Anda di halaman 1dari 8

RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI

PADA Ny. “T” DENGAN AV SHUNT


ATAS INDIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE GRADE V
DI OK 14 (TKV)

OLEH:
BAYU HARDIKA

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2015
TEKNIK INSTRUMENTASI
PADA Ny.”T” DENGAN AV SHUNT
ATAS INDIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE GRADE V
DI OK 14 (TKV)

A. Definisi
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara
bertahap (Doenges, 2000)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2002)
AV Shunt adalah suatu cara untuk membuat akses yang permanen pada pembuluh darah yaitu
dengan membuat anastomosis arteri dan vena yang biasa disebut cimira broschia fistula atau
dengan menghubungan arteri dan vena lewat pembuluh darah tambahan. (Donna. D. Ignatavicius,
Marylinn V.B. (1991)
Instek AV shunt adalah suatu tata cara menyiapkan alat instrument untuk operasi pembuatan
akses yang permanen pada pembuluh darah yaitu dengan membuat anastomosis antara arteri dan
vena yang biasa disebut cimino-broschia fistula atau dengan menghubungkan arteri dan vena
lewat pembuluh darah tambahan (graft), daerah yang dipilih biasanya pembuluh darah di lengan
(Masbukin, 2008).

B. Indikasi
Pasien CKD stadium lanjut yang akan dilakukan hemodialisa secara continue.

C. Kontra Indikasi
1. Pasien dengan kondisi hemodinamik tidak stabil
2. Pasien CKD stadium awal

D. Tujuan
1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.

E. Petugas
1. Perawat instrument OK 4 Paviliun RSUD Saiful Anwar Malang
2. Peserta pelatihan instrumentator
F. Persiapan Operasi
1. Persiapan pasien
a. Pasien harus menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu, informed consent tindakan
operasi dan anetesi harus terisi/disetujui
b. Pasien dibaringkan di meja operasi dan dibaringkan dengan posisi supine dan dilakukan
lokal anestesi
c. Pasien dipasang negative cauter dibawah pantat,kaki (daerah massa otot)
d. Posisi supine dengan posisi tangan yang akan di operasi membentuk sudut 90°
e. Pasang sabuk pengaman diatas pubis pasien.
2. Persiapan lingkungan
a. Menata ruangan dengan mengatur penempatan kursi, mesin suction, mesin cauter
disebelah kiri meja operasi, meja instrument,troli waskom dan meja mayo sesuai dengan
kebutuhan dan luas kamar operasi
b. Memberi alas perlak,linen dan under pad pada meja operasi
c. Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah penggunaannya
3. Persiapan alat
a. Alat on steril
1) Meja instrument : 1 buah
2) Meja mayo : 1 buah
3) Meja operasi : 1 buah
4) Mesin couter : 1 buah
5) Mesin suction : 1 buah
6) Standart infuse : 1 buah
7) Plat diatermi : 1 buah
8) Trolly waskom : 2 buah
9) Viewer Rontgen : 1 buah
10) Tempat kassa/deppers : 1 buah
11) Tempat sampah : 2 buah
b. Di meja mayo
1) Doek klem (towel klem) : 5 buah
2) Disinfeksi klem (washing & dressing forcep) : 1 buah
3) Pinset cirurgis (dissecting forcep) mini : 2 buah
4) Pinset anatomis (tissue forcep) vascular/ manis : 2/2 buah
5) Gunting kasar (surgical scissor : 1 buah
6) Gunting metzenbaum (metzenboum scissor) : 1 buah
7) Gunting vascular/mini : 1 buah
8) Handvat (sclap blade and handle) no.3 / no.7 : 1/1 buah
9) Mosquito (mosquito pean klem) : 5 buah
10) Pean manis lurus (chrom klem) mini : 1 buah
11) Nald voeder : 1 buah
12) Nald voeder vaskuler (needle holder) : 1 buah
13) Gunting benang (yarn scissor) : 1 buah
14) Klem rightangle (klem 90o) : 1 buah
15) Klem sepatu (Rober Shot) : 1 buah
16) Klem pean (pean klem) sedang : 2 buah
17) Haak kombinasi (Sen Miller) : 2 buah
18) Klem satinsky bengkok : 1 buah
19) Buldog klem : 1 buah
20) Teugel (selang kecil merah/biru) : 1/1 buah
c. Di meja instrumen
1) Duk besar : 3 buah
2) Duk panjang : 4 buah
3) Duk kecil : 5 buah
4) Baju (gown steril) : 6 buah
5) Sarung meja mayo : 1 buah
6) Kom : 2 buah
7) Bengkok : 1 buah
8) Cucing : 1 buah
9) Handuk steril : 5 buah
10) Couter monopolar : 1 buah
d. Bahan habis pakai
1) Handscoon steril no. 6,5/7/ 7,5 : 1/2/2 buah
2) Mess no.15/11 : 1/1 buah
3) NaCl 0,9 % : 1 liter
4) U pad steril : 1 buah
5) Providon iodin : 100 cc
6) Spuit 3cc / 10 cc / 20 cc : 1/2/1 buah
7) Proline 7-0 (2 jarum) / proline 4.0 : 1/1 buah
8) Zeide 3-0 : 1 buah
9) Selang NGT no.5 : 1 buah
10) Pehacain : 4 cc (2 ampul)
11) Marcain 0,5 % : 4 cc
12) Heparin 0,5 cc + oplos Ns 0,9 % 50 cc : 5000/ iu
{1cc heparin : 100 cc NS}
13) Hypavix : secukupnya
14) Kassa steril/deppers : 10/5 buah
G. Tehnik Instrumentasi
1. Sign In (konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area operasi, kesiapan
mesin anastesi dan pulse oksimetri, konfirmasi riwayat alergi pasien, adanya penyulit
airways atau resiko aspirasi)
2. Memasukan pasien ke kamar operasi dan mengatur posisi pasien supinasi
3. Memasang ground diathermy pada kaki kanan pasien
4. Mengatur posisi tubuh supinasi tangan kiri telentang dan dicuci dengan cairan chlorhexidin
kemudian dikeringkan duk kecil steril
5. Perawat instrumen melakukan scrubbing, gowning dan gloving
6. Perawat instrumen membantu operator dan asisten untuk gowning dan gloving
7. Perawat instrumen memberikan bengkok berisi cucing dengan cairan providon iodin 10 %,
klem desinfeksi dan deppers kepada operator untuk desinfeksi area operasi meliputi daerah
siku sampai jari-jari
8. Perawat instrumen menyiapkan untuk anastesi local dengan mengoplos pehacain 4cc +
marcain 4cc + Ns 0,9 % 4cc dalam spuit 12 cc. Dan menyiapkan untuk dilatasi vena dengan
mengoplos heparin 0,5cc + Ns 0,9 % 50cc , dan ditempatkan di cucing besar, disambungkan
NGT No. 5
9. Perawat instrumen dengan dibantu asisten operator melakukan drapping area operasi
a. U pad steril dialasi duk kecil diatasnya untuk area tangan
b. Duk kecil segitiga untuk tangan bagian atas melingkar dijepit dengan duk klem, duk
kecil untuk menutup jari/bagian telapak tangan.
c. Duk sedang untuk bagian tubuh atas
d. Duk besar untuk menutupi bagian atas sampai kaki.
10. Pasang kabel couter dan difiksasi dengan duk klem, pastikan couter berfungsi dengan baik.
Meja mayo dan meja instrumen didekatkan pasien
11. Time out (konfirmasi nama tim operasi, pemberian antibiotik profilaksis 60 menit sebelum
operasi, tindakan darurat di luar standart operasi, estimasi lama operasi, antisipasi kehilangan
darah, perhatian khusus selama pembiusan, sterilitas instrumen bedah, dan perlukah
penggunaan alat radiologi).
12. Berikan kasa pada operator untuk membersihkan sisa dari providon iodin kemudian berikan
spuit 10cc yang berisi (pehacain+marcain+Ns 0,9%) kepada operator, untuk dilakukan local
anathesi, tunggu efek local anastesi dan cek dengan memberikan operator pinset chirurgis
13. Berikan handle no.3 dan mess no.15 serta pinset chirurgis pada operator untuk dilakukan
insisi, berikan kasa dan pinset chirugis pada asisten untuk merawat perdarahan
14. Berikan gunting metzenbaum + pinset anatomis + mosquito pada operator & pinset anatomis
dan mosquito untuk asisten untuk membebaskan jaringan lemak, lalu rawat perdarahan
dengan berikan couter pada asisten (dilakukan secara bergantiaan).
15. Berikan haak kombinasi pada asisten untuk memperluas lapangan operasi
16. Setelah kelihatan vena, berikan klem 90 o pada operator untuk membebaskan vena dengan
jaringan disekitarnya, kemudian berikan nelaton catheter ukuran kecil warna biru pada
operator untuk dilakukan teugel, lalu beri klem pean untuk dijepitkan
17. Berikan mosquito pada operator untuk menjepit vena distal dan berikan mess 11+pincet
anatomis vaskuler untuk memotong vena, lalu ligasi dengan zide 3.0 pada vena bagian distal.
Berikan gunting benang pada asisten untuk potong ligasi.
18. Setelah vena terpotong berikan cairan heparin yang telah di oplos dengan Ns 0,9% (0,5 :
50cc) pada operator dalam spuit 10cc dan disambung dengan selang NGT no.5 untuk
dilakukan dilatasi pada vena untuk mengecek apakah ada sumbatan atau tidak, Operator
pegang pinset anatomis begitu juga asisten.
19. Setelah selesai, berikan klem 90 o pada operator dan haak kombinasi pada asisten untuk
mencari dan membebaskan arteri
20. Berikan kasa dan pinset serta couter untuk merawat perdarahan
21. Setelah arteri ditemukan berikan nelaton warna merah untuk dilakukan tegel dan dijepit
dengan klem
22. Setelah arteri dibebaskan dan di klem dengan klem satinsky bengkok, lalu dilakukan
penyambungan, berikan handle mess no.7 dan mess no.11 pada operator untuk insisi arteri
sebelum dilakukan penyambungan dengan vena.
23. Berikan gunting vaskuler untuk membentuk ujung vena yang akan disambungkan ke
arteri,setelah itu berikan buldog untuk menjepit pangkal vena yang akan disambungkan agar
tidak ada pendarahan keluar.
24. Berikan nald holder vasculer dan benang proline no 7-0 dengan 2 jarum pada operator untuk
dilakukan penyambunagan antara vena distal dengan arteri.
25. Instrumen memberikan irigasi ke daerah operasi dan tangan operator serta asisten agar tidak
kering sehingga memudahkan proses kerja penyambungan.
26. Setelah selesai, rawat perdarahan bila ada. Bila tidak ada perdarahan kulit dijahit dengan
proline no 4-0
27. Bersihkan area operasi dengan kasa basah, keringkan dengan dengan kasa dan ditutup
dengan sufratul, kasa dan hypavix
28. Sign Out (Jenis tindakan, Kecocokan jumlah instrumen, kassa jarum sebelum dan sesudah
operasi, permasalahan pada alat dan Perhatian khusus pada masa pemulihan)
29. Operasi selesai, pasien dibersihkan, instrumen dibereskan, kasa dan instrumen di inventaris.
30. Pasien diberikan motivasi untuk tidak melakukan aktivitas yang berat pada tangan yang
dilakukan tindakan operasi serta menekuk tangannya
31. Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
32. Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan alkaside dalam 5 liter air. Rendam
selama 10 menit lalu cuci, kemudian cuci dengan detergent enzymatic lalu bersihkan, bilas
dan keringkan, kemudian alat diinventaris dan diset kembali bungkus dengan kain dan beri
indicator lalu siap untuk disterilkan.
33. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat- alat yang
dipakai pada tempatnya.
34. Inventaris bahan habis pakai pada lembar depo farmasi

Pembimbing OK 14 (TKV)

(............................................)
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doengoes, Mary F. Moorhouse (1994). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3:


Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Brunner and Suddarth (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Donna. D. Ignatavicius, Marylinn V.B. (1991). Medical Surgical Nursing. A Nursing
Proses Approach. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
John Luckman, RN. M.A. Karen C. Sorensen, R.N. M.N (1997). Medical Surgical
Nursing: A Psychophysiological Approach. Philadelphia, N.B.: Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai