Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PROLAPS TALI PUSAT

Dosen Pembimbing:

Ns. Febi Ratnasari.,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh:

Yuapinamaya
NIM : 21317152

Dibuat untuk memenuhi tugas Stase Maternitas

Program Profesi Ners Non Reguler

PROFESI NERS STIKES YATSI TANGERANG

Jl. Aria Santika No.40A, Margasari, Karawaci Kota Tangerang

Banten Telp : (021) 55726558 / 55725974

2022
Konsep Dasar

Prolaps Tali Pusat

A. Definisi
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya
sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). (Sarwono, 2014).
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah (presentasi bokong) (Rukiyah, 2013).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Sofian, 2012).

B. Tanda Gejala
Manifestasi menurut wiknjosastro (2015) yaitu:
1. Keluhan umum yang sering dinyatakan oleh ibu dengan kehamilan letak sungsang
adalah terasa penuh dibagian atas dan gerakan janin terasa lebih banyak dibagian
bawah.
2. Pada pemeriksaan abdomen, tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni
kepala dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat
dan memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan
semudah kepala. Auskultasi menunjukkan DJJ lokasinya setinggi atau sedikit lebih
tinggi daripada umbilicus.
3. Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus
dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari
kurang sama dengan panjang telapak tangan.
C. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2015) Etiologi letak sungsang yaitu:
1. Dari ibu
a. Multiparitas
b. Plasenta previa
c. Panggul sempit
2. Dari janin
a. Talipusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hidrosefalus atau anensefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidramnion atau oligohidraminion
e. Prematuritas (Wiknjosastro, 2015)

D. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak lintang atau letak sungsang. Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif
berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian
dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang
lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan
dalam presentasi kepala (winkjosastro, 2015).

E. Prognosis
Kehamilan dengan letak sungsang dapat di diagnosis dengan kehamilan dengan letak
muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi leopold masih ditemukan kemiripan. Ini
dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan jari yang
dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iski
sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut dan tulang pipi membentuk
segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan (Manuaba,
2013).

F. Pathway

Kehamilan kembar Prematur Plasenta previa

Hidroamnion Plasenta
Ukuran janin kecil
mendekati rahim

Janin bergerak Janin sulit beradaptasi


leluasa dengan panggul ibu

Kelainan PAP tidak diisi oleh


presentasi bagian bawah janin

Tali pusat Tali pusat


bergeser bergeser/turun

Prolapse tali pusat

Tali pusat terjepit antara bagian


terendah janin dan jalan lahir

Gangguan
Sirkulasi janin terganggu Pertukaran
Gas

Resiko Cedera
Hipoksia fetal
Pada Janin
Ansietas Resiko Infeksi
Fetal disstres

Kecemasan ibu pada Melemahnya DJJ Persalinan


janin dan dirinya SC

G. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan jika msih ada keraguan dari pemeriksaan luar dan dalam, sehingga harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Magnetic
Resnance Imaging). Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak
janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan
kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi
tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan
bawaan anak.

H. Penatalakasanaan
Karena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah
letak janin dengan versi luar. Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak
kepala. Hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, multi dengan usia
kehamilan 36 minggu, dan tidak ada panggul sempit, gameli, atau plasenta previa syarat:
1. Pembukaan kurang dari 5 cm
2. Ketuban masih ada
3. Bokong belum turun atau masuk PAP (Pintu Atas Panggul).

I. Komplikasi
a. Komplikasi pada ibu
1) Perdarahan
2) Robekan jalan lahir
3) Infeksi
b. Komplikasi pada bayi
Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :
1) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)
2) Perdarahan atau edema jaringan otak
3) Kerusakan medula oblongata
4) Kerusakan persendian tulang leher
5) Kematian bayi karena asfiksia berat.
c. Trauma persalinan
1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas
2) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar
kepala; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga; kerusakan pada jaringan otak.
d. Infeksi, dapat terjadi karena :
1) Persalinan berlangsung lama
2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
PENGKAJIAN KEPERTAWATAN
A. Dokumentasi pengkajian merupakan catatan hasil pengkajian yang dilaksanakan
untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien
dan membuat catatan tentang respon kesehatan klien. Pengkajian pada klien
dengan prolaps tali pusat terdiri dari:
1. Identitas Klien
a. Identitas klien dikaji seperti biasa, meliputi nama, jenis kelamin, usia,
alamat, suku bangsa, dll.
b. Jenis kelamin : insidensi prolaps tali pusat hanya terjadi pada jenis
kelamin wanita dan terjadi pada wanita hamil.
c. Usia
d. Ras/ Etnis : insidensi prolaps tali pusat tidak dipengaruhi oleh ras/ etnis.
e. DX Medis : prolaps tali pusat/prolaps umbilical corda.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat keluarga Belum ditemukan adanya hubungan antara faktor genetic/
herediter dengan kejadian prolaps tali pusat.
a. Keluhan Utama Klien dengan prolaps tali pusat memiliki keluhan tidak
terdapat kontraksi pada janin dikarenakan hipoksia pada bayi. Klien
merasa cemas karena terdapat tali pusat menonjol ke luar vagina
b. Riwayat kesehatan sekarang: Klien merasa cemas karena terdapat tali
pusat di luar vagina. Klien masuk rumah sakit dikarenakan hipoksia yang
terjadi pada bayi akibat prolaps tali pusat.
c. Riwayat kesehatan dahulu Trauma selama kehamilan, misalnya:
dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli; kehamilan prematur;
tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan terhadap janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan; trauma
langsung seperti jatuh dan lain-lain.
d. Riwayat kesehatan keluarga. Belum ditemukan adanya hubungan antara
faktor genetic/ herediter dengan kejadian prolaps tali pusat.
e. Riwayat obstetri Memberikan informasi yang penting mengenai
kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan
masalah pada kehamilan sekarang.
f. Riwayat Alergi Pengkajian tentang riwayat alergi sangat diperlukan,
kerena berkaitan dengan terapi (khususnya terapi medis dan pemberian
diet) pada klien selama dirawat di rumah sakit.
g. Riwayat psikososial terfokus:
1) Intra personal Pada ibu hamil dengan prolaps tali pusat pada
umumnya akan mengalami kecemasan mengenai keadaan bayi nya
maupun keadaan dirinya sendiri. Apalagi pada klien yang
mengalami kehamilan anak pertama. Tingkat kecemasan dapat
dilihat dari perilaku klien, tanggapan klien tentang sakitnya. Pada
tahap ini, perawat sangat dibutuhkan untuk memberikan edukasi
pada klien terkait prosedur kondisi penyakit dan juga prosedur
medis yang akan dijalani oleh klien, perawat juga perlu
memperkuat koping klien serta memberi motivasi untuk
mengurangi kecemasan yang dirasakan klien.
2) Inter personal Perawat mengkaji peran klien dalam keluarga dan
dalam masyarakat, serta kebiasaan kehidupan sehari-hari klien
dalam keluarga maupun masyarakat. Hubungan klien dengan
suami dan anggota keluarga lainnya, dukungan yang diberikan
yang diberikan pada klien baik dari keluarga maupun social
masyarakat.
3. Pola fungsi kesehatan
a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Meliputi pengobatan klien teratur
atau tidak. Mengungkapkan perhatian untuk menurunkan faktor risiko
bagi prolaps tali pusat.
b. Pola aktivitas dan latihan Biasanya klien mengalami gangguan dalam
beraktivitas dikarenakan perdarahan yang terjadi mengakibatkan
kelemahan fisik.
c. Pola nutrisi dan metabolik Biasanya klien mengalami anoreksia, disertai
mual dan muntah.
d. Pola sensori kognitif Biasanya klien mengalami nyeri akibat pasca
pembedahan
e. Pola persepsi dan konsep diri Biasanya klien mengalami perubahan pola
dalam tanggung jawab, perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan
peran, mengekspresikan keraguan terhadap penampilan peran.
f. Pola peran dan hubungan Biasanya klien mengalami perubahan persepsi
diri mengenai peran, tidak berdaya, cemas atau depresi, perilaku pesimis,
kesempatan dalam melaksanakan peran tidak adekuat.
g. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress. Biasanya klien
mengalami perasaan tak berdaya atau tidak ada harapan, menyangkal,
ansietas, ketakutan, gelisah, kesedihan.
h. Pola eliminasi Pada trimester pertama klien akan mengalami inkontinensia
urin akibat dari penekanan pada kandung kemih.
i. Pola istirahat dan tidur Biasanya klien mengalami insomnia. Kesulitan
tidur pada malam karena sulit bernafas serta mual dan muntah.
j. Pola reproduksi dan seksual Biasanya klien mengalami trauma akibat dari
penyakit yang diderita, sehingga pola reproduksi dan seksual sedikit
terganggu.
k. Pola sistem nilai dan kepercayaan Biasanya klien terganggu dalam
menjalani ibadah. Karena kelemahan fisik yang diderita akibat mual
muntah serta anemia.
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital Pada prolaps tali pusat yang disertai ketuban pecah dini
lebih dari satu jam dimungkinkan adanya tanda gejala infeksi seperti
adanya perubahan tanda-tanda vital berupa kenaikan TTV.
b. Sirkulasi Terjadi hipoksia pada janin karena kurangnya sirkulasi dari ibu
ke tali pusat. DJJ tedengar lemah dan denyut tali pusat teraba lemah
c. Kepala Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
d. Leher Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tiroid,
karena adanya proses menerang yang salah.
e. Mata Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning.
f. Telinga Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
g. Hidung Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-
kadang kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
h. Dada Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi
areola mamae dan papila mamae.
i. Abdomen Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih
terasa nyeri.
j. Genitalia pada pemeriksaan vagina dilakukan untuk menentukan posisi
dari tali pusat. Kaji adanya kelainan pada jalan lahir atau janin seperti
panggul yang sempit, letak lintang, letak sunsang, polihidramnion, janin
kembar, janin yang terlalu kecil, atau kejadian ketuban pecah dini.
k. Eleminasi Distensi usus dan kandung kemih mungkin ada akibat prolaps
talipusat.
l. Anus Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur.
m. Ekstermitas Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit jantung
atau ginjal.
n. Muskuluskeletal Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan
gerak karena adanya luka episiotomi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah melalui tali pusat (prolaps)
2. Risiko cedera terhadap janin b/d hipoksia janin
3. Risiko infeksi b/d adanya pemeriksaan vagina, prosedur invasive
4. Ansietas b/d situasi ancaman yang dirasakan oleh ibu dan janin
5. Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx Kep NOC NIC


Domain 12: Domain V: Kondisi kesehatan yang Domain 1: Fisiologis dasar
Kenyamanan dirasakan Kelas E: Peningkatan kenyamanan
Kelas 1: Kelas V: Status gejala fisik
Kenyamanan 2102: Tingkat nyeri 1400: Manajemen nyeri
Fisik Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
00132: Nyeri keperawatan selama lebih dari satu komprehensif yang meliputi
Akut jam. Kriteria hasil yang diharapkan: lokasi, karakteristik, frekuensi,
10201: Nyeri yang dilaporkan (2-4) kualitas atau beratnya nyeri dan
10221: Menggosok area yang factor pencetus.
terkena dampak (2-4) 2. Ajarkan penggunaan non
00206: Ekspresi nyeri wajah (2-4) farmakologi (seperti relaksasi).
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
memilih dan
mengimplementasikan tindakan
penurunan nyeri farmakologi
sesuai kebutuhan.
4. Ajarkan pasien untuk memonitor
nyeri.
Domain 2 Domain III Kesehatan Psikososial Domain 3 Perilaku
Koping/Toleransi Kelas M Kesejahteraan Psikologis Kelas T Peningkatan Kenyamanan
Stress 0211 Tingkat Kecemasan Psikologis
Kelas 2 Respons Setelah dilakukan tindakan 5820 Pengurangan Kecemasan
Koping keperawatan manajemen cairan 1. Gunakan pedekatan yang
00146 Ansietas selama 16-30 menit kriteria hasil tenang dan meyakinkan
diharapkan: 2. Bantu klien mengidentifikasi
121105 perasaan gelisah (2-4) situasi yang memicu kecemasan
121117 rasa cemas yang 3. Intruksikan klien untuk
disampaikan secara lisan (2-4) menggunakan teknik relaksasi
121124 Pusing (2-4) 4. Atur strategi untuk mengurangi
kecemasan secara tepat
5. Kaji tanda verbal dan non
verbal kecemasan
Domain 5 Domain IV Pengetahuan tentang Domain 5 Keluarga
Persepsi/Kognisi Kesehatan & Perilaku Kelas W Perawatan Melahirkan
Kelas 4 Kognisi Kelas S Pengetahuan tentang 6930 Perawatan Post Partum
00126 Defisiensi Kesehatan 1. Pantau tanda-tanda vital
pengetahuan 1818 Pengetahuan: Kesehatan ibu 2. Monitor lochea terkait dengan
postpartum warna, jumlah, bau
Setelah dilakukan tindakan 3. Pantau lokasi fundus, tinggi,
keperawatan monitor pernafasan dan tonus saat dipalpasi
selama 15 menit kriteria hasil yang 4.
diharapkan:
181807 Perawatan perineum (2-5)
181813 senam nifas (2-5)

Domain 11 Domain Domain


Keamanan/Perlin Kelas Kelas
dungan
Kelas 1 Infeksi Setelah dilakukan tindakan 1.
00004 Risiko keperawatan pemberian makan
Infeksi dengan cangkir: bayi baru lahir
selama 15-30 menit kriteria hasil
yang diharapkan:
\
DAFTAR PUSTAKA

Bulecchek. G. 2013. Nursing Intervensions Clasification (NIC). Edisi Keenam. Elsivers.


Singapura
Manuaba, I.B.G. 2013. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC
Moorhead. S. 2013. Nursing Outcome Clasification (NOC). Edisi Kelima. Elsivers.
Singapura
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rukiyah, A.Y dan Yulianti L. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
CV. Trans Info Medika
Sofian, AS 2012, Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri,
Obstetri Operatif, Obsyetri Sosial,Ed3. jilid 2. Jakarta,

Winkjosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai