4.5.1 Pengertian
Suatu cara melakukan instrumentasi pada penyambungan pada patah tulang femur 1/3
proximal dengan tindakan membuka tulang untuk pemasangan plate (Open Reduction Internal
Fixation Plate).
4.5.2 Tujuan
c) Plat diathermi.
d) Mesin diathermi.
e) Mesin suction.
f) Meja mayo.
g) Meja operasi.
h) Meja instrumen.
i) Meja traksi.
j) Tempat sampah.
k) Lampu operasi
l) Plester polyester
m) Gunting benang.
2) Alat steril
Desinfeksi klem 1
Doek klem 10
Kocher 2
Handvat mes 2.
Pincet chirurgie 2.
Krom 2, kocher 2.
Spreider 2.
Hak femur 2.
Hautman / cobra 2.
Gunting metzenbaum 1.
Raspatorium.
Curretage – elevator.
Nald foeder.
Gunting benang.
Knabel.
b) Set linen :
Linen besar.
Linen kecil.
Gaun operasi.
d) Set ABP:
Slit hammer.
e) Set plating:
Countersink 1 buah.
a) Alat tambahan:
Handschoen 8 buah.
Sofratulle 1 buah.
Cucing 2 buah.
Perlak
Spuit 20 cc 1 buah.
Opsite.
3) Perawat instrumen mengatur instrumen di meja mayo + meja instrumen sesuai kebutuhan.
4) Melakukan desinfeksi menggunakan bethadin mulai umbilicus sampai dengan bawah lutut.
selang suction, senur + kabel diathermi, boor 1 set di dekat lapangan operasi + klem.
5) Drapping
c) Pasang doek besar memanjang menutup kaki kiri + kanan doek klem.
e) Pasang doek kecil rangkap 2 untuk kanan + kiri lapangan operasi doek klem.
6) Dekatkan alat-alat instrumen ke meja operasi, atur dan pasang senur diahermi + kabel,
canule + selang suction, boor + kabel, satukan dengan doek klem + informasikan bahwa
instrumen siap.
7) Berikan mes no.1 (no.20) pada operator untuk incisi kulit, dilanjutkan mes 2 (no.20) untuk
incisi lemak sampai dengan fascia. Perdarahan rawat dengan krom klem, kasa, ces
diathermi.
8) Berikan wound hak tajam, untuk membuka daerah incisi, untuk explorasi otot sampai
fascia berikan gunting metzenbaum, lalu ganti dengan wound hak tumpul (hak femur).
9) Berikan spreider untuk mengganti hak femur, buka periostenum dengan mes 2, dilanjut
10) Berikan bone curretage untuk membersihkan clotting. Bila ada kalusberikan knabel.
11) Berikan reduction klem untuk pegang fragmen tulang fraktur proximal kemudian bersihkan
dengan bone curettage, demikian juga fragmen distal sambil semprot PZ + suction.
12) Untuk reposisi fraktur berikan bone holding clamps, bonetang, ferbuger.
13) pertahanan posisi (k/p pasang length screw), kemudian operator melakukan identifikasi
letak plate dengan bantuan goniometer (pengukur sudut). Tentukan sudutnya kemudian
14) Perawat instrumen memasang guide pin pada drill (boor), berikan pada operator untuk
melakukan pengeboran pada possi yang telah diukur dengan goniometer, kemudian ukur
panjang angulatednya.
15) Pasang chisel guide pin pada pin yang telah terpaang, pukul pelan-pelan, keluarkan lagi
dengan garpu tala, pukul pelan-pelan lagi dengan hammer, keluarkan lagi begitu terus
16) Setelah hole chisel terbentuk, berikan plate ABP, kemudian operator memasukkan dengan
dibantu plate impactor dan pukul head plate pelan-pelan dengan hammer sampai semua
angulated masuk.
17) Lepaskan plate impactor, pasang twist + drill 3,2 mm pada boor, buat hole dengan
bantuan drilling guide (sleeve) selama mengebor perawat instrumen membasahi tulang
18) Kemudian lubang diukur dengan depth gauge (pengukur) dan tapper dengan tap T handle
4,5 dan isi dengan screw cortical 4,5 mm. Sampai semua hole plate terisi.
19) Cuci lapangan operasi dengan perhidrol, bethadin, berikan redon drain 1 set (penghantar,
20) Mulai jahit lapis demi lapis otot + fascia dengan vicril no.1, fat vicril 2/0, kulit monosyn 3/0.
21) Bersihkan luka dengan kasa basah, kering, tutup sofratule, kasa, velban, dan elastic
bandage 6.