Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan

Trepanasi Atas Indikasi Epidural Hematom (EDH)


di Kamar Operasi Instalasi Gawat Darurat Sakit Saiful Anwar Malang

Danisa Septiani Aulia


NIM. 1501410021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG
2016
A. PENGERTIAN
Trepanasi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yang bertujuan mencapai otak
untuk tindakan pembedahan definitif.
Epidural Hematoma (EDH) adalah suatu perdarahan yang terjadi di antara tulang dan
lapisan duramater.
Cranioplasty adalah Tindakan pemasangan plate dan screw pada Tulang Kranium /
tengkorak.(http://id.m.wikipedia.kamus kedokteran).

B. ETIOLOGI
Pada kasus EDH di atas banyak disebabkan oleh trauma kepala yang berhubungan dengan fraktur
tulang tengkorak dan laserasi pembuluh darah. EDH sebagai akibat perdarahan pada lapisan otak yang
terdapat pada permukaan bagian dalam tengkorak.
C. PATOFISIOLOGI
Trauma kepala

Frkatur tulang tengkorak

Perdarahan pada arteri meningea antara durameter dan tulang tengkorak

Hematom epidural

Mendesak epidural

Hematom bertambah besar

Tekanan pada lobus temporalis ke arah dalam dan bawah

Bagian medial lobus mengalami herniasi di bawah pinggiran tentorium.

Sirkulasi arteria yang mengurus formation retikularis di medulla oblongata

Hilangnya kesadaran

Menekan syaraf cranial ketiga (okulomotorius)

Dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata

Kelemahan respons motorik kontralateral, reflek hiperaktif dan tanda babinski

Ganggiuan tanda vital dan fungsi pernapasan

D. TANDA DAN GEJALA


Pasien dengan EDH seringkali tampak memar di sekitar mata dan belakang telinga. Sering juga
tampak cairan yang keluar dari hidung atau telinga.
 Penurunan kesaran, sampai koma
 Bingung
 Susah bicara
 Penglihatan kabur
 Nyeri kepala yang hebat
 Mual
 Pusing
 Pupil anisokor
E. INDIKASI
1. Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker.
2. Mengurangi tekanan intrakranial.
3. Mengevakuasi bekuan darah, perdarahan, peradangan otak.
4. Trauma kepala.

F. KONTRA INDIKASI
 Pasien dengan gangguan hemodinamik.

G. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin ESU, lampu operasi, meja mayo
dan meja instrument
2. Memasang U- Pad on steril dan doek pada meja operasi.
3. Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan dipergunakan.
4. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah dijangkau.
5. Mengatur suhu ruangan.
6. Menyiapkan/menata instrumen untuk operasi

H. PERSIAPAN ALAT
1. Instrument operasi
a. Instrument Meja Mayo
1) Desinfeksi klem : 1
2) Bengkok : 2
3) Cucing : 2
4) Duk klem : 4
5) Pinset cirurgis : 2
6) Dissecting forceps (pinset anatomis) : 2
7) Dissecting forceps kecil (pinset anatomis bebek) : 1
8) Scalp blade & handle (handvat mess) no. 4 & 3 : 1/1
9) Delicate hemostatic forcep (musquito klem) : 2
10) Metzembaum scissor (gunting metzembaum) : 1
11) Surgical scissor lurus (gunting kasar lurus) : 1
12) Gunting benang : 1
13) Dendi klem : 5
14) Klem mosquito : 2
15) Klem manis : 1
16) Needle holder : 2
17) Hak tajam : 2
18) Langen back : 1
19) Canule suction : 1
20) Rasparatorium kecil / besar : 1/1
21) Desektor : 1
22) Elevator : 1
23) Brain spatel : 1
24) Spring hook / skin flap hook : 1
25) Knable : 1
26) Screw driver : 1
b. Instrument penunjang
1) Instrumen penunjang steril
a) Handpiece couter mono & bipolar : 1/1
b) Selang suction : 1
c) Kraniotom set + perforator set : 1
d) Set waskom : 1
e) Plate kranium + screw : 4 psg
2) Instrumen penunjang on steril
a) Mesin couter : 1
b) Mesin suction : 1
c) Lampu operasi : 1
d) Meja operasi : 1
e) Meja instrumen : 1
f) Meja mayo : 1
g) Troli waskom : 1
h) Tempat sampah : 2
i) Bolpoin marker : 1
2. Persiapan linen
a. Duk besar : 2
b. Duk sedang : 3
c. Duk kecil : 4
d. Gaun operasi : 5
e. Sarung meja mayo : 1
f. Handuk : 5
3. Persiapan bahan habis pakai
a. Handscoon 7/7,5 : sesuai kebutuhan.
b. Mess no. 22 & 15 : 1/1
c. NaCl 0,9 % : 1000 cc
d. Providon iodin : 100 cc
e. Alkohol : 100 cc
f. Lidocain : 2 ampul
g. Adrenalin : 1 ampul
h. Spuit 3cc / 10cc : 1/4
i. Hepavix : secukupnya
j. Tensocrep 10 cm : 1
k. Kassa steril : 30 lembar
l. Wouches : secukupnya
m. Deppers : 10
n. Sufratul : 1
o. Spongostan : 1
p. Surgicel : 5
q. Bonewax : 1
r. Opsite besar 45 x 55 cm : 1
s. Redon drain no. 10 : 1
t. DK no. 14 : 1
u. Urobag : 1
v. Jelly : secukupnya
w. Safil 2-0 : 1
x. Mersilk 3-0 / 4-0 : 1/2
y. Mersilk 2 – 0 : 1
z. Premiline 3 – 0 : 2
aa. Under pad on & steril : 1/3

I. PERSIAPAN PASIEN
Persiapan Pasien
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus masuk
kamar operasi.
2. Pasien memakai gelang identitas pasien dengan benar
3. Pasien harus puasa.
4. Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran yaitu operasi.
5. Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada.
6. Pasien diberikan anastesi general anastesi.

J. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Pasien datang ke ruang premedikasi, melakukan sign in yang meliputi:
a. Identitas pasien, umur, jenis kelamin, asal ruangan dan register.
b. Apakah pasien sudah dikonfirmasikan identitas, area operasi, tindakan operasi,
dan lembar persetujuan (sudah/belum)
c. Penandaan area operasi (sudah/belum/tidak perlu)
d. Persiapan mesin dan obat anesthesi (sudah/belum)
e. Fungsi pulse oksimeter (ya/tidak)
f. Riwayat alergi pasien (tidak/ya, ….)
g. Resiko aspirasi (tidak/ya, tapi telah tersedia peralatan untuk mengatasinya)
h. Antisipasi kehilangan darah > 500cc atau 7 cc/kgBB (untuk anak), (ya tapi telah
direncanakan 2 iv line atau akses vena sentral).
2. Menulis identitas pasien di buku register dan membuat askep, lembar depo, SSC dan
catatan operasi.
3. Tim anesthesi melakukan induksi dengan general anastesi.
4. Perawat sirkuler dan anesthesi memposisikan pasien dengan posisi supinasi leher
diganjal dengan ganjalan (doek besar dilipat ataupun yang lainnya) dan kepala
dimiringkan kekiri.
5. Perawat sirkuler atau operator memasang catheter no. 14.
6. Mengatur posisi supine, onloop kemudian mencuci lapang operasi dengan
chlorhexidine dan keringkan.
7. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi dan sarung tangan
steril.
8. Perawat instrumen memakaikan gaun operasi dan sarung tangan steril kepada tim
operator dan asisten operator.
9. Perawat instrumen berikan pada operator desinfeksi klem dan cucing yang berisi
deppers betadhine dan kemudian deppers alkohol untuk disinfeksi area operasi
kemudian keringkan dengan deppers kering.
10. Melakukan drapping pada area operasi dan kemudian tutup dengan opset.
a. Berikan U-Pad steril dan 2 doek kecil di bawah kepala. Bungkus kepala
dengan doek kecil dan fiksasi dengan doek klem
b. Pasang doek kecil dibawah
c. Pasang doek besar (1) dipasang melingkari kepala
d. Pasang doek besar (1) untuk menutupi bawah sampai kaki tidak kelihatan
e. Pasang doek besar (1) untuk menutup mesin anastesi
f. Pasang opsite pada area yang akan diincisi
11. Dekatkan selang suction, bor cranium, craniotom dan ESU kemudian cek fungsi, ikat
dengan kasa dan fiksasi pada drapping dengan duk klem Dekatkan meja mayo dan
meja instrument ke dekat meja operasi. (NB : Cara membuat larutan adrenaln
1/200.000 → adrenalin 1 amp/1 cc + NS 9cc, lalu ambil 1cc + 2 ampul lidocain/4cc +
5cc NS = 10 cc, ambil 5cc larutan tsb + 5cc NS = 10cc, ganti jarum spuit 10cc dengan
jarum spuit 3cc)
12. Perawat sirkuler melakukan time out (sebelum insisi)
Time out meliputi : Konfirmasi nama pasien, umur, ruangan atau bangsal, diagnosa,
jenis tindakan, tim operasi, antibiotik proflaksis, lama operasi dan antisipasi kejadian
kritis perdarahan, dan resiko anestesi,serta kesiapan instrumen dan perhatian khusus
pada instrumen, serta persiapan radiologi ( C-Arm) . hitung jumlah instrument dan
kasa yang digunakan ( jumlah instrument 38 turun 1 dan jumlah kasa 30, deppers 10)
13. Pembacaan doa sebelum operasi dipimpin oleh operator.
14. Berikan larutan adrenalin 1:200.000 pada operator untuk infiltrasi area kepala yang
akan diincisi.
15. Setelah 5 menit, berikan mess 1 (handle no. 4 & mess no. 22) ke operator untuk incisi
dilanjutkan mess 2 (handle no. 3 & mess no. 15) untuk membuka periosteum, lalu
berikan pinset cirurgis pada operator dan asisten.
16. Rawat perdarahan dengan bipolar, berikan bipolar kepada operator dan berikan
spoling Ns kepada asisten.
17. Berikan raspat untuk membersihkan tulang dari periosteum, lalu berikan kasa basah
untuk menutupi bagian dalam flap dan kasa kering tebal untuk bantalan flap, lalu
berikan spring hook untuk mengkait flap dan jepit pada doek.
18. Berikan kasa dan couter bipolar untuk rawat perdarahan sambil dispoling dengan NS
dalam spuit 10 cc dan juga suction.
19. Berikan couter monopolar untuk marking pada tulang yang akan dibor.
20. Berikan bor ke operator, langenback ke asisten dan spoling NS + Suction.
21. Ambil serpihan tulang, berikan desektor kepada operator dan berikan mosquito dan
kasa kepada asisten.
22. Berikan bonewax untuk menghentikan perdarahan pada tulang.
23. Setelah selesai mengebor di 4 tempat, berikan kraniotom ke operator dan spoling +
suction ke asisten.
24. Berikan elevator untuk mengangkat tulang yang sudah dipotong, lalu tempatkan di
bengkok dan bersihkan tulang tersebut dari hematom dengan kasa basah.
25. Berikan Suction dan bipolar ke operator untuk mengeksplorasi hematom EDH, sambil
dilakukan spoling.
26. Berikan spatel dura untuk mengambil stolsel, lalu wouches kecil, spongostan dan
surgicel untuk hemostasis.
27. Berikan jahitan mersilk3-0 + nald fouder ke operator untuk hit stich dura, pean dan
gunting ke asisten. Dan juga jahit gantung dura.
28. Siapkan tulang kranium yang akan dipasang bersihkan, lubangi di 2 tempat untuk
gantung dura.
29. Kembalikan tulang kemudian pasang plate dan screw di keempat sisi tulang.
30. Berikan redon drain no. 10 dan jahitan mersilk 2-0 untuk fiksasi.
31. Sign out meliputi :
 Perawat membacakan :
- Jenis tindakan? ( Trepanasi Dekompresi Dan Evakuasi Edh Dan
Cranioplasty).
- Kecocokan jumlah instrument, kassa, jarum sebelum dan sesudah operasi.
(cocok dan lengkap)
- Label pada specimen (membacakan identitas pasien, jenis specimen, register,
ruangan yang tertera pada label). (tidak ada speciemen).
- Apakah ada permasalahan pada alat-alat yang digunakan. (tidak ada masalah).
 Intrumen +anatesi+operator
- perhatian khusus pada saat masa pemulihan (recovery).

32. Operator melakukan penutupan, jahit periosteom → berikan vicryl 2-0 jarum
atraumatik round + pinset anatomis. Jahit kulit dengan premilene 3-0 jarum
atraumatik cutting + pinset chirugis.
33. Bersihkan area operassi dengan kassa basah kemudian keringkan dengan kassa
kering. Tutup luka insisi dengan sofratule + kassa kering kemudian hipafix dan
pasang tensocrep 10cm.
34. Operasi selesai, bereskan semua instrument, bor listrik, selang suction dan kabel
couter dilepas.
35. Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadin yang masih
menempel dengan menggunakan kassa basah atau towel dan keringkan.
36. Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
37. Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan prezep 2.5 gram (9 buah)
dalam 5 liter air. Rendam selama 10 - 15 menit lalu cuci, bersihkan dan keringkan,
kemudian alat diinventaris dan diset kembali bungkus dengan kain siap untuk
disterilkan.
38. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat- alat
yang dipakai pada tempatnya.
39. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.

K. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengumpulan data

2. Ciri-ciri umum (identitas pasien)

3. Riwayat keperawatan

4. Keluhan utama: Sakit kepala, mual muntah

5. Riwayat penyakit sekarang: adanya sakit kepala pada anak/ dewasa dan bayi menangis terus
dengan kepala yang semakin membesar

6. Riyat penyakit dahulu: riwayat kehamilan, persalinan, penyakit yang pernah diderita.

7. Riwayat penyakit keluarga

8. Pemeriksaan fisik:
 Breath: perubahan pola napas, kedalam, frekuensi, iramanya, cenderung terjadi
peningkatan produksi sputum

 Blood: denyut nadi melambat, perubahan frekuensi jantung.

 Brain: kehilangan kesadaran, perubahan status mental, perubahan penglihatan, perubahan


pupil, timbul cegukan, gangguan nervus hipoglosus (lidah jatuh ke belakang)

 Bladder: retensi urine, ketidakmampuan menahan miksi

 Bowel: kembung, gangguan menelan

 Bone: penurunan tonus otot

9. Diagnosa keperawatan dan intervensi


Diagnosa keperawatan Intervensi
Risiko terjadi injuri berhubungan dengan 1. Membantu pasien berpindah dari
perpindahan pasien, ketinggalan instrumen, branchart/ kursi roda
dan pemasangan arde
2. Mengangkat pasien dari branchart dengan
3 orang

3. Mendorong pasien ke ruang tindakan


dengan hati-hati.

4. Mengatur pasien sesuai dengan jenis


operasinya.

5. Menghitung instrumen dan kassa sebelum


dan sesudah operasi

6. Menjaga pasien dari jatuh dan bila perlu


lakukan restrain.

7. Memasang pelindung pada tempat tidur


supaya pasien tidak jatuh
Cemas berhubungan dengan kurang 1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien.
pengetahuan dan stres pembedahan
2. Menjelaskan bahwa operasi ini sudah
sering dilakukan dan ditangani oleh tim
ahli

3. Menjelaskan rangkaian kegiatan dan


kejadian rutin
Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan 1. Menjaga teknik aseptik
operasi
2. Menjaga kesetrilan alat.
3. Bergerak sesuai dengan jalur
aseptiknya.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.m.wikipedia.kamus kedokteran, diakses tgl 23 juli 2015

Dorland (1998), Kamus Saku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Evelyn Pearce (2006), Anatomy & Physuology, Gramedia, Jakarta.(akatsuki-


ners.blogspot.com/2011/08/trepanasi-kraniotomi.html?m=).

Anda mungkin juga menyukai