Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

CEDERA KEPALA

Disusun oleh :
Devita Siti Martina

PROGRAM PROFESI NERS

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
A. D e f i n i s i
Kraniotomi adalah mencakup pembukaan tengkorak melalui p
e m b e d a h a n untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.
Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan tumor, mengurangi TIK,
mengevakuasi bekuan darah dan mengontrolhemoragi. (Brunner and
Suddarth).

B. Anatomi dan Fisiologi


Otak dibagi menadi tiga bagian besar! serebrum, batang otak, dan
serebelum.Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut
sebagai tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. tempat tulang
yang berhubungan membentuk tulangtengkorak tulang prontal, parietal,
temporal dan oksipital
1. Cerebrum
Serebrum terdiri dari dua hemister dan empat lobus. Keempat lobus
tersebut adalah :
1) Lobus Frontal
2) Lobus Pariental :lobus sensasi
3) Lobus temporal
4) Lobus oksipital

2. Batang Otak
Batang terletak pada fosa anterior.Bagian-bagian otak ini terdiri dari otak
tengah,pons,dan medulla oblongata,otak tengah menghubungkan pons dan
serebrum dengan hemisfer cerebrum,bagian ini bersisi jalus sensorik dan
motoric sebagai pusat reflex pendengaran dan penglihatan.

3. Cerebelum
Terletak pada fosa posterior dan terpisah dari hemisfer cerebral,lipatan
dura meter tentorium serebelum. Serebelum mempunyai dua aksi yaitu
merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap
koordinasi dan gerakan halus .

C. Etiologi
1. Bersifat terbuka : menembus melalui dura meter(peluru,pisau)
2. Bersifat tertutup : trauma tumpul,tanpa penetrasi menembus
dura(kecelakaan lalu lintas,jatuh,cedera olahraga)
D. Patofisiologi
Trauma kepala (trauma craniocerebral) dapat terjadi karena cedera kulit
kepal,tulang kepala,jaringan otak,baik terpisah maupun seluruhnya.
Beberapa variable yang mempengaruhi luasnya cedera kepala adalah :
1. Lokasi dan arah dari penyebab benturan
2. Kecepatan kekuatan yang datang
3. Permukaan dari kekuatan yang menimpa
4. Kondisi kepala ketika mendapat penyebab benturan
Cedera bervariasi dari luka kulit yang sederhana sampai geger otak. Luka
terbuka dari tengkorak ditandai dengan kerusakan otak . Luasnya luka
bukan merupakan indikasi berat atau ringannya gangguan .
Cedera dari otak bisa berasal dari trauma langsung atau tidak langsung
pada kepala . Trauma tidak langsung disebabkan oleh karena tingginya
tahanan yang merobek terkena pada kepala akibat menarik leher. Trauma
langsung bila kepala langsung terbuka . Semua ini berakibat terjadinya
akselerasi-deselarasi dan pembentukan rongga (dilepasnya gas dari cairan
lumbal,darah,dan jaringan otak). Trauma langsung juga menyebabkan
rotasi tengkorak dan isinya,rusaknya otak oleh kompresi,goresan atau
tekanan.
Pendarahan akibat trauma cranio cerebral dapat terjadi pada lokasi-lokasi
seperti : kulit kepala,epidural,subdural,intracerebral,intraventricular.
Pendarahan intracerebral biasanya timbul pada daerah frontal atau
temporal .
Kebanyakan kematian akibat cedera kepala akibat edema yang disebabkan
oleh kerusakan dan disertai destruksi primer pusat vital. Edema otak
merupakan penyebab utama peningkatan TIC.
Klasfikasi cedera kepala :
1. Concussion/memar
Merupakan cedera kepala tertutupyang ditandai oleh hilangnya
kesadaran ,perubahan persepsi sensori,karakteristik gejala :Sakit
kepala,pusing,disorientasi
2. Contusio cerebri
Termasuk didalamnya adalaha luka memar,pendarahan dan
edema . Dapat terlihat pada lobiu frontal jika dilakukan lumbal
pungkri maka lumbal berdarah
3. Lacertio cerebri
Adanya sobekan pada jaringan otak sehingga dapat terjadi
pingsan ,hemiphagia,dilatasi pupil .

E. Manifestasi Klinik
1. Perubahan dan kesadaran/perubahan prilaku
2. Gangguan penglihatan dan cedera
3. Mual dan muntah
4. Pusing
5. Keluar cairan cerebro spinal dari lubang hidung dan telinga
6. Hemiparese
7. Terjadi peningkatan intracranial

F. Pemeriksaan Penunjang
1. CT.Scan
Tujuan : Mengidentifikasi adanya sol ,hemoragik,menentukan ukuran
ventrikel pergeseran jaringan otak.
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
3. Angiopati Cerebral
Tujuan :menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral,seperti pergeseran
jaringan otak akibat edema,pendarahan,trauma

G. Komplikasi
1. Edema cerebral
2. Pendarahan epidural
3. Pendarahan subdural
4. Pendarahan intracranial
5. Hypovolemic syok
6. Hydrocephalus
7. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
8. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis
9. Infeksi
10.Kerusakan integritas kulit
H. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
b. Mempercepat penyembuhan
c. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum
operasi
d. Mempertahankan konsep diri pasien
e. Mempersiapkan pasien pulang

Perawatan pasca pembedahan


1. Tindakan keperawatan post operasi
a. Monitor kesadaran,TTV,CVP,intake output
b. Observasi dan catat sifat drain (warna,jumlah) drainage
c. Dalam mengatur dan menggerakan posisi pasien harus
hati-hati jangan sampai drain tercabut
d. Perawatan luka operasi steril

2. Makanan
Pada pasien pasca pembedahan biasanya tidak diperkenankan
menelan makanan sesudah pembedahan,makanan yang
dianjurkan pada pasien post op adalah makanan yang tinggi
protein dan tinggi vitamin C. Protein sangat diperlukan pada
proses penyembuhan luka,sedangkan vitamin C yang
mengandung antioksidan membantu meningkatkan daya tahan
tubuh untuk pencegahan infeksi .
Pembataan diit yang dilaqkukan adalah NPO(nothing
peroral),biasnya makanan baru diberikan jika :
a. Perut tidak kembung
b. Peristaltic usus normal
c. Flatus positif
d. Bowel movement positif

3. Mobilisasi
Pasien diposisikan untuk berbring ditrmpast tidur agar tetap
stabil .
Biasnya posisi awal terletang,tapi juga harus tetap dilakukan
perubahan posisi untuk mencegah terjadinya decubitus.
4. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
a. Sistem Perkemihan
1) Kontrol volunteer fungsi perkemihan kembali setengah
6-8 jam post anestesi inhalasi,IV,spinal anestesi,infus
IV,manipulasi operasi,retensio urine
2) Pencegahan : inspeksi,palpasi,perkusi,abdomen bawah
(distensi buli-buli)
3) Dower chateter : kaji warna,jumlah urine,output urine
kurang dari 30ml/jam komplikasi ginjal
b. Sistem Gastrointestinal
1) Mual muntah hingga 40% pasien dengan GA selam 24
jam pertama dapat menyebabkan stress dan iritasi luka
GIdan dapat meningkatkan TIK pada bedah kepala dan
leher serta TIO meningkat
2) Kaji fungsi gastrointestinal dengan auskultasi suara usus
3) Kaji paralitik ileus hingga suara usu (-)
4) Jumlah warna,konsistensi isi lambung tiap 6-8 jam
5) Insersi NGT intra operatif mencegah komplikasi post op
dengan decompresi dan drainase lambung
6) Meningkatkan istirahat
7) Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah
8) Memonitor pendarahan
9) Mencegah obstruksi usus
10) Irigasi atau pemberian obat

I. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka
insisi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gygiene luka
yang buruk
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pendarahan
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pendarahan
post op
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi
7. Bersihan jalam nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan secret
8. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan efek
anestesi
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual muntah

J. Intervensi Keperawatan
No Dx.Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 Gangguan rasa Tujuan: 1. Kaji Berguna dalam
nyaman nyeri Setelah dilakukan nyeri,catat pengawasankeefek
berhubungan tindakan keperawatan lokasi,karakt tifan
dengan luka insisi rasa nyeri dapat eristik (0- obat,kemajuan
teratasi dengan baik . 10),selidiki penyembuhan
Kriteria Hasil : dan laporkan 1. Perubahan
1. Melaporkan perubahan pada
ras nyeri nyeri karakteristi
hilang atau 2. Pertahankan k nyeri
terkontrol posisi menunjukk
2. Mengungkapk istirahat semi an
an metode fowler terjadinya
pemberian 3. Dorong abses
penghilang ambulasi dini 2. Mengurang
rasa nyeri 4. Berikan i tegangan
3. Mendemontra kantong es abdomen
sikan teknik pada yang
relaksasi abdomen bertambah
nafas dalam 5. Berika dengan
dan hiburan analgesic posisi
lainnya untuk sesuai terlentang
mengurangi indikasi 3. Meningkat
rasa nyeri kan
normalisasi
fungsi
organ
4. Menghilan
gkan dan
mengurasi
rasa nyeri
5. Menghilan
gan nyeri
mempermu
dah cara
kerja sama
dengan
intervensi
terapi lain
2 Kerusakan Tujuan : 1. Kaji dan catat 1. mengid
integritas kulit Setelah dilakukan ukuran entifika
berhubungan tindakan luka ,warna si
dengan luka insisi keperawatan,pasien dan keadaan terjadin
tidak mengalami 2. Lakukan ya
gangguan integritas kompres kompli
kulit . basah dan kasi
Kriteris Hasil : sejuk 2. merupa
1. Menunjukkan 3. Lakukan kan
penyembuhan perawatan tindaka
luka dengan luka dan n
tepat waktu hygiene protekti
2. Pasien sesudah f dapat
menunjukkan mandi,lalu mereda
prilaku untuk keringkan kan
meningkatkan kulit dengan tingkat
penyembuhan hati-hati nyeri
dan mencegah 4. Berikan 3. memun
komplikasi prioritas gkinka
untuk n
meningkatka pasien
n untuk
kenyamanan bebas
pasien gerak
dan
mening
katkan
kenyam
anan
pasien
4. mempe
rcepat
proses
penyem
buhan
dan
rehabili
tasi
pasien
3 Resiko tinggi Tujuan : 1. Awasi 1. Deteksi
infeksi Setelah dilakuka ttd,perhatikan dini adanya
berhubungan tindakan demam,meng infeksi
dengan hygiene kperawatan,pasien gigil,berkerin 2. Memeberik
luka yang buruk diharapkan tidak gat dan an deteksi
mengalami infeksi . perubahan dini
Kriteria Hasil : mental dan terjadinya
1. tidak peningkatan proses
menunjukkan nyeri infeksi
adanya infeksi abdomen 3. Menurunka
2. tidak terjadi 2. Lihat luka n
infeksi insisi dan penyebaran
luka balutan bakteri
catat drainase 4. Mungkin
luka dan diberikan
karakteristk secara
3. Lakukan cuci profilaktif
tangan yang untuk
baik dan menurunka
lakukan n jumlah
perawatan organisme,
aseptic dan untuk
4. Berikan menurunka
antibiotic n jumlah
sesuai penyebaran
dengan dan
indikasi pertumbuh
annya
4 Gangguan perfusi Tujuan : 1. Observasi 1. Tirah
jaringan Setelah dilakukan ekstremitas baring
berhubungan tindakan terhadap lama dapat
dengan keperawatan,diharapk pembengkaka mencetusk
pendarahan an tidak terjadi n dan eritema an statis
gangguan perfusi 2. Evaluasi vena dan
jaringan status meningkat
Kriteria Hasil : mental . kan resiko
1. TTV stabil pembentuk
2. Kulit pasien an
hangat dan thrombosis
kering 2. Indikasi
3. Nadi perifer yang
ada dan kuat menunjukk
4. Masukan dan an
haluaran mobilisasi
seimbang sistemik
pada otak
5 Kekurangan Tujuan : 1. Awasi 1. Membe
volume cairan Setelah dilakukan intake rikan
berhubungan tindakan danputput informa
dengan pasien ,diarapkan cairan si
pendarahan post voume cairan 2. Awasi peggant
op seimbang yang ttv,memb ian
adekuat arane kebutu
Kriteria Hasil : mukosa,t han dan
1. TTV Stabil urgor fungsi
2. Mukosa kulit,me organ
lembab mbarane 2. Indikat
3. Turgor kulit mukosa , or
baik nadi keadek
4. Haluaran perifer uat
urine baik dan volume
pengisian sirkulas
kapiler i
3. Awasi 3. Membe
pemeriks rikan
aan informa
laboratori si
al tentang
4. Berikan volume
cairan IV sirkulas
atau i,kesei
produk mbanga
darah n
sesuai cairan
indikasi dan
elektrol
it
4. Mempe
rtahank
an
volume
sirkulas
i
DAFTAR PUSTAKA
A.K.Muda,Ahmad.2003.Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi.Jakarta : Gitamedia
Press
Carpenito,Lynda JuallRN.1999.Daignosa dan Rencana Keperawatan
Ed3.Jakarta:MediaAescullapius
Purnawan Ajunadi,Atiek S.seomasto,Husna Ametz,(1982),Kapita Selekta
Kedokteran.Jakarta:Media Aescullapius
Doenges,Marilyinn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan ,Edisi Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai