PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses Menopause berawal dari fase pramenopause, menopause, dan
pascamenopuase. Fase pramenopause merupakan suatu masa transisi seorang
wanita sebelum memasuki masa menopause, masa ini terjadi saat menstruasi
masih teratur hingga memasuki usia menopause. Pada fase ini berlangsung 4
sampai 5 tahun sebelum memasuki usia menopause. (Suparni, 2016).
Dari data World Health Organization, memperkirakan bahwa total wanita
usia 40-49 tahun di Wilayah Asia akan meningkat dari 107 juta jiwa
diperkirakan menjadi 373 juta jiwa pada tahun 2025 (Nursyi IR, 2018).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik. (2021) wanita dalam usia
pramenopause secara statistik menunjukkan jumlah yang signifikan dalam
Negara Indonesia, tercatat sebanyak 19,6 juta wanita yang tergolong dalam
usia pramenopause 40-49 tahun. Jumlah wanita dengan usia pramenopause
khusus di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 633.757 wanita.
Sementara jumlah wanita dengan usia pramenopause di wilayah Kota
Makassar sebanyak 94.300 wanita. Dalam Kecamatan Biringkanaya, jumlah
wanita pramenopause sebanyak 11.412 wanita dalam rentang usia 40-50
tahun. Dari data yang ditemukan jumlah ibu rumah tangga pada Kecamatan
Biringkanaya yang memasuki masa pramenopause mencapai 7.319 wanita.
Terkhusus pada Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya didapatkan jumlah
Wanita pramenopause usia 40-49 tahun sebanyak 46 wanita. (Barasati, 2020)
Wanita yang memasuki fase pramenopause tersebut menghadapi beberapa
perubahan fisik maupun psikologis, hal ini mulai dirasakan saat wanita
berusia 40-49 tahun, yang cenderung di tandai siklus menstruasi yang tidak
teratur, memanjang, keluar darah menstruasi sedikit atau banyak, dan kadang
disertai respon nyeri sehingga gejala ini dapat berdampak negatif pada
kualitas hidup bagi wanita pramenopause (Riyadina, 2019). Fase ini terjadi
akibat wanita pramenopause tidak mampu memproduksi hormon estrogen
yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsive secara
fisiologis. Berkurangnya kadar hormon esterogen, progerseteron serta
hormon ovarium akan menimbulkan perubahan fisik, psikologis, dan seksual.
(Nugroho, 2013)
Rata - rata wanita di seluruh belahan dunia mengalami sindrom
pramenopause, data menyebutkan di beberapa negara diantaranya: Eropa
mencapai 70-80%, Amerika 60%, Malaysia 57%, China 18%, serta Jepang
dan Indonesia 10%. Catatan tersebut menyatakan bahwa banyak dari
perempuan pada masa menjelang menopause mengalami perubahan fisik
maupun psikologis. Dampak yang dirasakan pada fase pramenopause yakni
wanita merasakan banyak keluhan, tetapi disetiap individu atau wanita
mengalami gejala yang berbeda-beda sebab efek biologis serta reaksi individu
akibat rendahnya estrogen sehingga menimbulkan gejala yang berbeda.
(Indarwati, et al. 2019)
Adapun gejala fisik yang dirasakan oleh wanita pramenopause berupa hot
flushes (semburan panas di wajah), sulit tidur, jantung berdebar dan perut
sering kembung, kulit mulai berkerut, mudah lelah, pusing, bahkan pingsan,
berkeringat di malam hari, suasana hati berubah-ubah, libido atau gairah
seksual menurun (Bustami, 2021). Pada Diagnostic and Statistic Manual
version IV (DSM IV) dari American Phychiatric Assocation, dan
International Classification of Disease-10 (ICD-10) dari WHO, disfungsi
seksual pada wanita ini terbagi menjadi empat kategori yaitu desire disorders
(gangguan minat/ keinginan seksual), arousal disorder (gangguan birahi),
orgasmic disorder (gangguan orgasme), dan sexual pain disorder (gangguan
nyeri seksual). (Ramadani, et al. 2018)
Perubahan fisiologis akibat pramenopause dapat mengganggu aktivitas
dan gairah seksual pada wanita. Akibat perubahan tersebut, kegiatan seksual
menjadi kurang menyenangkan. Rendahnya hasrat yang timbul meskipun
telah diberikan rangsangan oleh pasangannya namum belum juga terjadi
lubrikasi yang mengakibatkan rasa nyeri ketika berhubungan seksual. Wanita
pramenopause menjadi sulit mengalami orgasme tapi mereka cukup puas
dengan kedekatan emosional meskipun sebatas non intercourse seperti
berpelukan, memberikan sentuhan, dan berciuman. (Hartati, et al. 2018)
Dari hasil penelitian (Ardillah, et al. 2016) menyatakan bahwa wanita
pramenopause di Wilayah Pasekan Maguwoharjo yang menjadi sampel
mengalami gejala fisik sebagai berikut : mengalami pusing, kering pada area
kemaluan, mengalami sakit pada pergelangan kaki, mudah tersinggung,
sering mengalami jantung berdebar-debar, haid yang tidak teratur, susah
tidur, kadang mengalami gatal di area kemaluan, depresi, mengalami
keputihan, cepat lelah, mudah marah, serta mengalami penurunan
konsentrasi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh
yang timbul akibat gejala pramenopause terhadap hubungan seksual wanita
pramenopause. Oleh Karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pramenopause terhadap Hubungan Seksual pada Ibu
Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya”.
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah ada Pengaruh Pra-
menopause terhadap Hubungan Seksual pada Ibu Rumah Tangga di Wilayah
Kerja Puskesmas Sudiang Raya.”
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh pramenopause terhadap hubungan seksual
pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi pengaruh pramenopause
terhadap hubungan seksual pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja
Sudiang Raya.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui pengaruh pramenopause terhadap hubungan
seksual pada ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas sudiang raya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat yang diharapkan bagi peneliti yaitu dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti.
b. Bagi masyarakat dapat menambah informasi terkait gejala-gejala
yang timbul pada wanita usia pramenopause.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Hubungan Seksual
a. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Menurut Abd. Kholiq. (2017) menyatakan, sistem reproduksi
merupakan salah satu organ yang dimiliki oleh manusia, organ
reproduksi pria menghasilkan sperma dan organ reproduksi wanita
menghasilkan ovum. Organ atau alat reproduksi pada wanita
merupakan organ berfungsi untuk menghasilkan sel telur serta nutrisi
yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan, sebagai sarana
penerima sperma, dan tempat membesarkan janin (mengandung).
Reproductive senescence (penuaan) adalah unik karena mengikuti
percepatan penurunan relatif terhadap fungsi fisiologis lainnya.
Penghentian fungsi reproduksi diamati pada usia kira-kira 50 tahun
namun, jika tidak ada penurunan yang dipercepat ini, dapat
diperpanjang hingga usia 70 tahun. Lebih jauh lagi, penurunan cepat
dalam kemampuan reproduksi ditemukan secara unik pada wanita.
Reproduksi merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan
transfer gen yang mendorong kelangsungan hidup dan dengan
demikian sangat penting untuk kebugaran organisme. Menghentikan
reproduksi dini, yang melepaskan seleksi untuk gen yang mendorong
kelangsungan hidup, adalah non-adaptif. (Chan, et al. 2020)
Alat reproduksi wanita terbagi 2 bagian yakni alat reproduksi
dalam dan luar. Alat reproduksi dalam terletak di dalam rongga perut
sesuai dengan fungsinya yakni mengandung dan melahirkan anak.
Alat reproduksi wanita akan berfungsi sepenuhnya ketika seorang
wanita memasuki masa pubertas.
Pramenopause
Keterangan :
: Variabel independen
(Mempengaruhi)
: Variabel Dependen
(Dipengaruhi)
D. Hipotesis penelitian
Menurut Nursalam. (2017) terdapat 2 jenis hipotesis, sebagai berikut :
1. Hipotesis Alternative (Ha)
Hipotesis ini menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, ataupun
perbedaan antara dua atau lebih variabel. Hubungan, pengaruh, dan
perbedaan tersebut dapat sederhana atau komplek, dan bersifat sebab-
akibat. Adapun hipotesis alternative dalam penelitian ini adalah adanya
pengaruh pramenopause terhadap hubungan seksual pada ibu rumah
tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya. Jika hasilnya < 0,05
berarti Hipotesis Alternative (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho)
ditolak.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (Ho) merupakan hipotesis yang digunakan untuk
pengukuran statistic dan interpretasi hasil statistic. Hipotesis nol dapat
sederhana atau komplek dan bersifat sebab atau akibat. Adapun hipotesis
nol (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pramenopause
terhadap hubungan seksual pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja
Puskesmas Sudiang Raya.
BAB IV
METODE PENELITIAN
46
n=
1+ 46(0,1¿¿ 2)¿
46
n=
1+ 46(0,01)
46
n=
1,46
n=31,5=31
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat signifikan (p) (0,1)
b. Sampling
Menurut Nursalam. (2017) sampling merupakan tahap
menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.
Teknik sampling merupakan cara yang dapat digunakan dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Cara penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yang merupakan
teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel di antara
populasi sesuai dengan yang sesuai kriteria inklusi.
c. Kriteria Sampel
Menurut Sujarweni. (2014) mengatakan kriteria sampel ada dua,
yaitu :
1. Kriteria inklusi :
Kriteria inklusi merupakan beberapa karakteristik umum
yang dimiliki oleh subjek penelitian dari suatu populasi target
dan terjangkau yang akan diteliti. Kriteria yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Wanita pramenopause yang bertempat tinggal di Wilayah
Kerja Puskesmas Sudiang Raya.
b. Wanita dengan usia 40-49 tahun.
c. Wanita yang memiliki pasangan.
d. Wanita dengan status ibu rumah tangga.
e. Wanita yang bukan akseptor KB Hormonal.
f. Wanita yang bersedia menjadi responden.
2. Kriteria ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan mengeluarkan subjek yang tidak
memenuhi atau tidak sesuai dengan kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab, antara lain :
a. Wanita dengan keadaan yang tidak memungkinkan.
b. Wanita yang menolak untuk berpartisipasi.
Identifikasi masalah
Penyusunan Instrumen
Mulai
Studi Lapangan
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Tujuan
Pengumpulan data
a. Data primer
b. Data sekunder
Pengolahan data
Analisa
Selesai
G. Etika Penelitian
Menurut (Kholipah & Subagiharti, 2018) dalam menyusun sebuah laporan
penelitian, setidaknya ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan sebagai tanda
bahwa kita memiliki etika. Tiga hal tersebut yaitu :
a. Kejujuran
Dalam penulisan laporan penelitian kejujuran saling berkaitan dengan
banyak hal sehingga kejujuran harus dijunjung tinggi, baik untuk
kepentingan penulis maupun bagi masyarakat yang akan membacanya.
Dalam sebuah penelitian apa yang ada didalmnya harus sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya karena akan berbahaya dan tidak etis jika data
yang dijadikan sumber dalam penelitian dimanipulasi sehingga tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Objektivitas
Kejujuran dan objektivitas saling berkaitan dimana saat anda bersikap
objektif, maka dalam penelitian anda akan tertuang karya dengan
interpretasi data yang dilakukan bersifat objektif dan terdapat kejujuran
didalamnya. Objektivitas dengan strata yang tinggi akan menunjukkan
hasil penelitian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, sedangkan
objektivitas yang rendah dengan sendirinya akan menurunkan harkat
penelitian yang telah anda lakukan.
c. Pengutipan
Saat anda mengutup pendapat dari orang lain, baik mengambil kutipan
secara lansung ataupun hanya mengambil intisari pendapat, maka sumber
dari kutipan tersebut harus dicantumkan sebagai bentuk penghargaan
kepada pemilik ide atau kutipan tersebut.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian mengenai Pengaruh Pramenopause Terhadap Hubungan
Seksual Pada Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang
Raya di laksanakan pada tanggal 28 Juni – 03 Juli 2021. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 31 responden. Dari hasil pengolahan data yang
dilakukan, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi meliputi analisis
univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan aplikasi SPSS 22
dengan uji regresi linear sederhana yang disajikan dalam tabel dan
tergambar sebagai berikut :
a. Data Karakteristik Responden
Karakteristik umum responden dalam penelitian ini adalah umur,
Pendidikan, dan penggunaan akseptor KB. Karakteristik umum
responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1
Data Karakteristik Menurut Umur Ibu rumah tangga di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Tabel 5.2
Data Karakteristik Menurut Pendidikan Ibu Rumah Tangga
di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Tabel 5.3
Data Karakteristik Menurut Penggunaan KB Pada Ibu Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Tabel 5.4
Data Kuesioner Pramenopause Pada Ibu Rumah Tangga di Wilayah
Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Tidak 9 29.0
mengalami
gejala
Total 31 100.0
Tabel 5.5
Data Kuesioner Hubungan Seksual Pada Ibu Rumah Tangga di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Hubungan Seksual Frekuensi Presntasi (%)
Tidak ada 0 0
perubahan
Total 31 100.0
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Hub. Seksual * Between (Combined) 13.536 8 1.692 2.657 .033
Pramenopause Groups Linearity 7.305 1 7.305 11.469 .003
Deviation
6.232 7 .890 1.398 .256
from Linearity
Within Groups 14.012 22 .637
Total 27.548 30
Sumber : Pengolahan data SPSS.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.355 1.008 14.234 .000
Pramenopause .205 .063 .515 3.235 .003
Sumber : Pengolahan data SPSS.
d. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh
antara variabel independen dan variabel dependen. Apabila nilai
signifikan (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka variabel dikatakan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel yang lain. Adapun
kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut :
a. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Nilai t tabel dengan alpha 5% dan jumlah sampel (n) – jumlah
variabel (k) yang digunakan maka diperoleh t tabel sebesar
2,0452.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.355 1.008 14.234 .000
Pramenopause .205 .063 .515 3.235 .003
Sumber : Pengolahan data SPSS
C. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Keterbatasan Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini bisa saja memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan keadaan yang dialami sehingga memungkinkan responden
menjawab dengan tidak jujur karena menganggap hal tersebut sensitif
untuk dibahas dan tidak mengerti pertanyaan.
2. Keterbatasan Waktu
Sebenarnya informasi yang lengkap harus ditunjang dengan
pengumpulan data yang lebih cermat yaitu dengan teknik menganalisis
agar ada intervensi yang dilakukan. Namun karena keterbatasan peneliti
dalam hal waktu penelitian, sehingga peneliti tidak dapat langsung
melakukan teknik tersebut dengan responden secara keseluruhan.
D. Implikasi untuk Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan mengembangkan metode pembelajaran
keperawatan khususnya Keperawatan Maternitas dan dapat dijadikan rujukan
tambahan dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada
ibu rumah tangga yang memasuki fase pramenopause dalam pelayanan
kesehatan maternitas.
1. Implikasi terhadap Pelayanan Keperawatan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai upaya
peningkatan promosi kesehatan khususnya pengaruh pramenopause
terhadap hubungan seksual yang dilakukan oleh perawat ataupun tenaga
medis lainnya agar ibu rumah tangga dapat mengetahui apa saja yang
akan dialami ketika memasuki usia pramenopause.
2. Implikasi terhadap Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya
bagi peneliti dan peneliti lainnya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh
Pramenopause Terhadap Hubungan Seksual Pada Ibu Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Puskesmas Sudiang Raya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gejala pramenopause yang paling dominan dialami oleh ibu rumah tangga di
wilayah kerja puskesmas sudiang raya yaitu mudah lelah dan pusing, sulit tidur,
menstruasi kurang dari 5 hari, menstruasi berwarna coklat tua, kulit mulai berkerut,
jantung berdebar-debar, menstruasi tidak teratur.
2. Timbulnya gejala pramenopause yang dialami oleh ibu rumah tangga di wilayah
kerja puskesmas sudiang raya mengakibatkan ibu mengalami perubahan pada
hubungan seksualnya diantaranya yaitu gairah seksual menurun, suasana hati yang
berubah-ubah membuat ibu kurang minat melakukan hubungan seksual, dan
perubahan lain yang dikatakan oleh ibu yaitu frekuensi hubungan seksual menurun,
ibu mengatakan hubungan seksual dilakukan 1 atau 2 kali seminggu, hal tersebut
diakibatkan karena ibu merasa cepat lelah sehingga menyebabkan gairah ibu dalam
hubungan seksual ikut menurun.
B. Saran
1. Bagi Ibu Rumah Tangga
Para ibu rumah tangga diharapkan dapat mengetahui dan menyadari bahwa hal –
hal yang di alami saat memasuki usia 40 tahun merupakan gejala fase pramenopause
yang dimana hal tersebut mempengaruhi hubungan seksual seseorang.