Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK INSTRUMENTASI

ISHTMOLOBECTOMY DEKSTRA
PADAPASIENSUNNT (STRUMA UNINODUSA NON TOKSIK)
DI OK 04

OLEH:
ERLISTYA LUTFI UNTARI

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAIFUL ANWAR MALANG
2015
TEKNIK INSTRUMENTASI
ISHTMOLOBECTOMY DEKSTRA
PADA PASIENSUNNT (STRUMA UNI NODUSA NON TOKSIK)
DI OK 04

1. Pengertian

Struma Uni nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara
klinik teraba nodul satu tanpa disertai tanda hypertiroidisme (Sri Hartini, Ilmu
Penyakit Dalam, jilid I, hal. 461, FKUI, 1987).
Isthmolobectomy adalahpengangkatan satu lobus tiroid yang mengandung
jaringan patologis (total lobektomi), atau sebagian besar lobus tiroid yang
mengandung jaringan patologis ( subtotal lobektomi) (nswahyunc.blogspot.com)

Tiroid berarti organ berbentuk perisai segiempat. Kelenjar tiroid merupakan


organ yang bentuknya seperti kupu- kupu dan terletak pada leher bagian bawah di
sebelah anterior trakhea. Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang paling
banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari lamina pethracheal
fascia profunda.
Kelenjar tyroid terdiri dari dua lobus yang berkapsul, yang terletak di sebelah
kanan dan kiri trakea. Kedua lobus dihubungkan oleh isthmus yang menyilang trakea
sedikit di bawah kartilago krikoid. Berat kelenjar tyroid normal pada orang dewasa
adalah sekitar 15 – 20 gram. Setiap lobus mempunyai diameter vertikal 2 – 3 cm dan
tebal 1 cm. Volume kelenjar tyroid dapat diperkirakan antara 10 – 30 cm pada orang
normal.
Kelenjar tyroid menghasilkan hormon tyroid utama yaitu tiroksin (T4). Bentuk
aktifnya adalah hormon T4. Bentuk aktif ini adalah trydotironin (T3), yang sebagian
besar berasal dari konversi hormon T4, di perifer dan sebagian kecil langsung
dibentuk oleh kelenjar tyroid. Kelenjar tyroid terdiri dari folikel- fiolikel yang berisi
larutan koloid. Hormon ini merangsang penggunaan O2 pada kebanyakan sel tubuh,
mengatur metabolisme lemak, hidrat arang dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan.
Fungsi kelenjar tyroid dipengaruhi oleh TSH (Tyroid Stimulating Hormon)
dari hipofisis anterior. Apabila TSH menurun dapat terjadi atropi tyroid dan apabila
TSH meningkat, hormon tyroid juga meningkat yang kemudian melalui mekanisme
feed back akan menekan fungsi hypofisis. Sebaliknya apabila hormon tyroid
berkurang akan merangsang hypofisis untuk mengeluarkan TSH lebih banyak. Oleh
karena itu apabila hormon tyroid berkurang akan mengakibatkan hyperplasia dan
pembesaran kelenjar tyroid. Proses hyperplasia cenderung lokal dan tersebar, sehingga
menimbulkan benjolan- benjolan (noduli). (Moelianto Djoko R., Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I, Edisi Ketiga, FKUI, 1996).

2. Indikasi
Dilakukan pada pasien dengan kasus pembengkakan/ benjolan pada struma:
3. Kontra Indikasi
Tidak boleh dilakukan pada:
1) Pasien dengan masalah/ gangguan pada faktor pembekuan darah.
2) Pasien dengan dengan jantung dan pembuluh darah.
4. Persiapan
4.1 Persiapan Pasien
1) Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus
masuk kamar operasi.
2) Pasien harus puasa.
3) Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran.
4) Site marking
5) Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada.
6) Vital sign dalam batas normal.

7) Surat Persetujuan Operasi dari dokter bedah dan anastesi

4.2 Persiapan Lingkungan


1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin couter, lampu
operasi, meja mayo dan meja instrument.
2) Memasang U- Pad on steril dan doek/ alas pada meja operasi.
3) Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan dipergunakan.
4) Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis dan non medis.
5) Mengatur suhu ruangan.
4.3 Persiapan Alat
4.3.1 Instrument Operasi
a. Instrument di meja mayo
1 Doekklem 5
2 Desinfeksi klem 1
3 Pincet anatomis sedang + kecil 2 /1
4 Pincet chirurgis kecil (bebek) 2
5 Gunting jaringan kasar 1
6 Gunting metzenboum 1
7 Hanvad mess no 3 1
8 Mosquito klem bengkok 3
9 Klem pean bengkok 6
10 Klem pean bengkok panjang (manis) 1
11 Langen back 2
12 Allis klem 2
13 Kokher bengkok 4
14 Naldvoeder 2
15 Gunting lurus 1

b. Instrument Penunjang
1) Instrument Penunjang Steril
1 Handpiece Couter dan kabel 1 set
(monopolar)
2 Bengkok besar/ kecil 2/1
3 Kom besar 1
4 Cucingkecil 1
5 Slang suction 1

2) Instrumen Penunjang On Steril


1 Mesin Couter 1
2 Mesin Suction 1
3 Lampu Operasi 2
4 Meja Operasi 1
5 Meja Instrument 1
6 Meja Mayo 1
7 Standar Infus 1
8 Troli Waskom /viewer 2/1
9 Tempat Sampah 2
10 Gunting verban 1

4.3.2 Set Linen


1 Duk Besar 4
2 Duk Sedang 4
3 Duk Kecil 4
4 Sarung Meja Mayo 1
5 Handuk Tangan 5
6 Scort/ Gaun Operasi 6
4.3.3 Bahan Habis Pakai
1 Handscoon 6.5/ 7/ 7.5 sesuai
kebutuhan
2 Underpad steril/ on steril 2/ 1
3 Mess no. 15 1
4 Saflon 4 100cc
5 Folley catheter no 16/ urobag 1/ 1
6 Deppers 10
7 Kasa 30
8 Aqua water steril 1
9 Sofratule 1
10 Zeide 3-0 2
11 Mersilk 2-0 cutting/round ½
12 Vycril 4-0 (dlmpaketstruma) 1
14 Redon drain no 12 1
15 Hepavix Secukupnya
16 spidol marker 1
17 Advantime / Monosyn 4.0 1

5. Teknik Instrumentasi
Sign in
1) Pasien datang, cek kelengkapan data pasien, surat persetujuan , riwayat alergi,
site marking kemudian pasien pindahkan dalam ruang operasi.
2) Bantu memindahkan pasien ke meja operasi.
3) Menulis identitas pasien di buku register dan buku kegiatan.
4) Tim anesthesi melakukan induksi dengan general anesthesi.
5) Megatur posisi pasien kepala hiper ekstensi dengan mengganjal bahu memakai
bantal. Memberi bantal donat dan underpad on steril di bawah kepala dan
pasang sabuk pengaman.
6) Pasang folley catheter no 16 dan mencuci area operasi dengan betadin cair atau
handsrub keringkan dengan kassa steril.
7) Memasang arde pada tungkai kaki kanan
8) Perawat instrument melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi, dan
memakai sarung tangan steril.
9) Perawat instrument memakaikan gaun operasi dan sarung tangan steril kepada
tim operasi ( operator dan asisten ).
10) desinfeksi area operasi dengan saflon 4 cucing yang berisi deppers dengan
menggunakan desinfeksi klem.
11) Melakukan drapping:
a) Pasang duk besar di bawah , menutupi dada sampai kaki
b) Pasang duk besar di atas menutupi wajah
c) Pasang duk kecil di samping kiri dan kanan, fiksasi dengan duk klem.
d) Pasang duk sedang lagi (1) di bawah menutupi dada sampai kaki.
12) Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat area operasi, pasang kabel
couter, slang suction, ikat dengan kasa lalu fiksasi dengan towel klem. Pasang
canule suction, cek fungsi kelayakan couter dan suction.

Time Out
13) Time out dipimpin oleh perawat sirkuler dilanjutkan berdoa yang dipimpin
oleh dokter operator.
14) Berikan 2 kassa steril pada asisten untuk diletakkan pada pinggir duk kiri dan
kanan kemudian fiksasi dengan mersilk 2-0 cutting dari doek dan kulit.
15) Berikan spidol marker kepada operator untuk marker pada daerah yang akan
dilakukan insisi.
16) Berikan handvat mess no.3 dan Messno 15 untuk insisi dengan arah
horisontal sampai tampak lapisan lemak.
17) Berikan double pincet chirugis bebek kepada operator dan asisten berkan
mosquito serta couter untuk merawat perdarahan.
18) Kemudian operator membuat flap atas dan bawah dengan coagulasi / couter
sebelumnya subcutis dijepit dengan klem kocher, asisten membantu
mengangkat dengan posisi 90 derajattegaklurus sambil merawat perdarahan.
19) Setelah flap terbuka berikan kassa basah steril yang digulung untuk memberi
bantalan pada flap atas, fiksasi pada duk bagian atas dengan mersilk 2-0
cutting.
20) Lanjutkan dengan fiksasi flap bawah pada duk bagian bawah dengan mersilk
2-0 cutting.
21) Operator membebaskan strep muscle dengan menggunakan pincet anatomis
dan klem manis, potong dengan menggunakan couter. Asisten membantu
dengan memegang mosquito dan pincet anatomis untuk merawat perdarahan.
22) Operator melakukan eksplorasi, berikan allise pada operator untuk memegang
jaringan struma sebelah kanan.
23) Selanjutna operator melakukan pembebasan struma dengan pincet anatomis
dan klem manis dan coter/ coagulasi beri langenback kepada asisten. Bila
terdapat pembuluh darah dilakukan ligasi dengan memberikan 2 klem
mosquito, potong dengan gunting metzenboum kemudian ikat dengan
menggunakan zeide 3-0.
24) Kemudian operator melakukan pembebasan pul atas, asisten membantu
dengan memegang langenback, setelah kelihatan ujungnya klem dengan 3
klem bengkok lalu dipotong dengan menggunakan gunting metzenboum
dijahit dengan mersilk 2-0 round. Berikan gunting jaringan kasar kepada
asisten untuk memotong sisa benang.
25) Operator melakukan identifikasi untuk mencari nervus recurent laringeus
dengan menggunakan klem manis, bila menemukan pembuluh darah berikan
2 klem mosquito gunting dengan metzenboum lalu ikat dengan zeide 3-0.
26) Selanjutnya operator melakukan ishtmulobectomy, berikan klem bengkok
gunting dengan metzenboum, begitu seterusnya hingga jaringan struma
terangkat struma. Jahit dengan memberikan mersilk 2-0 round, bila masih
terdapat perdarahan rawat dengan couter.
27) Selanjutnya Berikan cairan aqua water steril hisap dengan suction untuk cuci
dan mengecek perdarahan.apabila masih ada perdarahan Berikan klem manis
dan couter untuk merawat perdarahan.
28) Setelah benar- benar tidak ada perdarahan , Pasang redon drain no.12fiksasi
dengan mersilk 2-0 cutting.

Sign Out
29) Hitung jumlah alat dan kassa sebelum area operasi ditutup. Pastikan semua
dalam keadaan lengkap.
- Konfirmasi jenis tindakan
- Konfirmasi jumlah kasa , instrument, benda tajam
- Label specimen
- Permaslahan pada alat operasi
- Perahtian khusus pada masa pemulihan
30) Jahit luka operasi lapis demi lapis.Siapkan naldvoeder dan pincet chirurgis,
berikan kepada operator. Bagian otot,subcutis sampai bagian kulit dijahit
dengan menggunakan benang vycril 4-0. Berikan gunting benang kepada
asisten untuk memotong sisa benang.

31) Jahit kulit, berikan kepada operator advantime / monosyn 4.0 untuk menjahit
subkutikuler
32) Bersihkan luka dengan kassa basah dan keringkan.
33) Tutup luka dengan sufratul, kassa kering, fiksasi dengan hepavix.
34) Operasi selesai, bereskan semua instrument, selang suction dan kabel couter
dilepas.
35) Rapikan pasien, pindahkan ke brankart, dorong ke ruang recovery, dan serah
terima dengan petugas RR
36) Semua instrument didekontaminasi menggunakanlarutan presep (9 buah)
dalam 5 liter air. Rendam selama 10 - 15 menit lalu rendam dlam cairan
cydezim 40 ml dlam 5 liter air kemudian bilas di air mengalir, bersihkan dan
keringkan, kemudian alat- alat diinventaris dan diset kembali bungkus dengan
kain siap untuk disterilkan.
37) Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan
alat- alat yang dipakai pada tempatnya.
38) Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.

Pembimbing OK 04

(-----------------------------)
DAFTAR PUSTAKA

 Doenges E. Marylnn, et all, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga,


Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
 Engram Barbara, (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 3,
Penerbit : Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
 Henderson M. A, Ilmu Bedah Untuk Perawat, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
 Junadi Burnawan, (1982), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Kedua, Media
Aeusculapius, FKUI, Jakarta.
 Moelianto Djoko R, (1996), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga,
Balai Penerbit FKUI Jakarta.
 http://oknurse.wordpress.com/2015/10/29/snnt-struma-nodusa-non-toksik/15-10-
14/23.26wib

Anda mungkin juga menyukai