A G6P4A1 USIA
KEHAMILAN 39-40 MINGGU INPARTU KALA II
DI UOBK RSUD AL-MULK
KOTA SUKABUMI
32722401D19033
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip bukan hasil plagiat
i
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik STIKES Sukabumi, saya yang bertanda tangan dibawah
Ini :
Nama : Neng Dewi Riyani
NIM : 32722402D19033
Program Studi : DIII Kebidanan
Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi Hak Royalty Non ekslusif
(Non-exsclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non
Ekslusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi berhak menyimpan,
mengalih media formatkan, mengelola dalam bentuk pengkajian data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat Di : Sukabumi
Yang Menyatakan,
(………………………………….......)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penguji Sidang Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Kebidanan
Menyetujui, Mengetahui,
STIKES Sukabumi Program Studi DIII Kebidanan
Ketua Ketua
iii
ABSTRACT
iv
ABSTRAK
Kata Kunci : Ibu Bersalin, G6P4A1 39-40 Minggu UOBK RSUD AL-MULK
Referensi : 20 (9 buku, 2 jurnal, 3 karya tulis ilmiah, 3 makalah, 2 website)
2012-2022.
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji serta syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny.A G6P4A1 Usia Kehamilan 39-40 Minggu Inpartu Kala
II di UOBK RSUD AL MULK Kota Sukabumi” Karya Tulis Ilmiah ini
diajukan sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah tugas akhir.
Sholawat dan salam marilah kita lantunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, dan semoga terlimpahkan pada baginda Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, pengikutnya, dan kita semua hingga kita semua
mendapatkan syafaat di yaumil akhir, Aamiinn.
Penulis menyadari bahwa penyusuna Karya Tulis Ilmiah ini banyak
menemukan hambatan dan kesulitan. Namun atas segala bimbingan, arahan serta
dukungan penuh dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. H. Iwan Permana, S.KM.,S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi.
2. dr. Munifah Budi Isnaeni, MMRS. Selaku Direktur UOBK RSUD Al mulk
Kota Sukabumi.
3. Shinta Utami, S.ST.,M.Keb Ketua Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehahan Sukabumi,
Sekaligus pembimbing pendamping yang telah memberikan dukungan dan
arahan.
4. Nuur Octascriptiriani R, S.ST., M.Keb selaku pembimbing utama yang telah
memberikan dukungan dan arahan.
5. Nina Marlina,S.ST.,M.Kes selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
arahan dan dukungan.
vi
6. Orang tua beserta keluarga tercinta, yang selalu memberikan dukungan moral,
spiritual dan material yang tidak terhingga.
7. Teman-teman seperjuangan yang sama-sama berjuang dan saling memberi
semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
baik dari materi maupun teknik penulisan. Meskipun kami telah berusaha
segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan. Penulis mengharapkan semoga
Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang positif bagi
penulis pada kasusnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Sukabumi, 2022
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
ABSTRACT........................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................3
C. Manfaat....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Tinjauan Teori Klinis..............................................................................6
1. Persalinan..........................................................................................6
2. Bayi Baru Lahir.................................................................................19
3. Nifas..................................................................................................24
4. Keluarga Berencana..........................................................................31
B. Tinjauan teori manjemen ashan kebidanan menurut hellen varney 2007
dan SOAP................................................................................................36
BAB III TINJAUAN KASUS38
A. Persalinan Fisiologis...............................................................................38
1. SOAP Kala II....................................................................................38
2. SOAP Kala III...................................................................................47
3. SOAP Kala IV...................................................................................49
B. Nifas Fisiologis.......................................................................................51
viii
1. SOAP 2 Jam Post Partum..................................................................51
2. SOAP 6 Jam Post Partum..................................................................54
3. SOAP 16 Jam Post Partum................................................................57
4. SOAP 8 Hari Post Partum................................................................61
C. Bayi Baru Lahir fisiologis.......................................................................64
1. SOAP Bayi Baru Lahir 40 Menit......................................................64
2. SOAP Bayi Baru Lahir 6 Jam...........................................................69
3. SOAP Bayi Baru Lahir 16 Jam.........................................................72
4. SOAP Bayi Baru Lahir 8 Hari..........................................................74
BAB IV PEMBAHASAN78
A. Persalinan................................................................................................78
B. Nifas........................................................................................................80
C. Bayi Baru Lahir.......................................................................................83
BAB V PENUTUP.............................................................................................87
A. Simpulan.................................................................................................87
B. Saran........................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................89
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
RI,2015)
satu bentuk investasi di masa depan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan
bayi, diantaranya dapat dilihat dari Inikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan
setiap hari pada tahun 2017 sekitar 810 wanita meninggal, pada akhir tahun
(WHO, 2019). Pada tahun 2018 angka kematian bayi lahir sekitar 18
kematian per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan
1
2
sekitar 76% Kematian ibu dan pasca persalinan dengan proposi 24% terjadi
saat hamil, 36% saat persalinan dan 40% pasca bersalinan. Yang mana lebih
dari 62% Kematian Ibu dan Bayi di rumah sakit. Tingginya kematian ini
disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum
hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori,
Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi,
(Kemenkes,2021)
angka kematian ibu sebesar 479 kasus sedangkan angka kematian bayi
Sukabumi, mencatat sepanjang 2022 angka kematian Ibu dan angka kematian
bayi (AKI dan AKB) nol kasus. Sementara, terhitung sejak Januari hingga
Desember 2021 lalu mencapai sebanyak 20 AKI dan 20 AKB. (Dinkes Kota
Sukabumi,2022).
tahun 2021 terdapat 1497 pasien kebidanan dan jumlah kematian bayi
terdapat 2 (0,13%), sedangkan angka kematian ibu nol kasus di UOBK RSUD
studi ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dengan memberikan “Asuhan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A G6P4A1 usia
bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A G6P4A1 usia kehamilan 39-40
komprehensif dimulai dari persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada
dimulai dari persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A
RSUD AL-MULK.
persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ny. A G6P4A1 usia
C. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktis
5
TINJAUAN PUSTAKA
1. Persalinan
a. Pengertian persalinan
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, serta
hasil konsepsi yaitu janin dan placenta, saat usia kehamilan sudah
Kurniarum,2016).
b. Fisiologi persalinan
6
7
konsepsi yang dapat hidup di dunia luar dari rahim melalui jalan
c. Tanda-tanda persalinan
berikut:
1. Lightening
2. Pollikisuria
disebut pollakisuria.
3. Fase Labar
8
Tiga atau empat minggu persalinan, calon ibu diganggu oleh his
b) Tidak teratur
serviks
1. Passage
2. Power
9
Kurniarum,2016).
Kurniarum,2016).
cairan.
dan kering.
yang bersarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi
lengkap.
(120-160 x/menit).
jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada
kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang
kuat.
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bawah bokong ibu.
12
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
ibu.
belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari
13
pada satu sisi dan jari-jari lainya pada sisi yang lain agar
(b) Apakah bayi bergerak aktif? bayi bergerak aktif, tidak ada
kelainan.
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
(gemelli).
berkontraksi baik.
30. Setelah 2 menit bayi lahir, memegang tali pusat dengan satu
dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat pada titik tersebut
14
dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah
ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal
31. Memotong dan mengikat tali pusat. Dengan satu tangan, pegang
tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
32. Meletakan bayi tengkurap didada ibu untuk kontak kulit ibu-
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau
33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah
dapat dilahirkan.
perdarahan pervaginam.
16
menilai kontraksi.
setelah di dekontaminasi.
yang sesuai.
dan kering.
disusukan.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
dan kering.
18
c. Teori Patograf
a. Pengertian patograf
Sutrisno spg,2020).
b. Tujuan patograf
c. Penggunaan patograf
1 fase aktif.
persalinan.
(Cunningham,2012).
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus),
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia
1. Perubahan pernafasan
Setiyani,2016)
2. Perubahan sirkulasi
selanjutnya.
3. Termoregulasi
alergi.
cukup.
10. Rambut lanugo tidak terlihat, dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
20. Genetalia
mayora.
Tinja bayi saat buang air besar berwarna pusat, demam atau panas
dingin, menangis atu merintih terus, sesak nafas, kejang, dan tidak
mau menyusu.
kasih sayang ibu dan bayi, ibu nerasa lebih tenang, membantu
3. Pemberian Vitamin K1
darah.
5. Pemeriksaan Fisik
tubuh lainnya.
f. Kunjungan Neonatus
setelah lahir.
3. Nifas
a. Pengertian nifas
berikutnya.
b. Fisiologis nifas
1. Sistem Kardiovaskular
2. Sistem Repruduksi
a. Uterus
sebelum hamil.
b. Lochia
masa nifas.
c. Serviks
27
wanita multipara
e. Payudara
4. Perubahan perkemihan
tidak berubah.
29
2. Demam lebih dari dua hari: demam tinggi yang terjadi dapat
5. Bengkak diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-
dari saluran produksi ASI dan mengalir siap dihisap oleh bayi.
Jika ibu memiliki pikiran, perasaan dan emosi yang kuat, maka
perawatan perenieum.
lyng down.
d. Kunjungan Nifas
KF 3 : 8 – 28 hari persalinan
KF 4 : 29 – 42 hari persalinan
4. Keluarga Berencana
diantara kelahiran.
yaitu:
a) KB Hormonal
1. KB kombinasi
atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,
mual.
5. KB suntik kombinasi
atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,
mual.
6. Suntikan progestin
7. Implant
b. KB Non Hormonal
1. Tubektomi
bertemudengan ovum
2. Vasektomi
36
terjadi.
3. Kondom
perempuan.
Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
yaitu :
a. S : Subjektif
(Irianti,dkk,2014).
b. O : Objek
c. A : Analisa
38
d. P : Penatalaksanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk
tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
asuhan.
TINJAUAN KASUS
1. SOAP Kala II
No.Medrek : 115568
A. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS
ISTRI SUAMI
No.Telepon : 08211543xxxx
40
41
3. Riwayat Obstetri
Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
s n K B i t
1. 200 Abortus
2
2. 200 9 bulan Sponta Ruma Tdk L 3k - Ya Tdk
4 n h ada g ada
3. 200 9 bulan Sponta Ruma Tdk L 3k - Ya Tdk
8 n h ada g ada
4. 201 9 bulan Sponta Ruma Tdk P 3k - Ya Tdk
4 n h ada g ada
5. 201 9 bulan Sponta Rs Tdk L 3k - Ya Tdk
9 n ada g ada
Hami Ini
l
4. Riwayat Ginekologi
5. Riwayat KB
7. Pola nutrisi
wib
43
wib
8. Pola eliminasi
9. Pola tidur
Malam : 7 jam/hari
Minum alkohol (ibu & suami) : Ibu & suami tidak mengonsumsi
B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : Composmentis
2. BB sebelum hamil : 65 kg
BB selama hamil : 75 kg
44
LILA : 26 cm
Nadi : 82 x/mnt
Suhu : 36.0o C
Respirasi : 22 x/mnt
4. Kepala
Penglihatan : Baik
5. Thorax
Ekskresi : Asi
Paru-paru : Visikuler
Jantung : Reguler
5. Abdomen
Posisi Janin
memanjang ( puki)
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 1/5
6. Genitalia Luar
7. Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 10 cm
khas.
Presentasi : Kepala
Moulage :O
8. Ekstremitas
9. Kulit
Hb : 11,7 (28-02-2022)
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
3. Mengajarkan ibu teknik mengedan yang benar yaitu kepala ibu diangkat,
mata dibuka dan melihat ke perut, mulut tertutup dan ketika mengedan
tidak boleh ada suara/ mengedan ditenggorokan, kaki dibuka lebar dan
ditarik kearah dada ibu. Ibu Mengerti Teknik Mengedan Yang Baik.
4. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk meneran, boleh
5. Memimpin ibu meneran bila ada dorongan untuk meneran hingga kepala
partus set, memakai kedua sarung tangan, melakukan stenneng agar tidak
terjadi robekan perineum dan agar kepala bayi tidak melakukan defleksi
terlalu cepat, kepala bayi lahir berturut-turut mulai dari dahi, mata,
hidung, mulut dan dagu bayi, Kepala bayi lahir. Bayi Sudah Lahir.
48
6. Melakukan cek lilitan tali pusat, tidak ada lilitan tali pusat. Tunggu bayi
kemudian lakukan sanggah susur. Bayi lahir spontan pukul 20.05 WIB.
Penilaian selintas : Bayi langsung menangis, tonus otot aktif, warna kulit
normal.
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus globuler, tidak ada
49
ANALISA
PENATALAKSANAAN
2. Melakukan pemotongan tali pusat dengan cara jepit tali pusat 2-3 cm dengan
umbilical lalu jepitkan klem yaitu 2-3 cm dari umbilical, lalu potong pusat
dengan cara lindungi perut bayi dari gunting dengan telapak tangan kiri,
4. Terdapat semburan darah dari jalan lahir dan tali pusat memanjang.
pusat, tangan kiri berada disimfisis menekan uterus kearah dorso cranial.
Memindahkan klem ke tali pusat 5-10 cm di depan vulva setiap kali tali pusat
memanjang. Dilakukan.
5. Plasenta lahir spontan pukul 20.18 WIB. Melakukan masase fundus uteri 15
Bagian fetal : insersie tali pusat marginalis, tali pusat terpilin dan dilindungi
50
jelly warton, terdapat 2 arteri dan 1 vena, panjang tali pusat ±50 cm.
Dilakukan.
3. SOAP Kala IV
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
Kesadaraan : Composmentis
23 x/menit
Suhu : 36,5ºC
ml.
ANALISA
PENATALAKSANAAN
nyaman. Dilakukan.
4. Rendam alat selama 10 menit dalam larutan klorin, kemudian cuci bilas dan
cefadroxil 500mg 2x1, asam mefenamat 500mg 3x1. Sudah dilakukan dan
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,2ºC
3. Pemeriksaan fisik
jumlah ±10cc.
Ekstermitas :
ANALISA
PENATALAKSANAAN
kiri/kanan kemudian duduk ditempat tidur. Ibu Bersedia Dan Aku Akan
Melakukannya.
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu seperti pusing,
pandangan kabur, perdarahan banyak dari jalan lahir, uterus lembek atau tidak
5. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB atau BAK karena akan
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istrirahat yang cukup. Ibu
Bersedia.
56
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,2ºC
3. Pemeriksaan fisik
ANALISA
PENATALAKSANAAN
2. Mengingatkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karena akan
sayur, serta susu agar produksi ASI ibu lancar dan untuk mempercepat proses
5. Memberitahu ibu untuk melakukan personal hygiene yang baik. Setelah ibu
BAK dan BAB, siram vagina ibu dengan air dingin dan bersih, gunakan
sabun pembersih atau antiseptik, bersihkan daerah kewanitaan ibu dari depan
58
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dan ibu mengatakan sudah BAB dan sudah
BAK 3 kali.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,50C
3. Pemeriksaan fisik
ANALISA
PENATALAKSANAAN
2. Mengingatkan ibu untuk tidak boleh ada makanan yang dipantang, makan-
makanan yang bergizi, konsumsi buah dan sayur serat susu agar produksi ASI
3. Menganjurkan ibu untuk mengikuti pola tidur bayi, memanfaatkan waktu saat
bayi tidur untuk beristirahat, agar saat menyusui bayinya pada malam hari ibu
4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar yaitu mulut bayi masuk ke
sabit, mulut bayi dan dagu harus melekat pada payudara ibu, kepala dan
badan bayi harus sejajar satu garis lurus menghadap kebadan ibu, tangan ibu
61
menopang badan dan bokong bayi. Setelah disusui, bayi harus disendawakan
penelitian yang dilakukan oleh Elis Nurainun dan Endang Susilowati (2021)
bahwa Ada beberapa faktor yang dapat mempengruhi reflex oksitosin yaitu
pikiran , perasaan dan emosi ibu. Pengeluaran oksitosin dapat terhambat atau
sehingga ASI terdorong keluar dari saluran produksi ASI dan mengalir siap
dihisap oleh bayi. Jika ibu memiliki pikiran, perasaan dan emosi yang kuat,
menurunkan oksitosin. Ibu mengerti cara menyusui yang benar dan akan
melakukannya.
5. Memberitahu ibu untuk melakukan personal hygiene yang baik. Setelah ibu
BAK dan BAB, siram vagina ibu dengan air dingin dan bersih, guna
pembersih atau antiseptik, bersihkan daerah kewanitaan ibu dari depan kain
Ibu mengerti.
6. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas, yaitu sakit kepala
payudara bengkak merah dan sakit, perdarahan banyak dan keluar cairan
berbau dari jalan lahir. Jika ada salah satu dari tanda bahaya tersebut segera
datang ke fasilitas kesehatan terdekat, Ibu mengerti dan tahu tentang tanda
7. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah diperbolehkan pulang karena keadaan ibu
sudah membaik dan memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada 4 tanggal
Maret 2022, boleh dibidan ataupun difasilitas kesehatan yang lain, Ibu
8. Sesuai data subjektif ibu, ibu melakukan kunjungan ulang nifas ke 2 di pmb
terdekat, dilakukan.
63
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
64
3. Pemeriksaan fisik
sedikit.
4. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan.
ANALISA
PENATALAKSANAAN
2. Memastikan involusi uterus ibu dan kontraksi uterus ibu, Involus uterus ibu
keras.
65
sekali agar payudara ibu tidak keras, dikhawatirkan terjadi bendungan ASI,
yang ada (saat bayinya tidur) termasuk tidur disiang hari. Ibu akan
mengerti.
6. Menginformasikan pada ibu tentang alat kontrasepsi untuk ibu menyusui dan
rencanakan bersama suami KB apa yang akan ibu pilih setelah 40 hari.
Menganjurkan ibu untuk memilih KB steril yang sesuai dengan usia ibu, Ibu
7. Memberitahu ibu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika ibu
boleh di ke rumah sakit, pmb atau pelayanan kesehatan terdekat, Ibu mengerti
SUBJEKTIF
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
OBJEKTIF
Segera setelah bayi lahir, bayi dikeringkan dan diberikan rangsangan taktil.
2. Anthopometri
Panjang badan : 47 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar kepala : 32 cm
3. Tanda-tanda vital
Pernapasan : 45 x/menit
Suhu : 36,50C
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Simetris : ya
b. Mata
68
Simetris : ya
Sklerea : putih
c. Hidung
Simetris : ya
d. Telinga
Simetris : ya
Simetris : ya
labiopalatoskiziz
f. Leher
g. Dada
Simetris : ya
h. Abdomen
Bentuk : simetris
i. Punggung
Bentuk : simetris
j. Ekstremitas
ANALISA
PENATALAKSANAAN
keadaan baik berjenis kelamin laki-laki, berat badan bayi 2900 gram, panjang
bayi 47 cm, lingkar kepala bayi 32 dan lingkar dada bayi 32, Ibu dan keluarga
ramuan lain pada tali pusat bayi dan membungkus umbilical klem
menggunakan kassa steril agar tidak melukai daerah sekitar tali pusat,
1% untuk mencegah terjadi infeksi pada mata bayi, Mengoleskan salep mata
dilakukan.
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
72
1. Antropometri
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
2. Tanda-tanda vital
Pernapasan : 48 x/menit
Suhu : 36,50C
3. Pemeriksaan fisik
tanda infeksi.
perlukaan.
Tali pusat : Bersih, tidak ada pendarahan tali pusat, tidak ada tanda-
4. Status nutrisi
5. Status eliminasi
ANALISA
73
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya, Ibu dan keluarga
2. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi agar tetap hangat,
3. Menggantikan popok dan kain bedong bayi yang basah karena bayi BAK,
Dilakukan.
4. Memeriksa keadaan tali pusat bayi, dikhawatirkan tali pusat bayi basah
terkena air seni bayi, Tali pusat bayi dan kassa pembungkus tali pusat dalam
5. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidur terus
menerus, bayi tidak mau menyusu, hipotermi (suhu bayi rendah), hipertermi
(suhu bayi terlalu tinggi), kulit dan mata bayi kuning, pendarahan pada tali
6. Memberitahu ibu dan keluarga besok pagi akan diperiksa kembali. Jika
SUBJEKTIF
75
OBJEKTIF
Tanda-tanda Vital
Pernafasan : 46 x/menit
Suhu : 36,50C
Antropometri
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
ANALISA
PENATALAKSANAAN
2. Memberutahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan diberikan imunisasi HB0
HB0 dengan dosis 0,5 ml di 1/3 paha kanan bagian luar, sudah dilakukan.
sekali tanpa batas waktu (on demand) dan tidak memberikan makanan apapun
seperti air putih, madu, buah-buahan sampai bayi berusia 6 bulan, Ibu dan
menjemur bayi bagian depan dan belakang bayi dibawah sinar matahari pagi
antara pukul 07.00-09.00 selama ±15-30 menit, Ibu bersedia dan akan
melakukannya.
5. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang cara merawat tali pusat bayi yaitu
dengan cara bersihkan tali pusat bayi setiap hari dan setiap kali terlihat kotor,
bersihkan tali pusat bayi dengan air hangat, setelah itu keringkan
menggunakan kain bersih dan kering, jaga agar tetap kering, jangan bubuhkan
betadine, alkohol atau ramuan-ramuan lain pada tali pusat bayi. Ibu
6. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu bayi tidur
terus menerus, bayi tidak mau menyusu, kulit dan mata bayi kuning, mata
bernanah, demam tinggi, gumoh, kejang, ada tarikan dinding dada, nafas
cepat >60 x/menit, pendarahan pada tali pusat, tali pusat bernanah atau
berbau. Jika terdapat salah satu tanda bahaya yang sudah dijelaskan segera
datang ke fasilitas kesehatan, Ibu mengerti dan tahu tanda bahaya pada bayi
baru lahir.
77
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Antropometri
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 33 cm
2. Tanda-tanda vital
Pernafasan : 46 x/menit
Suhu : 36,5 C
3. Pemeriksaan fisik
perlukaan.
Abdomen : Simetris, tali pusat sudah puput pada hari kelima, pusar
4. Status nutrisi
5. Status eliminasi
Bayi BAB 2-3 kali dalam sehari, warna BAB hitam, BAK 6-7 kali dalam
sehari.
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik, Ibu
2. Mengingatkan kepada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu
bayi tidur terus menerus, bayi tidak mau menyusu, suhu bayi terlalu tinggi
atau terlalu rendah, kejang, kuning, ada tarikan dinding dada, nafas cepat >60
menyusui bayinya karena kulit bayi sedikit kuning, jika kuningnya bertambah
mungkin.
79
4. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang ASI Ekslusif yaitu air susu ibu
yang diberikan kepada bayi sejak umur 0-6 bulan, bayi hanya diberikan ASI
saja tanpa makanan tambahan lainnya. Manfaat ASI Ekslusif yaitu dapat
sayang kepada bayi dan memperkuat ikatan batin ibu dan anak, ASI mudah
dicerna oleh bayi, ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh), IQ bayi
lebih tinggi, bayi yang diberikan ASI Ekslusif sampai 6 bulan akan
menurunkan resiko sakit jantung saat dewasa, menurunkan resiko diare dan
persiapan khusus), mengurangi biaya rumah tangga, bayi yang mendapat ASI
jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat, menyusui (ASI)
Hepatitis B, diberikan 1 kali pada usia 0-7 hari. Imunisasi BCG untuk
difteri (batuk rejan), pertusis dan tetanus, diberikan 3 kali yaitu pada usia 2,3
80
poliomyelitis, diberikan 4 kali yaitu pada usia 1,2,3 dan 4 bulan. Imunasi
kali yaitu pada usia 9 bulan, Ibu mengetahui macam-macam Imunisasi dasar
PEMBAHASAN
28 Februari 2022 – 01 Maret 2022 UOBL RSUD AL-MULK Kota Sukabumi dan
pada tanggal 08 Maret 2022 dilakukan kunjungan nifas dan kunjungan neonatus
Ny.A dimulai dari intranatal care, postnatal care, postnatal care, dan bayi baru
A. Persalinan
1. Kala II
Pada tanggal 28-02-2022 jam 19.55 WIB, ibu datang ke rumah sakit.
Ibu mulai merasakan mules yang teratur dan semakin kuat sejak pukul
18.30 WIB, dan sudah keluar lendir darah dan dilakukan dengan
normal, denyut jantung janin dalam keadaan baik, his ibu 4x dalam 10
Bayi lahir pukul 20.05 WIB langsung menangis. Saat melahirkan ibu
waktu <10 menit dari mulainya persalinan. Hal ini sesuai teori menurut
81
82
antara minggu ke-37 sampai ke-42. Dengan durasi maksimal 1 jam untuk
ergometrin, salep mata, infus set, perlengkapan ibu dan bayi sudah
2. Kala III
Pada pukul 20.08 WIB proses kala III (Pelepasan dan pengeluaran
IM. dan melakukan peregangan tali pusat dengan tangan kanan, dan
kali dalam 15 detik sampai kontraksi uterus baik setelah plasenta lahir.
lengkap. Hal ini sesuai dengan panduan APN JNPK-KR (2018) bahwa
3. Kala IV
robekan jalan lahir pada Ny. A dan di Kala IV ini juga dilakukan
pemantauan 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
kontraksi, kandung kemih, dan pendarahan. Hal ini sesuai dengan teori
B. Nifas
1. 2 jam postpartum
Pada tanggal 28-02-2-22 pada jam 22.05 WIB masa nifas Ny.A
mobilisasi dini seperti miring kanan miring kiri, menganjurkan ibu untuk
tanda bahaya nifas, memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK
dibawah pusat, lochea rubra berwarna merah tua terdiri dari darah dari
2. 6 Jam Postpartum
masa nifas Ny. A berlangsung normal diperoleh data ibu tidak ada
uterus baik, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kandung kemih
teori yang dikemukakan oleh Andin (2020). Bahwa tinggi fundus uteri
Mengingatkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK .Memberitahu ibu
3. 16 jam Postpartum
Pada tanggal 01-03-2022 pukul 16 jam postpartum ini masa nifas Ny.
keadaannya lebih baik dan sudah BAB dan BAK. Tanda-tanda vital dalam
batas normal, kontraksi uterus keras, tinggi fundus uterus 3 jari dibawah
pusat, kandung kemih kosong, dan lochea rubra. Asuhan yang diberikan
tidur bayi, Mengajarkan ibu untuk personal hygiene setelah ibu BAB dan
bahwa ibu sudah dianjurkan pulang karena ibu sudah dalam keadaan baik
dan sesuai data subjektif ibu, memberitahu dan mengajarkan ibu pijat
keluar dari saluran produksi ASI dan mengalir siap dihisap oleh bayi. Jika
ibu memiliki pikiran, perasaan dan emosi yang kuat, maka kemungkinan
4. 8 Hari Postpartum
Pada tanggal 08-03-2022 pukul 10.00 WIB saat kunjungan rumah hari
untuk mencegah terjadinya komlikasi pada ibu nifas, deteksi dini dan
Pada tanggal 28-02-2022 jam 20.05 WIB bayi lahir spontan dengan
kelamin laki-laki, menangis kuat, gerakan aktif, berat badan bayi 2900
87
gram, panjang bayi 47 cm, lingkar dada 33 cm dan lingkar kepala 33 cm.
Pada tindakan asuhan bayi baru lahir dilakukan dengan sesuai asuhan
(2018) bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan kulit
ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. IMD
yang berfungsi memproduksi ASI. Selain itu proses ini juga dapat
mengurangi angka kematian bayi baru lahir 22% dan masih banyak lagi
keadaan baik, berat badan 2900 gram, panjang bayi 48 cm, lingkar kepala
88
34 cm dan lingkar dada 33 cm, bayi sudah BAK dan BAB byai sudah di
susui. Adapun asuhan yang diberika yaitu : Memberitahu ibu untuk selalu
baru lahir seperti bayi terus menerus tidur, tidak mau menyusu, kulit dan
mata bayi kuning, pendarhan pada tali pusat, dan memberitahukan ibu dan
keluarga besok pagi akan diperiksa kembali. Hal ini sesuai dengan teori
dalam keadaan baik, bayi sudah BAB dan BAK, sudah menyusu, sudah
dipagi hari dan menjemur bayinya dibawah sinar matahari antara pukul
bayi baru lahir yaitu kulit dan mata bayi kuning, bayi tidak mau menyusu,
demam tinggi, kejang, dan ada tarikan dinding. Hal ini sesuai dengan teori
WIB. Tanda-tanda vital bayi dalam keadaan baik, tali pusat bayi sudah
puput pada hari ke 4, tidak ada tanda-tanda insfeksi, kulit bayi terlihat
89
sedikit kuning (ikterus), akan tetapi warna kuning pada bayi tersebut
normal bilirubin pada bayi baru lahir usia minggu pertama. Peninggian
kadar bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 serta mencapai puncaknya
pada hari ke-5 sampai ke-7, kemudian menurun pada hari ke 10-14. Untuk
memantau dan mewaspadai apakah warna kuning yang muncul pada kulit
bayi tersebut mengarah pada tanda bahaya bayi baru lahir atau tidak,
jika kulit bayi semakin kuning atau memburuk. Hal ini sesuai dengan
PENUTUP
A. Simpulan
Sukabumi dari mulai persalinan, nifas dan bayi baru lahir, pada tanggal 28-
5. Asuhan yang diberikan pada Ny.A sudah sesuai dengan kebutuhan, tidak
B. Saran
90
91
yang baik.
3. Bagi Ibu
Dinkes. RI. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kota Sukabumi. 2022.
Lail, Husnul Nurul. 2019. Modul Asuhan kebidanan komprehensif. Jakarta : LPU-
UNAS
Kemenkes RI. 2020. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jawa
Barat : Dinas Kesehatan. RI.2020
Kemenkes RI. 2021.Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta : Kementrian kesehatan
RI.2021
Kemenkes RI. 2021.Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta : Kementrian kesehatan
RI.2021
Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan kebidanan persalinan bayi baru lahir. Jakarta:
Kemenkes RI
92
Sutrisno,dr spog.2020. Ilmu Patograf. Jakarta : 2020
93
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 1 x 10 menit
Ibu mengetahu pengertian dari tanda bahaya pada bayi bar lahir.
Ibu mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
ii. Metode
iii. Media
Leafleat
DOKUMENTASI
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
https://journal.unimerz.com/index.php/mp
DOI: 10.37289/mp
2
¹Fakultas Keperawatan & Kebidanan, Universitas Megarezky, Indonesia, email: rismawati.megareski@gmail.com
Program Studi DIII Kebidanan, Fakultas Keperawatan & Kebidanan, Universitas Megarezky, Indonesia, email:
fadjriahohorella17@gmail.com
*Koresponden penulis
Is licensed under a
Creative Commons Attributions Share Artikel 4.0 International License
~
2 PENDAHULUAN
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi saat ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat
dunia. Inisiasi menyusu dini (IMD) terdapat kolostrum yang merupakan makanan yang
sangat tepat dan baik bagi bayi hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan pemberian ASI
sampai umur 2 tahun (Yusuf, 2019).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan program dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, berupa rangsangan awal yang dimulai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara dini dan diharapkan berlanjut hingga enam bulan pertama kehidupan bayi (Diba
Faisal et al., 2020). Dalam persiapan menyusui yang lebih baik, ibu hamil dapat
bergabung dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM) sehingga ibu bisa lebih
siap nantinya untuk menyusui bayinya (Apriastuti, 2016).
Melalui Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan
kolostrum yang terdapat didalam ASI. Bayi yang mendapat kesempatan IMD lebih dulu
mendapatkan kolostrum yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh neonatal
daripada yang tidak diberi kesempatan (Ilmiah & Keperawatan, 2018).
Pentingnya pemberian IMD merupakan salah satu cara dalam menyukseskan Kesehatan
bayi secara fisik dan psikis yang selama ini masih kurang diterapkan karena cenderung
mengabaikan IMD dengan anggapan bahwa putting mengandung kuman dan kotor pada
saat ibu bersalin (Fauziah Nasution, 2017).
Masalah yang menjadi penghambat pelaksanaan IMD tidak dilakukan diantaranya yaitu
kurangnya konseling oleh tenaga Kesehatan dan kurangnya praktek IMD, kepercayaan
keluarga yang masih kuat bahwa ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah
melahirkan sehingga menyusui sulit dilakukan, serta kurangnya kepedulian terhadap
pentingnya IMD (Kesehatan et al., 2020).
Proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir dilakukan sesaat setelah lahir
dengan kriteria bayi harus dalam keadaan sehat dan menangis, tali pusat telah dipotong
dan badan bayi telah dilap dengan menggunakan kain hangat dengan tetap
mempertahankan verniks. Bayi dalam keadaan telanjang diletakkan didada ibu dengan
posisi tengkurap, kemudian bayi dibiarkan untuk mencari putting susu ibunya (Siahaan &
Panjaitan, 2020).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan, tetapi
pada usia 30 menit harus di susukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi
untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan juga guna
mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI. Apabila bayi tidak menghisap puting
susu pada setengah jam setelah persalinan, Prolaktin (hormon pembuat ASI) akan turun
dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih
dan memperlambat pengeluaran kolostrum (Adam et al., 2016).
IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya menurunkan angka kematian
bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan bakteri aman
yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat kadar glukosa bayi lebih
baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan intensitas ikterus karena
pengeluaran mekonium yang lebih dini. Sementara bagi ibu manfaat IMD antara lain
membuat jalinan kasih sayang ibu dan bayi, ibu merasa lebih tenang, membantu kotraksi
uterus, mengurangi risiko perdarahan dan mempercepat pengeluaran plasenta (Lestari,
2019).
3 METODE PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan ini berlangsung pada tanggal 22 Mei 2021 pukul 09.00 Wita sampai
12.00 Wita di Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar dengan jumlah responden ibu
hamil sebanyak 16 orang. Kegiatan pengabdian yang dilakukan berupa penyuluhan
kepada ibu hamil tentang pentingnya melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
colostrum pada bayi dan ibu. Tahap pertama, sebelum penyuluhan dilakukan, terlebih
dahulu ibu diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang IMD
dan colostrum (pre). Tahap kedua, melakukan penyuluhan dengan menggunakan Power
point dan membagikan leaflet pada ibu. Tahap ketiga, membagikan kembali kuesioner
kepada ibu untuk mengethui tingkat pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan.
Dari hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan Uji Paired Sampel Test
dengan jumlah responden sebanyak 16 orang mengalami peningkatan yang dapat
dilihat dari nilai rata-rata pre-test penyuluhan yaitu 42,50 dan nilai rata-rata post-
test penyuluhan 67,50. Sehingga nilai p-value = 0,000.
Is licensed under a
Creative Commons Attributions Share Artike 4.0 International LIcense
~
Gambar 1. penyuluhan
5 B. Pembahasan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) memberikan kesempatan pada bayi baru lahir untuk
menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya, karena sentuhan bayi
melalui refleks hisapnya yang timbul mulai 30-40 menit setelah lahir akan
menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk memproduksi hormone
prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi (Siahaan & Panjaitan, 2020).
Dalam hal pemahaman pelaksanaan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) peran
orang tua dan keluarga, khususnya ibu menjadi sangat penting. Pengetahuan,
kepercayaan dan perilaku seorang ibu akan berpengaruh terhadap proses inisiasi
menyusui dini, sehingga dapat mempengaruhi status kesehatan anaknya. Masalah
pemahaman, pengertian dan ketepatan ibu dalam program inisiasi menyusui dini
tidak akan menjadi halangan yang besar jika ibu mempunyai pengetahuan, sikap dan
perilaku yang baik (Apriastuti, 2016).
Inisiasi menyusu dini merupakan tahapan awal dimana bayi yang telah melewati
masa bersalin akan mengenal asupan berupa air susu ibu. Pemahaman yang baik
terkait IMD bukan hanya dipengaruhi oleh status Pendidikan ibu yang tinggi, tetapi
juga karena ibu selalu terpapar melalui sosialisai, penyuluhan dan pelatihan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan (Adam et al., 2016).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
Kesuksesan dalam pelaksanaan IMD sangat bermanfaat bagi ibu maupun bayi.
Manfaat yang luar biasa bagi ibu setelah melakukan IMD terutama dalam produksi
hormon oksitosin dan prolaktin, stimulasi hormon oksitosin akan merangsang
kontraksi uterus sehingga dapat menghindari terjadinya perdarahan pasca
persalinan, merangsang pengeluaran colostrum dan produksi ASI. Bagi bayi, IMD
tidak kalah memiliki banyak manfaat antara lain dengan adanya kontak kulit antara
ibu dan bayi akan berdampak pada kestabilan temperatur tubuh dan sistem
pernafasan, pola tidur akan
lebih baik, bayi merasa lebih nyaman karena hubungan psikologis ibu dan bayi
terbentuk sejak awal (Ningsih, 2021).
6 KESIMPULAN
Pengetahuan tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir
merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan IMD pada ibu post partum
sehingga perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan.
7 DAFTAR RUJUKAN
Adam, A., Bagu, A. A., & Sari, N. P. (2016). Pemberian Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi
Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(2), 76.
https://doi.org/10.33490/jkm.v2i2.19
Apriastuti, D. A. (2016). Jurnal Kebidanan hubungan pengetahuan penayangan video imd
dengan relationship knowledge video views imd with attitude pregnant. VIII(01),
84–93.
Diba Faisal, A., Serudji, J., & Ali, H. (2020). Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(4), 1–9. https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1092
Fauziah Nasution. (2017). Inisiasi Menyusu Dini dan Bounding Attachment dalam
Peningkatan Kesehatan Secara Fisik dan Psikis. Jurnal Jumantik, 2, 40–42.
Ilmiah, J., & Keperawatan, B. (2018). Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR). 1(2).
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
Kesehatan, P., Pertiwi, B., Bulan, U., & Kunci, K. (2020). Jurnal Kesehatan Pertiwi. 2,
88–94.
Lestari, M. (2019). Faktor Terkait Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Postpartum di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan, 3(1), 17–24. https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.1228
Siahaan, J. M., & Panjaitan, M. (2020). Simulasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Wilayah
Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Sibolangit tahun 2020. Jurnal Pengabdian
Masyarakat (Kesehatan), 2(1), 12–17.
Is licensed under a
Creative Commons Attributions Share Artike 4.0 International LIcense
Yusuf, K. (2019). Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 3(1), 33.
https://doi.org/10.22487/j26227622.2019.v3.i1.12118
1,2
Jurusan Sarjana Kebidanan , Universitas Islam Sultan Agung , Indonesia
Email: elisnurainun@std.unissula.ac.id
Kata Kunci: Latar Belakang: ASI eksklusif sangat disarankan untuk diberikan pada bayi
Pijat Oksitosin, Produksi baru lahir sampai usia enam bulan dan tanpa adanya
pendamping ASI. Keluarnya
ASI, Ibu Nifas ASI yang lancar pada ibu menyusui merupakan kebutuhan yang sangat
penting untuk memenuhi nutrisi bayi, ASI merupakan
nutrisi terbaik bagi bayi untuk mencegah infeksi dan
beberapa penyakit lainnya. Pada ibu nifas, keadaan
emosinya dinilai masih belum stabil dan berkaitan dengan
refleks oksitosin. Presentase keadaan emosi ibu berkaitan
dengan refleks oksitosin yang dapat mempengaruhi
produksi ASI sekitar 80% sampai 90%. Tujuan: untuk
mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI pada ibu nifas. Metode: Artikel ini menggunakan
metode studi tinjauan pustaka dari jurnal ilmiah dengan
penuntun kata kunci. Jurnal ilmiah yang terseleksi
sejumlah 8 jurnal, masing-masing jurnal mewakili satu
pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI dan
memberi informasi yang bervariatif. Hasil: Pijat oksitosin
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pemijatan dilakukan
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang
costae kelima keenam, pijat oksitosin merupakan usaha
untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah
melahirkan. Kesimpulan : Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan adalah pijat oksitosin efektif untuk produksi ASI.
Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI,
karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi ASI
sebelum dan sesudah perlakuan.
oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu didapatkan sebanyak 8 artikel nasional
nifas. Kata kunci yang dipakai untuk yang direview. Jurnal yang ditemukan
penelusuran literatur adalah “Pijat kemudian dispesifikkan berdasarkan
Oksitosin”, “Produksi ASI”, “Ibu Nifas”. kriteria inklusi dan eksklusi yaitu: IC1=
Cara yang digunakan dalam mencari jurnal dipublikasikan dalam berbahasa
artikel yaitu dengan menggunakan indonesia, IC2= artikel dipublikasikan
bahasa Indonesia yang relevan. Artikel dalam rentang waktu 2016-2020, IC3=
yang didapat direview untuk jenis penelitian kuantitatif, IC4= jurnal
memperoleh artikel yang sesuai dengan tidak duplicate yang diterbitkan dari
kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria Google Scholar dan DOAJ. Setelah
inklusi pada pencarian artikel yaitu disesuaikan berdasarkan IC1-IC4 maka
dipilih berdasarkan tahun terbit dimulai artikel yang tersisa adalah 22. Kemudian
dari tahun 2016 sampai tahun 2020 dan reviewer melakukan IC5 berupa
subjek merupakan ibu nifas normal. penyeleksian berdasarkan kesesuaian
Kriteria eksklusi pada pencarian artikel judul artikel dan abstrak dengan tujuan
yaitu dipilih berdasarkan variabel dari sistematik review ini yaitu memiliki
penelitian, variabel tidak boleh konten utama menyelidiki pengaruh
membandingkan dengan variabel lain. pijat oksitosin terhadap produksi ASI
Pencarian dilakukan sesuai dengan kata pada ibu nifas. Sehingga dipilih 8 jurnal
kunci dan didapatkan artikel yang yang akan dianalisis. Diagram Alur
mendekati kriteria sebanyak 39, seleksi sistematik review dapat dilihat di
penyaringan dilakukan berdasarkan gambar 1 pada lampiran.
kriteria inklusi dan eksklusi dan
11 HASIL
Dari 6 artikel yang terpilih, penelitian dilakukan di Indonesia.
Seluruh artikel yang dianalisis jenis
penelitiannya adalah dengan
pendekatan kuantitatif dan semua
penelitian menggunakan metode
pretest
dan postest pada ibu nifas. Adapun strategi
pencarian literature dapat dilihat pada
gambar 1.
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
Pencarian Literatur
Basis data : Google Scholar dan DOAJ
13 PEMBAHASAN
Dari hasil literature review yang telah dipaparkan semua artikel menjelaskan hasil
penelitian adanya pengaruh yang signifikan antara pijat oksitosin terhadap produksi ASI.
Pijat oksitosin merupakan cara alternatif untuk mengurangi keadaan emosional ibu yang
tidak stabil. keadaan tersebut dapat membantu dalam proses pengeluaran ASI. Semua
artikel menjelaskan hasil penelitian tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI pada ibu nifas sehingga dapat digunakan sebagai dasar review jurnal penelitian. Dari
kelima jurnal yang digunakan untuk mereview tiga diantaranya menggunakan metode
pre-eksperimental dan dua menggunakan quasi eksperimen.
Hasil penelitian rata-rata sebelum di lakukan perlakuan dan sesudah dilakukan pijat
oksitosin terdapat peningkatan produksi ASI. Pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu
postpartum dapat meningkatkan produksi ASI karena dapat memicu pengeluaran
hormon oksitosin yang sangat penting dalam pengeluaran ASI. Ketika dilakukan pijat
oksitosin maka oksitosin akan memicu sel-sel myopitel yang mengelilingi alveoli dan
duktus untuk berkontraksi sehingga mengalirkan ASI dari alveoli (pabrik susu) ke duktus
menuju sinus dan puting susu sehingga terjadi pengeluaran ASI dan produksi ASI
meningkat (Saputri et al., 2019).
Pijat oksitosin juga mudah dilakukan dengan gerakan yang tidak terlalu banyak sehingga
dapat diingat oleh keluarga untuk dilakukan dan tak membutuhkan waktu yang lama.
Dukungan dari suami dan keluarga juga berperan penting dalam menyusui. Salah satu
wujud dukungan tersebut dapat dilihat dari suami dan keluarga menyetujui untuk
melakukan pijat oksitosin sehingga ibu dapat termotivasi untuk menyusui bayinya serta
adanya anggota keluarga yang bersedia membantu melakukan pekerjaan rumah yang
biasa dilakukan ibu (Asih, 2017).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Latifah (2015), yang menyatakan bahwa melakukan
perawatan payudara atau breast care dapat meningkatkan produksi ASI jika dilakukan
pada ibu nifas, cara tersebut bertujuan untuk melancarkan peredaran darah dan
mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga pengeluaran ASI lancar. Selain
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk memperlancar produksi ASI yaitu dengan
melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan pijat yang dilakukan untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Pijat ini dilakukan pada
tulang belakang dengan pemijatan dimulai dari tulang belakang servikal (cervikal
vertebrae) sampai tulang belakang torakalis dua belas. Fungsi dari pijat oksitosin yaitu
untuk meningkatkan hormon oksitosin dan ibu menjadi rileks setelah dilakukan
pemijatan. Pijat oksitosin dapat memperlancar pengeluaran ASI dan meningkatkan
produksi ASI dengan cara mengurangi tersumbatnya saluran produksi ASI (Latifah &
Wahid, 2015).
14 PENUTUP
Berdasarkan hasil literature review dari delapan artikel dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara pijat oksitosin terhadap produksi ASI. Pijat
oksitosin merupakan cara alternatif untuk mengurangi keadaan emosional ibu yang
tidak stabil. keadaan tersebut dapat membantu dalam proses pengeluaran ASI. Semua
artikel menjelaskan hasil penelitian tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI pada ibu nifas sehingga dapat digunakan sebagai dasar review jurnal penelitian. Dari
kedelapan jurnal yang digunakan untuk mereview empat diantaranya menggunakan
metode preeksperimental dan empat menggunakan quasi eksperimen.
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan literature review selanjutnya adalah
sebaiknya database yang digunakan lebih banyak sehingga bisa mendapatkan artikel
yang lebih lengkap dan baik, serta batasan tahun pencarian artikel dengan kata kunci
yang ditetapkan adalah lima tahun terakhir agar literature lebih update.
15 DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA
Volume 138 Nomor 1, Januari 2021, hlm 20-26
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
Asih, Y. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas. Jurnal
Keperawatan, 12.
Dahniarti, D. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Postpartum Di Puskesmas Woha Bima Tahun 2017.
Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(2).
Delima, M., Arni, G., & Rosya, E. (2016). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan
Produksi ASI Ibu Menyusui Di Puskesmas Plus Mandiangin. Jurnal Ipteks
Terapan, 9(4), 283–293.
https://doi.org/10.22216/jit.2015.v9i4.1238
Fara, Y. D., & Mayasari, A. T. (2020). Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan
produksi ASI ibu postpartum, 2(2), 269–276.
Italia, & Yanti, M. S. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu
Postpartum di BPM Meli R. Palembang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Dan
Pembangunan, 9(17). https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.931
Kartini, Ajeng, A., & Suaningsih, F. (2020). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Peningkatan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Balaraja. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Indonesia, 3(1), 18–30. Kemenkes. (2018). Profil Kesehatan Indonesia.
Latifah, J., & Wahid, A. (2015). Perbandingan Breast Care Dan Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal. Perbandingan Breast Care Dan Pijat
Oksitosin DK, 3(1), 34–43.
Magdalena, M., Auliya, D., Usraleli, U., Melly, M., & Idayanti, I. (2020). Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Rawat Jalan Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
20(2),
344. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.939
Mardiyaningsih, E., Setyowati, & Sabri, L. (2011). Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet
Dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu Post Seksio Di Rumah Sakit Wilayah
Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, 6(1), 56–61.
Saputri, I. N., Ginting, D. Y., & Zendato, I. C. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi Asi Pada Ibu Postpartum. Jurnal Kebidanan Kestra, 2(1).
LEMBAR KONSULTASI
PENDIDIKAN