Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)


DI RUANG NICU
RSUD DR.SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Disusun oleh:

Devita Siti Martina


2206277020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

STIKes MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


2022/2023
A. Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir. (Amru Sofian.,2012)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram
tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (≤37
minggu) atau pada bayi cukup bulan. (Pudjiadi, dkk., 2010)

B. Klasifikasi
Bayi berat badan lahir rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan
Masa gestasi < 37 minggu (259 hari) dan berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
2. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilannya tersebut (KMK).
Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva
pertumbuhan  intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar Deviasi (SD)
(kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean).
Bayi berat badan lahir rendah dapat dibedakan berdasarkan penanganan dan usia
kehamilan ( Meddow, 2003)   yaitu antara lain:
a. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500-2499 gram.
2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
3) Bayi Berat Lahir amat sangat rendah (BBLASR), berat lahir < 1000 gram.
b. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:
1) Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah
persentil 3 untuk jenis kelamin dan masa kehamilan
2) Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara
persentil ke-3 dan ke-97 kurva pertumbuhan janin.
3) Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas
persentil ke-90 pada kurvapertumbuhan.
C. Etiologi
Penyebab  bayi dengan berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa
faktor (Muslihatun, 2010) antara lain:
1. Premature Murni
a. Faktor Ibu
1) Penyakit ibu: toksaemia, gravidarum, perdarhan antepartum, trauma fisik
dan psikologis, nefritis akut, diabetes mellitus.
2) Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, multi gravid dengan
jarak persalinan terlalu dekat.
3) Keadaan sosial: social ekonomi rendah, perkawinan tidak sah.
4) Ibu perokok, peminum alkohol, dan pecandu narkotika.
b. Faktor janin
Hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
c. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi, radiasi dan zat racun.
2. Dismature
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan. IUGR dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,
panjang dada, lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue.
b. Disporpotionate IUGR
Trejadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala
normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi
tampakWasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit,
kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.

Faktor yang mempengaruhi BBLR pada dismatur antara lain:


1. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita
penyakit diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal
didaerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik) gizi
buruk, Drug abbuse, peminum alcohol
2. Faktor utery dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma)
insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta,
tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta
lepas
3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)
4. Penyebab lain : Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak 
D. Patofisiologi
E. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir yang akan menurun kadarnya jika
ada infeksi atau sepsis.
2. Hematokrit: 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau haemorhagic perinatal)
3. Hemoglobin: 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan).
4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
5. Dextrostic: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah

G. Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat
3. Pengawasan nutrisi
4. Penimbangan ketat
5. Tali pusat dalam keadaan bersih
6. Jika kain basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan
terganggu
b. Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh
rendah
c. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan
kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3
menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10
normal 
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor
kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,produksi
urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
2) Kesadaran compos mentis
3) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
120-140X/menit
4) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
5) Suhu : kurang dari 36,5 C.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem sirkulasi/kardiovaskular: Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120
sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis
atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b. Sistem pernapasan: Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot
aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan
rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau
ronkhi.
c. Sistem gastrointestinal: Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit
mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB
(jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan
megisap yang lemah.
d. Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna,
berat jenis, dan PH).
e. Sistem neurologis dan musculoskeletal: Gerakan bayi, refleks moro, menghisap,
mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar
kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh
dengan sempurna, lembut dan lunak.
f. Sistem thermogulasi (suhu): Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g. Sistem kulit: Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan
infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h. Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram,
panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan
atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm,
lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada
punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki
skrotum belum berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai
APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
3. Pengkajian Reflek Bayi
a. Reflek moro (kaget): Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala
tiba-tiba digerakkan.
b. Reflek rooting (mencari): Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi.
c. Refleks sucking (isap): Terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir, yang
disertai refleks menelan.
d. Reflek Swallowing: Terjadi apabila bayi menelan Air susu ibu.

e. Refleks Tonikneck: Terjadi apabila kepala bayi kita angkat dan mendapat
tahanan pada kepala bayinya.
f. Refleks Plantar: Terjadi apabila tangan kita dapat di genggam oleh tangan bayi
g. Refleks Babinsky: Terjadi apabila telapak kaki bayi kita sentuh dan akan terjadi
kerutan pada telapak kaki bayinya itu menandakan turgor kulit bayi negative /
jelek , sebaliknya apabila tidak ada kerutan pada telapak kaki bayinya berarti
turgor kaki bayi negative /baik .
h. Reflek Walking: Terjadi apabila bayinya kita angkat akan terjadi reaksi pada
kakinya seperti berjalan.
4. Pengkajian APGAR
Penilaian APGAR score ini biasanya dilakukan sebanyak 2 kali. Yaitu 5 menit
pertama bayi baru lahir dan 5 menit kedua atau 10 menit pertama bayi baru lahir.
Secara garis besar, penilaian APGAR score ini dapat disimpulkan seperti berikut
ini.
a) Appearance atau warna kulit:
Nilai APGAR 0 jika kulit bayi biru pucat atau sianosis
Nilai APGAR 1 jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan
sedangkan ekstremitas ( tangan dan kaki) berwarna biru pucat. Nilai APGAR
2 jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan
b) Pulse atau denyut jantung:
Nilai APGAR 0 jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar
Nilai APGAR 1 jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit
Nilai APGAR 2 jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit
c) Gremace atau kepekaan reflek bayi
Nilai APGAR 0 jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi
Nilai APGAR 1 jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri
stimulasi
Nilai APGAR 2 jika bayi menangis kuat saat bayi diberi stimulasi
d) Activity atau tonus otot
Nilai APGAR 0 jika tidak ada gerakan
Nilai APGAR 1 jika gerakan bayi lemah dan sedikit
Nilai APGAR 2 jika gerakan bayi kuat
e) Respiration atau pernafasan
Nilai APGAR 0 jika tidak ada pernafasan
Nilai APGAR 1 jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur
Nilai APGAR 2 jika pernafasan bayi baik dan teratur

5. Pengkajian Ballard Score


I. Rencana Keperawatan

Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi keperawatan
Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Dukungan ventilasi
keperawatan selama 2 x 24 jam Observasi
diharapkan pola napas membaik 1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu pernapasan
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi perubahan posisi terhadap status pernapasan
- Dyspnea membaik 3. Monitor status respirasi dan oksigenasi (frek, kedalaman,
- Ortopnea menurun penggunaan otot bantu napas, bunyi napas, saturasi oksigen)
- Kedalaman napas Terapeutik
- Frekuensi napas 4. Pertahankan kepatenan jalan napas
- Ventilasi semenit meningkat 5. Berikan posisi semifowler
- Pernapasan pursed lip 6. Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
menurun 7. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. Nasal kanul, masker
wajah, masker rebreathing atau non rebreathing mask)
8. Gunakan bag valve mask, jika perlu
Edukasi
9. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
2. Hipotermi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipotermia
keperawatan selama 2 x 24 jam Observasi
diharapkan termoregulasi membaik 1. Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi penyebab hipotermia
- Takipnea menurun 3. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
- Suhu tubuh membaik Terapeutik
- Suhu kulit membaik 4. Sedikan lingkungan yang hangat
5. Ganti pakaian atau linen yang basah
6. Lakukan penghangatan pasif
7. Lakukan penghangatan aktif eksternal
8. Lakukan penghangatan aktif internal
Edukasi
9. Anjurkan makan/minum hangat
3. Deficit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Pemberian makanan enteral
keperawatan selama 4 x 24 jam Observasi
diharapkan berat badan membaik 1. Periksa posisi NGT/OGT
dengan kriteria hasil: 2. Monitor makanan pada pompa setiap jam
- Berat badan membaik 3. Monitor rasa penuh
- Tebal lipatan kulit membaik 4. Monitor residu lambung
- Indeks massa tubuh membaik 5. Monitor pola buang air besar setiap 4-8 jam, jika perlu
Terapeutik
6. Gunakan Teknik bersih dalam pemberian makana via selang
7. Berikan tanda pada selang untuk mempertahankan posisi yang
tepat
8. Ukur residu sebelum pemberian makan
9. Peluk dan bicara dengan bayi saat pemberian makan untuk
menstimulasi
10. Irigasi selang dengan air setelah pemberian makan
11. Hindari pemberian makana jika residu lebih dari 150 cc
Edukasi
12. Jelaskan dan langkah-langkah prosedur
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian sinar X untuk konfirmasi posisi selang
14. Kolaborasi pemeilihan jenis dan jumlah makanan enteral

4. Risiko infeksi Setelah dilakukan intervensi selama Pencegahan infeksi


2x24 jam, diharapkan kontrol risiko Observasi
meningkat dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
- Pasien terbebas dari tanda Terapeutik
gejala infeksi 2. Batasi jumlah pengunjung
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Pertahankan Teknik aseptic
Edukasi
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Ajarakan cara cuci tangan denggan benar
7. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
8. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
9. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018a). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia (SDKI) (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018b). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI) (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018c). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia (SLKI) (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai