Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantong (pocket, pouch)

yang tumbuh abnormal di bagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara,

cairan, nanah atau bahan-bahan lain. Kista ovarium adalah suatu kantung yang

berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium1.

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling

sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista

terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,

produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium1.

Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi

cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional

karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan

sewaktu ovulasi. Kista fungsional akan mengkerut dan menyusut setelah beberapa

waktu (setelah 1-3 bulan) 1.

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker

ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam, karena memang seringkali

penderita tidak merasakan apa-apa, kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah

lanjut1.

EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah

penderita kanker ovarium sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar 13.900

orang (CFR = 59,4%). Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit

ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah

terjadi metastase, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut sehingga

penyakit ini disebut sebagai silent killer.

Kanker ovarium adalah penyebab utama kematian akibat kanker kelima dari

kalangan wanita AS dan memiliki angka kematian tertinggi dari salah satu kanker

ginekologi. Di seluruh dunia, tahun 2007 terdapat 204.000 wanita yang terdiagnosis

kanker ovarium dan 125.000 diantaranya meninggal. Di Malaysia pada tahun 2008

terdata 428 kasus penderita kista ovarium, dimana terdapat 20% diantaranya

meninggal dunia.Angka kejadian penyakit kista ovarium di Indonesia belum

diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Sebagai

gambaran di RS. Kanker Dharmais ditemukam kira-kira 30 penderita setiap tahun.

KLASIFIKASI
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat tumbuh pada ovarium. Ada yang
neoplastik dan nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak
(noncancerous) dan tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah
maligna atau ganas (cancerous) dan dapat menyebat ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik
dan tumor solid. Kista ovarium termasuk tumor neoplastik yang bersifat jinak dan
diklasifikasikan menjadi:1
1. Kistoma Ovarii Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi bersar. Dinding kista tipis tampak lapisan epitel
jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.
Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan
gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum,
yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.

2. Kistadenoma Ovarii Musinosum


Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan
berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-
lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi
dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan
tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi
torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan
perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya
perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan, yang terakhir ini
khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada
pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan
berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

3. Kistadenoma Ovarii Serosum


Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
akan tetapi dapat pula berbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk
multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Isi
kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang
kistanya sendiri kecil, tetapi permuukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler
(solid papilloma).

4. Kista Endometroid
Kista ini biasanya unilateral dangan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.

5. Kista Dermoid
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila
dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya tedapat satu daerah pada dinding bagian dalam, yang
menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal dan entodermal. Maka dapt
ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodermal) dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran
pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista
ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur
dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista
dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum2.

Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi kista ovarium belum diketahui secara pasti. Namun secara umum,

dapat digolongkan etiologi terhadap jenis kista yang dialami. Penyebab terjadinya
kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus,

hipofisis atau ovarium.4

Kista ovarium terbentuk oleh berbagai macam sebab. Penyebab ini akan

menentukan tipe kista. Tipe kista yang paling banyak ditemukan yaitu kista folikuler.

Kista ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.

Pada keadaan normal, folikel yang berisi ovum akan terbuka saat siklus menstruasi

untuk melepaskan sel ovum, namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak membuka

dan menimbulkan bendungan cairan sehingga terbentuk kista.4

Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum disebabkan oleh

penimbunan darah yang berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi. Kista

teka lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening dan biasanya

berhubungan dengan tipe lain tumor ovarium.2

Tumor ovarium ganas terbagi atas tiga kelompok berdasarkan struktur

anatomi dari mana tumor itu berasal yaitu tumor epitel ovarium, tumor germ sel,

tumor sex cord stromal. Kanker ovarium ganas terdiri dari 90 95 % kanker epitel

ovarium, dan selebihnya 5 10 % terdiri dari tumor germ sel dan tumor sex cord-

stroma.1
Gambar: asal keganasan pada ovarium

Kanker epitel ovarium merupakan penyebab kematian lebih dari keseluruhan

keganasan ginekologi di Amerika Serikat. Di seluruh dunia 204.000 wanita

terdiagnosa setiap tahun dan 125.000 wanita meninggal karena penyakit ini.

Dikarenakan tidak ada test penapisan yang efektif untuk kanker ovarium dan gejala

klinis yang kabur pada stadium awal, sehingga tiga per empat pasien terdiagnosa

sudah stadium lanjut.1

Tumor germ sel berasal dari element germinal dari ovarium dan terdiri dari sepertiga
dari seluruh neoplasma ovarium. Sub tipe yang paling sering adalah mature cystic
teratoma, juga sering disebut kista dermoid. 95 % dari tumor germ sel terdiri dari
kista dermoid dan biasanya jinak secara klinis. Sebaliknya tumor ganas germ sel
hanya merupakan 5 % dari kanker ovarium ganas di negara negara barat. 1 Tumor
sex cord stromal terdiri dari berbagai kelompok neoplasma yang jarang yang
berasal dari matriks ovarium.

Faktor resiko terjadinya kista ovarium :



Riwayat kista ovarium sebelumnya


Siklus menstruasi yang tidak teratur5


Menstruasi di usia dini (usia 11 tahun atau lebih muda)5


Hiperstimulasi induksi ovulasi dengan gonadotropin atau bahan lainnya

seperti clomiphene citrate atau letrozole dapat membentuk kista ovarium

sebagai bagian dari ovarian hyperstimulation syndrome.

Patofisiologi
Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yaitu akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin dan komplikasi tumor.
1. Akibat pertumbuhan,
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan
perut. Tekanan terhadap alat alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor
atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam
perut serta dapat juga mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu
sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat Komplikasi
1. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit sedikit sehingga berangsur angsur
menyebabkan pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala gejala klinik
yang minimal. Akan tetapi kalau perdarahan terjadi dalam jumlah yang
banyak akan menimbulkan nyeri di perut.
2. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya
putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa
sakit.
3. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul penanahan.
4. Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat
persetubuhan. Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut,
maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum
dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda tanda abdomen
akut.
5. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis
yang seksama terhadap kemungkinn perubahan keganasan. Adanya asites
dalam hal ini mencurigakan. Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal
dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi. Asalnya tidak
teridentifikasi dan terdiri atas sel sel embrional yang tidak berdiferensiasi.
Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan yang
mengandung material sebasea kental, berwarna kuning, yang timbul dari
lapisan kulit. Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi.
Banyak tipe lainnya dapat terjadi dan pengobatannya tergantung pada tipenya.
TANDA DAN GEJALA
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian
gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi
tumor tersebut. Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Dapat juga terjadi
peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau
nyeri pada saat bersenggama. Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih
mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut) dan
organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Penumpukan
cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada
yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak napas1.
Pada umumnya gejala yang timbul dan patognomonik adalah:
Penekanan terhadap vesika dan rektum.
Perut terasa penuh
Pembesaran perut
Perdarahan (jarang)
Nyeri (pada putaran tangkai/kista pecah)
Sesak napas, oedema tungkai (pada tumor yang sangat besar)3.

DIAGNOSIS
Anamnesa

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak

tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium
yang kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit

atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan

bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa

penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan

rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan

terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih

menjadi sering.7

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus

terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang

sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada

penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya

nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor ovarium

tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan

hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang

abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih

awal.

Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada

wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini

adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan

menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile,
permukaan massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada

satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada

ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada

perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.2

Stadium kanker ovarium diklasifikasikan menurut International Federation of


Gynecologist and Obstetricians (FIGO) 2000. Stadium kanker ovarium ditentukan
setelah pembedahan laparatomy surgical staging.
Stadium kanker ovarium menurut International Federation of Gynecologist and
Obstetricians (FIGO) 2000.24 Stadium
Stadium Keterangan
I Tumor terbatas pada ovarium
IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
pertumbuhan di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor pada
cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum
IB Tumor terbatas pada dua ovarium, tidak ada pertumbuhan tumor
pada permukaan kapsul, tidak ada sel tumor pada cairan asites
ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum
IC Tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu faktor dari
kapsul tumor yang pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan
kapsul, ditemukan sel tumor ganas pada cairan asites ataupun
bilasan rongga peritoneum
II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis

IIA Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba tanpa sel tumor di
cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum
IIB Tumor meluas ke jaringan organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di
cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum
IIC Perluasan di pelvis (IIA atau IIB) dengan ditemukan sel tumor di
cairan asites atau bilasan rongga peritoneum
III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan
tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan atau
metastasis ke kelenjar getah bening regional
IIIA Metastasis mikroskopis di luar pelvis

IIIB Metastasis makroskopis di luar pelvis dengan besarnya lesi


metastasis yang kurang atau sama dengan 2 sentimeter
IIIC Metastasis makroskopis di luar pelvis dengan besarnya lesi
metastasis yang lebih dari 2 sentimeter dan atau metastasis ke
kelenjar getah bening regional
IV Metastasis jauh ( di luar rongga peritoneum )

Pemeriksaan CA 125
Test serum CA 125 bisa positif pada berbagai jenis kasus malignan non
ovarium. Karsinoma ginekologi yang lain seperti pada endometrium bisa positif pada
beberapa kasus. Hal ini berlaku juga pada kanker non ginekologi seperti kolon dan
pankreas bisa meningkatkan kadar serum CA 125. Tumor berasal dari organ organ
selain ovarium bisa meningkatkan kadar CA 125 jika sudah metastasis ke ovarium.
Oleh karena itu fungsi test CA 125 kurang mempunyai nilai untuk diagnosa banding
berbagai jenis keganasan.
Kadar serum CA 125 pada kanker ovarium sebelum diterapi mencerminkan
jumlah antigen yang berhubungan dengan tumor dalam sirkulasi dalam hubungannya
dengan beratnya penyakit pada saat ditentukan stadium. Pada stadium I, hanya 41 %
dari semua pasien mempunyai peningkatan kadar serum CA 125. Oleh karena itu
pada lebih dari setengah jumlah pasien dengan keganasan terbatas pada satu atau dua
ovarium (dengan atau tanpa sel malignan pada cairan asites atau cairan pencucian
abdominal) kadar serum CA 125 berada dalam batas normal.27 Kadar CA 125 yang
meningkat didapati pada 50 % pasien dengan kanker ovarium stadium I dan > 90%
wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut.3 Dikarenakan keterbatasan ini,
sensitivitas CA 125 dalam mendeteksi penyakit diperkirakan hanya 70-80% dengan
spesifisitas 98,6% hingga 99,4% serta rendahnya nilai prediksi positif(positive
prediktif value) sebesar 3%.

ULTRASONOGRAFI
Pemakaian ultrasonografi juga telah dipelajari untuk membedakan tumor
ovarium ganas dan tumor ovarium jinak. skor ditentukan dengan memberikan nilai
satu dari setiap karakteristik yang dijumpai pada ultrasonografi seperti multilokulasi
kista ovarium, komponen solid pada tumor ovarium, lesi bilateral, asites dan adanya
bukti metastasis intra abdomen.
sassone skoring digunakan untuk membedakan tumor ovarium jinak dan
tumor ovarium ganas dengan mencakup struktur dinding dalam, tebal dinding kapsul,
adanya septa, tebal septa, dan echogenesitas. Setiap karakteristik diberikan skor
antara 1 dan 5. Skor minimum adalah 4 dan skor maksimum adalah 15. Skor < 9
mengindikasikan resiko keganasan rendah. Skor 9 beresiko tinggi keganasan.
Sistim skor tersebut mencapai maksimum sensitivitas 100%, spesifisitas 83% dan
positive predictive value 37% dalam membedakan tumor ovarium jinak dan ganas.
Ukuran ovarium > 5 cm pada ultrasonografi transvaginal mempunyai 2.5 kali resiko
malignan dibanding dengan ovarium yang lebih kecil. Jika ovariumnya normal atau
tidak terlihat, maka dianggap skor ultrasonografinya < 5.
Gambar: skoring sassone
Ultrasonografi sering dilakukan untuk mengevaluasi massa di pelvis dan
ovarium. Kista simple (simple cyst) adalah salah satu massa pelvis yang paling
sering. Gambaran klasik sonografi dari kista simple adalah batas yang rata dan
regular, anechoic dan adanya peningkatan akustik posterior.
Gambar 2. Simple Cyst
Pada umumnya, tumor ganas ovarium mempunyai gambaran multilokulasi,
komponen padat atau echogenik dan mempunyai septa yang tebal dengan area
nodular. Sonografi kurang membantu pada pasien dengan tumor ovarium ganas
stadium lanjut. Sonogram pelvis mungkin sulit menginterpretasi uterus, adnexa dan
struktur sekelilingnya jika ada massa besar di abdomen. Gambaran asites mudah
terlihat pada ultrasonografi.
Gambar: massa komples ovarium

Risk Malignancy Indeks


Risk Malignancy Indeks berdasarkan serum CA 125, status menopause, dan
hasil ultrasonografi, dan merekomendasikan penggunaannya untuk membedakan
tumor jinak atau ganas dari tumor ovarium. Dari hasil penelitian Jacob dan kawan -
kawan, dengan menggunakan RMI dengan skor IRK = 200, sensitivitasnya adalah
85,4% dan spesifisitasnya adalah 96,9%. Hasil ini lebih akurat dibandingkan dengan
penggunaan ultrasonografi dan serum CA 125 secara sendiri - sendiri. Mereka juga
menyarankan bahwa RMI bisa digunakan untuk merujuk pasien ke pusat onkologi
untuk mendapat pengobatan yang lebih sesuai dan terapi pembedahan yang lebih
efektif.
M = 1 jika belum menopause U = 0 jika (-) karakteristik
M = 3 jika sudah menopause U = 1 jika ada 1karakteristik
U = 3 jika 2 karakteristik

Sistim skoring dengan menggunakan Doppler berwarna memerlukan


teknologi yang mahal yang tidak tersedia pada kebanyakan tempat. RMI merupakan
sistim skoring yang sederhana dan komponen ultrasonografinya mencakup
karakteristik yang mudah terlihat dengan menggunakan ultrasonografi
transabdominal.
Indeks resiko keganasan (IRK-1) menurut Jacob dan kawan - kawan dihitung
dengan menggunakan rumus :

RMI = U x M x Serum CA 125


TATALAKSANA
Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista ovarium
yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi pengangkatan
biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih besar.
Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya masing-masing.Kista ovarium
neoplastik memerlukan operasi dan kista nonneoplastik tidak. Jika menghadapi kista
yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak
melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista
tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista
nonneoplastik.
Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat
ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini
perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan
ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan
besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan
operatif.
Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung kista.Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salpingo-ooforektomi).Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk
mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.
Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk
mengetahui apakah ada keganasan atau tidak.Jika keadaan meragukan, perlu pada
waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh
seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista ganas atau
tidak.Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-
ooforektomi bilateral.Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat
keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa),
dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi
yang tidak seberapa radikal.
Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya
pada pemeriksaan ultrasonografi.Mungkin dapat diamati kista ovarium berdiameter
kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista membesar.Jika
diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista atau kistektomi
ovarium.Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan
dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke
12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan
lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur.Keputusan untuk melakukan
operasi hanya dapat dibuat setelah mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan
melibatkan pasien dan pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan
tidak dapat digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi
ovarium.
Manajemen Pada Kanker Ovarium Stadium Awal
Jika secara klinis keganasan hanya terbatas pada ovarium, maka tindakan

operatif untuk penggangkatan massa harus dilakukan. Insisi abdominal harus adekuat

sesuai dengan ukuran tumor, yang ditentuka dari pemeriksaan fisik dan hasil

pencitraan. Operasi dimulai dengan pembebasan ronga abdomen dari cairan asites

dan bilasan peritonium, selanjutnya dilakukan histerktomi dan tindankan BSO. Jika

tumor telah mencapai ekstraovarium, maka dilakukan penggangkatan infracolic

omentum dan dilakukan biopsi.

Kemoterapi adjuvan

Pada pasien dengan stadium IA atau IB, dengan derajat 1 and 2 masih dapat di

tatalaksana dengan hanya tindakan operatif. Namun pada stadium IA atau IB,

stadium 3 kanker ovarium epitelian dan semua stadium IC dan II harus dilakukan
kemoterapi sebanyak 3 hinggan 6 siklus dengan carboplatin (Paraplatin) and

paclitaxel (Taxol) chemotherapy.

KOMPLIKASI
a. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman

pada perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi

ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara

sempurna/menimbulkan gangguan miksi, sedangkan suatu kista

yang lebih besar yang terletak bebas dalam rongga perut dapat

menyebabkan rasa berat dalam perut dan kadang menimbulkan

rasa sesak.

b. Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga

berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista dan

menimbulkan gejala klinis yang minimal. Apabila perdarahan

terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat

dari kista dan menimbulkan nyeri perut mendadak2.

c. Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai atau akibat trauma.

Apabila kista mengandung cairan serous, rasa nyeri akibat robekan

akan segera berkurang. Apabila disertai dengan perdarahan akut,

akan menimbulkan rasa nyeri yang terus-menerus dan

menimbulkan tanda akut abdomen. Kista yang mengandung cairan

musin akan mengakibatkan implantasi sel-sel kista pada


peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang

mengisi rongga perut dan menyebabkan perlekatan dalam rongga

perut. Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma

peritonei2.

d. Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak

seperti kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii

musinosum dan kista dermoid. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

pemeriksaan mikroskopik setelah pengangkatan tumor untuk

melihat adanya kemungkinan perubahan keganasan2.

PROGNOSIS
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan

sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun

tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak

memerlukan penanganan medis.

Dengan kemoterapi, kanker ovarium stadium awal mengalami rekurensi

dalam 5 tahun dan membutuhkan terapi yang lebih baik. Secara keseluruhan, survival

rate dalam 5 tahun pada kanker ovarium epitelial memiliki angka 45 % . survival rate

bergantung pada stadium penyakit dan ada tidaknya metastasis. Pada paseien dengan

mutasi gen BRCA carrier menunjukan prognosis yang lebih baik karena sensitifitas

yang lebih terhadap platium, namun tetap dapat ternya relaps.


DAFTAR PUSTAKA

1. Siringo, Dumaris. (2012), Karakteristik Penderita Kista Ovarium yang Dirawat


Inap di Rumah Sakit st Elisabeth Medan tahun 2008 2012, Diakses dari :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=131360&val=4108. (Acessed:
12 Oktober 2016)

2. Wiknjosastro, Hanifa, dkk. (2005), Ilmu Kandungan, Edisi 2, Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

3. Moeloek, Farid Anfasa. (2003), Standar Pelayanan Medik Obstetri dan


Ginekologi, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Jakarta.

4. William Helm, C. (2005), Ovarian Cysts, (emedicine), Available from:


http://emedicine.com (Acessed: 2012, April 15).

5. Gynecologic problems: ovarian cyst. ACOG : The American College of


Obstetricans and Gynecologist. 2009

6. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and
Treatment 8th edition.Norwalk : Appleton & Lange. 1994.
7. William gynecology d. 2th ( tolong bikini ya re)

Anda mungkin juga menyukai