Oleh:
Ns. Aldila Anest Z. F., S. Kep.
(Pelatihan Instrumentator 2014)
A. Definisi
Tumor adalah pertumbuhan pembesaran baru jaringan di mana multiplikasi
sel tidak terkontrol dan progresif. Tumor maligna yaitu tumor yang bersifat
anaplasia, invasif, metastasis dan cenderung untuk menjadi buruk sehingga
berakibat kematian. (Sylvia,1995).
B. Indikasi
Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi :
1. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.
2. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
3. Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
4. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh
lainnya.
5. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara
konservatif.
6. Deformitas organ.
C. Tujuan
1. Mengatur alat secara sisternatis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.
D. Petugas
1. Perawat instrument OK 12 RSUD Saiful Anwar Malang
2. Peserta pelatihan instrumentator
E. Persiapan Operasi
1. Persiapan lingkungan
a. Menyiapkan dan mengecek fungsi mesin suction, monopolar, lampu
op, meja op, meja mayo, meja instrument, suhu ruangan dan viewer
b. Memberi perlak dan duk pada meja operasi.
c. Menyiapkan linen dan instrumen yang akan di gunakan
d. Menempatkan tempat sampah agar mudah dijangkau
2. Persiapan pasien
a. Pasien harus menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu,
informed consent harus terisi/disetujui, dan pasien dipuasakan.
b. Pasien dibaringkan di meja operasi dan dibaringkan dengan posisi
supine, dipasang alat pengukur vital sign dan oksigen.
c. Pasien dipasang arde/plat diatermi dibawah pantat, kaki (massa
ototnya banyak dan tidak berambut)
3. Persiapan alat
a. Alat on steril
1) Meja instrument : 1 buah
2) Meja mayo : 1 buah
3) Meja operasi : 1 buah
4) Mesin couter : 1 buah
5) Mesin suction : 1 buah
6) Lampu operasi : 1 buah
7) Arde / plat diatermi : 1 buah
8) Trolly waskom : 2 buah
9) Viewer Rontgen : 1 buah
10) Tempat sampah : 2 buah
b. Alat steril
1) Di meja mayo
a) Handle mess no 4 / no 3 : 1/1 buah
b) Gunting jaringan/gunting Metzenbaum : 1/1 buah
c) Pinset anatomis/cirurgis : 2/2 buah
d) Disinfeksi klem : 1 buah
e) Duk klem : 4 buah
f) Mosquito klem : 1 buah
g) Klem pean : 1 buah
h) Kokher besar : 2 buah
i) Needle holder : 2 buah
j) Bone tang : 1 buah
k) Respatorium / elevator : 1/1 buah
l) Scapel aple (bone curretage) : 1 buah
m) Langenbeck / haak tajam / claw haak : 2/2/2 buah
n) Kikir : 1 buah
2) Meja instrumen
a) Bor listrik : 1 buah
b) Oxilating saw : 1 buah
c) Mata Bor (Drill bit) diameter No 2,5 mm : 1 buah
d) Sleave : 1 buah
e) Chuck Key : 1 buah
f) Bengkok/kom/cucing : 1/1/1 buah
g) Kom kecil : 2 buah
h) Duk Besar : 3 buah
i) Duk Panjang : 4 buah
j) Duk Kecil : 5 buah
k) Baju (Gown Steril) : 6 buah
l) Sarung meja mayo : 1 buah
m) Bengkok : 4 buah
n) Cucing : 2 buah
o) Handuk steril : 5 buah
p) Set ortho II : 1 set
q) Set amputasi : 1 set
F. Instrumentasi Tehnik
1. Sign In (konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area
operasi, kesiapan mesin anastesi dan pulse oksimetri, konfirmasi riwayat
alergi pasien, adanya penyulit airways atau resiko aspirasi)
2. Tim anastesi melakukan induksi
3. Setelah pasien dibius oleh tim anastesi, selanjutnya perawat sirkuler
memasang folley kateter. Berikan deppers, povidone iodine, dan
desinfeksi klem untuk antisepsis area pemasangan kateter.
4. Setelah pasien terpasang kateter, atur posisi pasien supine, kemudian
letakkan underpad steril, lalu fiksasi dengan sabuk pengaman.
5. Pasang ground couter pada tungkai kaki kanan.
6. Perawat sirkuler mencuci daerah yang akan dioperasi dengan hibiscrub
lalu dikeringkan dengan duk steril
7. Perawat instrumen : lakukan surgical scrub, gowning dan gloving,
kemudian membantu tim bedah yang lain untuk gowning dan gloving.
8. Berikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi deppers dan betadine
kepada asisten untuk melakukan desinfeksi pada daerah, kemudian
letakkan underpad steril untuk dipasang di bawah daerah yang akan
dioperasi.
9. Perawat instrument dan asisten melakukan drapping :
a. Underpad steril
b. Doek tebal dibawah area operasi 2 lapis.
c. Doek segi 4 (2 duk kecil) dipangkal paha
d. Doek tebal dibagian atas
e. Fiksasi dengan doek klem
10. Bungkus distal femur sampai ujung kaki (area yang diamputasi) dengan
doek sedang dan balut dengan verban gulung steril
11. Pasang kabel couter, selang suction didekat daerah yang akan dioperasi.
Ikat dengan kasa dan difiksasi dengan duk klem. Cek fungsi alat.
12. Time out (konfirmasi nama tim operasi, pemberian antibiotik profilaksis
60 menit sebelum operasi, tindakan darurat di luar standart operasi,
estimasi lama operasi, antisipasi kehilangan darah, perhatian khusus
selama pembiusan, sterilitas instrumen bedah)
13. Operator dan asisten menentukan area incici/ land mark dgn pincet
cirurgis dan betadine, berikan mess no.22 atau pisau 1 dan pinset
chirugis pada operator untuk insisi kulit dan berikan juga mosquito dan
kassa pada asisten untuk merawat perdarahan
14. Insisi dilakukan sampai fat kemudian berikan haak tajam, untuk
membuka lapang operasi.
15. Kemudian berikan pisau 2 untuk insisi fasia dan berikan gunting jaringan
kasar untuk memperlebar insisi facia kemudian berikan metzemboum
untuk insisi lebih dalam sampai terlihat jaringan yang melindungi tulang,
rawat perdarahan, suction perdarahan pada luka operasi.
16. Berikan langenbeck dan haak femur (sesuai kondisi) pada asisten untuk
memperluas lapang pandang.
17. Beri gunting jaringan untuk membuka fasia-muskulus, split lapis demi
lapis melingkar.
18. Kemudian berikan pean sedang kepada operator untuk mensplit otot
kemudian asisten memotong otot dengan couter.
19. Apabila terlihat nervous, berikan gunting metzemboum untuk memotong
seproximal mungkin. Jika mendapati arteri/vena berikan side 2 untuk
ligasi 2 sisi dan potong dengan menggunakan gunting metzenbaum dapat
digantikan dengan memberi mess 2 dan rawat perdarahan ujung
arteri/vena yg sudah dipotong dan diligasi dengan couter dan suction.
20. Saat tulang sudah nampak berikan operator raspatorium untuk membuka
soft tissue yang menempel pada tulang
21. Berikan operator Oxilating Saw untuk memotong tulang dan semprot dg
Ns 0,9 %
22. Setelah tulang terlepas/terpotong berikan kaki yang telah dipotong pada
perawat sirkuler untuk diamankan
23. Berikan bone tang (reduction) untuk mempertahankan posisi tulang
femur distal.
24. Berikan operator kikir untuk menghaluskan tulang dan scaple aple untuk
melakukan curret
25. Berikan bor dengan mata bor 2,5 untuk melubangi ujung tulang femur
distal (3) untuk memfiksasi otot pada tulang
26. Cuci area operasi dengan NS 0,9% sampai bersih, suction, dan rawat
perdarahan.
27. Kemudian berikan drain no 12 beserta mandrinnya kepada operator.
28. Sign Out (hitung jumlah kasa, dan jumlah alat), kesesuaian jenis
tindakan.
29. Berikan mosquito dan gunting jaringan kepada asisten kemudian needle
holder + zide 1 dan pinset chirugis kepada operator untuk menjahit otot
(menutup fragmen tulang.
30. Berikan safil 1 untuk menjahit lapis demi lapis dari fasia sampai lemak.
31. Berikan premilene 3.0 untuk menjahit kulit. Serta fiksasi drain dengan
premilene 3.0.
32. Setelah proses penjahitan selesai bersihkan area operasi dengan kassa
basah dan keringkan dengan kassa kering.
33. Tutup luka operasi dengan sufratule, kemudian kassa kering, fiksasi
dengan hypafix.
34. Bereskan doek dan doek klem dari meja operasi, setelah itu balut luka
operasi dengan softban 15 dan tensokrep 15 cm.
35. Bereskan alat dan kassa. lalu bersihkan pasien dan alat-alat.
36. Operasi selesai bersihkan pasien, dan catat bahan habis pakai di lembar
depo. Rapikan kembali ruangan.