Anda di halaman 1dari 6

RESUME

INSTRUMENTASI TEHNIK OPEN AMPUTASI DIGITI 2,3,4 PADA KLIEN NY. N


(71 tahun) DENGAN DIABETIC FOOT PEDIS SINISTRA + DM TIPE 2
DI KAMAR OPERASI (TKV)

Oleh :
ARISKA NOVENDI, AMd. Kep.

PELATIHAN INSTRUMENTATOR KAMAR OPERASI


RUMAH SAKIT DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2018
I. PENGERTIAN
Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron (mansjoer dkk,2007)
Gas gangren merupakan infeksi kulit serius yang disebabkan oleh organisme anaerob genus
clostridium, terutama C. perfringens (welchii),satu mikroba tanah yang sering kali terdapat di
usus manusia dan binatang.
Open amputasi yaitu ujung stump tidak ditutup dengan flap kulit dan amputasi ini
dilakukan sebagai tindakan sementara yang akan diikuti dengan penjahitan sekunder,
reamputasi, revisi, dan rekonstruksi plastik
Instek open amputasi yaitu tata cara menyiapkan alat instrumen untuk operasi open
amputasi.
II. ETIOLOGI
1. DM tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (DMTI) :
a. Faktor genetik
b. Faktor imunologi
c. Faktor lingkungan
2. DM tipe II : Diabetes mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik

III. PATOFISIOLOGI
1. Diabetes tipe I.
Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena
sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi
akibat produkasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan).
2. Diabetes tipe II.
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.
Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan.

IV. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan diabetes mellitus:
a. Diet
b. Latihan
c. Penyuluhan
d. Obat:
 Tablet OAD (Oral Anti Diabetes) / Obat Hipoglikemic Oral (OHO)
 Insulin
e. Cangkok pankreas
2. Penatalaksanaan gangren:
a. Istirahat
b. Diet
c. Medikamentosa / obat-obatan
d. Bedah
 Nektrotomi
 amputasi
V. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin couter, mesin suction, lampu operasi, meja operasi,
meja instrument dan meja mayo
2. Memasang doek dan underpad on pada meja operasi,memasang doek steril pada meja
instrument, sarung meja mayo, mempersiapkan linen steril dan instrument yang akan
digunakan
3. Menempatkan tempat sampah pada tempat yang sesuai sehingga mudah digunakan
4. Menyiapkan peralatan on steril untuk posisi pasien (bantal,doekenboo,armbod)

VI. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Kondisi fisik dan psikis
3. Kelengkapan alat instrument

VII. PERSIAPAN PASIEN


1. Pasien di persiapkan dalam kondisi bersih dan menggunakan pakaian khusus masuk kamar
operasi
2. Pasien menanggalkan semua perhiasan yang di pakai
3. Persetujuan tindakan operasi
4. Pasien di lakukan anastesi epidural block (EB)
5. Pasien diposisikan pada posisi supinasi di meja operasi
6. Memasang arde atau plat diatermi pada paha kiri pasien
7. Mencuci area yang akan di lakukan insisi dengan povidone iodine

VIII. ALAT
A. INTRUMENTASI PADA MEJA MAYO
1. Doek klem (towel klem) :5
2. Disinfeksi klem (washing and dressing forsep) :1
3. Pinset cirurgis (tissue forsep) :2
4. Pinset anatomis panjang (diseecting forsep) :1
5. Pinset anatomis manis :1
6. Gunting benang :1
7. Gunting kasar (surgical scissor) :1
8. Gunting metzenboum (metzenbeum scissor) :1
9. Handvast mess (scalpel blade and handle) no 22 :1
10. Klem pean (Baby mosquito pean klem) :4
11. Kocher bengkok (haemostatic forsep mosquito pean) :2
12. Nald voerder (needle holder) :1
13. Kanabel tang :1
14. Raspatorium :1
15. Klem pean manis (chorn klem) :1
16. Kikir tulang :1
17. Hak bergigi tajam :2
18. Langen back (US army retractor) :2
19. Girgli :1
20. T handle :2
21. Jarum Round :1
22. Jarum cutting :1

B. INSTRUMENTASI PADA MEJA INSTRUMEN


1. Handscoen steril : 5 pasang
2. Doek besar :3
3. Doek panjang :2
4. Doek kecil :3
5. Skort operasi (gown) :5
6. Handuk steril :5
7. Kasa : 20
8. Deppers : 10
9. Bigkas :5
10. Cucing desinfektan :1
11. Bengkok sedang :2
12. Kom berisi cairan NaCL 0,9% :1
13. Kom berisi slang infus set dipotong kecil-kecil (+/- 1cm) :1

C. Di Washkom
1. Kabel couter :1
2. Selang suction :1

D. Alat Non Steril


1. Meja operasi :1
2. Lampu operasi :1
3. Mesin suction :1
4. Mesin couter :1
5. Tempat sampah :1

E. BHP (BAHAN HABIS PAKAI)


1. Handscoen steril no. 6,5 / 7 /7,5 : 1/3/1
2. Mess no. 22 :1
3. NaCL 0,9% : 500cc
4. Povidon iodine 10% : sesuai kebutuhan
5. Deepers / kassa / bigkas : 10/20/5
6. Sufratule : sesuai kebutuhan
7. Underpad steril / non steril : 2/2
8. Spuit no. 10cc :1
9. Merslik no.2/0 :1
10. Silkam no. 1 :1
11. Infus set :1
12. Elastik bandage :1
13. Kassa 10cm steril :2

IX. TEHNIK INSTRUMENT


1. Pasien datang, mengecek kelengkapan pasien
2. Menulis identitas pasien di buku register dan buku kegiatan
3. Perawat sirkuler membacakan sign in ( identitas pasien, area operasi, tindakan operasi,
lembar persetujuan, penadaan area operasi, kesiapan mesin, obat- obatan anastesi, pulse
oksimetri, riwayat alergi serta, penyulit airway atau resiko operasi) di ruangan
premedikasi
4. Mendampingi pasien masuk kamar operasi
5. Pasien di induksi oleh dokter anastesi dan perawat anastesi
6. Mengatur posisi pasien oleh perawat sirkular dengan posisi supinasi
7. Memasang plat diatermi/arde pada paha kiri pasien
8. Perawat sirkular melakukan scrub area operasi dengan isodine cair / savlon dan di
keringkan dengan kassa atau duk kecil steril
9. Instrument melakukan cuci tangan bedah (surgikcal scrub), memakai scort (gowning), dan
sarung tangan steril (gloving)
10. Instrument membantu memakai scort dan sarung tangan steril pada tim operasi
11. Berikan kepada operator bengkok yang berisi povidon iodine 10%dan deepres steril dan
disinfeksi klem untuk antiseptic area insisi
12. Lakukan drapping dengan memberikan:
a. Underpad steril 1 pada bagian bawah kaki kanan
b. Doek besar tebal 1 pada bagian bawah kaki kanan
c. Doek kecil 2 pada bagian pangkal paha kanan
d. Doek besar tebal 1 pada bagian atas
e. Underpad steril 1 pada kaki bagian bawah kaki yang akan di amputasi dengan dibalut
kassa steril 10cm (2)
f. Doek panjang 1 pada bagian bawah kaki kanan dan samping kiri
g. Fiksasi doek dengan doek klem (4)
13. Mendekatkan meja mayo dan meja instrument, pasang kabel coutter dan selang suction
lalu diikat dan difiksasi dengan kassa dan doek klem
14. Perawat sirkular membacakan time out ( perkenalan tim operasi dan tugas masing –
masing, komfirmasi nama, jenis tindakan dan area operasi, pemberian anti biotic
profilaksis, antisipasi kejadian kritis dan kebutuhan instrument radiologi) dan operator
memimpin do’a
15. Berikan kassa basah dan kering pada operator untuk membersihkan lapangan operasi dari
povidon iodine
16. Berikan pada operator pinset cirurgis dan povidone iodine untuk menandai area insisi
17. Berikan handle mess no.22 dan pinset cirurgis kepada operator dan klem pean serta kassa
kepada asisten, operator memulai insisi,rawat perdarahan dengan kassa,couter dan suction
18. Berikan couter dan pinset chirurgis kepada operator serta berikan kepada asisten pinset
chirurgis dan klem pean, insisi sampai tulang melingkar pada daerah amputasi
19. Bebaskan tulang dengan menggunakan raspatorium dan couter
20. Berikan klem pean manis untuk membuat lubang di daerah bawah tulang
21. Berikan girgli dan T handle untuk memotong tulang, spoel NaCL 0,9% dengan spuit 10cc
saat memotong tulang
22. Mencari arteri dan vena femoralis dan saraf skluatika, jika arteri sudah teridentifikasi
bebaskan arteri dengan klem pean manis,berikan double klem pean untuk fiksasi arteri dan
berikan gunting kasar untuk memotong arteri, jahit dan ligasi dengan benang merslik 2/0
23. Berikan pinset panjang manis untuk mengidentifikasi vena, jika sudah teridentifikasi
berikan double klem pean untuk fiksasi vena dan berikan gunting kasar untuk memotong
vena,ligasi dengan benang merslik 2/0
24. Identifikasi saraf dengan klem pean jika sudah teridentifikasi berikan double kocher untuk
menarik dan fiksasi saraf kemudian klem dan potong dengan gunting kasar, jahit dan
fiksasi dengan benang merslik 2/0
25. Insisi sisa jaringan bagian bawah yang belum terpotong dengan couter rawat perdarahan
dengan kassa dan suction
26. Fiksasi kulit menggunakan benang silkam no.1 lindungi kulit dengan menggunakan
potongan infus set,diulang sampai melingkar pada kaki
27. Beri sufratule pada daerah luka dan tutup luka dengan bigkas basah dan kering
28. Tali benang fiksasi menjadi satu dengan di ganjal kassa
29. Balut dengan bigkas dan elastik bandage
30. Operasi selesai, pasien di bersihkan dan dirapikan
31. Inventarisasi alat-alat yang telah di pakai dan hitung bahan habis pakai
32. Catat pemakaian alat dan bahan habis pakai pada lembar depo
33. Rapikan dan cuci alat instrumen yang telah di pakai, set alat dan bersihkan ruangan
LEMBAR PENGESAHAN
RESUME
INSTRUMENTASI TEHNIK OPEN AMPUTASI TRANS FEMUR PADA KLIEN NY. D (71 tahun)
DENGAN GAS GANGREN EXTREMITAS INFERIOR KANAN + DM
DI KAMAR OPERASI 4 (TKV)

PEMBIMBING
OK 4 TKV

(………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai