Disusun Oleh :
A. DEFINISI
Intracerebral hemorrhage (ICH) adalah perdarahan yang terjadi di dalam parenkim
otak dan sistem ventrikel yang penyebabnya bukan diakibatkan oleh trauma. (Sacco et al.,
2013). Intra Serebral Hemoragik adalah kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang
memicu perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak
berkurang atau terputus. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat cepat
mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara permanen. Perdarahan saat pecahnya
pembuluh darah dalam otak disebut dengan perdarahan intraserebral, sedangkan perdarahan
pada pembuluh darah pada ruang di antara lapisan pembungkus otak bagian tengah dan
dalam disebut dengan perdarahan subarachnoid (Willy, 2018).
B. ETIOLOGI
Tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum dari ICH. Pada orang yang lebih
muda, penyebab umum lainnya adalah terbentuknya pembuluh darah di otak secara tidak
normal (Willy, 2018), seperti:
1. Cedera kepala atau trauma
2. Ruptur aneurisma serebral
3. Malformasi arteriovenosa
4. Penggunaan pengencer darah
5. Tumor berdarah
6. Penggunaan kokain atau metamfetamin (yang dapat menyebabkan hipertensi berat dan
menyebabkan perdarahan).
7. Gangguan pendarahan (misalnya, hemofilia atau anemia sel sabit)
8. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
9. Ketidak normalan pembuluh darah di otak sejak lahir (cacat bawaan berupa malformasi
pembuluh darah arteri dan vena).
10. Penyakit liver.
C. ANATOMI
E. PATOFISIOLOGIS
Modul Neurovaskuler oleh PERDOSSI disebutkan bahwa, pecahnya pembuluh darah
di otak dibedakan menurut anatominya atas perdarahan intraserebral dan perdarahan
subarakhnoid. Sedangkan berdasarkan penyebab, perdarahan intraserebral dibagi atas
perdarahan intra serebral primer dan sekunder. Perdarahan intraserebral primer (perdarahan
intraserebral hipertensif) disebabkan oleh hipertensif kronik yang menyebabkan vaskulopati
serebral dengan akibat pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan perdarahan sekunder
(bukan hipertensif) terjadi antara lain akibat anomali vaskuler kongenital, koagulopati, tumor
otak, vaskulopati non hipertensif (amiloid serebral), vaskulitis, post stroke iskemik, obat anti
koagulan (fibrinolitik atau simpatomimetik). Diperkirakan hampir 50 % penyebab perdarahan
intraserebral adalah hipertensif kronik, 25 % karena anomali kongenital dan sisanya
penyebab lain. Perdarahan intraserebral, pembuluh yang pecah terdapat di dalam otak atau
pada massa otak, sedangkan pada perdarahan subarakhnoid, pembuluh yang pecah terdapat di
ruang subarakhnoid, di sekitar sirkulus arteriosus willisi. Pecahnya pembuluh darah
disebabkan oleh kerusakan dindingnya (arteriosklerosis), atau karena kelainan kongenital
misalnya malformasi arteri-vena, infeksi (sifilis), dan trauma.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
G. TEHNIK INSTRUMENTASI
1. Definisi
Instek ICH adalah suatu tatacara menyiapkan alat untuk operasi kraniotomi/
Trepanasi dan proses instrumentasinya.
Persiapan pasien :
a. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus masuk
kamar operasi
b. Pasien harus puasa
c. Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran
d. Skirent rambut kepala
e. Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada
f. Vital sign dalam batas normal
g. Pasien dibaringkan di meja operasi dan dibaringkan dengan posisi supine dengan
kepala miring ke sebelah kiri di meja operasi
h. Pasien dilakukan tindakan anastesi GA, dipasang vital sign, oksigen
i. Memasang plat diatermi pada tungkai kaki kanan
Persiapan ruangan :
a. Menata ruangan dengan mengatur penempatan kursi, mesin suction, mesin cauter
disebelah kiri meja operasi, meja instrument,troli waskom dan meja mayo disebelah
bawah meja operasi
b. Memasang U- Pad steril dan doek pada meja operasi
c. Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan dipergunakan
d. Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah penggunaannya
c. Instrumen penunjang
Instrumen peunjang steril
f. Teknik Instrumentasi
1. Sign in
2. Perawat instrumen melakukan persiapan instrumen dan alat dengan :
- Cuci tangan secara furbringer lalu dikeringkan dengan handuk kecil steril
- Mengenakan skort (gowning) dan handschoen steril (gloving)
- Menutup meja mayo dengan sarung meja mayo lalu dilapis dengan underpad
steril kemudian dilapis lagi dengan duk kecil steril
- Menata instrumen set dasar dan set tambahan di meja mayo
- Menata skort, duk, handuk kecil, set trepanasi dan bahan alat lain-lain untuk
kesiapan operasi
- Setelah selesai tutup meja mayo dan meja instrumen
3. Pasien datang, cek kelengkapan status (informed concent), catat di buku register
4. Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supinasi, di bawah kepala diberi
bantal donat yang sudah dilapisi underpad on steril
5. Berikan deppers dan hibiscrub pada asisten untuk mencuci lapangan operasi. Dan
spidol putih pada operator untuk marker. Kemudian dibersihkan lagi lapangan
operasi dengan kasa alkohol
6. Setelah pasien dibius, pasien dipasang kateter, dan ground couter pada tungkai kaki
7. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, desinfeksi dengan kasa alkohol
selanjutnya dikeringkan dengan handuk kecil kemudian melakukan gowning dan
gloving. Dan membantu memberikan kasa alkohol, gowning dan gloving pada
operator dan asisten
8. Berikan desinfeksi klem + cucing yang berisi deppers dan betadin pada asisten untuk
melakukan desinfeksi lapangan operasi
9. Lakukan drapping dengan :
- Underpad steril + 2 duk kecil diletakkan di bawah kepala pasien yang dibantu
perawat sirkuler mengangkatnya dengan memakai handschoen steril
- 1 duk kecil menutup dari mata ke arah bawah
- 2 duk kecil untuk menutup samping kanan dan kiri kepala pasien
- 1 duk besar menutup badan dan ekstremitas bawah
- 1 duk sedang melingkari kepala
- 1 duk sedang melintang menutupi mesin anesthesi
- Berikan underpad steril yang digulung sebagai talang, kemudian opsite besar
untuk menutup lapangan operasi
10. Dekatkan meja mayo, meja instrumen, 2 waskom, lalu pasang dan atur kabel couter
monopolar dan bipolar serta slang suction, fiksasi dengan kasa dan duk klem. Cek
kelayakan alat
11. Time out
12. Berikan spuit 10 cc yang berisi adrenalin dan lidocain 1 : 200.000 kepada operator
untuk infiltrasi kulit yang akan diincisi
13. Berikan mess 1 dan pinset chirrurgis pada operator untuk incisi kulit dan sub kutis
14. Berikan couter monopolar pada asisten + spull dengan NS untuk rawat perdarahan
15. Berikan mess 2 pada operator dan wound haak tajam pada asisten untuk
memperdalam incisi fasia dan otot
16. Berikan dendy klem untuk hemostasis dan memegang fasia
17. Berikan raspatorium atau couter monopolar pada operator untuk membebaskan
periosteum. Dan kasa basah untuk membungkus scalp
18. Berikan spring haak untuk mempertahankan scalp tetap terbuka
19. Berikan bor + mata bor pada operator, berikan spull NS pada asisten, untuk
membuat 4 lobang pada cranium
20. Berikan desector dan klem pean manis pada operator untuk mengambil/
membersihkan serpihan tulang pada lobang yang di bor
21. Berikan pengantar gigli, gigli dan handlenya pada operator, berikan spull NS pada
asisten. Kemudian operator siap melakukan pemotongan cranium
22. Berikan knabel tang pada operator untuk meratakan tulang (bila perlu)
23. Rawat perdarahan dengan memberikan bone wax dengan desector, dan surgicel pada
operator
24. Berikan nald voeder + vicryl 3-0 / sonde dura + dura haak untuk menggantung dura
25. Berikan mess 3 pada operator untuk membuka dura, gunting dura untuk
memperlebar
26. Berikan couter bipolar dan waches pada operator dan suction + spull NS pada asisten
untuk evakuasi clothing pada lokasi haematom
27. Berikan surgicel sesuai ukuran yang dibutuhkan untuk rawat perdarahan
28. Cuci area operasi dengan spull NS sambil disuction
29. Berikan redown drain untuk pemasangan sub dural drainage, pean manis dan mess 1
untuk membuat lobang di kulit tempat keluarnya slang drain. Berikan nald voeder +
zide 2-0 dan pinset chirrurgis untuk fiksasi. Sambung slang drain dengan infus set
dan urobag
30. Berikan nald voeder + vicryl 3-0 dan pinset adson chirrurgisuntuk jahit dura, berikan
gunting benang pada asisten
31. Berikan nald voeder + vicryl 2-0 dan pinset chirrurgis pada operator untuk jahit otot
dan fasia, berikan pean manis dan gunting benang pada asisten
32. Berikan redown drain, pean manis dan mess 1 pada operator untuk pemasangan sub
kutis drainage. Nald voder + seide 2-0 cutting untuk fiksasi, berikan gunting benang
pada asisten. Sambung dengan tabung penghisapnya, sign out
33. Hitung jumlah alat dan kassa sebelum area operasi ditutup, pastikan semua dalam
keadaan lengkap. Jahit luka operasi lapis demi lapis, lepaskan pring hook. Berikan
nald voeder + vicryl 3-0 dan pinset chirrurgis pada operator, pean manis dan gunting
benang pada asisten, untuk jahit sub kutis
34. Berikan nald voeder + premeline 3-0 untuk jahit bagian kulit
35. Selanjutnya untuk pemasangan ventrikel kateter, berikan metlin blue dan pinset
chirrurgis pada operator untuk marking
36. Berikan mess 1 pada operator untuk incisi kulit, mess 2 untuk sub kutis hingga fasia.
Pinset chirrurgis pada operator dan couter monopolar pada asisten untuk rawat
perdarahan
37. Berikan raspatorium / couter monopolar pada operator untuk membuka periosteum
38. Berikan bor + mata bor pada operator, spull NS pada asisten untuk membuat lobang
pada cranium
39. Berikan desector dan pean manis pada operator untuk bersihkan serpihan tulang
40. Berikan mess 3, pean manis dan kateter ventrikel pada operator untuk dilakukan
pemasangan. Nald voeder + zide 2-0 untuk fiksasai, gunting benang pada asisten.
Sambung dengan treeway, infus set dan urobag
41. Berikan nald voeder + vicryl 2-0 dan pinset chirrurgis pada operator untuk jahit
fasia, berikan gunting benang pada asisten, vicryl 3-0 untuk jahit sub kutis,
premeline 3-0 untuk jahit kulit
42. Luka operasi bersihkan dengan kasa basah (NS 0,9 %), keringkan dengan kasa
kering. Tutup dengan sofratule dan kasa rekatkan dengan hipavix dan tensocrep
43. Operasi selesai, bersihkan dan rapikan pasien, bersihkan bagian tulang pasien dari
bekas betadine yang masih menempel dengan mengunakan kassa basah lalu
keringkan dengan kasa kering, pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang
recovery
44. Inventaris alat/ instrumen. Inventaris bahan habis pakai dan catat pada lembar depo
45. Cuci alat dan instrumen, didekontaminasi menggunakan larutan presep, rendam
selama 10 menit, llau cuci dengan menggunakan cairan cidexim dengan konsentrasi
8 cc dalam 1 liter air, bersihkan, bilas, dan keringkan, kemudian semua alat
diiventariskan, diset kembali bungkus dengan kain lanjut untuk disterilkan.
46. Rapikian ruangan
Evaluasi
a) Operasi berjalan lancer selama jam menit ( )
b) Tim operasi tetap menjaga keamanan dan kesterilan selama operasi
c) Selama operasi pasien tampak tenang
d) Pendarahan selama operasi cc
e) Produksi urine cc
f) Tanda-tanda vital TD : mmHg, Nadi : /menit RR: x menit
g) Klien tidak tampak anemis, tidak tamapk sesak dan perfusi jaringan baik
h) Terpasang infuse tetes/menit
DAFTAR PUSTAKA
Ziai WC, Carhuapoma JR, 2018. Perdarahan Intraserebral. Kontinum (Minneap Minn).
klinis. Analgesik.
Hemphill JC, Greenberg SM, Anderson CS, Becker K, Bendok BR, Cushman M, Fung GL,
Goldstein JN, Macdonald RL, Mitchell PH, Scott PA, Selim MH, Woo D., Dewan Stroke
https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-101626499/anatomi-otak-manusia?page=2.
https://www.emergency-live.com/id/bunga/Pedoman-2015-untuk-mengobati-perdarahan-
( )