Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang di alami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan
data tentang kesehatan pasien, menambah informasi, mengidentifikasi masalah pasien,
menilai perubahan status pasien serta untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang
telah diberikan dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu di
pahami yaitu :
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi

B. Pengertian pemeriksaan fisik genetalia


Pemeriksaan fisik genetalia yaitu pemeriksaan yang ditujukan untuk mengetahui apakah
klien mempunyai masalah dengan genetalia (alat vital) baik intern/ekstern.

C. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan fisik genetalia


Metode yang Digunakan:
1. Inspeksi
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan melihat langsung seluruh tubuh
pasien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan. Metode ini berupaya melihat
kondisi klien dengan menggunakan ‘sense of sign’ baik melalui mata telanjang atau
alat bantu penerangan (lampu).

2. Palpasi
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense of touch’,
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan
penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan

D. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini mahasiswa di harapkan mampu :
1. Menjelaskan cara pemeriksaan fisik
2. Menjelaskan bagian-bagian genetalia wanita dan laki-laki
3. Melihat dan mengetahui organ organ yang termasuk dalam genetalia
4. Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises, edema. Tumor,
atau benjolan, infeksi, luka, atau iritasi, pengeluaran cairan atau darah dan
sebagainya.
5. Melakukan perawatan genetalia
6. Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil atau persalinan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pemeriksaan Fisik


1. Konsep inspeksi
Merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien. Cara efektive melakukan inspeksi adalah sebagai berikut:
a. Atur posisis sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail
b. Berikan pencahayaan yang cukup
c. Lakukan inspeksi pada area untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, posisi dan
abnormalitasnya.
d. Bandingkan area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e. Jangan melakukan inspeksi secara terburu - buru.

2. Konsep palpasi
Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba yaitu tanganuntuk
menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan mobilitas. Palpasi
dibutuhkan kelembutan sensifisitas untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan
palmar jari yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tektut, konsistensi, massa
dan pulsasi. Sedangkan untuk temperatur suhu hendaknya menggunakan
bagian belakang tangan dan jari. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan
lebihsensitif pada getaran.

3. Konsep perkusi
Merupakan cara pemeriksaan denga cara melakukan pengetukan pada bagian
tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi atau
organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh.
Ada dua cara dalam perkusi yaitu :
a. Secara langsung
mengetuk secara langsung mengguanakan satu atau dua jari
b. Secara tidak langsung
menempatkan jari tengan tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain
dantelapak tidak pada permukaan kulit, setelah mengetuk jari tangan
ditarik kebelakang.

4. Konsep auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
tubuh melalui alat stetoskop. Dalam melakukan ausk ultasi, beberapa hal yang perlu
didengarkan diantaranya :
a. Frekuensi atau siklus gelombang bunyi
b. Kekerasan atau amplitudo bunyi
c. Kualitas bunyi dan lamanya bunyi.

B. Anatomi Fisiologi alat reproduksi


1. ALAT REPRODUKSI PADA PRIA
FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA
Alat-alat reproduksi pria yaitu:
a. GENETALIA EKSTERNA
1) Penis
Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi.
2) Skrotum
berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu
b. GENETALIA INTERNA
1) Testis
Berfungsi sebagai : Memproduksi sperma, Tempat memproduksi testosteronyang
memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan.
2) Epididimis
Berfungsi sebagai: menghubungkan testis dengan saluran vasdeferens,
memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya
mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma.
3) Vans deferens
Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesikaseminalis,
Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
4) Vesika seminalis
Berfungsi sebagai: Tempat untuk mengeluarkan cairan yangsifatnya
alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi
yangmerupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar,
kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum, Sebagai tempat penyimpanan
spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
5) Kelenjar prostat
Berfungsi sebagai: Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yangencer berwarna
seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain.
6) Kelenjar bulbo uretralis
berfungsi mengsekresi cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup
dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.

2. ALAT REPRODUKSI WANITA

FUNGSI ALAT REPRODUKSI WANITA


Alat-alat reprofroduksi wanita yaitu:
a. GENETALIA EKSTERNA
1) Mons Veneris
Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk
estetika.
2) Labia Mayora
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya danmengeluarkan
cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
3) Labia Minora
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan
daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
4) Klitoris
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar danmengeras
apabila mendapatkan rangsangan seksual.
5) Vestibulum
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksualyang
berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
6) Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus
vagina,membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan
cairan darigenetalia interrnal dapat mengalir keluar.

b. GENETALIA INTERNA
1) Vagina
Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid
dansekret dari dalam uterus, Alat untuk bersenggama, Jalan lahir bayi waktu
melahirkan.
2) Uterus
Berfungsi sebagai : Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin didalam rahim
pada saat hamil, Memberi makanan pada janin melalui plasenta yang melekat
pada dinding rahim.
3) Tuba Fallopi
Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke
dalam uterus.
4) Ovarium
Berfungsi memproduksi ovum.
5) Ligamentum
Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita
agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan
dengan organ sekitarnya.
C. Pemeriksaan Fisik Genetalia wanita
1. Pengkajian alat kelamin wanita bagian dalam dan bagian luar
Persiapan sebelum pemeriksaan
a. Menyiapakan alat yang digunakan:
1) Lampu yang dapat diatur pencahayaany
2) Handscone atau sarung tangan
3) Meja pemeriksaan dengan sanggurdi, baskom, spatula plastic.
b. Menyiapkan tempat yang nyaman sehingga dapat menjaga privasi klien.
Hal yang harus diperhatikan:
a. Pengkajian dilakukan sesuai kebutuhan dengan tetap menjaga kesopanan dan
harga diri klien dan perawat.
b. Perawat meminta klien untuk berkemih sebelum pemeriksaan.
c. Bantu pasien melakukan posisi litotomi di tempat tidur atau meja periksa untuk
pengkajian genital eksternal.
d. Meminta ijin pada klien jika melakukan pengkajian.
e. Perawat harus dapt memeberi penjelasan kepada klien tentang tujuan pengkajian
sehingga klien dapat diajak bekerja sama dan tidak merasa malu.
f. Menjaga privasi klien.

Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar


a. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum
pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk specimen laboratorium.
b. Anjurkan pasien membuka celana, Bantu mengatur posisi litotomi, dan selimuti
bagian yang tidak diamati.
c. Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya, dan
bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
d. Amati kulit dan area pubis, perhatikan adana lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan
ekskorasi.
e. Buka labia minora, klitoris, dan amati bagian dalam labia mayora, labia
minora,klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus,
rabas atau nodular.

Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal wanita


a. Memberi kesempatan pada klien untuk mengkosongkan kandung kemih sebelum
pemeriksaan dimulai
b. Anjurkan klien membuka celana mengatur posisi litotomi dan menutupi bagian
yang tidak dinikmati
c. Mengatur pencahayaan sehingga area parineal mendapatkan sinar dengan baik
d. Memakai sarung tangan pada kedua tangan
e. Jangan menyentuh area parineal tanpa memberi tahu klien, atau sentuh salah satu
paha terlebih dahulu.
f. Inspeksi kuantitas dan penyebaran pertumbuhan bulu pubis dan dibandingkan
sesuai usia perkembangan klien.
g. Observasi kulit dan area pubis. Perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leuplakia
dan exkoriasi
h. Tarik lembut radia minora, orivisium uretra, selaput darah, orifisium vagina dan
perinuium.
i. Perhatikan setaip adanya pembengkakan alkus, keluarkan, nedula, dll.
j. Palpasi pada kelenjar skene untuk mengetahui adanya discharge
maupun kekakuan.
k. Palpasi pada kelenjar bartholin.

Pengkajian alat kelamin wanita bagian dalam


a. Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril.
b. Lumasi jari telunjuk Anda dengan air steril, masukkan ke dalam vagina, dan
identifikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk
mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila sudah
selesai.
c. Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk ang sesuai dan lumasi dengan air
hangat terutama bila akan mengambil specimen.
d. Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kea rah perianal.
e. Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan masukkan
speculum dengan sudut 45° dan hati-hati dengan menggunakan tangan yang
satunya sehingga tida menjepit rambut pubis atau labia.
f. Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari Anda, dan putar
speculum kea rah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi bawah /
posterior.
g. Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah sehingga tetap
membuka.
h. Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati
ukuran, laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks . Normalnya
bentuk serviks melingkar atau oval pada nulipara, sedangkan pada para
membentuk celah.
i. Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan menggunakan
aplikator dari kapas.
j. Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan tarik keluar
secara perlahan-lahan.
k. Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara memakai sarung
tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan jari
tersebut ke lobang vagina dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba
dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular.
1) Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran,
konsistensi, regularitas, mobilitas, dan neri tekan. Normalnya serviks dapat
digerakkan tanpa terasa nteri.
2) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina menghadap
ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah.
Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan
mobilitasnya.
3) Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke
formiks lateral kanan. Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah kea
rah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran,
mobilitas, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan ( normalnya tidak teraba)
ulangi untuk ovarium sebelahnya.

Inspeksi rectum
a. Kulit perianal utuh, tidak ada benjolan, ruam/inflamasi
b. Warna lebih gelap dari jaringan sekitar
c. Spngter anus memiliki tonus otot yang baik
d. Dinding fectum licin dan tidak nyeri
e. Kelenjar prostate(pria): tidak nyeri, ukuran 2,5-4cm
f. Serviks (wanita): tidak nyeri, licin, ukuran 2-3 cm
g. Terdapat luka/inflamasi
h. Spingter anus melemah ( masalah neurology)
i. Dinding rectum nyeri tekan, terdapat polip / massa / nodul
j. Palpasi prostate: membesar, nyeri
k. Palpasi serviks: membesar, terasa nyeri, terdapat massa/nodul

Inspeksi, palpasi organ genetal wanita :


a. Pertumbuhan rambut membentuk segitiga diatas perineum dan sepanjang
permukaan medial paha
b. Kulit perineal sedikit lebih gelap, halus dan bersih
c. Membrane tampak merah muda dan lembab
d. Labia mayora kering / lembab, simetris
e. Labia minora lebih tipis dan salah satunya berukuran lebih besar
f. Jaringan lunak tanpa nyeri
g. Klitoris: lebar <1cm dan panjang 2 cm tidak ada inflamasi, nyeri
h. Orifisium uretra: utuh tanpa inflamasi
i. Meatus uretra: berwarna merah muda, terletak dianterior orifisium
j. Introitus vagina:tidak ada nyeri, inflasi, edema/lesi
k. Kelenjar bartholin: tidak teraba
l. Kelenjar skene; tidak ada pengeluaran (rabas dan nyeri)
m. Serviks: terwarna merah muda, halus, bulat, berada pada garis tengah tanpa lesi
n. Sekresi normal biasanya encer, jernih, dan tidak bau.
o. Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone)
p. Kulit parineal terdapat lesi/inflamasi membrane terlihat sangat merah klitoris
mengalami inflamasin (tumor)
q. Orifisium urutra dan introitus vagina: nyeri, inflamasi, lesi
r. Kelenjar bartolin: teraba
s. Kelenjar skene: mengeluarkan cairan/rabas dan nyeri
t. Serviks;malposisi ke lateral ( dapat mengidentifikasi tumor), ada laserasi,
massa
u. Sekresi secret: berbau, keruh

D. Pemeriksaan Fisik Genetalia Pria


Pemeriksaan genetelia pria terdiri atas :
1. lnspeksi dan palpasi dengan pasien berbaring
2. lnspeksi dan palpasi dengan pasien berdiri

3. Pemeriksaan hernia

Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal pria.


a. Memakai sarung tangan.
b. Inspeksi penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lainnya.
c. Pada pria yang belum disirkumsisi(khitan), tarik prekursium / kulup untuk
menginspeksi kepala penis dan meatus uretra terhadap adanya cairan, resi,edema,
dan emplamasi.
d. Inspeksi batang penis untuk mengetahui adanya lesi, jaringan parut atau
areaedema.
e. Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari – jari utama
untukmengetahui adanya area pengerasan atau nyeri lokal.
f. Memakai sarung tangan.

lnspeksi Penis dan Skrotum


Pada pemeriksaan penis dan skrotum, perhatikanlah hal-hal berikut:
1. Apakah pria ini disunat
2. Perhatikan ukuran penis dan skrotum (bandingkan kiri dan kanan).

3. Apakah terdapat lesi, edema di penis dan skrotum Perhatikan bentuk penis
(phimosis) Perhatikan meatus eksternal uretra

4. Perhatikan letak muara eksternal (normalnya terletak ditengah gland penis)

5. Perhatikan adanya cairan abnormal yang keluar dari muara (discharge)

Pemeriksaan Hernia lnspeksi Daerah lnguinal


1. Suruhlah pasien memutar kepalanya kesamping dan batuk atau mengejan.
Lakukan inspeksi daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan
mendadak selama bantuk, yang menunjukkan adanya hernia. Jika teraba, ulang
kembali untuk membandingkan dengan sisi lainnya. Jika pasien mengeluh nyeri
selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksarah kembali daerah tersebut.

2. Dengan jari telunjuk di kanalis inguinal, mintalah pasien untuk memutar


kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Seandainya ada hernia. Akan
terasa impuls tiba-tiba yang meyentuh jari pemeriksa. Jika ada hernia, minta
pasien berbaring terlentang dan perhatikan apakah hernia dapat direduksi dengan
tekanan yang lembut dan terus-menerus pada masa itu. Ulangi pada sisi lainnya.
Bila ditemukan bunyi usus di dalam skrotum pada pemeriksaan auskultasi,
memastikan adanya hernia inguinalis indirek.

Anda mungkin juga menyukai