Anda di halaman 1dari 84

BAB 1

PENDAHULUAN

Padabab inivakan membahas tentang (1) latarkbelakang, (2) rumusanimasalah,

(3) tujuannpengembangn, (4) spesifikasinproduk, (5) manfaatupengembangan, (6)

asumsi, (7) ruanglingkup dan keterbatasankpenelitian, (8) definisi istilah

1.1 Latar Belakang

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia,

sehingga dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan

pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya terkait dalam satu sistem

pendidikan yang terintegrasi.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya merupakan proses komunikasi,

yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke

penerima pesan. Berbagai media pesan di antaranya pendidik, siswa, orang lain,

penulis buku, prosedur media, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan bagian

untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar.

Pada umumnya media pembelajaran merupakan alat bantu untuk proses

belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar. terdapat banyak ragam media pembelajaran

yang dapat digunakan sehingga perlu adanya pemelihan media yang sesuai

dengan standar kompetensi , indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan

pembelajaran.

1
2

Penggunaan media harus disesuaikan dengan masalah pembelajaran.

contohnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, jika guru menemui

kendala/permasalahan dalam pembelajaran, maka guru dapat menggunakan media

pembelajaran sebagai alternatif untuk mempermudah menjawab

kendala/permasalahan tersebut. Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013,

merupakan pembelajaran berbasis teks, khususnya di Sekolah Menengah Pertama

(SMP), kelas VIII, salah satunya adalah teks drama.Teks drama bertujuan untuk

mengajarkan atau menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan nyata (Noor,

2011:66). Namun pembelajaran drama di SMP disinyalir masih kurang

memuaskan dan kurang mengenai sasaran (Endraswara, 2005:187). Banyak guru

yang masih mempertahankan pradigma tradisional.

Permasalahan yang terjadi juga disebabkan saat siswa menyelesaikan soal-

soal, baik berupa ulangan harian, ujian tengah semester maupun ujian akhir

semester serta kegiatan evaluasi yang lain. Materi soal tersebut menuntut siswa

agar mampu menentukan bagian-bagian teks drama (unsur-unsur drama, struktur,

ciri kebahasaan dll). kenyataannya siswa masih kurang mampu menjawab dengan

benar, hal tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap

bagian-bagian dalam teks drama .

Selain permasalahan diatas juga terdapat Permasalahan yang dihadapi guru

dalam pembelajaran di antaranya adalah kurangnya kekreatifan guru untuk

menghadirkan media pembelajaran. Guru cenderung menggunakan buku teks saja

dalam pembelajaran.
3

Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dibutuhkan Analisis

karateristik dan kebutuhan siswa. Akan tetapi pada kenyataannya guru cenderung

mengabaikan hal tersebut. penyusunan perencanaan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru hanya sekedar copy paste dari perangkat yang sudah ada sebelumnya.

Juga belum maksimalnya pemahaman guru dalam memahami karakteristik siswa.

Siswa sebagai subjek pembelajaran harus memperoleh pelayanan yang baik dan

sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik siswa, sehingga analisis kebutuhan

dan karakteristik siswa perlu dilakukan sesuai dengan kompetensi yang harus

dicapai.

Kelengkapan sarana prasarana yang ada disekolah kurang dimanfaatkan

secara maksimal oleh guru. Sarana prasarana yang ada di sekolah berupa,

laboratorium bahasa, laboratorium multimedia, dan laboratorium komputer.

Namun guru masih cenderung melaksanakan pembelajaran di kelas saja. Guru

beranggapan jika melaksanakan pembelajaran di laboratorium akan menyita

waktu.

Berdasarkan penelitihan terdahulu yang dilakukan oleh Hesta Rahmana

dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis WEB Materi Kepenulisan

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di KelasVIII SMP Negeri 4 Kota Malang

Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Dewita Tiara

dengan judul Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Articulate Storyline

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran PKN Kelas XI Di

SMA Srijaya Palembang.


4

Kedua Penelitian tersebut Membahas tentang pengembangan media ajar

dengan memanfaatkan media interaktif. Penelitian pertama Pengelolaan

pembelajaran, memanfaatkan WEB dalam pembelajaran dengan menggunakan

Learning Management System (LMS). Dalam penelitian dijabarkan proses

pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan WEB sebagai lingkungan belajar

utama yang digunakanguru untuk mengelola kegiatan pembelajaran dan

administrasi. Selain itu WEB juga dimanfaatkan oleh siswa sebagai tempat

dimana siswa dapat membangun pengetahuan, kemampuan dan pemecahan

masalah, dan membangun komunitas belajar. Penelitian yang kedua yaitu

menggunakan sofware yang sama namun materi dan sekolah serta model

pengembangan media yang berbeda. Hasil dari penelitiannya adalah hasil

penelitian menunjukan bahwa multimedia interaktif berbasis articulate storyline

dinyatakan valid, praktis dan mempunyai efek potensial untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa di SMA Srijaya Palembang.

Oleh karena itu, untuk menumbuhkan semangat, minat, serta mengaktifkan

siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas serta meningkatkan proses

pembelajaran yang diharapkan untuk memperbaiki hasil belajar maka diperlukan

sebuah media yang menarik. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut

yaitu dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Articulate Storylin.

Media berbasis Articulate storyline yang memiliki tampilan seperti

powerpoint, namun Articulate storyline memilki keunggulan lebih dibandingkan

dengan power point, keunggulan yang dimiliki Articulate storyline yaitu memiliki

fitur penambahan character,berbagai macam kuis, link url dan tombol, terdapat
5

pula layer yang dapat memisahkan objek yang satu dengan lainnya, terdapat pula

trigger yang berfungsi mengarahkan tombol ketempat yang kita inginkan, selain

itu juga memiliki berbagai format publish seperti LMS, html5, Articulate

storyline online, CD , sehingga hasil produknya terlihat lebih komprehensif,

interaktif dan efektif. Software ini memiliki layar kerja berupa scene dan slide

serta memiliki fitur seperti audio, video, gambar, character dan link Url dari

website sehingga dapat menyajikan sumber materi menjadi menarik dan lengkap.

Lengkapnya komponen pada Articulate storyline dapat membuat masing-

masing siswa belajar melalui gaya belajar berupa audiotori dan Visual sehingga

dapat memaksimalkan penerimaan materi pada siswa Articulate storyline ini dapat

diakses secara online maupun ofline karena dapat di publish berbentuk web,

articulate online, LMS, CD sehingga produk yang dihasilkan dapat digunakan

pada PC, leptop maupun smartphone maka dari itu dapat memudahkan siswa

belajar dimana saja dan kapansaja selain itu dapat menarik minat siswa. Media

pembelajaran interaktif berbasis artiqulate storyline yang didalamnya terdapat

materi pembelajaran beserta game edukatif yang nantinya dikembangkan dalam

bentuk aplikasi untuk android, CD interaktif dan html 5 atau WEB untuk leptop/

pc. Media ini dikembangkan untuk teks drama kelas VIII SMP Negeri 26 Malang.

Dengan pengembangan ini peneliti berharap bisa membantu pendidik dalam

penyampaian materi serta dapat memudahkan peserta didik dalam menerima

materi yang diajarkan, memberikan ketertarikan serta semangat belajar saat proses

kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring maupun luring..


6

Berdasarkan uraian di atas, pengembang akan mencoba mengembangkan

pembelajaran teks drama pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Malang dengan

menggunakan media pembelajaran yang dikemas dalam aplikasi berbasis

Articulate Storyline. Judullpenelitian iniaadalah Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Articulate Storyline Dalam Teks Drama PadaaSiswa

Kelas VIII SMPpNegeri 26 Malang.

1.1 Rumusan Masalah

Fokus penelitianrini secara umum yaitu untuk menghasilkan media

pembelajran berbasis Articulate Storyline pada teks dramaauntuk peserta didik

kelas VIIImSMP Negeri 26nMalang. Mediaapembelajaran inimdapat digunakan

oleh pendidik dan peserta didik dalam prosesnpembelajaran. Secra khusus

penelitianpini dijabarkanmsebagaimberikut:

1) Bagaimana proses pengembangannmedia pembelajarannberbasis Articulatee

Storylineepada teks dramaauntukksiswaakelas VIIIISMP Negeri 26 mMalang?

2) Bagaimanakah hasil pengembanganlmedia pembelajaranhberbasis Articulate

Storyline padarteks dramamuntuk siswa kelaslVIII SMP Negeri 26lMalang?

3) Bagaimanafkelayakannmedia pembelajaransberbasis Articulate Storyline pada

teksadrama untuk siswa kelas VIII SMPpNegeri 26mMalang?

1.3 .TujuanpPengembangan

Penelitiannini bertujuan untuksmenghasilkan mediampembelajaran Berbasis

Articulate Storyline PadasTeks dramasUntuk SiswamKelas VIIIsSMP Negeri 26

Malang.m
7

Mediaspembelajaran ini bisa dipakai oleh pendidik dan peserta didik dalam

prosesfpembelajaran. Tujuan umum tersebutjdijabarkan dalam tujuanmkhusus

sebagaijberikut.

1) Untukkmendeskripsikanpproses pengembanganmmedia pembelajaran

berbasissArticulate Storyline pada teksfdrama untuk siswakkelas VIIIiSMP

Negerii26 Malangg

2) Untukkmendeskripsikannhasil mediaapembelajaran berbasis Articulate

Storyline pada teks dramabuntuk siswakkelas VIII SMP Negeri 26 Malangb

3) Untukkmendeskripsikannkelayakan mediappembelajaran berbasis Articulate

Storyline padaatekssdrama untukssiswa kelassVIIIiSMP Negeri 26mMalang

1.4 Spesifikasi Produk

Untuk memudahkan pengembang dalam menyusun produk media

pembelajaran bahasa Indonesia pada materi drama, maka diperlukan spesifikasi

produk. Mediaapembelajaranniniedisusunssecara sistematis dalammbentuk

elektronikkberbeda dengannmedia cetakkpadauumumnya, mediappembelajaran

dramaaterdiri dari komponen yanggdikemas/menariksdalam satuhaplikasi media

pembelajaransyaitu aplikasi Articulate Storyline. Mediakpembelajaran berbasis

Articulate Storyline bisa menampilkannteks,awarna,usuara,avideo,aanimasi, dan

gambar,jsehingga mampu menarik perhatian siswa untukklebihiinteraktif.

Pengembangan media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks

dramaaberupa komponenssebagai berikut:l


8

1) Media elektronikmyang dirancang disesuaikan dengan aturan kurikulum

2013kedisi revisimyang memuatskompetensi dasarvteks dramabyang

disajikankdalam bentuknsoftware.

2) Mediappembelajaran mampukmanarik minat dan perhatian siswa untuk lebih

interaktif.f

3) Petunjukkpenggunaan

Berisi tentang petunjuk-petunjuksatau langkah-langkah penggunaansmedia

pembelajaran

4) Formattengembangan mediaaadalah sebagai berikut:

a. Judul

b. Halaman Login

c. Halaman (home) pendahulua

d. Menu Utama

e. Standar kompetensi

f. Materi (membangun konteks dan materi)

g. Soal-soal (kompetensi dasar dan kuis interaktif)

h. Profil Pengembang

i. Referensi

j. Petunjuk (pembelajaran dan media)

1.5 Manfaat Penelitian Pengembanganm

Penelitianjdan pengembangansmedia pembelajaranhpembelajaran berbasis

Articulate Storyline ini memilikihmanfaat sebagai berikut:f

1.5.1 ManfaatgTeoritis
9

Secarafteoritis, pengembanganvmedia pembelajaranbberbasis Articulate

Storiline ini diharapkan bisat menambahhwawasan dalamspenggunaan media

pembelajaran bahasa Indonesia secaramumum, dan secarabkhusus memberikan

referensifpengembangan produknmedia pembelajaran bagispeneliti selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secarafpraktis, manfaat yangndiharapkan dari pengalaman iniosebabagai

berikut.

1) Bagidsiswa, pengembangansmedia pembelajaranmberbasis Articulate

Storyline inifdisajikan dengansmenarik, sehinggamnantinya diharapkansdapat

memotivasi dan merangsang pemahamanfsiswa tentang teksgdrama untuk

aktif serta kreatifmdalamsmenaggapi pembelajaranddi kelass

2) Bagisguru, hasilmpengembangan mediagpembelajaran berbasis Articulate

Storyline nantinyasdapat membantu pendidik dalam prosesdbelajar-mengajar

agar lebihfmemanfaatkan mediahpembelajaran yangfmenarik sehinggansiswa

tidakcmerasa bosan serta jenuhmdalam pembelajaranvdi kelas.d

3) Bagi pengembang, pengembangan media pembelajaran ini disusun sebagai

salah satu usaha meningkatkan pengalaman dan kemampuan dalam

pembuatan media pembelajaran agar nantinya dapat membantu dalam proses

pengajaran di dunia kerja khususnya di sekolah.

1.6 Asumsi

Dalam penetian ini, terdapat beberapa asumsi sebagai dasar pijakan

penelitian. Asumsi-asumsi tersebut sebagai berikut:


10

1) Munir (dalam Faturokhmah, 2018:13) menyatakanmbahwa orang hanya

mampu mengingat 20% dari yangddilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi

orang dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dansdidengar dan 80% dari

yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Mediarpembelajaran berbasis

Articulate Storyline pada teksdrama bisa menyajikancinformasi

yangisekaligus dilihat, dan dilakukan sehinggafmedia ini sangatlahbefektif

guna dijadikan salah satu mediasdalam pembelajaran.

2) Media pembelajaran teks drama berbasis Articulate Storyline mampu

mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi guru dan siswa.

1.7 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Agargpenelitian ini tidakyterlalu melebar, makafperlu adanyasbatasan

untuk pengembangancyang akanvdilakukan:

1) Media pembelajaran yang dikembangkan pada penelitianfini didasarkanvpada

pengembanganeteknologi yang berupa softwer Articulate Storyline dancjenis

teksxdrama, supaya setiapbjenjang sekolah menerapkanvpendidikan dengan

memanfaatkancperkembangan bidangxteknologi.

2) Penelitiancini berupanpanduan penggunaansproduk pengembanganzmedia

pembelajarannteksmdrama berbasis Articulate Storyline.

3) Uji lapangan pada media pembelajaran berbasis Articulate Storyline ini

terbatas pada 15 peserta didik dikarenakan pandemi covid 19 masih belum

berakhir.
11

4) Pengembanganvmedia pembelajarandberbasis ArticulatecStoryline ini

terdapat difokuskan pada teks drama yang terdiri dari 4 kompetensi dasar.

1.8 DefinisicIstilah

Untukbmempertegas permasalahanxserta agar penelitiannpengembangan

initmenjadi lebihcterarah, makavperlu diberikan definisi istilah sebagai berikut:

1) Pengembangansmerupakan suatuvproses yangtsistematis dalamfmenganalisis

kebutuhan belajar peserta didik, menggambarkan karakteristikldan

kemampuanxawal peserta didk, mengembangkanustrategi pembelajaran,

mengembangkasdan memilih bahandpembelajaran, mengembangkanfdan

melaksanakangevaluasi dan merevisihpembelajaran yang telahbdilakukan

guna mencapaibtujuan pembelajaraniyang efektifmdan efisien.l

2) Mediabpembelajaran merupakan suatufsarana nonmpersonal

(bukanomanusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang

memegang peranandpenting dalamnproses belajarcmengajar,

untukmmencapaintujuan intruksional.v

3) Articulate Storyline salah satu perangkat lunak yang dalam bentuk software

yang digunakan sebagai pengembang konten elektronik

4) TeksmDrama merupakan sebuah teksbyang memberikan gambaran mengenai

kehidupanvserta tingkahmlaku seseorang, yang tujuannyanuntuk,dipentaskan.


BAB 1

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan memaparkan beberapa teori yang memberi gambarankumum

mengenai fokusipenelitian.iTeori-teori yang dikajilini lebihllanjut

digunakanisebagai landasan untuk memenuhi temuan yang diperolehlalam

penelitian.

2.1 Media Pembelajaran

Guna memperjelas pemahaman tentang media pembelajaran, berikut

paparan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan medianpembelajaran.

2.1.1 PengertianjMedia

MenurutnRahman (2011:7) Media merupakan bentuljamak darikperantara

(medium), yang artinya saranackomunikasi.kBerasal daricbahasa Latinfmedium

(antara), istilahkini merujukmpada apansaja yangimembawa informasisantara

sebuahzsumber serta sebuahcpenerima.

Sementara, Rossi danvBreidle (dalam Ulfatuzzahra, 2018:17) mengatakan

bahwa sanya mediajpembelajaranjadalah semuajalat dancbahan yangjdapat

jdipakaijuntukjtujuan pendidikanjseperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan

sebagainya.jMenurut Levie dan Lentz (dalam Ulfatuzzahara, 2018:18) khususnya

mediaivisual, mengungkapkan bahwanmedia pendidikan memilikikempat fungsi,

12
yaitu: fungsilatensi, fungsisafektif, fungsinkognitif, dancfungsi kompensatoris. (1)

fungsibatensi, mediajvisual adalah inti, yaituidapat

12
13

menarikddan mengarahkan perhatian peserta didik guna lebih berkonsentrasi

kepadadisi pelajaran yang berkenaan denganbmakna visual yanggditampilkan

atau menyertaidteks materiipelajaran. (2) fungsihafektif, medialvisual

dapatmterlihat darintingkatikepuasanpeserta didk ketikahbelajar (ataulmembaca)

teksjyang bergambar. (3) fungsikkognitif, mediakvisual terlihatndari temuan-

temuan penelitianryang mengugkapkan bahwa lambangsvisual ataufgambar

mempermudah tujuanduntuk memahamigdan mengingatjinformasi ataufpesan

yang terkandungddalam gambar. (4) fungsivkompensatoris, mediakpembelajran

terlihatzdari hasilcpenelitian bahwavmedia visualbyang memberikangkonteks

guna memahami suatu tekssmembantu peserta didik yang lemahhdalam membaca

guna menyusun informasijdalam teks dan mengingatnyadkembali.

Jadi, berdasarkantbeberapa pengertianndari paracahli, dapat disimpulkan

bahwalmedia pembelajaran bisa meningkatkan motivasi, mendorong, dan

mempermudahspeserta didik dalamfmemahami sebuahjmateri yang

disampaikan.

2.1.2 KedudukanlMedia dalamkPembelajaran

Pembelajaranymerupakan suatulsistem yang terdirindari komponen-

komponenjyangjsalingjberkaitanjdanjsalingjmempengaruhjuntukjmencapaijtujuan

jyangjtelahjditetapkan.jKomponenjmediajtersebutjmeliputi tujuan, materi,

metode, media dan evaluasi.Masing-masing komponen ini saling berkaitan erat

yangjmerupakanjsatujkesatuan. Kedudukandmedia dalam dalam

sistemlpembelajaran dapat dilihat padacgambar 2.1.


14

Tujuan Materi

Evaluas Metode

Media

Konsep-konsepjyangjdirasajmasihjbersifatjabstrakjdanjsulitjdijelaskan secara

langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui

pemanfaatan media pembelajaran sehingga siswa dengan mudah untuk memahami

materi pembelajaran, (2) Dapat menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya

atau sukar ke dalam lingkungan belajar. Dapat menghadirkan objek-objek yang

terlalu besar atau kecil ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru akan

menunjukkan pesawat udara atau bakteri melalui media gambar. d) Dapat

memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003) mengidentifikasikan beberapa

manfaat media dalam pembelajaran yaitu: (1) Penyampaian materi pelajaran dapat

diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (3)

Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) Efisiensi dalam waktu dan

tenaga, (5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa (6) Media memungkinkan

proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, (7) Media dapat
15

menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, (8)

Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Dari manfaat media pembelajaran yang dipaparkan oleh para ahli tersebut,

dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran dapat memperjelas

penyajian pesan dan informasi, untuk itu media yang dibuat harus (1) menarik

minat dan perhatian siswa,(2) materi yang disampaikan, lebih mudah dipahami

siswa, (3) pembelajaran jadi lebih efektif dan inovatif,(4) siswa menjadi lebih

aktif dalam pembelajaran.

2.1.4 Dasar Pemilihan Media Pembelajaran

Mengembangkan sebuah produk media pembelajaran yang baik tentu saja

memerlukan alasan mendasar dalam pemilihan media. Arsyad (2013:74)

mengungkapkan beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.

a) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan

instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada

salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.
16

b) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya abstrak, fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara

efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran

dan kemampuan mental siswa.

c) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan

di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya,

serta mudah dipindahkan den dibawa ke mana-mana.

d) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama.Apa

pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses

pembelajaran.

e) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum

tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.

Ada media yang tepat jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok

kecil, dan perorangan.

f) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar mau pun fotografi harus

memenuhi persyaratan teknis tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran harus

memiliki prinsip atau dasar. Prinsip tersebut tentu saja berasal dari objek dan

subjek yang menggunakannya, dalam hal ini siswa dan guru, sehingga media yang

digunakan dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya secara maksimal.

2.4 ArticulateeStoryline

Articulate storyline merupakan sebuah program yang dapat mendukung

para perancang pembelajaran modern berbasis digital mulai dari kalangan pemula
17

hingga profesional. Darmawan (2016) menyatakan bahwa articulate storyline

merupakan sebuah program aplikasi yang didukung oleh smart brainware secara

simple dengan prosedur tutorial interaktif membantu pengguna memformat CD,

web personal maupun word processing, melalui templete yang di publish baik

offline maupun online.

Menurut Pratama (2019) articulate storyline merupakan perangkat lunak

yang digunakan sebagai media presentasi atau komunikasi. Articulate storyline

merupakan salah satu multimedia authoring tools yang digunakan untuk

menciptakan media pembelajaran interaktif dengan konten berupa gabungan dari

gambar, teks, suara, grafik, video, dan animasi (Amiroh, 2019:2). Publikasi hasil

projeck articulate storyline berupa media berbasis web yang bisa dijalankan pada

berbagai perangkat seperti tablet, laptop, maupun smartphone.

Sistem yang dibutuhkan untuk menginstal Articulate Storyline yang

diambil dari articulate,com, adalah: CPU 1.0 GHz processor or (1) higher (32-bit

or 64-bit), (2) memory: 512 MB minimum, (3) available disk space: 250 MB

minimum, (4) display: 1024x768 screen resolution (1280x800 or higher

recommended), (5) multimedia: sound card, microphone, and webcam to record

video and or narration, (6) NET 2.0 or later, (7) adobe flash player 10 or later.

2.4.1 Kelebihan Articulate Storyline

Kelebihan dari software Articulate Storyline yaitu menghasilkan produk

media pembelajaran yang tentunya sangat menarik karena dilengkapi menu untuk

membuat sebuah kuis, sehingga peserta didik dalam penggunaan media


18

pembelajaran bias secara langsung berinteraksi dan mendemontrasikan materi

yang sedang peserta didik pelajari, serta konten yang dikembangkan Articulate

Storyline dapat dipublikasikan ke berbagai output. Dikutip dari omniplex.co,

berikut kelebihan yang dimiliki Articulate Storyline sebagai software pembuat

media pembelajaran:

Storyline 2 gives you more of what’s special about Storyline: simple, powerful features
that let you create any interactive course you can imagine, easier and faster than ever.
The best just got bitter. With storyline 2, you’ll have: (1) more ways to bring your content
to life, so you can keep learners engaged, (2) more ways to create exactly what you
imagine, (3) more ways to boost productivity, so you can create courses faster

Slogan Start Faster, Work Smarter, Get Inspired dan Connect With

Learners, Articulate Storyline menjanjikan bisa menghasilkan presentasi yang

lebih baik dan komprehensif serta kreatif. Dengan dukungan format multimedia

seperti video, gambar, dan timeline maka anda bias membuat presentasi yang baik

tanpa harus meluangkan banyak waktu dan tenaga

2.4.2 KekurangannArticulate Storyline

Kekurangan dari Articulate Storyline yang bisa kita lihat dengan jelas

adalah hal yanggberkaitan dengannharga lisensiisoftware itu sendiri, berdasarkan

dataayang diperolehhdari situssresmi Articulate Storyline (www. Articulate.com)

harga lisensiiuntuk Articulate Storylineemencapai $ 1, 398.000dengan $1 adalah

13.600 makaaharga lisensi untukksatu paket Articulate Storyline mencapai 18.22

juta. Hargaatersebut tentunyaabukan merupakannharga yanggterjangkauuuntuk

dikeluarkannoleh perorangan.
19

3.1 Teks Drama

Teks drama adalah sebuah teks yang memberikan gambaran mengenai

kehidupan serta tingkah laku seseorang, yang tujuannya untuk dipentaskan

(Kosasih, 2017: 202). Drama adalah salah genre sastra yang memiliki kekhasan

dibandingkan dengan genreesastra yang lain. Drama merupakan genre sastra yang

kompleks karena didalamnya juga terdapat prosa dan puisi serta dialog. Seperti

halnya prosa dan puisi, drama sangat berperan penting dalam proses

pembelajaran, karena drama juga sangat penuh dengan pesan-pesan kompleks

yang dapat mendidik.

Endraswara (2011:13) menyatakan drama adalah sebuah karya sastra yang

di dalamnya berisi ceritayang melibatkan peran para tokoh dengan

mengembangkan imajinasi dan penghayatan serta diperankan dengan menekankan

pada keterlibatan emosional, penghayatan panca indra ke dalam suatu situasi

permasalahan yang secara nyata dihadapi. Pendapat yang sam dikatakan oleh

Mulyadi, dkk. (2016:223) drama adalah karya sastra yang mendeskripsikan

kehidupan dengan penyampaian pertikaian dan emosi lewat tingkah laku atau

dialog.

Begitun dengan Kosasih (2012:132) menyatakan, drama merupakan suatu

karya sastra yang bertujuan mendeskripsikan kehidupan dengan mengemukakan

pertikaian dan emosi melalui perlakuan dan dialog. Drama menjadi alat dalam

mendeskripsikan imajinasi yang berdasar pada setiap indra yang telah didapat

dari dinamika nyata dalam kehidupan manusia. Dialog pada naskah drama adalah
20

alat dalam memperagakan cerita. Drama adalah realisasi yang terjadi dalam

kehidupan dan dideskripsikan ke dalam naskah drama bahkan dipentaskan.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa drama adalah suatu

karya sastra yang mendeskripsikan kehidupan nyata yang di dalamnya

menyertakan dialog serta dapat di pentaskan, drama dapat menghibur dan

mengkritik (social, politik dsb).

3.1.1 StrukturrDrama

Struktur drama berfungsi untuk membentuk drama agar menjadi semakin

menarik, berikut merupakan struktur dari drama menurut Endraswara (2011:21):

a) Babakk

Babak merupakan naskah lakon yang didalamnya berisi ringkasan

peristiwa pada rentetan waktu tertentu.

b) Adegan

Adegan merupakan peristiwa yang berhubungan dengan dating dan

perginya seorang atau beberapa tokoh cerita ke atas pentas.

c) Dialog

Dialog merupakan percakapan antar tokoh dengan tokoh lain.

d) Prologg

Prolog merupakan bagian yang berisi beberapa keterangan/pendapat

pengarang tentang cerita yang akan disajikan

e) Epilogg
21

Epilog merupakan bagian penutup drama, biasanya berisi nasehat/ hikmah

yang dapat diambil dari naskah atau hasil pementasan.

3.1.2 Jenis-jenissDrama

Tampilan dalam sebuah drama akan berbeda disesuaikan dengan jenis

drama masing-masing. Tarigan (2011:84) menyatakan, berdasarkan isi dari

sebuah drama dibagi menjadi 4 jenis yaitu: (1) komedi, (2) tragedi, (3) farce, (4)

melodrama. Dari empat jenis tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

a) Tragedii

a) Komedi

Menurut Aristoteles dalam Dewojati (2010:42) menyatakan, tragedi dalam

sebuah drama adalah drama yang mengakibatkan belas kasih, haru, ngeri,

mencekam dsb, sehingga pemirsa mengalami pembersihan jiwa. Ciri tragedi

dalam drama yaitu: bersifat serius, bersifat kepahlawanan, tragedi yang wajar.

b) Komedi

Dramajkomedi adalah dramajyang dapat membuatjorangjtertawajbahagia

denganjsuatu adegan yang dipentaskan. Dewojati (2010: 45-46) menyatakan,

komedi berasal dari kata Comoida yang artinya membuat bahagia. Sedangkan

menurut Endraswara (2011:120) menyatakan, komedi adalah drama yang

ringanjyang memiliki sifat menghibur, dialoh yang kocak serta menyindir

namun berakhir dengan bahagia.

c) Melodramaa
22

Dejowati (2010:48) menyatakan, melodrama menfokuskan sisi tegang

(suspens) dari pada kebenaran. Melodrama mampu membuat pemirsa

penasaran terhadap alur cerita.

d) Farce

Tarigan (2011:88) menyatakan, tokohjdalam farce dinyatakan lebih

penting, lebih baik dari pada yang sebenarnya.

Dari beberapa uraianjdijatas, dramajdapatjdibedakan menjadi beberapa

jenis berdasarkan isi diataranya adalah: tragedy, melodrama, farce, komedi

3.1.3 Unsur-unsurrDrama

Dewojati (2010:161) menyatakan unsur drama terdiri dariiplot, tanda,

tema, tekstur drama (dialog, mood, spectacle). Tarigan (2011:75) menyatakan,

unsurjinstrinsikjdramajterdirijdari alur, penokohan, dialog, aneka sarana sastra

dan drama (perulangan konstras dan parallel, gaya dan atmosfer, simbolisme,

empati dan jarak estetik). Berikut merupakan unsur-unsur drama

a) Tema

Dewojati (2010:171) menyatakan, tema merupakan gagasanjsentraljataujdasar

ceritajyangjmencakupjpermasalahanjdalamjcerita. Tema dapat dijelaskan secara

langsung oleh pengarang. Tema juga dapat diketahui melalui jalan keseluruhan

cerita bahkan diungkapkan melalui dialog. Selain itu Stanton dan Kenny dalam

Nurgiyantoro (2010:67) mengatakan, tema merupakan makna yang terkandung

dalam sebuah cerita. Tema menjadi landasan makna yang dilihat dari sudut
23

pandang penulis dari permasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Masalah hidup

dan kehidupan yang dialami oleh manusia bersifat kompleks. Permasalahan yang

dihadapi pasti berbeda, akan tetapi ada masalah-masalah yang bersifat global.

Masalah global ini bisa dialami oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tema merupakan

gagasan utama dalam membuat sebuah naskah drama atau dasar permasalahan

yang ingin disampaikan penulis/pengarang. Selain itu tema dapat dicari melalui

alur cerita yang disampaikan.

b) Alur

Nurgiyantoro (2010:94) menyatakan, alur merupakan serangkaian

peristiwa yang disampaikan dalam sebuah karya. Dasar pembicaraan cerita adalah

alur, dan landasan pembicaraan alur merupakan cerita. Pada dasarnya alur dan

cerita merupakan satu kesatuan yang utuh.

Endraswara (2011: 24) menyatakan, Plot adalah alur atau jalan cerita. Alur

ini yang akan mengantarkan drama menjadi lebih bagus. Dalam pengemasan plot

yang baik oleh penulis, akan membuat cerita semakin bagus, dan berkualitas,

karena pendeskripsian plot cerita yang memunculkan kejutan. Kernolde dalam

Dewojati (2010:162) menyatakan, plot merupakan pengaturan insiden yang

dilangsungkan di atas pentas. Dalam mementaskan drama pasti membutuhkan

naskah drama. Dalam naskah dramalah plot itu dibentuk, sehingga menjadi cerita

yang menarik/bagus, dan dapat dipentaskan.


24

c) Tokoh atau Penokohan

Hidayati (2009:31) menyatakan, tokoh adalah salah satu yang disajikan

oleh penulis dalam susunan ceritanya. Tokoh dideskripsikan dengan cara

bagaimana tokoh memandang dirinya, lingkungan, bahkan interaksi sosial yang

terjadi. Dengan demikian, tokohlah yang nantinya akan mengembangkan cerita

menjadi menarik. Tokohlah yang akan mendeskripsikan suasana yang terjadi

dalam drama. Interaksi tokoh itu dapat terjadi antara dirinya sendiri (individu),

dengan tokoh lain, bahkan lingkungan sosial.

Nurgiyantoro (2010:165) menyatakan, Tokoh merajuk pada orangnya,

pelaku peristiwa, sedangkan sifat dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap para

tokoh yang mendeskripsikan kualitas pribadi seorang tokoh. Oleh karena itu,

tokoh erat kaitannya dengan sifat tokoh, karena dua hal ini menjadi suatu kesatuan

yang padu dalam subah karya sastra khususnya drama. Tokoh merupakan suatu

bentuk pendeskripsian yang memiliki penamaan, keadaan fisik, keadaan sosial,

dan sifat manusia. Tokoh menjadi objek yang dibicarakan dalam drama. Hal

tentang tokoh dapat dideskripsikan melalui kehidupan tokoh, karakter tokoh,

bahkan keadaan fisik tokoh tidak terhindar dari pembahasan dalam drama.

d) Dialog

Dialog merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah naskah

drama, dialog adalah situasi bahasa utama. Dialog mengarahkan dinamika sifat

tokoh serta dialog yang menghidupkan alur cerita hingga cerita yang disampaikan

menjadi lebih menarik.


25

Dialog pada drama adalah sebuah unsur yang membedakan dengan sastra

yang lain. Dialog adalah sebuah unsur yang sangat penting dalam jalan cerita yang

disampaikan dalam naskah drama, karena dialoglah yang dijadikan penentu

dinamika dalam peristiwa yang terjadi. Dialog juga menjadi alat dalam

pendeskripsian sifat tokoh dan penentu situasi, kondisi, dan membuat suasana

yang dibangun dalam plot cerita.

e) Aneka Sarana Kesastraan

Berbagai sarana yang terkandung dibidang kesastraan dan dalam dramaan

pun merupakan unsur penting yang turut pula menentukan keberhasilan sesuatu

drama. Salah satunya adalah: a) reduplikasi, bertentangan dan sejalan b) gaya dan

nada c) simbolisme d) tenggang rasa dan jarak keindahan.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa drama terdiri dari

beberapa undur yang diataranya adala tema, plot, tokoh/penokohan, dan dialog.

Dari empat unsur drama tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dikerenakan sebuah drama dikatakan utuh apabila memiliki empat

unsur tersebut.
26

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

Pada bab ini dikemukakan tentang (1) model pengembangan, (2) prosedur

pengembangan, (3) jenis data, (4) instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik

analisis data.

3.1 Model Pengembangan

Istilah Reseach and Development (proses yang digunakan untuk

mengembangkan serta menvalidasi produk pendidikan) hal tersebut merupakan

model pengembangan yang peneliti gunakan. Pengembangan dapat berupa proses,

produk, dan rancangan (Setyosari, 2012:216).

3.2 ProsedurrPengembangan

Modelspengembangan Borgfdan Gall menyatakan bahwaaprosedur

penelitianhpengembangan ada 10 langkah yaitu:

26
27

1) pengamatan atausobservasi kelas, kajian pustaka, dan persiapanmlaporan

awal. Hal tersebut yangndilakukan pada saat melakukan penelitian dan

pengumpulan informasi awal.

2) Merumuskan tujuan, menentukan pembelajaran, dan menguji kelayakan

terbatas. Hal tersebut dilakukan pada saat peneliti membuat perencanaan.

3) Pengembanganubahan pembelajaran.nMenyusun instrumenkvalidasi dan

validasisahli. Hal tersebut dilakukan peneliti pada saat membuat format

produk awal.

4) Observasijdan angketndikumpulkan serta dianalisa. Ujiscoba inisdilakukan

pada formatuyang sedang dikebangkan apakah sudah sesuaiidengan tujuan

atau tidak. Hal tersebut dilakukan peneliti pada saat melakukan uji coba awal.

5) Revisixproduk yanggdilakukan berdasarkannhasil ujiccoba awal.

6) Setelah melakukanjrevisi dan uji cobaukelompok kecil, selanjutnyaipeneliti

melakukanjuji lapangan.m

7) Revisikproduk berdasarkankuji lapangan.

8) Uji lapangannuntuk menghasilkanpproduk yang lebihjlayak.

9) Revisioproduklakhir.

10) Desiminasitdan implementasikterhadap produk yangktelah dikembangkan.


28

 Uji lapangan

1 penelitian dan informasi awal

2 Pengembangan produk

3 Tahap validasi

Bagann3.1 AdaptasipPengembangan Borg dan Gall

Prosedurkpengembangan tersebutumerupakan prosedur pengembangan

yangkdiadaptasi dari modelopengembangan Brog dan Galllyang dipakai oleh

peneliti disesuaikan dengan yang dibutuhkan penelitikberikut adalahh

penjelasannya.

1) Penelitiansdan PengumpulanjInformasi Awald

Pada tahap ini peneliti menggabungkan antara langkah mengumpulkan

informasi awal dengan perencanaaan. Pengumpulan informasi awal merupakan

kegiatan yang meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas, serta

memberikan kuisoner yang kemudian disusun melakukan laporan awal.


29

Selanjutnya peneliti melakukan perencanaan, yang mencakup merumuskan tujuan

pembelajaran, merumuskan kemampuan, dan menentukan bahan dalam hal ini

peneliti menentukan media dan materi yang akan digunakan.

2) Pengembangan Produk Awal

Pengembangan produk awal merupakan langkah pembuatan draf awal, yang

mencakup penyusunan, bahan-bahan seperti materi sampai pada evaluasi. Setelah

draf awal dibuat pengembang kemudian menyusun media pembelajaran sesuai

dengan draf yang telah dibuat yang dilengkapi dengan video dan musik.

Selanjutnya, setelah media pembelajaran tersebut dibuat pengembang menvalidasi

produk tersebut kebeberapa validator untuk diuji ketepatan dan kelengkapannya

isi dan bahasa, media, dan perancang pembelajaran.

3) Tahap Validasi

Produk yang telah dikembangkan oleh peneliti kemudian di review dan di

validasi terhadap 3 orang ahli yaitu ahli isi/materi Bahasa Indonesia, ahli desain

media, dan ahli pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas VIII SMP Negeri 26 Malang. Validasi produk dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian produk pengembangan dan dibutuhkan masukan-masukan

sebagai acuan revisi produk awal.

4) Uji Lapangan
30

Produk yang telah dikembangkan serta telah divalidasi selanjutnya

diujicobakan kepada 15 siswa SMP Negeri 26 Malang, hal tersebut untuk

mengetahui layak tidaknya produk yang telah dibuat.

3.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Untuk mengetahui dan mengidentifikasi kebutuhan mengenai media

pembelajaran yang dipakai di sekolah lebih tepatnya pada pembelajaran bahasa

indonesia. Maka diperlukan penelitian dan pengumpulan informasi, penelitian

dilakukan di SMP Negeri 26 Malang.

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi pada kelas VIII, Guru bahasa

Indonesia dan siswa. Dari data observasi yang dilakukan diperoleh bahwa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia hampir tidak pernah menggunakan media

pembelajaran elektronik guna penyampaian materi di depan kelas. Produk/media

dipakai guru hanya mengacu pada buku cetak saja sehingga pembelajaran yang

berlangsung terkesan menoton karena kurangnya sikap inisiatif kreatif dari guru.

3.2.2 Tahap Pengembagan Produk Awal

3.2.2.1 Desain Produk

Desain produk pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh penggambaran

mengenai produk yang akan dihasilkan. Berikut adalah desain produk yang akan

dibuat.

3.2.2.1.1 DesainnTampilan HalamannUtama


31

Terdiri dari 6 tombol pada tampilan awal pengoprasian, yaitu (1) tombol

beranda yang mengarah pada beranda, (2) tombol standar kompetensi yang

mengarah pada pemetaan KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran (3) tombol

membangun konteks yang mengarah pada membangun kontes, (4) tombol materi

yang mengarah pada materi, (5) tombol menjawab pertanyaan yang mengarah

pada soal-soal, dan (6) tombol profil yang mengarah pada identitas pengembang.

Desain menu utama pada media pembelajara berbasis Articulate Storyline dapat

dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Desain Tampilan Utama Pembelajaran Berbasis Articulate Storyline

3.2.2.2 Validasi Produk

Terdapat beberapa tahap untuk memperoleh produk awal penelitian dan

pengemabangan yang berupa media pembelajaran berbasis Articulate Storyline

pada teks Drama.tahapan penilaian tersebut yaitu dari ahli isi dan bahasa, ahli

media, dan ahli perancang pembelajaran.


32

3.3 JenissData

Pada penelitian ini terdapat 2 macam data berupa data kuantitatif dan data

deskriptif. Data kuatitatif diperoleh dari hasil skor angket kebutuhan siswa,

guru,validasi subyek ahli dan angket respon siswa. Sedangkan data deskriptif

dihasilkan dari saran dan komentar yang dihasilkan dari subyek para ahli dan

siswa sebagai penilai dari media yang dihasilkan.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang peneliti pakai pada media pembelajaran

berbasis Articulate Storyline yaitu teknik dokumentasi, angket validasi, dan

lembar respon siswa. Berikut merupakan penjelasan tentang alat pengumpulan

data yang akan digunakan dalam penelitian:

Alat yang dipakai guna mengumpulkan data penelitian ini merupakan angket yang

terdiri dari 2 macam. Pertama adalah alat pengumpulan data kuantitatf yaitu berupa
33

angket dengan menggunakan skala likert dengan alternative pilihan ganda

(Arikunto, 2006:15). Skala likert bias dilihat pada tabel 3.1

3.4.2 Angket Kebutuhan Siswa dan Guru

3.4.2.1 Angket Kebutuhan Siswa

Untuk mengetahui kebutuhan siswa pada media pembelajaran berbasis

Articulate Storyline pada teks drama maka perlu adanya Lembar angket

kebutuhan siswa. Lembar angket tersebut diberikan pada peserta didik kelas VIII,

guna menjaring informasi yang dibutuhkan siswa terhadap media yang diinginkan

peserta didik mengenai pembelajaran teks drama.

Tabell3.2 Kisi-kisiuAngket KebutuhannSiswa Media PembelajarannBerbasis


Articulate Storyline Pada Teks Drama SiswaaKelas VIIIISMP Negeri 26
Malang
Aspekk Indikatorh Nomorr
Soall
Pemahaman awal tentang - Tanggapannsiswa terhadap 1
teks drama pembelajarannbahasaaIndonesia
Kebutuhan adanyanmedia - Ketersediaan media pembelajaran 2.
pembelajaranmberbasis terkait materi teks Drama di lapangan 3’
Articulate Storyline pada
teks drama
Aspekkkebutuhannisi atau - Penyampaian materi 4, 5, 6, 7,
34

materinmedia - Perluutidaknyaaevaluasi (latihannsoal) 8


pembelajaran berbasis di bagiannakhir
Articulate Storyline pada
teks drama
Aspek komonikasi visual - Perluutidaknyaaefek suara 9
(tampilan) (backsound) 10
- Perluutidaknya gambarrdan animasii
- Ketersediaan menu atau icon yang 11
dapat membantu siswa belajar

Harapan terhadap media - Saranndannmasukan 12


pembelajaran berbasis
Articulate Storyline pada
teks drama

3.4.2.2 AngkettKebutuhannGuru

Pendidik diberikan lembar angket kebutuhan guna menjaring informasi

terhadap kebutuhan produk pembelajaran yang diinginkan pendidik mengenai

pembelajaran teks drama.

Tabeli3.3 Kisi-kisiiAngket KebutuhannGuru TerhadappMedia


Pembelajaran Berbasis Articulate Storyline Pada Teks Drama SiswakKelas
VIIIiSMPiNegeri 26 Malang
Aspekk Indikatorr Nomorr
Soall
Pemahaman awal tentang tentang - Pentingnya penguasaan teks drama 1
teks drama bagi siswa
Kebutuhan adanya media - Ketersediaan buku sudah dapat 2
pembelajaran teks drama memotivasi siswa dalam belajar
berbasis Articulate Storyline - Ketersediaan media pembelajaran 3
terkait materi teks drama di
lapangan
- Tanggapan terhadap media baru 4
untuk mempelajari teks drama
Aspekkkebutuhan isiiatau materi - Kesesuaian isi media dengan 5
mediaapembelajaran berbasis kurikulum/KI/KD
Articulate Storyline pada teks - Penyampaian tujuan pembelajaran 6
drama - Penyampaian materi 7
- Perlunya penyampaian materi 8
disertai dengan contoh-contoh
35

- Terkait evaluasi 9
- Butuh tidaknya suara (backsound) 10
- Butuh tidaknya gambar atau 11
animasi
- Ketersediaan menu atau icon yang 12
dapat membantu siswa belajar

Harapan terhadap media - Saran dan masukan 13


pembelajaran teks drama
berbasis Articulate Storyline

Berikuttadalah kisi-kisiiinstrumennyang digunakan untukkmenilaiimedia

pembelajarannberbasis Articulate Storyline terhadap teks Drama.

1) Instrumennuntuk AhliiBahasa

Alat yang dipakai ahli materi ditinjau dari aspek (1) tingkat perkembangan

siswa harus disesaikan dengan tujuan, (2) uraian/konsep, (3) latihan soal, (4)

daftarrrujukan, dan (5) penggunaannkaidah. Kisi-kisi lembar penilaian untuk ahli

isi dan bahasa dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Penilaian Untuk Ahli Isi dan Bahasa

No Aspek Kisi-Kisi No.


Butir
1. Kebahasaan a. Terbacanya petunuk 1
pengoprasian media
b. Terbacanya susunan materi 2
c. Terbacanya soal tidak 3
menimbulkan penafsiran ganda
d. Ketepatan penggunaan kaidah 4
bahasa
e. Ketepatan struktur kalimat 5
f. Keefektifan kalimat 6
g. Kebakuan istilahh 7
h. Kemampuan memotivasi 8
i. Kemampuan mendorong 9
berfikir kritis
36

j. Kesesuaian perkembangan 10
intelektual siswa
k. Kesesuaian dengan tingkat 11
perkembangan emosional siswa
l. Keruntutan dan keterpaduan 12
antar menu pada media
pembelajaran
m. Keruntunan dan ketepaduan isi 13
pada setiap menu
n. Konsistensi penggunaan istilah 14
o. Konsistensi penggunaan simbol 15
dan ikon

2) Instrumennuntuk AhliiMedia

Validasi oleh ahli media pembelajaran dilihattdari aspek produk secara visual,

disertai produk media yangudikembangkan. Kisi-kisiuangket penilaian

ahlimmedia dapattdilihat padaatabel 3.5

Tabelu3.5 Kisi-kisi Lembar Penilaian Uji AhlihMedia

No Aspek Kisi-Kisi No. Butir


1. Kemenarikan dan a. Kemenarikan media 1,3
kemudahan pembelajaran Articulate Storyline
memahami media b. Kemudahan dalam memahami 2,4,5
pembelajaran media pembelajaran Articulate
Articulate Storyline Storyline
2. Kelayakan teknik a. Kesesuaian materi 6,7,8,9
penyajian b. Kelengkapan komponen 10
pembelajaran penyajian
3. Kualitas fisik media a. Kejelasan tampilan 11,12,13
b. Keterbacaan teks 14
c. Kemenarikan ilustrasi 15,16,17
4. Penggunaan media a. Kemudahan dalam penggunaan 18,19,20
pembelajaran
Articulate Storyline

3) Instrumen Ahli Perancang Pembelajaran


37

Instrumen ahli perancang pembelajaran dapat dilihat dari beberapa aspek

diantaranya adalah: (1) menyesuaikan dengan perkembangan peserta didik, (2)

kesatuanngagasan, (3) teknik penyajian yang layak, (4) kelayakan penyajian

pembelajaran (5) kelengkapan penyajian serta kelayakan. Kisi-kisi instrumen

untuk ahli perancang pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Penilaian untuk Ahli Pembelajaran dan isi

No Aspek Kisi-kisi No. Butir


1. Pembelajaran a. Relevancy materi dengan KD 1
b. Penyajian materi yang sistematis 2
c. Uraian materi yang jelas 3
d. Perintah soal yang jelas 4
e. Pemberian latihan yang cukup 5
f. Penggunaan bahasa yang tepat 6
dan konsisten
2. Isikk a. Kecukupan materi untuk 1
pencapaian tujuan kompetensi
b. Kebenaran uraian materi 2
c. Kedalaman materi 3
d. Kejelasan uraian materi 4
e. Kesesuaian teks dengan materi 5
f. Kesesuaian video dengan materi 6
g. Kesesuaian gambar dan video 7
untu memperjelas penyampaian
isi materi
h. Kesesuaian evaluasi dengan 8
kompetensi yang dicapai
i. Kebermaknaan materi bagi 9
kehidupan sehari-hari
38

Cara pengumpulan data penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

1) Peneliti meminta bantuan guru bahasa Indonesia kelas VIII SMPN 26 Malang

untuk memilih sebanyak 15 peserta didik untuk dijadikan subjek uji coba

media pembelajaran drama berbasis Articulate Storyline.

2) Peneliti meminta peserta didik untuk mengoperasikan dan mengisi soal-soal

latihan yang terdapat dalam media pembelajaran teks drama berbasis

Articulate Storyline. Setelah itu peneliti membagikan angket respon peserta

didik untuk diisi oleh peserta didik berdasarkan media yang telah diuji

cobakan dengan tujuan untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap

aktivitas media pembelajaran.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 AnalisissDatakKebutuhan
39

Teknikkyang dipakai dalam menganalisa data kebutuhan pendidik dan

peserta didik tehadap produk pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada

Prinsip yang diperoleh kemudian dijadikan acuan dalam menyusun media

pembelajaran berbasis Articulate Storyline teks drama siswa kelas VIII SMP

Negeri 26 Malang tersebut setelahnya akan dinilai oleh ahli yang berkompeten

di bidangnya masing-masing.

3.5.2 Analisis Data Uji Ahli

Dataayang dihasilkan darisuji ahli dipakai guna menilainmodel

pengembangan. Penilaian uji ahli secarafkeseluruhan dikatakannbaik apabila

peresentase pada masing-masingdaspek ada pada selangh55%-100% hal tersebut


40

ditentukan padaxkriteria tingkatzkevalidan serta revisi mediasdapat dilihat pada

tabeli3.7

(sumber, Arikunto, 2006:276)


41
BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

Bab ini akan memaparkan tentang (1) Proses pengembangan, (2) hasil

pengembangan produk, dan (3) uji coba produk.

4.1 ProsessPengembangan MediapPembelajaran Berbasis Artikulate Story

line pada Teks drama siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Malang

4.1.1 Pengumpulan Informasi Awal

Data yang dikumpulkan terdiri dari tahap penyebaran angket kebutuhan

peserta didik dan pendidik. Angket disebarkan oleh peneliti oleh peneliti pada

tanggal 04 Mei 2021 yang dimulai sekitar jam 09:00 WIB sehingga mendapatkan

data mengenai pembelajaran teks drama siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Malang.

4.1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran Berbasis Articulate

Storyline pada Teks Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Malang

Hasilhkebutuhan pengembangan media pembelajaran teks drama yang

menjadi acuan dalam pengembangan media pembelajaran teks drama ini diperoleh

berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan guru terhadap pengembangan media

pembelajaran teks drama siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Malang berbasis

Articulate Storyline. Berikut ini pemaparan hasil analisis kebutuhan siswa dan

guru terhadap pengembangan media pembelajaran berbasis Articulate Storyline

pada teks drama siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Malang.

47
48

Tabelk4.1 RekapitulasikJawaban Angketttentang KebutuhanoMedia

Pembelajaran pada Teks Drama Menurut Siswa

Rincian Soal Pilihan Jawaban Hasil (%)

1) Apakah anda tertarik dengan Sangat tertarik 21.9


pembelajaran bahasa Indonesia?
Tertarik 75
Tidak tertarik 3.1
4) Dalammkurikulumm2013 Sangat setuju 12.5
khususnyaakelas VIIIiSMP/MTS
terdapat materi teks drama.
Bagaimana pendapat anda jika Setuju 87.5
materi teks dramammenggunakan
media pembelajaran?

Tidak setuju -

7) Apakahhtujuan pembelajaran Sangat perlu 46.9


perluudisampaikan di dalam Perlu 46.9
mediaatersebut?
Tidak perlu 6.2

4) Apakah semua materi tentang teks Sangat perlu 46.9


drama perlu disampaikan? Perlu 40.6
Tidak perlu 12.5
5) Apakah semua materi tentang Sangat perlu 31.3
struktur teks drama perlu Perlu 68.7
disampaikan?
Tidak perlu -

6) Apakah semua materi tentang ciri Sangat perlu 34.4


bahasa teks drama perlu Perlu 62.5
disampaikan?
Tidak perlu 3.1
7) MenuruttAnda, apakahjsetelah Sangat perlu 43.7
penyampaiannmateri perlu disertai
denganncontoh-contoh? Perlu 53.1

Tidak perlu 3.1

8) Apakahhdi bagiannakhir perluuada Sangat perlu 31.2


evaluasiuuntuk mengetahuisseberapa
besartpemahaman siswaatentang Perlu 59.4
49

materiiyang telahhdisampaikan? Tidak perlu 9.4

9) Apakah dalam media pembelajaran Sangat perlu 15.6


menulis teks drama berbasis
Articulate Storylineetersebut perlu Perlu 68.7
ada efekksuara atauubacksound? Tidak perlu 6.2

10) Apakah dalam media pembelajaran Sangat perlu 59.4


menulis teks drama berbasis
Articulate Storyline tersebut perlu Perlu 34.4
ada gambar atau animasi? Tidak perlu 6.2

11) Bagaimanaapendapat Andaajika Sangat setuju 18.7


dalam media tersebuttterdapat
tombol icon dannmenu yanggtetap Setuju 78.1
untukkmembantu siswafdalam Kurang setuju 3.1
mengoprasikan media?/

Berdasarkan hasil di dalam tabel, diperoleh gambaran bahwa pertama, 7

siswa atau 21.9% mejawab sangat tertarik, 24 siswa atau 75% menjawab

tertarik, dan 1 siswa atau 3.1% yang tidak tertarik pada pembelajaran bahasa

Indonesia.

Kedua, tanggapan siswa terhadap adanya media pembelajaran berbasis

Articulate Storyline materi teks drama yaitu 4 siswa atau 12.5% sangat setuju

dan 28 siswa atau 87.5% menyatakan setuju. Dari hasil tersebut disimpulkan

bahwa siswa tertarik pada pengembangan media pembelajaran berbasis

Articulate Storyline pada teks drama.

Ketiga, tanggapan siswa terhadap perlunya tujuan pembelajaran

disampaikan yaitu 15 siswa atau 46, 9% sangat perlu, 15 siswa atau 46,9%

menyatakan perlu dan 2 siswa atau 6.2% menyatakan tidak perlu. Dari hasil

tersebut disimpulkan bahwa tujuan pembembelajaran sangat perlu atau perlu

disampaikan.
50

Keempat, 15 siswa atau 46,9% memilih sangat perlu, 13 siswa atau 40,6%

menyatakan perlu, dan 4 siswa atau 12,5% menyatakan tidak perlu disampaikan

semua dari hasil tersebut disimpulkan bahwa semua materi sangat perlu

disampaikan di dalam media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada

teks drama.

Kelima, 10 siswa atau 31,3% menyatakan sangat perlu dan 22 siswa atau

68,7% menyatakan perlu disampaikan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

struktur teks drama dirasa perlu disampaikan di dalam media pembelajaran

berbasis Articulate Storyline pada teks drama.

Keenam, 11 siswa atau 34,4% menyatakan sangat perlu 20 siswa atau

62,5% menyatakan perlu disampaikan dan 1 siswa atau 3,1% menyatakan tidak

perlu. Dari hasil tersebut disimpulkan ciri kebahasaan teks drama di dalam

media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks drama.

Ketujuh, 14 siswa atau 43,7% menyatakan sangat perlu dan 17 siswa atau

53,1% menyatan perlu dan 1 siswa atau 3,1% menyatakan tidak perlu. Dari hasil

tersebut disimpulkan perlu adanya contoh-contoh yang disertakan setelah

penyampaian materi teks drama. Conto-contoh bisa berupa teks drama, struktur

dan kaidah kebahasaannya.

Kedelapan, 10 siswa atau 31,2% menyakan sangat perlu 19 siswa atau

59,4% menyatakan perlu dan 3 siswa atau 9.4% menyatakan tidak perlu

disampaikan. Dari hasil tersebut disimpulkan evaluasi pembelajaran sangat perlu


51

disampaikan di dalam media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada

teks drama.

Kesembilan, 5 siswa atau 15,6% menyatan sangat perlu, 22 siswa atau

68,8 % menyatakan perlu dan 5 siswa atau 15.6% menyatakan tidak perlu

adanya musik atau backsound di dalam media pembelajaran berbasis Articulate

Storylinepada teks drama.

Kesepuluh, 19 siswa atau 59,4% sangat perlu, 11 siswa atau 34,4

menyatakan perlu’% dann2 siswaaatau 11,6 tidakkperlu. Dari hasilltersebut

dapat disimpulkan bahwaasangat perlu adanyaagambar atau animasiidi dalam

media pembelajaran berbasis Articulate Storylinepada teks drama.

Kesebelas, 6 siswa atau 18,7% menyatakan sangat setuju, 25 siswa atau

78,1% menyatakan setuju dan 1 siswa atau 3,1% tidak setuju. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa tombol icon dalam media pembelajaran sangat perlu

untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan media pembelajaran berbasis

Articulate Storylinepada teks drama.

Untuk memperjelas dari tabel 4.1 tentang analisis hasil kebutuhan peserta

mengena produk pembelajaran berbasis Articulate Storyline padaatekssdrama

siswaakelas VIIIiSMP Negeri 26 Malang, maka dapat dilihat pada diagram 4.1.
52

Persentase Angket Kebutuhan Siswa


5%

33%

62%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju

Diagram 4.1 Persentase Angket Kebutuha peserta didik

Angket kebutuhan peserta didik secara keseluruhan bisa dilihat dariskala

penilaiannya sangat setuju sebanyak 33%, setujuusebanyak 62%, dan tidak

setuju sebanyak 5%. Artinya pengembangan media pembelajaran diperlukan di

sekolah SMP Negeri 26 Malang.

4.1.3 Hasil AnalisissKebutuhan Guru terhadappMediakPembelajaran

Berbasis Articulate Storyline PadanTeks Drama SiswanKelas VIII SMP

Negeri 26 Malang

Angket kebutuhan diberikan kepada guru untuk melihat media

pembelajaran seperti apa yang dibutuhkan oleh guru di dalam proses

pembelajaran teks drama. Terdapat 12 pertanyaan dalam angket kebutuhan

siswa, meliputi (1) pengusaan siswa terhadap teks drama, (2) buku teks drama

yang sudah ada dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3) ketersediaan

media untuk mempelajari teks drama, (4) media baru untuk untuk mempelajari

teks drama, (5) materi yang ada di dalam media perlu menyesuaikan dengan

kurikulum /KI/KD, (6) perlu disampaikannya tujuan pembelajaran, (7) perlu


53

disampaikannya semua materi teks drama, (8) perlunya penyampaian materi

disampaikan disertai dengan contoh-contoh, (9) ketersediaan evaluasi dibagian

akhir guna mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik mengenai

materi yang telah disampaikan, (10) perlunya efek suara atau backsound dalam

media pembelajaran teks Drama berbasis Articulate Storyline, (11) perlunya

animasi atau gambar dalam media pembelajaran berbasis Articulate Storyline,

(12) ketersediaan tombol icon dan menu yang tepat guna membantu peserta

didik dalam memakai media.

Sasaran penyebaran angket kebutuhan ini ialah guru bahasa Indonesia

kelas VIII SMP Negeri 26 Malang sejumalah 3 guru. Angket yang telah

dikumpulkan, setelahnya melakukan pengolahan guna setiap aspeknya dengan

menghitung hasil persentase guna setiap soal yang diberikan selanjutnya

dilakukan penyimpulan hasil penyebaran angket tersebut. Hasil analisis

kebutuhan pendidik dikemukakan dalam tebel berikut.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Jawaban Angket tentang Kebutuhan Media

Pembelajaran pada Teks Drama Menurut Guru

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Hasil (%)


1 MenurutaBapak/Ibu Apakahhsiswa perlu Sangat perlu 66,67
memilikippenguasaan yanggbaik terhadappteks Perlu 33,33
drama? Tidak perlu -

2 MenuruttBapak/Ibu apakahhbuku teks drama Sangat memotivasi -


yanggsudah adaadapat memotivasissiswa dalam Kurang memotivasi 100
belajar? Tidak memtivasi -

3 Bagaimanaapendapat Bapak/Ibuumengenai Sudah memadai -


ketersediaanmmedia untukkmempelajari teks Kurang memadai 100
drama? Tidak memadai -

4 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap Sangat setuju 66,67


adanya media baru untuk mempelajari teks Setuju 33,33
54

drama? Tidak setuju -

5 Apakahhmateri yanggada di dalammmedia Sangat perlu 100


perlu disesuaikanndengan kurikulum/SK/KD? Perlu -
Tidak perlu -
6 Apakahhtujuan pembelajarannperlu Sangat perlu 33,33
disampaikanndi dalammmedia tersebut? Perlu 66,67
Tidak perlu -
7 Apakah semua materi teks drama perlu Sangat perlu -
disampaikan? Perlu 100
Tidak perlu -
8 MenuruttBapak/Ibu, apakahhsetelah Sangat perlu 66,67
penyampaiannmateri perluudisertai dengan Perlu 33,33
contoh-contoh? Tidak perlu -

9 Apakahfdi bagiannakhir perluuada evaluasi Sangat perlu 100


untukkmengetahui seberapaabesar pemahaman Perlu -
siswaatentang materiyyang telahhdisampaikan? Tidak perlu -

Apakah dalam media pembelajarannteks drama Sangat perlu 33,33


10 berbasis Articulate Storyline tersebutmperlu Perlu 66,67
adaxefek suaraxatau backsound? Tidak perlu -

Apakah dalam media pembelajaran teks Sangat perlu 33,33


11 drama berbasis Articulate Storylinextersebut Perlu 66,67
perlu adaagambar atauuanimasi? Tidak perlu -

12 Bagaimanappendapat Bapak/Ibu jikaxdalam Sangat setuju 33,33


media tersebut terdapat tombol icon dan menu Setuju 66,67
yang tepat untuknmembantu siswamdalam Kurang setuju -
menggunakankmedia?

Berdasarkan hasil dalam tabel, diperoleh gambaran bahwa pertama,

66,67% atau 2 guru menyatakan sangat perlu dan 33,33% menyatakan perlu

memiliki penguasaan yang baik terhadap teks drama. Penguasaan yang baik

terhadap media teks drama akan membantu siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang sudah direncanakan.

Kedua, 100% guru menyatakan buku teks drama yang sudah ada masih
kurang memotivasi siswa dalam belajar sehinggaperlu adanya media.
55

pembelajaran yang salah satunya media pembelajaran berbasis Articulate


Storyline.
Ketiga, 100% menurut guru mengenai ketersediaan media untuk
mempelajari teks drama masih kurang memadai. Media pembelajaran teks drama
harus mulai dikembangkan agar dapat sesuai dengan kebutuhan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Keempat, 66,67% guru menyatakan sangat setuju dan 33,33%
menyatakan setuju terhadap adanya media baru untuk mempelajari teks drama.
Media pembelajaran baru memang dibutuhkan dalam proses pembelajaran,
karena perkembangan teknologi dari waktu ke waktu harus terus dilakukan untuk
kebutuhan pembelajaran.
Kelima, 100% guru menyatakan materi sangat perlu disesuaikan dengan
kurikulum/SK/KD. Kurikulum/SK/KD tetap menjadi patokan untuk
mengembangkan media pembelajaran. Baik dari materi ataupun tujuan dari
penggunaan media.
Keenam, 33,33% guru menyatakan sangat perlu dan 66,67% menyatakan
tujuan pembelajaran perlu disampaikan di dalam media pembelajaran. Siswa yang
akan menggunakan media tersebut tentu harus tau tentang tujuan penggunaan
media tersebut dan apa saja yang akan dicapai dalam penggunaannya.
Ketujuh, 100% guru menyatakan semua materi perlu teks drama perlu
disampaikan. Tentu saja karena untuk mencapai tujuan pembelajaran semua
materi terkait teks drama perlu disajikan semua dalam media pembelajaran.
Kedelapan, 66,67% guru menyatakan sangat perlu dan 33,33% guru
menyatakan setelah penyampaian materi perlu disertai dengan contoh-contoh
drama. Contoh-contoh bisa berupa teks drama beserta struktur dan kaidah
kebahasaannya. Contoh-contoh sangat membantu siswa untuk lebih memahami
seperti apa teks drama yang akan mereka produksi
Kesembilan, 100% guru menyatakan sangat perlu di bagian akhir perlu
ada evaluasi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa tentang materi
yang telah disampaikan. Evaluasi tersebut dibutuhkan untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan.
56

Kesepuluh, 33,33% guru menyatakan sangat perlu dan 66,67%


menyatakan dalam media pembelajaran teks drama berbasis Articulate Storyline
tersebut perlu ada efek suara atau backsound. Pemilihan backsound perlu
diperhatikan karena harus sesuai dengan materi yang disampaikan.
Kesebelas, 33,33% guru menyatakan sangat perlu dan 66,67% guru
menyatakan dalam media pembelajaran teks drama berbasis Articulate Storyline
tersebut perlu ada gambar atau animasi. Adanya gambar atau animasi dapat
menumbuhkan semangat siswa dalam belajar.
Keduabelas, 33,33% guru menyatakan sangat perlu dan 66,67% guru
menyatakan tombol icon dan menu yang tepat perlu untuk membantu siswa
dalam menggunakan media. Tombol icon tentu sangat dibutuhkan untuk
memudahkan siswa dalam menggunakan media pembelajaran

Untuk memperjelas dari tabel 4.2 tentang analisis hasil kebutuhan guru

terhadap media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks drama

siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Malang, maka dapat dilihat pada diagram 4.2.

PERSENTASE ANALISIS ANGKET KEBUTUHAN GURU

52.38
60 47.62
50
40
30
20
10 0
0
Sangat Perlu Perlu Tidak Perlu

Diagram 4.2 Analisis Angket Kebutuhan Guru

Secara keseluruhan hasil analisis angket kebutuhan guru dilihat dari skala

penilaiannya yaitu sangat perlu sebanyak 52,38%, perlu sebanyak 47,62%, tidak

perlu sebanyak1,0%. Artinya pengembangan media pembelajaran berbasis


57

Articulate Storyline pada teks drama sangat diperlukan dan layak digunakan di

sekolah SMP Negeri 26 Malang.

4.2 Hasil Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Articulate Storyline

pada Teks Drama untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Malang

Setelah melakukan proses analisis kebutuhan siswa dan guru terhadap


media pembelajaran berbasis Artuculate Storyline pada teks drama, maka
berlanjut hasil pengembangan media pembelajaran berbasis Articulate Storyline
Pada teks drama.
4.2.1 Pengembangan Produk Awal
Pengembangn produk awal pada media pembelajaran berbasis Artuculate

Storyline ini berdasarkan dari hasil karakteristik siswa dan guru seperti, (1) materi

sesuai dengan KI, KD, dan tujuan pembelajaran, (2) evaluasi diakhir pembelajaran

dan, (4) backsoud, animasi, warna perlu ada dalam media pembelajaran. Adapun

pembelajaran yang terdapat pada media pembelajaran berbasis Artuculate

Storylineyang telah dikembangkan sebagai berikut:

4.2.1.1 Sampul Media Pembelajaran Berbasis Artuculate Storyline

Sampul media pembelajaran bertujuan untuk mengenalkan media

pembelajaran berbasis Artuculate Storyline untuk siswa kelas VIII SMP Negeri

26 Malang dengan judul “Drama-drama Kehidupan” pada cover dilengkapi

dengan berbagai tombol yaitu tombol “Mulai Belajar” untuk masuk ke halaman

selanjutnya, hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1


58

Gambar 4.1 Halaman Utama atau Sampul Media Pembelajaran

4.2.2 Tampilan Menu Utama Media Pembelajaran Berbasis Articulate

Storyline

Tampilan halaman menu utama menampilkan Beranda, petunjuk, standart

kompetensi, materi, soal-soal, profil pengembangan, dan referensi. Menu

petunjuk berisi tentang cara menggunakan media pembelajaran berbasis

Articulate Storyline, hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Halaman Utama atau Sampul Media Pembelajaran


59

4.2.3 Tampilan Petunjuk Penggunaan

Menu “petunjuk” berisi tentang (1) petunjuk penggunaan media dan (2)

petunjuk proses pembelajaran.

Petunjuk penggunaan media berisi (1) tombol home untuk kembali ke

menu utama (icon home), (2) tombol bantuan/ petunjuk (icon tanda tanya), (3)

tombol mengakhiri halaman (icon X), (4) tombol menuju halaman berikutnya

(icon lanjut), (5) tombol kembali ke halaman sebelumnya (icon kembali).

Petunjuk proses pembelajaran berisi (1) materi dalam multimedia ini

sebaiknya dipelajari secara bertahap dan urut, (2) perhatikan kegunaan tombol

untuk memudahkan kontrol belajar, (3) kerjakan latihan untuk mengetahui

kemajuan belajar anda.

Gambar 4.3 Petunjuk Penggunaan

4.2.4 Standar Kompetensi

Kompetensi berisi KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran.


60

Gambar 4.4 Tampilan Standar Kompetensi


4.2.5 Materi

Materi berisi tentang tombol Membangun Konteks dan Materi

Gambar 4.5 Tampilan Menu Materi

4.2.5.1 Membangun Konteks

Menu “Membangun konteks” berisi tentang uraian untuk mendukung

siswa memahami teks yang akan dipelajari yaitu (1) contoh video musikalisasi

drama dan (2) berisi pertanyaan.


61

Gambar 4.6 Tampilan Membangun Konteks

4.2.5.2 Menu Materi

Menu materi berisi tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri, struktur, dan unsur

kebahasaan teks drama.

Gambar 4.7 Tampilan Menu Materi


62

4.2.6 Soal-soal
Tampilan pada halaman ini terdapat dua bentuk latihan soal yang pertama
bentuk soal kompetensi dasar yaitu, (1) mengidentifikasi, (2) menelaah, (3)
menginterpretasi, (4) Menyajikan dan untuk soal yang kedua yaitu Kuis interaktif.

Gambar 4.8 Soal Latihan Kompetensi Dasar dan Kuis Interaktif

Gambar 4.9 Tampilan Latihan Kompetensi Dasar


63

4.2.6.1 Mengidentifikasi

Mengidentifikasi teks drama berisi 3 macam soal (1) salah dan benar, (2)

mencentang pilihan yang dianggab benar, dan (3) Mencocokan. Didalamnya juga

dilengkapi nilai dan pembahasannya.

Gambar 4.10 Latihan Mengidentifikasi Gambar 4.11 Nilai Hasil Mengidentifikasi

Gambar 4.12 Pembahasan Latihan Mengidentifikasi

4.2.6.2 Menelaah

Pada soal kompetensi dasar menelaah ini siswa dapat menelaah teks drama

dengan mencermati setiap soal dan jawaban kemudian menentukan struktur teks

drama.
64

Gambar 4.13 Latihan Menelaah

Gambar 4.14 Latihan Menelaah

4.2.7.3 Menginterpretasi

Pada soal kompetensi menginterpretasi ini terdapat beberapa macam soal

diantaranya mencocokkan kalimat, soal berikut siswa diminta untuk membaca

teks drama kemudian menentukan unsur kebahasaan teks drama.


65

Gambar 4.15 latihan menginterpretasi

4.2.7.4 Menyajikan

Menyajikan teks drama latihan pertama siswa diminta untuk mengurutkan

penggalan drama yang telah disedikan, soal selanjutnya yaitu esay yaitu merubah

bentuk teks cerpen kebentuk naskah drama .

Gambar 4.16 Latihan Menyajikan


66

4.2.8 Kuis Interaktif

Kuis interaktif terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Pada masing-masing soal,

jika siswa sudah memilih jawaban maka siswa harus menekan submit maka akan

muncul kata benar jika jawaban yang dipilih benar dan salah jika jawaban salah.

Selanjutnya pilih continue agar dapat melanjutkan soal berikutnya. Namun siswa

tidak dapat merubah jawaban yang telah dipilih, pada fitur aplikasi Articulate

Storyline dilengkapi dengan fitur hasil pemerolehan nilai yang di dapat siswa

ketika sudah mengerjakan kuis selain itu juga terdapat pembahasan didalamnya

artinya siswa dapat melihat jawaban yang benar setelah nilai sudah diperoleh.

Gambar 4.17 Tampilan Kuis Interaktif

Gambar 4.18 Tampilan salah/benar dan hasil nilai


67

Gambar 4.19 Tampilan Pembahasan

4.2.9. Profil Pengembang

Profil berisi tentang jati diri pengembang yaitu, (1) nama, (2) tempat

tanggal lahir, dan (3) surel/email dan nomer telepon.

Gambar 4.20 Tampilan Profil Pengembang


68

4.2.10 Referensi

Pada bagian referensi berisi tentang beberapa file pendukung dalam

pembuatan media interaktif.

Gambar 4.21 Tampilan referensi

Gambar 4.22 Tampilan Tombol Keluar dari Media Interaktif

4.1.3 Uji Validasi

Setelah media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks drama

selesai diproduksi peneliti melakukan validasi media. Validator yang menvalidasi


69

media sebanyak 3 orang Dosen UniversitasbIslam Malang, yaitu Dr. AbdulnRani,

M. Pd, Dr. Ari Ambarwati, M.Pd dan Maryati Siwigati Nattalia M.Pd. Hasil data

dari validasi ahli media dibagi menjadi (1) aspekbmedia, (2)caspek bahasa, (3)

aspek pembelajaran serta isi.

4.1.3.1 Analisis Validasi AhlinMedia

Padastahap ini, dataediperoleh denganvcara memberikanclembar penilaian

yangsberisi tentangmpenilaian kesesuaianldesain produksmedia pembelajaran

yangcdikembangkan. Ahli mediazmemeriksa dari beberapa aspek terkait

pengembangan media pembelajaran ini dengansmengisi lembarxpenilaian

(validasi) sesuaizdengan penilaiandyang tersedia.oData dari hasilxpenilaianjaspek

medianoleh ahlilmedia dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabell4.3 Data HasiliPenilaian AhliiMedia Pembelajaran

No Kriteria Σx Σxi P (%) Tingkat Kevalidan


A Kemenarikan dan kemudahan 3 4 75 Valid
memahami media pembelajaran
1. Kemenarikan tampilan dan
bentuk media pembelajaran
2. Kemudahan dalam memahami 3 4 75 Valid
petunjuk
3. Kemenarikan dan kesesuaian 3 4 75 Valid
materi pembelajaran dengan
tujuan pembelajran
4. Kemudahan memahami uraian 3 4 75 Valid
materi
5. Gambar, tabel, atau ilustrasi 3 4 75 Valid
bisa memudahkan siswa
dalam memahami uraian
materi
B Kelayakan penyajian 3 4 75 Valid
pembelajaran
6. Kesederhanaan dalam
penggunaan Bahasa
7. Keruntutan sistematika 4 4 100 Sangat Valid
70

penulisan
8. Kemenarikan materi yang 3 4 75 Valid
dikembangkan secara variatif
9. Pengembangan media 3 4 75 Valid
pembelajaran telah
menempatkan siswa sebagai
subjek pembelajaran
10. Kelengkapan komponen- 3 4 75 Valid
komponen media
pembelajaran
C Kualitas fisik media 4 4 100 Sangat Valid
11. Kepaduan warna untuk
memperindah tampilan
12. Pemilihan tema dalam 4 4 100 Sangat Valid
elektonik media pembelajaran
ini menarik
13. Ketepatan pemilihan bentuk 4 4 100 Sangat Valid
dengan karakteristik siswa
14. Kesesuaian ukuran dan jenis 3 4 75 Valid
huruf memadai untuk suatu
bentuk media pembelajaran
15. Ketepatan penempatan 3 4 75 Valid
ilustrasi atau gambar dapat
mempermudah pemahaman
materi dan memperindah
tampilan
16. Keseluruhan ilustrasi 4 4 100 Sangat Valid
ditampilkan secara serasi
dengan unsur materi (teks dan
keterangan gambar)
17. Ketepatan menampilkan 3 4 75 Valid
ilustrasi dari berbagai sudut
pandang dan mampu
divisualisasikan seara dinamis
yang dapat menambahkan
kedalaman pemahaman siswa
D Penggunaan media 4 4 100 Sangat Valid
pembelajaran
18. Kemudahan dalam memahami
petunjuk
19. Kemudahan penggunaan 4 4 100 Sangat Valid
media pembelajaran
20. Kecepatan dalam 4 4 100 Sangat Valid
mengoprasikan media
pembelajaran
JUMLAH 68 80 85% Sangat Valid
71

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa penilaian kelayakan

media pembelajaran memiliki rata-rata sebanyak 85% dengan jumlah pertayaan

20, dengan total skor 68. Persentase tersebut masuk pada kualifikasi sangat baik,

dengan keterangan sangat layak/sangat valid/tidak perlu direvisi.

Untuk memperjelas tabel 4.3 tentang analisis lembar validasi ahli media

dapat dilihat pada diagram 4.3

PERSENTASE ANALISIS DATA AHLI MEDIA

Sangat Sesuai
Sesuai
40%
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
60%

Diagram 4.3 Persentase Analisis Data Ahli Media

Secara keseluruhan hasil analisis data validasi ahli media dilihat dari skala

penilaiannya yaitu tidak sesuai sebanyak 0%, kurang sesuai sebanyak 0%, sesuai

sebanyak 60%, sangat sesuai sebanyak 40%. Artinya media pembelajaran dalam

hal media sudah baik.


72

4.1.3.2 Analisis Validasi Ahli Bahasa

Data diperoleh dengan memberikan lembar penilaian yang berisi tentang

ketepatan penggunaan bahsasa. Data hasil penilaian ahli bahasa dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Ahli Bahasa

No Pernyataanc Σx Σxi P(%) Tingka Kevalidan


Komonikatif
1. Keterbacaan petunjuk 3 4 75 Valid
pengoperasian media
2. Keterbacaan susunan 3 4 75 Valid
materii
3. Keterbacaan soal tidak 3 4 75 Valid
menimbulkan penafsiran
ganda
4. Ketepatanxpenggunaan 3 4 75 Valid
kaidah bahasa
Lugas
5. Ketepatan struktur kalimat 3 4 75 Valid
6. Keefektifan kalimat 3 4 75 Valid
7. Kabakuan istilah 3 4 75 Valid
Dialogis dan Interaktif
8. Kemampuan memotivasi 3 4 75 Valid
9. Kemampuan mendorong 3 4 75 Valid
berfikir kritis
Kesesuaianadengan Tingkat PerkembangandSiswa
10. Kesesuaianxperkembanga 3 4 75 Valid
n intelektualzsiswa
11. Kesesuaianidengan tingkat 3 4 75 Valid
perkemabangan emosional
siswap
Keruntutan dan Keterpaduan Media
12. Keruntutan dan 3 4 75 Valid
keterpaduan antar menu
73

pada media
13. Keruntutan dan 3 4 75 Valid
keterpaduan isi pada setiap
menu
Penggunaan Istilah, Symbol, atau Icon
14. Konsisten dalam 3 4 75 Valid
penggunaan istilah
15. Konsinten dalam 3 4 100 Valid
penggunaan symbol, atau
icon
Jumlah 45 60 75% Valid

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa penilaian kelayakan

dalam aspek bahasa memiliki rata-rata sebanyak 75% dengan jumlah pertayaan

15, dengan total skor 45. Persentaseytersebut masukipada kualifikasiibaik, dengan

keerangannlayak/valid/ tidakxperlu direvisi.

Guna memperjelas tabel 4.4 tentang analisis lembartvalidasi ahli bahasa

bisa dilihatxpada diagram 4.4k


74

Analisis Lembar Validasi Ahli Bahasa

100%

Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai

Secarakkeseluruhan hasiljanalisis data validasijahli media dilihat dari

skala penilaiannyaoyaitu tidak sesuaiksebanyak 0%, kurang sesuainsebanyak 0%,

sesuai sebanyak 100%, sangat sesuai sebanyak 0%. Artinya media pembelajaran

dalam hal media sudah baik.

4.1.3.3 Analisis Validasi Ahli Pembelajaran dan Isi

Padaotahap ini,xdata diperolehxdengan caraumemberikan lembar

penilaiancyang berisittentang ketepatan pembelajaran dan isi produk yang

dikembangkan.

Hasilapenilaian aspekepembelajaran danuisi bisa dilihatipada tabel 4.5idan

4.6.m

Tabelk4.5 DatalHasil Penilaian Aspek Pembelajaran

NO Pernyataan Σx Σxi P(%) Tingkat Kevalidan


1. Relevansi materi dengan 3k 4 75 Valid
KD
75

2. Sistematika penyajian 4k 4 100 Sangat Valid


materi
3. Kejelasan uraian materi 3i 4 75 Valid
4. Kejelasan perintah soal 4 4 100 Sangat Valid
latihan
5. Kecukupan pemberian 4 4 100 Sangat Valid
latihan
6. Penggunaantbahasaiyang 3 4 75 Sangat Valid
tepatjdan konsisteno
Total Skor 21 24 87,5% Sangat Valid

Berdasarkanxtabel 4.5 di atas, dapatldiketahui bahwalpenilaian aspek

pembelajaran memiliki rata-rata sebanyak 87,5% dengan jumlah pertanyaan 6,

dan total skor 21. Persentaseotersebut masukipada kualifikasi sangatlbaik, dengan

keterangannsangatolayak/ sangat valid/tidak perluldirevisi.

Guna memperjelas tabel 4.5 tentang analisis lembaruvalidasi ahli bahasa

dapatldilihat pada diagram 4.5

55.56
60
44.44
50
40
30
20
10 0 0
0
Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai

Diagram 4.5 Persentase Analisis Data Ahli Pembelajaran

Secarakkeseluruhan hasiljanalisis data validasijahli media dilihat dari

skala penilaiannyaoyaitu tidak sesuaiksebanyak 0%, kurang sesuainsebanyak 0%,


76

sesuai sebanyak 44,44%, sangat sesuai sebanyak 55,56%. Artinya media

pembelajaran dalam hal media sudah baik.

Tabel 4.6 Data Hasil Penilaian Aspek Isi

No Pernyataan Σx Σxi P(%) Tingkat Kevalidan


1. Kecukupan materi untuk 3 4 75 Sangat Valid
pencapaian tujuan
kompetensi
2. Kebenaran uraian materi 4 4 100 Sangat Valid
3. Kedalaman materi 3 4 75 Valid
4. Kejelasan uraian materi 4 4 100 Sangat Valid
5. Kesesuaian teks dengan 4 4 100 Valid
materi
6. Kesesuaian video dengan 4 4 100 Valid
materi
7. Kesesuaian gambar dan 3 4 75 Valid
video untuk memperjelas
penyampaian isi materi
8. Kesesuaian evaluasi dengan 3 4 75 Valid
kompetensi yang dicapai
9. Kebermaknaan materi bagi 3 4 75 Sangat Valid
kehidupan sehari-
hari/implementasi
Total Skor 31 36 86,11% Sangat Valid

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa penilaian aspek isi

memiliki rata-rata 86,11% dengan jumlah pertanyaan 9, dan total skor 31.

Persentase tersebut masuk pada kualifikasi sangat baik, dengan keterangan sangat

layak/ sangat valid/tidak perlu direvisi.

Untuk memperjelas tabel 4.6 tentang analisis lembar validasi ahli bahasa

dapat dilihat pada diagram 4.6


77

PERSENTASE ANALISIS DATA AHLI


ASPEK ISI
Sangat Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai

50% 50%

Diagram 4.6 Persentase Analisis Data Ahli Pembelajaran

Secara keseluruhan hasil analisis data validasi ahli pembelajaran dilihat

dari skala penilaiannya yaitu tidak sesuai sebanyak 0%, kurang sesuai sebanyak

0%, sesuai sebanyak 50%, sangat sesuai sebanyak 50%. Artinya media

pembelajaran dalam aspek isi sudah baik.

4.1.4 Hasil Uji Coba Lapangan Media Pembelajaran Pada Siswa

Data hasil uji coba lapangan media pembelajaran digunakan untuk

mengetahui respon siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Malang pada media

pembelajaran, dilakukan pada tanggal 25 juni 2021. Uji coba lapangan dilakukan

dengan cara memberikan angket kuesoner di link google form untuk melakukan

penilaan pada media pembelajaran. Hasil data ji coba lapangan hanya diberikan

untuk beberapa siswa saja yaitu 15 siswa dikarenakan keterbatasan waktu dan

keadaan yang tidak memungkinkan karena masih pandemic covid 19 jadi uji coba
78

lapangan dilakukan dengan cara mengirim link goggle form pada sebagian siswa

saja. Data hasil uji coba lapangan media pembelajaran dapat dilihat pada table

sebagai berikut:

Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑n %
1 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 71 95
2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 4 67 89
3 5 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 2 5 5 4 54 72
4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 3 62 83
5 3 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 4 56 75
6 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 60 80
7 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 3 1 4 4 3 53 71
8 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 66 88
9 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 3 4 63 84
10 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 66 88
11 5 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 66 88
12 3 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 2 4 3 4 62 83
13 4 4 5 5 4 4 4 5 3 5 5 4 5 4 4 65 87
∑x 53 47 55 60 59 57 57 64 57 60 59 38 55 53 47 821
∑xi 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 975
% 82 72 85 92 91 88 88 98 88 92 91 58 85 82 72 84
Tabel 4.4 HasilxUji Coba LapanganjMedia Pembelajaranppada Siswaa

Aspek Aspeksyang dinilaik

Penilaia

n
A. KualitasaIsi danbTujuan
1 Media pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis Articulate Storyline

ini memuat tujuan pembelaran


2 Saya dapat memahami petunjuk penggunaancmedia pembelajaran

Bahasa Indonesia berbasiszArticulate Storyline


3 Saya dapat mengikuti alur pembelajaran teks drama yang ada

dalam media pembelajaran Articulate Storyline


4 Saya dapatnmenggunakan media pembelajaranbArticulate

Storyline dengan baik


B. Kualitas Teknis
5 Media pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis Articulate Storyline
79

ini memilikiitampilan luar yangjmenarik


6 Komposisi warna dari media Articulate Storyline ini menarik
7 Sayaamudah membacaateks danakalimat yangxada dalamnmedia

Articulate Storyline
8 Latihan soal yang disajikan memperkuat pemahaman saya tentang

materi teks drama


9 Tampilan soal yang menarik membuat saya semangat dalam

menjawab soal tersebut


C. Kualitas Pembelajaran
10 Media Articulate Storyline ini memotivasi saya untuk belajar materi

teks drama
11 Media Articulate Storyline membantu saya menguatkan konsep

belajar tentang materi teks drama


12 Media Articulate Storyline membantu mempermudah saya dalam

memahami materi teks drama


13 Sayaaingin mempelajarismateri Bahasa Indonesia lainnyandengan

mediaasejenissini.
Tabel 4.5 Aspek Penilaan Siswa
80

Hasil dari nila 821 merupakan hasil yang diperoleh dari jumlah keseluruhan

jawaban dari siswa yang tertulis pada tabel. Sedangkan nilai 975 perhitungan di

atas diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai ideal semua item yang tertulis pada

tabel di atas dasar penilaian tersebut, dapat disimpulkan total persentase yang

diperoleh yaitu 84%. Berdasarkan kriteria tingkat kelayakan, maka media

pembelajaran Articulate Storyline pada teks drama siswa kelas VIII SMP Negeri

26 Malang ini termasuk dalam kualifikasi sangat valid, sangat baik, dan tidak

perlu direvisi untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran materi teks

drama siswa kelas VIII.

Untuk memperjelas tabel 4.6 tentang hasil uji coba lapangan media

pembelajaran pada siswa dapat dilihat pada diagram berikut.


81

Hasil Persentase Uji Coba Lapangan Media


Pembelajaran Pada Siswa
1%
18%
42%

38%

Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai


Kurang Sesuai Sangat Kurang Sesuai

Diagram 4.6 Hasil Persentase Uji Coba Lapangan Media Pembelajaran Pada Siswa Secara

keseluruhan hasil uji lapangan media pembelajaran pada siswa dilihat dari skala

penilaiannya yaitu sangat kurang sesuai 2%, kurang sesuai 1%, cukup 19%, sesuai

40%, sangat sesuai 44%. Artinya media pembelajaran dalam pembelajaran sudah

baik.
mBAB V

PENUTUPp

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa simpulan berdasarkan paparan

data, hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV. Selain

itu itu akan dikemukakan saran yang perlu dicermati dalam pengembangan media

pembelajaran teks drama berbasis Articulate Storyline.

5.1 Kajian Produk

Produk yang dikembangkan pada pengembangan media pembelajaran

berbasis Articulate Storyline terdiri dari judul, halaman login (mengisi data diri

nama dan kelas), halaman pendahuluan (home) berisi tentang pendahuluan

mengenai aplikasi Articulate Storyline, menu utama, standar kompetensi, materi

(membangun konteks dan materi), soal-soal (berisi soal kompetensi dasar dan kuis

interaktif), profil pengembang, referensi, dan petunjuk penggunaan (pembelajaran

dan media). Pengembangan media pembelajaran ini dikembangkan sesuai dengan

model pengembangan Brog &Gall yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu (1)

Penelitian dan informasi awal, (2) mengembangkan produk awal, (3) uji coba

produk.

Proses pengembangan yang pertama yaitu pengumpulan informasi awal

pada pengembangan media pembelajaran berbasis Articulate Storyline yaitu

menyebarkan angket kebutuhan siswa dan guru, Analisis kebutuhan adalah proses

untuk mengetahui informasi mengenai keperluan media pembelajaran yang

dibutuhkan siswa dan guru sesuai dengan jenjang pendidikan. Hal tersebut

84
disesuaikan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ambarwati (2018:11)

analisis

84
85

kebutuhan akan menjadi petunjuk bagi pengembang untuk mendapatkan

purwarupa yang dibutuhkan dan diinginkan. Analisis kebutuhan pengembangan

meliputi: (1) tanggapan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, (2)

ketersediaan media pembelajaran terkait materi teks drama, (3) penyampaian

materi, (4) perlu tidaknya evaluasi, (5) perlu tidaknya suara latar, gambar, animasi

dan menu ikon yang dapat membantu siswa dalam belajar. Dari hasil analisis

angket kebutuhan siswa dan guru SMP Negeri 26 Malang, menunjukkan fakta

tentang butuhnya media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks

drama. Dengan adanya media pembelajaran berbasis Articulate Storyline yang

menyediakan fitur-fitur untuk membuat multimedia (audio dan video)

pembelajaran, serta mampu mengombinasikan gambar, video, dalam satu

kesatuan. sehingga dapat menumbuhkan semangat, minat, serta mengaktifkan

keterlibatan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks drama berisi

materi pembelajaran yang tidak hanya berupa teks dan gambar saja tetapi juga

berisi animasi, video, yang memperkaya materi pembelajaran serta mampu

menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Menurut Munadi dalam (Akbari

Putri, 2018:71) media pembelajaran yang menarik harus memiliki kemampuan

dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, gambar,

grafik, dan suara latar menjadi satu kesatuan yang terintegrasi.

Materi dalam media pembelajaran ini dimulai dari membengun konteks, materi

pembelajaran, contoh, menjawab pertanyaan dan uji kompetensi. Materi

pendukung pada setiap bagian diarahkan pada (1) keterkinian, (2) keterkaitan
86

antar konsep, (3) kemenarikan materi, (4) mendorong untuk mencari informasi

lebih jauh, (5) materi pengayaan Muslich dalam (Akbari putri, 2018:73).

Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran tahap selanjutnya yang

dilakukan adalah validasi media, bahasa, pembelajaran dan isi. (1) hasil validasi

ahli media berbasis Articulate Storyline oleh ahli media. Secara keseluruhan

produk pengembangan media pembelajaran yang dikembangkan sangat valid

dengan nilai rata-rata 85%. Persentase tersebut masuk kualifikasi sangat baik,

dengan keterangan sangat layak/sangat valid sehingga tidak perlu direvisi, (2)

hasil validasi ahli bahasa berbasis Articulate Storyline. Secara keseluruhan produk

pengembangan media pembelajaran yang dikembangkan valid dengan nilai rata-

rata 75%. Persentase tersebut masuk kualifikasi sangat baik, dengan keterangan

sangat layak/sangat valid sehingga tidak perlu direvisi, (3) hasil validasi ahli

pembelajaran dan isi berbasis Articulate Storyline oleh ahli media. Dalam aspek

pembelajaran secara keseluruhan produk pengembangan media pembelajaran


87

kualifikasi sangat baik, dengan keterangan sangat layak/sangat valid sehingga

tidak perlu direvisi. Dari hasil pemaparan tersebut menunjukkan bahwa Media

Pembelajaran Berbasis Articulate Storyline pada Teks Drama Siwa Kelas VIII

SMP Negeri 26 Malang masuk kualifikasi sangat baik, dengan keterangan sangat

sesuai tidak perlu direvisi. Hal tersebut sesuai dengan kriteria validitas menurut

Arikunto, (2006:276) penilaian uji ahli secara keseluruhan diakatakan baik apabila

persentase dari masing-masing aspek berada pada selang 55-100% .

5.2 Saran

Pengembangan media pembelajara pada teks drama berbasis Articulate

Storyline dapat digunakan sebagai bahan ajar elektronik di sekolah secara mandiri

dikarenakan media pembelajaran pada teks drama ini disesuakan dengan

kurikulumyang sedang berlaku serta disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.


88

Pertama, media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks

dramabisa digunakan sebagai pedoman dalam prosesbelajar mengajar. Serta

pendidik sebaiknya bias mengembangkan media pembelajaran berbasis Articulate

Storyline pada teks drama ini lebih lanjut dengan menambahkan materi lain yang

berkaitan dengan teks drama.

Kedua, media pembelajaran berbasis Articulate Storyline pada teks drama

dapat digunakan sebagaibahan ajar mandiri guna mengasah pemahaman mengenai

teks drama dikarenakan media ini dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang

berlaku.

Ketiga, media pembelajaran Articulate Storyline pada teks drma ini terdiri

dari empatilKD berdasarkanykurikulum 2013 edisiarevisi. Oleh karena itu,

pengembang mengharapkan tindakhlanjut dari pengembang selanjutnyasagar

media pembelajaran materi drama ini dilengkapildengan materisKD yangilain

Keempat, mediacpembelajaran ini dikhususkan padaxsekolah yang memiliki

sarana prasarana yang sudah memadai serta yang menggunakan kurikulum 2013

edisi revisi.
89

Anda mungkin juga menyukai