Anda di halaman 1dari 135

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

A G6P4A1 USIA
KEHAMILAN 39-40 MINGGU INPARTU KALA II
DI UOBK RSUD AL-MULK
KOTA SUKABUMI

KARYA TULIS ILMIAH

NENG DEWI RIYANI


32722401D19033

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SKABUMI KOTA
SUKABUMI
2022
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A G6P4A1 USIA
KEHAMILAN 39-40 MINGGU INPARTU KALA II
DI UOBK RSUD AL-MULK
KOTA SUKABUMI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Menyelesaikan Mata Ajar Karya Tulis Ilmiah Pada


Program Studi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

NENG DEWI RIYANI

32722401D19033

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI KOTA
SUKABUMI
2022
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip bukan hasil plagiat

Sukabumi, Juni 2022


Yang menyatakan

NENG DEWI RIYANI


NIM : 32722401D19033

i
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKES Sukabumi, saya yang bertanda tangan dibawah
Ini :
Nama : Neng Dewi Riyani
NIM : 32722402D19033
Program Studi : DIII Kebidanan
Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi Hak Royalty Non ekslusif
(Non-exsclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A G6P4A1 USIA KEHAMILAN 39-40


MINGGU INPARTU KALA II DI UOBK RSUD AL-MULK KOTA
SUKABUMI

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non
Ekslusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi berhak menyimpan,
mengalih media formatkan, mengelola dalam bentuk pengkajian data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buatkan dengan sebenarnya.

Dibuat Di : Sukabumi

Pada Tanggal : Juni, 2022

Yang Menyatakan,

(………………………………….......)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Telah Disetujui Dan Dipertanggungjawabkan Dihadapan

Tim Penguji Sidang Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi

Sukabumi, Juni 2022

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Nuur Octascriptiriani R, S.ST,M.Keb Shinta Utami, S.ST.,M.Keb


NIDN. 0427108802 NIDN. 0407098704

Menyetujui, Mengetahui,
STIKES Sukabumi Program Studi DIII Kebidanan
Ketua Ketua

H. Iwan Permana, S.KM.,S.Kep.,M.Kep Shinta Utami,S.ST.,M.Keb


NIDN. 0417067405 NIDN. 0407098704

iii
ABSTRACT

DIII Midwifery Study Program


HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE, SUKABUMI CITY
SCIENTIFIC WRITING, JUNE 2022

Neng Dewi Riyani


ID : 32722401D19033

MIDWIFE CARE IN NY. A G6P4A1 AGE 39-40 WEEKS OF PREGNANCY


INPARTU TIME II IN UOBK RSUD AL-MULK
SUKABUMI CITY

Childbirth is a series of events that ends with the expulsion of a term


baby, followed by the expulsion of the placenta and fetal membranes from the
mother's body through the birth canal, and takes place with or without the help of
a midwife.
Midwifery care to Mrs. A 39 years old G6P4A1 is 39-40 weeks pregnant
starting from the second stage, which is < 10 minutes by APN, the third stage is
10 minutes and the puerperal assessment is 2 hours, 6 hours, 16 hours and the
postpartum period is 8 days.
Midwifery care for Mrs. A 39 years old G6P4A1 39-40 weeks pregnant.
The care provided is danger signs for postpartum mothers, danger signs for
newborns, umbilical cord care, exclusive breastfeeding and proper use of
contraception. The care provided is in accordance with hospital procedures and
collaboration with doctors.
Based on the care that has been given, there is no gap between theory
and practice, so it is expected to be able to maintain and improve Midwifery Care
services so that they can get fast and appropriate care.

Keywords: Maternal Maternity, G6P4A1 39-40 Weeks UOBK RSUD AL-MULK


Reference : 20 (9 books, 2 journals, 3 scientific papers, 3 papers, 2 websites)
2012-2022.

iv
ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2022

Neng Dewi Riyani


NIM : 32722401D19033

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A G6P4A1 USIA KEHAMILAN 39-40


MINGGU INPARTU KALA II DI UOBK RSUD AL-MULK
KOTA SUKABUMI

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan


pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, serta berlangsung dengan bantuan
atau tanpa bantuan seorang bidan.
Asuhan kebidanan pada Ny. A usia 39 tahun G6P4A1 hamil 39-40
minggu mulai dari kala II yaitu < 10 menit secara APN, kala III 10 menit dan
dilakukan pengkajian nifas 2 jam, 6 jam, 16 jam dan nifas yang ke 8 hari.
Asuhan kebidanan pada Ny. A usia 39 tahun G6P4A1 hamil 39-40
minggu. Asuhan yang diberikan yaitu tanda bahaya pada ibu nifas, tanda bahaya
bayi baru lahir, perawatan tali pusat, asi ekslusif dan alat kontrasepsi yang tepat
digunakan. Asuhan yang diberikan sesuai dengan protap rumah sakit dan
kolaborasi dengan dokter.
Berdasarkan asuhan yang telah diberikan tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktik, sehingga diharapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan pelayanan Asuhan Kebidanan sehingga dapat
mendapatkan asuhan yang cepat dan tepat.

Kata Kunci : Ibu Bersalin, G6P4A1 39-40 Minggu UOBK RSUD AL-MULK
Referensi : 20 (9 buku, 2 jurnal, 3 karya tulis ilmiah, 3 makalah, 2 website)
2012-2022.

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji serta syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny.A G6P4A1 Usia Kehamilan 39-40 Minggu Inpartu Kala
II di UOBK RSUD AL MULK Kota Sukabumi” Karya Tulis Ilmiah ini
diajukan sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah tugas akhir.
Sholawat dan salam marilah kita lantunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, dan semoga terlimpahkan pada baginda Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, pengikutnya, dan kita semua hingga kita semua
mendapatkan syafaat di yaumil akhir, Aamiinn.
Penulis menyadari bahwa penyusuna Karya Tulis Ilmiah ini banyak
menemukan hambatan dan kesulitan. Namun atas segala bimbingan, arahan serta
dukungan penuh dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. H. Iwan Permana, S.KM.,S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi.
2. dr. Munifah Budi Isnaeni, MMRS. Selaku Direktur UOBK RSUD Al mulk
Kota Sukabumi.
3. Shinta Utami, S.ST.,M.Keb Ketua Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehahan Sukabumi,
Sekaligus pembimbing pendamping yang telah memberikan dukungan dan
arahan.
4. Nuur Octascriptiriani R, S.ST., M.Keb selaku pembimbing utama yang telah
memberikan dukungan dan arahan.
5. Nina Marlina,S.ST.,M.Kes selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
arahan dan dukungan.

vi
6. Orang tua beserta keluarga tercinta, yang selalu memberikan dukungan moral,
spiritual dan material yang tidak terhingga.
7. Teman-teman seperjuangan yang sama-sama berjuang dan saling memberi
semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
baik dari materi maupun teknik penulisan. Meskipun kami telah berusaha
segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan. Penulis mengharapkan semoga
Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang positif bagi
penulis pada kasusnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Sukabumi, 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
ABSTRACT........................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................3
C. Manfaat....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Tinjauan Teori Klinis..............................................................................6
1. Persalinan..........................................................................................6
2. Bayi Baru Lahir.................................................................................19
3. Nifas..................................................................................................24
4. Keluarga Berencana..........................................................................31
B. Tinjauan teori manjemen ashan kebidanan menurut hellen varney 2007
dan SOAP................................................................................................36
BAB III TINJAUAN KASUS38
A. Persalinan Fisiologis...............................................................................38
1. SOAP Kala II....................................................................................38
2. SOAP Kala III...................................................................................47
3. SOAP Kala IV...................................................................................49
B. Nifas Fisiologis.......................................................................................51
viii
1. SOAP 2 Jam Post Partum..................................................................51
2. SOAP 6 Jam Post Partum..................................................................54
3. SOAP 16 Jam Post Partum................................................................57
4. SOAP 8 Hari Post Partum................................................................61
C. Bayi Baru Lahir fisiologis.......................................................................64
1. SOAP Bayi Baru Lahir 40 Menit......................................................64
2. SOAP Bayi Baru Lahir 6 Jam...........................................................69
3. SOAP Bayi Baru Lahir 16 Jam.........................................................72
4. SOAP Bayi Baru Lahir 8 Hari..........................................................74
BAB IV PEMBAHASAN78
A. Persalinan................................................................................................78
B. Nifas........................................................................................................80
C. Bayi Baru Lahir.......................................................................................83
BAB V PENUTUP.............................................................................................87
A. Simpulan.................................................................................................87
B. Saran........................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................89
LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

terwujud. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program

Indonesia Sehat yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005-2025, dengan sasaran

meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalusi upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan

perlindungan financial dan pemerataan pelayanan kesehatan. (Kemenkes

RI,2015)

Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan salah

satu bentuk investasi di masa depan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan

bayi, diantaranya dapat dilihat dari Inikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB).menurut Word Health Organization (WHO),

setiap hari pada tahun 2017 sekitar 810 wanita meninggal, pada akhir tahun

mencapai 295.000 orang 94% diantaranya terdapat di negara berkembang.

(WHO, 2019). Pada tahun 2018 angka kematian bayi lahir sekitar 18

kematian per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan

1
2

Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan

dan persalinan (Kemenkes.2021).

Berdasarkan data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018,

sekitar 76% Kematian ibu dan pasca persalinan dengan proposi 24% terjadi

saat hamil, 36% saat persalinan dan 40% pasca bersalinan. Yang mana lebih

dari 62% Kematian Ibu dan Bayi di rumah sakit. Tingginya kematian ini

disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum

hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori,

obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-lain.

Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi,

pendarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain.

(Kemenkes,2021)

Adapun berdasarkan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat tahun 2020

angka kematian ibu sebesar 479 kasus sedangkan angka kematian bayi

sebesar 1866 kasus, dan berdasarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota

Sukabumi, mencatat sepanjang 2022 angka kematian Ibu dan angka kematian

bayi (AKI dan AKB) nol kasus. Sementara, terhitung sejak Januari hingga

Desember 2021 lalu mencapai sebanyak 20 AKI dan 20 AKB. (Dinkes Kota

Sukabumi,2022).

Berdasarkan data tahunan UOBK RSUD AL-MULK Kota Sukabumi

tahun 2021 terdapat 1497 pasien kebidanan dan jumlah kematian bayi

terdapat 2 (0,13%), sedangkan angka kematian ibu nol kasus di UOBK RSUD

AL-MULK (Laporan tahunan UOBK RSUD AL-MULK).


3

Peran bidan dalam menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu

yaitu membantu ibu merencanakan kehamilan yang sehat, mendampingi ibu

salama proses kehamlian, menolong ibu dalam proses persalinan, asuhan

pasca persalinan dan pelayanan keluarga berencana dan dalam rencana

kehamilan, bidan dapat melakukan upaya promotif dan preventif.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk menggali dalam

studi ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dengan memberikan “Asuhan

Kebidanan Pada Ny. A G6P4A1 Usia Kehamilan 39-40 minggu Inpartu

Kala II di RSUD AL MULK Kota Sukabumi”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan Komprehensif

dengan standar asuhan kebidanan serta mendokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dimulai dari

persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A G6P4A1 usia

kehamilan 39-40 minggu kala II di UOBK RSUD AL-MULK.

b. Mampu melakukan pengkajian data objektif dimulai dari persalinan,

bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A G6P4A1 usia kehamilan 39-40

minggu inpartu kala II di UOBK RSUD AL-MULK.


4

c. Mampu menetukan pengkajian Analisa dimulai dari persalinan, bayi

baru lahir dan nifas pada Ny. A G6P4A1usia kehamilan 39-40

minggu inpartu kala II di UOBK RSUD AL-MULK.

d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara

komprehensif dimulai dari persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada

Ny. A G6P4A1 usia kehamilan 39-40 minggu inpartu kala II di

UOBK RSUD AL-MULK.

e. Mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan

dimulai dari persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A

G6P4A1 usia kehamilan 39-40 minggu inpartu kala II di UOBK

RSUD AL-MULK.

f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan mulai dari

persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A G6P4A1 usia

kehamilan 39-40 minggu inpartu kala II di UOBK RS AL-MULK.

C. Manfaat

1. Teoritis

Asuhan kebidanan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai sumber reverensi bagi perpustakaan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi sehingga menambah pengetahuan

khususnya dalam bidang kesehatan kebidanan yang berkaitan dengan

penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif.

2. Praktis
5

Asuhan kebidanan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan masukan dalam mempertahankan mutu pelayanan

kesehatan khusunya dalam kasus asuhan kebidanan kompehensif, hingga

terwujudnya mutu pelayanan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan

yang baik khususnya kesehatan ibu dan anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Klinis

1. Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, serta

berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (Kekuatan ibu

sendiri). (Ari Kurniarum,2016)

Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan

yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan

dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara

spontan dalam presentasi belakang kepala usia kehamilan antara 37

hingga 42 Minggu lengkap.

Dapat disimpulkan bahwa persalinan merupakan pengeluaran

hasil konsepsi yaitu janin dan placenta, saat usia kehamilan sudah

cukup bulan yaitu 37 sampai 42 Minggu masa kehamilan (Ari

Kurniarum,2016).

b. Fisiologi persalinan

6
7

Fisiologi persalinan ialah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat hidup di dunia luar dari rahim melalui jalan

lahir atau dengan jalan lain. Serangkaian kejadian yang berakhir

dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hamper cukup

bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu (Nurul Husnul Lail,2019)

c. Tanda-tanda persalinan

Menurut Ari Kurniarum (2016) tanda-tanda persalinan sebagai

berikut:

1. Lightening

Beberapa seminggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

bahwa keadaannya menjadi lebih berat. Ia merasa kurang sesak,

tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih suka,

dan sering diganggu oleh prasaan nyeri pada anggota bawah.

2. Pollikisuria

Pada akhir bulan 9 hasil pemeriksaan didapatkan

epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada

kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk kedalam

pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing

tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang

disebut pollakisuria.

3. Fase Labar
8

Kontraksi palsu atau dikenal dengan dunia medis sebagai

kontraksi Braxton Hicks merupakan hal yang normal yang

terjadi pada wanita hamil. Kontraksi semacam itu merupakan

persiapan rahim untuk menghadapi persalinan dan akan muncul

lebih sering sebagai tanda melahirkan semakin dekat.

Tiga atau empat minggu persalinan, calon ibu diganggu oleh his

pendahuluan ini bersifat :

a) Nyeri yang hanya terasa diperut bagian bawah

b) Tidak teratur

c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya

waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang.

d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan

serviks

4. Penipisan dan pembukaan servix

Penipisan an pembukaan servix ditandai dengan adanya

pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1. Passage

Faktor jalan lahir ibu yang bisa mempengaruhi persalinan.

Adapun faktor jalan lahir terdiri :

a) Bagian keras : tulang panggul (rangka panggul)

b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament

2. Power
9

Kekuatan yang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan.

Adapun power yang dapat mempengaruhi persalinan terdiri :

a) Kontraksi uterus : kekuatan otot yang mendorong janin

dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diagfragma, dan aksi ligamen.

b) Tenaga mengejan : suatu aktivitas yang dilakukan ibu

yaitu mengejan seperti mengejan buang air besar dengan

kekuatan yang jauh lebih kuat sehingga menutupnya

glottis sehingga mengakibatkan kontraksi otot-otot perut

dan menekan diafragmanya kebawah (Ari

Kurniarum,2016).

c. Perubahan dalam proses persalinan

1. Perubahan Serviks : Dengan terjadinya pendataran

serviks/effasement menyebabkan pelembaran kanalis servikalis

menjadi 1 lubang besar sehingga dapat dilalui bayi.

2. Perubahn Sistem Kardiovaskuler : Tekanan darah meningkat

selama kontraksi, kenaikan diastole 15 (10-20) mmHg, kenaikan

diastole 5-10 mmHg.

3. Perubahan Sistem Respirasi : Pernapasan sedikit meningkat

karena kontraksi uterus dan diagfragma tertekan janin (Ari

Kurniarum,2016).

b. Penatalaksanaan dalam proses persalinan

Langkah-langkah dalam APN menurut JNPK-KR 2008 :


10

1. Medengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.

2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong pesalinan dan penatalaksana

komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.

3. Memakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus

cairan.

4. Melepaskan dan menyimpan semua persiapan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan yang akan

digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Masukan oksitosin kedalam tabung suntik (menggunakan tangan

yang bersarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat tulis).

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan

kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan

lengkap.

9. Dekomentasi sarung tangan (mencelupkan tangan kanan yang

bersarung tangan kedalam lautan klorin 0,5%, membuka sarung

tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya didalam


11

larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Mencuci kedua tangan

setelah sarung tangan dilepas.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus mereda

(relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal

(120-160 x/menit).

11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan

posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran

jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada

kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang

diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.

13. Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu mempunyai

dorongan yang kuat untuk meneran atau timbul kontraksi yang

kuat.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam 60 menit.

15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut

ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6

cm.

16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bawah bokong ibu.
12

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali

kelengkapan alat dan bahan.

18. Memakai sarung tangan DTT kedua tangan.

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,

memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut

ibu.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran Paksi

luar secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran Paksi luar, pegang secara

biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat

kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan

distal hingga bahu depan muncul dibawaharkuspubis dan

kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu

belakang.

23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang

kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang tangan dan siku sebelah atas.

24. Setelah badan dan tangan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong dan tungkai dan kaki, janin

untuk memegang tungkai bawah (masukan jari telunjuk diantara

kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari
13

pada satu sisi dan jari-jari lainya pada sisi yang lain agar

bertemu dengan jari telunjuk).

25. Melakukan penilaian selintas :

(a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa

kesulitan? bayi menangis spontan, bernapfas dengan normal,

tidak ada tarikan dinding dada.

(b) Apakah bayi bergerak aktif? bayi bergerak aktif, tidak ada

kelainan.

26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan

verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.

Memastikan bayi dalam posisi aman diperut bagian bawah ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi

yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda

(gemelli).

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10

unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral

(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit bayi lahir, memegang tali pusat dengan satu

tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk

dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat pada titik tersebut
14

kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk

dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah

ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal

dari klem pertama.

31. Memotong dan mengikat tali pusat. Dengan satu tangan, pegang

tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan

pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali

pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatkannya

dengan simpul kunci pada sisi yang lainnya. Melepaskan klem

dan memasukankedalam wadah yang telah disediakan.

32. Meletakan bayi tengkurap didada ibu untuk kontak kulit ibu-

bayi. Meluruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di

dada ibunya.Memposisikan kepala bayi berada diantara

payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau

areola mamae ibu.

33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

34. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas

simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

35. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan

tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan

hati-hati ke arah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah


15

30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu

hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah

dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal

maka lanjutkan dorongan ke arah Dorso kranial hingga plasenta

dapat dilahirkan.

37. Setelah plasenta tampak di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Memegang dan memutar plasenta sampai

selaput ketuban terpilin kemudian melahirkan dan meletakan

plasenta pada wadah yang telah disediakan.

38. Segera plasenta dan selaput ketuban lahri, melakukan masase

(pemijatan) pada uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan

lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (uterus terasa keras).

39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta

telah dilahirkan lengkap. Masukan plasenta kedalam kantung

plastik atau tempat khusus.

40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Melakukan penjahitan bila laserasi yang luas dan menimbulkan

perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan

aktif, segera lakukan penjahitan.

41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.
16

42. Mencelupkan tangan yang masih memakai tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,

lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dengan

sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue

atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

43. Memastikan kandung kemih kosong.

44. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

46. Memeriksakan nadi ibu dan memastikan keadaan ibu baik.

47. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik.

48. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi(10 menit). Cuci dan bilas peralatan

setelah di dekontaminasi.

49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

50. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.

Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu

memakai pakaian bersih dan kering.

51. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk

membantu apabila ibu ingin minum.

52. Dekontamniasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.


17

53. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dilarutan klorin 0,5%.

54. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.

55. Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan

pemeriksaan fisik bayi.

56. Dalam satu jam pertama, memberikan salep/tetes mata

profilaksis infeksi, vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri

anterilateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi

normal (40-60 kali/menit) dan temperatur tubuh (normal 36,5-

37,5⁰C) setiap 15 menit.

57. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan

imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral. Meletakan

bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat

disusukan.

58. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya di dalam lautan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

mengeringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.
18

60. Melengkapi patograf (halaman depan dan belakang), memeriksa

tanda vital dan asuhan kala IV Persalinan.

c. Teori Patograf

a. Pengertian patograf

Alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu

menetukan keputusan dalam penatalaksanaan, alat bantu yang

digunakan selama fase aktif persalinan, Catatan grafik mengenai

kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin (dr.

Sutrisno spg,2020).

b. Tujuan patograf

1. Untuk mencatatkan hasil observasi dan kemajuan perslinan,

dengan VT menilai pembukaan serviks.

2. Untuk menilai apakah proses persalinan berjalan normal.

3. Dan untu mendeteksi secara dini, sehingga dapat menentukan

tindakan yang harus dimbil dalam waktu yang tepat.

c. Penggunaan patograf

1. Ditemukan sebagai eleme penting pada setiap persalinan kala

1 fase aktif.

2. Membantu untuk menentukan apakah bisa dilakukan

Persalinan normal atau persalinan dengan tindakan.

3. Digunakan dimana Fasilitas Kesehatan yang melayani

persalinan.

4. Harus dibuat secara utin oleh Penolong Persalinan.


19

d. Manfaaat pengunaan patograf

1. Membantu penolong persalinan dalam memantau,

mengevalui, membuat keputusan klinik tepat dan cepat.

2. Memudahkan penolong persalinan dalam menemukan secara

dini masalah atau penyulit dalam persalinan sehingga dapat

segera mengambil tindakan.

3. Menurunkan kasus kegawat daruratan, petsalinan lama dan

mengurangi kasus seksio cesarean.

4. Menurunkan kematian ibu dan anak.

2. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian bayi baru lahir

Bayi baru lahir adalah masa kehidupan bayi pertama diluar

rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang

sangat besar dari kehidupan didalam harim menjadi diluar rahim.

Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir disemua sistem

(Cunningham,2012).

Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus),

lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan

tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan teratur, berat

badan antara 2500-4000 gram.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan

lahirnya 2500 gram sampai dengan 4000 gram, lahir langsung


20

menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang

berat (Astuti Setiyani,2016).

b. Perubahan fisiologis bayi baru lahir

1. Perubahan pernafasan

Saat kepala janin melewati jalan lahir, ia akan mengalami

penekanan yang tinggi pada toraknya, dan tekanan ini akan

hilang pada tiba-tiba setelah lahir. Proses mekanis ini

menyebabkan cairan yang ada didalam paru-paru hilang karena

terdorong ke bagian Perifer paru lalu di absorpi. Karena

terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi

memulai aktifitas nafas untuk yang pertama kali (Astuti

Setiyani,2016)

2. Perubahan sirkulasi

Aliran darah pada plasenta berhenti pada saat tali pusat di

klem. Tindakan ini meningkatkan suplai oksigen ke plasenta

menjadi tidak ada dan menyebabkan selangkaian reaksi

selanjutnya.

3. Termoregulasi

Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk

mengalami stress fisik akibat perubahan suhu diluar uterus.

Fluktuasi di dalam uterus minimal, rentang maksimal hanya

0,60C sangat berbeda dengan kondisi diluar uterus. Pada

lingkungan yang dingin, pembentukan suhu yang dingin,


21

pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan

usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan

kembali panas tubuhnya.

4. Pengaturan sistem gastrointestinal

Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan

mencerna makanan (selain susu) masih terbatas.

5. Perubahan pada sistem imun

Sistem imunitas BBL masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan

alergi.

6. Perubahan pada sistem ginjal

Ginjal pada BBL menunjukan penurunan aliran darah

ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi ini

mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air.

c. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Menurut Azis (2020) tanda- tanda bayi normal seperti berikut :

1. Lahir atrem antara 37-42 Minggu.

2. Berat badan 2500-4000 gram.

3. Panjang badan 48-52 cm.

4. Lingkar dada 30-38.

5. Lingkar kepala 33-35.

6. Lingkar lengan 11-12.

7. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.


22

8. Pernafasan ± 40-60 x/menit

9. Kulit kemerah-merahan licin karena jaringan subkutan yang

cukup.

10. Rambut lanugo tidak terlihat, dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

11. Kuku agak panjang dan lemas.

12. Nilai APGAR >7.

13. Gerak aktif.

14. Bayi lahir langsung menangis kuat.

15. Reflekx rooting (mencari puting dengan rangsangan taktik pada

pipi dan daerah mulut).

16. Reflex sucking (isap).

17. Reflex swallowing (menelan).

18. Reflex Moro (gerakan memeluk jika dikagetkan).

19. Reflex grasping (menggenggam).

20. Genetalia

a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang.

b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan

uterus yang berlubang, serta adanya labia minora dan labia

mayora.

21. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarganya meconium

dalam 24 jam pertama dan bewarna hitam kecoklatan.


23

d. Tanda bahaya bayi baru lahir

Menurut Buku KIA (2021) ada beberapa tanda-tanda

Bayi Baru Lahir :

Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah.

Tinja bayi saat buang air besar berwarna pusat, demam atau panas

tinggi, demam, muntah-muntah, kulit dan mata bayi kuning, lemah,

dingin, menangis atu merintih terus, sesak nafas, kejang, dan tidak

mau menyusu.

e. Penatalaksanaan bayi baru lahir

Menurut Elly Dwi Wahyuni (2018) berikut penatalaksanaan

Bayi baru lahir :

1. Pemotongan Tali Pusat

Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 3 cm dari dinding

perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat

steril. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan perawatan

terbuka tanpa dibubuhi apapun.

2. Inisiasi Menyusu Dini

Inisiai menyusu dini adalah proses membiarkan

membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah melahirkan.

melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu

sekitar satu atau dua jam.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Rismawati

dan Fadjriah Ohorella 2021). Bahwa IMD banyak memberikan


24

manfaat bagi bayi karena hipotermi, mendapat anti bodi dari

kolostum, menelan bakteri aman yang berkoloni diusus

menyaingi bakteri pathogen, membuat kadar glukosa bayi lebih

baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan

intensitas ikterus karena pengeluaran mekonium yang lebih dini.

Sementara manfaat IMD bagi ibu antara lain membuat jalinan

kasih sayang ibu dan bayi, ibu nerasa lebih tenang, membantu

kontraksi uterus, mengurangi risiko pendarahan dan

mempercepat pengeluaan plasenta.

3. Pemberian Vitamin K1

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak,

merupakan suatu naftukoinon yang beperan dalam modifikasi

aktifitas beberapa protein yang berperan dalam pembekuan

darah.

4. Pencegah Infeksi Mata

Beri salep mata antibioti pada kedua mata untuk merawat

mata bayi. Salep antibiotik tersebut harus dberikan dalam waktu

satu jam setelah kelahiran, upaya frofilaksis infeksi mata tidak

efektif jika diberikan lebih dari satu jam.

5. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir akan langsung

dilakukan sesaat setelah bayi dilahirkan. Pemeriksaan ini

meliputi pengecekan organ vital, seperti detak jantung,


25

pernapasan, suhu tubuh, berat badan, panjang badan dan organ

tubuh lainnya.

6. Pemberian Imunisasi HB0

Pemberian HB0 kepada bayi baru lahir untuk memberikan

perlindungan terhadap penyakit hepatitits B. Tujuannya untuk

memberikan kekebalan tubuh.

f. Kunjungan Neonatus

Menurut Buku KIA (2020) Kunjungan neonatus yaitu :

Kunjungan Neonatus 1 : Pada periode 6 jam sampai

dengan 48 jam setelah lahir.

Kunjungan Neonatus 2 : Pada periode 3 hari sampai 7 hari

setelah lahir.

Kunjungan Neonatus3 : Pada periode 8 hari sampai 28

hari setelah lahir.

3. Nifas

a. Pengertian nifas

Masa nifas (peurperieum) adalah dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 Minggu, akan

tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti keadaan

sebelum hamil dalam waktu 3 bulan. (Elly Dwi Wahyuni,2018).


26

Masa nifas (Post Partum) adalah masa dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti

sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari

(Yuliana & Hakim,2020).

Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga

seluruh organ reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan

berikutnya.

b. Fisiologis nifas

1. Sistem Kardiovaskular

Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat

segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke

plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang

dapat diatasi dengan haemokonsentasi sampai volume darah

kembali normal. (Elly Dwi Wahyuni,2018)

2. Sistem Repruduksi

a. Uterus

Uterus beramgsur-angsur kecil (involusi) sehingga kembali

sebelum hamil.

b. Lochia

Cairan sekret yang berasal dari cavumuteri dan vagina dalam

masa nifas.

c. Serviks
27

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor

dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan corpusuteri

berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga

perbatasan antara corpus dan serviks uteri berbentuk cincin.

d. Vulva dan vagina

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami

penekanan sehingga mengalami peregangan, setelah beberapa

hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan

kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Hymen

tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembekuan

berubah menjadi karankula emitiformis yang khas bagi

wanita multipara

e. Payudara

Ketika hormon yang dihasilkan yang dihasilkan plasentas

tidak ada lagi untuk mengambat kelenjar pituitary akan

mengeluarkan proklatin (hormonelaktogenik).

Ketika bayi menghisap puting, reflek syaraf merangsang

lobusposteriorpituarutary untuk menyekresi hormon

oksitosin. Oksitosin merangsang reflek letdwon

(mengalirkan), sehingga menyebabkan infeksi ASI melalui

sinus laktiferus payudara keduktus yang terdapat pada puting.

3. Perubahan sistem pencernaan


28

Sistem gastroinetesnital selama kehamilan dipengaruhi

oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang

dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan

kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.

Pasca melahirkan, kadar progestron juga menurun.

4. Perubahan perkemihan

Pada awal postpartum, kandung kemih mengalami edema,

kongesti, dan hipotenik. Hal ini disebabkan adanya overdistensi

pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang

tertahan selama proses persalinan. Sumbatan pada uretra

disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung dan

trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam postpartum.

3. Perubahan tanda-tanda vital

1. Suhu: 360C-370C. Pasca persalinan, tubuh dapat naik kurang

lebih 0,50C dari keadaan normal.

2. Nadi: Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali

permenit. Sehabis melahirkan denyut nadi akan lebih cepat,

jika denyut nadi melebihi 100 hal ini mungkin disebabkan

oleh infeksi atau pendarahan postpartum yang tertunda.

3. Tekanan darah: Tekanan darah normal manusia adalah

sistolikantara 90-120 mmHg dan diastolic 60-80 mmHg.

Pasca persalinan pada kasus normal, tekanan darah biasanya

tidak berubah.
29

4. Pernfasan: Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa

adalah 16-24 kali permenit. Pada postpartum umumnya

pernafasan lambat atau normal. Hal ini disebabkan ibu

dalam pemulihan atau istrirahat.

c. Tanda bahaya nifas

Menurut dari Buku KIA (2021) Tanda bahaya Nifas yaitu :

1. Pendarahan lewat jalan lahir: yaitu pendarahan postpartum atau

pendarahan pasca persalinan dengan keluarnya darah dari jalan

lahir segera setelah meahirkan.

2. Demam lebih dari dua hari: demam tinggi yang terjadi dapat

mengindikasikan mengalami insfeksi pada masa nifas.

3. Keluar cairan berbau lewat jalan lahir:hal tersebut merupakan

tanda adanya infeksi didaerah kelamin dan sekitar anus, sebab

pada dasarnya, darah nias yang normal tidak memunculkan bau

busuk dan menyengat.

4. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit: hal ini terjadi

karena payudara yang tidak disusukan dengan benar, pemakaian

bra yang terlalu ketat, mengalami kurang gizi, kurang istrirahat,

atau mengalami anemia.

5. Bengkak diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-

kejang: gejala tersebut berhubungan dengan terjadinya pre-

eklamsi postpartum (tekanan darah tinggi yang disertai adanya

protein dalam urin pada saat nifas).


30

6. Ibu terlihat sedih, murung dan menagis tanpa sebab (depresi):

penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa

takut yang dialami kebanyakan ibu yang baru saja melahirkan.

d. Penatalaksanaan masa nifas

Beberapa penatalaksanan asuhan kebidanan nifas menurut Elly Dwi

Wahyuni (2018) diantaranya :

1. Konseling pada ibu nifas: merupakan serangkaian kegiatan

paling pokok dari bimbingan dalam usaha membntu kien secara

tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat mengambil

tanggung jawab sendiri terhadap persoalan atau masalah khusus,

yang dihadapi oleh klien dapat teratasi.

2. Pendidikan kesehatan pada ibu nifas: merupakan suatu tindakan

pemberian informasi atau pengetahuan tentang perawatan

selama nifas bagi ibu dan bayi.

3. Senam nifas: serangkaian gerakan senam yang dilakukan oleh

ibu setelah bersalin pada hari pertama sampai hari kyang

kesepuluh, jika lewat jalur operasi Caesar pastikan luka jahitan

diperut sudah pulih.

4. Pijat oksitosin: adalah pijatan disepanjang tulang belakang

(vertebre) sampai tulang costae kelima atau keenam. Pijat ini

berfungsi untuk meningkatkan oksitosin yang dapat

meneangkan ibu, sehingga ASI pun keuar dengan sendirinya.


31

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elis Nurainun

dan Endang Susilowati (2021) bahwa Ada beberapa faktor yang

dapat mempengruhi reflex oksitosin yaitu pikiran , perasaan dan

emosi ibu. Pengeluaran oksitosin dapat terhambat atau

meningkat oleh perasaan ibu. Hormone oksitosin dapat

menyebabkan sel-sel otot yang mengelilingi saluran pembuat

susu mengerut atau berkontraksi sehingga ASI terdorong keluar

dari saluran produksi ASI dan mengalir siap dihisap oleh bayi.

Jika ibu memiliki pikiran, perasaan dan emosi yang kuat, maka

kemungkinan akan menekan reflex oksitosin dalam

menghambat dan menurunkan oksitosin.

5. Perawatan dari peurperineum: upaya memberikan pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman dengan cara menyehatkan daerah antara

kedua paha yang dibatasi pada wanita yang habis melahirkan

terhindar dari infeksi.

6. Pengawasan peurperineum ibu nifas: dilakukan waktu

perawatan perenieum.

7. Perawatan luka jahitan : Selalu menjaga kebersihan area vagina,

ganti pembalut secara berkala,

8. Teknik menyusui : Cradle hold, Cross-cradle hold, football hold,

lyng down.

9. Perawatan puting susu lecet : bersihkan area puting susu yang

lecet terlebih dahulu, kompres dengan air hangat, mengganti bra


32

yang lebih baik, perhatikan cara menyusu, mengoleskan asi pada

putting,dan gunakan salep pelindung.

d. Kunjungan Nifas

Menurut buku KIA (2021) KF ada empat, yaitu :

KF 1 : 6 jam – 2 hari setelah persalinan

KF 2 : 3 – 7 hari setelah persalinan

KF 3 : 8 – 28 hari persalinan

KF 4 : 29 – 42 hari persalinan

4. Keluarga Berencana

a. Pengertian keluarga berencana

KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan

suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval

diantara kelahiran.

Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu

dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian

pertumbuhan penduduk Indonesia (Zulala,Nuli Nuryanti,2018).

b. Macam – macam keluarga berencana dan cara kerjanya


33

Menurut Zulala, Nuli Nuryanti (2018) ada beberapa macam-

macam keluarga berencana dan cara kerjanya serta efek samping

yaitu:

a) KB Hormonal

1. KB kombinasi

Mekanisme: Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah

implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui

oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga

transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.

Efek samping : Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau

semakin pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak

haid), sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan

berat badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat

membaik atau memburuk, tapi biasaya membaik), dan

peningkatan tekanan darah.

4. Pil hormon progestin

Mekanisme: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan

sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami

transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,

mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi

sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi

sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.


34

Efek samping : Perubahan pola haid (menunda haid lebih

lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang

atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,

perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan

mual.

5. KB suntik kombinasi

Mekanisme: Suntikan kombinasi menekan ovulasi,

mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma

terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi

terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh

tubapalopi Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.

Efek samping : Perubahan pola haid (menunda haid lebih

lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang

atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,

perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan

mual.

6. Suntikan progestin

Mekanisme: Suntikan progestin mencegah ovulasi,

mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma

terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan

menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan diberikan

3 bulan sekali (DMPA).


35

Efek samping : Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau

memanjang dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur

atau tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan

berat badan, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan

suasana perasaan, dan penurunan hasrat seksual.

7. Implant

Mekanisme: Kontrasepsi implan menekan ovulasi,

mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis

dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan

dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7

tahun, tergantung jenisnya.

Efek samping : Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau

memanjang dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur

atau tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan

berat badan, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan

suasana perasaan, dan penurunan hasrat seksual.

b. KB Non Hormonal

1. Tubektomi

Mekanisme: Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong

atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat

bertemudengan ovum

Efek samping : Tidak ada

2. Vasektomi
36

Mekanisme: Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan

jalan melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur

transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak

terjadi.

Efek samping : Tidak ada

3. Kondom

Mekanisme: Kondom menghalangi terjadinya pertemuan

sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung

selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma

tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi

perempuan.

Efek sampig : Memicu risiko infeksi menular seksual (IMS),

Reaksi alergi lateks dan kehamilan yang tak direncanakan.

4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Mekanisme: Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam

uterus. AKDR menghambat (AKDR) kemampuan sperma

untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi

sebelum ovum mencapai kavumuteri, mencegah sperma dan

ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.

Efek samping : Efek samping: Perubahan pola haid terutama

dalam 3-6 bulan pertama (haid memanjang dan banyak, haid

tidak teratur, dan nyeri haid).


37

B. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Hellen

Varney 2007 dan SOAP

Alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah.

Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan

melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP,

yaitu :

a. S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesa sebagai langkah I Varney. Catatan ini

berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien, ekspresi klien

mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan

langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa

(Irianti,dkk,2014).

b. O : Objek

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan

dalam data fokus untuk mendukung analisis sebagai langkah I

Varney. Data ini memberikan bukti gejala klinis yang berhubungan

dengan diagnosis (Irianti,dkk,2014).

c. A : Analisa
38

Menggambar pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.

1. Diagnosis atau masalah

2. Antilasi diagnosis atau masalah potensial

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi dan rujukan sebagai langkah 2,3, dan 4 Varney.

d. P : Penatalaksanaan

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk

mengusahakan tercapainya kondisi klien yang baik mungkin atau

menjaga mempertahankan kesejahteraanya. Proses ini termasuk tujuan

tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu

tertentu. Dalam perencanaan harus tertuang asuhan yang akan

direncanakan, bagaimana pelaksanaan dan hasil dari suatu asuhan

yangdiberikan (Irianti,dkk, 2014).Menggambarkan pendokumentasian

dari tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan analisa sebagai

langkah 5,6, dan 7 dalam manajemen menurutnya Barney.

Catatan SOAP dipakai untuk pendokumentasian karena :

a. Pembuatan metode SOAP merupakan perkembangan informasi

yangsistematis mengorganisir penemuan menjadi suatu rencana

asuhan.

b. Metode ini merupakan instisari proses penatalaksanaan kebidanan

untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.


39

c. SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu dalam

mengogalisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Persalinan

1. SOAP Kala II

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

No.Medrek : 115568

Tanggal masuk : 28 Februari 2022/19.55 WIB

Tanggal/jam pengkajian : 28 Februari 2022/20:00 WIB

Tempat pengkajian : UOBK RSUD Al-mulk

Nama Pengkaji : Neng Dewi Riyani

A. DATA SUBJEKTIF

IDENTITAS

ISTRI SUAMI

Nama : Ny.A Tn.D

Umur : 39 tahun 40 tahun

Suku : Sunda Sunda

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMK

Pekerjaan : IRT Wirasuwasta

Alamat : Kp. Pasir malang 002/006 Gunung guruh.

No.Telepon : 08211543xxxx

40
41

1. Alasan datang : Ibu mengatakan merasa mules dan keluar lendir

bercampur darah dari jam 18.30 wib.

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ingin segera mengedan.

3. Riwayat Obstetri

Riwayat Kehamilan Sekarang :

 HPHT : 23-05-2021 HPL: 30-02-2022

 Gerakan janin : >10 x dalam 12 jam

 Keluhan saat hamil muda : Tidak ada keluhan

 Pemeriksaan ANC : Kunjungan pertama di Puskesmas

Kunjungan ke 2-4 di posyandu

 Imunisasi TT : TT3 Trimester 2 (28-09-2021)

 Obat yang dikonsumsi : Obat : Fe ( habis )

Jamu : Tidak ada

Riwayat Haid

 Menarche : 13 tahun

 Siklus : 28 hari

 Lamanya : 7 hari

 Banyaknya : 3x ganti pembalut

 Dismenorhoe : Tidak ada

 Keluhan : Tidak ada keluhan

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Hami Tgl Usia Jenis Temp Penyuli Anak Nifas


l ke patu kehamila at t
J BB P As Penyuli
42

s n K B i t
1. 200 Abortus
2
2. 200 9 bulan Sponta Ruma Tdk L 3k - Ya Tdk
4 n h ada g ada
3. 200 9 bulan Sponta Ruma Tdk L 3k - Ya Tdk
8 n h ada g ada
4. 201 9 bulan Sponta Ruma Tdk P 3k - Ya Tdk
4 n h ada g ada
5. 201 9 bulan Sponta Rs Tdk L 3k - Ya Tdk
9 n ada g ada
Hami Ini
l
4. Riwayat Ginekologi

 Infertilitas : Tidak ada

 Massa : Tidak ada

 Penyakit : Tidak ada

 Operasi : Tidak ada

5. Riwayat KB

 Menggunakan Kontrasepsi : Iya

 Jenis Kontrasepsi : KB suntik 3 bulan

 Keluhan : Tidak ada

 Lamanya pemakaian : 2 tahun

 Alasan berhenti : Kehamilan

6. Riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita : Ibu mengatakan

tidak pernah mempunyai riwayat penyakit.

7. Pola nutrisi

Makan terakhir :Nasi dan lauk pauk jam 17.00

wib
43

Pantangan makan : Tidak ada pantangan

Minum :Air putih dan teh manis jam 19.00

wib

8. Pola eliminasi

BAB terakhir : 15.00 wib

BAK terakhir : 19.30 wib

Masalah : Tidak ada masalah

9. Pola tidur

Malam : 7 jam/hari

Siang : 1 jam /hari

Masalah : Tidak ada masalah

10. Data sosial

Dukungan suami : Suami mendukung

Dukungan keluarga : Keluarga mendukung

Masalah : Tidak ada msalah

11. Riwayat Penggunaan bahan lain

Merokok (ibu & suami) : Ibu & suami tidak merokok

Minum alkohol (ibu & suami) : Ibu & suami tidak mengonsumsi

Obat-obat terlarang : Ibu & suami tidak mengonsumsi

B. DATA OBJEKTIF

1. Kesadaran : Composmentis

2. BB sebelum hamil : 65 kg

BB selama hamil : 75 kg
44

Tinggi Badan : 155 cm

LILA : 26 cm

IMT : BB = 65 = 27,1 Gemuk


TB (1,51)
3. Tanda-tanda vital

Nadi : 82 x/mnt

Suhu : 36.0o C

Tekanan darah : 130/80mmHg

Respirasi : 22 x/mnt

4. Kepala

Rambut : Bersih tidak berketombe tidak rontok

Mata : Konjungtiva : Berwarna merah muda

Sklera : Berwarna putih

Penglihatan : Baik

Telinga : Normal, tidak ada pengeluaran

Hidung : Normal, tidak ada pengeluaran

Mulut : Normal, bersih, tidak berbau, tidak ada karang gigi

Leher : KGB : Tidak ada pembengkakan KGB

Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan tiroid

Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan

5. Thorax

Dada : Bentuk simetri : Normal Simetris

Mamae : Bentuk simetri : Normal Simetris

Puting susu : Menonjol


45

Benjolan : Tidak ada

Ekskresi : Asi

Paru-paru : Visikuler

Jantung : Reguler

5. Abdomen

Inspeksi : Striae : Ada

Luka bekas operasi : Tidak ada

Palpasi : Tinggi Fundus Uteri : 30 cm

Posisi Janin

Leopold I :Teraba bulat lembek (bokong)

Leopold II :Teraba kiri datar melenting

memanjang ( puki)

Leopold III :Teraba bulat keras (kepala)

Leopold IV : Divergen

Perlimaan : 1/5

TBBJ : (30-11)x155 = 19 x 155 = 2.945 kg

Auskultasi : DJJ : 145x/menit

6. Genitalia Luar

Bentuk : Normal simetris

Varises : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

Massa/Kista : Tidak ada

Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah


46

7. Pemeriksaan dalam

Vulva/ vagina : Tidak Ada Kelainan

Portio : Tidak teraba

Pembukaan : 10 cm

Ketuban : Pecah spontan, Jernih, bau nya

khas.

Presentasi : Kepala

Penunjuk : Ubun- ubun kecil kiri depan

Penurunan kepala : Hodge 4

Moulage :O

8. Ekstremitas

Bentuk : Kaki : Normal Tangan : Normal

Kuku : Kaki : Kemerahan Tangan : Kemerahan

Refleks Patella : Positif (+)

Oedema : Tidak ada

9. Kulit

Warna : Tidak pucat

Turgor : Kembali dalam 2 detik

10. Data Penunjang (LABORATORIUM)

11.1 Pemeriksaan Urine

Protein : Negatif (28-02-2022)

Glukosa : Tidak dilakukan


47

10.2 Pemeriksaan Darah

Hb : 11,7 (28-02-2022)

Golongan darah : B (28-02-2022)

10.3 Pemeriksaan lain-lain bila diperlukan : Antigen (-) 28-02-2022.

C. ANALISA

G6P4A1 Gravida 39-40 Minggu Inpartu kala II

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan persalinan segera

akan dimulai. Ibu Mengetahui Hasil Pemeriksaan.

2. Menyiapkan partus set dan memakai APN lengkap. Sudah Di Lakukan.

3. Mengajarkan ibu teknik mengedan yang benar yaitu kepala ibu diangkat,

mata dibuka dan melihat ke perut, mulut tertutup dan ketika mengedan

tidak boleh ada suara/ mengedan ditenggorokan, kaki dibuka lebar dan

ditarik kearah dada ibu. Ibu Mengerti Teknik Mengedan Yang Baik.

4. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk meneran, boleh

setengah duduk atau miring kiri. Ibu Memilih Setengah Duduk.

5. Memimpin ibu meneran bila ada dorongan untuk meneran hingga kepala

crowning. Diameter bayi tampak 5-6 cm membuka vulva, kemudian alat

partus set, memakai kedua sarung tangan, melakukan stenneng agar tidak

terjadi robekan perineum dan agar kepala bayi tidak melakukan defleksi

terlalu cepat, kepala bayi lahir berturut-turut mulai dari dahi, mata,

hidung, mulut dan dagu bayi, Kepala bayi lahir. Bayi Sudah Lahir.
48

6. Melakukan cek lilitan tali pusat, tidak ada lilitan tali pusat. Tunggu bayi

melakukan putaran paksi luar, kepala bayi dipegang secara bipariental,

kemudian lakukan sanggah susur. Bayi lahir spontan pukul 20.05 WIB.

Penilaian selintas : Bayi langsung menangis, tonus otot aktif, warna kulit

kemerahan, Jenis kelamin laki-llaki, bayi dalam keadaan Baik dan

normal.

7. Simpan bayi di perut ibu, keringkan bayi sambil memberikan rangsangan

taktil, bayi menangis kuat, Dilakukan.

2. SOAP Kala III

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A P5A1 INPARTU KALA III

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 28 Februari 2022

Waktu pengkajian : 20.08 WIB

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan masih terasa mules.

OBJEKTIF

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Pemeriksaan abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus globuler, tidak ada
49

janin kedua, kandung kemih kosong.

ANALISA

Ny. A P5A1 Kala III

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu akan dilakukan penyuntikan oksitosin untuk mempercepat

pelepasan plasenta. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha kanan

bagian luar. Sudah Dilakukan.

2. Melakukan pemotongan tali pusat dengan cara jepit tali pusat 2-3 cm dengan

umbilical lalu jepitkan klem yaitu 2-3 cm dari umbilical, lalu potong pusat

dengan cara lindungi perut bayi dari gunting dengan telapak tangan kiri,

kemudian IMD. Sudah Dilakukan.

3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan pengeluaran plasenta dan

menganjurkan ibu untuk tidak mengedan. Ibu Mengerti.

4. Terdapat semburan darah dari jalan lahir dan tali pusat memanjang.

Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Tangan kanan memegang tali

pusat, tangan kiri berada disimfisis menekan uterus kearah dorso cranial.

Memindahkan klem ke tali pusat 5-10 cm di depan vulva setiap kali tali pusat

memanjang. Dilakukan.

5. Plasenta lahir spontan pukul 20.18 WIB. Melakukan masase fundus uteri 15

kali dalam waktu 15 detik menggunakan tangan kiri. Uterus berkontraksi

dengan baik, darah yang keluar ±100 cc. Sudah Dilakukan.

6. Periksa kelengkapan plasenta. Bagian maternal : kotiledon utuh, selaput utuh.

Bagian fetal : insersie tali pusat marginalis, tali pusat terpilin dan dilindungi
50

jelly warton, terdapat 2 arteri dan 1 vena, panjang tali pusat ±50 cm.

Dilakukan.

7. Memeriksa adanya laserasi atau tidak. Tidak Ada Laserasi.

3. SOAP Kala IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A P5A1 INPARTU KALA IV

Hari/Tanggal pengkajian : Senin/ 28 Februari 2022

Waktu pengkajian : 20.20 WIB.

SUBJEKTIF

Ibu mearasa senang dan lelah

OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik


51

Kesadaraan : Composmentis

Tekanan darah : 120/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Respirasi :

23 x/menit

Suhu : 36,5ºC

Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah

pusat, Kandung kemih kosong, Pendarahan 60

ml.

ANALISA

Ny. A P5A1 Kala IV

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu tidak terdapat laserasi. Mengajarkan ibu untuk masase

fundus uteri. Ibu Bisa Melakukan Masase Uterus Sendiri.

2. Membersihkan ibu dan lingkungan tempat tidur untuk memberikan rasa

nyaman. Dilakukan.

3. Merapihkan alat, membuang sampah kering dan tajam pada masing-masing

tempat sampah yang sudah disediakan. Dekontaminasi alat bekas pakai.

4. Rendam alat selama 10 menit dalam larutan klorin, kemudian cuci bilas dan

disterilkan dalam air mendidih selama 20 menit. Dilakukan.

5. Menganjurkan ibu untuk beristrirahat, makan dan minum, Ibu bersedia.

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, juga memberikan obat

cefadroxil 500mg 2x1, asam mefenamat 500mg 3x1. Sudah dilakukan dan

memberikannya kepada keluarga.


52

7. Melakukan pemantauan selama 2 jam pertama. 15 menit sekali di 1 jam

pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua, Ibu bersedia.

8. Melakukan pendokumentasian dan melengkapi patograf, Dilakukan.


53

B. Asuhan Kebidanan Nifas

1. SOAP 2 Jam Post Partum

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

PADA NY. A P5A1 POST PARTUM 2 JAM

Tanggal/Jam pengkajian : 28 Februari 2022/ 22.05 WIB

Tempat pengkajian : Ruang Bersalin UOBK RSUD ALMULK

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Denyut nadi : 82 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,2ºC

3. Pemeriksaan fisik

Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedema.

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.


54

Dada : Simetris tidak ada tarikan dinding dada,

areola hipergmentasi, puting susu menonjol,

tidak ada benjolan atau nyeri tekan,

pengeluaran kolostrum belum ada, bunyi

jantung normal, suara nafas vesikuler, tidak

adarochi atau wheezing.

Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah

pusat, kandung kemih kosong.

Genetalia : Tidak oedema, tidak hematom, tidak ada luka

jahitan, loche rubra berwarna merah tua,

jumlah ±10cc.

Ekstermitas :

 Atas :Simetris, tidak oedema, tidak ada varises,

CRT < 2 detik.

 Bawah :Simetris, tidak oedema, tidak ada varises,

CRT < 2 detik.

ANALISA

Ny. A P5A1 postpartum 2 jam.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitaukan hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik-baik saja,

Ibu Mengetahui Hasil Pemeriksaannya.


55

2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap seperti miring

kiri/kanan kemudian duduk ditempat tidur. Ibu Bersedia Dan Aku Akan

Melakukannya.

3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya untuk merangsang produksi ASI

dan untuk membantu merangsang kontraksi rahim agar tidak terjadi

perdarahan. Ibu Bersedia.

4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu seperti pusing,

pandangan kabur, perdarahan banyak dari jalan lahir, uterus lembek atau tidak

berkontraksi. Jika ibu merasakan tanda bahaya tersebut untuk segera

memberitahu petugas kesehatan. Ibu Mengerti Dan Akan Melakukannya.

5. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB atau BAK karena akan

menghalangi involusi uterus. Ibu Mengerti.

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istrirahat yang cukup. Ibu

Bersedia.
56

2. SOAP 6 Jam Post Partum

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

PADA NY. A P5A1 POST PARTUM 6 JAM

Tanggal/Jam pengkajian : 01 Maret 2022/ 02.10 WIB

Tempat pengkajian : Ruang Sumayah 2 UOBK RSUD ALMULK

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan sudah BAK 2 kali dan belum ingin BAB.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Denyut nadi : 82 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,2ºC

3. Pemeriksaan fisik

Mata :Sklerea tidak ikterik, konjungtiva tidak

anemis, fungsi penglihatan baik.


57

Payudara : Simetris, berisi dan lunak, puting susu

menonjol, sudah ada pengeluaran kolostrum.

Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah

pusat, kandung kemih kosong.

Genetalia : Tidak oedema, tidak hematom, lochea rubra

berwarna merah tua, jumlah ±10 cc.

ANALISA

Ny. A P5A1 postpartum 6 Jam.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik-baik saja,

Ibu mengetahui kondisi kesehatannya.

2. Mengingatkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karena akan

menghalangi involusi uterus. Dan menganjurkan kepada ibu untuk

mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, Ibu mengerti dengan penjelasan

yang diberikan dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

3. Mengingatkan ibu untuk meminum kembali terapi yang sudah diberikan,

makan dan minum terlebih dahulu, Ibu bersedia.

4. Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi, konsumsi buah dan

sayur, serta susu agar produksi ASI ibu lancar dan untuk mempercepat proses

pemulihan pasca persalinan, Ibu mengerti dan akan melakukannya.

5. Memberitahu ibu untuk melakukan personal hygiene yang baik. Setelah ibu

BAK dan BAB, siram vagina ibu dengan air dingin dan bersih, gunakan

sabun pembersih atau antiseptik, bersihkan daerah kewanitaan ibu dari depan
58

kain bersih dan menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut sesering

mungkin, Ibu mengerti.

6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat, Ibu bersedia.


59

3. SOAP 16 Jam Post Partum

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

PADA NY. A P5A1 POST PARTUM 16 JAM

Tanggal/Jam pengkajian : 01 Maret 2022/ 12.10 WIB

Tempat pengkajian : Ruang Sumayah 2 UOBK RSUD ALMULK

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dan ibu mengatakan sudah BAB dan sudah

BAK 3 kali.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Denyut nadi : 83x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : 36,50C

3. Pemeriksaan fisik

Mata : Sklerea tidak ikterik, konjungtiva tidak

anemis, fungsi penglihatan baik.


60

Payudara : Simetris, berisi dan lunak, puting susu

menonjol, pengeluaran kolostrum ada.

Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU 3 jari dibawah

pusat, kandung kemih kosong.

Genetalia : Tidak oedema, tidak hematom, lochea rubra

berwarna merah tua, jumlah ±5 cc.

ANALISA

Ny. A P5A1 postpartum 16 Jam.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitaukan hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik-baik saja,

Ibu mengetahui kondisi kesehatannya.

2. Mengingatkan ibu untuk tidak boleh ada makanan yang dipantang, makan-

makanan yang bergizi, konsumsi buah dan sayur serat susu agar produksi ASI

lancar dan konsumsi makan-makanan yang menggandung protein tinggi

minsalnya ikan, daging, telur untuk mempercepat penyembuhan luka dan

pemulihan pasca persalinan, Ibu mengerti.

3. Menganjurkan ibu untuk mengikuti pola tidur bayi, memanfaatkan waktu saat

bayi tidur untuk beristirahat, agar saat menyusui bayinya pada malam hari ibu

tidak kelelahan, Ibu bersedia.

4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar yaitu mulut bayi masuk ke

dalam puting sampai setengah areola sehingga membentuk seperti bulan

sabit, mulut bayi dan dagu harus melekat pada payudara ibu, kepala dan

badan bayi harus sejajar satu garis lurus menghadap kebadan ibu, tangan ibu
61

menopang badan dan bokong bayi. Setelah disusui, bayi harus disendawakan

agar tidak gumoh dengan cara menepuk-nepuk pundaknya. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Elis Nurainun dan Endang Susilowati (2021)

bahwa Ada beberapa faktor yang dapat mempengruhi reflex oksitosin yaitu

pikiran , perasaan dan emosi ibu. Pengeluaran oksitosin dapat terhambat atau

meningkat oleh perasaan ibu. Hormon oksitosin dapat menyebabkan sel-sel

otot yang mengelilingi saluran pembuat susu mengerut atau berkontraksi

sehingga ASI terdorong keluar dari saluran produksi ASI dan mengalir siap

dihisap oleh bayi. Jika ibu memiliki pikiran, perasaan dan emosi yang kuat,

maka kemungkinan akan menekan reflex oksitosin dalam menghambat dan

menurunkan oksitosin. Ibu mengerti cara menyusui yang benar dan akan

melakukannya.

5. Memberitahu ibu untuk melakukan personal hygiene yang baik. Setelah ibu

BAK dan BAB, siram vagina ibu dengan air dingin dan bersih, guna

pembersih atau antiseptik, bersihkan daerah kewanitaan ibu dari depan kain

bersih dan menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut sesering mungkin,

Ibu mengerti.

6. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas, yaitu sakit kepala

hebat dan menetap, pandangan kabur, demam tinggi, kejang, oedema,

payudara bengkak merah dan sakit, perdarahan banyak dan keluar cairan

berbau dari jalan lahir. Jika ada salah satu dari tanda bahaya tersebut segera

datang ke fasilitas kesehatan terdekat, Ibu mengerti dan tahu tentang tanda

bahaya pada masa nifas.


62

7. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah diperbolehkan pulang karena keadaan ibu

sudah membaik dan memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada 4 tanggal

Maret 2022, boleh dibidan ataupun difasilitas kesehatan yang lain, Ibu

mengerti dan akan melakukannya.

8. Sesuai data subjektif ibu, ibu melakukan kunjungan ulang nifas ke 2 di pmb

terdekat, dilakukan.
63

4. SOAP 8 Hari Post Partum

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

PADA NY. A P5A1 POST PARTUM 8 HARI

Tanggal/Jam pengkajian : 09 Maret 2022/ 09.00 WIB

Tempat pengkajian : Rumah Ny. A

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Denyut nadi : 82 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,50 C
64

3. Pemeriksaan fisik

Mata : Simetris, sklerea tidak ikterik, konjungtiva

tidak anemis, fungsi penglihatan baik.

Payudara : simetris, berisi dan sedikit keras, putting susu

menonjol, pengeluaran ASI lancar.

Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU pertengahan

pusat, kandung kemih kosong.

Genetalia : Tidak oedema, tidak hematom, perineum

sedikit kotor, lochea sanguinolenta, jumlah

sedikit.

4. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan.

ANALISA

Ny. A P5A1 postpartum 8 hari.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik-baik saja,

Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Memastikan involusi uterus ibu dan kontraksi uterus ibu, Involus uterus ibu

berjalan normal yaitu pertengahan pusat, kontraksi uterus ibu berkontraksi

keras.
65

3. Memberitahu ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya minimal 2 jam

sekali agar payudara ibu tidak keras, dikhawatirkan terjadi bendungan ASI,

Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran.

4. Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan memanfaatkan waktu

yang ada (saat bayinya tidur) termasuk tidur disiang hari. Ibu akan

beristirahat sesuai anjuran.

5. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan daerah vagina, Ibu

mengerti.

6. Menginformasikan pada ibu tentang alat kontrasepsi untuk ibu menyusui dan

rencanakan bersama suami KB apa yang akan ibu pilih setelah 40 hari.

Menganjurkan ibu untuk memilih KB steril yang sesuai dengan usia ibu, Ibu

mengerti dan akan berunding dengan keluarga terlebih dahulu.

7. Memberitahu ibu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika ibu

mengalami masalah kesehatan dan setelah 40 hari untuk menggunakan alat

kontrasepsi yang telah ibu pilih, Ibu mengeri dan bersedia.

8. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang yang ke 4 pada 29-42 postpartum

boleh di ke rumah sakit, pmb atau pelayanan kesehatan terdekat, Ibu mengerti

dan akan melakukannya.


66

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

1. SOAP Bayi Baru Lahir Usia 40 Menit

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY. A USIA 40 MENIT

DI UOBK RSUD AL-MULK KOTA SUKABUMI

Tanggal pengkajian : 28 Februari 2022

Jam pengkajian : 20.40 WIB

SUBJEKTIF

1. Identitas klien

Nama bayi : Bayi Ny.A

Tanggal lahir : 28 Februari 2022

Jam lahir : 20.05 WIB

Usia : 0 jam 40 menit

Jenis kelamin : Laki-laki

2. Keluhan utama

Tidak ada keluhan.


67

OBJEKTIF

1. Penilaian selintas dan tindakan pada bayi baru lahir

Warna kulit : Kemerahan

Tangisan : Langsung menangis spontan

Tonus otot : Aktif

Segera setelah bayi lahir, bayi dikeringkan dan diberikan rangsangan taktil.

2. Anthopometri

Berat badan : 2900 gram

Panjang badan : 47 cm

Lingkar dada : 32 cm

Lingkar kepala : 32 cm

3. Tanda-tanda vital

Denyut jantung : 147 x/menit

Pernapasan : 45 x/menit

Suhu : 36,50C

4. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Simetris : ya

Ubun-ubun : datar, tidak ada cekungan.

Caput succadeneum : tidak ada

Chepal hematom : tidak ada

Sutura : tidak ada moulase

b. Mata
68

Simetris : ya

Konjungtiva : merah muda

Sklerea : putih

Kelopak mata : terbuka dan tertutup

Refleks pupil : ada

Tanda-tanda infeksi : tidak ada

Refleks glabella : ada

c. Hidung

Simetris : ya

Lubang hidung : ada

Pengeluaran : tidak ada

Pernapasan cuping hidung : tidak ada

d. Telinga

Simetris : ya

Lubang telinga : ada

Daun telinga : ada

Pengeluaran : tidak ada

e. Mulut dan faring

Simetris : ya

Bibir dan langit-langit : tidak sianosis, tidak ada labioskiziz dan

labiopalatoskiziz

Refleks rooting : ada

Refleks sucking : ada


69

Refleks swallowing : ada

f. Leher

Pembengkakan : tidak ada pembengkakan tiroid

Benjolan : tidak ada

Refleks Tonik Neck : ada

g. Dada

Simetris : ya

Bunyi nafas : vesikuler

Retraksi : tidak ada

Bunyi jantung : reguler

h. Abdomen

Bentuk : simetris

Penonjolan tali pusat : tidak ada

Pendarahan tali pusat : tidak ada

Keadaan tali pusat : baik

i. Punggung

Bentuk : simetris

Cekungan/ pembengkakan : tidak ada/ tidak ada

Refleks galan t : tidak ada

j. Ekstremitas

Atas :Gerakan : aktif

Jumlah jari : 10 jari lengkap

CRT : kembali dalam 2 detik


70

Refleks graps: ada

Refleks moro: ada

Kelainan : tidak ada

Bawah Gerakan : aktif

Jumlah jari : 10 jari lengkap

CRT : kembali dalam 2 detik

Refleks plantar : ada

Refleks babinski : tidak ada

Kelainan : tidak ada

ANALISA

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 40 menit.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan kepada ibu keluarga hasil pemeriksaan yaitu bayi dalam

keadaan baik berjenis kelamin laki-laki, berat badan bayi 2900 gram, panjang

bayi 47 cm, lingkar kepala bayi 32 dan lingkar dada bayi 32, Ibu dan keluarga

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Melakukan perawatan tali pusat tanpa membubuhkan betadine, alkohol atau

ramuan lain pada tali pusat bayi dan membungkus umbilical klem

menggunakan kassa steril agar tidak melukai daerah sekitar tali pusat,

Perawatan tali pusat sudah dilakukan.

3. Menggunakan popok bayi, baju dan topi bayi, Dilakukan


71

4. Memberitahukan ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata tetracycline

1% untuk mencegah terjadi infeksi pada mata bayi, Mengoleskan salep mata

pada konjungtiva mata bayi.

5. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan diberikan injeksi vitsmin K dengan

dosis 1 mg untuk mencegah pendarahan pada otak bayi, Menyuntikan vitamin

K kepada bayi sediaan 2 mg sebanyak 0,5 ml secara IM di 1/3 distal anterior

paha bayi sebelah kiri dengan aspirasi terlebih dahulu.

6. Membedong bayi untuk memberikan kenyamanan dan kehangatan, Sudah

dilakukan.

2. SOAP Bayi Baru Lahir Usia 6 Jam

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY. A USIA 6 JAM

Tanggal pengkajian : 01 Maret 2022

Waktu pengkajian : 02. 10 WIB

Tempat pengkajian : Ruang Sumayah 2

SUBJEKTIF

Tidak dapat dikaji.

OBJEKTIF
72

1. Antropometri

Berat Badan : 2900 gram

Panjang Badan : 48 cm

Lingkar Kepala : 34 cm

Lingkar Dada : 33 cm

2. Tanda-tanda vital

Denyut jantung : 137 x/menit

Pernapasan : 48 x/menit

Suhu : 36,50C

3. Pemeriksaan fisik

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada tanda-

tanda infeksi.

Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

Kulit : Kemerahan, tidak ada pembengkakan, tidak ada

perlukaan.

Tali pusat : Bersih, tidak ada pendarahan tali pusat, tidak ada tanda-

tanda infeksi, menonjol saat menangis.

Genetalia : Bersih, sudah Bab dan Bak, tidak ada kelainan.

4. Status nutrisi

Bayi sudah disusui.

5. Status eliminasi

Bayi sudah BAB dan BAK.

ANALISA
73

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 6 jam.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya, Ibu dan keluarga

sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya

2. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi agar tetap hangat,

Ibu mengerti dan akan melakukannya.

3. Menggantikan popok dan kain bedong bayi yang basah karena bayi BAK,

Dilakukan.

4. Memeriksa keadaan tali pusat bayi, dikhawatirkan tali pusat bayi basah

terkena air seni bayi, Tali pusat bayi dan kassa pembungkus tali pusat dalam

keadaan dalam keadaan baik dan kering.

5. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidur terus

menerus, bayi tidak mau menyusu, hipotermi (suhu bayi rendah), hipertermi

(suhu bayi terlalu tinggi), kulit dan mata bayi kuning, pendarahan pada tali

pusat, Ibu mengerti tanda bahaya pada bayi baru lahir.

6. Memberitahu ibu dan keluarga besok pagi akan diperiksa kembali. Jika

keadaan bayi baik, diperbolehkan pulang, Ibu dan keluarga bersedia.


74

3. SOAP Bayi Baru Lahir Usia 16 Jam

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY. A USIA 16 JAM

Tanggal pengkajian : 01 Maret 2022

Waktu pengkajian : 12.10 WIB.

Tempat pengkajian : Ruang Sumayah 2

SUBJEKTIF
75

Tidak dapat dikaji.

OBJEKTIF

Tanda-tanda Vital

Denyut jantung : 145 x/menit

Pernafasan : 46 x/menit

Suhu : 36,50C

Antropometri

Berat Badan : 2900 gram

Panjang Badan : 48 cm

Lingkar Kepala : 34 cm

Lingkar Dada : 33 cm

ANALISA

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 16 jam.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam

keadaan baik, Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaannya.

2. Memberutahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan diberikan imunisasi HB0

dipaha kanan untuk mencegah penyakit hepatitis tipe B, Menyuntikan vaksin

HB0 dengan dosis 0,5 ml di 1/3 paha kanan bagian luar, sudah dilakukan.

3. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2 jam

sekali tanpa batas waktu (on demand) dan tidak memberikan makanan apapun

seperti air putih, madu, buah-buahan sampai bayi berusia 6 bulan, Ibu dan

keluarga mengerti dan tidak akan melakukannya.


76

4. Memberitahu ibu untuk selalu memandikan bayinya setiap hari, kemudian

menjemur bayi bagian depan dan belakang bayi dibawah sinar matahari pagi

antara pukul 07.00-09.00 selama ±15-30 menit, Ibu bersedia dan akan

melakukannya.

5. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang cara merawat tali pusat bayi yaitu

dengan cara bersihkan tali pusat bayi setiap hari dan setiap kali terlihat kotor,

bersihkan tali pusat bayi dengan air hangat, setelah itu keringkan

menggunakan kain bersih dan kering, jaga agar tetap kering, jangan bubuhkan

betadine, alkohol atau ramuan-ramuan lain pada tali pusat bayi. Ibu

mengetahuinya dan mengerti cara merawat tali pusat.

6. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu bayi tidur

terus menerus, bayi tidak mau menyusu, kulit dan mata bayi kuning, mata

bernanah, demam tinggi, gumoh, kejang, ada tarikan dinding dada, nafas

cepat >60 x/menit, pendarahan pada tali pusat, tali pusat bernanah atau

berbau. Jika terdapat salah satu tanda bahaya yang sudah dijelaskan segera

datang ke fasilitas kesehatan, Ibu mengerti dan tahu tanda bahaya pada bayi

baru lahir.
77

4. SOAP Bayi Baru Lahir Usia 8 Hari

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY. A USIA 8 HARI

Tanggal pengkajian : 8 Maret 2022

Waktu pengkajian : 12.10 WIB.

Tempat pengkajian : Rumah Ny. A

SUBJEKTIF

Tidak dapat dikaji.

OBJEKTIF

1. Antropometri

Berat badan : 2900 gram

Panjang badan : 48 cm

Lingkar kepala : 34 cm

Lingkar dada : 33 cm

2. Tanda-tanda vital

Denyut jantung : 145 x/menit

Pernafasan : 46 x/menit

Suhu : 36,5 C

3. Pemeriksaan fisik

Mata : Sklerea sedikit kuning, konjungtiva merah muda, tidak

ada tanda- tanda infeksi

Hidng : Tidak ada pernafasan cuping hidung.


78

Kulit : Sedikit kuning, tidak ada pembengkakan, tidak ada

perlukaan.

Abdomen : Simetris, tali pusat sudah puput pada hari kelima, pusar

bayi bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.

4. Status nutrisi

Bayi diberikan secara on demand.

5. Status eliminasi

Bayi BAB 2-3 kali dalam sehari, warna BAB hitam, BAK 6-7 kali dalam

sehari.

ANALISA

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 8 hari.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik, Ibu

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Mengingatkan kepada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu

bayi tidur terus menerus, bayi tidak mau menyusu, suhu bayi terlalu tinggi

atau terlalu rendah, kejang, kuning, ada tarikan dinding dada, nafas cepat >60

x/menit, Ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.

3. Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi dan sering-sering

menyusui bayinya karena kulit bayi sedikit kuning, jika kuningnya bertambah

segera konsultasikan ke bidan atau ke fasilitas kesehatan terdekat, Ibu

bersedia menjemur bayinya setiap hari dan menyusui bayinya sesering

mungkin.
79

4. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang ASI Ekslusif yaitu air susu ibu

yang diberikan kepada bayi sejak umur 0-6 bulan, bayi hanya diberikan ASI

saja tanpa makanan tambahan lainnya. Manfaat ASI Ekslusif yaitu dapat

dijadikan metode KB sementara (MAL), sebagai bentuk mencurahkan kasih

sayang kepada bayi dan memperkuat ikatan batin ibu dan anak, ASI mudah

dicerna oleh bayi, ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh), IQ bayi

lebih tinggi, bayi yang diberikan ASI Ekslusif sampai 6 bulan akan

menurunkan resiko sakit jantung saat dewasa, menurunkan resiko diare dan

kematian bayi mendadak. Keuntungan memberikan ASI yaitu ASI memiliki

gizi yang sempurna, mudah dalam proses pemberiannya (tidak perlu

persiapan khusus), mengurangi biaya rumah tangga, bayi yang mendapat ASI

jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat, menyusui (ASI)

dapat membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih

cepat, Ibu mengerti tentang ASI Ekslusif, manfaat serta keuntungan.

5. Memberitahu ibu untuk rutin mengikuti kegiatan posyandu agar bayi

mendapat imunisasi dasar lengkap dan untuk memantau tumbuh kembang

bayi, Ibu bersedia mengikuti kegiatan posyandu setiap bulan.

6. Memberitahu ibu tentang macam-macam imunisasi dasar lengkap untuk bayi

yaitu imunisasi HB0 untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

Hepatitis B, diberikan 1 kali pada usia 0-7 hari. Imunisasi BCG untuk

kekebalan terhadap penyakit tuberculosis (TBC), diberikan 1 kali yaitu pada

usia 1 bulan. Imunisasi DPT untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

difteri (batuk rejan), pertusis dan tetanus, diberikan 3 kali yaitu pada usia 2,3
80

dan 4 bulan. Imunisasi Polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

poliomyelitis, diberikan 4 kali yaitu pada usia 1,2,3 dan 4 bulan. Imunasi

Campak untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit campak, diberikan 1

kali yaitu pada usia 9 bulan, Ibu mengetahui macam-macam Imunisasi dasar

untuk bayi dan manfaat serta jadwal pemberian imunisasi.


BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada Ny.A dan bayinya dilaksanakan pada tanggal

28 Februari 2022 – 01 Maret 2022 UOBL RSUD AL-MULK Kota Sukabumi dan

pada tanggal 08 Maret 2022 dilakukan kunjungan nifas dan kunjungan neonatus

dirumah Ny. A. Uraian pembahasan penulisan mengenai asuhan kebidanan pada

Ny.A dimulai dari intranatal care, postnatal care, postnatal care, dan bayi baru

lahir, sebagai berikut :

A. Persalinan

1. Kala II

Pada tanggal 28-02-2022 jam 19.55 WIB, ibu datang ke rumah sakit.

Ibu mulai merasakan mules yang teratur dan semakin kuat sejak pukul

18.30 WIB, dan sudah keluar lendir darah dan dilakukan dengan

pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan tanda vital ibu dalam batas

normal, denyut jantung janin dalam keadaan baik, his ibu 4x dalam 10

menit 45 detik, saat pemeriksaan dalam pada Ny. A vulva/vagina tidak

ada kelainan, portio tidak teraba, ketuban utuh di lakukan amiotomi

dengan cairan ketuban berwarna jernih, pembukaan 10, presentasi kepala.

Bayi lahir pukul 20.05 WIB langsung menangis. Saat melahirkan ibu

tidak mengalami laserasi jalan lahir. Persalinan Ny. A selesai dalam

waktu <10 menit dari mulainya persalinan. Hal ini sesuai teori menurut

81
82

Doengs (2020) bahwa proses persalinan normal umumnya terjadi di

antara minggu ke-37 sampai ke-42. Dengan durasi maksimal 1 jam untuk

multipara. Asuhan kebidanan yang diberikan sudah sesuai advis dokter

dengan asuhan persalinan normal. Persiapan pertolongan persalinan

menurut Saifudin (2018), yaitu partus set, obat-obatan seperti oksitosin,

ergometrin, salep mata, infus set, perlengkapan ibu dan bayi sudah

disiapkan sejak awal, mengajarkan ibu teknik mengatasi rasa nyeri,

menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi,

menganjurkan keluarga untuk selalu mendampingi ibu dan sering-sering

memantau keadaan ibu. Dengan penatalaksanaan yang tepat tersebut,

persalinan Ny. A berjalan dengan lancar dan tanpa komplikasi.

Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.A tidak dapat

kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Kala III

Pada pukul 20.08 WIB proses kala III (Pelepasan dan pengeluaran

plasenta) pada Ny.A berlangsung dengan lancar sekitar 10 menit setelah

bayi baru lahir, adapun penatalaksanaan yang dilakukan yaitu melakukan

manajemen aktif kala III yang meliputi pemberian oksitosin 10 IU secara

IM. dan melakukan peregangan tali pusat dengan tangan kanan, dan

tangan kiri melakukan dorsol kranial, melakukan masase uteri selama 15

kali dalam 15 detik sampai kontraksi uterus baik setelah plasenta lahir.

Plasenta lahir pukul 20.18 WIB, setelah plasenta mulai, mengecek


83

kelengkapan plasenta dari mulai kotiledon sampai pemeriksaan plasenta

sisi maternal (yang melekat pada dinding uterus) untuk memastikan

bahwa semuanya lengkap dan utuh, setelah diperiksa plasenta lahir

lengkap. Hal ini sesuai dengan panduan APN JNPK-KR (2018) bahwa

plasenta tidak boleh lebih dar 30 menit.

3. Kala IV

Pada pukul 20.20 WIB proses kala IV (setelah plasenta lahir)

dilakukan pemeriksaan kelengkapan plsenta, kontraksi uterus, kandung

kemih, perlukaan jalan lahir dan jumlah pendarahan. Tidak terdapat

robekan jalan lahir pada Ny. A dan di Kala IV ini juga dilakukan

pemantauan 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.

Observasi yang dilakukan tanda-tanda vital, pernafasan, suhu, TFU,

kontraksi, kandung kemih, dan pendarahan. Hal ini sesuai dengan teori

panduan APN JNPK-KR (2018). Pemantauan kala IV sangat penting

karena sebagian besar kejadian angka kematian terjadi dalam 2 jam

postpartum setelah kelahiran bayi. Pada kala IV Ny.A terjadi dengan

normal atau tidak ada masalah apapun.

B. Nifas

1. 2 jam postpartum

Pada tanggal 28-02-2-22 pada jam 22.05 WIB masa nifas Ny.A

pemantauan involusi uteri, dalam pemberian terapi Ny. A diberikan tablet

cefadroxil 500mg 2x1, asam mefenamat 500mg 3x1. Adapun Asuhan

yang diberikan kepada ibu diantaranya adalah : Menganjurkan ibu untuk


84

mobilisasi dini seperti miring kanan miring kiri, menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya untuk merangsang produksi ASI, memberitahu tentang

tanda bahaya nifas, memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK

karena akan menghalangi involusi uterus, dan menganjurkan ibu untuk

beristrirahat yang cukup.

Masa nifas Ny.A berlangsung normal sesuai dengan teori

Wiknjosastro (2019) tinggi fundus uteri setelah persalinan yaitu 2 jari

dibawah pusat, lochea rubra berwarna merah tua terdiri dari darah dari

plasenta, perdarahan nifas dalam batas normal.

2. 6 Jam Postpartum

Pada tanggal 01-03-2022 pukul 02.10 WIB dalam 6 jam postpartum

masa nifas Ny. A berlangsung normal diperoleh data ibu tidak ada

keluhan, pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal, kontraksi

uterus baik, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kandung kemih

kosong, pendarahan dalam batas normal. Keadaan tersebut sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Andin (2020). Bahwa tinggi fundus uteri

setelah 6 jam 2 jari dibawah pusat. Asuhan yang diberikan diantaranya :

Mengingatkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK .Memberitahu ibu

untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2 jam sekali.

Menganjurkan ibu untuk beristrirahat. Memberitahu ibu untuk

menggunakan alat kontrasepsi. Memberitahu ibu untuk datang kefasilitas

kesehatan terdekat jika ibu mengalami masalah setelah 40 hari.


85

3. 16 jam Postpartum

Pada tanggal 01-03-2022 pukul 16 jam postpartum ini masa nifas Ny.

A berlangsung berjalan normsl sesuai data yang diperoleh ibu mengatakan

keadaannya lebih baik dan sudah BAB dan BAK. Tanda-tanda vital dalam

batas normal, kontraksi uterus keras, tinggi fundus uterus 3 jari dibawah

pusat, kandung kemih kosong, dan lochea rubra. Asuhan yang diberikan

kepada Ny. A diantanya adalah : Mengingatkan ibu untuk memenuhi

nutrisinya, menganjurkan ibu untuk beristrirahat dengan mengikuti pola

tidur bayi, Mengajarkan ibu untuk personal hygiene setelah ibu BAB dan

BAK, Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya nifas, Memberitahu ibu

bahwa ibu sudah dianjurkan pulang karena ibu sudah dalam keadaan baik

dan sesuai data subjektif ibu, memberitahu dan mengajarkan ibu pijat

oksitosin untuk memperlancar pengeluaran ASI.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elis Nurainun dan

Endang Susilowati (2021) bahwa Ada beberapa faktor yang dapat

mempengruhi reflex oksitosin yaitu pikiran, perasaan dan emosi ibu.

Pengeluaran oksitosin dapat terhambat atau meningkat oleh perasaan ibu.

Hormone oksitosin dapat menyebabkan sel-sel otot yang mengelilingi

saluran pembuat susu mengerut atau berkontraksi sehingga ASI terdorong

keluar dari saluran produksi ASI dan mengalir siap dihisap oleh bayi. Jika

ibu memiliki pikiran, perasaan dan emosi yang kuat, maka kemungkinan

akan menekan reflex oksitosin dalam menghambat dan menurunkan


86

oksitosin. Memberitahu ibu melakukan kunjungan ulang nifas ke 2 di

pmb atau fasilitas kesehatan terdekat.

4. 8 Hari Postpartum

Pada tanggal 08-03-2022 pukul 10.00 WIB saat kunjungan rumah hari

ke delapan post partum, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Ny. A dalam

batas normal, tinggi fundus uteri berada di pertengahan pusat simpisis,

lochea berwarna menjadi putih kekuningan sebanyak setengah pembalut

yang dinamakan lochea serosa (Vivian, 2019), pada pemeriksaan fisik

didapati payudara ibu sedikit keras. Setelah dilakukan anamnesa ibu

mengatakan menyusui bayinya hanya saat bayinya menangis, dalam hal

ini ibu dianjurkan untuk sering-sering menyusui bayinya secara on

demand atau minimal 2 jam sekali. Penulis melakukan pengkajian KF1,

dan KF 3, pasien melakukan KF 2 ke bpm terdekat, untuk KF 4 penulis

menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan terdekat.

Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah 4 kali kunjungan tujuannya

untuk mencegah terjadinya komlikasi pada ibu nifas, deteksi dini dan

memastikan ibu sehat. JNPK-KR (2018).

C. Bayi Baru Lahir

1. 1 Jam Bayi Baru Lahir

Pada tanggal 28-02-2022 jam 20.05 WIB bayi lahir spontan dengan

letak belakang kepala, dengan masa gestasi 39-40 minggu, berjenis

kelamin laki-laki, menangis kuat, gerakan aktif, berat badan bayi 2900
87

gram, panjang bayi 47 cm, lingkar dada 33 cm dan lingkar kepala 33 cm.

Pada tindakan asuhan bayi baru lahir dilakukan dengan sesuai asuhan

kebidanan seperti menjaga kehangatan bayi, melakukan pemeriksaan fisik

dan antropometri, melakukan perawatan tali pusat, memberikan vit. K,

salep mata. IMD dilakukan hanya 7 menit, sedangkan menurut JNPK-KR

(2018) bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan kulit

ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. IMD

merupakan proses sangat penting untuk menunjang keberhasilan ASI

Ekslusif, merangsang hormon oksitosin sehingga dapat menurunkan

angka pendarahan pasca persalinan dan merangsang hormon prolaktin

yang berfungsi memproduksi ASI. Selain itu proses ini juga dapat

mencegah bayi kehilangan panas, menstabilkan pernafasan bayi,

mengurangi angka kematian bayi baru lahir 22% dan masih banyak lagi

keuntungan dan manfaat lainnya.

Peran bidan juga sangat penting dalam menentukan keberhasilan

pelaksanaan IMD. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara

memberikan informasi, konseling tentang manfaat IMD agar ibu bersalin

mempunyai motivasi untuk melakukan IMD. Diharapkan dengan adanya

program IMD ini sedikit banyaknya dapat mengurangi angka kematian

ibu maupun bayi.

2. 6 Jam Bayi Baru Lahir

Pada tanggal 01-03-2022 jam 02.10 WIB tanda-tanda vital dalam

keadaan baik, berat badan 2900 gram, panjang bayi 48 cm, lingkar kepala
88

34 cm dan lingkar dada 33 cm, bayi sudah BAK dan BAB byai sudah di

susui. Adapun asuhan yang diberika yaitu : Memberitahu ibu untuk selalu

menjaga kehangatan bayi, mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi

baru lahir seperti bayi terus menerus tidur, tidak mau menyusu, kulit dan

mata bayi kuning, pendarhan pada tali pusat, dan memberitahukan ibu dan

keluarga besok pagi akan diperiksa kembali. Hal ini sesuai dengan teori

panduan APN JNPK-KR (2018).

3. 16 Jam Bayi Baru Lahir

Pada tanggal 01-03-2022 jam 12.10 WIB tanda-tanda vital dalam

dalam keadaan baik, bayi sudah BAB dan BAK, sudah menyusu, sudah

dimandikan, dan diberikan imunisasi HB0. Asuhan yang diberikan yaitu

adalah : Memberitahu untuk sesering mungkin bayinya minimal 2 jam

sekali, memberitahu ibu untuk selalu memandikan bayinya setiap hari

dipagi hari dan menjemur bayinya dibawah sinar matahari antara pukul

07.00-09.00 selama ±15-30 menit, Mengingatkan kembali tanda bahaya

bayi baru lahir yaitu kulit dan mata bayi kuning, bayi tidak mau menyusu,

demam tinggi, kejang, dan ada tarikan dinding. Hal ini sesuai dengan teori

panduan APN JNPK-KR (2018).

4. 8 Hari Bayi Baru Lahir

Pada kunjungan neonatus hari ke 8, tanggal 08-03-2022 pukul 10.00

WIB. Tanda-tanda vital bayi dalam keadaan baik, tali pusat bayi sudah

puput pada hari ke 4, tidak ada tanda-tanda insfeksi, kulit bayi terlihat
89

sedikit kuning (ikterus), akan tetapi warna kuning pada bayi tersebut

masih termasuk kedalam ikterus fisiologis. Menurut Asrining Surasmi

(2020) ikterus fisiologis adalah ikterus yang terjadi karena metabolisme

normal bilirubin pada bayi baru lahir usia minggu pertama. Peninggian

kadar bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 serta mencapai puncaknya

pada hari ke-5 sampai ke-7, kemudian menurun pada hari ke 10-14. Untuk

pelaksanaan hal ini, ibu dianjurkan untuk sering-sering menyusui bayinya

dan menjemur bayinya setiap hari dibawah sinar matahari tanpa

menggunakan pakaian selama ±15-30 menit antara pukul 07.00 – 09.00

WIB. Meskipun termasuk kedalam ikterus fisiologis, bidan harus tetap

memantau dan mewaspadai apakah warna kuning yang muncul pada kulit

bayi tersebut mengarah pada tanda bahaya bayi baru lahir atau tidak,

sehingga bidan dapat menetukan penanganan yang sesuai dengan

kebutuhan bayi tersebut. Penulis melakukan pengkajian KN 1 , dan KN 3

untuk KN2 pasien melakukan kunjungan ke bpm terdekat, penulis

menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan terdekat

jika kulit bayi semakin kuning atau memburuk. Hal ini sesuai dengan

kebijakan pemerintah untuk 3 kali kunjungan JNPK-KR (2018).


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.A G6P4A1 usia

kehamilan 39-40 minggu inpartu kala II di UOBK RSUD AL-MULK Kota

Sukabumi dari mulai persalinan, nifas dan bayi baru lahir, pada tanggal 28-

02-2022 sampai 01-03-2022 dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengkajian data subjektif pada Ny.A sudah lengkap, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Pengkajian data objektif pada Ny.A sudah lengkap, tidak ada

kensenjangan antara teori dan praktik.

3. Pengkajian data analisa pada Ny. A sudah lengkap, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

4. Pengkajian data penatalaksaan pada Ny. A sudah lengkap, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

5. Asuhan yang diberikan pada Ny.A sudah sesuai dengan kebutuhan, tidak

ada kesenjangan antara teori maupun praktik.

6. Pendokumentasian pada Ny.A sudah lengkap tidak terdapat kesenjangan

antara teori maupun praktik.

B. Saran

1. Bagi UOBK RSUD AL-MULK Kota Sukabumi

90
91

Rumah sakit mampu mempertahankan pelayanan dan fasilitas kesehatan

yang baik.

2. Bagi petugas kesehatan

Bidan sudah dapat mempertahankan kualitas pelayanan yang bagus serta

melakukan pelayanan yang sesuai protap UOBK RSUD AL-MULK.

3. Bagi Ibu

Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan terdekat

ataupun bpm agar untuk menurunkan risiko terjadinya mortalitas dan

mordibitas pada ibu nifas dan bayi baru lahir.


DAFTAR PUSTAKA

Arydinna,dr.2020. Asuhan Persalinan Manajemen Nyeri Persalinan. Yogyakarta :


Universitas Aisyah.2020

Azis.2020..Bayi Baru Lahir Normal. Politeknik Kesehatan Jogyakarta 2020

Dinkes. RI. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kota Sukabumi. 2022.

Dwi,Elly wahyuni.2018. Asuhan kebidanan nifas dan menyusui. Pusat pendidikan


Kementrian Kesehatan RI.2018

Elis Nurainun, Endang Susilowati. 2021. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap


Produksi Asi Pada Ibu Nifas. Journal Kebidanan. Vol. 7 No 1.

JNPK-RR, 2018. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Jaringan Nasional


Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.

Lail, Husnul Nurul. 2019. Modul Asuhan kebidanan komprehensif. Jakarta : LPU-
UNAS

Kemenkes RI. 2020. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jawa
Barat : Dinas Kesehatan. RI.2020

Kemenkes RI. 2021.Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta : Kementrian kesehatan
RI.2021

Kemenkes RI. 2021.Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta : Kementrian kesehatan
RI.2021

Kemenkes RI. 2021. Pembangunan Kesehatan Nasional. Jakarta : Kementrian


Kesehatan RI.2021

Kemenkes RI.2021. Angka Kematian Ibu Dan Bayi. Jakarta : Kementrian


Kesehatan RI.2021

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan kebidanan persalinan bayi baru lahir. Jakarta:
Kemenkes RI

Setiyani, Astuti; Sukesi; Esyuananik. 2016. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi,


Balita Dan Anak Prasekolah. Jakarta : Kemenkes RI.

92
Sutrisno,dr spog.2020. Ilmu Patograf. Jakarta : 2020

Zulala,Nuli Nuryanti.2018. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :


Fakultas Ilmu Kesehatan.

93
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Perawatan Bayi Baru Lahir

Sup Pokok Bahasan : Tanda-Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Waktu : 1 x 10 menit

Tempat : Ibu yang mempunyai bayi baru lahir

Sasaran : Ruang Sumayah 2

I. Tujuan Penyuluhan Umum

Setelah diberikan penyuluhan, ibu diharapkan mengetahui tanda-tanda


bahaya pada bayi baru lahir, sehingga jika terdapat tanda bahaya pada bayi
baru lahir dapat segera ditangani.

i. Tujuan Penyuluhan Khusus

Ibu mengetahu pengertian dari tanda bahaya pada bayi bar lahir.
Ibu mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

ii. Metode

Ceramah dan tanya jawab.

iii. Media

Leafleat
DOKUMENTASI
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

MEGA PENA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat


Volume 1, Nomor 1, (2021) pp. 21-25
ISSN 2807-677X (Online)

https://journal.unimerz.com/index.php/mp
DOI: 10.37289/mp

1 Pentingnya Iniasiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi Baru


Lahir

Rismawati¹*, Fadjriah Ohorella²

2
¹Fakultas Keperawatan & Kebidanan, Universitas Megarezky, Indonesia, email: rismawati.megareski@gmail.com
Program Studi DIII Kebidanan, Fakultas Keperawatan & Kebidanan, Universitas Megarezky, Indonesia, email:
fadjriahohorella17@gmail.com
*Koresponden penulis

Info Artikel Abstract


Diajukan: - Early initiation of breastfeeding (IMD) is the first step in the success
Diterima: - of exclusive breastfeeding. Colostrum contained in breast milk is
Diterbitkan: useful for increasing the baby's immune system and lowering the
- IMR due to hypothermia. In addition, IMD is also useful for the
relationship between mother and baby and makes babies feel
Keyword: calm. Objective as knows the knowledge of pregnant women
IMD, Baby about the importance of IMD in newborns. The method used in
this community service is to conduct counseling and distribute
leaflets to increase mother's knowledge about IMD. Results from
Kata Kunci:
the data processing using the Paired Sample Test with 16
IMD, Bayi
respondents there was an increase which can be seen from the
average value of the extension pre-test, which is 42.50 and the
average post-test value of counseling 67.50. So the p-value =
0.000.
Abstrak
Inisiasi menyusu dini (IMD) merupakan Langkah awal dalam
keberhasilan dari pemberian ASI Ekslusif. Kolostrum yang
terdapat pada ASI berguna untuk meningkatkan kekebalan
tubuh bayi dan menurunkan AKB karena hipotermi. Selain itu
IMD juga bermanfaat untuk jalinan kasih saying ibu dan bayi
serta membuat bayi merasa tenang. Tujuan untung mengetahui
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya IMD pada bayi baru
lahir. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini
adalah dengan melakukan penyuluhan dan membagikan leaflet
untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang IMD. Hasil dari
olah data dengan menggunakan Uji Paired Sampel Test dengan
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

jumlah responden sebanyak 16 orang mengalami peningkatan


yang dapat dilihat dari nilai rata-rata pre-test penyuluhan yaitu
42,50 dan nilai rata-rata post-test penyuluhan 67,50.
Sehingga nilai p-value = 0,000.

Is licensed under a
Creative Commons Attributions Share Artikel 4.0 International License
~

2 PENDAHULUAN
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi saat ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat
dunia. Inisiasi menyusu dini (IMD) terdapat kolostrum yang merupakan makanan yang
sangat tepat dan baik bagi bayi hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan pemberian ASI
sampai umur 2 tahun (Yusuf, 2019).

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan program dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, berupa rangsangan awal yang dimulai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara dini dan diharapkan berlanjut hingga enam bulan pertama kehidupan bayi (Diba
Faisal et al., 2020). Dalam persiapan menyusui yang lebih baik, ibu hamil dapat
bergabung dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM) sehingga ibu bisa lebih
siap nantinya untuk menyusui bayinya (Apriastuti, 2016).

Melalui Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan
kolostrum yang terdapat didalam ASI. Bayi yang mendapat kesempatan IMD lebih dulu
mendapatkan kolostrum yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh neonatal
daripada yang tidak diberi kesempatan (Ilmiah & Keperawatan, 2018).

Pentingnya pemberian IMD merupakan salah satu cara dalam menyukseskan Kesehatan
bayi secara fisik dan psikis yang selama ini masih kurang diterapkan karena cenderung
mengabaikan IMD dengan anggapan bahwa putting mengandung kuman dan kotor pada
saat ibu bersalin (Fauziah Nasution, 2017).

Masalah yang menjadi penghambat pelaksanaan IMD tidak dilakukan diantaranya yaitu
kurangnya konseling oleh tenaga Kesehatan dan kurangnya praktek IMD, kepercayaan
keluarga yang masih kuat bahwa ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah
melahirkan sehingga menyusui sulit dilakukan, serta kurangnya kepedulian terhadap
pentingnya IMD (Kesehatan et al., 2020).

Proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir dilakukan sesaat setelah lahir
dengan kriteria bayi harus dalam keadaan sehat dan menangis, tali pusat telah dipotong
dan badan bayi telah dilap dengan menggunakan kain hangat dengan tetap
mempertahankan verniks. Bayi dalam keadaan telanjang diletakkan didada ibu dengan
posisi tengkurap, kemudian bayi dibiarkan untuk mencari putting susu ibunya (Siahaan &
Panjaitan, 2020).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan, tetapi
pada usia 30 menit harus di susukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi
untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan juga guna
mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI. Apabila bayi tidak menghisap puting
susu pada setengah jam setelah persalinan, Prolaktin (hormon pembuat ASI) akan turun
dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih
dan memperlambat pengeluaran kolostrum (Adam et al., 2016).

Pentingnya Iniasiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi Baru Lahir

IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya menurunkan angka kematian
bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan bakteri aman
yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat kadar glukosa bayi lebih
baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan intensitas ikterus karena
pengeluaran mekonium yang lebih dini. Sementara bagi ibu manfaat IMD antara lain
membuat jalinan kasih sayang ibu dan bayi, ibu merasa lebih tenang, membantu kotraksi
uterus, mengurangi risiko perdarahan dan mempercepat pengeluaran plasenta (Lestari,
2019).

3 METODE PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan ini berlangsung pada tanggal 22 Mei 2021 pukul 09.00 Wita sampai
12.00 Wita di Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar dengan jumlah responden ibu
hamil sebanyak 16 orang. Kegiatan pengabdian yang dilakukan berupa penyuluhan
kepada ibu hamil tentang pentingnya melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
colostrum pada bayi dan ibu. Tahap pertama, sebelum penyuluhan dilakukan, terlebih
dahulu ibu diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang IMD
dan colostrum (pre). Tahap kedua, melakukan penyuluhan dengan menggunakan Power
point dan membagikan leaflet pada ibu. Tahap ketiga, membagikan kembali kuesioner
kepada ibu untuk mengethui tingkat pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tabel. 1 : Hasil Analisis


pengetahuan Ibu hamil tentang pentingnya Inisiasi Menyusu
Dini pada Bayi Baru Lahir Variabel N Mean Std.
α= 0,05
Deviation
Pre-Test 16 42,50 9,309 P=0,000
Post-Test 16 67,50 10,646
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Sumber : Data Primer, 2021

Dari hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan Uji Paired Sampel Test
dengan jumlah responden sebanyak 16 orang mengalami peningkatan yang dapat
dilihat dari nilai rata-rata pre-test penyuluhan yaitu 42,50 dan nilai rata-rata post-
test penyuluhan 67,50. Sehingga nilai p-value = 0,000.

Is licensed under a
Creative Commons Attributions Share Artike 4.0 International LIcense
~

Gambar 1. penyuluhan

5 B. Pembahasan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) memberikan kesempatan pada bayi baru lahir untuk
menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya, karena sentuhan bayi
melalui refleks hisapnya yang timbul mulai 30-40 menit setelah lahir akan
menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk memproduksi hormone
prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi (Siahaan & Panjaitan, 2020).

Dalam hal pemahaman pelaksanaan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) peran
orang tua dan keluarga, khususnya ibu menjadi sangat penting. Pengetahuan,
kepercayaan dan perilaku seorang ibu akan berpengaruh terhadap proses inisiasi
menyusui dini, sehingga dapat mempengaruhi status kesehatan anaknya. Masalah
pemahaman, pengertian dan ketepatan ibu dalam program inisiasi menyusui dini
tidak akan menjadi halangan yang besar jika ibu mempunyai pengetahuan, sikap dan
perilaku yang baik (Apriastuti, 2016).

Inisiasi menyusu dini merupakan tahapan awal dimana bayi yang telah melewati
masa bersalin akan mengenal asupan berupa air susu ibu. Pemahaman yang baik
terkait IMD bukan hanya dipengaruhi oleh status Pendidikan ibu yang tinggi, tetapi
juga karena ibu selalu terpapar melalui sosialisai, penyuluhan dan pelatihan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan (Adam et al., 2016).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Kesuksesan dalam pelaksanaan IMD sangat bermanfaat bagi ibu maupun bayi.
Manfaat yang luar biasa bagi ibu setelah melakukan IMD terutama dalam produksi
hormon oksitosin dan prolaktin, stimulasi hormon oksitosin akan merangsang
kontraksi uterus sehingga dapat menghindari terjadinya perdarahan pasca
persalinan, merangsang pengeluaran colostrum dan produksi ASI. Bagi bayi, IMD
tidak kalah memiliki banyak manfaat antara lain dengan adanya kontak kulit antara
ibu dan bayi akan berdampak pada kestabilan temperatur tubuh dan sistem
pernafasan, pola tidur akan

Pentingnya Iniasiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi Baru Lahir

lebih baik, bayi merasa lebih nyaman karena hubungan psikologis ibu dan bayi
terbentuk sejak awal (Ningsih, 2021).

6 KESIMPULAN
Pengetahuan tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir
merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan IMD pada ibu post partum
sehingga perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan.

7 DAFTAR RUJUKAN
Adam, A., Bagu, A. A., & Sari, N. P. (2016). Pemberian Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi
Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(2), 76.
https://doi.org/10.33490/jkm.v2i2.19
Apriastuti, D. A. (2016). Jurnal Kebidanan hubungan pengetahuan penayangan video imd
dengan relationship knowledge video views imd with attitude pregnant. VIII(01),
84–93.

Diba Faisal, A., Serudji, J., & Ali, H. (2020). Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(4), 1–9. https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1092

Fauziah Nasution. (2017). Inisiasi Menyusu Dini dan Bounding Attachment dalam
Peningkatan Kesehatan Secara Fisik dan Psikis. Jurnal Jumantik, 2, 40–42.

Ilmiah, J., & Keperawatan, B. (2018). Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR). 1(2).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Kesehatan, P., Pertiwi, B., Bulan, U., & Kunci, K. (2020). Jurnal Kesehatan Pertiwi. 2,
88–94.

Lestari, M. (2019). Faktor Terkait Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Postpartum di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan, 3(1), 17–24. https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.1228

Ningsih, M. (2021). Keajaiban Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jurnal Ilmiah


Sangkareang Mataram, 8(1),
1–8.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/kajian_akuntansi/article/view/2615%0Aht
tp://scholar.unand.ac.id/60566/

Siahaan, J. M., & Panjaitan, M. (2020). Simulasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Wilayah
Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit tahun 2020. Jurnal Pengabdian
Masyarakat (Kesehatan), 2(1), 12–17.

Is licensed under a
Creative Commons Attributions Share Artike 4.0 International LIcense

Yusuf, K. (2019). Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 3(1), 33.
https://doi.org/10.22487/j26227622.2019.v3.i1.12118

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA


IBU NIFAS : LITERATURE REVIEW

Elis Nurainun1, Endang Susilowati2


JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

1,2
Jurusan Sarjana Kebidanan , Universitas Islam Sultan Agung , Indonesia
Email: elisnurainun@std.unissula.ac.id

8 Info Artikel Abstrak

Kata Kunci: Latar Belakang: ASI eksklusif sangat disarankan untuk diberikan pada bayi
Pijat Oksitosin, Produksi baru lahir sampai usia enam bulan dan tanpa adanya
pendamping ASI. Keluarnya
ASI, Ibu Nifas ASI yang lancar pada ibu menyusui merupakan kebutuhan yang sangat
penting untuk memenuhi nutrisi bayi, ASI merupakan
nutrisi terbaik bagi bayi untuk mencegah infeksi dan
beberapa penyakit lainnya. Pada ibu nifas, keadaan
emosinya dinilai masih belum stabil dan berkaitan dengan
refleks oksitosin. Presentase keadaan emosi ibu berkaitan
dengan refleks oksitosin yang dapat mempengaruhi
produksi ASI sekitar 80% sampai 90%. Tujuan: untuk
mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI pada ibu nifas. Metode: Artikel ini menggunakan
metode studi tinjauan pustaka dari jurnal ilmiah dengan
penuntun kata kunci. Jurnal ilmiah yang terseleksi
sejumlah 8 jurnal, masing-masing jurnal mewakili satu
pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI dan
memberi informasi yang bervariatif. Hasil: Pijat oksitosin
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pemijatan dilakukan
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang
costae kelima keenam, pijat oksitosin merupakan usaha
untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah
melahirkan. Kesimpulan : Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan adalah pijat oksitosin efektif untuk produksi ASI.
Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI,
karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi ASI
sebelum dan sesudah perlakuan.

Article Info Abstract

Keywords: Background: Exclusive breastfeeding is strongly recommended to be


Oxytocin Massage, given to newborns until the age of six months and without
Breast Milk Production, complementary breastfeeding. The smooth discharge of breast milk in
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Postpartum nursing mothers is a very important requirement to fulfill the baby's


nutrition, breast milk is the best nutrition for babies to prevent infection
and several other diseases. In postpartum mothers,

their emotional state is considered unstable and is related


to the oxytocin reflex. The percentage of mother's
emotional state is related to the oxytocin reflex which can
affect milk production by about 80% to 90%. Purpose :
Determine the effect of oxytocin massage on milk
production in postpartum mothers. Methods: This article
uses a literature review study method from scientific
journals with keyword guidance. 8 scientific journals were
selected, each journal representing an effect of oxytocin
massage on breast milk production and providing varied
information. Result: Oxytocin massage is one of the
alternatives to overcome the non-smooth production of
breast milk. The massage is carried out along the spine
(vertebrae) to the fifth and sixth rib, oxytocin massage is an
attempt to stimulate the hormones prolactin and oxytocin
after childbirth. Conclusion: Based on the analysis that has
been done, oxytocin massage is effective for breast milk
production. There is an effect of oxytocin massage on milk
production, because there is a significant difference
between milk production before and after treatment.

© 2021 Poltekkes Kemenkes Pontianak

9 PENDAHULUAN gangguan gastrointestinal pada bayi


karena ASI langsung diproduksi oleh ibu
sehingga segar dan steril. Komposisi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi
yang terkandung dalam ASI sangat
terbaik yang paling tepat bagi bayi baru
mengandung banyak manfaat, yaitu
lahir sampai umur 6 bulan, karena usus
sebagai nutrisi, hormon, kekebalan
bayi belum bisa mencerna makanan
tubuh, faktorpertumbuhan, anti alergi,
pada masa tersebut selain dengan
antibodi serta anti inflamasi yang dapat
pemberian ASI. ASI dapat mengurangi
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

mencegah terjadinya infeksi pada bayi sedangkan hormon oksitosin merupakan


(Ulfa, 2013). hormon yang mempengaruhi
pengeluaran ASI. Salah satu alternatif
Berdasarkan data dari profil kesehatan untuk memperlancar produksi ASI yaitu
Indonesia tahun 2017, cakupan dengan melakukan pijat oksitosin.
presentasi bayi yang mendapat ASI Pemijatan oksitosin dilakukan di
eksklusif di Indonesia adalah sebesar sepanjang tulang belakang (vertebrae)
61,33% (Kemenkes, 2018). Pemerintah dengan tujuan untuk merangsang
telah menargetkan pencapaian ASI hormon oksitosin setelah melahirkan
Ekslusif di Indonesia sebesar 80%, (Mardiyaningsih, Setyowati, & Sabri,
namun hal itu masih belum tercapai 2011).
hingga saat ini. Upaya untuk
meningkatkan cakupan ini dengan Ada beberapa faktor yang dapat
memberikan informasi yang benar dan mempengaruhi refleks oksitosin yaitu
tepat mengenai berbagai manfaat ASI pikiran, perasaan dan emosi ibu.
eksklusif bagi ibu maupun bayi sehingga Pengeluaran oksitosin dapat terhambat
dapat meningkatkan kesadaran atau meningkat oleh perasaan ibu.
masyarakat mengenai pentingnya Hormon oksitosin akan menyebabkan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi sel-sel otot yang mengelilingi saluran
(Saputri, Ginting, & Zendato, 2019). pembuat susu mengerut atau
berkontraksi sehingga ASI terdorong
Target pencapaian ASI sulit dicapai keluar dari saluran produksi ASI dan
disebabkan karena salah satunya yaitu mengalir siap untuk dihisap oleh bayi.
ASI tidak keluar. Permasalahan tidak Jika ibu memiliki pikiran, perasaan dan
lancarnya proses keluarnya ASI yang emosi yang kuat, maka kemungkinan
menjadi salah satu penyebab seseorang akan menekan refleks oksitosin dalam
tidak dapat menyusui bayinya sehingga menghambat dan menurunkan produksi
proses menyusui terganggu/terhambat ASI (Latifah & Wahid, 2015).
karena itu diperlukan pendekatan pada
masyarakat untuk dapat mengubah Dengan menggunakan studi literatur,
kebiasan buruk yaitu sebelum bayi tujuan artikel ini adalah mengkaji
berusia 6 bulan sudah diberikan pengaruh pijat oksitosin terhadap
makanan pendamping ASI dan produksi ASI pada ibu nifas.
membantu ibu dalam proses menyusui
dengan mengenalkan berbagai metode
untuk memperlancar ASI (Ulfa, 2013).
10 METODE
Produksi dan pengeluaran ASI
merupakan dua faktor yang dapat Dalam penelitian ini dilakukan pencarian
mempengaruhi keluarnya ASI. Hormon literatur melalui media Google Scholar
prolaktin merupakan hormon yang dan DOAJ. Tujuan artikel ni adalah
dapat mempengaruhi produksi ASI mengulas masalah pengaruh pijat
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu didapatkan sebanyak 8 artikel nasional
nifas. Kata kunci yang dipakai untuk yang direview. Jurnal yang ditemukan
penelusuran literatur adalah “Pijat kemudian dispesifikkan berdasarkan
Oksitosin”, “Produksi ASI”, “Ibu Nifas”. kriteria inklusi dan eksklusi yaitu: IC1=
Cara yang digunakan dalam mencari jurnal dipublikasikan dalam berbahasa
artikel yaitu dengan menggunakan indonesia, IC2= artikel dipublikasikan
bahasa Indonesia yang relevan. Artikel dalam rentang waktu 2016-2020, IC3=
yang didapat direview untuk jenis penelitian kuantitatif, IC4= jurnal
memperoleh artikel yang sesuai dengan tidak duplicate yang diterbitkan dari
kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria Google Scholar dan DOAJ. Setelah
inklusi pada pencarian artikel yaitu disesuaikan berdasarkan IC1-IC4 maka
dipilih berdasarkan tahun terbit dimulai artikel yang tersisa adalah 22. Kemudian
dari tahun 2016 sampai tahun 2020 dan reviewer melakukan IC5 berupa
subjek merupakan ibu nifas normal. penyeleksian berdasarkan kesesuaian
Kriteria eksklusi pada pencarian artikel judul artikel dan abstrak dengan tujuan
yaitu dipilih berdasarkan variabel dari sistematik review ini yaitu memiliki
penelitian, variabel tidak boleh konten utama menyelidiki pengaruh
membandingkan dengan variabel lain. pijat oksitosin terhadap produksi ASI
Pencarian dilakukan sesuai dengan kata pada ibu nifas. Sehingga dipilih 8 jurnal
kunci dan didapatkan artikel yang yang akan dianalisis. Diagram Alur
mendekati kriteria sebanyak 39, seleksi sistematik review dapat dilihat di
penyaringan dilakukan berdasarkan gambar 1 pada lampiran.
kriteria inklusi dan eksklusi dan

11 HASIL
Dari 6 artikel yang terpilih, penelitian dilakukan di Indonesia.
Seluruh artikel yang dianalisis jenis
penelitiannya adalah dengan
pendekatan kuantitatif dan semua
penelitian menggunakan metode
pretest
dan postest pada ibu nifas. Adapun strategi
pencarian literature dapat dilihat pada
gambar 1.
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Pencarian Literatur
Basis data : Google Scholar dan DOAJ

Hasil Pencarian (n=39)

Hasil pencarian yang


tidak diproses kembali
(n=17) Tidak memenuhi
IC1 -IC4
Hasil pencarianyang akan
diproses kembali (n=22)
Hasil pencarian yang
tidak diproses kembali
(n=14) Tidak memenuhi
IC5
Studi terdahulu yang
relevan dengan penelitian
ini (n=8)

Gambar 1 : Proses Pencarian Literature Review

12 Tabel 1. Hasil Ekstraksi Data Tentang Pengaruh Pijat


Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Nifas
Judul Metode Teknik Sample Analisa Data Hasil Penelitian
Sampling
Pengaruh Eksperimen Accidental 10 Uji statistik Adanya peningkatan
Pijat (preexperimental sampling responden. nonparametrik ratarata produksi ASI
Oksitosin designs) Responden yaitu uji sebelum dan sesudah
Terhadap dengan One dilakukan Wilcoxon pijat oksitosin dengan
Group Pre and Signed Rank nilai Z adalah 2,673 dan
Produksi Asi intervensi
Post Test Test dengan nilai p-value adalah
Pada Ibu sebelum
Postpartum Design dan sesudah nilai alpha 0,008 (p≤0,05).
dilakukan 0,05. Kesimpulannya ada
pijat pengaruh yang
oksitosin signifikan terhadap
produksi ASI sebelum
dan sesudah dilakukan
pijat oksitosin pada Ibu
Postpartum (Saputri et
al., 2019).
Pengaruh Eksperimen Purposive 32 orang Uji Chi Square Hasil penelitian
Pijat semu (Quasi sampling yang terdiri diperoleh p value =
Oksitosin Eksperimen) dari 16 orang 0,032 (p value < 0,05).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Terhadap dengan sebagai Hal tersebut


Produksi ASI rancangan responden menunjukkan bahwa
Pada Ibu perbandingan yang di ada pengaruh pijat
Postpartum kelompok statis intervensi oksitosin terhadap
(Static Group produksi ASI pada ibu
Di dan 16 orang
Comparison) postpartum di
Puskesmas sebagai
Puskesmas Woha
Woha Bima variabel Bimatahun 2017
Tahun 2017 kontrol (Dahniarti, 2017).
Pengaruh Eksperimental Purposive 32 orang Univariat dan Hasil Uji
Pijat dengan desain Sampling yang terdiri bivariat statistik
Oksitosin rancangan dari 16 orang menggunakan menggunakan
Terhadap posttest dengan sebagai uji chi-square chi-square
Produksi ASI kelompok responden (x2) diperoleh
Pada Ibu control yang di p-value=
Nifas intervensi 0,037 (p-value ≤0,05)
dan 16 orang yang berarti ada
sebagai pengaruh
signifikan antara
variabel
pijat
kontrol
oksitosin terhadap
produksi ASI pada ibu
post partum di BPM Lia
Maria Sukarame Bandar
Lampung
Tahun
2017 (Asih, 2017).
Pengaruh Quasi Total 21 orang Uji pre dan Hasil uji statistik
Pijat eksperiment Sampling post test didapatkan p-value
Oksitosin tanpa kelompok sebesar 0.000 maka
Terhadap kontrol dengan dapat disimpulkan ada
pengaruh pijat
Peningkatan menggunakan
oksitosin terhadap
Produksi ASI pendekatan one
produksi ASI, karena
Ibu Menyusui group pretest- ada perbedaan yang
Di Puskesmas postest design signifikan antara
Plus produksi ASI sebelum
Mandiangin dan sesudah perlakuan
(Delima, Arni, &
Rosya, 2016)
Pengaruh PreEksperimen Accidental 15 orang Uji t-test Hasil uji statistik
Pijat dengan Sampling independent menggunakan uji t-test
Oksitosin rancangan sampel diperoleh nilai
Terhadap penelitian one dengan taraf signifikan sebesar
signifikan α =
Produksi ASI group pre test 0,004 lebih kecil dari
0,05
Pada Ibu and post test taraf signifikan 5%
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Post Partum design atau (p value = 0,004 <


Di Bpm Meli 0,05) maka dapat
R. dinyatakan ada
Palembang pengaruh yang
Tahun 2018 signifikan pijat
oksitosin terhadap
produksi ASI ibu post
partum
di BPM Meli Rosita
Palembang Tahun 2018
(Italia & Yanti, 2019).
Pengaruh Quasi Total 26 orang Univariat dan Hasil penelitian
Pijat eksperimen sampling yaitu 13 bivariat didapatkan pengaruh
Oksitosin dengan responden menggunakan pijat oksitosin
Terhadap pendekatan kelompok uji paired t-test terhadap peningkatan
Peningkatan Nonequivalent perlakukan dan uji produksi ASI pada Ibu
Produksi ASI control group dan 13 independent t- Postpartum p-value
test 0,000 (<ɑ = 0,05). Dari
Ibu desaign responden 13 responden
Postpartum pretestposttest. kelompok kelompok
tidak Dilakukan pijat
perlakuan. oksitosin rata - rata
produksi ASI sebanyak
24,0 ml dan 13
responden kelompok
tidak dilakukan pijat
oksitosin rata - rata
produksi ASI sebanyak
11,7 ml (Fara &
Mayasari, 2020).
Pengaruh Experiment Purposive 42 responden Uji wilcoxon Hasil penelitian
Pijat dengan true sampling dimana pada yaitu
Oksitosin experiment kelompok diperoleh nilai asymp
Terhadap dengan experiment zig (0,000)< (0,05)
rancangan sehingga
Produksi ASI sebanyak 21
PrePost Test Two dapat disimpulkan
Pada Ibu Post responden
Group Desain bahwa terdapat
Partum di dan kelompok
pengaruh signifikan
Rumah Sakit kontrol pijat oksitosin
Khusus sebanyak 21 terhadap
Daerah Ibu responden produksi ASI
dan Anak pada
Siti ibu
Fatimah postpartum di rumah
Makassar sakit ibu dan anak siti
fatimah makassar
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

(Kartini, Ajeng, &


Suaningsih, 2020)
Pengaruh Pra eksperimen, Purposive 16 responden Uji paired t test Hasil penelitian
Pijat menggunakan sampling didapatkan dari uji
Oksitosin one group statistik Wilcoxon dan
Terhadap pretest postest didapati nilai Z
Produksi ASI frekuensi
Ibu menyusu bayi sebesar
Menyusui di 3.573a dan p-value
Wilayah sebesar 0.000
Kerja sedangkan nilai Z
Puskesmas frekuensbuang air kecil
Sidomulyo bayi sebesar -3.547a
Rawat Jalan dan p-value sebesar
Pekanbaru 0.000, yang berarti
(p<0,05). Hasil
tersebut menunjukkan
adanya pengaruh pijat
oksitosin terhadap ibu
menyusui (Magdalena,
Auliya, Usraleli, Melly,
& Idayanti, 2020).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

13 PEMBAHASAN

Dari hasil literature review yang telah dipaparkan semua artikel menjelaskan hasil
penelitian adanya pengaruh yang signifikan antara pijat oksitosin terhadap produksi ASI.
Pijat oksitosin merupakan cara alternatif untuk mengurangi keadaan emosional ibu yang
tidak stabil. keadaan tersebut dapat membantu dalam proses pengeluaran ASI. Semua
artikel menjelaskan hasil penelitian tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI pada ibu nifas sehingga dapat digunakan sebagai dasar review jurnal penelitian. Dari
kelima jurnal yang digunakan untuk mereview tiga diantaranya menggunakan metode
pre-eksperimental dan dua menggunakan quasi eksperimen.

Hasil penelitian rata-rata sebelum di lakukan perlakuan dan sesudah dilakukan pijat
oksitosin terdapat peningkatan produksi ASI. Pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu
postpartum dapat meningkatkan produksi ASI karena dapat memicu pengeluaran
hormon oksitosin yang sangat penting dalam pengeluaran ASI. Ketika dilakukan pijat
oksitosin maka oksitosin akan memicu sel-sel myopitel yang mengelilingi alveoli dan
duktus untuk berkontraksi sehingga mengalirkan ASI dari alveoli (pabrik susu) ke duktus
menuju sinus dan puting susu sehingga terjadi pengeluaran ASI dan produksi ASI
meningkat (Saputri et al., 2019).

Secara fisiologis pijat oksitosin melalui neurotransmitter akan merangsang medullla


oblongata dengan mengirim pesan ke hypotalamus di hipofise posterior hal tersebut
merangsang refleks oksitosin atau refleks let down untuk mensekresi hormon oksitosin
ke dalam darah. Dengan diberikan pijat oksitosin akan lebih memperlancar produksi ASI
pada ibu menyusui dan juga memberikan kenyamanan pada ibu
(Delima et al., 2016).

Pijat oksitosin juga mudah dilakukan dengan gerakan yang tidak terlalu banyak sehingga
dapat diingat oleh keluarga untuk dilakukan dan tak membutuhkan waktu yang lama.
Dukungan dari suami dan keluarga juga berperan penting dalam menyusui. Salah satu
wujud dukungan tersebut dapat dilihat dari suami dan keluarga menyetujui untuk
melakukan pijat oksitosin sehingga ibu dapat termotivasi untuk menyusui bayinya serta
adanya anggota keluarga yang bersedia membantu melakukan pekerjaan rumah yang
biasa dilakukan ibu (Asih, 2017).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Latifah (2015), yang menyatakan bahwa melakukan
perawatan payudara atau breast care dapat meningkatkan produksi ASI jika dilakukan
pada ibu nifas, cara tersebut bertujuan untuk melancarkan peredaran darah dan
mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga pengeluaran ASI lancar. Selain
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk memperlancar produksi ASI yaitu dengan
melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan pijat yang dilakukan untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Pijat ini dilakukan pada
tulang belakang dengan pemijatan dimulai dari tulang belakang servikal (cervikal
vertebrae) sampai tulang belakang torakalis dua belas. Fungsi dari pijat oksitosin yaitu
untuk meningkatkan hormon oksitosin dan ibu menjadi rileks setelah dilakukan
pemijatan. Pijat oksitosin dapat memperlancar pengeluaran ASI dan meningkatkan
produksi ASI dengan cara mengurangi tersumbatnya saluran produksi ASI (Latifah &
Wahid, 2015).

14 PENUTUP
Berdasarkan hasil literature review dari delapan artikel dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara pijat oksitosin terhadap produksi ASI. Pijat
oksitosin merupakan cara alternatif untuk mengurangi keadaan emosional ibu yang
tidak stabil. keadaan tersebut dapat membantu dalam proses pengeluaran ASI. Semua
artikel menjelaskan hasil penelitian tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI pada ibu nifas sehingga dapat digunakan sebagai dasar review jurnal penelitian. Dari
kedelapan jurnal yang digunakan untuk mereview empat diantaranya menggunakan
metode preeksperimental dan empat menggunakan quasi eksperimen.
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan literature review selanjutnya adalah
sebaiknya database yang digunakan lebih banyak sehingga bisa mendapatkan artikel
yang lebih lengkap dan baik, serta batasan tahun pencarian artikel dengan kata kunci
yang ditetapkan adalah lima tahun terakhir agar literature lebih update.

15 DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

Asih, Y. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas. Jurnal
Keperawatan, 12.

Dahniarti, D. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Postpartum Di Puskesmas Woha Bima Tahun 2017.
Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(2).
Delima, M., Arni, G., & Rosya, E. (2016). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan
Produksi ASI Ibu Menyusui Di Puskesmas Plus Mandiangin. Jurnal Ipteks
Terapan, 9(4), 283–293.
https://doi.org/10.22216/jit.2015.v9i4.1238

Fara, Y. D., & Mayasari, A. T. (2020). Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan
produksi ASI ibu postpartum, 2(2), 269–276.

Italia, & Yanti, M. S. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu
Postpartum di BPM Meli R. Palembang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Dan
Pembangunan, 9(17). https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.931

Kartini, Ajeng, A., & Suaningsih, F. (2020). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Peningkatan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Balaraja. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Indonesia, 3(1), 18–30. Kemenkes. (2018). Profil Kesehatan Indonesia.

Latifah, J., & Wahid, A. (2015). Perbandingan Breast Care Dan Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal. Perbandingan Breast Care Dan Pijat
Oksitosin DK, 3(1), 34–43.

Magdalena, M., Auliya, D., Usraleli, U., Melly, M., & Idayanti, I. (2020). Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Rawat Jalan Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
20(2),
344. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.939

Mardiyaningsih, E., Setyowati, & Sabri, L. (2011). Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet
Dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu Post Seksio Di Rumah Sakit Wilayah
Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, 6(1), 56–61.

Saputri, I. N., Ginting, D. Y., & Zendato, I. C. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi Asi Pada Ibu Postpartum. Jurnal Kebidanan Kestra, 2(1).

Ulfa, R. R. M. (2013). Efektivitas Pemberian Teknik Marmet Terhadap Pengeluaran ASI


Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten
Jember. Jurnal Universitas Jember.
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Neng Dewi Riyani


NIM : 32722401D19033
Pembimbing : Nuur Octascriptiriani R.S,.ST.Keb
Judul : Asuhan kebidanan pada Ny. A G6P4A1 usia kehamilan
39-40 minggu Inpartu kala II.
No Tanggal Materi yang Saran Paraf
dikonsultasikan
1. 22-02-2022 Bab 1 Revisi Bab 1

2. 28-02-2022 Bab 1 Revisi Bab 1


Bab 2 Revisi Bab 2
3. 08-03-2022 Bab 1 Revisi Bab1
Bab 2 Revisi Bab 2
Bab 3 Revisi Bab 3
Daptar Pustaka Revisi daftar
Pustaka
4. 09-03-2022 Bab 1 Bab 1
Bab 2 Bab 2
Bab 3 Bab 3
Daftar pustaka Daftar pustaka

5. 10-03-2022 Bab 1 Revisi penulisan


Bab 2 IMD
Bab 3 Hodge
Tanda bahaya
Bayi baru lahir
30-05-2022 Konsul draf pasca Penambahan ,
6. sidang proposal Penatalaksana,
dan pembahasan
7. 03-06-2022 Bab 4 dan Bab 5 Revisi Bab 4 dan
BAB 5
8. 04-06-2022 Bab 4 dan Bab 5 ACC
9. 08-06-2022 Daftar Pustaka Revisi daftar
pustaka
10. 13-06-2022 Daftar Pustaka ACC
11. 23-07-2022 Konsul draf pasca Penambahan kata
sidang
12 13-07-2022 Konsul draf KTI ACC Draf pasca
sidang hasil
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Neng Dewi Riyani


NIM : 32722401D19033
Pembingbing : Shinta Utami S.ST. M.Keb
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ny. A G6P4A1 usia kehamilan 39-40
minggu Inpartu kala II.

No Tanggal Materi yang Saran Paraf


dikonsutasikan
1. 22-02-2022 Bab 1 Revisi Bab 1

2. 01-03-2022 Bab 1 Revisi Bab 1


Bab 2 Bab 2
3 04-03-2022 Bab 2 Bab 2 acc
Bab 3 Revisi Bab 3
4. 08-03-2022 Bab 3 Revisi Bab 3

5. 10-03-2022 Bab 1, Bab 2 dan Revisi penulisan


Bab 3
6. 02-06-2022 Bab 3 Revisi Bab 4
Bab 4 Bab 3 Acc
7. 09-06-2022 Bab 4 Revisi Bab 4
Bab 5
8. 04-06-2022 BAB 4 ACC

9. 09-06-2022 Daftar pustaka Revisi daftar


pustaka
10. 13-06-2022 Daftar pustaka, ACC
Lampiran-lampiran
11. 24-07-2022 Konsul draf pasca Penambahan kata
sidang
12. 14-07-2022 Konsul draf pasca ACC draf pasca
sidang KTI sidang hasil
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : NENG DEWI RIYANI


Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 01 Juni 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sunda
Telp./No.Hp : 082115438041
E-mail : nengdewiriyani@gmail.com
Alamat : Kp. Cikangkung RT.04, RW.01, Desa GunungBatu,
Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

PENDIDIKAN

2008 – 2013 SDN 1 GUNUNGBATU


2013 – 2016 SMPN 2 CIRACAP
2016 – 2019 SMAN 1 CIRACAP
2019 – 2022 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai