4.1.1.1 Pengertian
Suatu cara melakukan instrumentasi pada operasi appendiktomy
(pemotongan appendik karena terjadi infeksi atau perforasi).
4.1.1.2 Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen
3. Dapat mengurangi rasa tidak nyaman pada penderita
4. Dapat mengatur alat secara sistematis dimeja mayo
4.1.1.3 Persiapan Pasien
1. Persetujuan operasi
2. Alat – alat dan obat – obatan
3. Puasa
4. Lavement
5. Mengatur posisi terlentang
6. Pasang plat diathermi
4.1.1.3 Persiapan alat
1. Alat non steril
a. Hypafix
b. Gunting verband / bandage scissors
c. Mesin diatermi dan platnya
d. Mesin suction
e. Lampu operasi
f. Meja operasi
g. Meja mayo
h. Meja linen dan instrument
i. Standart infus
j. Tempat sampah
2. Alat steril
1. Set dasar yang disiapkan (basic instrument set)
Terdiri dari :
a. Desinfeksi klem (Sponge holding forceps) 1 buah
b. Duk klem (Towel forceps) 5 buah
c. Pemegang pisau (Handvat mes/Knife handle) no 3 1 buah
d. Pincet anatomi 2 buah
e. Pincet chirurrgie 2 buah
f. Arteri klem van pean lurus 2 buah
g. Arteri klem van pean bengkok (Chrom klem) 5 buah
h. Arteri klem van kocher 4 buah
i. Gunting Benang ( Ligature Scissors ) 1 buah
j. Gunting Metzembum 1 buah
k. Nald Voerder 2 buah
l. Woundhag gigi 4 tajam 2 buah
m. Langenbeck 2 buah
n. Tambahan khusus : Beckock 1 buah
2. Set dan bahan penunjang operasi
1. Linen set steril terdiri dari :
a. Linen besar 3 buah
b. Linen kecil 13 buah
c. Gaun operasi 5 buah
d. Sarung meja mayo 1 buah
2. Handle Lampu
3. Handschoen bermacam-macam ukuran
4. Desinfektan betadine 1 % dan alkohol 70 %
5. Cairan PZ 0,9 %
6. Senur diathermi + kabel
7. Canule + selang suction
8. Mess no .10
9. Kasa, deper, cucing, mangkok, bengkok
10. Korentang pada tempatnya
11. Jarum ½ bulat ( round ), tajam ( cutting )
12. Benang siede 2-0, Safil no 1, monocril 3-0, vycril
3-0, plain catgut no.2-0
4.1.1.4 Cara Kerja
1. Tahap Awal
a. Persiapan pasien
b. Perawat instrument cuci tangan secara furbringer
c. Operator dan asisten cuci tangan secara furbringer
d. Perawat instrumen memakai baju steril dan handscoon.
e. Perawat instrument memberi,memakaikan baju operasi, handscoen pada
operator, dilakukan asisten yang sudah cuci tangan.
f. Perawat intsrumen mengatur instrument dimeja mayo sesuai kebutuhan.
g. Perawat intrumen memberikan desinfeksi klem dan depers betadine1
% untuk desinfeksi lapangan operasi.
h. Perawat instrument mempersiapkan duk besar 2 biji, dukkecil 5 biji dan
duk klem 4 buah untuk draping.
i. Perawat instrument memasang dan mengatur selang suction, kabel
diathermi, canule, senur, klem dengan duk klem dan memberitahu
operator bahwa instrument siap digunakan.
2. Tahap Incisi
a. Perawat instrument memberikan pincet cirurgie, hand vat mes, mes no 10
pada operator untuk incise, arteri klem van pean, kasa dan diathermi
untuk merawat perdarahan.
b. Perawat instrument memberikan 2 hak tajam untuk memperlebar
permukaan kulit
c. Perawat instrumen memberikan alat pincet chirurrgie dan gunting
metzenbaum untuk membuka fascia, dan dua arteri klem van kocher
untuk memegang fascia yang sudah terbuka.
3. Tahap Eksplorasi
a. Peritonium dibuka dengan dua pincet chirurrgie, dan gunting
metzembaum, dan dipegang dengan chrom klem van pean.
b. Setelah peritoneum terbuka, perawat instrument menyerahkan depers
kecil dipegang dengan arteri klem van kocher untuk memisahkan appendic
dari caeceum, yang kemudian dipegang dan dikeluarkan dengan pincet
anatomis dan kasa basah, kemudian ujung appendic dipegang dengan
beckock dan diberikan krom klem pada operator untuk memegang
mesenterium antara appendic, saecum, dan selajutnya memberikan
gunting metzembaum untuk memisahkannya, rawat perdarahan dengan
menggunakan diathermi
c. Perawat instrument memberikan benang Side 2-0 yang terpasang pada nald
voerder untuk jahit mesenterium, pangkal appendic dikocher, kemudian
diikat berganda dengan zeide 2-0 atas dan bawah, appendic dipegang
dengan kocher diatasikatan, tindakan selanjutnya adalah perawat
instrument memberi mes no 10 yang sudah dibasahi betadine 1%
dan kasa untuk memotong appendic, sediakan bengkok untuk tempat
potongan appendic dan mess kemudian dipisahkan atau diberikan kepada
perawat sirkulasi.
d. Perawat instrument memberikan cairan PZ hangat pada operator untuk
mencuci rongga perut sekitar appendix dan hisap dengan suction,
kemudian berikan kasa yang dipegang klem kocher (slaber) untuk
mengecek perdarahan
4. Tahap Penutupan Luka
a. Setelah dipastikan tidak ada perdarahan, perawat instrument
memberikan 4 kocher, yang dipasang operator bedah pada bagian
kanan, kiri, atas, bawah peritoneum, benang Safil no.1 untuk jahit
peritoneum. Sementara itu, perawat instrument melakukan inventarisasi
pada instrument dan kasa / depper sudah lengkap / belum.
b. Kegiatan berikutnya dilanjutkan menjahit otot dengan Safil no.1, fasia
dengan vicril 2-0, fat dengan plan catgut no 2-0, kulit dengan monocril 3-0.
c. Luka operasi dirawat atau dibersihkan dengan kasa basah dan kering,
lantas diolesi betadine 1 %, ditutup dengan kasa dan hypafix dilakukan
perawat instrument.
d. Alat – alat dibereskan
( Ca RECTOSYGMOID)
4.1.2.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi untuk tindakan operasi pengambilan tumor pada
sigmoid.
4.1.2.2 Tujuan
1. Dapat memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat operasi
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis dan rapi di
b. meja mayo
4.1.2.3 Persiapan penderita
1. Persetujuan operasi
2. Alat-alat dan obat-obatan
3. Puasa
4. Lavement
4.1.2.4 Persiapan alat
1. Basic set
Terdiri dari :
a. Desinfektan klem (sponge holding forceps) 1 buah
b. Duk klem (towel forceps) 5 buah
c. Pemegang pisau ( handvat mes / knife handle)
no. 3 1 buah
d. Pincet anatomi 2 buah
e. Pincet chirurgie 2 buah
f. Arteri klem van pean lurus 4 buah
g. Arteri klem van pean bengkok (chrom klem) 4 buah
h. Arteri klem van kocher 5 buah
i. Gunting benang (lingature scissors) 1 buah
j. Gunting preparer 1 buah
k. Gunting metzemboum 1 buah
l. Nald voerder 2 buah
m. Woundhag gigi 6 tajam 2 buah
n. Langenbeck 2 buah
2. Alat tambahan khusus
Terdiri dari :
a. Ellis klem 2 buah
b. Haak timan (retractor lung spatulus) 4 buah
c. Abdominal retractor (spreider) 1 buah
d. Right angel 1 buah
e. Darm klem (internal klem) klem usus 4 buah
f. Spatel 1 buah
3. Alat penunjang
Terdiri dari :
a. Set tenun steril
b. Gass, depress, darm gass, pasienita, bengkok, cucing, mangkok
c. Macam-macam jarum dan ukuran
d. Mess no. 10
e. Macam benang atromatic (vicryl) 3-0, vikril 1, side 3-0 jarum round,
plain 0-2) dan benang breided / tanpa jarum (side 2-0, 3-0).
f. Larutan desinfektan
g. Handschoon
h. Senur diatermi
i. Selang suction
j. Folley catheher
k. Selang drain dan tabung drain
4. Alat penunjang
a. Mesin diathermi dan plat
b. Suction pump
c. Meja instrumen dan mayo
d. Tempat sampah
4.1.2.5 Cara kerja
1. Tahap awal
a. Dilakukan pembiusan oleh dokter anasthesi kemudian posisi penderita
diatur secara terlentang.
b. Instrumen cuci tangan, dengan cara fubringer, kemudian
dikeringkan dengan wasslap. Pakai baju operasi dan handscoen, menata
alat - alat secara teratur di meja mayo.
c. Asisten memasang folley cathether kemudian omloop memasang plat
diatermi.
d. Instrumentor memberikan desinfeksi klem dan mangkok berisi
gass deppres dicampur larutan betadine 1 % kepada operator untuk
melakukan desinfeksi lapangan operasi mulai perut bagian tengah melebar
sampai atas dan bawah antar kedua paha sampai daerah anus.
e. Drapping lapangan operasi dengan menggunakan duck lebar dan duck
kecil kemudian klem dengan duck klem, atur semua diatermi dan selang
suction.
2. Tahap incisi
a. Instrumentor memberikan operator hand vat mess no. 4 untuk
melakukan insisi garis tengah infra umbilikal dari umbilikalis ke
sympisis pubis diperluas keatas umbilikalis dengan melakukan irisan
melingkari umbilikal ke kiri / kanan.
b. Luka diperdalam sampai fascia, otot dan perdarahan dirawat dengan
pean dan diathermi.
c. Berikan double pinset dan gunting metzemboum untuk menjepit dan
membuka peritonium kemudian dijepit 2 kocher, diperluas dari umbilikus
sampai symphisis.
3. Tahap eksplorasi
a. Instrumentur memberikan haak spreider balfour untuk membuka kedua
dinding abdomen sampai rongga abdomen terlihat jelas.
b. Berikan darm gass untuk melindungi organ usus, omentum,
kemudian pasang hak timan (retractor lung spatulus) sampai terlihat
daerah tumor pada kolon assenden dan desenden.
c. Berikan pinset anatomis dan gunting metzemboum untuk dilakukan
diseksi daerah mesokolon dan sampai bebas dari restro peritonium,
perdarahan dirawat dengan onstiking menggunakan side 2-0 pakai nald
voeder dan jarum atraumatic.
d. Beri 2 buah darm klem dan 2 buah kocher untuk menjepit colon
setelah itu kassa dan cutting diathermi untuk memotong colon.
e. Beri depress betadine 1 % untuk dioleskan pada ujung-ujung colon
yang dipotong. Berikan bengkok tempat colon yang sudah dipotong.
f. Dilakukan anastomosis end to end daerah bagian distal dan
proksimal colon dengan memberikan benang vikril 3 - 0 jarum round
dijahit jelujur menggunakan nald voeder, jahitan dimulai pada bibir
posterior melingkar ke bibir arterior sampai seluruh lumen tertutup
kemudian di over hecting menggunakan side 3-0 atroumatic jarum round
sesuai kebutuhan.
g. Berikan side 3-0 menggunakan nald voeder dan jarum round untuk
menjahit daerah mesokolon sampai selesai kemudian dilakukan
pencucian daerah operasi dengan cairan PZ hangat.
h. Operator melakukan pemasangan drain dengan memberikan klem
panjang kemudian ditembuskan pada kulit dan fiksasi menggunakan
side 2-0 pakai nald voeder dan jarum tajam. Drain disambung dengan
tabung drain.
4. Tahap penutupan luka operasi
a. Sebelum ditutup cek pemakaian alat dan kassa
b. Luka operasi ditutup dengan terlebih dahulu peritonium atau
dapat sekaligus dengan fasia dengan memberikan arteri klem kocher pada
masing-masing untuk menjepit dinding peritonium
c. Usus dan momentum dilindungi dengan spatel kemudian
memberikan benang vikril / safil no. 1 dijepit menggunakan nald voeder
dan operator menjahit secara jelujur.
d. Lapisan vet dijahit dengan memberikan side 2-0 secara simpul.
e. Kulit dijahit dengan memberikan side 3-0 atromatic jarum tajam dijepit
dengan nald voeder (menggunakan bahan absorable/non absorable).
f. Sekitar luka operasi dibersihkan dengan gass basah dan dikeringkan lalu
diolesi betadine 1 % dan ditutup kassa kemudian di fixaxi dengan hypavix.
4.8.3. Persiapan
a. Pasien
1. Persetujuan operasi
2. Alat-alat dan obat-obatan
3. Puasa
4. Lavament
5. Posisi pasien pronasi
b. Persiapan alat
1. Alat steril
a) Instrument dasar
Desinfeksi klem : 1
Doek klem : 6
Hendvat mesz no 3,4 dan 7 : 1/1/1
Pinset chirurgie : 2
Pinset anatomy : 2
Krom klem kecil : 6
Kokher : 2
Gunting metzembum : 2
Gunting benang : 2
Nald voeder : 2
Langen back panjang dan pendek : 2/2
b). Set tambahan
Sprader tajam sedang : 2
Rasparatorium : 1
Edson : 2
Knable tang : 2
Bone cutting : 1
Kerison no 2,3,4 dan 5 : 1/1/1/1
Pinset dura chirurgie : 2
Pinset bayonet anatomy : 2
Hak dura ( intan de hak ) : 1
Sonde dura : 1
Tumor tang : 1
Pinset tumor : 1
c). Set khusus
Desector micro : 1
Rossen boor / high speed drill
Gunting mikro ( lurus dan bengkok ) : 1/1
Ceno hak : 1
Mikroskop
d). Alat / bahan penunjang
Set linen
Handscoen
Cucing
Kassa dan depress
Mesz 20,15,11,10
Diathermi ( bipolar dan monopolar )
Selang dan canula suction
Larutan adrenalin dan lidocain 1/200.000 u
Spuit 10 cc dan 25 cc
Surflo no 16
Bonewax
Surgical
Watches
Benang silkam 3/0, 4/0 jarum round, 2/0 jarum cutting, safil / vicryl 1, 2/0,
nilon 3/0
Steril drape
Radon drain no 12
Handle lampu
Opsite besar
2. Alat non steril
meja mayo, meja linen, meja instrument, meja operasi, lampu operasi
suction pump
mesin diathermi
gunting verband + hypafix
standar infus
tempat sampah
1.1.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
1.1.3. Persiapan
1. Pasien
a. Persetujuan operasi.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan
a. Set dasar
1) Desinfeksi klem :1
2) Duck klem :6
3) Handvat mesx no. 3 / 4 / 7 : 1/1/1
4) Pinset chirrurgie :2
5) Pinset anatomy :2
6) Arteri klem van pean bengkok kecil :4
7) Arteri klem van pean lurus kecil :4
8) Arteri klem van kockher :4
9) Ellis klem :2
10) Gunting metzenbaum :2
11) Gunting benang :2
12) Naldvoeder :2
13) Langenback :2
14) Right angel sedang / besar :1/1
b. Set tambahan
1) Spanner :1
2) Rasparatorium kecil :1
3) Sprider tajam kecil :2
4) Knable tang :1
5) Hand drill : 1 set
6) Adson :1
7) Desector :2
8) Klem pengaman :2
9) Mandrin untuk ventricle shunt : 1 set
c. Set khusus
d. Bahan penunjang
1) Alat steril
Set linen
Handscoen
Cucing
Spuit 10 cc dan 20 cc
Bone wax
Surgicell
Watches
Benang : silkan 3/0 tanpa jarum, silkam 3/0 round, safil 2/0 dan monosyn
atau safil quick 3/0, Prolene 7/0
Steril drape
Handle lampu
Meja mayo, meja linen, meja instrument, meja operasi, lampu operasi.
Suction pump.
Mesin diathermi dan plat
Gunting verband, hypafix.
Standar infus
Tempat sampah.
1. Setelah alat dan bahan untuk operasi telah disiapkan dan pasien diinduksi, perawat
instrument melakukan cuci tangan secara furbringer dan dikeringkan dengan waslap
steril.
2. Memakai gaun operasi dan handscoen steril secara aseptic
3. Menutup meja mayo dengan sarung mayo steril, perlak dan doek kecil steril 3 lapis.
4. Menata instrument di :
a. Meja mayo : Desinfeksi klem, doek klem, pinset chirrurgie, mesz 20 (mesz 1) ,
mesz 10 (mesz 2).
b. Meja instrument : alat dasar yang tidak diletakkan di meja mayo dan set khusus.
5. Memakaikan gaun bedah dan handscoen steril kepada operator dan asisten secara
aseptik.
6. Memberikan desinfeksi klem dan desinfektan dalam wadah untuk desinfeksi
lapangan operasi.
7. Memberikan spuit 10cc yang berisi larutan adrenalin dan lidocain untuk infiltrasi
daerah insisi operasi.
8. Melakukan drapping untuk mempersempit lapangan operasi.
9. Mendekatkan meja mayo di dekat meja operasi.
10. Menata senur diathermi beserta selang cuction.
11. Memberikan informasi bahwa alat telah siap
12. Memberikan kepada operator mesz 1 untuk insisi kulit sampai fat beserta pinset
chirrurgie untuk memegang luka, dan pinset anatomy kepada asisten untuk koagulasi.
13. Memberikan mesz 2 untuk memperdalam insisi.
14. Memberikan ellis klem untuk memegang flap kulit yang sudah dibebaskan.
15. Memberikan bipolar kepada operator untuk koagulasi dan spool kepada asisten.
16. Untuk insisi periosteum, berikan mesz 2.
17. Memberikan rasparatorium dan pinset chirurgie untuk membebaskan periost dari
tulang.
18. Untuk melubangi tulang, berikan hand drill atau perforator (untuk dewasa) atau mesz
2 untuk bayi.
19. Berikan adson atau desector kepada operator dan krom klem kepada asisten untuk
mengambil sisa tulang yang dibor.
20. Memberikan knable tang kalau perlu untuk memperlebar lubang tulang.
21. Bila ada perdarahan tulang, berikan bone wax.
22. Mulai insisi leher, berikan mesz 1 untuk kulit dan fat.
23. Memberikan sprider tajam untuk membuka luka.
24. Memberikan krom klem atau metzenbaum untuk membuat jalan spanner di bawah
kulit.
25. Memberikan spanner untuk membuat jalan shunt melalui subcutan dari arah leher ke
kepala.
26. Memberikan peritoneal shunt dengan pinset anatomy, masukkan ujung shunt pada
lubang spanner dan ditarik kearah leher.
27. Memberikan chamber (flushing device) untuk disambung dengan peritoneal shunt
dan konektor lalu berikan side tanpa jarum untuk fiksasi.
28. Memberikan pz dalam spuit untuk mengecek kelancaran peritoneal shunt sekaligus
mengeluarkan udara dari shunt.
29. Memberikan bipolar untuk koagulasi sebelum insisi dura.
30. Memberikan mesz 11 untuk insisi dura.
31. Memberikan ventricular shunt dengan dipasang mandrin untuk dimasukkan kedalam
ventrikel sampai liquor keluar.
32. Memberikan klem pengaman untuk melindungi ventricular shunt saat di klem agar
liquor tidak terus keluar sekaligus dapat dijadikan batas kedalaman shunt.
33. Memberikan side untuk fiksasi setelah ventricular shunt disambung dengan chamber
dan konektor.
34. Setelah chamber diletakkan pada lubang tulang, insisi bagian leher dilanjutkan,
berikan mesz 2 atau metzenbaum dan double pinset untuk insisi lemak sampai
terlihat vena jugularis
35. Memberikan mesz 11 untuk insisi vena jugularis dan bull dog untuk menjepit vena
jugularis bagian atas dan bawah insisi
36. Periksa kembali kelancaran liquor pada shunt dengan menekan chamber lalu
berikan pinset anatomy untuk memasukkan shunt kedalam vena jugularis
37. Berikan pinset chirrurgie, naldvoeder bersama prolene 7/0 untuk jahit vena jugularis
38. Bull dog atas dan bawah dilepas, Berikan pinset chirrurgie, naldvoeder bersama safill
2/0 untuk jahit fasia sampai subcutan dan nylon 3/0 untuk jahit kulit kepala.
39. Berikan safill 2/0 untuk jahit otot leher sampai subcutan, lalu monosyn 3/0 untuk
jahit kulit.
40. Membersihkan luka dengan kasa basah dan dikeringkan lalu diolesi antiseptic dan
ditutup dengan opsite luka.
41. Melepaskan semua duck dari tubuh pasien dan membersihkan sisa desinfektan dari
kulit pasien.
42. Mencuci alat yang sudah dipakai, dikeringkan dan dimasukkan pada tempatnya
untuk disterilisasi.
43. Melepas gaun operasi dan handschoen lalu melakukan cuci tangan dengan
desinfectan.
INSTRUMENTASI TEKNIK HERNIOTOMY IREPONIBILIS
4.4.1. Pengertian
4.4.2. Tujuan
1. Persetujuan operasi
3. Puasa
4. Lavement
a. Hipafix
d. Mesin suction
e. Lampu operasi
f. Meja operasi
g. Meja mayo
i. Standart infus
j. Tempat sampah
2. Alat steril
2. Handle lampu
3. Handscoen bermacam-macam
darmgass
tangan
1. Tahap awal
a. Persiapan pasien
handscoen
sesuai kebutuhan.
operasi.
h. Perawat instrument mempersiapkan duk besar 2 biji,
siap digunakan.
2. Tahap incisi
vat mes no. 10 pada operator untuk incisi, arteri klem van pean, kasa dan
permukaan kulit.
sudah terbuka.
3. Tahap eksplorasi
sampai peritonium.
peritonium.
bersamaan dengan itu berikan sonde kocher dan jarum lepas untuk
menggantungnya.
basah dan kering lantas diolesi betadine 1 % ditutup dengan kasa dan hipafix
d. Alat-alat dibereskan