LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama
: Ny. S
Usia
: 56 tahun
Pendidikan terakhir: SD
Pekerjaan
Alamat
: Ciledug Lor
Agama
: Islam
Nama Suami
: Tn. D
Usia
: 60 tahun
Pendidikan terakhir: SD
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Ciledug Lor
II. Anamnesis
Keluhan utama: perdarahan
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled diantar oleh anaknya dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir. Keluhan dirasakan sejak 4 bulan yang lalu.
Keluhan dirasakan pertama kali saat setelah melakukan hubungan suami istri.
Awalnya darah yang keluar berwarna merah segar kemudian lama kelamaan
disertai gumpalan darah. Keluar darah juga disertai dengan keputihan yang lama
kelamaan menjadi berbau amis. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat melakukan
hubungan suami istri dan dirasakan nyeri perut pada bagian bawah. Sejak 1 bulan
yang lalu nyeri mulai dirasakan menjalar ke pinggang dan selangkangan. Pasien
juga mengeluhkan kadang-kadang terasa nyeri saat BAK. Pasien juga mengatakan
BB menurun sejak 3 bulan yang lalu.. Pasien tidak mengeluhkan gatal dan perih
pada alat kelaminnya.
Riwayat Perkawinan
Perempuan
P1: laki-laki, berat lahir 3000 gr, 44 tahun yang lalu, hidup, cukup bulan, lahir
Riwayat keluarga:
-
Tidak ada riwayat penyakit Diabetes melitus, Hipertensi, penyakit jantung dan
Riwayat ginekologik:
-
Riwayat menstruasi:
-
Menarche usia 15 tahun, siklus haid tidak teratur, lamanya 4-5 hari, jumlah
darah < 80 ml, 2-3 kali pembalut per hari, dismenorea (+), nyeri payudara dan
benjolan (-)
Menopause 12 tahun yang lalu.
: Baik
Kesadaran
: Komposmentis, GCS : 15
Tanda-tanda vital :
-
Tekanan darah
Pulsasi
Respirasi
Suhu
: 140/90 mmHg
: 85 x/menit
: 21 x/menit
: 36,0 oC
Tinggi badan
: 145 cm
Berat badan
: 54 Kg
Kepala
Mata
Telinga: Simetris kanan kiri, sekret tidak ada, kemerahan -/-, nyeri tekan -/ Hidung
Tengorokan
Leher
ada
o Pulmo
tidak ada
o Mammae : terdapat dua buah kiri dan kanan dengan ukuran simetris
kanan dan kiri, areola berwarna gelap, dan retraksi puting -/-. Nyeri
tekan -/-, tidak teraba massa.
Abdomen :
o Inspeksi : bentuk datar, lembut, striae (+)
o Auskultasi: redup pada seluruh regio, bising usus (+)
o Perkusi : redup pada lapang perut bagian kiri
o Palpasi :
Ekstremitas :
Eksterna
o Inspeksi: mons pubis tersebar merata, vulva vagina tidak ada tanda-tanda
inflamasi dan kelainan, discharge keputihan (+), OUE tidak ada kelainan,
glandula bartholine tidak tampak kemerahan.
o Palpasi: vulva vagina tidak terdapat massa, tidak terasa nyeri tekan, pada
glandula bartholine tidak teraba adanya massa.
Interna
Inspeksi
berbenjol-benjol.
Palpasi
- Dinding vagina berbenjol-benjol, nyeri tekan (-), portio
teraba keras, berbenjol-benjol, rapuh dan mudah
-
Darah Rutin
IVA test
Pap smear
Biopsi
Kemoterapi
Radioterapi
Transfusi PRC
VII. Prognosis
Qua ad vitam
: ad malam
Qua ad Functionam
: ad malam
Qua ad sanationam
: ad malam
IX. Resume
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled diantar oleh anaknya dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir. Keluhan dirasakan sejak 4 bulan yang lalu.
Keluhan dirasakan pertama kali saat setelah melakukan hubungan suami istri.
Awalnya darah yang keluar berwarna merah segar kemudian lama kelamaan
disertai gumpalan darah. Keluar darah juga disertai dengan keputihan yang lama
kelamaan menjadi berbau amis. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat melakukan
hubungan suami istri dan dirasakan nyeri perut pada bagian bawah. Sejak 1 bulan
yang lalu nyeri mulai dirasakan menjalar ke pinggang dan selangkangan. Pasien
juga mengeluhkan kadang-kadang terasa nyeri saat BAK. Pasien juga
mengatakan BB menurun sejak 3 bulan yang lalu.. Pasien mengaku
mengkonsumsi rokok sejak usia 16 tahun kira-kira 1 batang/hari dan berhenti
saat usia 47 tahun.Pasien tidak mengeluhkan gatal dan perih pada alat
kelaminnya.
Pemriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis dan di palpasi pada bagian
abdomen terdapat masa bulat multiple di inguinal dekstra dan sinistra. Pada
pemeriksaan dalam pada saat diinspeksi terdapat sekret vagina (+), vagina
hiperemis (+), portio hiperemis (+), portio mudah berdarah, permukaan portio
tampak berbenjol-benjol dan dipalpasi dinding vagina berbenjol-benjol, nyeri
tekan (-), portio teraba keras, berbenjol-benjol, rapuh dan mudah berdarah,
fluksus (+).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia
epitel di daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa
vagina dan mukosa kanalis servikalis.
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher
rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau
vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang
melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir
pada saluran servikal yang menuju ke rahim.
Kanker seviks uteri adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel
epitel skuamosa. Sebelum terjadinya kanker, akan didahului oleh keadaan
yang disebut lesi prakanker atau neoplasia intraepitel serviks (NIS).
B. Etiologi dan Faktor Risiko
a. Etiologi
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papilloma
Virus (HPV). Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat
teridentifikasi yang 40 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan
seksual. Beberapa tipe HPV virus risiko rendah jarang menimbulkan
kanker, sedangkan tipe yang lain bersifat virus risiko tinggi. Baik tipe
risiko tinggi maupun tipe risiko rendah dapat menyebabkan pertumbuhan
abnormal pada sel tetapi pada umumnya hanya HPV tipe risiko tinggi
yang dapat memicu kanker. Virus HPV risiko tinggi yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual adalah tipe 7,16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52,
56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe yang lain.
b. Faktor resiko
Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher
rahim. Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat
risiko terjadinya kanker laher rahim. Meningkatnya risiko kanker
leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari
meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap
karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat
usia.
Usia pertama kali menikah. Menikah pada usia kurang 20 tahun
dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan
berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada
mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks
idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang.
Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi
atau belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa
yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh.
Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20
tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks
kanker.
Wanita yang merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali
lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita
yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada
wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada
di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan
serviks di samping meropakan kokarsinogen infeksi virus. Nikotin,
mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau
menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru
maupun serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa
10
rahim.
Penggunaan
kontrasepsi
oral
dalam
jangka
waktu
lama.
11
12
ekspresi
onkoprotein
E6
dan
E7.
Selain
itu,
dalam
13
gejala
berupa
ketidakteraturannya
siklus
haid,
amenorhea,
14
dari
limfangografi,
arteriografi,
venografi,
laparoskopi,
ultrasonografi, CT scan dan MRI sampai saat ini belum dapat digunakan
secara baik untuk staging karsinoma atau deteksi penyebaran karsinoma
karena hasilnya yang sangat subyektif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pap smear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal pada
pasien yang tidak memberikan keluhan. Sel kanker dapat diketahui pada
sekret yang diambil dari porsi serviks. Pemeriksaan ini harus mulai dilakukan
pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas seksual
sebelum itu. Setelah tiga kali hasil pemeriksaan pap smear setiap tiga tahun
sekali sampai usia 65 tahun. Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus
kanker leher rahim secara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal,
akibatnya angka kematian akibat kanker leher rahim pun menurun sampai
lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya
menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Apabila selama 3
15
16
17
18
DAFTAR PUSTAKA
1
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.
19