Anda di halaman 1dari 56

TEKNIK INSTRUMENTASI

BEDAH DEGESTIF

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010
HERNIOTOMY HERNIORAPHY (HTHR)
Dx: Hernia Inguinalis Lateralis (D) Reponibilis

A. DEFINISI
Herniotomy adalah membuka dan memotong kantong hernia serta
mengembalikannya isi kantong hernia ke dalam cavum abdominalis, sedangkan
hernioraphy yaitu mengikat leher hernia dan menggantungkannya ke conjoint tendon.

B. PERSIAPAN ALAT
1. Alat On Steril
 Meja operasi
 Lampu operasi
 Mesin suction dan mesin coutter
 Tempat sampah

2. Alat Steril
a. Di Meja Linen
 Duk besar :2
 Duk sedang :4
 Duk kecil :3
 Gown steril :3
 Handuk steril / perlak steril : 3/2
 Instrumen steril :1
b. Di Baskom Steril
 Baskom besar :2
 Bengkok / kom / cucing : 2/2/1
 kabel coutter :1
c. Di Meja Mayo
 Handle Mess no 3 :1
 Gunting Metzenbaum / gunting jaringan :1/1
 Pinset anatomis / pinset cirurgis :2/2
 Disinfeksi klem / duk klem / mosquito : 1/5/2
 Pean bengkok sedang / kokher bengkok sedang : 4/8
 Kokher lurus / Needle holder / gunting benang : 3/2/1
 Langenbeck / krop sonde / staples kulit : 2/1/1

3. Bahan Habis Pakai


 Handscone steril / Mess no 10 : 3/1
 Kassa / deepers / deepers ”kacang” / rol pita : 2/5/1/30cm
 Povidon iodine 10% / NS 0,9 % : 100 cc/ 500 cc
 Vicryl no 2-0 / plain no 2-0 / merslin mesh / klip kulit : 1/1/1/secukupnya

C. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Setelah pasien diberikan anestesi SAB dan diposisikan supinasi, kemudian pasang
bough di atas dada lalu pasang arde dibawah kaki.
2. Perawat sirkuler membersihkan lapang operasi dengan povidon iodine 10% dan
kassa kering (antisepsis), perawat instrumen melakukan surgical scrubing.
3. Perawat instrumen mengenakan gown steril dan handscone steril kemudian
membantu operator dan asisten untuk mengenakan gown dan handscone.
4. Berikan disinfeksi klem (1), deepers dan povidon iodine 10% dalam cucing pada
asisten untuk melakukan disinfeksi pada lap operasi.
5. Lakukan drapping dengan memberikan:
a. Duk kecil (1) untuk bawah
scrotum.
b. Duk besar (2) untuk bagian
atas+bawah
c.Duk sedang (2) untuk bagian kanan/kiri, Fiksasi dengan duk klem (4).
6. Dekatkan meja mayo dan linen lalu pasang kabel coutter dan fiksasi dengan duk
klem (1).
7. Berikan kassa basah dan kering pada operator untuk membersihkan lap operasi
dari povidon iodine.
8. Berikan pada operator pinset cire untuk menandai area insisi.
9. Berikan Handvat Mess no 10 pada operator untuk dilakukan insisi pada kulit dan
berikan kassa kering+mosquito pada asisten dan rawat perdarahan dengan coutter.
Insisi dengan coutter pada fat.
10. Berikan langenbeck (2) untuk melebarkan lap operasi. Pada lapisan fasia berikan
hanvat mess (1) dan kokher lurus (2) untuk menjepit fasia proximal dan distal,
dan berikan gunting jaringan untuk melebarkan incisi.
11. setelah fasia dilebarkan ditemukan muskulus, kemudian di split dengan stiil
deepers (kacang yang dibasahi NS lalu dijepit dengan kokher lurus)
12. Operator mencari funikulus spermaticus, setelah ditemukan funikulus spermaticus
berikan rol pita yang dibasahi NS lalu ditegelkan pada funikulus, berikan kokher
lurus (1) untuk menjepit ujung rol pita.
13. Berikan pinset anatomis (2) dan kassa basah untuk mencari kantong dan
menemukan preperitonial fat.
14. Setelah kantong ditemukan kemudian dipisahkan antara kantong proximal dan
distal, dengan memberikan kokher (2) + gunting metzenbaum untuk memotong
kantong.
15. Setelah itu berikan klem kokher + pean secukupnya untuk memfiksasi kantong
proximal, Operator membebaskan perlengketan dengan pinset anatomis (1) dan
kassa basah pada kantong proximal.
16. operator mengangkat kokher+pean serta melakukan penjahitan. Berikan needle
holder dan vicryl 2-0 untuk melakukan jahitan tabagzaknat pada kantong
proximal, lalu potong sisa kantong dengan coutter (herniotomy)
17. ujung kantong distal dilakukan koagulasi dengan coutter, atau dimarsupialisasi
dengan plain 2-0 dan rawat perdarahan.
18. kemudian rol pita dipotong dan dipasang merslin mesh melingkari kantong
kemudian dijahit dengan vicryl 2-0 dikaitkan dengan conjoint tendon
(hernioraphy)
19. setelah itu dilakukan jahitan dalam (musculus s/d fat) dengan vicryl 2-0
20. berikan pinset cirurgis (1) + staples kulit untuk menjepit kulit.
21. Luka tertutup bersihkan dengan kassa basah dan kering lalu tutup dengan
supratule + kassa kering + hipavik.
22. Operasi selesai, rapikan pasien. Perawat instrumen menginventaris alat-alat dan
bahan habis pakai pada depo farmasi, kemudian mencuci dan menata kembali
alat-alat pada intrumen set (yang akan disterilkan), serta merapikan kembali
ruangan.

CHOLESISTECTOMY

Definisi
Tatacara penyiapan alat untuk operasi batu empedu dan proses instrumentasinya.

Persiapan Alat
 Steril
Meja Mayo
Duk Klem : 5
Pinset Anatomis Sedang : 2
Pinset Cirugis Sedang : 2
Pinset Anatomis Panjang : 3
Gunting Metzenboum : 1
Gunting kasar/prepare : 1
Gunting Lurus : 1
Handvatmes No. 4 : 1
Klem Mosquito : 6
Pean 90° : 2
Klem Koker Lurus :2
Steen Tang : 2
Babcock : 1
Ring Klem : 3
Allis klem : 1
Langen Beck : 2
Timan besar/kecil : 2/2
Pertonium Klem : 4
Kanul Suction : 1
Desinfeksi klem : 1

Meja Instrumen
Duk Besar : 2
Duk Sedang : 2
Duk Kecil : 4
Goun Steril : 4
Couter + Kabel : 1
Selang Suction : 1
Handuk Kecil : 4
 Non Steril
1. Meja Operasi
2. Mesin Suction
3. Mesin Thermal Couter
4. Sambungan Kabel
5. Tempat Sampah
6. Meja Mayo
7. Meja Instrumen
8. Lampu Operasi
9. Sikat untuk cuci tangan
10. Lodine dalam botol
11. Gunting Plester

Bahan Yang Dipakai


NS 500 cc : 1
Kateter No. 16 : 1
Urobag : 1
Spuit 10 cc : 1
Aquades : ± 10 cc
Jelly : secukupnya
Handscoon 7/7,5 : 2/2
Betadine 10% : ± 100 cc
Deppers : 6 buah
Kassa besar : 1 bendel
Kassa sedang : 2 bendel
Mersilk 2 – 0 : 1–2
Vicryl 1 : 1
Monocyn 3 – 0 : 1
Mess No. 22 : 1
Sufratule + Hipafix : ¼ / 10 x 15 cm
Teknik Instrumentasi
1. Atur posisi yang sesuai
2. Pasang arde dan dekken bo
3. Cuci daerah operasi dan keringkan dengan duk
4. Instrumentator cuci tangan, memakai handscon dan schort
5. Operator dan ass operator cuci tangan, instrumentator memakaikan handscoon dan baju
operasi kepada operator.
6. Assisten Operator melakukan desinfeksi daerah operasi dengan betadine dan ring klem.
7. Drapping area operasi dengan duk besar pada bawah dan atas, duk sedang di kanan dan kiri,
fiksasi dengan duk klem
8. Dekatkan meja mayo, meja instrumen dan baskom
9. Pasang couter dan selang suction, fiksasi dengan kassa dan duk klem.
10. Berikan pinset cirugis kepada operator untuk marker daerah operasi.
11. Insisi daerah operasi dengan hanuatmess dan pinset curigis.
12. Rawat perdarahan dengan kassa kering.
13. Insisi diperdalaman dengan couter sampai fasia.
14. Jepit fasia dengan koker lurus dan insisi terus diperdalam.
15. Sampai terlihat peritoneum, jepit dengan peritoneum klem, gunting dengan gunting
metzenbom.
16. Lebarkan daerah operasi ke kanan/kiri paling ujung tarik dengan langen beck.
17. Cari Empedu, Jika masih kurang lebar, lebarkan dengan timan besar/kecil.
18. Terus cari empedu dengan pinset anatomis panjang.
19. Empedu sudah terlihat angkat, jepit kanan dan kiri dengan allis / ring klem
20. Raba batu dengan jari sampai terasa letak batu.
21. Insisi empedu dengan couter
22. Setelah terlihat batu, ambil dengan steen tang
23. Letakkan batu pada bengkok yang sudah diisi NS
24. Raba empedu, pastikan batu sudah habis
25. Jika sudah habis, ligasi dengan mersilk 2 – 0
26. Jepit diatas ligasi dengan pean 90°, potong dengan gunting kasar.
27. Rawat perdarahan dengan depper basah yang dijepit ring klem 2x
28. Jahit lapis demi lapis
Peritoneum : Mersilk 2 – 0
Otot : Vicryl 1
Fasia : Vicryl 1
Fat : Monocyn 3 – 0
Kulit : Monocyn 3 – 0
29. Bersihkan luka dengan kasa basah dan kering
30. Tutup luka dengan sufratule thipafix
31. Pasang kateter k/p
32. Persiapan untuk PA  kantong empedu diletakkan di dalam botol yang diisi formalin dan
diberi identitas.
INSTRUMENTASI TEKNIK
OK EKSTERPASI

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010
LIPOMA

Pengertian

 Teknik Instrumentasi Eksterpasi


 Adalah : tata cara untuk menyiapkan alat operasi dan melakukan tindakan instrumentasi
di OK eksterpasi

PERSIAPAN ALAT
1. Washing & Dressing Forcep :1
2. Towel Clems : 4-5
3. Dissecting Forcep :2
4. Tissue Forcep :2
5. Scalp Blade & Handle :1
6. Delicate Hemostatic Forcep :6
7. Retractor Sen Miller :2
8. Tissue Grasping :2
9. Metzenboum Scissor :1
10. Surgical Scissor bengkok :1
11. Surgical Scissor lurus :1
12. Needle Holder :2
13. Surgical Needle : round body, taper, cutting
14. Haemostatic Forcep (pean) :2
15. Haemostatic Forcep (kocher) :2

BAHAN HABIS PAKAI


1. Sarung tangan sesuai ukuran
2. Spuit 1cc, 2,5cc, 5cc, 10cc
3. Bethadin 10 % atau savlon 3%
4. Sofratule
5. Lidocain atau Pehacain
6. Blade : 10 / 11 / 15
7. Hipafix
8. Benang : cat gut plain, prolene, dll

Teknik Instrumentasi
9. Scrub operating area dengan antiseptik
10. Antiseptik operating area dengan bethadin 10%
11. Drapping operating area dengan duk steril dan towel clems
12. Pasang padle pada ekstrimitas bawah, pasang kabel thermocouter
13. Meja instrumen didekatkan
14. Operator melakukan anestesi lokal dengan pehacain / lidocain
15. Incisi operating area dengan scalpel blade & handle
16. Incisi diperdalam sampai tampak tumor dengan menzenboum scissor
17. Perdarahan dirawat dengan mosquito klem dan thermocouter bila perlu dijahit – ikat
18. Tumor dipegang dengan tissue grasping forcep
19. Tumor dibebaskan dengan arteri klem pean dan metzenboum scissor → rawat perdarahan
20. Jahit lapis demi lapis
12. Jahit lapis demi lapis:
fat dengan catgut plain jarum round
kulit dengan zeide / prolene jarum cutting 3/8
13. Luka operasi ditutup dengan sofratule → kasa → hypafix / plester
FIBRO ADENOMA MAMAE (FAM)

Definisi
Teknik Instrumentasi Eksterpasi (FAM)
- Tata cara untuk menyiapkan alat operasi dan melakukan tindakan isntrumentasi yaitu
pengambilan tumor jinak (FAM).

Instrumen
 Steril
a. Meja Mayo
1. Desinfeksi Kliem : 1
2. Pinset Klem : 2
3. Pinset Cirugis : 2
4. Hanvas mess no. 3 : 1
5. Alis Klem : 1
6. Mosquito Klem : 3
7. Hak Kombinasi : 2
8. Gunting Metzeuboum : 2
9. Gunting Kasar : 1
10. Gunting Lurus : 1
11. Nalfolder : 2
12. Couter : 1
13. Bengkok : 1

b. Meja Instrumen
1. Duk Lubang
2. Duk Kecil
3. Sarung Meja Mayo
4. Gaun Steril
5. Kabel Couter
6. Bengkok dan kom
 Non Steril
1. Mesin Suction
2. Mesin Thermal Couter
3. Tempat Sampah
4. Meja Mayo
5. Meja Instrumen
6. Lampu Operasi
7. Gunting Kassa / plester
8. Meja Operasi
9. Trolly

Bahan Habis Pakai


1. Sarung Tangan 6,5 / 7 : 2/4
2. Spuit 3 cc : 1
3. Betadine 10% : 50 cc
4. Sufratul : 1
5. Pehacain : 1 – 2 amp
6. Mess No. 15 : 1
7. Hipafix : 10 cm
8. Benang  Plain atraumatic 0 – 3 : 1
Prolene 0 – 5 : 1
9. NS : 1
10. Kassa kecil : 5–7
11. Deppers : 3

Teknik Instrumentasi
1. Disinfeksi area operasi dengan betadin 10%, menggunakan desinfeksi klem oleh operator.
2. Pasang orde di bawah kaki pasien
3. Drapping area operasi dengan duk steril
4. Pasang kabel couter, jepi dengan duk klem
5. Meja maya didekatkan
6. Operator melakukan anastesi lokal
7. Insisi daerah operasi dengan hanvasmess
8. Insisi diperdalam sampai terlihat fat
9. Mencari tumor dengan mosquito klem, perdarahan dirawat dengan couter
10. Terlihat tumor ambil dengan gunting metzenboum
11. Tumor dipegang dengan alis klem
12. Tumor dipotong dengan matzenboum scissors
13. Perdarahan di rawat dengan couter dan mosquito Klem
14. Jahit lapis demi lapis
- Fat dengan plain 0 – 3
- Kulit dengan prolene 0 – 5
15. Luko operasi ditutup dengan sufratul + kassa + hipafix
16. Motivasi pasien tentang kontrol, pola makan dan tidak boleh kena air selama luka masih
ditutup.
EXCISI (ATEROMA)
Dx: Benjolan di paha belakang sebesar telur bebek

A. DEFINISI
Kista sebacea atau ateroma adalah tumor kulit berbentuk kantung yang dilapisi
epitel kelenjar, terdapat di kulit atau jaringan bawah kulit dan bersisi sebum yaitu massa
kental seperti bubur. Kista ini terbentuk karena ada pembuntua saluran kelenjar sebacea
atau kelenjar lemak kulit. Dapat berukuran besar seukuran telur bebek sehingga
dilakukan excisi (pengangkatan seluruh jaringan kista).

B. PERSIAPAN ALAT
1. Alat On Steril
 Meja operasi :1
 Lampu operasi :2
 Tempat sampah :1
 Mesin suction/mesin coutter : 1/1
 Kabel dan arde :1
 Sterilisator/wastafel : 1/1
2. Alat Steril
a. Meja Instrumen
 Duk besar :1
 Duk lubang :2
 Duk kecil/sarung meja mayo : 3/1
 Baju steril :3
 Tempat instrumen sisa :1
 Baskom/bengkok : 2/2
 Kom/cucing : 2/1

b. Meja Mayo
 Handle mess no 3 :1
 Gunting Metzenbaum/jaringan : 1/1
 Pinset anatomis/cirurgis : 1/2
 Disinfeksi klem/duk klem : 1/1
 Mosquito klem/pean bengkok sedang : 2/1
 Kokher lurus kecil/kokher lurus sedang : 1/1
 Needle holder/gunting benang : 1/1
 Alise klem/haag tajam : 1/2

3. Bahan Habis Pakai


 Handscone steril : sesuai kebutuhan
 Mess no 15 :1
 Kassa / deepers : 1/3
 Plain no 3-0 atraumatic / prolene no 3-0 : 1/1
 Supratule / hipavik 10 cm : ¼ /1
 Povidon iodine 10% / NS 0,9% :100 cc/100 cc
 Spuit 2,5 cc / pehacain : 1/1 ampul

C. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Pasien diposisikan prone, pasang arde di kaki pasien.
2. Perawat instrumen memakai bahu dan handscone steril kemudian membantu
memakaikan baju dan handscone steril pada operator dan asisten,
3. Berikan kom berisi deepers dan povidon iodine dan disinfeksi klem (1) kepada
asisten untuk dilakukan antisepsis pada area operasi.
4. Berikan duk kecil (1) kemudian lakukan drapping dengan duk panjang lubang (1).
5. Perawat instrumen memasang kabel coutter dan memfiksasi dengan duk klem (1).
6. Berikan kassa basah dan kering kepada operator untuk membersihkan area operasi
dengan povidon iodine.
7. Berikan anestesi lokal (spuit 3 cc berisi pehacain 1 A) pada operator.
8. Berikan pinset cirurgis (1) dan kassa kering (1) kepada operator.
9. Berikan handvat mess no 15 (1) pada operator, mosquito klem (1) dan kassa
kering pada asisten untuk dilakukan insisi dan rawat perdarahan.
10. Operator memperdalam insisi lapis demi lapis. Berikan gunting metzenbaum (1)
untuk memperdalam serta pean (1) sampai terlihat kapsul ateroma.
11. Berikan alise klem (1) untuk memegang tumor dan operator membebaskan tumor,
asisten melakukan rawat perdarahan.
12. Berikan needle holder dan plain 3-0 atraumatic untuk menjahit fat pada operator
dan berikan gunting jaringan (1) pada asisten.
13. Berikan needle holder dan prolene 3-0 pada operator untuk menjahit kulit.
14. Tutup luka dengan supratule thipavik.
15. Operasi selesai, rapikan pasien dan berikan :
a. Luka tidak boleh terkena air.
b. Tidak ada pantangan
makanan.
c.Kontrol sesuai anjuran dokter.
16. Rapikan alat dan inventaris bahan habis pakai.
TEKNIK INSTRUMENTASI
BEDAH ONKOLOGI

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010
SUBTOTAL THYROIDECTOMY
Dx: Struma Multi Nodular Non Toksik (SMNNT)

A. DEFINISI
adalah suatu proses pembedahan untuk pengangkatan semua “masalah” pada kelenjar
seperti pada isthmus dan kedua lobus. Operasi ini untuk thyroid yang kecil dan non-
agresive. Juga dapat dilakukan pada operasi goiter yang akan menyebabkan gangguan
pada leher (airway) atau yang meluas ke arah dada (substernal goiter).

B. PERSIAPAN ALAT
1. ALAT ON STERIL
 Meja operasi
 Lampu operasi
 Mesin coutter, Mesin suction
 Tempat sampah
 Lampu foto radiologi, dll.

2. ALAT STERIL
1. Di Meja Instrumen
 Duk besar :3
 Duk sedang :4
 Duk kecil :6
 Baju steril :6
 Handuk steril :6
 Sarung meja mayo :1
 Perlak steril :2
 Instrumen tambahan :1
 Tempat benang :1
 Baskom besar/bengkok : 2/2
 Kom/cucing : 1/1
 Selang suction/couter : 1/1

2. Di Meja Mayo
 Handle mess no 3 :1
 Gunting Metzenbaum/jaringan : 1/1
 Pinset anatomis/cirurgis : 2/2
 Disinfeksi klem/duk klem : 1/5
 Mosquito klem/pean bengkok sedang : 2/8
 Pean panjang manis :1
 Needle holder/gunting benang : 2/1
 Kokher lurus sedang :1
 Kokher bengkok sedang :3
 Haag tajam/langenbeck : 2/2
 Alise klem :1

3. BAHAN HABIS PAKAI


 Handscone Steril / Mess no 10 : secukupnya /1
 NS 0,9% / povidon iodine /alkohol 70% : 300 cc/60 cc/60 cc
 U pad on / spratule / hipavik 15x30cm : 1/1/1
 Urobag / cateter no 16 / spuit 10 cc : 1/1/1
 Methilen blue / jelly / R drain no 10 : secukupnya/secukupnya/1
 Kassa / deepers / mersilk 2-0C/R / 3-0R : 5/5/3/1/1
 Vicryl 3-0 / prolene 4-0 / spongostan : 2/1/1
 Monocyn 4-0 :1

C. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Setelah pasien mendapat general anestesi dan diposisikan supirasi lalu beri
bantalan di bahi pasien agar posisi menjadi hiperekstensi.
2. Pasang cateter dan lakukan disinfeksi pada lap operasi dengan povidon iodine dan
keringkan dengan kassa kering steril, dilakukan oleh perawat sirkuler.
3. Perawat instrumen melakukan surgical scub, gowning dan gloving, kemudian
membantu operator dan asisten untuk memakai handuk, baju steril dan sarung
tangan steril.
4. Berikan disinfeksi klem, deepers dan povidon iodine kepada asisten untuk
melakukan antisepsis, alasi bawah bahu dengan duk kecil steril.
5. Lakukan drapping :
6. bawah bahu : duk kecil, kepala: Duk sedang (1), sisi kanan/kiri: Duk kecil (2),
badan dan dada: Duk besar (1), kaki: Duk sedang (1), lalu fiksasi dengan duk
klem (4) atau Beri needle holder dan mersilk 2-0C untuk memfiksasi duk dengan
kulit oleh operator.
7. Beri kassa basah (1) dan kassa kering (1) unuk membersihkan lap operasi dari
povidon iodine.
8. Beri methilen blue dan pinset cire (2) kepada operator dan asisten untuk menandai
daerah insisi (siapkan kassa dan alkohol untuk menghapus).
9. Beri Hanvat mess no 10 kepada operator dan mosquito klem (1) dan kassa kering
kepada asisten lalu mulai dilakukan insisi, rawat perdarahan dengan coutter dan
suction.
10. Beri kokher (2) untuk menjepit kulit sehingga area operasi lebih lebar, di
proximal dan distal.
11. Buka lap operasi dari fat sampai fasia dengan coutter mode: cut, rawat
perdarahan.
12. Beri kassa basah lalu gulung, letakkan diantara lapisan kulit yang terbukan bagian
proximal dengan dagu lalu fiksasi dengan mersilk 2-0, ulangi untuk kulit bagian
distal.
13. Beri pinset anatomis (2) dan hanvat mess no 10 kepada operator dan asisten untuk
membuka fasia-muskulis, perlebar dengan menggunakan gunting metzenbaum
(1), rawat perdarahan.
14. Beri langenbeck kepada operator dan pean panjang manis (1) untuk memperluas
lap operasi dan membuka muskulus.
15. Bebaskan struma dari jaringan sekitar (potong) dengan menggunakan coutter.
16. Beri peas sedang bengkok (8/secukupnya) untuk memfiksasi jaringan yang
ditinggal.
17. Beri needle holder dan mersilk 3-0R untuk menjahit jaringan yang ditinggal dan
pembuluh darah, untuk jaringan tumor yang dibuang dijahit dengan mersilk 2-0R.
18. Cuci dengan NS 0,9% dan beri steel deepers (10 dan suction cairannya.
19. Siapkan redon drain no 10, vakumkan botolnya dengan suction, pasang drain pada
area operasi.
20. Fiksasi ujung luar drain dengan kulit menggunakan mersilk 2-0C lalu sambungkan
dengan botol.
21. Beri spongostan pada luka bagian dalam.
22. Jahit lapisan muskulus sampai fat dengan vicryl 3-0 dan jahit kulit dengan prolene
4-0.
23. Bersihkan luka dengan kassa basah dan kassa kering, beri supratule dan hipavik.
24. Operasi selesai dan rapikan pasien. Inventaris alat-alat dan bahan habis pakai,
cuci alat yang telah dipakai, setting ulang dan bersihkan ruangan.
TEKNIK INSTRUMENTASI
OBSTETRI -GYNECOLOGI

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010
TEKNIK INSTRUMENTASI
SECTIO CAESAREA TRANS PERITONEALIS (SCTP)
*Dx : G1 P0000 Ab000 gr 39-40 mg T/H+Kep. Defleksi+Letsu*

A. DEFINISI
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. Etiologi dari operasi ini adalah :
kelainan dalam bentuk janin (bayi terlalu besar, gawat janin, janin abnormal, kembar), kelainan
panggul, hambatan jalan lahir (Denise, 2006).

B. PERSIAPAN ALAT
1. ALAT ON STERIL
 Meja operasi
 Lampu operasi
 Mesin coutter, mesin suction
 Tempat sampah
 Lampu foto radiologi, dll.

2. ALAT STERIL
a. Di Meja Instrumen
 Duk besar : 3 buah
 Duk panjang : 4 buah
 Duk kecil : 4 buah
 Gown steril : 4 buah
 Handuk steril : 4 buah
 Sarung meja mayo : 1 buah
 Tempat jarum dan benang sisa : 1 buah
 Instrumen set (yang tidak di meja mayo) : 1 set
 Baskom besar / bengkok : 1 / 1 buah
 Cucing / kom : 1 / 1 buah
 Selang suction : 1 buah
b. Di Meja Mayo
 Handle mess no. 4 : 1 buah
 Gunting metzenbaum : 1 buah
 Gunting jaringan kasar : 1 buah
 Pinset anatomis / cirurgis : 2 / 2 buah
 Disinfeksi klem : 1 buah
 Duk klem : 5 buah
 Klem mosquito : 2 buah
 Klem pean bengkok tanggung : 3 buah
 Klem pean bengkok besar : 2 buah
 Klem kokher tanggung : 2 buah
 Needle holder : 2 buah
 Gunting lurus (gunting benang) : 1 buah
 Ring klem : 4 buah
 Langenbeck : 1 buah
 Haag berdaun dalam : 1 buah
 Peritoneum klem : 4 buah
 Canule suction : 1 buah
 Jarum round sedang / besar : 1 / 2 buah
 Jarum cutting : 1 buah

3. BAHAN HABIS PAKAI


 Handscone steril : sesuai kebutuhan
 Paragon mess no. 22 : 1 buah
 NS 0,9% / Povidon iodine 10% : 500 cc / 100 cc
 Chromic no 2 / plain no 1/ plain no 2-0 : 2 buah / 1 buah / 1 buah
 Safil no 1 atau T Vio no 1 : 1 buah
 T Mono no 3-0 atau Monosyn no 3-0 : 1 buah
 Deepers / Kassa kecil / Big kass : 5 buah / 3 bendel / 2 helai
 Supratule / Hipavik 15 x 20 cm : 1 / 1buah
 U-pad on / steril : 1 / 1 buah
C. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Setelah pasien ditidurkan terlentang (supinasi) dan mendapat Spinal Anastesi Block
(SAB), perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian
membantu operator dan asisten mengenakan handuk steril + gown + handscone steril
sesuai ukuran.
2. Perawat sirkuler melakukan antisepsis pada lapang operasi dengan povidone iodine 10%,
kemudian dikeringkan dengan duk kecil steril.
3. Perawat instrumen memberikan disinfeksi klem + povidone iodine + deepers dalam
bengkok dan cucing kepada asisten untuk dilakukan disinfeksi pada lapang operasi.
4. Pasang 1 u-pad steril diatas paha dan genetalia pasien, kemudian melakukan draping pada
area non steril dengan 1 duk besar (extrimitas bawah dan genetalia) + 1 duk besar (dada
s/d kepala) + 2 duk panjang (kanan+kiri) + 1 duk kecil (di tengah). Fiksasi duk
menggunakan duk klem 4 buah.
5. Pasang selang suction, ikat dengan kassa dan fiksasi pada draping dengan duk klem (1
buah).
6. Berikan pada operator kassa basah (1)+ kassa kering (1) untuk membersihkan bekas
povidon iodin.
7. Berikan pinset cirurgis (1) pada operator untuk menandai area insisi
8. Berikan handvat mess no 22 (1) untuk menginsisi kulit pada operator, dan berikan kassa
kering dan klem mosquito (1) pada asisten untuk rawat perdarahan.
9. Operator menginsisi kulit + 15 cm s/d fat dengan handvat mess no 22, rawat perdarahan
10. Berikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi
11. kemudian tampak fasia, diinsisi dengan memberikan mess no 22 (1) + dijepit dengna
memberikan pinset cirurgis (2)
12. Berikan gunting jaringan (1) pada operator untuk melebarkan fasia sampai otot.
Sedangkan asisten mlebarkan lap. Operasi dengan langenbeck.
13. Berikan kokher (2) pada operator untuk menjepit fasia di bagian proximal dan distal.
Otot, di split / dibuka dengan tangan operator.
14. Berikan pada operator gunting metzenbaum (1) dan pinset anatomis (2) untuk
menggunting peritonium
15. Berikan haag dalam untuk melebarkan lapang operasi, tampak uterus gravidarum.
16. Berikan big kass (1) untuk melindungi usus, operator melakukan blader flap pada plica
v.u, berikan pincet cirurgis (1)+ gunting metzenbaum (1) pada operator, serta kokher (1)
pada asisten.
17. Berikan handvat mess no 22 pada operator untuk menginsisi uterus dan suction
perdarahan. Insisi dilakukan sampai terlihat kantong amnion yang masih utuh.
18. Berikan 1kokher pada operator untuk membuka kantong amnion dan 1 big kass basah.
19. perawat instrumen menyingkirkan semua alat dan kassa kecil disekitar lap. Operasi
sebelum bayi dilahirkan.
20. Suction perdarahan+cairan ketuban, operator meluksir bayi : kepala-badan-kaki lalu
mensuction cairan di mulut dan hidung bayi dan mengusapnya dengan big kass.
21. berikan 2 pean besar untuk mengeklem tali tusat dan gunting jaringan untuk memotong
tali pusat ditengah-tengah klem.
22. berikan bayi pada petugas bayi
23. operator melakukan peregangan tali pusat hingga placenta dapat dikeluarkan
24. berikan 1 ring klem pada operator untuk membantu mengeluarkan sisa placenta.
25. letakkan placenta pada bengkok dan pindahkan pada tempat placenta
26. berikan 4 ring klem pada operator untuk menjepit uterus
27. berikan needle holder + jarum round besar + benang chromic no 2 + 35 cm + pinset
anatomis untuk menjahit sudut uterus
28. berikan needle holder + jarum round besar + benang chromic no 2 + 75 cm + pinset
anatomis untuk lapisan pertama uterus
29. berikan needle holder + jarum round besar + benang chromic no 2 + pinset anatomis
untuk menjahit lapisan kedua uterus
30. berikan steel deepers (kassa kering bersih, dilipat dan dijepit dengan ring klem)
secukupnya untuk rawat perdarahan
31. berikan pada operator needle holder + jarum round sedang + benang cutgut plain no 2-0
+ pinset anatomis untuk menjahit lapisan retro uterus
32. berikan pada asisten 1 mosquito klem+steel deepers + suction untuk rawat perdarahan
33. berikan pada operator 4 klem peritonium untuk memfiksasi peritonium agar mudah
dijahit.
34. Siapkan NS 0,9% 500 cc hangat untuk mencuci rongga abdomen, berikan steel deepers
secukupnya.
35. Operator membersihkan rongga abdomen + suction cairan yang ada dalam rongga sampai
bersih
36. Berikan needle holder+ benang cutgut plain no 1 dengan jarum round besar untuk
menjahit peritonium
37. Berikan kokher 2 buah pada operator untuk menjepit fasia di bagian proximal dan distal
38. Berikan needle holder + benang safil no 1 + pincet cirurgis untuk menjahit fasia
39. Berikan needle holder+ benang cutgut plain no 2-0 dengan jarum cutting untuk menjahit
fat
40. Berikan needle holder + benang monosyn no 3-0 + pincet cirurgis + gunting jaringan +
kassa kering untuk menjahit kulit
41. Setelah luka tertutup, bersihkan luka dengan kassa basah+NS, lalu keringkan dengan
kassa kering, beri supratule sesuai panjang luka, dan tutup dengan hipavik.
42. Operator membersihkan vagina dengan deepers dan memastikan cervix terbuka serta
memberikan obat gastrol (sup) untuk membantu menghentikan perdarahan.
43. Operasi selesai, rapikan pasien.
44. Perawat instrumen menginventaris alat-alat dan bahan habis pakai pada depo farmasi,
kemudian mencuci dan menata kembali alat-alat pada intrumen set (yang akan
disterilkan), serta merapikan kembali ruangan.
TEKNIK INSTRUMENTASI
SALPINGO-OOPHORECTOMY VRIES COUPE (SOVC)
*Dx : Cystoma Ovarii (D)*

A. DEFINISI
Salpingo-Oophorectomy (SO) adalah pengangkatan tuba falopii dan ovarium pada salah satu
sisi (kanan atau kiri saja) yang disebabkan adanya kista ovarium, kanker, atau untuk mencegah
berkembangnya ca-ovarium atau ca-mamae. Apabila pengangkatan tuba falopii dan ovarium
pada kedua sisi (kanan dan kiri) maka disebut Bilateral Salpingo-Oophorectomy (BSO).
Sedangkan Vries Cope (VC) adalah Vries coupe atau potong beku adalah salah satu
pemeriksaan patologi anatomi pada kanker. Pemeriksaan ini dilakukan selama operasi. Tumor
atau kanker dibedah dan langsung diperiksakan saat operasi dan hasilnya langsung diperoleh saat
itu juga. Hasil yang diperoleh menentukan jenis tindakan operasi apa yang akan dikerjakan.
Melalui metode ini, penderita cukup sekali saja dioperasinya, dimana pada saat dibius, hasil
pengangkatan benjolan sudah dapat dipastikan jinak atau ganasnya oleh patolog (Sidohutomo,
2008).

B. PERSIAPAN ALAT
1. ALAT ON STERIL
 Meja operasi
 Lampu operasi
 Mesin coutter
 Mesin suction
 Tempat sampah
 Lampu foto radiologi, dll.

2. ALAT STERIL
a. Di Meja Instrumen
 Duk besar : 3 buah
 Duk panjang : 4 buah
 Duk kecil : 6 buah
 Gown steril : 6 buah
 Handuk steril : 6 buah
 Sarung meja mayo : 1 buah
 Perlak steril : 2 buah
 Tempat jarum dan benang sisa : 1 buah
 Instrumen set (yang tidak di meja mayo) : 1 set
 Baskom besar / bengkok : 1 / 1 buah
 Cucing / kom : 1 / 1 buah
 Selang suction + selang cautter : 1 / 1 buah

b. Di Meja Mayo
 Handle mess no. 4 : 1 buah
 Gunting metzenbaum : 1 buah
 Gunting jaringan kasar : 1 buah
 Pinset anatomis / cirurgis : 2 / 2 buah
 Disinfeksi klem : 1 buah
 Duk klem : 5 buah
 Klem pean bengkok kecil : 2 buah
 Klem pean bengkok tanggung : 4 buah
 Klem pean bengkok besar : 6 buah
 Klem kokher tanggung : 4 buah
 Needle holder : 2 buah
 Gunting lurus (gunting benang) : 1 buah
 Klem pean panjang (manis) : 1 buah
 Ring klem : 3 buah
 Haag besar : 1 buah
 Haag berdaun dalam : 1 buah
 Peritoneum klem : 4 buah
 Troikat : 1 buah
 Canule suction : 1 buah
 Jarum round sedang / cutting : 3 / 1 buah
3. BAHAN HABIS PAKAI
 Handscone no 6½ / 7 : 3 / 1 buah
 Paragon mess no. 22 : 1 buah
 NS 0,9% : 500 cc
 Povidon iodine 10% : 100 cc
 Cut gut plain no 1 : 1 buah
 Vicryl no 1 : 1 buah
 Monosyn no 3-0 : 1 buah
 Deepers : 5 buah
 Kassa kecil : 3 bendel
 Big kass : 2 helai
 Supratule : 1 buah
 Hipavik 15 x 20 cm : 1 buah
 U-pad on / steril : 1 / 1 buah

C. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Setelah pasien ditidurkan terlentang (supinasi) dan mendapat epidural anestesi, perawat
instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian membantu operator
dan asisten mengenakan handuk steril + gown + handscone steril sesuai ukuran.
2. Perawat sirkuler melakukan antisepsis pada lapang operasi dengan povidone iodine,
kemudian dikeringkan dengan duk kecil steril.
3. Perawat instrumen memberikan disinfeksi klem + povidone iodine + deepers dalam
bengkok dan cucing kepada asisten untuk dilakukan disinfeksi pada lapang operasi.
4. Pasang u-pad steril diatas paha dan genetalia pasien, kemudian melakukan draping pada
area non steril dengan 2 duk besar (atas+bawah) + 2 duk panjang (kanan+kiri) + 1 duk
kecil (di tengah). Fiksasi duk menggunakan duk klem 4 buah.
5. Pasang kabel cautter+selang suction, ikat dengan kassa dan fiksasi pada draping dengan
duk klem (1 buah).
6. Berikan kassa basah 1 buah + kassa kering 1 buah untuk membersihkan bekas povidon
iodin.
7. Berikan pinset cirurgis 1 buah pada operator untuk menandai area insisi
8. Berikan handvat mess no 22 untuk menginsisi kulit pada operator, dan berikan kassa
kering dan klem mosquito 1 buah pada asisten untuk rawat perdarahan.
9. Operator menginsisi kulit s/d fat dengan handvat mess no 22, rawat perdarahan
10. Berikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi
11. Berikan gunting Metzenbaum dan 1 pinset cicurgis pada operator untuk memotong fasia
12. Berikan kokher 2 buah pada operator untuk menjepit fasia di bagian proximal dan distal.
13. Berikan pada operator gunting metzenbaum 1 buah dan pinset anatomis 2 buah untuk
menggunting musculus dan peritonium, berikan haag dalam untuk melebarkan lapang
operasi.
14. Berikan spuit 50 cc kosong, lalu aspirasi cairan peritonium + 50 cc
15. Operator mengidentifikasi kista, berikan haag besar untuk lebih memperluas lapang
operasi
16. Didapatkan :
a. Kista ovarium (d) ø + 30 cm, padat, tidak didapatkan perlekatan
b. Kista ovarium (s) ø + 4 cm, berisi cairan berwarna coklat
Operator memutuskan untuk melakukan so (d) + kistectomy (s)
17. Kista dikeluarkan dari dalam abdomen, berikan big kass 1 buah untuk menghentikan
perdarahan dan melindungi usus
18. Berikan kokher 4 buah untuk menjepit ujung kista + gunting metzenbaum untuk
memotong kista
19. Berikan needle holder + benang vicryl no 1 pada operator untuk menjahit jaringan yang
ditinggal, rawat perdarahan dengan coutter
20. Berikan kista pada perawat sirkuler untuk dilakukan vries coupe.
21. Selama menunggu hasil vries coupe, cek perdarahan intra abdomen dengan memberikan
klem pean panjang manis kepada operator dan klem mosquito + kassa kering kepada
asisten, lakukan rawat perdarahan.
22. berikan pada operator 4 klem peritonium untuk memfiksasi peritonium agar mudah
dijahit.
23. Siapkan NS 0,9% 500 cc hangat untuk mencuci rongga abdomen, berikan steel deepers
(kassa kering bersih, dilipat dan dijepit dengan ring klem) secukupnya.
24. Operator membersihkan rongga abdomen + suction cairan yang ada dalam rongga sampai
bersih
25. Berikan needle holder+ benang cutgut plain no 1 dengan jarum round besar untuk
menjahit peritonium
26. Berikan kokher 2 buah pada operator untuk menjepit fasia di bagian proximal dan distal
27. Berikan needle holder + benang safil no 1 + pincet cirurgis untuk menjahit fasia
28. Berikan needle holder+ benang cutgut plain no 2-0 dengan jarum cutting untuk menjahit
fat
29. Berikan needle holder + benang monosyn no 3-0 + pincet cirurgis + gunting jaringan +
kassa kering untuk menjahit kulit
30. Setelah luka tertutup, bersihkan luka dengan kassa basah+NS, lalu keringkan dengan
kassa kering, beri supratule sesuai panjang luka, dan tutup dengan hipavik.
31. Operasi selesai, rapikan pasien.
32. Perawat instrumen menginventaris alat-alat dan bahan habis pakai pada depo farmasi,
kemudian mencuci dan menata kembali alat-alat pada intrumen set (yang akan
disterilkan), serta merapikan kembali ruangan
TUBEKTOMY (MOW)

A. Definisi
MOW yaitu suatu tindakan operasi pemotongan aluran tuba untuk menghambat fertilitas
pada wanita

B. Persiapan Alat On Steril


 Meja operasi
 Meja mayo/instrumen
 Meja linen
 Lampu operasi
 Tempat sampah medis
 Tempat waskom
 Gunting + hypafix + plester
 Perlak + duk panjang meja operasi
 Savlon 4
 Tempat PA jaringan

C. Persiapan Alat Steril


1. Meja mayo
 Hanvad mess no. 3 1
 Gunting kasar (mayo) 1
 Pinset anatomis panjang 2
 Pinset chirurgis 2
 Desinfeksi klem 1
 Duk klem 5
 Klem mosquito 2
 Klem pean bengkok besar 1
 Klem khocker lurus 4
 Nald foeder 2
 Gunting lurus (benang) 1
 Ring klem 1
 Langenbeek 2
 Klem bebcock 1
 Chucing/kom berisi savlon 4 1
 Bengkok 1
 Jarum (round + cutting sedang) 1/1

2. Meja linen
 Duk besar 3
 Duk sedang 4
 Duk kecil 6
 Sarung meja mayo 1
 Perlak steril 2
 Schort steril 3
 Handuk steril 3
 Kom berisi NS 1

D. Bahan Habis Pakai


 Paragon mess no. 15
 Cut gut plain no. 1
 Sarung tangan 6½ (2), 7 (1)
 NS 0,9 %
 Sufratule
 Hypafix
 Savlon 4
 Kasa (kasa besar bertali 1, kasa kecil 10 (1 bendel), deppers 5)

E. Teknik Intrumentasi
1. Setelah px dibius o/ tim anastesi kemudian atur posisi px pada posisi supine
2. Cuci daerah yang akan dilakukan operasi dengan betadine cuci tangan dan keringkan
dengan duk steril
3. Perawat instrumen melakukan cuci tangan bedah, mengeringkan dengan handuk steril,
memakai schort dan handscoon steril
4. Perawat instrumen memakaikan schort dan handscoon steril pada operator dan asisten
setelah operator dan asisten melakukan cuci tangan bedah dan mengeringkannya dengan
handuk steril
5. Berikan desinfeksi klem, chucing berisi savlon 4 dan deppers pada asisten untuk
desinfeksi daerah operasi
6. Lakukan drapping dengan cara duk besar diletakkan di daerah atas dan bawah, duk
sedang di daerah kiri dan kanan, kemudian fiksasi dengan duk klem pada tepi-tepinya
7. Berikan kasa kering pada operator untuk mengeringkan daerah operasi dari savlon 4, lalu
dekatkan alat-alat instrumen
8. Berikan pinset chirurgis pada operator untuk marker area operasi
9. Berikan mess dan pinset anatomis pada operator dan berikan mosquito dan kasa pada
asisten untuk merawat perdarahan. Insisi dilakukan 1 cm dibawah umbilicus sepanjang ±
5 cm
10. Insisi dilakukan sampai tampak fascia, lalu berikan langenbeek u/ memperluas lapang
pandang. Berikan 2 klem khocker u/ menjepit fascia
11. Berikan gunting kasar u/ membuka fascia dan dilebarkan sampai tampak peritoneum.
Berikan gunting kasar s/d rongga abdomen terbuka
12. Berikan kasa besar (bertali) basah pada opeator u/ melindungi ileum
13. Operator mengeksplorasi abdomen u/ mencari fundus uteri, asisten diberikan langenbeek
u/ memperluas lapang pandang
14. Tampak tuba fallopi, operator diberi 2 pinset anatomis panjang
15. Setelah tuba ditemukan, kemudian berikan klem bebcock u/ menarik tuba dan di klem
pean u/ menjepit bagian bawah tuba
16. Setelah itu dijahit dengan plain no. 1 jarum round (pilih daerah yang avaskuler),
kemudian tuba dipotong dengan gunting kasar. Bebcock dan pean dilepas, periksa dan
rawat bila ada perdarahan
17. Tahap 14-16 diulangi untuk mencari tuba pada sisi sebaliknya
18. Sebelum luka operasi ditutup hitung dan periksa kelengkapan alat dan kasa
19. Jahit area operasi lapis demi lapis dengan plain no. 1
 Pada lapisan peritoneum + fascia dijahit dengan plain no. 1 jarum round
 Pada lapisan lemak dijahit dengan plain no. 1 jarum cutting
 Pada lapisn kulit dijahit bila perlu saja
20. Setelah proses penjahitan selesai, berikan kasa basah dan kering u/ membersihkan
sisa/bekas darah pada daerah operasi dan sekitarnya
21. Tutup luka operasi dengan sufratule + kasa + hypafix
22. Operasi selesai, alat-alat dibersihkan dan inventarisasi
TEHNIK INSTRUMENTASI
ORTHOPEDI

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010

PLATING SCREW
Dx : Fr. Humerus 1/3 tengah (D)

A. DEFINISI
adalah prosedur penyatuan fraktur tulang dengan cara mereposisi fraktur, kemudian
memasang screw dan plate sesuai dengan kondisi tulang dan fraktur.

B. PERSIAPAN ALAT
1. ALAT ON STERIL
 Meja operasi
 Lampu operasi
 Mesin coutter, mesin suction
 Tempat sampah
 Lampu foto radiologi, dll.

2. ALAT STERIL
1. Di Meja Mayo
 Handle mess no 3 / no 4 : 1/1
 Gunting jaringan/gunting Metzenbaum : 1/1
 Pinset anatomis/cirurgis : 2/2
 Disinfeksi klem :2
 Duk klem :5
 Mosquito klem :2
 Klem pean panjang (manis) :1
 Kokher besar :1
 Needle holder / gunting lurus : 2/1
 Verbuger / spreader : 2/1
 Knabel tang / bone holder atau bone tang : 1/2
 Respatorium / elevator : 1/1
 Scapelaple (kerok) / hofman (kobra) : 1/2
 Langenbeck / haag tajam : 2/2
2. Meja extra
 Kotak implant (berisi plate+screw) : secukupnya
 Kepala bor / mata bor no 3,2 mm : 1/1
 Unyil (Chuck Key) / sleave : 1/1
 Penduga (deep gauge) / tapper / screw driver : 1/1/1
 Bor listik :1

3. Meja Linen + Instrumen Ortho I


 Duk besar :3
 Duk panjang :4
 Duk kecil :6
 Baju (gown steril) :6
 Handuk steril :6
 Sarung meja mayo :1
 Baskom besar/bengkok : 2/2
 Set ortho I :1

4. Meja Extra Pemasangan Implant


 Set ortho II : 1 set

5. Troley Waskom
 Baskom besar / bengkok : 2/2
 Cucing / kom kecil : 1/2
 Selang suction / kabel coutter : 1/1

3. BAHAN HABIS PAKAI


 Handscone steril : sesuai kebutuhan
 Mess no 22 / no. 10 / perban steril : 1/1/1
 NS 0,9% / alkohol 70% / povidon iodine 10% : 500 cc/100 cc/50 cc
 Urobag / cateter no 16 / spuit 10 cc : 1/1/2
 Jelly / spongastan / supratule / hipavik 15x20cm : secukupnya/1/1/1
 U pad on / steril / deepers : 1/1/5
 Kassa / tensocrap 10 cm / softband 10 cm : 5/1/1
 Tvio no 1 / premilen no 3-0 : 1/1
 Redon drain no 12 / mersilk no 2-0 : 1/1

B. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Setelah pasien mendapat general anastesi dan diposiskan supinasi, perawat instrumen
melakukan surgical scrub, gowning, dan gloving, kemudian membantu operator dan
asisten mengenakan handuk, gown, handscone steril.
2. Perawat sirkuler melakukan disinfeksi pada lapang operasi (humerus (D)) dari lengan
atas, ketiak, sampai tangan dan jarinya. Kemudian keringkan dengan duk kecil steril.
3. Berikan disinfeksi klem, deepers dan povidon iodine kepada operator dan asisten
untuk melakukan antisepsis pada lap operasi dan dibersihkan dengan alkohol.
4. Pasang upad steril + duk kecil dibawah lengan dan lakukan drapping:
 Membungkus tangan dan jari dengan duk kecil dan membalutnya dengan
perban steril.
 Menutup daerah badan dan ketiak dengan duk steril, fiksasi dengan duk steril.
 Menutup bagian kepada dan badan dengan duk besar dan badan-kaku dengan
duk besar kemudian memfiksasinya dengan duk klem.
5. Pasang kabel couter dan selang suction, ikat dengan kassa dan fiksasi dengan duk
klem, dekatkan meja mayo dan meja instrumen.
6. Berikan Mess I no 22 dan pinset cire (1) kepada operator dan mosquito klem dan
kassa kering pada asisten, operator melakukan insisi dari kulit.
7. Berikan Mess II no 10 dan pinset cire (1) kepada operator untuk menginsisi fat-fasia.
8. Berikan langenbeck untuk memperluas lap operasi dan beri gunting metzenbaum
untuk membuka fasia-muskulus hingga tampak tulang.
9. Jika operator kesulitan dengan menggunakan gunting metzenbaum dapat digantikan
dengan memberi Mess II dan rawat perdarahan dengan couter dan suction.
10. Beri respat (1) kepada operator untuk membersihkan tulang dari muskulus.
11. Beri Hofman (2) pasang di kanan dan kiri tulang fraktur untuk tulang.
12. Berikan bone tang (1) untuk mengangkat tulang, kemudian asisten memfiksasi di
bagian distal tulang, dekat fragmen fraktur
13. berikan respat (1) pada operator untuk membersihkan tulang yang fraktur , asisten
meninggikan bagian tulang yang proximal dengan hofman dan operator
membersihkan dengan respat.
14. Berikan bone tang (1) untuk mengangkat tulang, kemudian asisten memfiksasi di
bagian proximal tulang, dekat fragmen fraktur
15. Berikan knable tang (1) pada operator untuk mengambil kallus.
16. Berikan scapelaple (1) pada operator untuk menghaluskan ujung tulang dan semprot
dengan spuit 50 cc yang telah diisi NS 0,9% lalu suction.
17. Berikan 2 bone tang, satukan kedua fragmen tulang dengan mengangkat bone tang.
18. Berikan plate kepada operator sesuai dengan kebutuhan
19. Beri verbuger (1) kepada operator untuk memfiksasi tulang dengan plate.
20. Beri sleave dan bor kepada operator, kemudian operator melubangi tulang sesuai
dengan hole yang ada di plate menggunakan bor, semprot dengan spuit 10 cc berisi
NS 0,9% (dilakukan saat mengebor), suction cairan yang ada.
21. Beri penduga/pengukur untuk mengetahui anjang screw.
22. Beri tapper untuk membuat alur screw pada tulang.
23. Beri screw sesuai permintaan operator disertai screw driver kepada operator
24. Ulangi no 22-24 sesuai kebutuhan.
25. Setelah itu selesai cuci dengan NS 0,9%, berikan steel deepers dan suction cairan.
26. berikan redon drain no 12, perawat instrumen memvakumkan botol redon dan
selangnya.
27. Beri needle holder dan benang mersilk no 2-0 kepada operator untuk memfiksasi
drain.
28. Beri benang T-Vio no 1 dan needle holder untuk menjahit musculus fat.
29. Beri benang premilen no 3-0 dan needle holder untuk menjahit kulit.
30. Bersihkan luka dengan kassa basah dan kering, tutup dengan supratule dan kassa
kering.
31. Balur dengan softban dan tensocrap no 10, operasi selesai, rapikan pasien.
32. Perawat instrumen menginventaris alat-alat dan bahan habis pakai di depo farmasi,
mencuci dan menyetting ulang alat dan rapikan ruangan.
SHAPP PLATE
*Dx : CF. Costae III-VI Posterior (S)*

B. DEFINISI
Pemasangan plate pada fraktur rostae yang bertujuan untuk menyatukan fraktur sehingga
penyembuhan tulang sesuai dengan garis fraktur atau bentuk asli tulang tersebut.

C. PERSIAPAN ALAT
1. ALAT ON STERIL
 Meja operasi
 Lampu operasi
 Mesin coutter, mesin suction
 Tempat sampah
 Lampu foto radiologi, dll.

2. ALAT STERIL
a. Meja Instrumen
 Duk besar :3
 Duk panjang :4
 Duk kecil :6
 Baju (gown steril) :6
 Handuk steril :6
 Sarung meja mayo/“tapal kuda” : 1/1
 Instrumen tambahan yang tidak dipakai : 1 set
 Baskom besar/bengkok : 1/1
 Cucing/kom kecil : 1/2
 Selang suction/cauter : 1/1
b. Meja Mayo
 Handle mess no 4 :1
 Gunting jaringan :1
 Gunting Metzenbaum :1
 Pinset anatomis/cirurgis panjang : 2/2
 Disinfeksi klem :1
 Duk klem :5
 Mosquito klem :2
 Pean panjang (manis) :2
 Kokher besar :2
 Needle holder :2
 Gunting benang :1
 Haag tajam :2
 Langenbeck :2
 Respatorium :1
 Elevator :2
 Clipper tang :2
 Scapula haag :1
 Jarum cutting :1

c. Bahan habis pakai


 Handscone steril : sesuai kebutuhan
 Mess no 22 :1
 NS 0,9% / spuit 10 cc : 500 cc / 2
 Urobag / cateter no 16 :1/1
 Plate no 18/14/16/20 : sesuai kebutuhan
 Kassa / big kass / deepers :3/1/6
 U pad on / steril :1/1
 Safil no 1 / side no 2 (fiksasi thorak drain) :2/1
 monosyn no 3-1 :1
 Mersilk 2-0 cutting (pengganti duk klem) :1
 Povidone iodine 10% : 100 cc
 Mercain (bupivacain) : 1 ampul
 Supratule / hipavik 35 x 15 cm :1/1
 Thorax drain no 32 : sesuai kebutuhan

D. Teknik Instrumentasi
1. Setelah pasien mendapat general anestesi dan diposisikan miring ke kanan, perawat
instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian membantu
operator dan asisten mengenakan handuk, gown dan handscone steril.
2. Perawat sirkulasi melakukan disinfeksi pada lapang operasi costae posterior (S)
kemudian dikeringkan dengan duk steril (kecil).
3. Perawat instrumen mempersiapkan ke dalam :
 Kom 1 : NS 500 cc
 Kom 2 : Povidone iodine 10% ±100 cc, ditambah deepers + 3 buah
4. Perawat instrumen memberikan disinfeksi klem dan kom ke 2 untuk melakukan
antisepsis.
5. Memasang duk steril dan lakukan drapping dengan duk besar (2) – atas bawah – , duk
panjang (2) – samping kanan kiri – lalu fiksasi dengan duk klem (4) atau operator
menjahit pada ujung draping dengan mersilk 2-0 cutting, kemudian pasang “tapal
kuda”.
6. Pasang cablel coutter dan selang suction, ikat dengan kassa lalu fiksasi dengan duk
klem (1) pada drapping, dekatkan meja mayo dan meja instrumen.
7. Berikan kassa basah+kering pada operator untuk membersihkan atau mengeringkan
area operasi.
8. Berikan pinset cirurgis dan hamvat mess no 22 pada operator untuk melakukan insisi.
Berikan kassa kering dan mosquito (1) pada asisten untuk merawat perdarahan.
9. Insisi dimulai secara horisontal ± 15 cm diatas costae III – VI dan rawat perdarahan,
insisi dari kulit menuju fat, rawat perdarahan dengan couter dan suction.
10. Berikan haag tajam (2) pada asisten untuk memperlebar lap operasi, asisten
menginsisi muscular-costae dengan coutter mode “cutting”, rawat perdarahan dengan
suction, berikan scapula haag (1) pada asisten.
11. Operator menentukan letak fraktur, dimulai dari costae III – VI.
12. Berikan respatorium untuk membersihkan tulang, plate (sesuai ukuran), kokher besar
(2) untuk menjepit plat, elevator (1) untuk meninggikan tulang agar mudah terfiksasi,
clipper tang untuk memfiksasi plate.
13. Ulangi proses nomor 12 untuk costae selanjutnya sampai semua costae yang fraktur
terpasang plate.
14. Berikan NS dalam kom 1 untuk membersihkan perdarahan dan suction.
15. Pastikan tidak ada kassa yang tertinggal, berikan needle holder dan safil no 1.
16. Jahit musculus sampai fat dengan safil no 1 oleh operator, berikan mosquito klem
pada asisten dan rawat perdarahan dengan suction dan kassa.
17. Berikan needle holder dan monosyn no 3-0 untuk menjahit kulit.
18. Bersihkan luka, tutup luka dengan supratule dan hipavik.
19. Operasi selesai, bersihkan pasien, inventaris alat dan bahan habis pakai (depo
farmasi), rapikan ruangan.
TEKNIK INSTRUMENTASI
BEDAH UROLOGY

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010
RADICAL ORCHIDECTOMY

A. Definisi
Radical Orchidectomy yaitu operasi pengangkatan 1/kedua testis pada manusia laki-laki

B. Persiapan Alat On Steril


 Meja operasi
 Meja mayo/instrumen
 Meja linen
 Lampu operasi
 Tempat sampah medis
 Tempat waskom
 Mesin couter + ground
 Gunting + hypafix + plester
 Perlak + duk panjang meja operasi
 Betadine
 Alkohol 70%
 Tempat PA jaringan
 Formalin cair

C. Persiapan Alat Steril


1. Meja mayo
 Hanvad mess no. 3 1
 Gunting kasar (mayo) 1
 Gunting halus (metzemboum) 1
 Pinset anatomis 2
 Pinset chirurgis 2
 Desinfeksi klem 1
 Duk klem 5
 Klem mosquito 1
 Klem pean bengkok 2
 Klem pean bengkok panjang 2
 Klem khocker lurus 3
 Klem khocker bengkok 2
 Klem cantik 1
 Nald foeder 2
 Gunting lurus (benang) 1
 Elise klem 2
 Langenbeek 2
 Statinski 2
 Chucing/kom berisi betadine 1
 Bengkok 1

2. Meja linen
 Duk besar 3
 Duk sedang 4
 Duk kecil 6
 Sarung meja mayo 1
 Perlak steril 2
 Schort steril 3
 Handuk steril 3
 Kom berisi NS 1
 Tegel nelaton kecil 1

3. Waskom
 Couter 1

D. Bahan Habis Pakai


 Paragon mess no. 15/10
 Cut gut plain no. 2-0
 Vichryl no. 2-0
 Ziede no. 0/1
 Sarung tangan 6½ (2), 7 (2)
 NS 0,9 %
 Sufratule
 Hypafix
 Isodine
 Kasa (kasa kecil 20 (2 bendel), deppers 5, deppers kecil 3 )

E. Teknik Intrumentasi
1. Setelah px dibius o/ tim anastesi kemudian atur posisi px pada posisi supine
2. Cuci daerah yang akan dilakukan operasi dengan betadine cuci tangan dan keringkan
dengan duk steril
3. Perawat instrumen melakukan cuci tangan bedah, mengeringkan dengan handuk steril,
memakai schort dan handscoon steril
4. Perawat instrumen memakaikan schort dan handscoon steril pada operator dan asisten
setelah operator dan asisten melakukan cuci tangan bedah dan mengeringkannya dengan
handuk steril
5. Berikan desinfeksi klem, chucing berisi betadine dan deppers pada asisten untuk
desinfeksi daerah operasi
6. Lakukan drapping dengan cara duk besar diletakkan di daerah atas dan bawah, duk
sedang di daerah kiri dan kanan, kemudian fiksasi dengan duk klem pada tepi-tepinya
7. Berikan kasa kering pada operator untuk mengeringkan daerah operasi dari betadine, lalu
pasang couter dan fiksasi dengan kasa dan duk klem, serta dekatkan alat-alat instrumen
8. Berikan pinset chirurgis pada operator untuk marker area operasi
9. Berikan mess dan pinset chirurgis pada operator dan berikan mosquito dan kasa pada
asisten untuk merawat perdarahan. Insisi dilakukan pada daerah inguinal ± 7 cm
10. Insisi dilakukan sampai daerah fascia, lalu berikan langenbeek u/ memperluas lapang
pandang. Berikan 2 klem khocker u/ menjepit fascia. Bila ada perdarahan hentikn dengan
couter/stil deppers
11. Kemudian dicari vunikulus, setelah ketemu ditegel dan diklem khocker serta di klem
dengan statinski/klem pean bengkok panjang u/ menandai dan membebaskan jaringan
12. Kemudian dorong testis (tumor) keluar daerah insisi dan setelah yakin tumor harus
diangkat klem vunikulus dengan pean bengkok panjang pada 2 sisinya
13. Berikan metzemboum pada operator u/ menggunting vunikulus yang terdapat tumor
14. Jika ada perdarahan hentikan dengan couter dan setelah perdarahan tidak ada saluran
vunikulus yang diklem dijahit dengan benang ziede no 0/1
15. Setelah itu lapisan/\kantung scrotum (tunika vaginalis) yang dibentuk dari peritoneum
dijahit dengan plain no 2-0
16. Daerah fascia sampai daerah fat dijahit dengan vichryl no 2-0, dilanjutkasn jahitan
subkutis simpul dalam
17. Setelah selesai luka insisi di klip sebanyak 7x dengan jarak teratur
18. Sebelum luka operasi ditutup hitung dan periksa kelengkapan alat dan kasa
19. Setelah proses penjahitan selesai, berikan kasa basah dan kering u/ membersihkan
sisa/bekas darah pada daerah operasi dan sekitarnya
20. Tutup luka operasi dengan sufratule + kasa + hypafix
21. Operasi selesai, alat-alat dibersihkan dan inventaris
TEKNIK INSTRUMENTASI
NEURO SURGERY

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010

CRANIOPLASTY

Definisi
Tindakan pemasangan plate dan screw pada Tulang Kranium / tengkorak beserta teknik
instrumentasinya.

Instrumen
- Meja Mayo
1. Duk Klem :5
2. Desinfeksi klem :2
3. Pinset Cirugis tanggung dan kecil :2/2
4. Pinset Anatomis tanggung :2
5. Gunting Metzenboum :1
6. Gunting Kasar :1
7. Hanvatmess no. 3 :2
8. Needle holder :2
9. Gunting Benang :1
10. Dendi klem :5
11. Mosquito klem bengkok :2
12. Spring hook :1
13. Koker bengkok tanggung :2
14. Hak gigi tajam :2
15. Langen beck :1
16. Desektor :1
17. Raspat :1
18. Kanul Suction :1
- Meja Instrumen
1. Duk Besar :2
2. Duk Sedang :4
3. Duk Kecil :6
4. Sarung Meja Mayo :1
5. Handuk :5
6. Schort :5
7. Bengkok :2
8. Kom :3
9. Coter + Kabelnya :1
10. Bipolar :1
11. Bor (mata bor + tangkai) : 1 set
12. Plate + screw + screw driver : 1 set

Bahan Habis Pakai


1. Handscoon 6,5 / 7,5 : 2/2
2. Kassa Kecil : 6 bendel
3. Deppers : 10 buah
4. Linder Ped on / steril : 1/1
5. Mess no. 10 dan 15 : 1/1
6. Cairan NS 0,9% : ± 1000 cc
7. SP 10 cc dan 3 cc : 2/1
8. Adrenalin : lamp oplos dengan NS 9 cc dalam Spuit 10 cc, kocok
ambil 3 cc masukkan dalam Spuit 3 cc sisakan 1 cc
dalam Spuit 10cc.
9. Lidocain HCL : 2 amp oplos dengan Spuit 10 cc dan sisa adrenalin
oplos dengan NS 20 cc, bagi 2 di Spuit 10 cc.
10. Metilen Blue : secukupnya
11. Opsite Besar : 2
12. Antibiotik : 2 vival
13. Betadine 10% : 100 %
14. Alkohol : 100 %
15. Redon drain : 1
16. Vicryl 2 – 0 : 1
17. Zeide 2 – 0 : 1
18. Prole 3 – 0 : 2
19. Tensokrep 10 cm : 1
20. Sufratule : 1
21. Hipafix : 15 x 60 cm

Teknik Instrumentasi
1. Membantu mengatur posisi pasien setelah dilakukan pembiusan
2. Mencuci daerah yang akan dilakukan operasi dengan savlon 4 kemudian dikeringkan.
3. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowing dan gloving.
4. Perawat instrumen memakaikan schort dan mendscone pada tim operasi.
5. Antisepsis area operasi, perawat instrumen memberikan desinfeksi klem, deppers dalam
kom berisi betadin 10% pada operator, kemudian berikan deppers alkohol dan desinfeksi
klem kemudian deppers kering.
6. Drapping area operasi, perawat instrumen memberikan underped steril. Duk kecil 5 buah,
duk sedang 2 buah, duk besar 2 buah, fiksasi dengan duk klem.
7. Pasang opsite pada daerah operasi, ambil duk kecil gulung dan gulungan itu gulung dengan
opsite.
8. Perawat instrumen mendekatkan meja maya dan instrumen ke dekat pasien
9. Perawat instrumen memasang selang suction, couter dan bipolar, fiksasi dengan duk klem.
10. Berikan spuit 10 cc yang berisi oplosan adrenalin pada operator lalu injeksikan pada daerah
operasi dan ditunggu ± 2 menit, asisten beri mosquito dan kassa kering untuk rawat
perdarahan.
11. Berikan mess 1 untuk insisi sampai fasia
12. Berikan Mess 2 untuk insisi fasia sampai tulang, rawat perdarahan dengan kassa dan suction
darah yang menggenang.
13. Berikan hak tajam pada asisten untuk melebarkan daerah operasi.
14. Insisi diperlebar dengan mess 2 dan rawat perdarahan dengan bipolar sambil semprot
dengan NS.
15. Berikan kassa basah pada operator untuk membungkus kulit kepala kemudian gantung
dengan spring took dan ujungnya di klem dengan duk klem.
16. Berikan raspat untuk memisahkan tulang yang akan diambil, kemudian desektor untuk
mengungkit tulang.
17. Rawat perdarahan dengan kassa, setelah tulang tersebut diambil dan masukkan dalam kom
isi NS.
18. Rawat perdarahan dengan couter /bipolar.
19. Gunting jaringan-jaringan yang tidak perlu dengan gunting kasar dan pinset cirugis.
20. Ambil tulang tersebut dan dicocokkan lagi kemudian marker dengan metilen blue pada
daerah yang akan dipasang plate.
21. Berikan screw dan plate pada operator serta screw driver dan mosquito.
22. Pasang plate dan screw pada tulang pada 4 bagian diluar
23. Pada bagian tengah bor di 2 tempat untuk gantung dura dengan vicryl 3 – 0.
25. Cuci dengan NS sampai bersih.
26. Pasang tedon drain, lubangi daerah yang akan dipasang drain dengan ujungnya yang
runcing, fiksasi dengan side 2 – 0.
27. Jahit lapis demi lapis dan lepaskan spring hook
Fascia : vicryl 2 – 0
Kulit : prolene 3 – 0
28. Bersihkan luka dengan kassa basah kemudian kassa kering.
29. Tutup suftatule + kassa + hipafix + tensokrep
30. Rapikan pasien, alat dihitung kelengkapannya.
KUMPULAN RESUME
TEKNIK INSTRUMENTASI

JURUSAN
KEPERAWATAN

Oleh :

ANDRIAN FEBIANTO
NIM. 0901400040
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIV MEDIKAL BEDAH
MALANG
2010

Anda mungkin juga menyukai