Anda di halaman 1dari 16

RESUME KEPERAWATAN DEWASA PADA NY.

SW DENGAN PRE,
INTRA DAN POST OPERASI APPENDICITIS
DI IBS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
NURUL AFIFAH
1810206101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
IDENTITAS KLIEN

No Rm : XXXXXX
Nama : Ny. SW
Umur : 29 th
Alamat : Taman
Pra-Operasi
1. Diagnose pra-bedah : Appendicitis
2. Rencana Tindakan : Appendictomi
3. Kesadaran : Compos Mentis
4. Konsul Anestesi : sudah
5. Pasang Kateter : belum
6. Surat Ijin Operasi: : sudah
7. Baju dan jilbab operasi : sudah
8. Vital Sign :
 Tekanan Darah : 110/60 mmHg
 Suhu : 36,7°C
 Nadi : 86x/menit
 Pernapasan : 18x/menit
 Keluhan : Mengeluhkan nyeri pada perut kanan, Klien mengatakan cemas dan takut mau
dilakukan operasi
P : agen cidera biologis
Q : senut-senut
R : di perut kanan
S : skala 4
T : hilang timbul
9. Pemeriksaan pra operasi :
Pemeriksaan darah rutin
- Hemoglobin : 10,3 g/dl g/dl (normal : 12 – 18 g/dl)
- Hemotokrit : 31(normal 37-54%)
- Al : 9,4 K/ul (normal 3,6 – 11,0 K/ul)
- PPT : 13,4detik (normal 11.0-15.00 detik)
- APTT : 32,0 detik (normal 25.0-35.0 detik)
- HBSag : Negatif
ANALISA DATA PRE OPERATIF
No Data Etiologi Problem
1 DS : Agen cidera Nyeri akut
 Pasien mengatakan nyeri biologis
pada perut kanan
P : agnes cidera biologis
Q : senut-senut
R : di perut kanan
S : skala 4
T : hilang timbul
DO :
 TD : 110/60 mmHg
 Suhu : 36,7°C
 Nadi : 86x/menit
 RR : 18x/menit

2 DS : Krisis situasional Ansietas


 Klien mengatakan cemas dan (pre operasi
takut mau dilakukan operasi appendictomi)
DO :
 Klien tampak cemas dan
takut
 TD: 110/60 mmHg
 Suhu: 36,7°C
 Nadi: 86x/menit
 Pernapasan : 18x/menit
RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI PREOPERASI

DX RERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI


TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
1 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri a. Untuk mengkaji 17 Januari 2019 jam 17 Januari 2019 jam 11.20
tindakan keperawatan (1400) nyeri pasien 11.00 WIB WIB
selama 1X15 menit a. Kaji nyeri secara sehingga bisa S:
Nyeri klien bekurang, komprehensif dilakukan intervensi  Mengkaji nyeri  klien mengatakan nyeri
dengan kriteria hasil: (lokasi, intensitas, selanjutnya secara berkurang
Kontrol nyeri waktu, dan b. Nyeri dapat komprehensif  P : agen cidera biologis
(1605) frekuensi nyeri) dirasakan, (lokasi, intensitas,  Q : senut-senut
b. Observasi tanda- dimanifestasikan waktu, dan  R : diperut kanan
 Mengenali faktor tanda non verbal dan ditoleransi frekuensi nyeri)  S:3
penyebab nyeri adanya secara individual.  Mengobservasi  T : hilang timbul
 Mengenali ketidaknyamanan Penting untuk tanda-tanda non O :
gejala-gejala c. Ajarkan teknik pasien membedakan verbal adanya - TD: 110/60 mmHg
nyeri relaksasi untuk nyeri dari tipe nyeri ketidaknyamanan - Suhu: 36,7°C
 Melaporkan mengurangi nyeri. lain. Petunjuk non  Mengajarkan - Nadi: 86x/menit
nyeri sudah d. Berikan terapi verbal ini dapat teknik relaksasi - Pernapasan : 18x/menit
terkontrol analgetik yang mengindikasikan untuk mengurangi - pasien mampu melakukan
 Menggunakan sesuai aturan dan adanya derajat nyeri nyeri. teknik relaksasi nafas
teknik relaksasi, dosis. yang dialami.  Berkolaborasi dalam dengan benar
distraksi e. Monitor TTV (TD, c. Teknik relaksasi dengan tim medis A :
HR, RR). dapat mengurangi untuk pemberian masalah nyeri akut teratasi
tingkat nyeri yang analgesik sebagian
dirasakan. Dapat  Memonitor TTV P :
meningkatkan (TD, HR, RR). lanjutkan intervensi
kenyamanan dan
 Kaji nyeri secara
sebagai metode komprehensif (lokasi,
pengalihan dari rasa intensitas, waktu, dan
nyeri yang timbul. frekuensi nyeri)
d. Terapi analgetik  Pantau keadaan umum
berfungsi sebagai dan tanda-tanda vital
terapi pengobatan  Anjurkan teknik
utama untuk relaksasi untuk
menurunkan rasa mengurangi nyeri.
nyeri yang terlalu  Kolaborasi pemberian
hebat. analgesik dengan tim
e. Nyeri bisa berespon medis
terhadap TTV(TD,
HR, RR)

2 Setelah dilakukan Pengajaran : a. Dengan penjelasan 17 Januari 2019 jam 17 Januari 2019 jam 11.10
tindakan Perioperatif (5610) diharapkan klien 11.00 WIB WIB
keperawatan, ansietas a. Beri penjelasan dapat mengerti  Memberi S:
yang dialami pasien dengan singkat dan b. Tingkat kecemasan penjelasan dengan klien mengatakan
berkurang dalam jelaskan tentang sebagai dasar singkat dan mengatakan cemasnya
waktu 1x15, dengan ruang premedikasi perencanaan jelaskan tentang berkurang dengan
kriteria hasil: b. Kaji tingkat perawatan ruang diserahkannya semua
Tingkat kecemasan kecemasan klien c. Mengurangi premedikasi kepada yang diatas
(1211) c. Berikan ketakutan/  Mengkaji tingkat
- Distress (4) penentraman hati kecemasan upaya kecemasan klien O:
- Perasaan gelisah dan tidakan menenangkan jiwa  Memberikan - klien tampak rileks
(4) kenyamanan d. Eksplorasi perasaan penentraman hati - KU : CM
- Rasa takut yang d. Kurangi stimulasi dapat mengurangi dan tidakan - TD: 110/60 mmHg
disampaikan sensori ketegangan suport kenyamanan - Suhu: 36,7°C
secara lisan (4) e. Ajak klien untuk untuk koping yang  Mengurangi - Nadi: 86x/menit
Tingkat Rasa takut mengadakan positif stimulasi sensori - Pernapasan : 18x/menit
(1210) pendekatan spiritual e. Untuk mengurangi  Mengajak klien A:
- Ketakutan (4) sesuai dengan ketegangan pada untuk masalah ansietas teratasi
- Kepanikan (4) kemampuan dan klien mengadakan sebagian
situasi pendekatan P:-
f. Berikan penjelasan f. Agar klien mengerti spiritual sesual  Beri penjelasan
informasi tentang dan mengurangi dengan dengan singkat dan
rencana tindakan kebingungan kemampuan dan jelaskan tentang ruang
operasi dan tindakan yang akan situasi premedikasi
kemungkinan yang dilakukan  Memberikan  kaji tingkat
terjadi g. Agar klien merasaa penjelasan kecemasan klien
g. Tunjukkan dirinya tidak informasi tentang  Berikan penentraman
perhatian dan sikap sendirian rencana tindakan hati dan tidakan
mendukung h. Mengurangi operasi dan kenyamanan
h. Kolaborasi kebingungan kemungkinan  Anjurkan klien untuk
pemberian dengan fokus yang terjadi mengadakan
premedikasi diharapkan dapat  Menunjukkan pendekatan spiritual
mengurangi perhatian dan sesuai dengan
kebingungan sikap mendukung kemampuan dan
 Kolaborasi situasi
pemberian  Berikan penjelasan
premedikasi informasi tentang
rencana tindakan
operasi dan
kemungkinan yang
terjadi
 Tunjukkan perhatian
dan sikap mendukung
 Kolaborasi pemberian
premedikasi
A. Intra-Operasi

1. Operator :
2. Dokter spesialis Anestesi: dr .Joko Murdiyanto, Sp.An
3. Jenis Anestesi : Spinal Anestesi (Markain spinal 0.5)
4. Cek alat : sudah steril dan siap dipakai
 Mesin anestesi
 Sunction
 Obat-obatan
 Peralatan ESU dan Ground
1. Persiapan
a. Persiapan Perawat
1) Scrub nurse
Mempersiapkan instrument, bahan dan melakukan kegiatan yang bersifat steril dalam
membantu operator melaksanakan prosedur operasi. Bertugas sebagai instrument.
2) Circulating nurse / on loop
Mempersiapkan alat dan bahan serta melakukan kegiatan non steril
b. Persiapan alat dan ruangan

ALAT STERIL JUMLAH ALAT STERIL Jumlah


Tidak Habis Pakai Tidak Habis Pakai
Gunting jaringan 1 buah Mesin electro couter 1
Gunting benang 1buah Tempat tidur operasi 1
Pinset anatomi 2 buah Lampu operasi 1
Pinset Cirrurghis 2 buah Monitor 1
Kochker 4 buah Mesin anastesi 1
Nalvuder 2 buah Tempat sampah medis 1
dan non medis
Pean 6 buah Tempat linen kotor 1
Hak 2 buah Tiang infus 1
Duk klem 5 buah Tempat sampah tajam 1
Jas oprasi 4 buah

Habis Pakai
Handscon Gainex 3 pasang
Kassa 20 buah (II)
Braunol 10 % 100 cc
Alkohol 70 % 100 cc
Daryantul 1
NaCl 1 L/500ml 1
Underpad 1
Benang Sofsilk 2-0 1
Benang Catgut 1
Chromic 2-0
Benang Dermalon 2- 1
0

c. Ruangan
1) Ruangan dalam keadaan bersih, steril dan siap pakai
2) AC berfungsi dengan baik
d. Persiapan pasien
1) Pasien dilakukan spinal anastesi jam 11.15 WIB
2) Pasien ditidurkan dengan posisi supinasi
3) Pasien dipasang bed side monitor (TD = 110/80 mmHg, S = 36,7 C, N = 80 x /
menit, RR = 18 x/ menit , saturasi O2 = 90%
4) Operator, asisten dan perawat instrument mencuci tangan secara steril lalu
mengenakan jas operasi dan sarung tangan steril (handscoon steril)
2. Pelaksanaan
a. Prosedur operasi
1) Dilakukan prosedur aseptic antiseptic dengan alcohol 70% dan braunol 10%
2) Dropping duk sedang 2, duk lobang 1
3) Memasang selang sucsion dan cuter
4) Fiksasi selang sucsion dengan duk klem ke duk lobang besar
5) Perawat sirkuler menyambungkan selang sucsion ke tabung sucsion yang
sebelumnya sudah tersambung dengan sumber energinya (listrik dan vakum sucsion)
6) Perawat instrument memastikan sucsion dapat digunakan dengan baik
7) Memasang mess pada scapel
8) Menempatkan instrument sesuai urutan kebutuhan saat oprasi
9) Operator menanyakan kedokter anastesi bahwa pasien benar-benar sudah siap untuk
dimulai pembedahan.
10) Time out dipandu perawat sirkuler dan berdoa
11) Insisi dengan arah oblik melalui titik Mc Burney tegak lurus antara sias dan umbilicus
(irisan gridion dengan bisturi no 20, skapel, siapkan klem arteri, kassa steril, pinset
sirurgis.)
12) Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai aponeurosis MOE
(muskulus oblikus eksternus)
13) MOI dibuka secara tumpul dengan gunting atau klem arteri searah dengan seratnya
sampai tampak lemak peritoneum, dengan hak langenBack otot ditarik,
14) Peritonium yang berwarna putih dipegang dengan menggunakan 2 pinset bedah dan
dibuka dengan gunting, perhatikan apa yang keluar: pus, udara, atau cairan lain
(darah, faces dll) kemudian pengait luka diletakkan di bawah peritoneum.
15) Sekum (yang berwarna lebih putih, memiliki taenia koli dan haustra) dicari dan
diluksir, apendiks yang basisnya terletak pada pertemuan tiga taenia.
16) Setelah ditemukan, sakum dipegang dengan pinset dan ditarik keluar, dengan kassa
basah sakum dikeluarkan kearah mediokaudal, sekum yang telah keluar dipegang
oleh asisten dengan ibu jari berada di atas.
17) Masenterium dengan ujung apendiks dipegang dengan klem kocher kemudian
mesoapendiks diklem dan dipotong dan diligasi berturt turut sampai pada basis
apendiks dengan silk 2/0
18) Pangkal apendiks di crush dengan klem kocher dan pada bekas crush tersebut diikat
dengan silk no 0
19) Dibagian distal dari ikatan diklem dengan kocher dan diantara klem kocher dn ikatan
tersebut dipotong dengan gunting ataupun pisau lalu ujung apendiks digosok
betadine. Sekum dimasukan ke dalam rongga perut
20) Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis dengan menggunakan nailpuder, jarum
plan 0, gunting, klem arteri, kassa steril.
21) Priksa kembali adanya perdarahan atau tidak
22) .Bersihkan menggunakan NaCl 0,9%
23) Lakukan sign out untuk memeriksa kassa yang ada di rongga abdomen.
24) Luka oprasi dibersihkan dengan NaCl dan dikeringkan.
25) Operator melakukan eksplorasi perdarahan dengan kassa betadin.
26) Tutup luka dengan kassa dan hepavik
27) Pindahkan ke ruang RR.
28) Alat alat non steril dibersihkan dan dirapikan dan dikembalikan pada tempatnya.
29) Alat instrument yang telah dipakai didokumentasikan dengan cairan saflon 0,5%
dicuci, dikeringkan, diset dan dibawa keruang sterilisasi.
b. Monitor tanda vital

Menit (10) TD (mmHg) Nadi (x/menit) Respirasi/ Suhu (ºC)


Saturasi o2
11.35 91/53 70 20/99 36

11.45 92/60 68 20/99 36

11.55 93/60 68 20/98 36

12.05 110/53 72 20/100 36

c. Obat dan cairan yang masuk


1. Infuse Ringer Laktat 500cc

Asuhan Keperawatan Intra-Operasi


a. Analisa Data
NO Data Fokus Etiologi Problem
1 DO : prosedur invasif resiko infeksi
 TD 110/80mmHg
 S : 36˚C
 N : 70 X/menit
 RR : 20 X/menit
 Terdapat luka operasi
DS :
 -
DX RERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
1 setelah dilakukan Kontrol Infeksi (6549) a. Untuk mengetahui tanda- 17 Januari 2019 jam 11.25 17 Januari 2019 jam 12.20
tindakan keperawatan a. Observasi tanda dan tanda dan gejala WIB WIB
selama 1X 45 menit gejala infeksi terjadinya infeksi  Mengobservasi tanda dan S:-
resiko infeksi seperti kemerahan, b. Untuk mengetahui gejala infeksi seperti O:
terkontrol dengan panas, nyeri, tumor kestabilan termoregulasi kemerahan, panas, nyeri,  tidak ada tanda dan
kriteria hasil : dan adanya c. Turgor kulit untuk tumor dan adanya gejala infeksi
Kontrol resiko: fungiolensa mengetahui adanya fungiolensa  turgor cukup
Proses Infeksi b. Kaji temperatur dehidrasi  Mengkaji temperatur  TD 110/80mmHg
(1924) klien d. Mencegah terjadinya klien  S : 36˚C
 Tidak ada tanda- c. Kaji warna kulit, infeksi  Mengkaji warna kulit,  N : 70 X/menit
tanda infeksi kelembaban tekstur kelembaban tekstur dan  RR : 20 X/menit
(tumor, dolor, dan turgor turgor  Terpasang infus
rubor, kalor dan d. Gunakan stategi  Menggunakan strategi  Terpasang kateter
funtiolesa) (4) untuk mencegah untuk mencegah infeksi A:
 Mengidentifikasi infeksi/steril nosokomial masalah resiko infeksi
tanda dan gejala teratasi sebagian
infeksi (4) P:
 Monitor factor di lanjutkan intervensi
lingkungan yang  Observasi tanda dan
berhubungan gejala infeksi seperti
dengan resiko kemerahan, panas,
infeksi (4) nyeri, tumor dan
 Mempertahankan adanya fungiolensa
lingkungan yang  Kaji temperatur klien
bersih (4)
 Kaji warna kulit,
kelembaban tekstur
dan turgor
 Gunakan stategi untuk
mencegah infeksi
nosokomial
 Ajarkan klien dan
keluarga tanda-tanda
infeksi kalau terjadi
B. Post-Operasi
1. Kesadaran : Somnolent
2. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
3. Nadi : 75x/menit
4. Suhu : 36°C
5. Pernapasan : 20x/menit
6. Aldrete Score :8
- Upaya bernapas terbatas (1),
- tekanan sistolik > 80% dari praanestesi (2),
- terbangun ketika dipanggil namanya (1),
- warna & penampilan kulit normal (2),
- bergerak spontan atas perintah mengerakkan 4 ekstremitas (2)
1 DO : agen cidera fisik nyeri akut
 Klien tampak menahan nyeri (post op
 TD: 110/80mmHg appendictomi)
 S : 36˚C
 N : 75 X/menit
 RR : 20 X/menit
DS :
 Klien mengatakan nyeri
diperutnya
 P : post operasi appendictomi
 Q : seperti ditusuk-tusuk
 R : abdomen
 S:4
 T : bergerak

PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (pre operasi appendictomi)
2. Ansietas behubungan dengan krisis situasional (pre operasi appendictomi)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (intra)
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post op appendictomi)
DX RERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah dilakukan Manajemen Nyeri f. Untuk mengkaji nyeri 17 Januari 2019 jam 17 Januari 2019 jam
tindakan (1400) pasien sehingga bisa 12.20 WIB 12.30 WIB
1
keperawatan selama f. Kaji nyeri dilakukan intervensi
1X15 menit Nyeri secara selanjutnya  Mengkaji nyeri S:
klien bekurang, komprehensif g. Nyeri dapat dirasakan, secara  klien mengatakan
dengan kriteria hasil: (lokasi, dimanifestasikan dan komprehensif nyeri berkurang
Kontrol nyeri intensitas, ditoleransi secara (lokasi, intensitas,  P : post operasi
(1605) waktu, dan individual. Penting waktu, dan appendictomi
frekuensi untuk pasien frekuensi nyeri)  Q : seperti ditusuk-
 Mengenali nyeri) membedakan nyeri dari  Mengobservasi tusuk
faktor penyebab g. Observasi tipe nyeri lain. Petunjuk tanda-tanda non  R : abdoment
nyeri tanda-tanda non verbal ini dapat verbal adanya  S:3
 Mengenali non verbal mengindikasikan ketidaknyamanan  T : bergerak
gejala-gejala adanya adanya derajat nyeri  Mengajarkan O:
nyeri ketidaknyaman yang dialami. teknik relaksasi  Tampak lebih
 Melaporkan an h. Teknik relaksasi dapat untuk mengurangi rileks
nyeri sudah h. Ajarkan teknik mengurangi tingkat nyeri.  TD : 110/90
terkontrol relaksasi untuk nyeri yang dirasakan.  Berkolaborasi mmHg
 Menggunakan mengurangi Dapat meningkatkan dengan tim medis  N : 79 x/mnt
teknik relaksasi, nyeri. kenyamanan dan untuk pemberian
i. Berikan terapi sebagai metode  RR : 20x/mnt
distraksi analgesik
analgetik yang pengalihan dari rasa  S : 36oc
 Memonitor TTV A:
sesuai aturan nyeri yang timbul. (TD, HR, RR).
dan dosis. i. Terapi analgetik masalah nyeri akut
j. Monitor TTV berfungsi sebagai terapi teratasi sebagian
(TD, HR, RR). pengobatan utama P:
untuk menurunkan rasa lanjutkan intervensi
nyeri yang terlalu  Kaji nyeri secara
hebat. komprehensif
j. Nyeri bisa berespon (lokasi, intensitas,
terhadap TTV(TD, HR, waktu, dan
RR) frekuensi nyeri)
 Pantau keadaan
umum dan tanda-
tanda vital
 Anjurkan teknik
relaksasi untuk
mengurangi nyeri.
 Kolaborasi
pemberian
analgesik dengan
tim medis

Anda mungkin juga menyukai