• Riwayat Nikah
Pasien menikah 2 kali, pernikahan pertama usia 19 tahun, menikah
selama 3 tahun memiliki satu anak perempuan yang saat ini berusia
5 tahun. Pernikahan kedua pasien pada saat usia 23 tahun dan
sudah menikah selama 2 tahun memiliki riwayat abortus satu kali.
Riwayat KB :
Setelah hamil anak pertama pasien menggunakan KB pil suntik 3 bulan
satu kali kemudian memakai pil KB sekitar 6 bulan.
• Riwayat Obstetri : G3P1A1
1. Perempuan, usia sekarang 5 tahun, BBL 2000gr, SPT sehat.
2. Abortus usia kehamilan 6 minggu
3. Hamil ini
Keluhan selama kehamilan disangkal pasien. Menurut keterangan
pasien dirinya melakukan ANC ke bidan 6 kali pada saat usia kehamilan
5 minggu, 8 minggu, 12 minggu, 16 minggu, 24 minggu dan usia 35
minggu.
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Diabetes Mellitus (-) Riwayat Penyakit Keluarga:
Hipertensi (-) Diabetes Mellitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-) Hipertensi (-)
Riwayat alergi obat/makanan (-) Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat trauma (-) Riwayat alergi obat/makanan (-)
Riwayat Asma (-) Riwayat trauma (-)
Riwayat Tumor (-) Riwayat Asma (-)
Riwayat operasi (-)
Riwayat konsumsi jamu (-)
Anamnesis
• Riwayat Sosial dan Ekonomi :
Pasien seorang ibu rumah tangga
Riwayat Imunisasi:
dan suami bekerja sebagai supir
truk. Pasien tinggal bersama suami Tidak dilakukan pemeriksaan
dan satu orang anaknya kedua
orang tua pasien dan adik pasien. Tumbuh Kembang :
Biaya pengobatan menggunakan Sesuai Usia
BPJS PBI.
Kesan : cukup
• Riwayat Pribadi :
Merokok (-)
Konsumsi alkohol (-)
Anamnesis
• Anamnesis Sistem:
• Perdarahan Pervaginam (+)
• Sistem Cerebrospinal : kejang (-), kaku (-)
• Sistem Cardiovaskular : keringat dingin (-), nyeri dada (-)
• Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)
• Sistem Gastrointestinal: BAB cair (-), muntah (-)
• Sistem Genitourinari : BAK (+) kuning, nyeri supra pubik (-)
• Sistem Muskuloskeletal: deformitas (-)
• Sistem Integumen : ikterik (-), sianosis (-)
• KU : sakit sedang Kepala :
Mata : CA -/-, SI -/-, pupil bulat isokor
• Kesadaran : composmentis Ø 2mm ODS, sklera ikterik -/-,
• Tanda Vital : Hidung : PCH (-), rhinorre (-)
Pemeriksaan TD : 120/72 mmHg Mulut
Leher
: tidak didapatkan kelainan
: KBG tidak teraba
HR : 87 x/ menit
Fisik RR : 20 x/menit
Telinga
kelainan
: Otore (-), tidak didapatkan
S : 36,5 °C
Thorax :
SpO2 : 96 % Cor
BB : Tdk dilakukan px I : iktus kordis kuat angkat tidak terlihat.
PB : Tdk dilakukan px P : iktus kordis kuat angkat tidak teraba.
P : redup, batas jantung tidak melebar.
Status gizi : kesan baik A : bunyi jantung murni I dan II, gallop
atau murmur (-)
• Abdomen :
Pulmo:
Membuncit, membujur I : simetris, retraksi dinding dada (-)
• Ekstremitas : P : vokal fremitus kanan dan kiri normal.
Akral dingin (-/-), CRT<2 detik, P : sonor (+/+)
Sianosis (-), Clubbing fingers (-) A : SDV +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Status Obstetrikus
• Pemeriksaan Luar
• Inspeksi :
Abdomen : membuncit, membujur, stria gravidarum (+)
• Palpasi : TFU : 33 cm
TBJ : 3255 gr
• Pemeriksaan Leopold
L-I : Teraba bagian janin tidak bulat, lunak, ballotement (-), kesan bokong
L-II : teraba tahanan besar memanjang sebelah kanan (kesan punggung
kanan), teraba tahanan kecil-kecil sebelah kiri (kesan ekstremitas).
LIII : Teraba bagian janin bulat, keras, ballotement (+), kesan kepala
L-IV : Bagian bawah belum masuk pintu atas panggul
• His = jarang, saat pemeriksaan tidak terdapat his
Auskultasi : • Ukuran panggul dalam :
Status Denyut jantung janin PAP = Promontorium : tidak
Obstetrikus terdengar paling
disebelah kanan di atas
keras teraba
Linea inominata : < 1/3 lingkaran
umbilikus dengan frekuensi
136x/menit. PTP = Kelengkungan sakrum : cukup
Dinding samping pelvis : sejajar
Pemeriksana dalam Spina ischiadica : tidak menonjol
PBP = Arcus pubis > 900
VT : Ø terbuka 1 jari, KK (-), Eff
25% Mobilitas os cocygeus : baik
Bagian bawah janin : Kesan : panggul gynecoid tidak
presentasi kepala turun di sempit
Hodge I
Ubun-ubun kecil sulit dinilai
Pemeriksaan lakmus (+)
Darah Rutin Nilai Nilai Normal Satuan
Hematokrit 31 35 – 47 %
MCV 74 80 – 100 fL
MCH 23 26 – 34 pg
MCHC 32 32 – 36 g/dL
• Assessment (penalaran klinis)
Ketuban pecah dini merupakan hal yang dikhawatirkan bila tidak ditangani secara cepat.
• Plan:
• Diagnosis: G3P1A1 Usia Kehamilan 42+3 minggu BJDP dengan KPD 9 jam, Serotinus
• Pengobatan:
IVFD RL 20 tpm
Amoxicilin 3 x 500 mg
Masuk ke ruang VK
Observasi tanda persalinan
• Konsultasi:
Konsultasi ditujukan kepada dr. Sp.OG untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Ketuban pecah dini pecahnya ketuban (membran korioamniotik)
sebelum masuk masa awal persalinan
Dasar Teori
Faktor yang mempengaruhi kekuatan membran
Etiologi atau peningkatan tekanan intrauterin :
Inkompetensi
Gemelli Serviks Hygiene buruk
Mekanik Biokimia
Diagnosis
Px
Px Penunjang
Fisik (darah lengkap dan kultur
dari urinalisa, Nitrazine test,
Mikroskopis (tes pakis), USG)
Tatalaksana
• Rawat inap
• Ampisilin 4 x 500 mg / Eritromisin jika alergi dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
• Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum impartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif beri
deksametason, dan observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi dilakukan pada
Tatalaksana
usia 37 minggU.
• Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah impartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik, deksametason
6 mg setiap 12 jam sebanyak 4 kali, dan induksi sesudah 24 jam.
• Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda
infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra uterin seperti peningkatan DJJ)
PROGNOSIS
Maturutas janin: bayi yang beratnya < 2500 gram mempunyai prognosis yang lebih
jelek dibanding bayi yang besar.
Prognosis
Presentasi: presentasi bokong menunjukan prognosis yang jelek, khususnya jika
bayi prematur.
Infeksi intra uterin meningkatkan mortalitas janin.
Semakin lama kehamilan berlangsung dengan ketuban pecah dini, semakin tinggi
insiden infeksi.