal pasien dan mempertahankan kesejahteraannya.

SOAP ini dilakukan pada asuhan tahap berikutnya, atau pada

eveluasi hari berikutnya, yang dilakukan dengan melakukan

kunjungan rumah untuk asuhan yang lebih efektif, kunjungan

dilakukan sampai asuhan selesai atau sampai masalah dapat teratasi.


BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M”


DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS
TANGGAL 24 AGUSTUS 2021 S/D 12 OKTOBER
TAHUN 2021

No. Register : xxx

Tanggal Masuk : 24 Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA

Tanggal Pengkajian : 24 Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA

Nama Pengkaji : Rini Raudatul ilma

LANGKAH I: IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas klien

Nama : Ny “M” / Tn “F”

Umur : 26 Tahun / 28 Tahun

Nikah/lamanya : 1 x / ± 1 Tahun

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : Honorer / Wiraswasta

Alamat : Jln. Tamangapa Raya

B. Riwayat keluhan

1. Keluhan utama: ibu datang untuk memeriksakan diri ke Puskesmas

Antang Perumnas dengan keluhan berat badannya terus meningkat dan

ibu merasa cemas dengan keadaannya.

56
57

2. Riwayat keluhan utama

Ibu mengalami kelebihan berat badan 3 tahun sebelum menikah dan

semakin meningkat setelah menikah

C. Riwayat mentruasi

1) Menarche : 14 tahun

2) Siklus : 28-30 hari

3) Durasi : 5-7 hari

4) Disminoehea : Pada hari pertama menstruasi

5) Haid terakhir tanggal 07 Agustus 2021

D. Riwayat keluarga berencana

Ibu tidak pernah menjadi Akseptor KB apapun.

E. Riwayat Kehamilan

Ibu belum pernah mengalami kehamilan ataupun keguguran

F. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit serius seperti hipertensi, asma, jantung,

DM, dan penyakit lainnya.

G. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga

1) Ibu tidak memiliki riwayat obesitas dalam keluarga

2) Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti

hipertensi, asma, DM, jantung dan penyakit menular lainnya.

H. Riwaayat sosial budaya, psikologi dan spiritual

1) Ibu tinggal bersama suami

2) Ibu belum memiliki anak dan berencana memiliki anak


58

3) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami

4) Ibu merasa cemas dengan keadaannya

5) Ibu dan suami menjalankan sholat 5 waktu

6) Ibu selalu berdoa untuk kebaikan dan kesehatan dirinya

I. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi

a. Ibu mengatakan makan 3x/hari,

b. Minum 4-5 gelas/hari,

c. Pola makan komposisi nasi, sayur dan lauk.

d. Ibu mempunyai kebiasaan makan dengan porsi banyak dan lebih

banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat,

makanan yang mengandung lemak dan makanan cepat saji serta

jarang mengkonsumsi buah-buahan.

2. Eliminasi

a. BAB 1-2 × sehari

b. BAK 3-4 × sehari

c. Tidak ada keluhan apapun saat BAB dan BAK

3. Istirahat/tidur

a. Tidur siang ± 1 jam sehari

b. Tidur malam 6- 8 jam sehari


59

4. Aktivitas

Ibu melakukan kegiatan seperti bekerja kantor 6 jam sehari senin-jumat

dan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, mengepel, masak

dll. Ibu jarang melakukan olahraga.

5. Aktivitas seksual

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual dengan suami kurang lebih

2-3x seminggu.

6. Personal hygiene

a. Mandi 2x sehari

b. Menggosok gigi 2x sehari

c. Mencuci rambut 2x sehari

d. Mengganti baju setiap kali mandi atau kotor.

e. Ibu rajin mencuci tangan dengan 6 langkah.

7. Perilaku kesehatan

Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan penurun berat badan, tidak

pernah merokok dan minum minuman beralkohol.

J. Pemeriksaan fisik umum

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm

4. BB sebelum menikah : 70 Kg

5. BB sekarang : 80 Kg

6. Lila : 31 cm
60

7. Lingkar panggul : 110 cm

8. Lingkar perut : 108 cm

9. IMT : 31,25 Kg/m2

10. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Pernafasan : 22x/menit

c. Nadi : 84x/menit

d. Suhu : 36,8⁰C

11. Pemeriksaan fisik terfokus

a. Wajah : tampak pipi tembam, tidak ada cloasma, tidak ada

oedema dan nyeri tekan.

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, gigi tidak

tanggal dan tidak ada caries gigi.

d. Leher : tampak leher pendek, tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.

e. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol,

tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

f. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

g. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks


61

patella kanan dan kiri (+).

12. Pemeriksaan penunjang

a. GDS : 115 mg/dl

LANGKAH II: IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Diangnosa Aktual : Ny “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II

1. Prakonsepsi

Data Subjektif:

a. Ibu menikah ±1 tahun

b. Ibu berusia 26 tahun

c. Ibu belum pernah mengalami kehamilan ataupun keguguran dan

berencana untuk hamil

Data Objektif:

Ibu siap untuk memiliki keturunan

Analisis dan Interpretasi Data

Masa prakonsepsi merupakan waktu sebelum terjadi kehamilan atau waktu

sebelum bertemunya sel telur (ovum) dengan sprerma atau yang disebut dengan

fertilitas. Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita usia subur yang siap

menjadi seorang ibu baik yang belum menikah ataupun yang sudah menikah.

Periode prakonsepsi berlangsung tiga sampai 1 tahun sebelum terjadi pembuahan.

2. Obesita sentral tingkat II

Data Subjektif :

Ibu mengatakan berat badannya terus meningkat


62

Data Objetif :

1. Pada pemeriksaan antropometri diapatkan

a. BB : 80 Kg

b. TB : 160 Cm

c. Lingkar perut : 108 Cm

d. Lingkar panggul : 110 Cm

2. Hasil penghitungan IMT yaitu 31,25 Kg/m2

3. RLPP yang diapatkan dari hasil pengukuran lingkar panggul dan

lingkar pinggang >0,85 yaitu 0,97.

Analisis dan Interpretasi Data

Diagnosa obesitas dapat diketahui dengan menggunaan IMT dan Rasio

lingkar panggul dan pinggang (RLPP). Seseorang dikatakan obesitas jika IMT

yang didapatkan >25, dari hasil (BB/TB( )) diapatkan IMT 31,25 yang artinya

orang tersebut mengalami obesitas tingkat II (Kemenkes RI: 2018).

Sedangkan untuk menentukan jenis obesitas yang dilami maka dihitung

menggunakan RLPP. RLPP yang didapatkan dari hasil pengukuran lingkar

panggul dan pinggang yaitu 0,97 berarati berkaitan dengan obesitas sentral

(apple-shape obesity) (Susetyowati,2019).

LANGKAH III: DIANGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang menunjang


63

LANGKAH IV: MENGIDENTIFIKASI PERLUNYA TINDAKAN

SEGERA ATAU KOLABORASI

Pada wanita prakonsepsi dengan obesitas tidak dibutuhkan tindakan

emergency, yang dibutuhkan hanya menurunkan berat badan atau IMT dalam

batas normal atau paling tidak terjadi penurunan berat badan selama melakukan

asuhan yaitu minimal 0,5-1 Kg/minggu dengan melakukan kolaborasi dengan ahli

gizi untuk pemberian diet, wanita obesitas yang disertai dengan penyakit serius

seperti diabetes, hipertensi dan jantung. Dibutuhkan penanganan serta kolaborasi

dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti beberapa Ahli Gizi.

Pada kasus obesitas dibutuhkan penurunan berat badan maka dilakukan

kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet kalori, menu makanan sehari-

hari dan pola aktivitas.

LANGKAH V: INTERVENSI ATAU RENCANA ASUHAN

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul : 09.00 WITA

1. Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya rencana asuhan atau tindakan

kepada ibu yaitu agar terjadi perubahan pola makan dan pola aktivitas

serta terjadi IMT selama dilakukan asuhan.

2. Kriteria :

a. Ibu dan keluarga setuju tentang rencana asuhan

b. Keadaan umum baik

c. Tanda-tanda vital dalam batas normal

d. Terjadi penurunan berat badan


64

e. Tidak terjadi komplikasi yang disebabkan oleh obesitas

3. Intervensi

a. Sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.

Rasional :penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan

kepada ibu sangat penting agar ibu dapat mengetahui

keadaannya dan agar ibu merasa tenang.

b. Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan

pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi.

Rasional :agar ibu lebih paham mengenai asuhan yang akan

dilakukan dan dengan ibu mengetahui tentang obesitas

maka ibu dapat mengerti tentang kondisinya dan berusaha

untuk mengatasi obesitas yang dialaminya.

c. Jelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat

obesitas

Rasional : agar ibu merasa tenang

d. Jelaskan kepada ibu tentang infertilias yaitu kondisi dimana

perempuan tidak mengalami kehamilan walaupun melakukan

hubungan seksual secara rutin 2-3 kali seminggu dalam waktu kurang

lebih 1 tahun dan salah satu penyebab infertilitas yaitu karena

kelebihan berat badan atau obesitas.

Rasional :agar ibu mengerti penyebab dari infertilitas yang

dialaminya
65

e. Beritahu ibu tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri

masa subur dan cara mengenali masa subur:

1) Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat

atau suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur

saat baru bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh

menurun dan meningkat saat ovulasi disebabkan kerna

peningkatan estrogern.

2) Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita

yang sedang dalam masa ovulasi.

3) Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih

lengket dan berwrna bening menyerupai putih telur dan

jumlahnya lebih bayak dari biasanya. Perubahan ini menudahkan

sperma untuk menuju rahim.

4) Cara memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi

jika menstruasi normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan

mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya

dan menggunakan alat prediksi kesuburan.

Rasional :dengan mengetahui masa subur ibu dapat mendeteksi

masalah terkait reproduksi dan tingkat keberhasil untuk

hamil pada masa subur lebih tinggi dari pada tidak

mengetahui masa subur


66

f. Berikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan

suami dan keluarga dalam menjalani perawatan klien

Rasional :dukungan psiologis dan keterlibatan suami dan keluarga

merupakan psikoterasi dalam perawatan lien sehingga dapat

memberikan semangat dan membantu dalam proses

penurunan berat badan. Disamping itu ibu lebih optimis dan

semangat dalam menurunan berat badan dan berserah diri

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

g. Berikan health education pada ibu tentang :

1) Istirahat yang cukup

Rasional :istirahat yang cukup dibutuhkan dalam membantu

penurunan berat badan

2) Diet rendah Kalori

Rasional :ibu dengan obesitas perlu memotong kalori dari

jumlah kalori biasanya namun memotong kalori tidak

berarti memotong asupan nutrisi lain. Ibu obesitas

dianjuran untuk lebih banyak mengkonsumsi

makanan yang mengandung serat, protein rendah

lemak, mengkonsumsi buah dan mengurangi

mengkonsumsi makanan yang mengandung

karbohidrat, gula, garam, lemak dan makanan cepat

saji serta makan dengan menggunaan piring lebih

kecil dengan model piring T.


67

3) Personal hygiene

Rasional :menjaga personal hygiene sangat penting untuk

mencegah terjadinya infeksi pada klien dan dapat

memberikan rasa nyaman pada ibu.

4) Pola Aktivitas

Rasional :pada ibu obesitas dianjurkan untuk meningkatkan

aktivitas untuk menyeimbangkan antara energy yang

masuk dan energy yang keluar .

h. Berikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh

makanan diet kalori

Waktu Menu makan

Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan


sayur 2 SDM.

Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan,


ayam atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2
potong buah.

Makanan selingan: buah apel, semangka, atau


buah lainnya yang banyak mengandung serat dan
gampang untuk dijangkau

Malam Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe,


sayur 2 SDM dan buah 1 potong.

Rasional :Agar ibu mengetahui contoh daftar menu makan sehari-

hari untuk diet kalori

i. Anjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah

Rasional :ketika puasa jumlah makanan yang dimakan berkurang

dibandingkan tidak puasa. dietahui bahwa saat puasa proses


68

detosinasi (pembuangan zat beracun) di dalam tubuh lebih

total dan sempurna daripada tidak puasa.

j. Anjurkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Rasional :agar ibu dapat mengetahui penurunan berat badan

setiap minggu yaitu 0,5 - 1 kg dan lebih semangat untuk

menurunan berat badan

k. Berikan Klien Log Book daily Activity untuk diisi

Rasional :untuk memantau aktivitas dan pola makan ibu setiap

harinya

l. Anjurkan ibu untuk membaca surah-surah Al-Qur‟an terkait doa untuk

meminta keturunan.

Rasional :ibu dianjuran untuk membaca doa-doa terkait meminta

keturunan agar ibu merasa tenang.

LANGAH VI: IMPLEMENTASI ATAU PELAKSANAAN ASUHAN

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul : 09.05 WITA

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu baik

dan tanda-tanda vital dalam batas normal serta ibu mengalami obesitas

sentral tingkat II.

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang

2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan

pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi.

Obesitas adalah kondisi dimana terjadi penimbunana lemak yang

berlebih hingga berat badan seseorang melebihi batas normal dan dapat
69

merugikan kesehatan. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara

energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan, yang mengarah pada

peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa lemak yang terlokalisasi

atau merata ke seluruh tubuh.

Status gizi pada masa prakonsepsi merupakan hal utama yang

harus diperhatika karena status gizi pada masa ini merupakan penentu

kualitas kehidupan selanjutnya. Salah satu masalah gizi yang muncul

adalah obesitas, diketahui bahwa obesitas pada wanita usia subur memiliki

pengaruh penting terhadap kualitas hidup di kemudian hari. Wanita

obesitas memiliki risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait

ovulasi atau penurunan kesuburan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan sebelumnya

dengan mencoba menjelaskan secara singkat.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat

obesitas yaitu terjadinya gangguan menstruasi/infertilitas, hipertensi,

diabetes, penyakit jantung koroner dan stroke.

Hasil : ibu mengerti

4. Menjelaskan kepada ibu tentang infertilias yaitu kondisi dimana

perempuan tidak mengalami kehamilan walaupun melakukan hubungan

seksual secara rutin dalam waktu kurang lebih 1 tahun dan salah satu

penyebab infertilitas yaitu karena kelebihan berat atau obesitas.

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan


70

5. Memberitahu ibu tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa

subur dan cara mengenali masa subur:

a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau

suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru

bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun dan

meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern.

b. Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang

sedang dalam masa ovulasi.

c. Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih

lengket dan berwrna bening menyerupai putih telur dan jumlahnya

lebih bayak dari biasanya. Perubahan ini menudahkan sperma untuk

menuju rahim.

d. Cara memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika

menstruasi normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan

mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya dan

menggunakan alat prediksi kesuburan.

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

6. Memberikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan

suami dan keluarga dalam menjalani perawatan klien

Hasil : ibu dan keluarga merasa tenang

7. Memberikan health education pada ibu tentang :

a. Istirahat yang cukup


71

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 2 jam

dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong

kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun,

memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-

20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur,

tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan

rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-

umbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan

sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak

berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi

konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan

dengan model piring T.

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap

kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan memakai

masker saat keluar rumah.


72

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati biasanya. Ibu

disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivits sedang contohnya

naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan

aktivitas berat yang disarankan yaitu senam aerobic, karate, lompat

tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali

seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas

seperti tidur berlebihan.

8. Memberikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh

makanan diet kalori

Waktu Menu makan


Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan sayur 2
SDM.

Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan, ayam


atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2 potong
buah.

Makanan selingan: buah apel, semangka, pir atau


buah lainnya yang banyak mengandung serat dan
gampang untuk dijangkau
Malam Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe, sayur 2
SDM dan buah 1 potong.

Hasil :ibu mengerti

9. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah

Hasil : ibu bersedia melakukannya secara bertahap.

10. Menganjurkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : Ibu bersedia


73

11. Memberikan Klien Log Book daily Activity untuk memantau aktivitas dan

pola makan klien

Hasil : Klien menerima dan bersedia melakukannya

12. Menganjurkan ibu untuk membaca surah-surah Al-Qur‟an terkait doa

untuk meminta keturunan yaitu:

Q.S Asy-Syura/42:49-50

             

            

    

Terjemahnya:

49. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa

yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada

siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada

siapa yang dia kehendaki,

50. Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan

(kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul

siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi

Maha Kuasa.

LANGLAH VII: EVALUASI

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul : 09.15 Wita

1. Keadaan ibu dengan obesitas belum teratasi dan ibu mengalami infertilitas

primer
74

a. BB : 80 Kg

b. TB : 160 cm

c. IMT : 31,25 Kg/m2

d. Ibu menikah kurang lebih 1 tahun dan belum pernah memiliki anak.

2. Keadaan ibu baik ditandai dengan tanda-tanda Vital dalam batas normal:

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Pernafasan : 22 x/i

c. Nadi : 84 x/i

d. Suhu : 36,8⁰C

3. Ibu mengerti dengan semua penjelasan yang telah diberikan dan ibu

bersedia mengikuti anjuran yang telah disarankan

4. Ibu merasa tenang dan senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa

5. Tidak terjadi hipertensi, diabetes melitus dan gangguan menstruasi

ditandai dengan:

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. GDS : 115 mg/dl

c. Ibu mengatakan siklus haid teratur yaitu 28-30 hari, haid biasanya

dialami 5-7 hari dan mengalami disminorhea pada hari pertama haid

haid tetapi masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.


75

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS

TANGGAL 24 AGUSTUS 2021

No. Register : xxx

Tanggal masuk : 24 Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA

Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

Identitas istri/suami

Nama : Ny “M” / Tn “F”

Umur : 26 Tahun / 28 Tahun

Nikah/lamanya : 1 x / ± 1 Tahun

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : Honorer / Wiraswasta

Alamat : Jln. Tamangapa Raya

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu mengeluh berat badannya terus meningkat

2. Ibu mengalami kelebihan berat badan 3 sebelum menikah dan semakin

meningkat setelah menikah

3. Ibu makan dengan porsi yang lebih banyak setiap harinya dan lebih

banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan


76

makanan yang mengandung lemak serta makanan cepat saji serta jarang

mengkonsumsi buah-buahan.

4. Ibu jarang melakukan olahraga

5. Ibu pernah melakukan diet tapi tidak berhasil dan tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan penurun berat badan

6. Ibu ingin mempunyai keturunan

7. Ibu belum pernah mengalami kehamilan ataupun geguguran

8. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 07 Agustus 2021 dan siklus haid

teratur yaitu 28-30 hari, haid biasanya dialami 5-7 hari dan mengalami

disminorhea pada hari pertama haid haid tetapi masih bisa melakukan

aktivitas seperti biasanya.

9. Ibu merasa cemas dengan keadaannya

10. Ibu tidak memiliki riwayat obesitas dan penyakit serius dalam keluarga

seperti hipertensi, asma, jantung, DM, penyakit menurun ataupun

penyakit menular.

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Ibu siap memiliki keturunan

3. Kesadaran komposmentis

4. TB : 160 cm

5. BB sebelum menikah : 70 Kg

6. BB sekarang : 80 cm

7. IMT : 31,25 Kg/m2


77

8. Lingkar pinggang : 110 Cm

9. Lingkar perut : 108 Cm

10. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Pernafasan : 22x/menit

c. Nadi : 84x/menit

d. Suhu : 36,8⁰C

11. Pemeriksaan fisik terfokus

a. Wajah : tampak pipi tembam, tidak ada cloasma, tidak ada

oedema dan nyeri tekan.

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, gigi tidak

tanggal dan tidak ada caries gigi.

d. Leher : tampak leher pendek, tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.

e. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol,

tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

f. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

g. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).


78

12. Pemeriksaan penunjang

a. GDS : 115 mg/dl

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi dengan Obesitas sentral tingkat II

D. Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul : 09.15 WITA

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum baik

dan tanda-tanda vital dalam batas normal serta ibu mengalami obesitas

sentral tingkat II.

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang

2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan

pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi.

Obesitas adalah kondisi dimana terjadi penimbunana lemak yang

berlebih hingga berat badan seseorang melebihi batas normal dan dapat

merugikan kesehatan. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara

energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan, yang mengarah pada

peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa lemak yang terlokalisasi

atau merata ke seluruh tubuh.

Status gizi pada masa prakonsepsi merupakan hal utama yang

harus diperhatika karena status gizi pada masa ini merupakan penentu

kualitas kehidupan selanjutnya. Salah satu masalah gizi yang muncul

adalah obesitas, diketahui bahwa obesitas pada wanita usia subur memiliki

pengaruh penting terhadap kualitas hidup di kemudian hari. Wanita


79

obesitas memiliki risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait

ovulasi atau penurunan kesuburan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan sebelumnya

dengan mencoba menjelaskan secara singkat.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat

obesitas yaitu terjadinya gangguan menstruasi/infertilitas, hipertensi,

diabetes, penyakit jantung koroner dan stroke.

Hasil : ibu mengerti

4. Menjelaskan kepada ibu tentang infertilias yaitu kondisi dimana

perempuan tidak mengalami kehamilan walaupun melakukan hubungan

seksual secara rutin dalam waktu kurang lebih 1 tahun dan salah satu

penyebab infertilitas yaitu karena kelebihan berat atau obesitas.

Hasil : ibu mengerti

5. Memberitahu ibu tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa

subur dan cara mengenali masa subur:

a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau

suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru

bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun dan

meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern.

b. Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang

sedang dalam masa ovulasi.


80

c. Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih

lengket dan berwrna bening menyerupai putih telur dan jumlahnya

lebih bayak dari biasanya. Perubahan ini menudahkan sperma untuk

menuju rahim.

d. Cara memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika

menstruasi normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan

mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya dan

menggunakan alat prediksi kesuburan.

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

6. Memberikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan

suami dan keluarga dalam menjalani perawatan klien

Hasil : ibu dan keluarga merasa tenang

7. Memberikan health education pada ibu tentang :

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari

1-2 jam dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari

namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti


81

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-

20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur,

tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan

rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-

umbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan

sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak

berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi

konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan

dengan model piring T.

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian

dalam tiap kali lembab dan rajin mencuci tangan dengan 6 langkah.

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkaktkan aktivitas seperti

biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas

sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan

main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan

frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari.

Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan


82

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda.

8. Memberikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh

makanan diet kalori

Waktu Menu Makan

Pagi Nasi 2 sendok Makan, tempe atau tahu 1-2


potong dan sayur 2 sendok

Siang Nasi 2 sendok Makan, tempe atau tahu 1 potong,


daging atau ikan 1 potong, sayur 2 sendok dan
buah 2 potong
Makanan selingan: buah apel, semangka, atau
buah lainnya yang banyak mengandung serat dan
gampang untuk dijangkau
Malam Nasi 2 sendok Makan, tempe atau tahu 1-2
potong, sayur 2 sendok dan buah 1 potong

Hasil :ibu mengerti

9. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah

Hasil : ibu bersedia melakukannya secara bertahap.

10. Menganjurkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : Ibu bersedia

11. Memberikan Klien Log Book daily Activity untuk memantau aktivitas dan

pola makan klien

Hasil : Klien menerima dan bersedia melakukannya

12. Menganjurkan ibu untuk membaca surah-surah Al-Qur‟an terkait doa

untuk meminta keturunan yaitu: Q.S Asy-Syura/42:49-50.

Hasil : ibu mengerti dan mau membaca surah yang terlah dianjurkan
83

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA

TANGGAL 31 AGUSTUS 2021

Tanggal kunjungan : 31 Agustus 2021 Pukul : 11.25 WITA

Tanggal pengkajian : 31 Agustus 2021 Pukul : 11.25 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu senang dengan penurunan berat badannya

2. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan

menggunakan model piring T

3. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam

3 kali seminggu durasi 15 menit, berjalan kaki disekeliling rumah

sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda dan joging pada hari

minggu durasi 15 menit

4. Ibu merasa lelah dengan aktivitas yang dilakukan karena belum terbiasa

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm

4. BB sekarang : 79,5 kg

5. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg


84

b. Pernafasan : 20 x/menit

c. Nadi : 82 x/menit

d. Suhu : 36,9⁰C

6. Pemeriksaan fisik head to toe

a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan

nyeri tekan

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

b. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

c. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II

D. Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 31 Agustus 2021 Pukul : 11.30 WITA

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang

2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education :


85

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari

1-2 jam dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari

namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-

20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur,

tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan

rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-

umbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan

sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak

berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi

konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan

dengan model piring T.

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian

dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan

memakai masker saat keluar rumah.


86

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperti

biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas

sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan

main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan

frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari.

Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda.

3. Mengingatkan kembali ibu tentang pentingnya menjaga berat badan pada

masa prakonsepsi.

Hasil :ibu mengerti dan berusaha mengatasi obesitasnya untuk kesehatan

dirinya.

4. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah

Hasil : ibu bersedia melakukannya secara bertahap.

5. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : Ibu bersedia

6. Mengingatkan ibu untuk mengisi log book daily activity

Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya


87

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA

TANGGAL 07 SEPTEMBER 2021

Tanggal kunjungan : 07 September 2021 Pukul : 11.10 WITA

Tanggal pengkajian : 07 September 2021 Pukul : 11.10 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat

untuk menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya.

2. Ibu mulai terbiasa dengan makanan dan aktivitas yang dianjurkan.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan

menggunakan model piring T.

4. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam

3 kali seminggu durasi 15 menit, bersepeda dan joging selama 15 menit

pada hari minggu dan berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000

langkah setiap hari.

5. Ibu sedang haid hari ke 3 dengan darah merah segar dan tidak mengalami

disminorhea.

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm
88

4. BB sekarang : 79 kg

5. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Pernafasan : 18 x/menit

c. Nadi : 84 x/menit

d. Suhu : 36,6⁰C

6. Pemeriksaan fisik terfokus

b. Wajah : wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan

nyeri tekan.

c. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

e. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

f. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II

D. Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 07 September 2021 Pukul : 11.15 WITA


89

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang

2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education :

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari

1-2 jam dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari

namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-

20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur,

tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan

rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-

umbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan

sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak

berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi

konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan

dengan model piring T.


90

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian

dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan

memakai masker saat keluar rumah.

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati

biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas

sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan

main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan

frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari.

Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda.

3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam

menurunkan berat badan.

Hasi : ibu merasa senang

4. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : Ibu bersedia

5. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity

Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya


91

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan dzikir pagi dan petang

Hasil : ibu mengerti


92

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA

TANGGAL 14 SEPTEMBER 2021

Tanggal kunjungan : 14 September 2021 Pukul : 10.55 WITA

Tanggal pengkajian : 14 September 2021 Pukul : 10.55 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat

untuk menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya.

2. Ibu sudah terbiasa dengan makanan dan aktivitas yang dianjurkan.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan

menggunakan model piring T.

4. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam

4 kali seminggu durasi 15 menit, joging 15 menit dan bersepeda 15 menit

pada hari minggu dan berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000

langkah setiap hari.

5. Ibu telah selesai haid sejak tanggal 12 September 2021

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm

4. BB sekarang : 78,3 kg
93

5. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Pernafasan : 22 x/menit

c. Nadi : 84 x/menit

d. Suhu : 36,8⁰C

6. Pemeriksaan fisik terfokus

a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan

nyeri tekan.

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II

D. Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 14 September 2021 Pukul : 11.00 WITA

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.
94

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang

2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education :

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-

2 jam dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari

namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-20

% dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe,

susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu

55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian,

gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu

20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari

makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi

makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model

piring T.
95

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam

tiap kali lembab,rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan memakai

masker saat keluar rumah.

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperti

biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas

sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan

main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan

frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari.

Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda.

3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam

menurunkan berat badan.

Hasi : ibu merasa senang

4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan puasa sunnah

Hasil : ibu bersedia melakukannya secara bertahap.

5. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : Ibu bersedia


96

6. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity

Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya

7. Mengingatkan ibu untuk melakukan dzikir pagi dan petang dan selalu

berdoa untuk kesehatannya

Hasil : ibu mengerti


97

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA

TANGGAL 21 SEPTEMBER 2021

Tanggal kunjungan : 21 September 2021 Pukul : 10.55 WITA

Tanggal pengkajian : 21 September 2021 Pukul : 10.55 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat

untuk menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya.

2. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan

menggunakan model piring T.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam

4 kali seminggu durasi 20 menit, berjalan kaki disekeliling rumah

sebanyak 2000 langkah setiap hari dan bersepeda dan joging pada hari

seminggu durasi 15 menit.

4. Ibu berspuasa satu hari pada hari kamis

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm

4. BB sekarang : 77,5 kg

5. Pemeriksaan tanda-tanda vital


98

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Pernafasan : 20 x/menit

c. Nadi : 82 x/menit

d. Suhu : 37 ⁰C

6. Pemeriksaan fisik terfokus

a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan

nyeri tekan.

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II

D. Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 21 September 2021 Pukul : 11.00 Wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang


99

2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education :

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-2

jam dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000

kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan

nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali

makan selingan dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu

8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan yang

mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan

,mengkonsumsi protein sebanyak 15-20 % dari kebutuhan energi

total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-

kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari

kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian, gandum, jagung,

dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari

kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari makanan yang

mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi makanan cepat

saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T.

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam

tiap kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah.


100

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati biasanya.

Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas sedang

contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main

golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang

dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit

setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda.

3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam

menurunkan berat badan.

Hasil : ibu merasa senang

4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan puasa sunnah serta dzikir pagi

dan petang

Hasil : ibu bersedia

5. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : Ibu bersedia

6. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity

Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya


101

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA

TANGGAL 28 SEPTEMBER 2021

Tanggal kunjungan : 28 September 2021 Pukul : 11.10 WITA

Tanggal pengkajian : 28 September 2021 Pukul : 11.10 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk

menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya.

2. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan

menggunakan model piring T.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5

kali seminggu durasi 20 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak

2000 langkah setiap hari, bersepeda 15 menit dan joging 15 menit pada

hari minggu

4. Ibu berspuasa pada hari senin dan kamis

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm

4. BB sekarang : 76,7 kg

5. Pemeriksaan tanda-tanda vital


102

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Pernafasan : 20 x/menit

c. Nadi : 84 x/menit

d. Suhu : 36,9⁰C

6. Pemeriksaan fisik terfokus

a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan

nyeri tekan.

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat I

Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 28 September 2021 Pukul : 11.15 WITA

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang


103

2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education :

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-2 jam

dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong

kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun,

memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-

20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur,

tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan

rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-

umbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan

sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total, sumber lemak

berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi

konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan

dengan model piring T.

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap

kali lembab dan rajin mencuci tangan dengan 6 langkah.


104

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan untuk meningkatkan aktivitas, ibu disarankan untuk

memilih aktivitas seperti aktivitas sedang contohnya naik sepeda,

lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas

berat yang disarankan yaitu senam aerobic, karate, lompat tinggi, lari,

angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan

durasi 15-30 menit/ hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda.

3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam

menurunkan berat badan.

Hasil : ibu merasa senang

4. Mengingatkan ibu untuk melakukan zikir pagi dan petang

Hasil : ibu bersedia melakukannya

5. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : ibu bersedia

6. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya


105

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA

TANGGAL 05 OKTOBER 2021

Tanggal kunjungan : 05 Oktober 2021 Pukul : 11.10 WITA

Tanggal pengkajian : 05 Oktober 2021 Pukul : 11.10 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk

menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya.

2. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan

menggunakan model piring T.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5

kali seminggu durasi 25 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak

2000 langkah setiap hari, bersepeda 15 menit dan jongging 20 menit

dalam seminggu.

4. Ibu berpuasa 1 hari pada hari kamis

5. Ibu sedang haid hari kedua

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm

4. BB sekarang : 75,7 kg
106

5. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Pernafasan : 20 x/menit

c. Nadi : 82 x/menit

d. Suhu : 36,5⁰C

6. Pemeriksaan fisik terfokus

a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan

nyeri tekan.

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat I

D. Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 05 Oktober 2021 Pukul : 11.15 WITA

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.
107

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang

2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education :

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-

2 jam dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari

namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-20

% dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe,

susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu

55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian,

gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu

20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari

makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi

makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model

piring T.
108

c. Personal hygiene

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian

dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan

memakai masker saat keluar rumah.

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati

biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas

sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan

main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan

frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari.

Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda

3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam

menurunkan berat badan.

Hasil : ibu merasa senang

4. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu

Hasil : Ibu bersedia

5. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity

Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya


109

6. Mengingatkan ibu untuk melakukan dzikir pagi dan petang dan selalu

berdoa untuk kesehatannya

Hasil : ibu mengerti


110

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS

DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA

TANGGAL 12 OKTOBER 2021

Tanggal kunjungan : 12 Oktober 2021 Pukul : 11.00 WITA

Tanggal pengkajian : 12 Oktober 2021 Pukul : 11.00 WITA

Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk

menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya.

2. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan

menggunakan model piring T.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5

kali seminggu durasi 25 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak

2000 langkah setiap hari, bersepeda selama 15 menit dan jongging 20

menit dalam seminggu.

4. Ibu mengatakan telah selesai haid sejak tanggal 11 Oktober 2021

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. TB : 160 cm

4. BB sekarang : 74,7 kg

5. Pemeriksaan tanda-tanda vital


111

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Pernafasan : 22 x/menit

c. Nadi : 80 x/menit

d. Suhu : 36,7⁰C

6. Pemeriksaan fisik terfokus

a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan

nyeri tekan.

b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit

disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak

ada bekas operasi.

e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks

patella kanan dan kiri (+).

C. Assesment (A)

Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat I

D. Planning (P)

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Oktober 2021 Pukul : 11.05 WITA

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap perlu.

Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang


112

2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education :

a. Istirahat yang cukup

Menganjuran ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-2

jam dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah Kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari

namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.

Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan

dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,

meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-20

% dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe,

susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu

55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian,

gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu

20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari

makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi

makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model

piring T.

c. Personal hygiene
113

Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian

dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan

memakai masker saat keluar rumah.

d. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati

biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas

sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan

main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan

frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari.

Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan

diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga

seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda

3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam

menurunkan berat badan.

Hasil : ibu merasa senang

4. Mengingatkan kembali ibu tentang pentingnya menjaga berat badan pada

masa prakonsepsi

Hasil : ibu mengerti

5. Memberitahu ibu untuk tetap mempertahankan pola makan, melakukan

puasa sunah, rajin berolahraga dan tetap memantau berat badannya.


114

Hasil : ibu mengerti

6. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan dzikir petang, selalu berdoa

untuk kesehatannya dan membaca surah terkait meminta keturunan

Hasil : ibu mengerti

7. Menyampaikan banyak terima kasih kepada ibu karena telah bekerja sama

dan bersedia membantu dalam menjalankan penelitian.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan

pada Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi di Puskesmas Antang

Perumnas. Asuhan ini dilakukan selama 8 minggu yang dimulai saat pasien masuk

di Puskesmas Antang perumnas sampai kunjungan di rumah pasien.

Dalam hal ini pembahasan akan dideskripsikan secara naratif berdasarkan

pendekatan 7 langkah Varney dalam asuhan kebidanan, yaitu: mengumpulkan

data dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis

atau masalah potensial, mengambil tindakan segera atau kolaborasi,

merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan kebidanan

dan evaluasi asuhan kebidanan.

A. Langkah I: Identifikasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan evaluasi dan pendataan atau semua

informasi yang berlaku dan lengkap dari semua sumber yang berhubungan

dengan kondisi klien untuk mendapatkan data melalui anamnesis berupa

tanya jawab dengan pasien, meliputi riwayat menstruasi, riwayat kelahiran,

riwayat ginekologi, riwayat keluarga berencana, riwayat pemenuhan

kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi, pemeriksaan fisik sesuai

kebutuhan, dan data laboratorium (Patimah, dkk, 2016).

Untuk mendapatkan data subjektif dilakukan dengan anamnesa yaitu

tanya jawab dengan klien atau mengumpulkan data lengkap dari klien

meliputi indentitas, riwayat haid, riwayat obsetrik, riwayat ginekologi,

115
116

riwayat keluarga berencana, Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial

ekonomi, psikologi, kesiapan klien untuk memiliki keturunan dan jumlah

anak yang diinginkan, pengetahuan tentang KB dan hubungan seksual

(Patimah, dkk, 2016).

Data objektif didapatkan melalui hasil pemeriksaan terhadap klien

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan meliputi pemeriksaan keadaan umum,

pemeriksaan antropometri, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik

sesuai kebutuhan meliputi (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi) dan

pemeriksaan penunjang (laboratorium) (Patimah, dkk, 2016).

Pada tahap penelitian, penulis tidak menemui kendala apapun. Hal ini

terlihat dari perilaku ibu yang dapat menerima kehadiran penulis selama

pendataan sampai tindakan selesai. Ibu menunjukkan sikap terbuka dan

menerima anjuran dan saran yang diberikan oleh penulis dan tenaga

kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan.

Pada Ny “M” didapatkan hasil anamnesa dan data objektif bahwa ibu

mengeluh kelebihan berat badan yang terus meningkat dan dialami sejak 3

tahun sebelum menikah, ibu mengatakan pola makannya tidak teratur, jarang

mengkonsumsi buah-buahan, mengkonsumsi makanan yang berlebih, lebih

banyak menkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak dan

makanan cepat saji serta kurang melakukan olahraga. Ibu ingin memiliki

keturunan dan ibu tidak pernah mengalami kehamilan ataupun keguguran,

tidak pernah memiliki riwayat obesitas dan penyakit menurun dalam

keluarga. Pasien mengatakan siklus haidnya teratur, pasien tidak pernah


117

menggunakan alat kontrasepsi apapun. Sedangkan pada pemeriksaan fisik

didapatkan keadaan ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD:

120/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 22 x/i, S: 36,8⁰C, pada pemeriksaan antropometri

didapatkan BB: 80 Kg, TB: 160 cm, sehingga ditemukan IMT 31,25 kg/m2,

Lila 31 cm, lingkar perut 108 cm, Lingkar panggul 110 cm.

Obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan antara asupan energi

yang dikonsumsi dengan pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama.

Kelebihan energi ini kemudian disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan

adiposa, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan (Hutasoit,

2020:26). Obesitas ditandai dengan seseorang memiliki IMT diatas normal

yaitu ≥25 dikatakan obesitas tingkat I dan obesitas tingkat II ≥30.

Penyebab obesitas pada wanita usia subur terjadi karena masukan

kalori yang melebihi pemakaian kalori untuk memelihara dan memulihkan

kesehatan yang berlangsung cukup lama. Akibat kelebihan tersebut, kalori

akan disimpan ke dalam jaringan lemak. Penumpukan ini lama-lama akan

menyebabkan kegemukan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

penyebab utama kegemukan adalah makanan dan aktivitas fisik. Tetapi bisa

juga ada faktor lain yang dapat mempengaruhi obesitas yaitu faktor

keturunan, umur, jenis kelamin, pengetahuan seseorang, status kawin, obat-

obatan dan pola istirahat (Lestari, 2018: 73).

Berdasarkan uraian diatas data yang didapatkan menunjukkan adanya

persamaan yang terdapat dalam tinjauan pustaka dengan kasus sehingga tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.


118

B. Langkah II: Identifikasi diagnosa/masalah aktual

Pada langkah ini, diagnosis atau masalah diidentifikasi berdasarkan

intervensi yang benar pada data yang dikumpulkan. Data dasar yang

dikumpulkan diinterpretasikan untuk merumuskan diagnosis dan masalah

yang spesifik. Masalah biasanya berkaitan dengan yang dialami ibu yang

diidentifikasi oleh bidan setelah hasil pemeriksaan. Masalah juga sering

menyertai diagnosis (Patimah, dkk, 2016).

Hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang diperoleh

menunjukkan diagnosis obesitas dalam masa prakonsepsi dimana pasien

datang ke Puskesmas Antang perumnas pada tanggal 24 Agustus 2021 pukul

09.00 wita, dengan keluhan berat badan berlebih. Ibu berusia 26 tahun

menikah kurang lebih 1 tahun, ibu belum pernah mengalami kehamilan

ataupun keguguran dan berencana untuk hamil. Pada pemeriksaan

antropometri didapatkan BB : 80 Kg, PB: 160 cm dengan IMT 31,25 kg/m2,

Lingkar perut: 108 cm, Lingkar panggul: 110 cm dengan hasil perhitungan

RLPP: 0,97 Cm.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa masa prakonsepsi merupakan waktu

sebelum terjadi kehamilan atau waktu sebelum bertemunya sel telur (ovum)

dengan sprerma atau yang disebut dengan fertilitas. Wanita prakonsepsi

diasumsikan sebagai wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu baik

yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Periode prakonsepsi

berlangsung tiga sampai 1 tahun sebelum terjadi pembuahan (Dieny, dkk,

2019).
119

Dalam teori diagnosis pada ibu prakonsepsi dengan Obesitas dapat

ditetapkan berdasarkan data objektif pengukuran berat dan tinggi badan

kemudian menghitung IMT dan hasil IMT yang menyatakan obesitas tingkat

I ≥ 25 sedangkan obesitas tingkat II yaitu ≥ 30 (Sumber:P2PTM Kemenkes

RI:2018). Kemudian menggunakan Rasio Lingkar Pinggang dan pinggul

(RLPP) untuk menentukan jenis obesitas dan dikatakan obesitas tipe apel jika

RLPP >0,85 pada perempuan sebaliknya jika ˂0,85 disebut obesitas tipe pear

(Susetyowati, 2019:96-97).

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan dari data subjektif dan

data objektif pada Ny “M” yaitu ibu menikah kurang lebih satu tahun dan

ingin memiliki keturunan didiagnosis mengalami obesitas tingkat II dengan

IMT 31,25 kg/m2 dengan obesitas tipe apel ditandai dengan hasil perhitungan

RLPP 0,97.

Pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny”M” dengan obesitas

terdapat persamaan dalam diagnosa aktual yaitu ibu prakonsepsi dengan

obesitas tingkat II memiliki IMT 31,25 kg/m2, yang berarti teori dan tinjauan

kasus tidak terdapat kesenjangan.

C. Langkah III: Antisipasi diagnosa/Masalah potensial

Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau kemungkinan

diagnosa lain berdasarkan diagnosa/masalah yang telah diidentifikasi.

Langkah ini memerlukan antisipasi, jika pencegahan dengan observasi klien

dimungkinkan, bidan diharapkan siap ketika potensi diagnosis/masalah ini

muncul (Patimah, dkk, 2016).


120

Masalah potensial/ masalah yang harus diantisipasi yang bisa timbul

pada kasus ibu prakonsepsi dengan obesitas yaitu terjadinya gangguan

menstruasi, infertilisasi, diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner dan

stroke.

Wanita obesitas berada pada peningkatan risiko mengalami gangguan

hormon reproduksi terkait ovulasi, yang menyebabkan penurunan kesuburan,

dapat mempengaruhi kehamilan di masa depan seperti, risiko diabetes

gestasional dan pre-eklampsia, dan kelahiran bayi makrosomia atau usia yang

lebih tua saat lahir, yang mengarah ke operasi caesar dan meningkatkan risiko

kematian ibu dan bayi akibat infeksi (Dieny, dkk, 2019:248).

Untuk mengetahui masalah potensial tidak terjadi dilakukan

pengkajian terkait riwayat haid yang lalu dan riwayat haid selama dilakukan

asuhan yaitu siklus haid teratur 28-30 hari, haid biasanya dialami 5-7 hari dan

mengalami disminorhea pada hari pertama haid tetapi masih bisa melakukan

aktivitas seperti biasanya. Dilakukan pemantauan tanda-tanda vital dan kadar

gula darah selama asuhan dan hasil yang didapatkan tanda-tanda vital dan

gula darah dalam batas normal yang artinya ibu tidak mengalami salah satu

komplikasi yang ditimbutkan obesitas.

Pada kasus Ny “M” prakonsepsi dengan obesitas yang dilakukan

asuhan selama 8 pekan, penulis tidak menemukan salah satu kelainan atau

komplikasi selama ibu mengalami obesitas baik sebelum dilakukan asuhan

sampai asuhan selesai ditandai dengan semua hasil pemeriksaan dalam batas

normal dan tidak ada kesenjangan antara teori dan studi kasus.
121

D. Langkah IV: Identifikasi Perlunya Tindakan Segera atau Kolaborasi

Pada langkah ini, bidan akan mengidentifikasi perlunya tindakan

segera atau kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain berdasarkan kondisi

klien atau pasien. Dalam bertindak bidan harus memperhatikan prioritas

masalah/kebutuhan klien. Setelah bidan merumuskan tindakan untuk

mengantisipasi diagnosa atau potensi masalah, pada langkah sebelumnya

bidan juga merumuskan tindakan segera atau darurat untuk segera ditangani

dan menentukan tindakan segera yang dapat dilakukan secara mandiri,

kolaboratif atau bersifat rujukan (Patimah, dkk, 2016).

Pada wanita prakonsepsi dengan obesitas tidak dibutuhkan tindakan

emergency, yang dibutuhkan hanya menurunkan berat badan atau IMT dalam

batas normal atau paling tidak terjadi penurunan berat badan selama

melakukan asuhan yaitu minimal 0,5 – 1 Kg/minggu dengan melakukan

kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, wanita obesitas yang

disertai dengan penyakit serius seperti diabetes, hipertensi dan jantung.

Dibutuhkan penanganan serta kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan

lainnya seperti beberapa Ahli Gizi. Pada kasus obesitas dibutuhkan

penurunana berat badan maka dilakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk

pemberian diet kalori.

E. Langkah V: Intervensi atau Rencana Asuhan

Pada langkah ini dilaksanakan rencana pelayanan yang komprehensif

yang telah ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan dari pengelolaan masalah atau diagnosis yang telah


122

diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah sebelumnya. Setiap rencana

asuhan harus disetujui oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan secara

efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua

keputusan yang dikembangkan dalam asuhan komprehensif ini harus rasional

dan benar-benar valid atas dasar yang relevan dan diakui kebenarannya dan

sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien (Patimah, dkk,

2016).

Penatalaksanaan pada kasus obesitas pada masa pakonsepsi yaitu

dilakukan secra konsisten dan sistemik selama 8 minggu sampai IMT dalam

batas normal atau paling tidak terjadi penurunan pada berat bada ibu selama

asuhan, segala tindakan yang dilakukan dapat berupa asuhan yang terfokus

seperti dengan penerapan asuhan sayang ibu yang diberikan secara rutin

selama pemantauan, termasuk menjelaskan kepada ibu dan keluarganya

tentang semua tindakan dan tujuan yang akan dilakukan selama pemeriksaan.

Rencana asuhan pada kasus Ny “M” disusun berdasarkan teori dengan

melihat kondisi ibu yang mengalami obesitas sentral tingkat II pada masa

prakonsepsi dan keadaan umum baik serta tanda-tanda vital dalam batas

normal dengan tujuan dilakukannya asuhan yaitu agar terjadi perubahan pola

makan dan aktivitas serta terjadi penurunan IMT.

Pada dasarnya obesitas disebebkan karena ketidakseimbangan antara

energi yang masuk dan pengeluaran energi maka untuk menurunkan berat

badan atau mengatasi obesitas pada wanita usia subur tidak hanya dibutuhkan
123

diet rendah kalori tetapi juga meningkatkan aktifitas fisik sebagai

penyeimbang antara energi yang masuk dan pengeluaran energi.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rahayu (2019), Prinsip

diet rendah kalori ada dua yaitu: makan dengan dalam porsi yang lebih kecil

atau dibatasi agar tidak terlalu kenyang (kurang lebih seperti yang dikatakan

Rasul sekitar 1/3 dari perut untuk dimakan) dan yang terpenting dalam diet

ini adalah mengurangi asupan kalori. Orang dewasa normal biasanya

mengonsumsi 2000 kalori sehari, jadi mulai sekarang perlu mengurangi

asupan kalori sekitar sepertiganya, misalnya dari 2000 menjadi 1.200 kalori

sehari. Ini kemungkianan dapat dicapai secara otomatis dengan memotong

porsi makanan. Tetapi mengurangi kalori tidak berarti mengurangi asupan

nutrisi lainnya. Mengkonsumsi protein sebanyak 15-20 % dari kebutuhan

energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-

kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan

energi total seperti nasi, umbi-umbian, gandum, jagung, dan sereal

Sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total

sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh.

Olahraga yang efektif dalam menurunkan berat badan adalah olahraga

aerobik diantaranya senam aerobik. Senam aerobik sangat efektif bagi wanita

yang ingin menurunkan berat badan apabila dilaksanankan secara rutin dan

kontinyu. Senam aerobik merupakan aktivitas fisik dengan intensitas

menengah dengan pengeluaran energi 5 hingga 10 kkal per menit. Senam

aerobik dapat memberikan hasil yang diinginkan apabila dilakukan dengan


124

takaran yang cukup intentitas pelatihan adalah 60-80 % dari denyut nasi

maksimal, lama pelatihan 15-25 menit dan frekuensi 3-5 kali perminggu.

Melakukan senam aerobik akan membantu menghindari tubuh menjadi

gemuk. Ketika sudah mulai terbiasa dalam melakukan senam aerobik, dapat

meningkatkan durasi dalam senam aerobik yaitu dalam waktu 30-50 menit

yang dapat membakar energi sebesar 100-130 kkal (Dewantari & Ambartana,

2017: 61)

Dapat juga memilih Aktivitas fisik lain yang sesusi dengan kondisi

tubuh yang dianjurkan yaitu aktivitas aerobik sedang dan berat, jenis aktivitas

aerobik intensitas sedang contohnya naik sepeda, jalan cepat, lompat tali,

joging, dan main golf. Sedangkan anaerobik intensitas berat contohnya

senam aerobic, lari, lompat tinggi, angkat berat, karate dan berenang dengan

frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari

(Kemenkes RI, 2020).

Rencana tindakan yang disiapkan adalah: Menyapa ibu dan keluarga

untuk membangun kepercayaan ibu untuk lebih kooperatif dengan petugas,

beritahu hasil pemeriksaan, menganjurkan keluarga untuk memberikan

support dan semangat kepada ibu, memberikan KIE tentang istirahat yang

cukup, diet rendah kalori, personal hygiene, pola aktivitas, memberikan

pendidikan kesehatan terkait obesitas, infertitilisasi primer dan masa subur,

meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk melakukan inform consent,

menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.


125

Rencana tindakan pada Ny “M” adalah melakukan pemantauan berat

badan yang dilakukan selama 8 minggu yang dimulai dari 24 Agustus sampai

12 Oktober 2021. Rencana asuhan yang diberikan yaitu mencuci tangan

sebelum dan sesudah melakukan tindakan, melakukan pemeriksaan

antropometri pada ibu untuk memastikan terjadi pertambahan/penurunan

berat badan pada ibu, memberikan ibu Log Book daily Activity untuk

memantau aktivitas dan pola makan ibu, pemberian contoh daftar menu

makan sehari-hari, menjelaskan pada ibu penyebab terjadinya obesitas.

Rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat berdasarkan

diagnosa/masalah aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak ada

kesenjangan antara teori dengan manajemen asuhan kebidanan pada

penerapan studi kasus di lahan praktek.

F. Langkah VI: Implementasi atau Pelaksanaan Asuhan

Pada tahap ini rencana asuhan secara keseluruhan, seperti yang

dijelaskan pada langkah lima, dilakukan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini biasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh

bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya

(Patimah, dkk, 2016).

Dalam studi kasus Ny. "M" dengan obesitas pada masa prakonsepsi,

semua tindakan yang direncanakan dilakukan dengan baik. Seperti dengan

menyampaikan hasil pemeriksaan secara memadai kepada ibu, memberikan

kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya jika ada yang belum

dipahami, memberikan dukungan moral kepada ibu dan keluarga untuk


126

mengambil keputusan penting dalam setiap tindakan yang dilakukan.

Penjelasan telah disampaikan, pasien dan keluarga memahami keadaannya,

memberikan dukungan psikologis kepada ibu, memberikan pengetahuan

tentang pentingnya memiliki berat badan ideal pada masa prakonsepsi dengan

melakukan diet rendah kalori, yaitu memotong kalori dari jumlah kalori

biasanya namun, memotong kalori tidak berarti mengurangi asupan nutrisi

lainnya, ibu tetap makan 3x makan utama dan 2 kali makan selingan, makan

makanan yang bergizi, mengurangi mengkonsumsi makanan cepat

saji,goreng-gorengan, makan dengan model piring T, dan anjurkan untuk

berpuasa serta meningkatkan pola aktivitas.

Pemantauan pertama yang dilakukan di puskesmas Antang Perumnas

pada tanggal 24 Agustus 2021, yaitu ibu mengalami kelebihan berat badan,

keadaan umum ibu baik, tampak cemas dengan keadaannya, pada

pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 22

x/i, S: 36,8⁰C, pemeriksaan antropometri didapatkan BB: 80 Kg, TB: 160 cm,

sehingga ditemukan IMT 31,25 kg/m, Lila 31 cm, lingkar perut 108 cm,

Lingkar panggul 110 cm, Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil gula

darah 115 mg/dl.

Tindakan yang dilakukan dalam rencana tindakan pada pemantauan

tanggal 24 Agustus 2021 yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan

kepada ibu tentang obesitas dan pentingnya menjaga berat badan pada masa

prakonsepsi, memberikan pendidikan kesehatan tentang infertilitas dan masa

subur. menganjurkan ibu untuk melakukan diet rendah kalori, makan dengan
127

model piring T dan meningkatkan pola aktivitas serta tidak terlalu cemas

dengan keadaannya, Memberikan klien tabel menu makanan sehari-hari

sebagai contoh makanan diet kalori, menganjurkan ibu untuk melakukan

puasa sunnah, mengevaluasi berat badan setiap minggu untuk mengetahui

keberhasihan asuhan penurunan berat badan dan agar ibu lebih semagat

dalam menurunkan berat badannya.

Pada kunjungan kedua di rumah pasien pada tanggal 31 Agustus 2021

dari hasil anamnesa di dapatkan, ibu merasa senang dengan penurunan berat

badannya, ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan

makan menggunakan model piring T dan sudah melakukan olahraga secara

teratur dengan senam 3 kali seminggu durasi 15 menit dan berjalan kaki

disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah, malakukan joging dan bersepeda

selama 15 menit pada hari minggu, tapi ibu merasa lelah dengan aktivitas

yang dilakukan karena belum terbiasa. Saat dilakukan pemeriksaan hasil

pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD:

120/80 mmHg, P: 20 x/menit, N: 82 x/menit, S: 36,8⁰C, berat badan ibu:

79,5 kg.

Dengan keadaan ibu yang sudah terjadi penurunan berat badan

walaupun masih sedikit saat dilakukan kunjungan kedua di rumah pasien

maka ibu masih diberikan asuhan tentang pentingnya menjaga berat badan

pada masa prakonsepsi, melaksanankan diet rendah kalori, makan dengan

model piring T dan meningkatkan aktivitas fisik, melakukan puasa sunnah,


128

memberikan log book daily activity serta masih mengevalusi berat badan

setiap minggunya.

Pada kunjungan ketiga di rumah pasien pada tanggal 07 September

2021 dari hasil anamnesa di dapatkan Ibu merasa senang dengan penurunan

berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya untuk

kesehatan dirinya, Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang

dianjurkan dan makan menggunakan model piring T dan sudah melakukan

olahraga secara teratur dengan senam 3 kali seminggu durasi 15 menit,

bersepeda dan joging selama 15 menit pada ahri minggu dan berjalan kaki

disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari dan Ibu mulai terbiasa

dengan makanan dan aktivitas yang dianjurkan. Pada pemeriksaan keadaan

umum ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 120/70

mmHg, N: 84 x/i, P: 18 x/i, S: 36,6⁰C dan berat badan 79 kg.

Pada kunjungan ketiga di rumah ibu dilakukan follow up pada ibu

tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan

meningkatkan aktivitas fisik, memberikan log book daily activity dan tetap

mengevalusi berat badan setiap minggunya, menganjurkan untuk melakukan

dzikir pagi dan petang serta memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap

semangat dalam menurunkan berat badan.

Pada kunjungan keempat yang masih dilakukan di rumah Ny “M”

pada tanggal 14 September 2021, dengan hasil anamnesa didapatkan ibu

sudah terbiasa dengan makanan dan aktivitas yang dianjurkan, ibu sudah

melakukan diet rendah kalori, makan dengan model piring T, melakukan


129

olahraga secara teratur dengan senam 4 kali seminggu durasi 15 menit, joging

15 menit dan bersepeda 15 menit pada hari minggu dan berjalan kaki

disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari. Pada pemeriksaan

keadaan umum ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD:

110/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 22 x/i, S: 36,8⁰C dan berat badan 78,3 kg.

Pada kunjungan keempat di rumah ibu tetap dilakukan follow up

tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan

meningkatkan aktivitas fisik, melakukan puasa sunnah, melakukan dzikir pagi

dan petang, memberikan log book daily activity dan tetap mengevalusi berat

badan setiap minggunya, selalu berdoa untuk ksehatannya serta memberikan

dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat badan.

Pada kunjungan kelima yang masih dilakukan di rumah Ny “M” pada

tanggal 21 September 2021, dari hasil anamnesa didapatkan Ibu merasa

senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan

berat badannya untuk kesehatan dirinya, ibu mengatakan sudah melakukan

diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T dan

sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 4 kali seminggu

durasi 20 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah

setiap hari dan bersepeda dan joging pada hari minggu durasi 15 menit serta

melakukan puasa sunnah. Pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik,

pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 120/70 mmHg, N: 82 x/i, P: 20

x/i, S: 37⁰C dan berat badan 77,5 kg


130

Pada kunjungan kelima di rumah ibu tetap dilakukan follow up

tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan

tetap melakukan aktivitas fisik, melakukan puasa sunnah, melakukan dzikir

pagi dan petang, memberikan log book daily activity dan tetap mengevalusi

berat badan setiap minggunya serta memberikan dukungan kepada ibu untuk

tetap semangat dalam menurunkan berat badan.

Pada kunjungan keenam yang masih dilakukan di rumah Ny “M” pada

tanggal 28 September 2021, dari hasil anamnesa didapatkan Ibu merasa

senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan

berat badannya untuk kesehatan dirinya, sudah melakukan olahraga secara

teratur dengan senam 5 kali seminggu durasi 20 menit, berjalan kaki

disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda 15 menit

dan jongging 20 menit dalam seminggu.dan ibu melaksanankan puasa

sunnah. Pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda

vital didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 20 x/i, S: 36,9⁰C dan berat

badan 76,7 kg.

Pada kunjungan keenam di rumah ibu tetap dilakukan follow up

tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan

tetap melakukan aktivitas fisik, melakukan dzikir pagi dan petang,

memberikan log book daily activity dan tetap mengevalusi berat badan setiap

minggunya serta memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat

dalam menurunkan berat badan.


131

Pada kunjungan ketujuh yang masih dilakukan di rumah Ny “M” pada

tanggal 05 Oktober 2021, dari hasil anamnesa didapatkan Ibu merasa senang

dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat

badannya untuk kesehatan dirinya, ibu mengatakan sudah melakukan diet

kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T dan sudah

melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5 kali seminggu durasi 25

menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari,

bersepeda selama 15 menit dan jongging 20 menit dalam seminggu. Ibu

sedang haid hari kedua. Pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik,

pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/i, P: 20

x/i, S: 36,5⁰C dan berat badan 75,7 kg.

Pada kunjungan ketujuh di rumah ibu tetap dilakukan follow up

tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan

tetap melakukan aktivitas fisik, melakukan dzikir pagi petang dan selalu

berdoa untuk kesehatannya, memberikan log book daily activity dan tetap

mengevalusi berat badan setiap minggunya serta memberikan dukungan

kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat badan.

Pada kunjungan kedelapan yang masih dilakukan di rumah Ny “M”

pada tanggal 12 Oktober 2021, dari hasil anamnesa didapatkan Ibu merasa

senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan

berat badannya untuk kesehatan dirinya, ibu mengatakan sudah melakukan

diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T dan Ibu

mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5 kali


132

seminggu durasi 25 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000

langkah setiap hari, bersepeda selama 15 menit dan jongging 20 menit dalam

seminggu. Pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik, pemeriksaan tanda-

tanda vital didapatkan TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/i, P: 22 x/i, S: 36,7⁰C dan

berat badan 74,7 kg.

Setelah dilakukan pemantauan selama 8 minggu, meminta ibu untuk

tetap mempertahankan pola makan dan aktivitas fisik yang telah dianjurkan

agar terjadi penurunan berat badan sampai mencapai berat badan ideal atau

sampai batas IMT normal yaitu 18,5 - 22,9 dan tetap melakukan puasa

sunnah, dzikir pagi dan petang dan selalu berdoa untuk kesehatannya.

Mengingatkan kembali ibu tentang pentingnya menjaga berat badan pada

masa prakonsepsi dan memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap

semangat dalam menurunkan berat badan.

Dalam kasus ini Ny. “M” didiagnosa mengalami obesitas sentral

tingkat II pada masa prakonsepsi. Dalam hal ini, diagnosis dibuat berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam

penatalaksanaan asuhan pada studi kasus Ny “M” dengan obesitas, semua

tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan tidak menemui

kendala yang berarti berkat kerjasama dan penerimaan yang baik oleh klien

dan keluarga yang kooperatif serta sarana dan fasilitas yang mendukung

Pelaksanaan tindakan di Puskesmas Antang Perumnas. Dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan, penulis tidak menemukan kendala yang berarti karena

semua tindakan yang dilakukan berorientasi pada kebutuhan klien.


133

G. Langkah VII: Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses manajemen asuhan

kebidanan dimana kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah

yang dihadapi klien terlihat pada tahap ini. Pada tahap ini dilakukan penilaian

efektivitas asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan asuhan jika

benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang teridentifikasi

dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dikatakan efektif jika

benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.

Pada kasus Ny “M” dari hasil evaluasi yang dilakukan dari tanggal 24

Agustus sampai 12 Oktober 2021 memang tidak merubah berat ibu sampai

berat badan ideal atau obesitas tidak teratasi tetapi terjadi peubahan pada pola

makan dan aktivitas ibu, terjadi penurunan berat badan sebanyak 5,3 kg

selama 8 minggu dan ibu lebih mengerti terkait pentingnya menjaga berat

badan pada masa prakonsepsi. Ibu telah diberikan asuhan sesuai dengan

kebutuhan ibu, keadaan ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital ibu dalam

batas normal, memberikan dukungan kepada ibu agar tetap semngat dalam

menurunkan berat badan meskipun asuhan telah selesai sampai IMT dalam

batas normal yaitu 18,5 - 22,9 dan meminta ibu untuk selalu mendekatkan diri

kepada Allah SWT berdoa untuk kesehatan dirinya dan meminta keturunan

serta emyakini bahwa keadian yang dialami adalah keehndak Allah SWT.

Maka dapat disimpulkan bahwa mulai dari pemantauan pertama

sampai pemantauan terakhir, semuanya berlangsung dengan baik, tidak ada

masalah atau kompilkasi yang didapatkan selama asuhan. Hal tersebut terjadi
134

karena manajemen asuhan yang diberikan sesuai dengan teori dan wewenang

bidan.

H. Pendokumentasian

Pendokumentasian pada kasus Ny “M” ini dimulai pada kunjungan

pertama ibu ke Puskesmas Antang Perumnas tanggal 24 Agustus telah

dilakukan pengumpulan data subjektif dan objektif dan berdasarkan data yang

didapatkan selanjutnya ditetapkan diagnosa. Setelah ditetapkan diagnosa

selanjutnya menetukan diagnosa potensial yang akan timbul. Pada Ny “M”

tidak didapatkan adanya data untuk dilakukan tindakan emergensy. Pada

kasus Ny “M” implementasi atau pelaksanaan asuhan telah dilakukan

berdasarkan rencana asuhan yang telah ditetapkan.

Intervensi/Rencana asuhan dilakukan mulai dari kunjungan pertama

dan dilanjutkan 7 kunjungan berikutnya. Intervensi yang dilakukan bertujuan

untuk menurunkan berat badan ibu sampai IMT dalam batas normal dengan

merubah pola makan dan aktivitas ibu. Evaluasi dilakukan pada kunjungan

kedelapan di rumah ibu, ibu mengalami penurunan berat badan 5,3 kg selama

dilakukan asuhan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan dan pembahasan

Asuhan Kebidanan pada Ny “M dengan obesitas pada masa prakonsepsi di

Puskesmas Antang Perumnas yang menggunakan 7 langkah varney mulai

dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi maka penulis dapat

mengambil kesimpulan.

1. Asuhan kebidanan pada Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi

dilakukan dengan tekhnik pendekatan manajemen asuhan kebidanan

yang dimulai dari pengkajian dan analisis data dasar, pada langkah ini

dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang

diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari

anmnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

dan keterangan tambahan yang berhubungan dengan klien.

2. Diagnosa Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi ditegakkan

berdasarkan adanya keluhan berat badan berlebih, pada pemerikksaan

fisik didapatkan berat badan 80 kg dan tinggi badan 160 cm dan IMT

31,25 Kg/m2, tampak pipi tembam, leher pendek dan tampak perut

membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.

3. Pada Ny “M” masalah yang mungkin terjadi yaitu gangguan

menstruasi/infertilisasi, diabetes, hipertensi, jantung, penyakit jantung

koroner dan stroke.

135
136

4. Pada Ny “M” tidak diperlukan tindakan segera karena tidak adanya

indikasi dan data untuk dilakukna tindakan tersebut tetapi diperlukan

kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet.

5. Pada Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi telah menetapkan

rencana asuhan kebidanan di Puskesmas Antang Perumnas tahun 2021

dengan hasil rencana asuhan berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan

masalah potensial yang dapat terjadi.

6. Pada Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi telah

melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncanakan di Puskesmas

Antang Perumnas tahun 2021, dengan hasil yaitu semua tindakan yang

telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa

adanya hambatan.

7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny “M”

dengan obesitas pada masa prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas

tahun 2021, dengan hasil yaitu asuhan yang telah diberikan berhasil

ditandai dengan penurunan berat badan ibu yang awalnya 80 Kg menjadi

74,7 Kg dan IMT yang awalnya 31,25 Kg/m2 menjadi 29,17 Kg/m2.

8. Pendokumentasian dilakukan pada tanggal 24 Agustus s/d 12 Oktober

yang dilakukan di Puskesmas Antang Perumnas sampai dengan

kunjungan rumah, pengkajian dilakukan mulai dari pasien datang sampai

terjadi penurunan berat badan pada ibu.


137

B. Saran

1. Saran untuk bidan

Seorang bidan perlu untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan

terutama dalam mencegah bertambahnya obesitas pada wanita

prakonsepsi dengan memberikan edukasi/pengetahuan kepada wanita

prakonsepsi agar menjadi tenaga bidan yang berkualitas sesuai dengan

perkembangan IPTEK.

2. Saran untuk puskesmas

Meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan

pada wanita prakonsepsi dengan obesitas secara optimal dan tidak

menyepelekan keadaan ibu prakonsepsi dengan obesitas.

3. Saran untuk institusi

Menambah referensi ibu tentang obesitas pada masa prakonsepsi supaya

dapat menambah atau meningkatkan kwalitas pengetahuan mahasiswa

mengenai obesitas dan mempermudah dalam mempelajari obesitas di

kampus.

4. Saran untuk pasien

Pasien diharapkan lebih meningkatakn pengetahuan tentang

pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi,

mempertahankan pola makan dan aktivitas fisik untuk menurunkan

berat badannya hinggga mencapai IMT normal yaitu 18,5 - 22,9. Setelah

mencapai IMT normal ibu sisarankan untuk mengurangi aktivitas fisik

tetapi tetap mempertahankan pola makan yang seimbang.


DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Desy & Martini Santi. (2018). Hubungan karakteristik dan status
obesitas sentral dengan kejadian hipertensi. Jurnal berkala epidemiologi,
6(1).

Anggraeny, olivia & Ariestiningsih, Ayuningtias Dian. Gizi prakonsepsi,


kehamilan, dan menyususi. Malang: UB Press, 2017.

Astuti, Sri,dkk. Asuhan ibu dalam masa kehamilan. jakarta: Erlangga,2017.

Dewantari, Ni Made & Ambartana, I Wayan. (2017). Pengaruh komposisi diet


dan senam aerobik terhadap penurunan berat badan. Jurnal Gizi politeknik
Kemenkes Denpasar, 40 (2).

Dieny, Fillah Fithra, dkk.Gizi prakonsepsi. jakarta: Bumi medika,2019.

Dieny, Fillah Fithra, dkk. (2019). Status besi dan kualitas diet berdasarkan status
obesitas pada wanita usia subur. Jurnal published by IAGIKMI &
Universitas Airlangga, 3(4).

Djafri, Defriman, dkk. (2017).Efek modifikasi faktor risiko modifiable penyakit


jantung koroner. Jurnal kesehatan masyarakat andalas, 11(2).

Fauziah, dkk. (2020). Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian


infertilisasi primer pada wanita usia subur. Jurnal Midwifery, 3(1).

Handayani, Sih Rini & Mulyati Triwik Sri. Dokumentasi kebidanan. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan, 2017.

Hastuti, Apriyanti P. Hipertensi. Jateng:Lakeisha (Anggota IKAPI): 2019.

Hutasoit, Eva Santi. (2020).Faktor yang mempengaruhi obesitas pada wanita usia
subur. Journal of midwifery science, 4(1).

Iskandar, Agustin, dkk. Mengenal toxoplasmagondii, obesitas dan sindrom


metabolik. Malang: UB Press, 2018.

Jeki, Andicha Gustra. (2017). Hubungan hipertensi, obesitas dan diabetes melitus
dengan kejadian stroke. Scientia journal, 6(2).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Cegah dan kendalikan obesitas


dengan gaya hidup sehat. 2018.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM. 2018.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM. 2020.

Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahan. 2019.

Lestari, lily arsanti & helmyati siti. Peran probiotik di bidang gizi dan kesehatan.
Yogyakarta: Gadja mada University Press, 2018.

Masrul. (2018). Epidemo obesitas dan dampaknya terhadap status kesehatan


masyarakat serta sosial ekonomi bangsa. Majalah kedokteran andalas,
41(3).

“Obesity and Overweight”. Situs Resmi WHO. https:www.who.int/news-


room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight (12 Juli 2021).

Patimah, Siti, dkk. Praktikum konsep kebidanan dan etika legal dalam praktik
kebidanan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan, 2016.

Purwoastuti, Endang & Elisabeth Siwi Walyani. Panduan materi kesehatan


reproduksi & keluarga beluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka baru
press, 2015.

Putra, Firma Surya. (2017). Rekayasa jenis kelamin janin persfektif sosiologi
hukum. Jurnal An-Nahl, 5(9).

Rahayu, Mustika. (2019). Pola makan menurut hadis Nabi Saw. Jurnal diskursus
islam,7(2).

Shihab, M Quraish. Tafsir al-mishbah pesan, kesan dan keserasial al-Qur’an.


Ciputat: lentera Hati, 2000.

Sikalak, Wegiarti, dkk. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


obesitas pada karyawati perusahaandi bidang telekomunikasi. Jurnal
kesehatan masyarakat, 5(3).

Sumbono. Biokimia pangan dasar. Malang: UB Press, 2016.

Surachmindari & Rita Yulifah. Konsep kebidanan untuk pendidikan kebidanan.


Jakarta selatan: Salemba Medika, 2013.

Suryani, dkk. Dietetik Penyakit tidak Menular. Jakarta: Kementrian kesehatan


RI,2018.
Susetyowati, dkk. Peranan gizi dalam upaya pencegahan penyakit tidak manular.
Yogyakarta: Gadja mada University Press, 2019.

Susilowati & Kuspriyanto. Gizi dalam daur kehidupan. Bandung: PT Refika


Aditama, 2016.

Tandra, Hans. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang DIABETES
panduan lengkap mengenal dan mengatasi diabetes dengan cepat dan
mudah. Jakarta: PT gramedia pustaka utama, 2017.

Trisnadewi, Niwayan, dkk. (2019). Hubungan obesitas sentral dan aktivitas fisik
dengan kejadian diabetes melitus tipe 2. Jurnal bali medika, 6(2).

Yuizawati, dkk. (2016). Pengaruh pendidikan kesehatan metode peer education


mengenai scrining prakonsepsi terhadap pengetahuan dan sikap wanita
usia subur. Journal of midwifery, 1(2).
Kunjungan pertama pada Ny „M‟ tanggal 24 Agustus 2021
di Puskesmas Antang Perumnas

Kunjungan kedua pada tanggal 31 Agustus 2021 di rumah klien


Jln. Tamangapa Raya
Kunjungan keempat pada tanggal 14 September 2021 di rumah klien
Jln. Tamangapa Raya

Kunjungan kelima pada tanggal 21 September 2021 di rumah klien


Jln. Tamangapa Raya
Kunjungan ke delapan tanggal 12 Oktober 2021di Rumah klien
Jln. Tamangapa Raya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Peneliti

Nama : Rini Raudatul Ilma

Nim : 70400118029

T.T.L : Awo, 14 Maret 2000

Suku : Mandar

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Bumi Batara Mawang Permai Blok

AD 3 No.20

Nama Orang Tua :

a. Ayah : Toharuddin, S.Ag

b. Ibu : Rahmiani

B. Riwayat Pendidikan

SD Negeri 30 Ulidang : 2006-2012

SMP Negeri 2 Majene : 2012-2015

SMA Negeri 1 Majene : 2015-2018

UIN Alauddin Makassar : 2018-2022

Anda mungkin juga menyukai