Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian

Sebenarnya proses penuaan telah terjadi sejak manusia dilahirkan ke

dunia, dan proses ini terjadi terus-menerus sepanjang kehidupannya sesuai

dengan hukum alam. Secara khusus pada wanita, proses penuaan ini

mempunyai dampak tersendiri terhadap siklus haidnya. Siklus haid tersebut

setiap bulannya aakan mulai terganngu dan akhirnya menghilang sama sekali.

Terganggunya sampai hilangnya proses haid ini merupakan hal wajar yang

sadar atau tidak sadar akan dialami oleh semua wanita normal

(Purwoastuti,2008).

Berdasarkan jumlah penduduk dan derajat kesehatan masyarakat Indonesia

pada tahun 2000, sekitar 25% dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai

menopause. Tentunya, sekian tahun kemudian jumlah tersebut semakin

bertambah. Hal ini ditunjang oleh kondisi kesadaran menjaga kesehatan yang

semakin baik sehingga angka harapan hidup juga semakin meningkat (Kasdu,

2002).Menopause adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi

sampai awal masa senium, yaitu antara (45-55) tahun bila terjadi dibawah 40

tahun disebut klimakterium prekoks.Terbagi atas pramenopause (4-5 tahun

sebelum menopause, mulai ada keluhan klimakterik), menopause, dan

pascamenopause (masa 3-5 tahun setelah menopause).

(Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1,2000)

Menopause merupakan tahap yang normal dalam kehidupan.Dampaknya

terhadap kesehatan baru mulai terlihat ketika angka harapan hidup wanita

1
2

meningkat pesat di atas dekade ke-6.Diperkirakan bahwa wanita yang hidup

di negara maju akan hidup setidaknya sepertiga dari seluruh kehidupan

mereka setelah menopause. Secara fungsional, menopause dapat dianggap

sebagai ‘sindrom menghilangnya estrogen’. Keadaan ini diketahui dengan

berhentinya menstruasi dan pada mayoritas wanita, timbul tanda dan gejala

seperti hot flashes (rasa panas), insomnia, atrofi vagina, pengecilan payudara,

dan penurunan elastisitas kulit. Osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler

menggambarkan dampak jangka panjang defisiensi estrogen. Keduanya

merupakan tanda yang timbul lebih lambat dan kurang dapat diperkirakan

dibandingkan tanda dan gejala menopause (Linda J & Danny, At a Glance

Sistem reproduksi,2008).

Konsep Diri Wanita Premenopause dalam Menghadapi Masa Menopause

didapatkan hasil penelitian 55,3% mempunyai konsep diri dengan kategori

negatif dan 46,7% mempunyai konsep diri dengan kategori positif dalam

menghadapi perubahan pada masa menopause (dalam, jurnal,

Hamaro&Toyibah, 2014). Dalam Kasdu, Dini (2002), untuk meminimalkan

gejala yang dianggap mengganggu pada masa menghadapi menopause,

kesiapan seorang wanita menghadapi masa menopause akan sangat

membantu ia menjalani masa ini dengan baik. Yang dilakukan wanita ketika

hendak memasuki masa menopause antara lain: mengkonsumsi makanan

bergizi, menghindari stres, menghentikan merokok dan minum-minuman

beralkohol, olahraga secara teratur, berkonsultasi dengan dokter.

Di kota Blitar wanita usia 40-55 tahun terus meningkat, pada tahun 2014

terdapat 9812 orang dan pada tahun 2015 menjadi 10125 orang. Dan
3

diperoleh data Kecamatan Sananwetan memiliki wanita usia 40-55 terbanyak

yaitu sebanyak 1000 orang. Kecamatan Sukorejo 900 orang, Kecamatan

Gedog 800, Bendogerit 700 (Data DISPENDUKCAPIL Kota Blitar,2014-

2015). Saat peneliti melakukan Studi Pendahuluan didapatkan data bahwa 5

dari 8 wanita premenopause (usia 40-55 tahun) yang berkunjung di poli BP 1

(balai pengobatan) di UPTD kesehatan sananwetan tidak melakukan

persiapan untuk menghadapi masa menopause.

Dan karena itu peneliti tertarik meneliti sikap wanita premenopause (usia

40-55 tahun) menghadapi masa menopause yang berkunjung di Poli BP

(balai pengobatan) di UPTD kesehatan Sananwetan.

1.2 Rumusan masalah penelitian

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut:“Bagaimanakah sikap wanita premenopause usia 40-55 tahun

menghadapi masa menopause di Poli BP (balai pengobatan) di UPTD

kesehatan Sananwetan?”

1.3 Tujuan penelitian

Untuk mengetahui sikap wanita premenopause usia 40-55 tahun menghadapi

masa menopause di Poli BP (balai pengobatan) di UPTD kesehatan

Sananwetan.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1. Secara teoritis


4

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kepustakaan dan

memberikan sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan untuk

peneliti selanjutnya.

1.4.2. Secara praktis

a) Bagi UPTD Kesehatan Sananwetan

Sebagai acuan untuk perencanaan program selanjutnya dan dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan

masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan.

b) Bagi peneliti lain

Sebagai dasar bagi peneliti lain dalam melaksanakan penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai