Anda di halaman 1dari 67

SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI


TERHADAP PENGETAHUAN CATIN DALAM PERSIAPAN
PRA NIKAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKADAMI
TAHUN 2022

OLEH

Disusun oleh:
Ai Sariningsih
200603225

PRODI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini diajukan oleh


Nama : Ai Sariningsih
NIM : 200603225
Program Studi : S1 Kebidanan
Judul Skripsi : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap
Pengetahuan Calon Pengantin dalam Persiapan Pranikah
Di wilayah Kerja Puskesmas SukadamiTahun 2022

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan


Reproduksi Terhadap Pengetahuan Calon Pengantin Dalam Persiapan Pranikah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukadami Tahun 2022” adalah karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : April 2022

Yang Menyatakan

Materai Rp.10.000

(Ai Sariningsih)

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap


Pengetahuan calon Pengantin Dalam Persiapan Pranikah
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadami Tahun 2022

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dipertahankan dan siap diujikan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Program S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara

Jakarta, April 2022

Pembimbing

Nofa Anggraini, SST., M.Kes


NIDN: 0306118305

Diketahui
STIKES Abdi Nusantara
Ketua

Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS


NIDN : 0309067403

ii
PERNYATAAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Ai Sariningsih
NIM : 200603225
Program Studi : S1 Kebidanan
Judul Skripsi : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap
Pengetahuan Calon Pengantin dalam Persiapan Pranikah
Di wilayah Kerja Puskesmas SukadamiTahun 2022

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana pada Program
Studi Kebidanan, STIKes Abdi Nusantara.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : (……………….……)

Penguji I : (……………….……)

Penguji II : (……………….……)

Ditetapkan di :

Tanggal :

iii
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP
PENGETAHUAN CALON PENGANTIN DALAM PERSIAPAN
PRANIKAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKADAMI TAHUN
2022

AI SARININGSIH
Program Studi S1 Kebidanan STIKES Abdi Nusantara
Email: ai.sariningsih02@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan : Program persiapan pranikah yaitu Screening Pranikah dan Prakonsepsi
menjadi penting dalam perencanaan kehamilan agar kehamilan dapat berjalan dengan
baik. Sayangnya kesadaran akan hal ini masih sangat rendah, sehingga angka kesakitan
dan komplikasi kehamilan masih sangat tinggi dikarenakan kurangnya pengetahuan
kesehatan reproduksi calon pengantin. Bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan
anak memiliki peran dalam memberikan edukasi tentang perencanaan kehamilan pada
calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah. Dengan kesehatan reproduksi yang
telah disiapkan semenjak pranikah diharapkan dapat menurunkan kehamilan yang tidak
diinginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin,
maupun nifas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan
reproduksi terhadap pengetahuan catin dalam persiapan pra nikah di wilayah kerja
Puskesmas Sukadami Kecamatan Cikarang Selatan pada tahun 2022.
Metode: Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan jenis penelitian pre
eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Cara pengumpulan
data penelitian menggunakan data primer yang di ambil langsung dari responden dengan
menggunakan kuisioner dengan jumlah sample 52 Responden. Penelitian ini dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Sukadami Kecamatan Cikarang Selatan.
Hasil : Hasil analisis data menunjukan bahwa dari 52 responden yang diteliti, ditemukan
responden dengan pengetahuan kesehatan reproduksi kategori baik sebanyak 33 orang
(63,46%), Pengetahuan Cukup ada 16 orang (30,77%) dan yang pengetahuan Kurang ada
3 orang (5,77%). Hasil uji t menunjukan bahwa ada perbedaan yang significant terhadap
pengetahuan kesehatan reproduksi calon pengantin dalam persiapan pra nikah di wilayah
kerja Puskesmas Sukadami sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan (p-value =
0,001).
Saran : Pihak pemerintah khususnya Kecamatan Cikarang Selatan berperan aktif
bersama Puskesmas secara berkala memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada
calon pengantin dalam Persiapan Pra Nikah untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan
reproduksi calon pengantin
Kata Kunci : Penyuluhan, Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi.
Daftar Bacaan: 19 (2012-2022)

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga dapat terselesaikannya skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Calon

Pengantin Dalam Persiapan Pranikah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadami

Tahun 2022”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Kebidanan (S.Bd) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Abdi Nusantara Jakarta.

Dalam penulisan Skripsi ini peneliti mendapat bantuan dari berbagai

pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

A. Bapak dr. H. RM. Adi pranaya, MARS, MKK, sebagai Kepala Puskesmas

Sukadami, yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian.

B. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, MPd, sebagai Ketua Yayasan Abadi

Nusantara Jakarta.

C. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta

D. Ibu Mariyani, M. Keb, selaku Ketua Program Studi S-1 Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.

E. Ibu Nofa Anggraini, SST., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan, dorongan dan pengarahan kepada penulis

dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnan skripsi ini.

v
F. Para Dosen dan seluruh staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara

Jakarta.

G. Suami yang selalu memberikan doa dan dukungan terhadap saya.

H. Teman-teman seperjuangan S1 Kebidanan yang semakin kompak dalam

memberikan dukungan dan semangat baik disaat suka maupun duka selama

penyusunan skripsi ini.

I. Para responden yang telah bersedia terlibat dalam penelitian ini dan

membentu peneliti memberikan informasi tentang tema yang peneliti kaji.

Peneliti menyadari akan kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam

penyusunan skripsi ini, maka dengan lapang dada peneliti menerima segala kritik

dan saran yang membangun guna kemajuan bagi peneliti, semoga hasil karya ini

dapat memberikan manfaat dan mohon maaf bila terdapat banyak sekali kesalahan

selama proses penelitian ini berjalan. Akhir kata semoga Allah SWT selalu

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua, Amin YRA.

Jakarta, April 2022

Ai Sariningsih

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS..............................................i

PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................ii

PERNYATAAN PENGESAHAN .............................................................iii

ABSTRAK .................................................................................................iv

KATA PENGANTAR .................................................................................v

DAFTAR ISI .............................................................................................vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................ix

DAFTAR SKEMA ......................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................1


1.2 Kebaharuan Penelitian ...............................................................3
1.3 Rumusan Masalah .....................................................................5
1.4 Pertanyaan Penelitian ................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian .....................................................................6
1.7 Ruang Lingkup ..........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pra Nikah ...................................................................................8


2.2 Pengetahuan ............................................................................11
2.3 Reproduksi ..............................................................................19
2.4 Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan ....30
2.5 Kerangka Teori ........................................................................31

vii
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................32


3.2 Definisi Operasional ...............................................................32
3.3 Hipotesis ..................................................................................32
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain dan Jenis Penelitian .......................................................33


4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................34
4.3 Populasi dan sample ...................................................................34
4.4 Etika Penelitian ..........................................................................34
4.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................36
4.6 Pengolahan Data ........................................................................36
4.7 Tehnik Analisi Data ...................................................................37
BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Proses Penelitian ........................................................................40


5.2 Analisis Univariat .....................................................................40
5.3 Analisis Bivariat ........................................................................42
BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Univariat ....................................................................................43


6.2 Bivariat .......................................................................................46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ................................................................................50


7.2 Saran ..........................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................53

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................32


Tabel 5.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin
Sebelum diberikan Penyuluhan di Puskesmas Sukadami Desa Sukadami
Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2022 ..............................41
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin
Sesudah diberikan Penyuluhan di Puskesmas Sukadami Desa Sukadami
Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2022 ..............................42
Tabel 5.3 Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap
Pengetahuan Calon Pengantin Di Puskesmas Sukadami Kecamatan Cikarang
Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2022 .................................................................43

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................31


Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................32
Bagan 4.1 Desain Penelitian .............................................................................33

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesiapan menikah terdiri atas kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia,

seksual dan finansial (Sari, dkk, 2013). Salah satu indikasi bahwa calon

pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan reproduksinya berada pada

kondisi yang baik (Kemenkes, 2015). Dengan kesehatan reproduksi yang telah

disiapkan semenjak pranikah dapat menurunkan kehamilan yang tidak

diinginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil,

bersalin, maupun nifas. Oleh karena itu , program persiapan pranikah menjadi

penting dalam perencanaan kehamilan. Dengan demikian, bidan sebagai

ujung tombak kesehatan ibu dan anak memiliki peran dalam memberikan

edukasi tentang perencanaan kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan

kebidanan pranikah.

Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan (akad)

perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.

Imbuhan kata pra yang memiliki makna sebelum, sehingga arti dari kata

pranikah adalah sebelum menikah atau sebelum adanya ikatan perkawinan

(lahir batin) antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri (Setiawan,

2017).

Berdasarkan UU No.35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No.23

tahun 2002 tentang perlindungan anak, usia kurang dari 18 tahun masih

tergolong anak-anak. Oleh karena itu, BKKBN memberikan batasan usia

1
2

pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untk pria. Selain itu, umur

ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi

wanita dan umur 25-30 tahun bagi pria (BKKBN, 2017). Sedangkan,

pasangan yang akan melangsungkan pranikah/akad perkawinan disebut calon

pengantin (Setiawan, 2017).

Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun masa

prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah. Perencanaan

kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui

perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah

satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal.

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk

mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat

dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga

(Nurul, 2013)

Screening Pranikah dan Prakonsepsi merupakan sesuatu yang sangat

penting agar kehamilan dapat berjalan dengan baik. Sayangnya kesadaran

akan hal ini masih sangat rendah, sehingga angka kesakitan dan komplikasi

kehamilan masih sangat tinggi. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau

hamil khususnya pada wanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian

ibu dan anak. Screening Pranikah dan Prakonsepsi memiliki banyak

keuntungan, antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis,

pengkajian kesiapan psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan.


3

Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sukadami

terhadap 10 orang calon pengantin didapatkan hasil 30% dengan pengetahuan

baik, 30% pengetahuan cukup dan 40% pengetahuan kurang mengenai

persiapan pranikah.

Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan Catin dalam

Persiapan Pranikah di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadami Kecamatan

Cikarang Selatan pada Tahun 2022”

1.2 Kebaharuan Penelitian

Menurut Penelitian Amalia dan Siswantara (2018) dalam penelitiannya

tentang Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi di Kota Surabaya,

sebanyak 62,5% responden memiliki pengetahuan kurang sebelum

penyuluhan dan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup

setelah penyuluhan yaitu sebanyak 59,3%. Rata-rata nilai responden yang

menjawab benar mengalami peningkatan yaitu 50,62 sebelum penyuluhan

menjadi 66,25 setelah penyuluhan, sehingga terdapat perbedaan yang

bermakna pengetahuan calon pengantin sebelum dan sesudah dilakukan

penyuluhan, dengan nilai mean sebesar 15,625 dan nilai p-value 0,031 atau

kurang dari 0,05.

Menurut penelitian Dewi Susanti, dkk. 2018, dengan judul “Pengaruh

Pedidikan Kesehatan Pranikah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Calon

Pengantin Di Lubuk Begalung Padang” Hasil penelitian terhadap 38 calon

pengantin menunjukan bahwa 31,6% responden berpengetahuan rendah


4

sebelum pendidikan pranikah dan 97,4% berpengetahuan tinggi setelah

pendidikan pranikah, 76,3% bersikap negative sebelum pendidikan pranikah.

Ada pengaruh pendidikan pranikah tehadap pengetahuan dan sikap calon

pengantin ( p value 0,001 dan 0,013)

Menurut penelitian Dheny Rohmatika1, Aris Prastyoningsih 2 , Eni

Rumiyati 3 Universitas Kusuma Husada Surakarta (2020) dengan judul

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Pemberian Buku Saku

Perkasa (Persiapan Keluarga Sehat) Terhadap Kesiapan Menikah Calon

Pengantin, menunjukkan bahwa hasil dari pre tes sebelum di berikan bukau

saku pada calon pengatin terhadap kesiapan menikah didapatkan hasil siap

sebanyak 19 orang (52,8%), dan 17 orang (47,2%) sangat siap. Dan hasil dari

post tes sebelum di berikan bukau saku pada calon pengatin terhadap kesiapan

menikah didapatkan hasil siap sebanyak 3 orang (8,3%), dan 33 orang (91,7%)

sangat siap. Dari hasil penelitian dengan uji wilcoxon test. yang hasilnya nilai

z -2,828 dan signifikansi p 0,005 (p>0.050) jadi dapat disimpulkan ada

perbedaan signifikan sebelum dan sesuah intervesi pemberian buku saku

PERKASA pada calon pengantin (Catin) untuk kesiapan menikah.

Berdasarkan hasil telaah terhadap jurnal-jurnal penelitian tersebut diatas,

maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap

peningkatan pengetahuan calon pengantin dengan penyuluhan menggunakan

lembar balik kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin dan

pemberian media leaflet.

1.3 Rumusan Masalah


5

Rumusan masalah yang akan diteliti adalah masih kurangnya pengetahuan

calon pengantin terhadap kesehatan reproduksi dalam persiapan pranikah di

Puskesmas Sukadami

1.4 Pertanyaan Penelitian

Adakah pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan

Catin dalam Persiapan Pranikah di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadami ?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap

pengetahuan catin dalam persiapan pra nikah di wilayah kerja Puskesmas

Sukadami Kecamatan Cikarang Selatan pada tahun 2022.

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi catin

sebelum diberikan penyuluhan.

b. Diketahuinya tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi catin setelah

diberikan penyuluhan.

c. Diketahuinya pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi

terhadap pengetahuan catin di wilayah kerja Puskesmas Sukadami.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada

calon pengantin mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi dalam

persiapan pranikah agar calon pengantin dapat mempersiapkan diri,


6

memperhatikan perkembangan kesehatan dan dapat menjaga serta

mendeteksi penyakit sedini mungkin.

1.6.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat

untuk mendorong keperduliannya terhadap kesiapan pranikah dalam

mendeteksi penyakit sedini mungkin, serta bermanfaat bagi calon

pengantin ketika nantinya hamil saat sudah melaksanakan pernikahan.

1.7 Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini yang akan teliti yaitu Pengetahuan Calon Pengantin

tentang Kesehatan Reproduksi, karena masih kurangnya Pengetahuan Calon

Pengantin terhadap Kesehatan Reproduksi dalam Persiapan Pranikah. Adapun

tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Puskesmas Sukadami

Kec.Cikarang Selatan Kab.Bekasi. Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan

Februari s/d Maret 2022. Penelitian ini dilakukan pada Semua Calon

Pengantin yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Sukadami, dengan

cara memberikan Kuesioner pada Calon Pengantin Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan dalam rangka untuk meningkatkan Pengetahuan Calon Pengantin

mengenai Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pra Nikah

Pra nikah tersusun dari dua kata yaitu “pra” dan “nikah”, kata “pra”

sebagaimana yang tercantum di dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” ialah

sebuah awalan yang memiliki makna “sebelum”.2 Sedangkan kata “nikah”

diartikan di dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” ialah sebagai sebuah

ikatan atau perjanjian (akad) perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang

perempuan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum Negara dan

agama.

Menurut UUD No.1 tahun 1974 pengertian Pra Nikah adalah ikatan lahir

batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai seorang istri dengan

tujuan membentu keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa.

Screening Pranikah dan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan

pada perempuan sebelum menikah dan terjadi konsepsi. Screening pranikah

dan prakonsepsi adalah asuhan yang diberikan sebelum kehamilan dengan

sasaran mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia

hamil. Wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan yang besar untuk

memiliki bayi yang sehat. Idealnya setiap kehamilan adalah hal yang

terencana dan setiap bayi yang berada di lingkungan yang sehat.

Screening pranikah dan prakonsepsi idealnya dilakukan 6 bulan sebelum

dilangsungkannya pernikahan. Namun dapat dilakukan kapanpun selama

7
8

pernikahan belum berlangsung. Hal ini bermanfaat apabila saat screening

ditemukan penyakit menular seksual bisa segera diobati sebelum pernikahan.

Persiapan sikologis pranikah:

1. Persiapan mental menuju pernikahan

2. Rencana setelah menikah (kebutuhan KB)

3. Mengkaji dukungan dari keluarga terhadap pernikahan

4. Pembacaan hasil pemeriksaan

5. Mengkaji respon pasangan setelah dilakukan screening

Pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan pada saat screening

pranikah dan prakonsepsi :

1. Pemeriksaan kadar gula, untuk mendeteksi penyakit diabetes mellitus

2. Pemeriksaan urine dan tinja lengkap untuk mendeteksi penyakit pada ginjal

atau yang berhubungan dengan saluran kemih

3. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus

4. Pemeriksaan hematologi atau hemoglobin untuk mendeteksi kelainan atau

penyakit darah

5. Pemeriksaan HBsAG untuk mendeteksi peradangan hati

6. Pemeriksaan infeksi saluran reproduksi/infeksi menular seksual seperti, sifilis,

gonorhea, human immunodevicnc virus (HIV)

7. Pemeriksaan Torch unruk mendeteksi infesi yang disebabkan oleh parasit

toxoplasma, virus rubella dan citomegalo yang mungkin menyerang wanita di

masa kehamilan
9

8. Melakukan vaksin TT (disertai penjelasanmengenai vaksin yang lain seperti

HPV, Hepatitis B dan Ribella)

9. Konseling mengenai kontrasepsi

Upaya kesehatan pada pasangan pranikah (menurut pratiwi, 2011)

1. Upaya promotif

a. Penyuluhan tentang gizi pranikah

b. Sex education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan

pranikah agar hubunganya tetap harmonis. Seperti pendidikan tentang

kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit menular Seksual), Cara dan waktu

berhubungan yang sehat dll.

c. Personal hygen

2. Upaya Preventif

a. Pemeriksaan papsmir

Untuk mendeteksi kanker serviks (pada orang dengan seksual aktif)

b. Pemeriksaan Hematologi

Tujuanya untuk mendeteksi kelainan darah seperti HIV. TB, Virus rubella,

Virus Toxoplasma.

c. Imunisasi Catin

Imunisasi bertujuan untu mencegah pasangan terutama wanita agar tidak di

serang virus clostridium tetani, apabila nanti wanita tersebut hamil dan

terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak mudah mengalami

infeksi dan pendarahan post partum.


10

3. Upaya Kuratif

a. Pengobatan Torch dan kanker serviks [ada wanita yang akan menikah

dengan memberikan pengobatan secara intensif

b. Meyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan

berarti tidak dapat menikah

c. Perbaikan nutrisi pasangan pranikah untuk memperbaiki tingkat kesuburan

pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.

4. Upaya rehabilitatif

Pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan

diri pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai pasangan nantinya.

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebaga inya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan

indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2017).


11

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2017), mengatakan tingkat pengetahuan

mencakup 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui

atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus

dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau


12

memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain,

sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

2.2.3 Cara memperoleh ilmu pengetahuan

Ada 2 cara memperoleh pengetahuan yaitu :

a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis.

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara yang paling tradisional ini pernah digunakan oleh

manusia dalam memperoleh pengetahuan. Cara ini telah dipakai

orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya


13

peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin- pemimpin

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang menerima

mempunyai yang dikemukan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu kebenarannya baik berdasarkan fakta

empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

5) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat dapat menemukan teori atau kebenaran. Dengan

pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut

banyak orang untuk mendisiplinkan.


14

6) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanda melalui proses penalaran

atau berpikir akan tetapi sukar dipercaya karena tidak menggunakan

cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran yang

berdasarkan suara hati atau bisikan hati saja.

7) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi. Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan melalui

pernyataan-pernyataan khusus ke umum. Deduksi adalah proses

pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

8) Induksi

Berpikir induksi adalah pembuatan kesimpulan berdasarkan

pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra yang

kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkin

seseorang untuk memahami suatu gejala beranjak dari hal-hal yang

konkret kepada hal-hal yang abstrak.

9) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Didalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa


15

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu atau

berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai

pengetahuan yang khusus.

b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian

(research methodology).

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2017) pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal :

1) Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang

tinggi didukung minat yang cukup bagi seseorang sangatlah

mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa

yang diinginkan.

2) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan, atau sebagai suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara


16

mengulang kembali pengalaman yang telah diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.

3) Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang telah diperolehnya, tetapi pada usia

tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan untuk menerima dan

mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Faktor eksternal:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan

bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju pada kedewasaan.

2) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer atau sekunder, keluarga

dengan status ekonomi lebih baik mudah tercukupi dibanding

dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan

mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan

sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

3) Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu

hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal baru tersebut. Meskipun seseorang memiliki


17

pendidikan rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang cukup

baik dari berbagai media maka hal itu dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pengetahuan kita karena lingkungan

memberi pengaruh pengaruh pertama bagi seseorang dapat

mempelajari hal positif atau hal negative tergantung dari

lingkungannya. Di dalam lingkungan inilah seseorang akan

mendapatkan pengalaman yang akan mempengaruhi cara

berfikirnya.

2.2.5 Cara pengukuran pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2017) mengatakan pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara

langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan- pertanyaan tertulis atau

angket.

Untuk mengukur tingkat pengetahuan atau kemampuan individu,

dapat menggunakan rumus Guttman sebagai berikut:

Penilaian tingkat pengetahuan menggunakan skala Guttman dengan dua

alternative jawaban (Sugiyono, 2015), yaitu:

a. Benar : diberikan nilai 1

b. Salah : diberikan nilai 0

Kriteria skor penilaian tingkat pengetahuan dibedakan menjadi tiga


18

kategori Menurut Wawan dan Dewi (2015), dengan kriteria:

2.3 Baik : hasil presentase > 76% – 100%

2.4 Cukup : hasil presentase 56% – 75%

2.5 Kurang : hasil presentase <56%

2.3 Reproduksi

2.3.1 Kesehatan reproduksi

a. Pengertian

Definisi kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam Konferensi

Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International

Conference on Population and Development/ ICPD) adalah

kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak

adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang

berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses-

prosesnya (Marmi, 2013).

Kesehatan reproduksi menurut PP No. 61 Tahun 2014 adalah

keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-

mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,

fungsi, dan proses reproduksi.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi

kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan

fungsi dan proses reproduksinya termasuk di dalamnya tidak memiliki

penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut

(Kementrian Kesehatan, 2018).


19

Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health

Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,

bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang

berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan

seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya

secara sehat dan aman (Nugroho, 2014).

Menurut BKKBN, (2012) definisi kesehatan reproduksi adalah

keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal

yang berkaitan dengan fungsi, sistem reproduksi dan bukan hanya

kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.

Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI adalah: suatu keadaan

sehat, secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial

yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi, dan

pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari

penyakit, melainkan juga bagaimana seseorang dapat memiliki seksual

yang aman dan memuaskan sebelum dan sudah menikah (Ida Prijatni

dan Sri Rahayu, 2016).

Guna mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi

dan proses sistem reproduksi, maka setiap orang (khususnya remaja)

perlu mengenal dan memahami tentang hak-hak reproduksi berikut ini.

1) Hak untuk hidup.

2) Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan.


20

3) Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi.

4) Hak privasi.

5) Hak kebebasan berpikir.

6) Hak atas informasi dan edukasi.

7) Hak memilih untuk menikah atau tidak, serta untuk membentuk dan

merencanakan sebuah keluarga.

8) Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan mempunyai anak.

9) Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan.

10) Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan.

11) Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena

politik.

12) Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan

(Marmi, 2013).

b. Perubahan fisik yang mulai menandai kematangan reproduksi.

Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk

pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai

kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.

Perkembangan biologis pada masa pubertas termanifestasi pada

perubahan-perubahan fisik yang mudah teramati (Wisnu dan Darojad,

2018).
21

Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai

berikut:

1) Perubahan seks primer

Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-

alat reproduksi yaitu ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi

basah pada laki-laki (SDKI, 2017).

2) Perubahan seks sekunder

Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim

dan vagina, payudara membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar

kemaluan atau pubis. Pada remaja laki-laki yaitu terjadi perubahan

suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,

terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot,

tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permasalahan kesehatan

reproduksi, meliputi:

1) Faktor demografis dapat dinilai dari data, seperti: usia pertama

melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama

hamil.

2) Faktor sosial ekonomi dapat dinilai dari tingkat pendidikan, akses

terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tingkat kemiskinan,

rasio melek huruf, rasio remaja tidak sekolah.


22

3) Faktor budaya dan lingkungan mencakup pandangan agama, status

perempuan, ketidaksetaraan gender, lingkungan tempat tinggal dan

bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi, hak dan tanggung

jawab reproduksi individu, serta dukungan atau komitmen politik.

4) Faktor psikologi antara lain rasa rendah diri, tekanan teman sebaya,

tindak kekerasan dirumah/lingkungan dan ketidak harmonisan orang

tua.

5) Faktor biologis meliputi: gizi buruk kronis, kondisi anemia, kelainan

organ bawaan seperti organ reproduksi, kelainan akibat radang

panggul, infeksi atau keganasan (Pinem, 2009).

d. Organ reproduksi

Kata “reproduksi” tersusun dari dua kata yakni kata “re” bermakna

kembali dan kata “produksi” bermakana perangkat / alat yang digunakan

untuk membuat generasi / keturunan (Marmi, 2013).

1) Organ reproduksi perempuan

(a) Organ reproduksi eksternal perempuan

(1) Mons pubis

Bagian yang menonjol diatas simfisis dan pada perempuan

dewasa ditutup oleh rambut kemaluan. Berfungsi untuk

melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran

(Prawirohardjo, 2014).
23

(2) Klitoris

Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada laki-laki.

Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga

sangat sensitif pada saat hubungan seks (Prawirohardjo, 2014).

(3) Labia mayora (bibir besar)

Berasal dari mons veneris bentuknya lonjong menjurus ke

bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayor

terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar

keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung

kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf

sehingga sensitif saat berhubungan seks. Berfungsi menutupi

organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan

pelumas pada saat menerima rangsangan seksual

(Prawirohardjo, 2014).

(4) Labia minora (bibir kecil)

Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora.

Bagian depanya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini

mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat

keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit

skrotum pada laki-laki. Berfungsi untuk menutupi organ-organ

genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang

mengandung pembuluh darah dan syaraf (Prawirohardjo, 2014).

(5) Vestibulum
24

Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan kiri dan

bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia

minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang

senggama), saluran kencing, kelenjar bartholini, dan kelenjar

skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada

rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada

saat bersenggama (Prawirohardjo, 2014).

(6) Himen (selaput dara)

Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang

vagina luar, pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi

saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan

oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam

rahim). Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan

mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen merupakan

tonjolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis

(Prawirohardjo, 2014).

(b) Organ reproduksi internal perempuan

(1) Vagina

Saluran musculo-membranasea (selaput otot) yang

menghubungkan rahim dengan saluran luar, bagian ototnya

berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur)

sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding depan vagina

berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11 cm. Berfungsi


25

sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan

seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah

menstruasi.

(2) Rahim (uterus)

Bentuk uterus seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr.

Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum

dubur) dan di depanya terletak kandung kemih. Ruang rahim

berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya diatas. Bagian-

bagian dari rahim (uterus) yaitu servik uteri, korpus uteri,

fundus uteri. Secara histologis uterus dibagi menjadi tiga

bagian yaitu: endometrium yaitu lapisan uterus yang paling

dalam yang tiap bulan lepas sebagai darah menstruasi,

miometrium yaitu lapisan tengah, lapisan tengah ini terdiri dari

otot polos, dan perimetrium merupakan lapisan luar yang terdiri

dari jaringan ikat. Fungsi rahim adalah tempat bersarangnya

atau tumbuhnya janin di dalam rahim, janin makan melalui

plasenta yang melekat pada dinding rahim, tempat pembuatan

hormon misal HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

(Prawirohardjo, 2014).

(3) Tuba fallopi

Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum berjalan

kearah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Saluran ini bukan

merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar


26

sehingga membedakanya menjadi empat bagian. Di ujungnya

terbuka dan mempunyai fibriae, sehingga dapat menangkap

ovum saat menjadi pelepasan ovum (telur). Saluran telur ini

merupakan saluran hasil konsepsi menuju rahim. Berfungsi

sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium

ke dalam uterus, tempat terjadinya fertilisasi, fimbria

mengangkat ovum yang keluar dari ovarium, (Prawirohardjo,

2014).

(4) Indung telur (ovarium)

Terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung

ke rahim oleh ligamentum ovarii properium dan kedinding

panggul oleh ligamentum nifudibulo-pelvikum. Indung telur

merupakan sumber hormon wanita yang paling utama. Saat

lahir bayi perempuan mempunyai sel telur 750.000, umur 6-15

tahun sebanyak 439.000, umur 16-25 tahun sebanyak

169.000, umur 26-35 tahun sebanyak 59.000, umur 35-45

tahun sebanyak 34.000, dan masa menopause semua telur

menghilang. Berfungsi memproduksi ovum (sel telur), sebagai

organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron)

(Prawirohardjo, 2014)

(5) Parametrium (penyangga rahim)

Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan,

yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan


27

atasnya mengandung tuba fallopi dan ikut serta menyangga

indung telur. Bagian ini sensitive terhadap infeksi sehingga

mengganggu fungsinya. Berfungsi untuk mengikat atau

menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan

baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan

organ sekitarnya (Prawirohardjo, 2014).

2) Alat reproduksi pria yaitu:

a) Testis

Pria memiliki dua buah testis untuk memproduksi sperma

yang dibungkus oleh lipatan kulit kantung yang disebut skrotum.

Dimulai sejak masa puber, sepanjang masa hidupnya pria akan

memproduksi sperma. Selain itu, testis juga menghasilkan hormon

testosteron. Di sisi belakang masing- masing testis terdapat

epididimis, yaitu tempat sperma mengalami kematangan. Saluran

selanjutnya adalah vasdeferens, saluran ini dan masuk ke vesika

seminalis sebagai tempat penampungan sperma, (Mashudi, 2011).

b) Penis

Penis adalah alat reproduksi yang membawa cairan mani ke

dalam vagina. Jika ada rangsangan seksual, maka darah di dalam

penis ada saluran uretra. Jika ada rangsangan seksual, maka darah

di dalam penis akan terpompa. Akibatnya, penis menjadi tegang

dan mengeras, lalu cairan semen yang mengandung sperma keluar


28

dari vesika seminalis dan melalui uretra terpancar keluar. Proses

tersebut dikenal dengan istilah ejakulasi (Mashudi, 2011).

e. Tujuan kesehatan reproduksi

1) Tujuan utama

Tujuan utama dalam kesehatan reproduksi yaitu memberikan

pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif kepada perempuan

termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan yang

diharapkan mampu meningkatkan kemandirian perempuan dalam

mengatur fungsi dan proses reproduksinya sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup (Pinem, 2009). Secara umum, tujuan

kesehatan reproduksi yaitu untuk meningkatkan kesadaran,

pemahaman, perlindungan serta dukungan untuk pemenuhan hak-hak

reproduksi bagi individu dan keluarga (Noviana dan Wilujeng, 2014).

2) Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus kesehatan reproduksi (Pinem, 2009):

a) Meningkatkan kemandirian perempuan dalam peran dan fungsi

reproduksi.

b) Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial perempuan dalam

konteks: Kapan ingin, berapa jumlah anak yang diiinginkan dan

jarak antar kehamilan

c) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga dan

anggotanya tentang hak-hak reproduksi.


29

d) Terpenuhinya hak-hak reproduksi seluruh keluarga dan

anggotanya.

e) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para pemberi

pelayanan tentang tindak lanjut pelanggaran hak reproduksi

(Noviana dan Wilujeng, 2014)

2.4 Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2017) Penyuluhan Kesehatan

merupakan media promosi kesehatan yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Penyuluhan dapat memberikan stimulus atau penguatan

pengetahuan yang belum sempurna yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan

kata lain, penyuluhan sangat berpotensi besar untuk meningkatakan

pengetahuan.

Menurut penelitian Dewi Susanti, dkk. 2018, dengan judul “Pengaruh

Pedidikan Kesehatan Pranikah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Calon

Pengantin Di Lubuk Begalung Padang” Hasil penelitian terhadap 38 calon

pengantin menunjukan bahwa 31,6% responden berpengetahuan rendah

sebelum pendidikan pranikah dan 97,4% berpengetahuan tinggi setelah

pendidikan pranikah, 76,3% bersikap negative sebelum pendidikan pranikah.

Ada pengaruh pendidikan pranikah terhadap pengetahuan dan sikap calon

pengantin ( p value 0,001 dan 0,013) artinya ada pengaruh antara pendidikan

kesehatan dengan pengetahuan dan sikap calon pengantin.


30

2.5 Kerangka Teori

Kerangka Teori dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pengetahuan Catin tentang Kesehatan Reproduksi

Factor-faktor yang mempengaruhi


Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan

1. Tahu
Faktor Internal Faktor Eksternal
2. Memahami
3. Aplikasi 1. Minat 1. Pendidikan
4. Analisis 2. Pengalaman 2. Ekonomi
5. Sintesis 3. Usia 3. Informasi
6. Evaluasi 4. Lingkungan

Bagan 2.1 Kerangka Teori


BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Calon
Penyuluhan Kesehatan
Pengantin tentang
Reproduksi
Kesehatan Reproduksi

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Cara Hasil Skala


Variabel Alat Ukur
Operasional Ukur Ukur ukur
Pengetahua Hasil tahu seseorang Kuesioner Mengisi 1. Baik : Hasil Ordinal
n tentang kesehatan kuesioner Presentase > 76%-
reproduksi melalui dengan 100%
indera yang dimilikinya mengguna 2. Cukup : Hasil
sampai menghasilkan kan skala Presentase 56%-
pengetahuan kesehatan likert 75%
reproduksi dalam sebanyak 3. Kurang : Hasil
persiapan pranik 20 Presentase <56%
pertanyaan
Penyuluhan Kegiatan memberikan kuesioner Mengisi 1. Sebelum diberikan Ordinal
penyuluhan/ informasi kuesioner Penyuluhan
kepada calon pengantin 2. Sesudah diberikan
dalam persiapan penyuluhan
pranikah

3.3 Hipotesis

Adanya Pengaruh Penyuluhan terhadap pengetahuan kesehatan

reproduksi catin dalam persiapan pra nikah di wilayah kerja puskesmas

sukadami.

31
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.8 Desain dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan

rancangan one group pretest-posttest design. Penelitian pre eksperimental

merupakan salah satu bentuk penelitian eksperimental yang tidak memiliki

control grup (Notoatmodjo, 2018). Perilaku diukur sebelum dan setelah

dilakukan intervensi yaitu pemberian penyuluhan tentang kesehatan

reproduksi dengan pembagian leaflet. Model penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

01 X 02
Pretest Intervensi Posttest

Bagan 4.1 Desain Penelitian

Keterangan :

01 = Mengukur pengetahuan catin sebelum diberikan penyuluhan

kesehatan

X = Memberikan intervensi penyuluhan kesehatan reproduksi

dengan leaflet

02 = Mengukur kembali pengetahuan responden setelah

diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi

32
33

4.9 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukadami. Waktu Penelitian

dilaksanakan pada bulan februari-maret 2022

4.10 Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh calon pengantin yang

berkunjung untuk konsultasi ke Puskesmas Sukadami bulan Februari s/d

Maret 2022 sebanyak 52 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil dari total populasi (Total

Sampling) yaitu 52 orang.

4.11 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin

permohonan penelitian kepada kepala Puskesmas Sukadami Jalan Raya

Cikarang - Cibarusah Km 1 Kamp.Serang Kota RT. 011 RW. 006 Desa

Sukadami Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi dengan memperhatikan etika

penelitian, yang meliputi :

1. Beneficience

Penelitian yang dilakukan haruslah mempunyai keuntungan baik

bagi peneliti maupun responden. Sebelum wawancara dilakukan

responden diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian.


34

2. Maleficience

Penelitian ini menggunakan prosedur yang tidak menimbulkan

bahaya bagi responden. Penelitian ini memberikan jaminan tidak

merugikan responden baik secara fisik maupun psikologis selama proses

pengumpulan data.

3. Autonomy

Prinsip autonomy adalah prinsip menghargai harkat dan martabat

manusia. Dalam penelitian ini responden diberikan kebebasan untuk

menentukan partisipasi dalam penelitian tanpa paksaan dan sukarela

menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian dan mempunyai hak

untuk menyatakan tidak bersedia atau dapat mengundurkan diri dari

penelitian. Tindakan ini dilakukan setelah peneliti memberikan penjelasan

saat mendatangi calon responden untuk menanyakan kesediaan untuk ikut

dalam penelitian. Selanjutnya peneliti akan meminta responden untuk

menandatangani informed consent yang telah disediakan.

4. Anonomity

Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur dan hanya mencantumkan nama

samaran atau kode pada lembar pengumpulan data.

5. Justice

Pada saat pelaksanaan penelitian ini, peneliti memperlakukan

responden secara adil sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya

dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak


35

bersedia menjadi responden. Pada penelitian ini, pemilihan responden

berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

4.12 Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data penelitian menggunakan data primer yang di ambil

langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner.

4.13 Pengolahan Data

Dilakukan dengan cara bantuan computer program SPSS dengan tahapan

sebagai berikut:

4.6.1 Editing Data

Dilakukan pemeriksaan teradap seluruh jawaban responden atas

pernyataan atau kuisioner yang di kembalikan responden.

4.6.2 Coding Data

Memberi nilai atau jawaban responden dengan cara angka, yaitu 1

(satu) untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah. Nilai

ditulis di sebelah kanan daftar pernyataan sesuai dengan jawaban yang

diberikan responden. Pemberian nilai atas jawaban responden dengan

nilai tertinggi 1 dan nilai terendah 0.

4.6.3 Tabulasi Data

Menyusun dan menghitung data hasil skor yang diperoleh responden

untuk dipisahkan kedalam tabel kemudian dikelompokan sesuai variable

yang akan di teliti. Data yang sudah dikelompokan kemudian ditabulasi

kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga semua dapat data.


36

4.6.4 Entry Data

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

ke dalam computer.

4.14 Tehnik Analisis Data

Analisa data merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan

oleh peneliti melalui perangkat metodologi tertentu. Dalam penelitian ini, data

yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan tehnik

statistik. Proses pemasukan data dan pengolahan data menggunakan aplikasi

perangkat lunak komputer. Hasil data yang telah diolah kemudian disajikan

dalam bentuk tabel dan dianalisis secara univariat dan bivariat.

4.7.1 Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari

semua variabel yang ada. Analisis variabel tingkat pengetahuan calon

pengantin dalam persiapan pranikah. Setiap responden diukur dengan

kuisioner seberapa besar tingkat pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi.

Setelah dijumlahkan skornya dibuat persentase dengan rumus:

f
P = n x 100%
Keterangan :

P : Presentase

F : frekuensi

n : Jumlah

100 : Bilangan Tetap


37

4.7.2 Analisis Bivariat

Setelah data-data tersebut ditabulasi, maka dilakukan interpretasi

terhadap data yang terkumpul dengan menggunakan komputerisasi.

Rumus statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t dependent

pair test dengan tingkat signifikasi < 0,05. Uji ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan sebelum dan sesudah

pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi pada catin.

Rumus Uji T ;

Keterangan :

t = nilai t

x 1 dan x 2 = rata-rata dari dua kelompok yang dibandingkan


2
S = kesalahan standar gabungan dari dua kelompok

n1 dan n2 = jumlah pengamatan di masing-masing kelompok


BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1. Proses Penelitian

Pada penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sukadami Desa Sukadami

Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi untuk mengetahui pengaruh

penyuluhan terhadap pengetahuan calon pengantin dalam persiapan pranikah.

Penelitian ini menggunakan sampel seanyak 52 responden baik sebelum

maupun sesudah diberikan penyuluhan dengan orang yang sama.

Hasil penelitian di analisis secara univariat dan bivariat uji T dependent

pair test, serta ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi dan tabel uji T

dependent pair test.

5.2. Analisis Univariat

5.2.1 Pengetahuan Calon Pengantin Sebelum Diberikan Penyuluhan

Tabel. 5.1

Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Calon


Pengantin Sebelum diberikan Penyuluhan di Puskesmas Sukadami
Desa Sukadami Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi
Tahun 2022

No Pengetahuan Catin Frekuensi Presentase


1 Baik 20 38,46%
2 Cukup 22 42,31%
3 Kurang 10 19,23%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, dapat diketahui bahwa pengetahuan

calon pengantin sebelum mendapat penyuluhan di Puskesmas Sukadami

38
39

Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi yang pengetahuan catin

Baik ada 20 orang (38,46%), Pengetahuan Cukup ada 22 orang

(42,31%) dan yang pengetahuan Kurang ada 10 orang (19,23%).

5.2.2 Pengetahuan Calon Pengantin Sesudah diberikan Penyuluhan

Tabel 5.2
Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin Sesudah diberikan Penyuluhan di Puskesmas
Sukadami Desa Sukadami Kecamatan Cikarang Selatan
Kabupaten Bekasi Tahun 2022

No Pengetahuan Catin Frekuensi Presentase


1 Baik 33 63,46%
2 Cukup 16 30,77%
3 Kurang 3 5,77%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa

pengetahuan calon pengantin sesudah mendapat penyuluhan di

Puskesmas Sukadami Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten

Bekasi yakni calon pengantin yang memiliki pengetahuan Baik ada

33 orang (63,46%), Pengetahuan Cukup ada 16 orang (30,77%)

dan yang pengetahuan Kurang ada 3 orang (5,77%).


40

5.3. Analisis Bivariat

5.3.1 Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

terhadap Pengetahuan Calon Pengantin.

Tabel 5.3

Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Reproduksi


terhadap Pengetahuan Calon Pengantin Di Puskesmas
Sukadami Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi
Tahun 2022

Pengetahuan Catin Mean SD SE P Value N


Sebelum Penyuluhan 14,29 2,420 0.336
0.001 52
Sesudah Penyuluhan 15,12 2,175 0,302

Dari tabel 5.3 diketahui bahwa pengetahuan calon pengantin sebelum

penyuluhan kesehatan reproduksi memiliki nilai rata-rata 14,29 dengan nilai

Standar Deviasi 2,420 dan pengetahuan calon pengantin sesudah

penyuluhan kesehatan reproduksi memiliki nilai rata-rata 15,12 dengan nilai

standar Deviasi 2,175. Terlihat selisih nilai rata-rata dan standar deviasi

pengetahuan calon Pengantin sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan

reproduksi adalah 0,83 dengan standar deviasi 0,245.

Hasil uji statistik dengan uji t dependent pair test di dapatkan nilai p-

value = 0,001 dengan alpa 5% maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan

yang significant terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi calon

pengantin dalam persiapan pra nikah di wilayah kerja Puskesmas Sukadami

setelah dilakukan penyuluhan.


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Univariat

Pengetahuan Calon Pengantin Sebelum dan sesudah Diberikan

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pengetahuan calon

pengantin sebelum mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi di wilayah

kerja puskesmas Sukadami yang mendapatkan kategori berpengetahuan Baik

sebanyak 20 orang (38,46%), cukup ada 22 orang (42,31%) dan kurang ada

10 orang (19,23%).

Setelah mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi dengan responden

yang sama dapat diketahui bahwa pengetahuan calon pengantin setelah

mendapat pendidikan kesehatan reproduksi di wilayah kerja puskesmas

sukadami yang mendapatkan kategori berpengetahuan baik ada 33 orang

(63,46%), cukup ada 16 orang (30,77%) dan kurang ada 3 orang (5,77%).

Pengetahuan kesehatan reproduksi sangat penting dipahami oleh calon

pengantin sebelum pernikahan guna mencapai kesejahteraan yang

berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi dalam pernikahan.

Banyaknya calon pengantin yang memiliki pengetahuan yang tinggi terkait

kesehatan reproduksi akan berpengaruh terhadap kesehatan dan keamanan

system reproduksinya, hal ini sesuai dengan pengertian kesehatan reproduksi

yaitu suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya

serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan

41
42

aman (Nugroho, 2014). Selain itu, menurut PP No.61 Tahun 2014 Kesehatan

reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh,

tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan

sistem, fungsi, dan proses reproduksi.

Banyaknya calon pengantin yang memiliki pengetahuan kesehatan

reproduksi dengan kategori tinggi, dapat menjadi bekal calon pengantin

dalam mengenal dan memahami pentingnya hak – hak reproduksi. Guna

mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem

reproduksi, maka setiap orang (khususnya remaja) perlu mengenal dan

memahami tentang hak-hak reproduksi berikut ini.

1. Hak untuk hidup.

2. Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan.

3. Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi.

4. Hak privasi.

5. Hak kebebasan berpikir.

6. Hak atas informasi dan edukasi.

7. Hak memilih untuk menikah atau tidak, serta untuk membentuk dan

merencanakan sebuah keluarga.

8. Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan mempunyai anak.

9. Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan.

10. Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan.

11. Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik.
43

12. Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan (Marmi,

2013).

Mengingat pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi, penyuluhan

dalam kegiatan Pra Nikah merupakan sarana yang tepat sebagai media yang

dapat mempengaruhi pengetahuan calon pengantin terkait kesehatan

reproduksi. Sesuai dengan UUD No.1 tahun 1974, Screening pranikah dan

prakonsepsi adalah asuhan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran

mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil.

Wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan yang besar untuk memiliki

bayi yang sehat. Idealnya setiap kehamilan adalah hal yang terencana dan

setiap bayi yang berada di lingkungan yang sehat. Dalam mempersiapkan

kehamilan para wanita harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai

kesehatan reproduksi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Notoadmojo

(2017) yang menyatakan bahwa penyuluhan sangat berpotensi besar untuk

meningkatkan pengetahuan. Hasil penelitian menunjukan peningkatan

pengetahuan kesehatan reproduksi calon pengantin yakni kategori

pengetahuan 52 responden calon pengantin sebelum dilakukan penyuluhan

diperoleh hasil berpengetahuan Baik sebanyak 20 orang (38,46%), kategori

cukup sebanyak 22 orang (42,31%) dan kategori kurang sebanyak 10 orang

(19,23%) dan setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan yakni

kategori berpengetahuan baik 33 orang (63,46%), kategori cukup sebanyak 16

orang (30,77%) dan kategori kurang sebanyak 3 orang (5,77%).


44

Temuan peneliti pada responden didapatkan masih ada 5,77% yang masih

memiliki pengetahuan kurang tentang kesehatan reproduksi calon pengantin

hal ini disebabkan oleh faktor usia dikarenakan responden memiliki usia yang

masih muda. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmojo

(2017) yakni salah satu faktor yang berpengaruh pada pengetahuan seseorang

adalah usia yaitu semakin bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh

pada pertambahan pengetahuan yang telah diperolehnya.

Hasil penelitian ini juga sesuai yang dilakukan oleh peneliti lain,

berdasarkan penelitian Dewi Susanti, dkk. 2018, dengan judul “Pengaruh

Pedidikan Kesehatan Pranikah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Calon

Pengantin Di Lubuk Begalung Padang” Hasil penelitian terhadap 38 calon

pengantin menunjukan bahwa 31,6% responden berpengetahuan rendah

sebelum pendidikan pranikah dan 97,4% berpengetahuan tinggi setelah

pendidikan pranikah, 76,3% bersikap negative sebelum pendidikan pranikah.

Ada pengaruh pendidikan pranikah terhadap pengetahuan dan sikap calon

pengantin (p value 0,001 dan 0,013) artinya ada pengaruh antara pendidikan

kesehatan dengan pengetahuan dan sikap calon pengantin.

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian penyuluhan kesehatan

reproduksi dalam persiapan pranikah dapat menjadi sarana yang efektif untuk

meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi calon pengantin. Pada

Penelitian ini masih terdapat 5,77% responden yang memiliki pengetahuan

kurang tentang kesehatan reproduksi calon pengantin, hal ini dikarenakan


45

responden masih berusia muda (< 18 tahun) dan riwayat pendidikan yang

rendah. Sehingga mereka kurang dalam memahami materi penyuluhan.

6.2 Bivariat

Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap

Pengetahuan Calon Pengantin

Dari hasil analisa bivariat uji statistik dengan uji t dependent pair test

didapat nilai p value = 0,001 maka dengan alpa 5% dapat disimpulkan

hipotesisnya terima yakni terdapat perbedaan yang significant terhadap

pengetahuan kesehatan reproduksi calon pengantin dalam persiapan pra

nikah di wilayah kerja Puskesmas Sukadami setelah dilakukan penyuluhan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Notoadmojo (2017) menyatakan

bahwa penyuluhan kesehatan merupakan media promosi kesehatan yang

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Penyuluhan dapat

memberikan stimulus atau penguatan pengetahuan yang belum sempurna

yang telah dimiliki sebelumnya. Hal ini sejalan dengan data hasil penelitian

yang menunjukan bahwa memberikan informasi kesehatan reproduksi

melalui penyuluhan secara baik dan terarah pada saat Pra Nikah dapat

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan kesehatan

reproduksi calon pengantin.

Penyuluhan dilakukan pada saat pra nikah dikarenakan pada saat pra

nikah terdapat screening pranikah dan prakonsepsi yang salah satunya yakni

upaya kesehatan pada pasangan pranikah. Menurut Pratiwi (2011) salah satu

upaya kesehatan adalah Upaya Promotif yakni Sex Education pada tahap ini
46

dilakukan untuk untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah

agar hubunganya tetap harmonis, seperti pendidikan tentang kesehatan

reproduksi, PMS (Penyakit menular Seksual), Cara dan waktu berhubungan

yang sehat dll. Sehingga pada saat pra nikah, calon pengantin harus

memahami secara baik perihal kesehatan reproduksi.

Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI adalah suatu keadaan sehat,

secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang

berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi, dan pemikiran

kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit,

melainkan juga bagaimana seseorang dapat memiliki seksual yang aman dan

memuaskan sebelum dan sudah menikah (Ida Prijatni dan Sri Rahayu,

2016). Hal ini menunjukan bahwa pentingnya calon pengantin memahami

pengetahuan kesehatan reproduksi dengan tujuan agar mencapai

kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem

reproduksi.

Adanya pengaruh yang significant terhadap pengetahuan calon

pengantin setelah dilakukannya penyuluhan kesehatan reproduksi

menunjukan bahwa penyuluhan kesehatan reproduksi dalam pranikah sangat

berperan dalam peningkatan pengetahuan tersebut sehingga calon pengantin

memiliki bekal yang matang mengenai kesehatan reproduksi sebelum

dilakukannya pernikahan. Mengingat tujuan utama dari kesehatan

reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak


47

reproduksi perempuan yang diharapkan mampu meningkatkan kemandirian

perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup (Pinem, 2009). Secara umum, tujuan kesehatan

reproduksi yaitu untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, perlindungan

serta dukungan untuk pemenuhan hak-hak reproduksi bagi individu dan

keluarga (Noviana dan Wilujeng, 2014).

Hasil penelitian ini juga sesuai yang dilakukan oleh peneliti lain,

berdasarkan penelitian Riantini Amalia dan Pulung Siswantara (2018)

dengan judul “Efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi pada calon

pengantin di Puskesmas Pucang Sewu Surabaya” hasil penelitian terhadap

32 responden menunjukan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan terdapat

20 (62,5%) calon pengantin berkategori kurang dan 12 responden (37,5%)

dengan kategori cukup namun setelah dilakukan penyuluhan diperoleh hasil

responden dengan kategori kurang 4 orang (12,5%), kategori cukup

sebanyak 19 orang (59,3%), dan katerogi baik sebanyak 9 orang (28,2%).

Perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan

kesehatan reproduksi pada calon pengantin juga disajikan menggunakan uji

paired sample T test dengan hasil nilai p-value 0,031 (kurang dari α sebesar

0,05) sehingga diketahui terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan

calon pengantin sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar calon pengantin

mengalami peningkatan pengetahuan setelah dilakukannya penyuluhan

kesehatan reproduksi dalam pra nikah sehingga terdapat pengaruh yang


48

signifikan terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah

dilakukannya penyuluhan.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Puskesmas Sukadami

terhadap 52 responden calon pengantin dapat disimpulkan sebagai berikut :

7.1.1 Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin Sebelum

diberikan Penyuluhan di Puskesmas Sukadami Desa Sukadami

Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2022 adalah

kategori berpengetahuan Baik sebanyak 20 orang (38,46%), kategori

cukup sebanyak 22 orang (42,31%) dan kategori kurang sebanyak 10

orang (19,23%).

7.1.2 Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin Setelah diberikan

Penyuluhan di Puskesmas Sukadami Desa Sukadami Kecamatan

Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2022 adalah kategori

berpengetahuan baik sebanyak 33 orang (63,46%), kategori cukup

sebanyak 16 orang (30,77%) dan kategori kurang sebanyak 3 orang

(5,77%).

7.1.3 Hasil uji statistic dengan uji t dependent pair test didapat nilai p value =

0,001 dengan alpa 5% dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima

yakni Adanya Pengaruh Penyuluhan terhadap pengetahuan kesehatan

49
50

reproduksi calon pengantin dalam persiapan pra nikah di wilayah kerja

Puskesmas Sukadami.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Sehubungan dengan adanya responden yang berpengetahuan kurang

sebesar 5,77% diharapkan kepada tenaga penyuluh untuk memberikan

penyuluhan tidak tergesa-gesa sesuai dengan SOP penyuluhan.

Konseling dengan kebutuhan khusus penyuluhan diberikan dengan

lebih berkualitas.

7.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai Penyuluhan kesehatan

reproduksi dalam pra nikah dan diharapkan institusi pendidikan juga

menyediakan buku atau literatur yang lebih banyak terkait kesehatan

reproduksi.

7.2.3 Bagi Peneliti lain

Diharapkan bagi peneliti lain dapat melanjutkan penelitian yang

berhubungan dengan kesehatan reproduksi sehingga kualitas

pengetahuan kesehatan reproduksi calon pengantin menjadi lebih baik.

Selain itu, bagi peneliti lain dapat menambahkan variable-variable lain

yang belum diteliti terkait kesehatan reproduksi agar memperluas area

peelitian yang sudah dilakukan dan penelitian yang telah dilakukan ini

dapat dijadikan sebagai salah satu referensi.


DAFTAR PUSTAKA

Amalia R. Pulung P. 2018. Efektifitas penyuluhan kesehatan


reproduksi pada calon pengantin di Puskesmas Pucang Sewu
Surabaya. jurnal biometrika dan kependudukan. Vol.7 No.1.
Juli 2018: 29-38 Available from. https://www.

Emzir. (2010) Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis


Data.

Jakarta:Kharisma Putra Utama Offset.


Azzulfa Fatihatul Anhar, ‘’Analisis Maslahah Terhadap Pelaksanaan
Pemeriksaan Kesehatan Dan Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi Calon Pengantin Di Kau Kecamatan Sawahan
Kota Surabaya’’, (Skripsi -- Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel, Surabaya, 2019).

Kementerian Kesehatan RI (2015). Kesehatan Reproduksi Dan


Seksual Bagi Calon Pengantin. Jakarta: Bina Pustaka.

Lexy.J, Moleong. (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Lexy J. Moleong. (2013) Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lexy J. Moleong, (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Marmi. (2013). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mashudi, Sugeng. (2011). Anatomo dan fisiologi dasar. Jakarta:


Salemba Medika.

Nugroho, T. (2014). Masalah kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Nuha Medika

51
52

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nugroho, T. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurul Ulfatin. ( 2014) Metode Penelitian Kuantitatif di Bidang


Pendidikan:Teori dan Aplikasinya Malang: Bayumedia
Publishing.

Nurul Ulfatin. (2014) Metode Penelitian Kuantitatif di Bidang


Pendidikan : Teori dan Aplikasinya. Malang: Bayumedia
Publishing.

Noviana, N. Wilujeng, R. D. (2014). Kesehatan Reproduksi. Jakarta:


Trans Info Media.

Pinem, S. (2009). Kesehatan reproduksi dan kontasevsi. Jakarta:


Editor N. Wijaya.

Prawirohardjo, Sarwono. (2014). Buku Ilmu kebidanan. Jakarta: PT.


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prijatni, Ida, SriRahayu. (2016). kesehatan reproduksi dan kelurga


berencana. Jakarta: Bangun Asmo Darmanto

http://www.repository.poltekkeskdi.ac.id/506/1/SKRIPSI
%20LENGKAP.pdf (19 oktober 2021)

http://repository.unimus.ac.id/4074/7/BAB%20II.pdf.(diakses 23 januari
2022)

http://digilib.uinsgd.ac.id/39313/4/4_bab1.pdf (diakses 23 Januari 2022)

https://anyflip.com/twsmc/atpy/basic (diakses 23 Januari 2022)

http://dki.kemenag.go.id/berita/pentingnya-kesehatan-reproduksi-dan-
seksual-bagi-calon-pengantin (diakses 23 januari 2022)
53

https://id.scribd.com/document/440800312/Makalah-pranikah-dan-
prakonsepsi-1 (diakses 28 Februari 2022)

https://wikielektronika.com/wp-content/uploads/2021/10/rumus-uji-T.jpg
(diakses 27 Maret 2022)
LAMPIRAN

A. DATA HASIL PENELITIAN

REKAP DATA HASIL PENELITIAN


N PRETEST POSTEST
Nama
o Point P (%) Kategori Point P (%) Kategori
1 S1 18 90 BAIK 19 95 BAIK
2 S2 18 90 BAIK 17 85 BAIK
3 S3 17 85 BAIK 17 85 BAIK
4 S4 17 85 BAIK 18 90 BAIK
5 S5 17 85 BAIK 16 80 BAIK
6 S6 17 85 BAIK 16 80 BAIK
7 S7 17 85 BAIK 16 80 BAIK
8 S8 17 85 BAIK 16 80 BAIK
9 S9 17 85 BAIK 17 85 BAIK
10 S10 16 80 BAIK 16 80 BAIK
11 S11 16 80 BAIK 16 80 BAIK
12 S12 16 80 BAIK 17 85 BAIK
13 S13 16 80 BAIK 16 80 BAIK
14 S14 16 80 BAIK 16 80 BAIK
15 S15 16 80 BAIK 16 80 BAIK
16 S16 16 80 BAIK 16 80 BAIK
17 S17 16 80 BAIK 16 80 BAIK
18 S18 16 80 BAIK 16 80 BAIK
19 S19 16 80 BAIK 16 80 BAIK
20 S20 16 80 BAIK 16 80 BAIK
21 S21 15 75 CUKUP 19 95 BAIK
22 S22 15 75 CUKUP 17 85 BAIK
23 S23 15 75 CUKUP 18 90 BAIK
24 S24 15 75 CUKUP 16 80 BAIK
25 S25 15 75 CUKUP 16 80 BAIK
26 S26 15 75 CUKUP 15 75 CUKUP
27 S27 15 75 CUKUP 17 85 BAIK
28 S28 15 75 CUKUP 14 70 CUKUP
29 S29 15 75 CUKUP 15 75 CUKUP
30 S30 15 75 CUKUP 15 75 CUKUP
31 S31 15 75 CUKUP 15 75 CUKUP
32 S32 15 75 CUKUP 14 70 CUKUP
33 S33 14 70 CUKUP 16 80 BAIK
34 S34 14 70 CUKUP 14 70 CUKUP
35 S35 13 65 CUKUP 16 80 BAIK
36 S36 13 65 CUKUP 12 60 CUKUP

54
55

37 S37 13 65 CUKUP 13 65 CUKUP


38 S38 12 60 CUKUP 12 60 CUKUP
39 S39 12 60 CUKUP 16 80 BAIK
40 S40 12 60 CUKUP 12 60 CUKUP
41 S41 12 60 CUKUP 16 80 BAIK
42 S42 12 60 CUKUP 12 60 CUKUP
43 S43 11 55 KURANG 16 80 BAIK
44 S44 11 55 KURANG 16 80 BAIK
45 S45 11 55 KURANG 10 50 KURANG
46 S46 11 55 KURANG 12 60 CUKUP
47 S47 11 55 KURANG 12 60 CUKUP
48 S48 11 55 KURANG 16 80 BAIK
49 S49 11 55 KURANG 11 55 KURANG
50 S50 10 50 KURANG 10 50 KURANG
51 S51 9 45 KURANG 12 60 CUKUP
52 S52 9 45 KURANG 12 60 CUKUP
BAIK 20 38,46% BAIK 33 63,46%
TOTAL CUKUP 22 42,31% CUKUP 16 30,77%
KURANG 10 19,23% KURANG 3 5,77%

B. Hasil T-Test

Anda mungkin juga menyukai