Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN

RELAKSASI NAFAS DALAM

Disusun Oleh :

Mevrica Yohand Santiko

SN221100

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


ANALISA SINTESA TINDAKAN
PADA Tn.A PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM
DI RUANG ASOKA RSUD CARUBAN

Hari : Selasa
Tanggal : 22 November 2022
Jam : 17.10 WIB

A. KeluhanUtama
Nyeri luka pada dahi sebelah kanan post kll
B. DiagnosaMedis
Fraktur mandibula
C. Diagnosis Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
D. Data yang mendukung
DS : Pasien mengatakan nyeri pada dahi sebelah kanan post kll
Paliatif/provokatif : Luka robek didahi
Qualitiy : nyeri teriris-iris
Region : didahi sebelah kanan
Severitiy: 4
Time: Terus menerus
DO : - Pasien tampak meringis
- Pasien tampak berbaring
TD 130/80 mmHg
N 80x/menit
SPO2 94
S 36,30C

E. Dasar Pemikiran
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
timbul sebagai bentuk respon sensori setelah menerima rangsangan nyeri. Nyeri
dapat disebabkan karena adanya kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat
dari adanya cedera, kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi
(Ratnasari, 2018).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 3 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau
berulang akhirnya tidak dapat diantisipasi atau di prediksi. (SDKI, 2018).
F. Prinsip tindakan Keperawatan
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
Tujuan  :
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri
Indikasi :
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri
Prosedur pelaksanaan :
Tahap prainteraksi
1. Menbaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
Tahap kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara
4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh,  pada waktu bersamaan minta pasien
untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2
menit )
6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara
perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju
keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang
mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan
rasakan kehangatanya
8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa biala rasa nyeri
kembali lagi
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri
Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien

G. Analisa tindakan
Pemberian terapi relaksasi napas dalam pada Tn. A bertujuan untuk
meredakan nyeri yang dialami. Teknik relaksasi nafas dalam dapat
mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system
saraf otonom. Prinsip yang mendasari penurunan oleh teknik relaksasi terletak
pada fisiologi system saraf otonom yang merupakan bagian dari system saraf
perifer yang mempertahankan homeostasis lingkungan internal individu. Pada
saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan
substansi p yang akan merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan saraf
simpatis mengalami vasokonstriksi yang akhirnya menekan pembuluh darah.
Mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolism otot yang
menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan
dipersepsikan sebagai nyeri (SmeltzerdalamTrullyen, 2013). Saat dilakukan
pemberian terapi relaksasi napas tidak ada kendala. Pasien kooperatif dan pasien
cepat paham dengan apa yang diajarkan.
H. Bahaya dilakukanya tindakan
Selama dilakukan tindakan relaksasi napas dalam tidak ada kontraindikasi
ataupun bahaya dilakukannya tindakaan. Relaksasi melibatkan otot dan respirasi
dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau
sewaktu – waktu (Trullyen, 2013). Pengendalian nyeri secara farmakologi efektif
untuk nyeri sedang dan berat. Namun demikian pemberian farmakologi tidak
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk mengontrol
nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk mengontrol nyeri
dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan
tidak memanjang. Metode non farmakologi tersebut bukan merupakan pengganti
untuk obat-obatan, tindakan tersebut diperlukan untuk mempersingkat episode
nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Pratiwi, 2015)

I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan


Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST
b. Observasi adanya respon non verbal terhadap nyeri
c. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

Monitor tanda – tanda vital (6680):


Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan

S : Pasien mengatakan nyeri.


Paliatif/provokatif : Luka robek didahi
Qualitiy : teriris-iris
Regionn : didahi sebelah kanan
Severitiy: skala nyeri 3
Time: saat digerakkan

O : Pasien tampak sudah baikan


TD 130/80 mmHg
N 80 x/menit
S 36,30C
SPO2 94
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi
- Manajemen nyeri (1400)
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST
b. Observasi adanya respon non verbal terhadap nyeri
c. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (relaksasi napas
dalam dan terapi musik) untuk mengatasi nyeri
d. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

Monitor tanda – tanda vital (6680):


Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan.

K. Evaluasi diri
Saya senang bisa melakukan pemberian teknik relaksasi napas dalam
secara mandiri. Pada kesempatan yang lain saya ingin mencobanya lagi untuk
meningkatkan soft skill saya. Pada pemberian teknik relaksasi napas dalam, tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Daftar Pustaka

Asmadi. 2018. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Herlman, T. Heather, dkk. 2019. Standard Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan  Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Pratiwi, R., Ermiati, dan R. Widiasih. (2015). Penurunan Intensitas Nyeri Akibat
Luka Post SectioCaesarea setelah dilakukan Latihan Teknik Relaksasi
Pernapasan Menggunakan Aromaterapi Lavender diRumah Sakit Al Islam
Bandung. Student e-journals.Vol 1 No 1.

Trullyen, V.I. (2013). Pengaruh Teknik relaksasi Nafas Dalam terhadap


Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria.
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835. Diakses
pada tanggal 28 oktober 201 pukul 20.00 WIB.

Yudha, Muhammad. (2013). Teori Pengukuran Nyeri. Nuha Medika:


Yogyakarta

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

Anda mungkin juga menyukai