Anda di halaman 1dari 130

TAHAP-TAHAP PENELITIAN

KUALITATIF
TAHAP - TAHAP PENELITIAN KUALITATIF
Pengamatan Lapangan
Telaah Kepustakaan
(Studi Pendahuluan)

Fokus Masalah Penelitian

Pengumpulan Data
Keabsahan/Uji (Wawancara Mendalam) Keabsahan/Uji
Kredibilatas Data (Observasi Lapangan) Kredibilatas Data
(Studi Dokumentasi)

Pengolahan Data Pra Analisis


a. Koding
b. Klasifikasi Data
c. Reduksi Data

Analisis Data
a. Analisis Dalam Situs
b. Analisis Antar Situs

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


TAHAPAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF
1 2 3

Memasuki Situasi Sosial : tempat, aktor, Tahap Data Reduksi. Menentukan


Tahap Seleksi : mengurai fokus
dan aktivitas. Tahap deskripsi fokus

Mengkosntruksi Makna, menemukan


hipotesis

X c v f t 7 5 34 & ^ % N G B D c z “ < 1 + _ & h g T 753442492376290702295


sb 4 2 ) I II a sv % $ # “ > , “ j B a 2 @ & ^ % 0 + - XNGBDTBHDGSSHFDIHDRDDASOKRB 0123456789
k jn ) H D G A S S h F # * ^ : < H F a s 4 9 2 3 7 s D & Cvfthgajahass ahanvsdq ah zc ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUV WX
% I H D R a w ) ( * & b 2 3 III IV a r e t b % ^ 6 2 9 0
7 T g s W a d h v D >, : } { 0 ( 2 % * & s D A S a h III
^% “ <+&^ $#>,”#% ( ) & % >:{ } % + > YZ
IX a n % # q O K % # 2 9 5 v sd ah R + - ah > B zc $ Abcdef ghIjklmnop
^$*:a$as2) f)( I II III IX

X1 X2

X5 X4 X3
METODE KUALITATIF : MENGURAI FENOMENA

FENOMENA KUSUT FENOMENA TERURAI


METODE KUALITATIF = MENGKONSTRUKSI
FENOMENA
MOLEONG, 2010

Tahap pralapangan

Tahap lapangan

Tahap analisis data


Tahap pralapangan
1. Rancangan Penelitian
• Merumuskan permasalahan
• Mencari teori yang relevan
• Memilih lokasi penelitian
• Menentukan jadwal penelitian
• Memilih alat penelitian
• Rancangan pengumpulan data
• Rancangan analisis data
• Rancangan dan menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan
• Rancangan triangulasi
2. Perijinan
•Melapor
• Perijinan (surat resmi)
•Menjalin hub. Informal
KEBUTUHAN PRIJINAN
• Surat tugas
•Surat ijin
• identitas diri
• perlengkapan penelitian ( proposal, draft instrument,
krlrngkpan formulir perijinan)
SASARAN UNTUK PENELITIAN
 bakesbangpol
 pemerintah (gubernur, bupati, camat,)
Intitusi terkait
 kelompok kunci (komunitas, pimpinan adat)
3. Memilih informan
•Fungsinya sebagai orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian
•Sumber informasi
Kriteria informan kunci (Spardley)
Subyek telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan
yang menjadi informasi  “hafal diluar kepala”
Subyek masih terlibat secara penuh/aktif dalam kegiatan yang
diteliti
Subyek mempunyai cukup/banyak waktu untuk diwawancari
Subyek dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah
atau dipersiapkan terlebih dahulu
Subyek tergolong masih “asing” dengan penelitian shg peneliti
ditantang untuk “belajar” dan subyek sebagai “guru”

13
PENENTUAN INFORMAN
ada tiga cara menentukan informan :
- Prosedur purposif: menentukan kelompok peserta yang menjadi
informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan
masalah penelitian tertentu.
- Prosedur kuota: peneliti memutuskan saat merancang penelitian,
berapa banyak orang dengan karakteristik yang diinginkan untuk
dimasukkan sebagai informan.
- Prosedur snowball: informan yang ditemui pertama kali merujuk ke
informan lain (perkembangan mata rantai rujukan) sampai yang
dibutuhkan peneliti.
SAMPEL PENELITIAN
Sampel penelitian kualitatif terfokus pada representasinya terhadap
suatu fenomena. Prosedur penentuan sampel dengan menentukan
informan kunci (key informant), terlibat dalam situasi sosial dan selaras
dengan fokus penelitian.
Penentuan sampel dengan metoda acak tidaklah relevan, yang lebih
tepat dengan menggunakan ‘secara sengaja’ (purposive sampling).
Sampel bukannya menjawab pertanyaan yang telah kita susun
(merespon) tetapi memberi informasi tentang perihal dirinya dengan
berbagai situasi seperti yang tertera dalam fokus penelitian. Oleh sebab
itu mereka (dia) disebut ‘informan’ bukan ‘responden’.
PERBEDAAN INFORMAN DAN RESPONDEN
Informan:
memberi respon dan sebagai pemilik informasi: aktif, subjek.
Responden:
Memberi respon dan sebagai pemilik informasi: pasif, objek.
4. Kaji Etik
•Mengajukan etik
•Melindungi informan
• melindungi peneliti
•Kelayakan penelitian secara etis
lebih lengkap :https://fkm.unair.ac.id/
Pilih menu KEPK
 alur proses etik rev_alur-proses-etik.docx
5. Penjajakan dan penilaian Lapangan
• Tahap orientasi lapangan
• Gambaran umum : geografi,
demografi, sejarah, tokoh-tokoh, adat, istiadat,
konteks kebudayaan, kebiasaankebiasaan,
agama, pendidikan, mata pencaharian
• Menilai keadaan, situasi, latar, dan konteksny
5. Penjajakan dan penilaian Lapangan

 tujuan :
1. mengenal segala unsur lingkunga sosial, fisik, dan
keadaan alam
2. menyiapkan diri, mental maupun fisik, serta menyiapkan
kebutuhan penelitian
6. Perlengakapn penelitian

 alat tulis
 buku catatan
 alat prekam
Kamera
 komputer
 dsb
ASPEK YANG PERLU DINILAI DALAM YANG
PENGENALAN
Pemahaman atas petunjuk dan cara hidup

Memahami pandangan hidup

Penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan


tempat penelitian
TRIANGULASI (TRIANGULATION)
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah reliabilitas dan validitas data, tetapi
menggunakan istilah “TRIANGULASI” untuk membuktikan, bahwa data dianggap
sudah “reliable” dan “valid”
Teknik triangulasi pada umumnya menggunakan beberapa jenis metode dan data.
ADA 4 MACAM TRIANGULASI SEBAGAI TEKNIK PEMERIKSAAN.

1. Triangulasi dengan sumber: membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan


suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda.
Caranya:
a. membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi
c. membandingkan apa yang dikatakan orang dalam penelitian dengan apa yang
dikatakan sepanjang waktu
d. membandingkan apa yang dikatakan orang dengan berbagai pendapat, sesuai
dengan status dan kelas sosial yang ada
e. membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi Metode: untuk memperoleh tingkat kepercayaan dengan
mengecek teknik pengumpulan datanya atau sumber datanya.
3. Triangulasi penyidik: dengan memanfaatkan pengamat lain untuk
mengecek derajat kepercayaan data.
4. Triangulasi Teori: adanya asumsi bahwa realitas lebih kaya dari teori
apapun yang digunakan.
TRIANGULASI
Aplikasi studi yang menggunakan multi metode untuk menelaah
fenomena yang sama (Denzin, 1989)
5 tipe (Denzin, 1989, Kinchi dkk, 1991)
Triangulasi teroritis – kerangka kerja
Triangulasi data/sumber – dengan kelompok, waktu atau situasi yang
berbeda
Triangulasi metode – metametode/mixmetode
Triangulasi investigasi – investigator yang berbeda
Triangulasi analisis - > 1 analisis

27
Tahap lapangan
Tahap lapangan
• Pengambilan data
• Terlibat dalam kegiatan infoman
• Melakukan pengamatan, wawancara,
FGD, berdiskusi sesuai kaidah etis
• Mencari informasi selangkapnya
1. MEMAHAMI LATAR PENELITIAN DAN PERSIAPAN
DIRI

1. Pembatasan latar dan peneliti


• Latar terbuka : orang banyak berkumpul (RS,,Ruang
Tunggu RS, Bangsal RS)  tehnik
pengamatan/observasi (hub. Peneliti dan informan 
jauh)
• Latar tertutup : privat, pengumpulan data lebih teliti
dan mendalam  tehnik wawancara (Peran peneliti
besar)
2. Penampilan
• Penyesuaian dg adat dan kebiasaan, tata cara
dan budaya area penelitian.
• Tampilan fisik (pakaian, gaya bicara,
penampilan, sikap)
• Tingkatan peneliti dan subjek penelitian adalah
sama
• Kejujuran, kesabaran, ketelitian dan kemampuan
menahan emosii
3. Pengenalan hubungan peneliti di
lapangan
• Menjalin hubungan baik dg informan
• Peneliti bersikap netral dan tidak berpihak
• Tidak terlibat dalam peristiwa dan mengubah latar
• Tidak memperlihatkan keilmuannya
4. Jumlah waktu studi
• Memperhatikan lama waktu studi
• Timeline penelitian
• Tidak terhanyut dan asyik dengan lapangan
TahapAnalisis Data
Tahap analisis data
• Analisis data dapat langsung
dilaksanakan
• “Proses analisis data untuk
• mengorganisasikan
• mengurutkan data ke dalam pola
• kategori
PROSES ANALISIS DATA
a. Mencatat yang mengasilkan catatan lapagan, diberi kode agar
sumber datanya tetap dapat ditelusuri
b. Mengumpulkan, memilah-memih, mengklasifikasi, mensintesiskan,
membuat
ikhtisar, dan membuat indeksnya
c. Membuat kategori data mencari makna, mengemukakan pola
dan hubungan dan membuat temuan umum
ANALISIS DATA KUALITATIF MENCAKUP

1) reduksi data

2) Penyajian data

3) menarik kesimpulan
PROSES ANALISIS DATA
Analisis data sebelum lapangan

• Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data


sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian, namun
fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti masuk ke
lapangan.

Analisis data Dilapangan

• dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah


pengumpulan data dalam periode tertentu
ANALISA DATA MENURUT MILES
DAN HUBERMAN

Reduksi data

Display data

Analisa dalam situs

Analisa antar situs


REDUKSI DATA

 Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan


pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya
 Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif
 Peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat
kategorisasi
 membuang data yang tidak penting
DISPLAY DATA

 Setelah data berhasil direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan


data
 Dalam penelitian kualitatif proses penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, huubungan antar kategori,
flowchart
 Tetapi yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang
bersifat naratif
 memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerjaselanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
ANALISA DALAM SITUS

 analisis yang dilakukan pada suatu fenomena dalam


konteks yang membentuk satu kajian kasus, baik kasus
seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok dan
satuan yang lebih luas seperti departemen, organisasi
atau komunitas
 menganalisis dengan membandingkan fenomena atau
konteks dalam kasus
Analisis data kasus individu dilakukan pada masing-
masing objek
ANALISA ANTAR SITUS
Analisis data lintas situs dimaksudkan sebagai proses membandingkan
temuan-temuan yang diperoleh dari masing-masing kasus

 sebagai proses memadukan antar kasus untuk menemukan keutuhan konteks yang
diteliti
LANGKAH DALAM ANALISIS LINTAS SITUS
1. Menggunakan pendekatan induktif konseptualistik yang dilakukan dengan
membandingkan dan memadukan temuan konseptual dari masing-masing kasus
individu
2. hasilnya dijadikan dasar untuk menyusun pernyataan konseptual atau proposisi-
proposisi lintas kasus
3. mengevaluasi kesesuaian proposisi dengan fakta yang menjadi acuan
4. merekonstruksi ulang proposisi-proposisi sesuai dengan fakta dari masing-masing
kasus individu
5. mengulangi proses ini sesuai keperluan sampai batas kejenuhan
ANALISA DATA MENURUT
SPRADLEY
Analisa domain

Analisa taksonomi
Analisa komponensial

Analisa tema kultural


ANALISA DOMAIN
1. obyek penelitian yang berupa situasi sosial yang terdiri atas, place, actor
dan activity (PAA)
2. Melaksanakan observasi partisipan
3. Melakukan analisis domain. dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian
4. Data analisis domain grand tour dan minitour question
5. Hasilnya berupa gambaran umum tentang obyek yang diteliti, informasi
yang diperoleh menemukan domain atau kategori dari situasi sosial yang
diteliti
TIPE DALAM ANALISIS DOMAIN DARI KONTEKS SOSIAL
1. strict inclusion (jenis)
2. spatial (ruang)
3. cause effect (sebab akibat)
4. rationale (rasional)
5. location for action (lokasi untuk melakukansesuatu)
6. function (fungsi)
7. means-end (cara mencapai tujuan)
8. sequence (urutan)
9. attribution (atribut)
ANALISA TAKSONOMI
 Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data
yang terkumpul
berdasarkan domain.
 peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui
analisis taksonomi
 Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram
kotak (box diagram), diagram garis dan simpul (lines and node
diagram) dan out line
ANALISA KOMPONENSIAL
 Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang
terseleksi
 mencari elemen spesifik dari analisis domain
 Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang
terseleksi
ANALISA TEMA KULTURAL
Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya merupakan
upaya mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada

 Benang Merah dari hasil analisis domain, taksonomi dan komponensial maka
terbentuk konstruksi bangunan situasi sosial yang lebih jelas
CONTENT ANALISIS

Terutama dalam strategi verifikasi kualitatif


Menampilkan 3 syarat (Janis; Berelson; Liondsey dan Anderson)
Obyektifitas
Pendekatan sistematis
Generalisasi
Mencakup klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam
komunikasi
Menemukan lambang  Klasifikasi  prediksi/analisis data
54
Data observasi makan pada ibu hamil
TEHNIK PENELITIAN KUALITATIF
SUMBER & JENIS DATA
Sumber data utama dlm penelitian kualitatif : KATA-KATA & TINDAKAN
Sumber data lain : dokumen, data tertulis, foto, dan statistik
 Pengamat tak diketahui: melihat & mendengar
 Wawancara mendalam: bertanya & mendengar
 Pengamatan berperan serta : melihat, mendengar & bertanya
 Kegiatan biasa namun dilakukan dengan sadar, terarah, & senantiasa bertujuan memperoleh informasi yg dibutuhkan
Sumber dan Jenis Data

1. KATA-KATA & TINDAKAN


Dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video / audio-
tapes, pengambilan foto atau film
Dilakukan dng sadar & terarah utk mencapai tujuan
Kata-kata & tindakan yg dijaring dipilih yang relevan, terutama dng
memanfaatkan kriteria inklusi-eksklusi
 Strategi / taktik utk menjaring informasi yg diperlukan
Sumber dan Jenis Data

2. SUMBER TERTULIS
Buku, disertasi, tesis
Majalah ilmiah, jurnal : hasil penelitian
Arsip : riwayat tokoh
Dokumen pribadi : surat, buku harian, anggaran pribadi, cerita, pepatah, lagu daerah, drama
lokal, tulisan yang diminta
Dokumen resmi : laporan rapat, buletin resmi, buku peraturan, tata tertib, laporan kemajuan
siswa, staf, pegawai, tu, dsb
Sumber dan Jenis Data

3. FOTO
2 kategori : foto yg dihasilkan orang & foto yg dihasilkan peneliti sendiri.
Yg bisa didapat dr foto :
Latar belakang
Perjalanan sejarah
Gambaran distribusi penduduk, kondisi geografis, dll
Bagaimana subjek memahami dunianya
Peristiwa bernilai sejarah, sosial, ritual, kultural

Pengambilan foto sdh diketahui subjek, subjek tdk keberatan, tdk dibuat-buat  minta
bantuan orang lain  foto menampilkan detail
TEHNIK PENELITIAN KUALITATIF
Particpant observation

In depth interview

Dokumentasi

Catatan lapangan

Focus Group Discussion


OBSERVASI / PENGAMATAN
PENGAMATAN
1. Alasan Pemanfaatan Pengamatan
a. Pengamatan didasarkan pd pengalaman langsung
b. Memungkinkan melihat & mengamati sendiri, mencatat perilaku & kejadian
sebenarnya
c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dlm situasi yg berkaitan dng
pengetahuan proposisional maupun pengetahuan langsung
d. Menghindari bias wawancara
e. Memungkinkan peneliti memahami sesuatu yg rumit
f. Teknik lain tdk memungkinkan : misal bayi
2. MACAM2 PENGAMATAN & DERAJAT PERAN PENGAMAT
Dibedakan :
Pengamatan Berperanserta & Tidak Berperanserta
Pengamatan Terbuka & tertutup
PERANAN PENELITI SBG PENGAMAT
1. Berperanserta secara lengkap
 Anggota penuh dari kelompok

2. Pemeranserta sebagai pengamat


 Anggota “pura-pura”, tdk melebur

3. Pengamat sebagai pemeran serta


 Pengamatan terbuka, diketahui o/ yg diamati

4. Pengamat penuh
 Subjek sama sekali tdk tahu
3. APA YG DIAMATI ?
Tidak mungkin mengamati segala sesuatu, tergantung “lensa” yg dipakai, frame pengamatan
Mengarahkan perhatian pd kegiatan & peristiwa ttt yg memberikan informasi & pandangan yg
benar2 berguna.
Hati2: Kepekaan pengamatan memudar sesudah masa2 permulaan pengamatan.
4. PENGAMATAN & PENCARIAN DATA
Beberapa petunjuk penting :
1. Buatlah catatan lapangan
2. Buku harian pengalaman lapangan
3. Catatan ttg satuan2 tematis
4. Catatan kronologis
5. Peta konteks
6. Taksonomi & sistem kategori
7. Jadwal
8. Sosiometrik
9. Panel
10. Balikan melalui kuesioner
11. Balikan melalui pengamat lainnya
12. Daftar cek
13. Alat elektronika yg disembunyikan
14. “Topeng steno”
KELEMAHAN PENGAMATAN
Terbatas dlm mengamati krn peran & kedudukannya
Pengamat yg berperanserta sulit memisahkan diri
Memakan waktu dalam analisisnya
Cenderung menciptakan “bias” pengamatan
Jika pengamat pasif, tdk efektif menjaring data, jika aktif bisa mempengaruhi
subjek
 Peneliti bertindak wajar, manusiawi tdk over-action
INDEPTH INTERVIEW
PROLOG

Perhatikan gambar
Teknik wawancara mendalam (indepth
interview )
A. Pengertian
 Suatu teknik wawancara antara seorang peneliti dengan seorang
informan dimana didalamnya terjadi hubungan yang akrab, penggalian
yang dalam dan biasanya dengan menggunakan pertanyaan terbuka.

B. Penggunaan
 Teknik ini digunakan dalam keadaan spesifik :
1. Masalah rumit dan informan berpengetahuan
2. Masalah sensitif dan butuh pendekatan yg akrab
3. Responden secara geografis terpencar
4. Tekanan kelompok sebaya
TUJUAN WAWANCARA

Melakukan penelitian

Diagnosa dan treatment

Mendapatkan berita/ fakta


• KOMUNIKASI ANTARA PENELITI DAN INFORMAN

• Komunikasi personal, bila antara peneliti atau


para pengumpul data dengan anggota informan
atau yang biasa disebut responden terjadi tatap
muka.
KEDUDUKAN DALAM
WAWANCARA
PENGEJAR INFORMASI
(PEWAWANCARA/INTERVIEWER)

PEMBERI INFORMASI
(INFORMAN/INTERVIEWEE/RESPONDEN)
DALAM TEKNIK PELAKSANAANNYA
WAWANCARA DIBAGI 2 GOL BESAR :
1. WAWANCARA BERENCANA/BERPATOKAN. : TELAH DIPERSIAPKAN DAFTAR
PERTANYAAN (KUESIONER) YANG LENGKAP.

2. WAWANCARA TIDAK BERENCANA ATAU TIDAK BERPATOKAN


PERSIAPAN WAWANCARA :
1. MENCARI KETERANGAN UNTUK KEPERLUAN INFORMASI
AWAL.
2. MENENTUKAN INDIVIDU YANG AKAN DIWAWANCARA/
SELEKSI INDIVIDU.
3. PENDEKATAN PADA SASARAN.
4. PEMBINAAN SUASANA
5. MEMPERSIAPKAN ALAT PENGUMPUL DATA.
6. MEMBUAT JANJI/RENCANA KUNJUNGAN.
7. PERSIAPAN PERALATAN
8. BIAYA.
PELAKSANAAN WAWANCARA :

1. DATANG TEPAT WAKTU.


2. MEMPERHATIKAN PENAMPILAN
3. DATANG DENGAN PERSIAPAN DAN PENGETAHUAN
MASALAH.
4. KEMUKAKAN ALASAN KEDATANGAN.
5. MULAI DENGAN PERTANYAAN YANG UMUM.
6. PERTANYAAN TIDAK BERSIFAT INTEROGATIF.
7. DENGARKAN JAWABAN DENGAN BAIK.
8. SIAPKAN CATATAN.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
WAWANCARA :
1. SUASANA ATAU RAPPORT YANG BAIK ANTAR PEWAWANCARA DAN
RESPONDEN ATAU INFORMAN.
2. KETRAMPILAN PEWAWANCARA.
3. TEKNIK PENCATATAN.
TEKNIK MELAKUKAN
WAWANCARA :
• MENCIPTAKAN DAN MENJAGA SUASANA YANG BAIK.
• ADAKAN PEMBICARAAN PEMANASAN.
• KEMUKAKAN TUJUAN
• TIMBULKAN SUASANA YANG BEBAS
• TIMBULKAN PERASAAN BAHWA IA ADALAH ORANG YANG PENTING, KERJA
SAMA DAN BANTUANNYA SANGAT DIPERLUKAN.
Beberapa kelemahan Wawancara:
• Pelaksanaannya dilakukan diberbagai tempat
• Kesenjangan pengetahuan informan dg peneliti
• Observasi & umpan balik terbatas
• Peneliti terhambat dlm menerima info secara tepat, info secara benar dan
penilaian info secara kritis, serta bertindak segera thd info yg didpt utk
mengatur proses wwcr (perilaku kunci).
C. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan dpt dilakukan diberbagai tempat
2. Kenali informan scr pribadi
3. Perkenalan diri, ungkapkan tujuan wwcr dan inform consent serta jaminan
kerahasiaan
4. Bersikap interaktif & sensitif thd bhs dan konsep informan, serta fleksibel thd
agenda
5. Masuk dlm topik scr mendalam, menelaah sejauh mungkin info & menguak
info baru
6. Lakukan wwcr dg pertanyaan ”open-ended”, netral, sensitif dan jelas, kmd baru
mendalam.
7. Mulai dg pertanyaan yg mudah dijawab
8. Berikan batasan-batasan jawaban scr tdk lgs
9. Buatlah daftar pertanyaan inti sbg batasan
10. Buatlah konsensus jika terjadi hal-hal khusus.
3 Strategi dlm menjaga wawancara (Patton) :
a. Mengetahui tujuan wawancara
b. Mengajukan pertanyaan yg tepat untuk dapatkan informasi
yang dibutuhkan
c. Berikan umpan balik lisan/nonverbal scr tepat
D. Merekam Wawancara
1. Cacatan yg ditulis peneliti langsung saat wwcr
2. Cacatan yg ditulis peneliti setelah wwcr
3. Cacatan yg ditulis asisten peneliti
4. Rekaman audio
 Hasil catatan wwcr berupa trankrip hasil.
PROBING
• MENGADAKAN PROBING : PROBES ADALAH CARA
MENGGALI KETERANGAN YANG LEBIH MENDALAM.
DILAKUKAN DALAM HAL :
• APABILA JAWABAN TIDAK RELEVAN DENGAN
PERTANYAAN.
• APABILA JAWABAN KURANG JELAS ATAU KURANG
LENGKAP.
• APABILA ADA DUGAAN JAWABAN KURANG MENDEKATI
KEBENARAN.
MACAM-MACAM PROBES :
1.COMPLETION PROBES (UNTUK MEMPEROLEH KETERANGAN
TAMBAHAN ATAU MENGGALI LEBIH LANJUT).
• 2. CLARITY PROBES (USAHA AGAR RESPONDEN MAU MENJELASKAN
LEBIH LANJUT)
• CHANNEL PROBES (UNTUK MENGETAHUI KETERANGAN YANG
DIBERIKAN, PENDAPAT SENDIRI ATAU ORANG LAIN)
• REACTIVE PROBES (UNTUK MENGETAHUI PERASAAN RESPONDEN
TERHADAP HAL-HAL YANG DIKEMUKAKAN).
• HIGH PRESSUR PROBES (UNTUK MEMECAHKAN KONTRADIKSI-
KONTRADIKSI DALAM JAWABAN RESPONDEN)
• PENYUSUNAN KALIMAT (PARAPHRASE) : APABILA DIPERLUKAN
PEWAWANCARA DAPAT MEMBANTU MERUMUSKAN APA YANG HENDAK
DIKEMUKAKAN OLEH RESPONDEN, APABILA IA TIDAK DAPAT
MERUMUSKAN SECARA RUNTUT, TERATUR DAN LENGKAP.
DOKUMENTASI
Metode dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek
sendiri atau oleh orang lain oleh subjek.

untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang


subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya
yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan
• Metode dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang
belum didapatkan melalui metode observasi dan wawancara.

• Mengumpulkan berbagai dokumen yang terkait dengan situasi sosial

• Data :
1. Foto
2. Dokumen
3. Literatur
4. Keadaan umum : profil RS,Profil puskesmas, data Demografi
5. Catatan-catatan
DATA DOKUMENTASI Sub Fokus :
Jenis dokumen :
Pemberi dokumen :
Tanggal penerimaan dokumen :
CATATAN LAPANGAN
1. Pengertian Catatan Lapangan

Bogman & Biklen (1982)


“Catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
dalam rangka pengumpulan data & refleksi
terhadap data penelitian kualitatif “
2. Bentuk & Model Catatan Lapangan

a. Bentuk Catatan Lapangan.


Bentuk adalah wajah catatan
lapangan,terdiri dari halaman depan dan
berikutnya disertai petunjuk paragraf &
garis tepi.
Contoh:
Wawancara SP 5 CL (Catatan Lapangan) No. 5
Bukit Kelapa Raya no.3 Wawancara tgl.8-2-19
SP 5 : Bpk. Agil Tosari Disusun jam 21.15

(Judul) Pandangan Toma/Toga thd


Penyakit Demam Berdarah Dengue
Bpk Agil mengatakan bahwa demam berdarah sudah menjadi penyakit yang “rutin”
mengenai warga bukit kencana, karena hampir sepanjang tahun selalu ada kasus.
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Tanggapan Pengamat:
Bpk Agil merupakan SP yang kompromi dan strategik untuk diwawancarai karena
pandangannya yang luas dan tidak terlihat canggung dalam memberi komentar.
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
b. Model Catatan Lapangan.
Schaltzman & Strauss (1973)
• Catatan Pengamatan (CP) :
Pernyataan tentang semua yang dialami, dilihat
dan didengar.
• Catatan Teori (CT) :
Usaha yang dilakukan dgn sadar untuk
memperoleh pengertian dari CP berdasarkan teori
yang ada.
• Catatan Metodologi (CM) :
Pernyataan yang berisi
tindakan operasional yg
berpengaruh terhadap
kegiatan pengamatan.
3. Isi Catatan Lapangan

- Bagian Deskriptif
Berisi semua peristiwa dan
pengalaman yg didengar, dilihat
serta dicatat selengkapnya.
- Bagian Reflektif
Menggambarkan sesuatu yang
berkaitan dg pengamatan itu sendiri.
Bagian deskriptif berisi hal-hal:
 Gambaran diri subjek
 Rekonstruksi dialog
 Deskripsi latar fisik
 Catatan tentang peristiwa khusus
 Gambaran kegiatan
 Perilaku pengamat.
Bagian reflektif berisi hal-hal:
 Refleksi mengenai analisis
 Refleksi mengenai metode
 Refleksi mengenai dilema etik dan konflik
 Refleksi mengenai kerangka berpikir
peneliti
 Klarifikasi akhir
4. Proses Penulisan Catatan Lapangan

Beberapa trik dari Bogdan & Biklen (1982) :


1). Catatan lapangan langsung dikerjakan
2). Jangan bicara dgn pihak lain sebelum
menyusun catatan lapangan
3). Carilah tempat sepi yang tidak terjangkau
gangguan.
4). Sediakan cukup waktu untuk membuat catatan
lapangan.
5). Mulai dgn membuat kerangka.
6). Disusun secara kronologis
7). Tuliskan apa adanya selama
“percakapan/peristiwa” terjadi
8). Jika bagian tertentu telah selesai tetapi ada
yang terlupakan, segera tambahkan.
9). Sadari bahwa menyusun catatan lapangan
bisa menimbulkan kebosanan, cari jalan atau cara
mengatasinya.
Proses Penulisan Catatan Lapangan :

- Kegiatan pra analisis data.


- Menghubungkan model yang b’kaitan utk
menemukan konsep.
- Menceritakan peristiwa yg dapat dibedakan dg
lainnya (Catatan Pengamatan).
- Menarik kesimpulan (Catatan Teknis).
- Membuat keputusan taktis (Catatan Metodolegis).
FOKUS GROUP DISKUSI
Pengertian
Fokus Group Diskusi atau Focus Group Discussion yang acapkali
disingkat dengan FGD merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data
kualitatif, di mana sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari
seorang moderator atau fasilitator.
KARAKTERISTIK FOKUS GROUP DISKUSI
1. Peserta terdiri dari 6 - 12 orang
2. Peserta tidak saling mengenal
3. Fokus Group Diskusi adalah suatu proses pengumpulan data
4. Fokus Group Diskusi mengumpulkan data kualitatif
5. Fokus Group Diskusi menggunakan diskusi yang terfokus
LAMA FOKUS GROUP DISKUSI
Biasanya FGD dilangsungkan selama 60 - 90 menit
TEMPAT FOKUS GROUP DISKUSI
1. Tempat itu seharusnya mendatangkan rasa aman bagi peserta FGD
2. Pilih lokasi di mana pembicaraan responden mudah didengar.
3. Pilih tempat yang nyaman. Suhu yang terlalu panas atau dingin bisa
mempengaruhi hasil FGD
4. Pilih lingkungan yang netral
5. Pilih lokasi yang mudah dicapai responden
PENGGUNAAN FOKUS GROUP DISKUSI
1. merancang kuesioner survey
2. memberikan informasi yang mendalam mengenai pengetahuan, sikap dan
persepsi
3. membuat hipotesis untuk suatu penelitian
4. sebelum program dimulai, misalnya sebelum membuat perencanaan;
5. pada saat program dilaksanakan, misalnya evaluasi program yang
sedang berjalan dan;
6. sesudah program selesai.
PERSIAPAN FOKUS GROUP DISKUSI

Mempersiapkan undangan :
1. Jelaskan pada calon peserta FGD mengenai lembaga yang
mengadakan studi dan tujuannya;
2. Kesediaan untuk datang
3. Beritahukan tanggal, waktu, tempat dan lamanya pertemuan;
PERSIAPAN FOKUS GROUP DISKUSI
Mempersiapkan undangan :
4. Apabila seseorang tidak mau atau tidak dapat datang, maka tekankan
pentingnya kontribusinya jika tetap menolak maka ucapkan terima
kasih;
5. Jika orangtersebut ma datang, maka beritahukan kembali tentang hari,
jam, tempat dan pentingnya berpartisipasi dalam FGD.
MEMPERSIAPKAN MODERATOR/FASILITATOR
Moderator/Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi agar supaya
diskusi terfokus. Petunjuk diskusi ini berupa pertanyaan yang sifatnya
‘open-ended’ atau terbuka.
Tidak memihak/ netral
Tahu gambaran umumdan kondisi sasaran
Peranan moderator/faslilitator adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang topik diskusi
2. Mengarahkan kelompok
3. Amati peserta dan
4. Ciptakan hubungan baik dengan peserta
5. Fleksibel dan terbuka terhadap saran dan perubahan
6. Amati komunikasi non-verbal antar peserta dan tanggap terhadap hal
tersebut
7. Hati-hati terhadap nada suara dalam mengajukan pertanyaan
MEMPERSIAPKAN PENCATAT

Pencatat u sebagai observer. Yang perlu diperhatikan adalah


sebagai berikut:
1. Tanggal FGD waktu mulai dan selesai
2. Nama peserta dan catat secara singkat mengenai informasi
3.Tempat pertemuan FGD
4.Jumlah peserta dan beberapa uraiannya, suasananya
MEMPERSIAPKAN PENCATAT

5. Deskripsi umum mengenai dinamika kelompok, misalnya derajat


partisipasi peserta (diam, dominan, bosan, dll)
6. Pencatat harus menuliskan kata-kata yang diucapkan dalam bahasa
lokal, gestur
7. Pencatat memperingatkan kepada moderator/fasilitator
8. Pencatat dapat meminta peserta untuk mengulangi
PELAKSANAAN FOKUS GROUP DISKUSI

Persiapan Fokus Group Diskusi

Pembukaan Fokus Group Diskusi

Teknik Pengelolaan Fokus Group Diskusi

Penutupan Fokus Group Diskusi


PERSIAPAN FOKUS GROUP DISKUSI
Fasilitator/moderator dan pencatat harus datang tepat
waktu
Fasilitator/moderator harus mempersiapkan tempat duduk
peserta
Cek peralatan dan posisi
PEMBUKAAN FOKUS GROUP DISKUSI

1. Jelaskan tujuan FGD, perkenalan fas dan pencatat


2. Minta peserta memperkenalkan diri dan fasilitator harus cepat
mengingat nama peserta
3. Jelaskan bahwa pertemuan tersebut tidak bertujuan untuk
memberikan ceramah tetapi mengumpulkan pendapat. Tekankan
bahwa fasilitator ingin belajar
PEMBUKAAN FOKUS GROUP DISKUSI
4. Tekankan bahwa pendapat dari semua peserta sangat
penting
5. Jelaskan bahwa pada waktu fasilitator mengajukan
pertanyaan jangan berebutan menjawabnya
6. Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan yang
sifatnya umum yang tidak berkaitan dengan topik diskusi.
TEKNIK PENGELOLAAN FOKUS GROUP DISKUSI

1.Klarifikasi/Elaborasi : Sesudah peserta menjawab


pertanyaan, fasilitator dapat mengulangi jawaban peserta dalam
bentuk pertanyaan untuk meminta penjelasan yang lebih lanjut.
2.Reorientasi : Agar supaya diskusi hidup dan menarik, teknik
reorientasi harus efektif. Fasilitator dapat menggunakan jawaban
seorang peserta untuk ditanyakan kepada peserta lain.
3. Usahakan agar orang yang ahli tidak hadie misalnya bidan,
dokter atau lurah tidak hadir.
TEKNIK PENGELOLAAN FOKUS GROUP DISKUSI

4. Apablila ada peserta yang dominan, maka fasilitator harus lebih banyak
memperhatikan peserta lain agar supaya mereka lebih berpartisipasi. Atau
tidak memperhatikannya
5. Peserta yang diam : Agar supaya peserta yang diam mau berpartisipasi
maka sebaiknya memberikan perhatian yang banyak kepadanya dengan
selalu menyebutkan namanya dan mengajukan pertanyaan.
6. Penggunaan gambar atau foto.
PENUTUPAN FOKUS GROUP DISKUSI
1. Jelaskan bahwa pertemuan sudah selesai, tanyakan kepada
peserta apakah masih ada komentar.
2. Ucapkan terima kasih untuk partisipasinya dan nyatakan bahwa
komentar mereka sangat berguna untuk penyusunan program
3. Sesudah FGD selesai, moderator dan pencatat harus bertemu
untuk melengkapi catatan hasil diskusi.
1. Sinergisme : Suatu kelompok mampu menghasilkan informasi, ide dan
pandangan yang lebih luas.
2. Snowballing : Komentar yang didapat secara acak dari responden dapat
memacu mulainya suatu reaksi rantai respons yang menghasilkan ide baru
3. Stimulation : Pengalaman dalam kelompok sendiri merupakan sesuatu
yang menyenangkan dan mendorong partisipasi
4. Security : Individu responden merasa aman di dalam
kelompok dan lebih merasa bebas mengutarakan
perasaan/pikiran.
5. Spontainitas : Individu tidak diharapkan menjawab setiap pertanyaan,
karena itu diharapkan bahwa jawaban lebih memiliki arti,
karena melalui suatu proses kelompok.
KERUGIAN DAN KESULITAN FGD
1. Teknik FGD relatif cepat diselesaikan dan lebih murah
daripada studi kuantitatif karena itu sering digunakan oleh
pembuat keputusan untuk mendukung dugaan/pendapat
pembuat keputusan.
2. Biaya murah
KERUGIAN DAN KESULITAN FGD
1. Teknik FGD mudah dilaksanakan tetapi sulit melakukan
interpretasi data
2. Memerlukan moderator yang memiliki ketrampilan

Anda mungkin juga menyukai