Anda di halaman 1dari 10

RESUME

INSTRUMENTASI TEKNIK
CHOLECYSTECTOMY + CHOLEDOCHOTOMY PADA Tn. “J’’
DENGAN CHOLELITIASIS
DI OK 14 (PAVILIUN)

Oleh:
MUHAMMAD ANDYCHA PERDANA PUTRA, Amd. Kep
(PELATIHAN INSTRUMENTATOR 2014)

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2014
RESUME
INSTRUMENTASI TEKNIK
CHOLECYSTECTOMY + CHOLEDOCHOTOMY PADA Tn. “J’’
DENGAN CHOLELITIASIS
DI OK 14 (PAVILIUN)

1. Pengertian
Cholelithiasis adalah penyakit batu di saluran empedu, dapat
ditemukan di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya
(Sjamsuhidajat, 2010).
Cholecystectomy adalah pengangkatan kantung empedu melalui
proses bedah (id.m.wikipedia.org/wiki/kolesistektomi).
Choledochotomy adalah insisi ke dalam duktus biliaris komunis
(Dorland, 1998).

2. Etiologi
Kolelitiasis merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu
seperti kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak
dan fosfolipid.
Terdapat juga beberapa factor yang menyebabkannya, yaitu : jenis
kelamin (wanita beresiko 3 kali dikarenakan hormon estrogen berpengaruh
terhadap ekskresi kolesterol), Umur, Berat badan (obesitas), factor genetik,
Aktifitas fisik yang kurang, infeksi oleh bakteri di saluran empedu.

3. Indikasi
 Indikasi kolesistektomi : kolelitiasis yang disertai keluhan /
simptomatik yaitu nteri hilang timbul di derah ulu hati/ kanan atas
perut.
 Indikasi koledokotomi : koledokolitiasis, kolangitis, eksplorasi saluran
empedu, sstriktur sfingter Oddi.
4. Persiapan
4.1 Persiapan pasien
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian
khusus masuk kamar operasi.
2. Persetujuan tindakan operasi dan kelengkapan identitas.
3. Pasien mampu diposisikan pada posisi supine di meja operasi yang
akan dilakukan tindakan pembiusan dengan General Anastesi.
4. Pastikan area operasi bersih.
5. Pasien menanggalkan semua perhiasan dan protesa yang digunakan
pasien (bila ada).
6. Puasa minimal 6 – 8 jam.
4.2 Persiapan lingkungan
1. Mengatur dan mengecek suhu ruangan, fungsi mesin suction,
mesin couter, lampu operasi, viewer, meja mayo, meja instrumen
dan troli waskom.
2. Menyiapkan tempat sampah, set waskom, set instrumen steril
(laparatomi) dan set linen umum.
3. Mengatur suhu ruangan 19-22°C.
4.3 Persiapan alat
4.3.1 Instrument operasi
a. Instrument Meja Mayo
 Desinfeksi klem : 1
 Towel klems (duk klem) : 5
 Surgical scissor curve (gunting kasar bengkok) : 1
 Metzenbaum scissor (gunting mebzemboum) : 1
 Tissue forceps (pinset cirurgis) : 2
 Dissecting forceps (pinset anatomis) : 2
 Pinset anatomis manis : 1
 Handle (handvat mess) no. 3 & 7 : 1/1
 Delicate hemostatic forcep (musquito klem) : 2
 Hemostatic forceps pean : 2
 Delicate hemostatic forcep Kocher (klem kokher) : 2
 Needle holder : 2
 Pean manis / nissen klem : 1
 Langen beck (retractor US army) : 2
 Ring klem : 2
 Peritoneum klem : 4
 Canul suction : 1
 Klem 90 ° : 1
b. Instrument penunjang
 Instrumen penunjang steril di meja instrumen
i. Bengkok : 1
ii. Cucing : 2
iii. Mangkok / kom : 1
iv. Handpiece couter : 1
v. CBD dilator : 1 set
vi. Timan (sedang-besar) : 3
vii. Stone tang : 3
 Instrumen penunjang on steril
i. Mesin couter : 1
ii. Mesin suction : 1
iii. Monitor : 1
iv. Lampu operasi : 1
v. Meja operasi : 1
vi. Meja instrumen : 1
vii. Meja mayo : 1
viii. Troli waskom : 1
ix. Viewer rontgen : 1
x. Tempat sampah : 1
4.3.2 Persiapan linen
 Duk besar : 6
 Duk kecil : 4
 Gaun operasi : 5
 Sarung meja mayo : 1
 Handuk : 6
4.3.3 Persiapan bahan habis pakai
 Handscoon 7/7,5 : 5
 Mess no. 10 & 11 : 1/1
 NS 1000 cc : 1
 Iodine povidone : 100 cc
 Spuit 10 cc / 3cc / 20 cc : 2/1/1
 Hypavix : secukupnya
 Kassa steril : 20 lembar
 Big gauze : 3 lembar
 Deppers : 3 buah
 Sufratul : 1
 DC no. 16 : 1
 Urobag : 1
 WFI 30 cc : 1
 Jelly : secukupnya
 Vicryl 3-0 : 1
 Vicryl 0 : 1
 Mersilk 2-0 ® / 3-0 ® : 1/1
 Premiline 3-0 : 1
 Rectal tube no. 28 : 1
 Under pad on & steril : 1/1
 Presept 2,5 % : 9 pcs
 Cidezime : 40 cc
 Hibiscrub : 60 cc
 Towel : 1
 EMP : 1
 NGT no. 8 : 1
5. Instrumentasi Tehnik
1) Pasien datang, cek kelengkapan data pasien.
2) Membantu memindahkan pasien ke meja operasi.

Sign in (konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area


operasi, kesiapan mesin anastesi dan pulse oksimetri)

3) Setelah tim anasthesi melakukan induksi (GA), pasien diposisikan


supine dengan mengangkat pada bagian prosesus xifoideus kemudian
pasang ground couter di kaki kanan pasien.
4) Kemudian perawat sirkuler memasang folley chateter no. 16 + urobag,
lalu mencuci daerah operasi dengan sabun desinfektan.
5) Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving
selanjutnya melakukan persiapan alat di meja instrumen dan meja
mayo.
6) Perawat instrument membantu gowning dan gloving pada operator
dan asisten.
7) Berikan desinfeksi klem dan 3 deppers dengan iodine povidone dalam
cucing ke operator untuk melakukan desinfeksi lapangan operasi.
8) Melakukan drapping :
a. Duk besar (1) untuk bagian bawah area operasi
b. Duk besar (1) untuk bagian atas area operasi.
c. Duk sedang (2) untuk kanan dan kiri, fiksasi dengan 4 duk klem.
d. Duk besar tipis (1) untuk melapisi bagian bawah.
9) Pasang kabel couter dan selang suction, fiksasi dengan towel klem,
lalu dekatkan meja mayo dan meja instrumen.
10) Berikan kasa kering pada operator untuk membersihkan lapangan
operasi dari larutan desinfektan.
Time out (konfirmasi nama tim operasi, pemberian antibiotik profilaksis,
tindakan darurat di luar standart operasi, estimasi lama operasi, antisipasi
kehilangan darah, perhatian khusus selama pembiusan, sterilitas alat
instrumen bedah)
11) Berikan pincet cirurgis dan betadine ke operator untuk marking area
insisi.
12) Berikan mess no. 10 melalui bengkok ke operator untuk melakukan
insisi dan juga berikan mosquito, kasa dan pincet cirurgis ke asisten.
Rawat perdarahan dengan couter.
13) Berikan couter & pincet cirurgis ke operator untuk memperdalam
insisi pada fat sampai tampak fasia, lalu berikan mosquito & pincet
cirurgis ke asisten.
14) Berikan langen beck (2) untuk melebarkan lapang operasi, lalu
berikan mess no. 10 dan kokher (2) untuk menjepit fasia yang terbuka,
kemudian berikan gunting mayo untuk melebarkan insisi fasia dan
langen beck untuk melebarkan lapang operasi.
15) Setelah ditemukan muskulus, berikan pean manis untuk split otot dan
ditarik dengan langenbeek, hingga sampai maksimal lalu berikan
couter untuk memotong otot yang masih menghalangi lapang operasi.
16) Setelah otot terbuka, berikan pinset anatomis (2) dan gunting
metzembaum untuk membuka peritoneum, lalu berikan mikulic untuk
menjepitnya.
17) Berikan big kass yang dibasahi dengan NS untuk melindungi organ
dalam peritoneum (usus, omentum, gaster), lalu berikan timan sedang
& besar untuk memperlebar pandangan ke kantong empedu.
18) Berikan ring klem ke operator untuk memegang kantong empedu, dan
didapatkan perlengketan di daerah sekitarnya lalu operator meminta
spuit 5 cc untuk dekompresi kantong.
19) Operator memutuskan untuk membuka kantong, berikan mess no. 10
untuk insisi kantong, (tampak batu) berikan stone tang untuk
mengambil batu, terima batu dengan bengkok yang isi NS.
20) Berikan nissen klem, pincet manis dan couter untuk memisahkan
kantong empedu dari hepar dan perlengketan dari organ lain.
21) Setelah kantong empedu terpisah, berikan klem 90° untuk menjepit
duktus sistikus beserta arterinya.
22) Berikan jahitan mersilk 2-0 ® untuk ligasi pangkal duktus &
empedunya, lalu berikan gunting metzembaum untuk memotongnya,
lalu couter untuk membakar ujung dari potongan kantong tersebut.
23) Berikan spuit 3cc untuk memastikan posisi CBD, lalu berikan mersilk
3-0 untuk tegel CBD agar CBD sedikit terangkat dan terpisah dari
jaringan lain.
24) Berikan mess 11 untuk membuka CBD lalu gunting metzembaum
untuk memperlebar incise, jika ada batu berikan stone tang untuk
mengambilnya.
25) Setelah dipastikan bersih dari batu, berikan CBD dilator untuk dilatasi
CBD. Mulai ukuran 5-12, kemudian dispooling menggunakan NGT
no. 8 dengan cairan NS dalam spuit 20 cc sampai CBD lancer dan sisa
batu telah keluar.
26) Berikan jahitan vicryl 3-0 + pincet anatomis untuk menjahit CBD.
27) Operator mengeluarkan big kass (3), Berikan deppers dengan ring
klem ke operator untuk mengecek perdarahan dan kebocoran CBD.
28) Berikan cairan NS untuk mencuci area operasi, suction ke asisten.
29) Operator memutuskan untuk pasang drain, berikan rectal tube no. 28,
lalu berikan jahitan fiksasi drain dengan mersilk 2-0.
30) Setelah dipastikan tidak ada perdarahan, berikan peritoneum klem (4)
untuk menjepit peritoneum. Lalu posisi meja operasi dikembalikan
supine datar.

Sign Out (hitung jumlah kasa, dan jumlah alat, kesesuaian jenis tindakan)

31) Luka operasi ditutup lapis demi lapis, berikan needle holder + vicryl 0
+ pincet anatomis untuk peritoneum, langenbeek + klem + gunting
mayo ke asisten.
32) Jahitan vicyl 0 + needle holder + pincet cirurgis dilanjutkan sampai
lapisan otot juga fasia.
33) Untuk fat dan subkutis, berikan vicryl 3-0.
34) Berikan needle holder + premiline 3-0 + pincet cirurgis untuk jahit
kulit.
35) Setelah area operasi selesai dijahit, berikan kasa basah dan kering
untuk membersihkan area operasi. Lalu pasang sambungan drain.
36) Tutup luka dengan sufratul, lalu kasa dan hypavix sesuai ukuran.
37) Operasi selesai, ambil kabel couter dan slang suction dengan melepas
doek klem lalu bersihkan pasien.
38) Bereskan semua instrument lalu didekontaminasi (rendam pricept
2,5% selama 10 menit, bersihkan dengan zidecime dan bilas dengan
air mengalir), diinventaris, bungkus / packing dan siap disteril.
39) Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan
ruang operasi.

Pembimbing OK 14
(PAVILIUN)

(Roddy W.K, A.Md. Kep.)


DAFTAR PUSTAKA

Dorland (1998), Kamus Saku Kedokteran, EGC, Jakarta.


Sjamsuhidajat, R (2010), Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.
(id.m.wikipedia.org/wiki/kolesistektomi).

Anda mungkin juga menyukai