Anda di halaman 1dari 41

TIK 7 I S S 1

Tu m o r
Otak
Definisi
• Sebuah tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada
intrakranial yang menepati ruang di dalam tengkorak.Tumor
tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentu
bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke dalam
jaringan
(Smeltzer & Bare, 2013).
• Tumor otak adalah sel abnormal dalam jaringan otak yang
bertumbuh (DiGiulio, Jackson & keogh, 2014).
Etiologi Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara
pasti, namun ada beberapa faktor pemicu:

Faktor
Akibat Karsinoma
hereditas, Metastatis
sekunder metastatis
kogenital, tumor
dari trauma lebih sering
bagian t u bu h
virus, toksin ke otak pada
serebral dan lain n ya
dan sarkanoma
penyakit
defisiensi
peradangan
immunologi
TUMOR YANG MUNCUL
klasifikasi DARI P E M B U N G K U S O TA K

TUMOR YANG
BERKEMBANG DI DALAM
ATA U DIATAS SARAF
KRANIAL

TUMOR YANG BERASAL


DIDALAM JARINGAN O TA K

LESI M E TA S TAT I K YANG


BERASAL DARI BAGIAN
TUBUH LAINNYA
continue..
Tum or yang berasal dari jaringan otak
Gliom as- tu m o r pen gin filt r asi yang dapat menyerang beberapa bagian otak
Astrositoma (derajat 1 dan 2)
Glioblastom a (derajat 3 dan
4)
Ependimoma
Medulloblastoma
Oligodendroglioma
Kista Koloid
Tumor yang muncul dari pembungkus otak
Meningloma- terbungkus dalam kapsul,dapat dipastikan dengan baik.
pertumbuhan keluar jaringan otak, menekan daripada menginva si
otak
Lesi Metastatik
Paling umum dari paru dan payudara
continue...
Tumor kelenjar tan pa duktus
Hipofisis
Pinealis

Tumor Pembuluh darah


Hemangioblastoma
Angioma

Tum or-Tum or K on gen ital


ltzer and Bare, 2001)
Peningkatan Intrakranial (TIK)

Manifestasi
sakit kepala
Mual dan muntah proyektil

Klinis Papiledema (Edema Pada saraf


Optik)

Tekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial (TIK) adalah hasil
dari se jum lah jaringan otak, volume
daraj in t r akran ial, dan cairan dari
sere brospin al CSS) didalam tengkorak
( pada satu n waktu. Keadaan
sat ua norm al anan intrakranial
dari t ek a posisi pasien dan
bergantung padHg
berkisar 15 m m
Hipotesa Monroe-
Killie
Tengkorak adalah sebuah ruangan kaku yang
berisi material esensial yang tidak dapat tertekan.
Jika salah satu komponen dalam tengkorak ini
tekanannya meningkat, TIK akan meningkat,
kecuali satu dari komponen lain menurunkan
tengkorak ini volumeny
volumenya.
meningkat, kecuali sa
Konsekuensinya, terdapat perubahan volume
me
otak bila terjadi gangguan seperti tumor otak
atau edema serebral yang akan menimbulkan
Konsekuensinya,
tanda terdap
dan gejala peningkatan tekanan
intrakranial.
otak- bila terjadi
ganggu
2. Gejala terlokalisasi

a) Tumor Otak kecil (serebelum)


atau batang otak
• Kurangnya koordinasi – otak kecil
membantu koordinasi gerakan kasar
• Hipotonia tungkai
• Ataksia

b) Tumor Lobus Frontal


• Ketidakmampuan bicara
• Aktivitas mental melemah
• Perubahan Kepribadian
• Anosmia (hilangnya indera penciuman)
c) Tumor Lobus Occipital D) Tumor Sudut Serebelopontin

• Pandangan terganggu – • Tinitus dan Vertigo (Saraf Kranial


kerusakan jarak pandang; pasien VIII)
bisa menyangkal atau tidak • Kesemutan dan Gatal pada wajah
menyadari kerusakan tersebut dal lidah (saraf Kranial V)
• Prospagnosia (pasien tidak • Kelemahan / paralisis ( Saraf
mampu mengenali wajah-wajah Kranial VII)
yang familiar) • Pembesaran tumor menekan
• Perubahan dalam persepsi serebelum, abnormalitas pada
warna fungsi motorik
e) Tumor Lobus Parietal f) Tumor Lobus Temporal

• Seizure
• Seizure
• Halusinasi rasa atau bau
• Gangguan penglihatan
• Halusinasi pandangan
mengakibatkan kerusakan jarak
• Depersonalisasi
pandang
• Perubahan-perubahan emosi
• Kehilangan sensori – tidak
• Kerusakan jarak pandang
mampu mengidentifikasi objek
• Afasia reseptif
di tangan tanpa memandangnya
• Persepsi musik berubah
etiologi Pertumbuhan sel Tumor otak
tak abnormal

Obstruksi sirkulasi cairan


serebrospinal dari Penekanan jaringan otak Massa dalam otak
ventrikel lateral ke sub terhadap sirkulasi darah dan O2 bertambah
arachnoid
Mengganggu spesifik
bagian otak tempat
hidrochepalus tumor
Penurunan suplai O2 ke
jaringan otak akibat
Kerusakan aliran Timbul manifestasi
obstruksi sirkulasi otak
darah ke otak klinik/gejala lokal sesuai
fokal tumor

Perpindahan cairan Hipoksia cerebral


intravaskuler ke Tumor di cerebellum,
jariangam serebral hipotalamus,
fassopasterior

Kerusakan aliran Tubuh melakukan


Volume intrakranial kompensasi dengan
darah Ketidakefektifan
mempercepat Pola nafas
pernafasan
kejang Peningkatan TIK Kompensasi dengan cara:
• volume darah intrakranial
Resiko Ketidakefektifan perfusi • volume cairan serebrospinal
In jury jaringan perifer • kandungan cairan intra sel
• mengurangi sel-sel parenkim
kematian

Herniasi cerebral

Bergesernya ginus medialis Tidak terkompensasi Nyeri (kepala)


labis temporal ke inferion
melalui insisuran tentorial

Obstruksi system cerebral, Statis vena serebral Kompresi subkortikal &


obtruksi drainage vena retina, batang otak
tumor pada lobus oksipital
Kehilangan auto
Subkortikal tertekan regulasi cerebral
Papil edema
Kompresi saraf optikus Iritasi pusat vegal
Suhu tubuh meningkat
(N,III/IV) dimedula oblongata

Ketidakefektifan termo muntah


Gangguan penglihatan regulasi

Resiko jatuh Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Pemeriksaan Penunjang
• CT scan
Memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah,
ukuran, kepadatan jejas tumor, dan meluasnya serebral
sekunder.
• MRI
Ini digunakan untuk meghasilkan derteksi jejas yang
kecil.
• Biopsi
Dapat digunakan untuk mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan
untuk memberi dasar-dasar pengobatan dan prognosis.

• Angiografi serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral.
• EEG ( Elektroensefalogram)
Mendeteksi gelombang otak yang abnormal pada
daerah yang ditempati tumor.

• CSF
Dapat dilakukan untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena
tumor pada sistem saraf pusat mampu menggusur sel-
sel ke dalam cairan serebrospinal.
PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan

Tujuan pembedahan adalah


yang mengangkat tumor
seluruhnya atau sebagian,
bergantung pada ukuran
tumor dan lokasinya.
Radioterapi
Radioterapi bertujuan untuk
menyusutkan ukuran tumor, dengan
cara membunuh sel-sel tumor
menggunakan energi radiasi. Sinar
radiasi dapat dihasilkan oleh alat
khusus di luar tubuh (radiasi
eksternal) atau dipasang di dekat
lokasi tumor (brakiterapi).
Stereotactic
Radiosurgery 
Stereotactic radiosurgery (SRS) adalah
terapi radiasi non-bedah yang digunakan
untuk mengobati kelainan fungsional
dan tumor kecil otak. Ini dapat
memberikan radiasi tepat sasaran dalam
perawatan dosis tinggi lebih sedikit
daripada terapi tradisional, yang dapat
membantu melestarikan jaringan sehat.
Gamma Knife
Radiosurgery
Gamma knife atau pisau gamma
merupakan salah
satu pengobatan radiosurgery atau
bedah radiasi yang menggunakan
sinar gamma untuk
mendestruksi tumor di dalam otak
tanpa harus melakukan
pembedahan.
Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan untuk membunuh
sel-sel tumor yang dapat menyebabkan
kanker. Dengan menggunakan obat-
obatan yang dapat diberikan dalam
bentuk tablet atau suntikan..

Kemoterapi dapat dikombinasikan


dengan radioterapi agar sel-sel tumor
dapat dibasmi secara maksimal.
Transplantasi
Sumsum Tulang
Autolog
Intravena
Proses transplantasi dilakukan
setelah pengobatan kemoterapi
dan radiasi selesai. Sel induk yang
telah dipanen, baik dari donor atau
dari tubuh pasien sendiri, dicairkan
dan diinfuskan ke dalam pembuluh
darah melalui selang intravena. 
Kortikosteroid
Boleh digunakan sebelum,
pengobatan sesuai dengan
diperbolehkannya pengobatan
obat ini, bertujuan untuk
menurunkan edema serebral dan
meningkatkan jelancaran dan
pemulihan yang lebih cepat
Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
- Riwayat pembedahan kepala
- Riwayat keluarga tumor otak
- Riwayat keluhan utama pasien

2. Pemeriksaan fisik
- Tanda-tanda peningkatan TIK
seperti menurunnya tingkat kesadaran,
mual, muntah, nyeri kepala, papilledema.
3. Pemeriksaan fisik
- Status cairan, seperti turgor kulit, mukosa mulut
- Fungsi saraf kranial, sensorik dan motorik

4. Psikososial
- Perubahan mental, kepribadian
- Takut, emosi tidak stabil
- Mekanisme koping

5. Pengetahuan pasien
- Pengetahuan tetang penyakit
- Pengertahuan tentang perawatan pre dan
post operasi
KASUS
Laki-laki usia 35 tahun datang ke rumah sakit
dengan keluhan penglihatan kabur. pasien
mengeluh sakit kepala di sertai mual
muntah. Berdasarkan pengkajian di temukan
skala nyeri 7, kelemahan otot, papilledema,
perubahan pupil, bradikardia, TD : 90/60
mmHg , R : 30 x/ menit , T : 38,3 C, N :
110x/menit. Hasil pemeriksaan diagnostik
MRI di temukan edema serebral.
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri Akut b.d. Peningkat Tekanan Intra Kranial
 Resiko gangguan perfusi jaringan serebral b.d
peningkatan TIK
 Resiko jatuh b.d papilledema
 Ketidakefektifan pola nafas b.d kelemahan otot
pernafasan / penurunan kesadaran
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d mual muntah
Analisa data
Data Etiologi Masalah
DS : “saya sakit Peningkatan Nyeri akut
kepala di sertai tekanan intrakranial
mual muntah”
DO :
- skala nyeri 7
- Wajah meringis
- R : 30x/menit
- HR : 110 x/menit
- T : 38,3 C
DX.1 Nyeri Akut b.d. Peningkat
Tekanan Intra Kranial
Evaluasi
S : “sakit di bagian kepala saya mulai berkurang”

O: -pasien terlihat lebih rileks

-skala nyeri menurun dari 7  5

A: Nyeri berkurang

P: 1.berikan obat analgesik ketika pasien nyeri

2.berikan manajemen non farmakologis

3. Kaji Skala nyeri


I : 1. memberikan obat nyeri (tramadol) ketika pasien
nyeri
2. memberikan relaksasi : napas dalam saat nyeri

3. Mengkaji skala nyeri

E: 1. pemberian obat nyeri (tramadol) membantu untuk mengurangi nyeri

2. Pemberian relaksasi : napas dalam membantu dalam mengurangi rasa nyeri

3. skala nyeri 3

R : Intervensi terhadap masalah nyeri di hentikan


Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : “ penglihatan saya Peningkatan tekanan resiko ketidakefektifan
kabur, sakit di kepala intrakranial perfusi jaringan serebral
dan juga mual muntah

DO :
- kelemahan otot
- Papiledema
- Perubahan pupil
- Bradikardi
- MRI : edema serebral
- TD : 90/60 mmHg
- R : 30x/menit
- HR : 110 x/menit
- T : 38,3 C
Evaluasi
S : penglihatan saya masih kabur dan sakit kepala
masih terasa
O : - papiledema
- Perubahan pupil
- TD : 90/60 mmHg
- N : 105 x / menit
- R : 37x/ menit
- T : 37 C
A : resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
teratasi sebagian
P : - monitor tanda dan gejala PTIK
- Pantau TD
- Pertahankan posisi kepala hindari fleksi
- Anjurkan pasien istirahat
- kolaborasi pemberian oksigen , anti kejang

I : - memonitor tanda dan gejala PTIK


- memantau TD
- Mempertahankan posisi kepala hindari fleksi
- Menganjurkan pasien istirahat
- Berkolaborasi dalam pemberian oksigen, anti kejang
E : - tanda dan gejala PTIK masih di temukan
- TD belum berubah (90/60 mmHg)
- Tidak bisa beristirahat dengan nyaman
- Pemberian oksigen dan anti kejang memberikan efek yang baik
terhadap pasien.
R : - mengurangi/ membatasi kegiatan yang dapat meningkatkan TIK
- Atur jadwal istirahat pasien
- Kaji tingkat kesadaran

Anda mungkin juga menyukai