SKRIPSI
SAFITRI ANI
200603256
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perempuan dapat menerima hal ini dengan baik. Terdapat perempuan yang
Hal ini disebabkan karena ketika seorang wanita akan memasuki usia
menopause terjadi banyak perubahan pada dirinya, dimana wanita yang tidak
premenopause dimana pada fase ini terjadi masa peralihan dari masa subur
mulai mengalami gejala pre menopause pada usia 40-an dan puncaknya pada
usia 50-an tahun yaitu terjadinya masa menopause wanita tidak mengalami
haid lagi. Sebelum masa menopause wanita berada pada tahap pre menopause
lain : resiko kanker payudara, kanker leher Rahim (serviks), rematik, sakit
Hal ini karena kemampuan tubuh untuk mengolah lemak berkurang dan lemak
memerlukan waktu lebih lama untuk masuk dalam darah, akibatnya pada masa
Adapun Dampak lain yang terjadi seperti ada perbedaan yang terjadi pada
setiap wanita, yaitu efek biologis serta reaksi individual akibat rendahnya
yaitu wanita menjadi kurang percaya diri karena mengalami atau adanya
penerimaan yang kurang atas perubahan fisik dan psikis yang dialami.
wanita dalam menjalanin menopause. Maka dari itu penting sekali bagi
mencapai 74,2 tahun ditahun 2019 (WHO, 2019). Peningkatan angka harapan
memperkirakan ditahun 2030 akan ada sekitar 1,2 miliar wanita yang berusia
2021).
2017, usia 40-44 tahun yang melakukan hubungan seksual dalam 4 minggu
yang lalu saat dilakukannya penelitian sebanyak 74,7%, dan yang melakukan
hubungan 1 tahun yang lalu sebanyak 14,2%, serta lebih dari 1 tahun sebanyak
8,7%, tidak menjawab 0,1% dari jumlah wanita 7093 jiwa. Pada usia 45-49
tahun yang melakukan hubungan seksual dalam 4 minggu yang lalu saat
tahun yang lalu sebanyak 20,2%, serta lebih dari 1 tahun sebanyak 13,2%,
menjadi tidak sehat sehingga muncul rasa cemas. Perasaan tertekan atau
tidak sedang hamil, tidak dalam masa nifas atau amenore postpartum, dan
tidak mengalami haid selama 6 bulan6. Pada wanita yang akan memasuki
alamiah yang terjadi pada wanita seiring bertambah usia, faktor yang menjadi
jumlah wanita yang berusia 40-50 tahun sebanyak 260 orang, periode Januari
sampai Desember 2019 jumlah wanita yang berusia 40-45 tahun sebanyak
300 orang dan periode januari sampai mei 2020 jumlah wanita yang berusia
dilakukan peneliti kepada 10 orang wanita usia 40-50 tahun dari 290 orang,
fisik seperti gejolak rasa panas (hot flush) susah tidur dan peningkatan berat
badan Akibat dari perubahan fisik tersebut ibu menjadi merasa cemas dan
dalam proses terjadinya menopause yang akan dihadapi oleh wanita. Dimana
membantu dalam menjalani masa menopause dengan lebih baik. Adapun salah
B. Kebaruan Penelitian
saati ini belum pernah dilakukan namun ada beberapa penelitian yang hampir
Tabel 1.1
Kebaruan Penelitian
No Penulis/ Judul Metode Hasil
Tahun
1 Rudi Omnasis Hubungan Survei Hasil penelitian dengan
Tampilang Pengetahuan analitik menggunakan
Karwati dengan tingkat korelatif uji univariat didapatkan
Murniati/2019 kecemasan pada dengan ibu yang mempunyai
ibu premenopause rancangan pengetahuan baik
usia (40-50 tahun) cross sebanyak 4
diwilayah kerja sectional responden 6%, dan yang
Puskesman mengalami kecemasan
Batujajar berat sebanyak 15
Kabupaten responden
Bandung Barat dengan presentase 15%
2 Anni Sri Analisa Kualitas Kuantitatif Karakteristik responden
Sensa/2021 Seksual Pada Masa dengan sebagian besar memiliki
Premenopause pendekatan pengetahuan yang baik
Di Puskesmas cross (44,4%),
Kecamatan Kebon sectional responden yang
Jeruk Jakarta Barat berpendidikan SMA
yang lebih dominan
yaitu (50,5%), dan
responden
yang memiliki
pekerjaan (56,6%),
serta kualitas seksual
lebih dominan pada
kualitas
seksual yang baik yaitu
(89,9%).
3 Beti Pengetahuan Deskriptif Hasil penelitian
Ruswanti/2018 tentang Menopause korelasi menunjukkan bahwa
dengan Tingkat dengan responden yang
Kecemasan pada menggunakan memiliki pengetahuan
Wanita pendekatan buruk
Premenopause di cross sebanyak 32 dari
Rumah Sakit sectional. 67orang (47,8 %) di
Harapan Bunda banding
Pasar Rebo Jakarta dengan responden yang
Timur memiliki pengetahuan
baik yaitu sebanyak 35
dari 67 orang (52,2 %)
C. Rumusan Masalah
D. Pertayaan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
F. Manfaat Penelitian
menopause.
3. Bagi Penelitian
penelitian.
Sampel dalam penilitian ini yaitu perempuan yang berusia di atas 40 tahun dan
2022, yang diperoleh melalui Total sampling. Adapun variabel yang diukur
SPSS.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Menopause
1. Definisi
Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata ‘men’
sementara. Secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang
2019).
2. Fase Klimakterium
fisologis, namun banyak orang yang tidak mengerti akan efek negatif yang
gejala fisik dan psikis pada wanita sehingga dapat mempengaruhi aktivitas
lebih 13 tahun. Masa ini terjadi pada usia 40-65 tahun (Kasdus, 2012).
perubahan fisik. Berlangsung selama 4-5 tahun. Fase ini terjadi pada
wanita usia 48-55 tahun. Manuaba ( 2009) dalam Anni Suciawati (2021).
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya dan ditandai dengan siklus
haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan
jumlah darah haid yang relative banyak dan kadang-kadang disertai nyeri
(PMS).
b. Perimenopause
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.
Pada kebanyakan perempuan siklus haidnya >38 hari dan sisanya <18 hari.
c. Menopause
terjadi menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak efektifnya folikel sel
telur dan dijumpai kadar FSH darah >40 mIU/ml dan kadar estradiol <30
d. Postmenopause
sehingga makin lama haid menjadi jarang dan akhirnya akan berhenti.
sulit tidur, rasa semutan pada tangan dan kaki, nyeri pada tulang dan
yang memiliki siklus haid normal. Memasuki usia menopause lebih awal
b) Faktor psikis
bekerja.
c) Jumlah anak
d) Usia melahirkan
e) Pemakaian kontrasepsi
f) Penyakit
a. Menopause prematur
2011).
b. Menopause terlambat
perubahan, diantaranya:
b. Perubahan hormon
c. Perubahan vasomotorik
d. Perubahan emosi
tidur.
a. Fisik
Hot flushes adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah
dan tubuh bagian atas seperti leher dan dada. Hot flushes terjadi
(Kasdu, 2011).
b. Psikologis
(Abernethy, 2011).
baik fisik maupun psikis yang dapat menjadi fatal bila tidak
menopause yaitu dengan pola makan yang tepat dan aktivitas fisik
dan zat gizi harus cukup, makanan yang tinggi serat dan rendah
lemak, makanan yang tinggi kalsium dan zat besi, vitamin A, C dan
absorbsi kalsium. Selain pola makan yang tepat dan aktivitas fisik
yang cukup juga dapat dilakukan terapi sulih hormon atau Hormon
(Jacoeb, 2011).
Penggunaan estrogen jenis lain, seperti etinil estradiol maupun
(Jacoeb, 2011).
dialami.
B. Pengetahuan
1. Pengetahuan
dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi
merupakan salah satu sifat yang pada umumnya dimiliki oleh semua
orang.
misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Dengan kata
(Agung, 2019).
diri lebih awal dan dapat menentukan sikap yang positif dalam
menopause itu seperti apa, tanda dan gejala menopause seperti apa, serta
tingkah laku di masa yang akan datang. Seorang wanita yang sudah
merasa siap dalam menghadapi gejala pada saat menopause akan
menopause. Dalam hal ini pendidikan ibu dibedakan atas ibu yang
dalam diri WUS) dan eksternal (Pengaruh dari luar). Dimana faktor
lagi, merasa tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami dan merasa
menceritakan hal yang sama dialami. Suami dan anak diberikan informasi
tindakan seseorang yang berasal dari hasil tidak tahu dan terjadi setelah
mengembangkan hidup.
2. Tingakatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehesion)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
tersebut.
kehendakinya
terhadap stimulasi.
Oleh karena itu cara ini disebut metode Trial (coba) dan
coba.
pengetahuan meliputi :
a. Pendidikan
dan wawasannya.
c. Sosial Budaya dan Ekonomi
baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuanya akan
d. Lingkungan
kedalam individu karena adanya reaksi timbal balik ataupun yang akan
kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.
e. Pengalaman
sama.
f. Usia
g. Pengukuran Pengetahuan
materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam
a. Pertayaan Subjektif
penilai,sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu
ke waktu.
b. Pertayaan Objektif
betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh
penilain.
C. Kecemasan
1. Pengertian
Cemas dalam bahasa lain “anxius” dan dalam bahasa jerman “angst”
dan wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka memacu
(Hawari, 2013).
menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara berulang, seperti rasa
kepala, rasa keinginan buang air kecil dan air besar, perasaan ini disertai
khusus penyebabnya.
sakit kepala, semutan, rasa mual, sering buang air seni, diare, rasa
tidak enak di ulu hati, muka merah atau pucat, denyut nadi dan nafas
cepat.
2. Teori Kecemasan
Stuart & Sundeen (2011) menyatakan ada beberapa teori yang
a. Faktor Predisposisi
1. Teori Psikonalitik
2. Teori Interpersonal
3. Teori Perilaku
4. Teori Keluarga
keluarga.
b. Faktor Presipitasi
2011) :
a. Usia
c. Pendidikan
d. Keadaan fisik
Individu yang mengalami gangguan fisik seperti cidera, penyakit
e. Respon koping
f. Dukungan sosial
g. Tahap perkembangan
terhadap stresor.
i. Pengetahuan
(2011) meliputi :
b. Kecemasan ringan
c. Kecemasan sedang
petunjuk.
d. Kecemasan berat
e. Panik
melumpuhkan seseorang.
tiga, yaitu :
a. Respon fisiologis
tercekik.
diare.
(telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah
b. Respon perilaku
Respon kecemasan terhadap perilaku seperti gelisah, ketegangan
c. Respon kognitif
d. Respon afektif
kepenatan.
pingsan.
nafas atau kontraksi pada tenggorokan atau dada, atau rasa seperti
tercekik.
dengan kategori:
sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Pada
lain: merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi,
gugup, merasa tidak berguna, tidak berharga, stress dan bahkan ada yang
dialami ada yang negatif dan ada yang positif (Hawari, 2013).
peristiwa yang menakutkan dan berusaha untuk menghindarinya, maka stress pun
a. Psikis
b. Peran Keluarga
c. Informasi
menopause.
d. Budaya
Pengetahuan
Usia Pengetahuan tentang
Pendidikan menopause
Keadaan fisik
Pengertian
Respon Koping
menopasue
Dukungan sosial
Tanda dan
Tahap perkembangan gejala
Pengalaman masa lalu menopause
Nilai budaya & Perubahan yang
Spiritual terjadi
Keluhan
menopause
Cara mengatasi
keluhan
Gambar 1.0 : Skema kerangka teori dimodifikasi dari Glasier & Gebbie (2012).
BAB III
A. Kerangka Konsep
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Didalam peryataan hipotesis terkadang variabel yang akan diteliti dan hubungan
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
penelitian yang dilakukan satu kali pengukuran pada saat penelitian dalam
1. Lokasi Penelitian
Jatiasih.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
sampel yang terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria
inklusi adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi
(Notoatmodjo, 2012).
5. Memiliki suami
b. Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang
menopause
Rumus:
N
n=
1+ N ( d )
2
Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
4. Pengumpulan Data
1. Instrumen penelitian
responden.
a. Kuesioner A
b. Kuesioner B
c. Kuesioner C
menopause.
reabilitas.
5. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pemberian kode ini
komputer.
c. Processing/Entry
d. Cleaning data
e. Tabulating
6. Analisa Data
a. Analisis univariat
prosentase.
b. Analisis bivariate
Analisa bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dengan Spearman dengan derajat kepercayaan 95%. Uji Spearman rank yaitu
mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yang berskalam
maka tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan
independen.
7. Etika Penelitian
penelitian (nonmaleficiance).
c. Prinsip Keadilan
secara adil, hak menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam
subyek.
2. Masalah Etika
c. Confidentiality (kerahasiaan)