Anda di halaman 1dari 9

Vaskularisasi organ reproduksi wanita dimulai dari Arteri iliaka komunis

dimana memiliki 2 cabang yaitu iliaka ekterna dan iliaka interna. Iliaka interna
memili 4 cabang yaitu arteri glutea superior, arteri glutea inferior, arteri fasikula
dan arteri uterina. Arteri uterina memili 2 cabang yaitu arteri uterina ramus
vaginalis yang memperdarahi daerah supra vaginalis dan servik, dan arteri
ramus helisini
yang memiliki 2 cabang arteri uterina ramus tubarius
memperdarahi tuba falopi dan arteri uterina ovarikus memperdarahi ovarium.
Pada iliaka eksterna memiliki cabang yaitu Arteri femoralis dimana terdapapat
cabang yaitu arteri pudenda yang akan memperdarahi klitoris dan labia mayora
serta labia minora.

Inervasi oleh saraf otonom simpatis oleh thorakal 10 sampai lumbal 2 menuju
trunkus simpatikus yang akan mempersarafi ovarium, uterus dan tuba falopi.
Labia mayora, labia minora, klitoris dan sebagian vagina dipersarafi anyaman
saraf segmen sakralis, sakral 1 sampai sakral 5 .

A. Histologi system reproduksi wanita

OVARUIM
Permukaan ovarium dilapisi oleh satu lapisan sel yaitu epitel germinal
yang terletak di atas jaringan ikat padat tidak teratur tunika albuginea. Di
bawah tunika albuginea terdapat korteks ovarium. Jauh di dalam korteks yaitu
bagian tengah jaringan ikat ovarium dengan banyak pembuluh darah, medula.
Tidak terdapat batas yang jelas antara korteks dan medula, dan kedua bagian
ini menyatu.
Selain itu, ovarium mengandung korpus lateum yang besar dari folikel
yang mengalami ovulasi dan korpus albikans dari korpus lateum yang
mengalami degenerasi. Folikel yang mengalami ovulasi tahap perkembangan
(primordial, primer, sekunder, dan matur) juga dapat mengalami suatu proses
degenerasi yang disebut atresia, dan sel degeneratif atretik kemudian ditelan
oleh makrofag.

Ovarium dilapisi oleh satu lapis sel kuboid rendah atau gepeng yaitu
epitel germinal yang bersambung dengan mesotelium peritoneum viscerale. Di
bawah epitel germinal adalah lapisan jaringan ikat padat yang disebut tunika
albuginea.
Ovarium memiliki korteks di tepi medula di tengah, tempat di temukannya
banyak pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Selain folikel, korteks
mengandung fibrosit dengan serat kolagen dan retikular. Medula adalah
jaringan ikat padat tidak teratur yang bersambungan dengan ligamentum
mesovarium yang menggantungkan ovarium. Pembuluh darah besar di medula
membentuk pembuluh darah yang lebih kecil yang menyebar di seluruh
korteks ovarium. Mesovarium dilapisi oleh epitel germinal dan mesotelium
peritoneum.
Di stroma korteks terlihat banyak folikel ovarium, terutama jenis yang
lebih kecil, dalam berbagai tahap perkembangan. Folikel yang paling banyak
adalah folikel primordial, yang terletak di tepi korteks dan di bawah tunika
albuginea. Folikel primordial adalah struktur yang paling kecil dan paling
sederhana. Folikel ini dilapisi oleh satu lapisan sel folikular gepeng. Folikel
primordial mengandung oosit primer yang kecil dan imatur, yang membesar
secara bertahap seiring perkembangan folikel menjadi folikel primer,
sekunder, dan matur. Sebelum ovulasi folikel matur, semua folikel yang
sedang berkembang mengandung oosit primer.
Folikel yang lebih kecil dengan sel kuboid, silindris, dan berlapis
kuboid yang mengelilingi oosit primer disebut folikel primer. Seiring dengan
bertambahnya ukuran folikel, cairan, yang disebut sel granulosa. Daerahdaerah yang mengandung cairan akhirnya menyatu untuk membentuk suatu
rongga berisi cairan yaitu antrum. Folikel dengan rongga antrum disebut
folikel

sekunder (antrum). Folikel ini lebih besar dan terletak lebih dalam di
korteks. Semua folikel yang lebih besar, termasuk folikel primer, folikel
sekunder dan folikel matur memperlihatkan lapisan sel granulosa, teka interna
dan lapisan jaringan ikat sebelah luar, teka interna.
Folikel ovarium yang paling besar adalah folikel matur. Folikel ini
memperlihat struktur sebagai berikut : atrum besar yang berisi likuor folikuli,
kumulus ooforus, suatu bukti kecil tempat oosit primer berada, korona radiata,
lapisan sel yang langsung melekat pada oosit primer, sel glanulosa yang
mengelilingi antrum, lapisan dalam teka interna, dan lapisan luar teka
eksterna.
Setelah ovulasi, folikel besar kolaps dan berubah menjadi organ
endokrin sementara, korpus lateum. Sel glanulosa folikel berubah menjadi sel
lutein granulosa yang berwarna lebih muda, dan sel teka interna menjadi sel
teka lutein yang berwarna lebih gelap. Jika tidak terjadi pembuahan dan
implantasi, korpus lateum mengalami regresi, degenerasi, dan akhirnya
berubah menjadi jaringan parut yang disebut korpus albikans. Gambar ini
memperlihatkan sebuah korpus albikans yang baru terbentuk, dan sebuah
korpus albikans yang lebih kecil dan lebih tua.
Kebanyakan folikel ovarium tidak mencapai maturitas. Folikel-folikel
ini mengalami degenerasi (atresia) pada semua tahap perkembangan folikel
dan menjadi folikel atretik, yang akhirnya diganti oleh jaringan ikat.
Gambar ovarium (pandangan menyeluruh). Pulasan : hematoksilin dan eosin.

Pembesaran lemah.
TUBA UTERINA/TUBA FALOPI
Masing-masing tuba uterina memiliki panjang sekitar 12cm dan
terbentang dari ovarium ke uterus. Salah satu ujung tuba uterina menembus
dan terbuka ke dalam uterus, ujung yang lainnya terbuka ke dalam rongga
peritoneum dekat ovarium. Tuba uterina biasanya dibagi menjadi empat regio
yang kontinu. Bagian yang paling dekat adalah infundibulum bentuk corong.
Dari infundibulum terjulur prosesus kecil mirip jari yaitu fimbriae (tunggal,
fimbria) yang berada dekat dengan ovarium. Infindibulum bersambung dengan
regio kedua, ampulla, bagian terlebar dan terpanjang. Ismus (isthmus)
sempitndan pendek, dan menghubungkan setiap tuba uterina ke uterus. Bagian

akhir tuba uterina adalah pars uterina (intramural region). Bagian ini
menembus dinding tebal uterus dan bermuara ke dalam rongga uterus.
Sepasang tuba uterina yang berotot terbentang dari dekat ovarium
hingga uterus. Salah satu ujungnya, infundibulum terbuka ke dalam rongga
peritoneum dekat ovarium. Ujung yang lain menembus dinding uterus untuk
bermuara ke dalam uterus. Tuba uterina menyalurkan oosit yang berovulasi ke
arah uterus. uterus adalah bagian terpanjang tuba dan biasanya tempat
fertilisasi. Mukosa ampula memperlihatkan plica mucose yang paling banyak.
Plica ini menyebabkan lumen di tuba uterina tidak rata sehingga terbentuk alur
alur yang dalam diantara plica. Plica ini semakin mengecil ketika tuba uterina
mendekti uterus.
mukosa tuba uterina terdiri dari epitel selapis silindris bersilia dan
tidak bersilia yang terletak di atas jaringan ikat longgar lamina propia. Tunika
muskularis terdiri dari dua lapisan otot polos, lapisan sirkular dalam dan
lapisan longitudinal luar. Di antara lapisan otot terdapat banyak jaringan
interestisial, dan akibatnya lapisan otot polos terutama lapisan luar tidak jelas
terlihat. Banyak venula dan arteriol terlihat di jaringan ikat intrstisial. Serosa
peritoneum viscerale membentuk lapisan terluar tuba uterina, yang
berhubungan dengan ligamentum mesosalpinx di tepi superior ligamentum
latum.

Gambar tuba uterina : ampulla dengan ligamentum mesosalpinx (pandangan


menyeluruh, potongan transversal). Pulasan : hematoksilin dan eosin.

Pembesaran lemah.
UTERUS
Uterus manusia adalah organ yang berbentuk buah pir dengan dinding
berotot tebal. Badan atau korpus membentuk bagian utama uterus. Bagian atas

uterus yang membulat dan terletak di atas pintu masuk tuba uterina di sebut
fundus. Bagian bawah uterus yang lebih sempit dan terletak di bawah korpus
adalah serviks (cervix). Serviks menonjol dan bermuara ke dalam vagina.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan : perimetrium di sebelah luar
yang dilapisi oleh serosa atau adventisia, lapisan otot polos yang tebal yaitu
miometrium (myometrium), dan endometrium di sebelah dalam. Endometrium
dilapisi oleh epitel selapis yang turun ke dalam lamina propia untuk
membentuk banyak kelenjar uterus (gladulae uterinae).
Permukaan endometrium dilapisi oleh epitel selapis selindris yang
berada di atas lamina propia tebal. Epitel meluas ke bawah ke dalam jaringan
ikat lamina propria dan membentuk kelenjar uterus tubular yang panjang. Pada
fase proliferatif, kelenjar uterus biasanya lurus di bagian superfisial
endometrium, tetapi membentuk percabangan di bagian yang lebih dalam di
dekat miometrium. Akibatnya, banyak kelenjar uterus terlihat pada potongan
melintang.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisa: endometrium di sebelah dalam,
lapisan tengah otot polos miometrium, dan perimetrium membrane serosa di
senelah luar ( tidak tampak). Endometrium di bagi lagi menjadi dua zona
ataun lapisan: stratum basale yang sempit dan dalam, dekat miometrium dan
stratum functionale, lapisan superfisial yang lebih lebar di atas stratum basale
yang meluas ke lumen uterus.
Selama daur haid, endometrium menunjukan perubahan - perubahan
morfologi yang secara langsung berkaitan dengan fungsi ovarium. Perubahan
siklik pada uterus yang tidak hamil di bagi menjadi tiga fase bebeda: fase
proliferatif (folikuler), fase sekretori (luteal), dan fase menstruasi.
Pada fase proliferatif daur haid dan di bawah pengaruh estrogen
ovarium, stratum functionale semakin tebal dan kelenjar uterus memanjang
dan berjalan lurus di permukaan. Arteri spiralis (bergelung) terutama terlihat
di endometrium yang lebih dalam. Lamina propria di bagian atas
endomentrium mengandung banyak sel dan menyerupai jaringan mesenkrim.
Jika jaringan ikat di stratum basale lebih padat dan tampak lebih gelap.
Endometrium terus berkembang selama fase proliferatif akibat meningkatnya
kadar estrogen yang di sekresi oleh folikel ovarium yang sedang berkembang.
Endometrium terletak di atas miometrium, yang terdiri dari berkas
padat otot polos di pisahkan oleh untai tipis jaringan ikat interstisial dengan

banyak pembuluh darah. Akibatnya, berkas otot terlihat pada potongan


melintang, memanjang, dan oblik.

Gambar dinding uterus : fase proliferatif (folikular), pulasan : hematoksilin dan


eosin.
Serviks , Kanalis Servikalis,dan Forniks Vagina (Potongan Longgituginal)
Serviks adalah bagian bawah uterus. Kanalis serviks di lapisi oleh epitel
kolumna tinggi penghasil mukus yang berbeda dari epitel uterus, yang bersambungan
dengannya. Epitel serviks juga di lapisi oleh kelenjar serviks, tubular bercabang yang
meluas membentuk sudut terhadap kanalis servikalis ke dalam Lamina propria.
Sebagai kelenjar serviks munggin tersumbat dan berkembang menjadi kista
gelandular kecil. Jaringan ikat di lamina propria, serviks lebih fibrosa dari pada di
uterus. Pembuluh darah saraf, dan kadang kala nodus limfoid mungkin terlihat.
Ujung bawah serviks, nodulus limfoid, menonjol ke dalam lumen kanalis
vaginalis. Epitel silindris, kanalis servikalis berubah mendadak menadi epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk untuk melapisi bagian vagina di serviks yaitu poriso
vagina dan permukaan luar forniks vagina. Di dasar forniks, epitel, serviks vaginalis
berubah menjadi epitel vagina di dinding vagina.
Otot polos di tunika muskularis memanjang ke dalam serviks tetapi tiak
sepadat otot di korpus uterus.

Gambar

serviks,

kanalis

servikalis,

dan

forniks

vagina

(potongan

longitudinal). Pulasan : hematoksilin dan eosin. Pembesaran lemah.

Vagina (Potongan longgituginal)


Mukosa vagina tidak rata memperlihatkan banyak plica mucosae.
Epitel permukaan kanalis servikalis adalah epitel berlapis gepeng. Tanda
lapisan tanduk. Papila jaringan ikat dibawahnya tanpak menonjol dan
membentuk indekstasi epitel.
Lamina propria mengandung jaringan ikat padat tida teratur dengan
serat elastik yang meluas ke dalam tunika muskularis berupa serat intersitisial.
Jaringan limfoid, difus, nodulus limfoid, dan pembuluh darah kecil terdapat di
lamina propria.
Tunika muskularis dinding vagina terutama terdiri dari berkas
longituginal dan berkas oblik otot polos. Berkas teransversal otot polos jauh
lebih sedikit tetapi lebih sering ditemukan di lapisan dalam. Jaringan ikat
interstial kaya serat elastik. Pembuluh darah dan berkas saraf banyak
ditemukan di adventisia.

Gambar vagina (potongan longitudinal). Pulasan : hematoksilin dan eosin.


Pembesaran lemah.

Anda mungkin juga menyukai