Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas
Nama : Tn. U AB
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Manyak Payet, Aceh Tamiang
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk RSUD : 22 Mei 2018

1.2 Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri dan Benjolan pada skrotum kiri

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Os datang dengan keluhan bengkak pada buah zakar kiri sejak 4 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Buah zakar terasa lebih berat di sebelah kiri, dengan ukuran awal sebesar
bola pingpong yang lama-lama sebesar telur ayam. Kadang-kadang terdapat keluhan nyeri
pada benjolan, dan rasa nyeri menjalar sampai ke selangkangan. Os juga merasakan panas
pada daerah buah zakar sampai ke selangkangan. Benjolan pada buah zakar, tidak hilang
timbul baik saat tidur, berdiri ataupun mengedan. Tidak terdapat cairan yang keluar dari
benjolan. Tidak terdapat keluhan mual dan muntah. Didapatkan riwayat demam selama 2
hari yang lalu. Riwayat trauma dan penyakit menular seksual disangkal. BAK normal tidak
ada lendir ataupun darah, tidak ada nyeri saat BAK, BAB tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.

3
4

Riwayat Penyakit dalam Keluarga :


Riwayat penyakit keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.

1.3 Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,80C

Status generalisata
Kepala : Conjungtiva tidak anemis, sklera tak ikterik
Leher : JVP tak meninggi, KGB tidak membesar
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Paru-paru : VBS normal, kiri = kanan,
ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung S1-S2 reguler,
Bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen : Datar, lembut, BU + normal, hepar dan lien tidak teraba
Membesar, KGB inguinal tidak membesar
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”, edema (-)

Status Lokalisata
- Regio : Skrotum
- Inspeksi : Tampak benjolan di skrotum kiri, benjolan hiperemis, warna benjolan
merah muda
- Palpasi : Nyeri (+), Teraba benjolan di skrotum kiri konsistensi kenyal
- Perkusi : Tidak dilakukan
- Auskultasi : Tidak dilakukan
5

1.4 Pemeriksaan Penunjang


Hematologi :
Hemoglobin : 12,5 g/dl
Haematocryt : 44.7 %
Erythrocyte : 4.63 /UIx1000000
Leucocyte : 17.38 /Uix1000
Blood Group :O
Metabolisme Karbohidrat :
Glukosa Sewaktu : 92 mg/dl

Analisa Urine :
Reduksi : (-) Negatif
Protein : (-) Negatif
Bilirubin : (-) Negatif
Erytrosit : (-) Negatif
Leucocyte : 7-9 mg/dl
Kristal Oksalat : (-) Negatif
Epithel Cell : 2-4

1.5 Diagnosa Banding


- Orchitis sinistra
- Tumor testis sinistra
- Epididimitis
- Torsio testis sinistra

1.6 Diagnosa Sementara


Orchitis Sinistra
6

1.7 Penatalaksanaan
- IVFD RL 30 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 2x 2mg
- Inj. Ketorolac 2x 10mg
- Inj. Ranitidine 2x 50mg
- Doxycline tab 3x100mg
- Methilprednisolon tab 3x4mg

1.8 Prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 ANATOMI

1. Testis

Anatomi :

Testis merupakan organ yang berperan dalam proses reproduksi dan hormonal. Fungsi

utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormon androgen terutama testosteron.

Sperma dibentuk di dalam tubulus seminiferus yang memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel

spermatogenik. Diantara tubulus seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel

leydig berada.

Testis normal berukuran rata-rata 4x3x2,5 cm. Organ ini diliputi oleh suatu lapisan yang

disebut dengan tunika albuginea, oleh suatu septa-septa jaringan ikat testis dibagi menjadi 250

lobus. Pada bagian anterior dan lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut

dengan tunika vaginalis yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal, lapisan ini langsung

berhubungan dengan kulit skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan dengan

epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya. Testis terdapat di dalam skrotum yang

merupakan lapisan kulit yang tidak rata dimana dibawahnya terdapat suatu lapisan yang disebut

tunika dartos yang terdiri dari serabut-serabut otot.

Peredarahan darah testis memiliki keterkaitan dengan peredarahan darah di ginjal karena

asal embriologi kedua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke testis berasal dari aorta yang

beranastomosis di funikulus spermatikus dengan arteri dari vasa deferensia yang merupakan

cabang dari arteri iliaka interna. Aliran darah dari testis kembai ke pleksus pampiniformis di

funikulus spermatikus. Pleksus ini di anulus inguinalis interna akan membentuk vena spermatika.
8

Vena spermatika kanan akan masuk ke dalam vena cava inferior sedangkan vena

spermatika kiri akan masuk ke dalam vena renalis kiri.

Saluran limfe yang berasal dari testis kanan mengalir ke kelenjar getah bening di daerah

interaaortacaval, paracaval kanan dan iliaka komunis kanan, sedangkan saluran limfe testis kiri

mengalirkan isinya ke kelanjar getah bening paraaorta kiri dan daerah hilus ginjal kiri, paracaval

kiri dan iliaka kiri


9

2. Epididimis

Anatomi:

Merupakan struktur perpanjangan dari bagian posterior testis. Duktus eferen yang berasal

dari testis memindahkan sperma yang baru dibuat menuju epdidimis. Epididimis dibentuk oleh

duktus epididimis yang kecil dan melilit secara padat. Saluran tersebut akan menjadi lebih kecil

ketika melalui bagian atas epididimis (head of epididimis). Epididimis berfungsi sebagai tempat

pematangan, penyimpanan dan sekresi

Epididimis terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

- Head of epididymis : dibentuk oleh lobule yang berisi 12—14 duktus eferen.

- Body of epididymis

- Tail of Epididymis : bagian epididimis yang akan menuju vas deferens.


10

3. Duktus deferens

Anatomi:

Merupakan perpanjangan saluran epididimis. Duktus deferens:

- Mempunyai dinding otot yang tebal dengan lumen yang halus sehingga memberikan

struktur yang kuat

- Dimulai dari bagian tail of epididimis yang terletak di ujung bawah testis

- Merupakan komponen utama spermatic cord

- Masuk ke dinding anterior abdomen melalui inguinal canal

- Berakhir dengan menyatu dengan duktus vesika seminalis untuk membentuk duktus

ejakulatori

- Bagian ujung duktus deferens akan membesar yang disebut Ampulla.

Vaskularisasi:

- Arteri : berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu dengan arteri

testicular.

- Vena : berasal dari vena testicular, termasuk plexus pampiniform. Bagian ujungnya

menuju vena vesicular plexus atau vena prostatic plexus.


11

ORCHITIS

2.2 DEFINISI DAN ETIOLOGI

Orchitis adalah proses inflamasi (peradangan) satu atau kedua biji testis (zakar). Orchitis

bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling sering menyebabkan orkitis

adalah virus gondongan (mumps). Hampir 15-25% pria yang menderita gondongan setelah masa

pubertasnya akan menderita orkitis. 70% kasus orchitis biasanya didahului dengan kejadian

parotitis akibat infeksi virus Mumps. Bakteri yang menyebabkan orchitis biasanya merupakan

penyebaran dari epididimitis pada pria yang aktif secara seksual atau pada pasien BPH. Beberapa

bakteri yang dpat menyebabkan orchitis antara lain Neisseria gonorrhoeae, Clamydia

trachomatis, Eschericia coli, Klebsiella pneumoniae, Psedomonas Aeruginosa, Staphylococcus,

dan Streptococcus.

2.3 FAKTOR RESIKO

Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual

adalah:

 Immunisasi gondongan yang tidak adekuat

 Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)

 Infeksi saluran kemih berulang

 Kelainan saluran kemih.

Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:

 Berganti-ganti pasangan

 Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan

 Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya


12

2.3 MANIFESTASI KLINIS

• Pembengkakan skrotum

• Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak

• Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena

• Demam

• Dari penis keluar nanah

• Nyeri ketika berkemih (disuria)

• Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi

• Nyeri selangkangan

• Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan

• Semen mengandung darah.

2.4 DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan dan pembengkakan testis yang

terkena.

- Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah: Analisa air kemih

- Pembiakan air kemih

- Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore

- Pemeriksaan darah lengkap

- Pemeriksaan kimia darah.


13

2.5 DIAGNOSIS BANDING

 Torsi testis umumnya menampakkan gejala nyeri buah zakar yang mendadak

(terlokalisir pada satu testicle) yang mungkin disertai tanda-tanda dan gejala-gejala

kepekaan testicular dan/atau scrotal, pembengkakan dan kemerahan testicular dan/atau

scrotal, kenaikan dari buah pelir yang terpengaruh didalam scrotum, kehilangan

cremasteric reflex pada sisi yang terpengaruh.

 Tumor testis kadang-kadang menyebabkan nyeri buah pelir namun biasanya tidak

mengakibatkan nyeri pada benjolan itu sendiri. Terdapat perubahan pada ukuran atau

tekstur dari buah pelir disertai sakit yang tumpul dari perut bagian bawah, punggung

bagian bawah atau area selangkangan.

2.6 PENGOBATAN

 Penderita sebaiknya menjalani tirah baring, skrotumnya diangkat dan dikompres

dengan air es.

 Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan

obat pereda nyeri dan anti peradangan. Antibiotik yang biasa dipakai antara lain

ceftriaxone, ciprofloxacin, doksisiklin, azithromycin dan kotrimoksazol. Pastikan

sebelumnya tidak ada alergi terhadap obat-obat dimaksud. Dan habiskan antibiotika

yang diberikan walaupun gejala penyakitnya sudah mereda.

 Jika penyebabnya adalah virus, obat yang diberikan bertujuan menghilangkan

gejala-gejala yang ada. Obat anti nyeri, anti demam, obat anti peradangan non

steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen.


14

 Operatif :

Radikal Orchiectomy Inguinalis

2.7 KOMPLIKASI

1. Testis yang mengecil (atropi)

2. Abses (nanah) pada kantong testis

3. Infertilitas (susah punya anak), terutama jika terkena kedua testis.

2.8 PROGNOSIS

1. Sebagian besar kasus orchitis mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.

2. Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat

sembuh tanpa komplikasi

2.9 PENCEGAHAN

a. Immunisasi gondongan bisa mencegah terjadinya orkitis akibat gondongan. Saat ini

sudah tersedia vaksin untuk mumps yaitu MMR (measles, mumps, rubella)

dan MMRV (MMR plus varisela, untuk usia 1-12 tahun).

b. Perilaku seksual yang aman dan terlindung (misalnya tidak berganti-ganti

pasangan dan menggunakan kondom) bisa mengurangi resiko terjadinya orkitis akibat

penyakit menular seksual.

Anda mungkin juga menyukai