Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISA SINTESIS TINDAKAN

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Disusun oleh:

TANTI

SN182083

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2019/2020
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Ny. R


Di Ruang Utama Rumah Sakit Dr Asmir Salatiga

Hari : Sabtu
Tanggal : 18 Mei 2019
Jam : 07. 30 WIB

 Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri post operasi TURP
 Diagnosis Medis
Benigna Prostat Hiperplasia
 Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut (00132) Agen cidera fisik (luka insisi post TURP)

 Data yang mendukung diagnosis keperawatan


DS: Klien mengatakan nyeri pada daerah area operasi.
P: Nyeri saat bergerak
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Lokasi post operasi TURP.
S: Skala nyeri 7
T: Hilang timbul
DO:
Wajah klien tampak lemes, meringis menahan sakit/nyeri,
Klien terpasang DC, irigasi sejak tanggal 18 Mei 2019.

 Dasar Pemikiran
BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh
hyperplasia beberapa atau semua komponen prostat yang mengakibatkan penyumbatan
uretra parsprostatika (arif, 2011)

 Prinsip tindakan keperawatan


Standar operasional prosedur yang dilakukan:
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

No Aspek yang Dinilai


A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam / menyapa klien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan tindakan
4 Menjelaskan langkah prosedur
5 Menanyakan persetujuan / kesiapan klien
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan
2 Menjaga privacy pasien
3 Mempersiapkan pasien
4 Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di  abdomen
 
5 Melatih pasien melakukan nafas perut
  (menarik napas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)
6 Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
  punggung)
7 Meminta pasien menahan nafas sehingga 3 hitungan
8 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut bibir
  seperti meniup)
9 Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dari kontraksi dari otot
 
10 Menjelaskan kepada pasien untuk melakukan
  latihan ini bila mengalami sesak nafas
11 Mencuci tangan
C FASE TERMINASI
1 melakukan evaluasi
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut
3 Berpamitan dengan pasien
4 Cuci tangan
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan selama melakukan tindakan
2 Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
3 Keamanan selama tindakan
4 Ketelitian selama melakukan tindakan
 Analisis tindakan
Benigna Prostat hiperplasia adalah keadaan kondisi patologis yang paling umum pada
pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering ditemukan untuk intervensi medis
pada pria di atas usia 50 tahun (Wijaya. A & Putri. Y, 2013).

Berdasarkan hal tersebut klien yang mengalami BPH atau POST operasi TIRP haruslah
dimonitor vital sign dan keadaan umum sebagai acuan untuk menentukan intervensi
keperawatan pada klien. Dalam hal ini klien sedang Klien mengatakan nyeri pada daerah
area operasi. P: Nyeri saat bergerak, Q: Seperti ditusuk-tusuk R: Lokasi post operasi
TURP, S: Skala nyeri 7 dan nyeri T: Hilang timbul. Tindakan yang diberikansalah
satunya teknik nafas dalam

 PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL


1. Cuci tangan
rasional: mencegah transmisi mikroorganisme
2. Beri salam kepada klien
Rasional : menerapkan etika keperawatan.
3. Jelaskan maksud dan prosedur melakukan latihan napas dalam.
Rasional: klien paham tujuan tindakan tersebut.
4. Memberi kesempatan kepada klien pasien untuk bertanya bila ada sesuatu yang
kurang dipahami/jelas.
Rasional : menghindari kesalahpahaman tentang penjelasan perawat.
5. Atur posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik.
Rasional : posisi yang nyaman dapat menambah rasa rileks
6. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi
udara.
Rasional: memaksimalkan tarikan nafas/ memaksimalkan ekspansi paru Secara
fisiologis, keadaan relaksasi ditandai dengan penurunan kadar epinefrin dan non
epinefrin dalam darah, penurunan frekuensi denyut jantung (sampai mencapai 24
kali per menit), penurunan tekanan darah, penurunan frekuensi nafas (sampai 4-6 kali
per menit), penurunan ketegangan otot, metabolisme menurun, vasodilatasi dan
peningkatan temperatur pada extermitas (Rahmayati, 2010).
7. Instruksikan pasien dengan cara perlahan dan menghembuskan udara membiarkannya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada saat bersamaan minta pasien untuk
memusatkan perhatiannya pada sesuatu hal yang indah.
Rasional : teknik relaksasi nafas dalam akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan
beberapa teknik lainnya, seperti guided imagery. Guided imagery merupakan teknik
yang menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai efek positif tertentu
(Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
8. Instruksikan pasien buat bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2 menit).
Rasional : klien melakukan nafas dalam yang efektif.
9. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian menghembuskan
dengan cara perlahan dan merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki,
menuju ke paru-paru seterusnya udara dan rasakan udara mengalir keseluruh bagian
anggota tubuh.
Rasional : teknik relaksasi nafas dalam akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan
beberapa teknik lainnya, seperti guided imagery. Guided imagery merupakan teknik
yang menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai efek positif tertentu
(Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever).
10. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang
mengalir dan merasakan ke luar dari ujung-ujung jari tangan dan kaki dan rasakan
kehangatannya.
Rasional : pasien dapat merasakan aliran udara yang di hirup sehingga menambah
rasa tenang.
11. Instruksikan pasien untuk mengulangi teknik-teknik ini apabila rasa nyeri kembali
lagi.
Rasional : Pasien dapat terlatih untuk melakukan tindakan relaksasi nafas dalam.
12. Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri.
Rasional: pasien dapat melakukan latihan ini secara mandiri bila mengalami nyeri
13. Berpamitan dengan klien
Rasional: menerapkan etika keperawatan.
14. Cuci tangan
Rasional : mencegah transmisi mikroorganisme
 Bahaya dilakukannya tindakan
a. Bahaya jika tidak saling percaya dan klien tidak kooperatif maka latihan napas dalam
tidak akan efektif dan klien akan merasa tambah kesakitan.
b. Pencegahan; jangan banyak menyinggung perasaan klien, bina hubungan saling
percaya dan lakukan tindakan sesuai dengan prosedur.
 Tindakan keperawatan lain yang dilakukan

a. Observasi reaksi non verbal


b. Kaji skala nyeri (PQRST)
c. Monitor tanda-tanda vital
d. Ajarkan teknik relaksasi/ distraksi
e. Jelaskan pada keluarga dan klien jenis aktifitas yang dapat dilakukan selama periode
nyeri
f. Kolaborasi tim dokter dalam pemberian analgetika ketorolac 3 x 1 ampul (30mg)

 Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S: Klien mengatakan nyeri pada daerah operasi TURP
P: Nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah post op TURP
S: Skala 6
T: Hilang timbul
O: Klien tampak menahan kesakitan, terpasang kateter irigasi kandung kemih tidak ada
bekuan darah.
A: Masalah keperawatan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi (Manajemen nyeri, terapi dan irigasi)
 Evaluasi diri

Dalam melakukan tindakan ini masih banyak yang harus diperlajari mahasiswa agar
lebih baik dalam melakukan tindakan sesuai SOP yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
 Arif (2011) Laporan Pendahuluan dan Pengertian Beningna Prostat Hiperplasia
(BPH).
 Fitriyani (2017) Log Book Teknik Relaksasi Nafas Dalam
 Mahardika. A, S Pemberian Terapi Perilaku Kognitif Distraksi (Musik) Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Asuhan Keperawatan.Post Orif (Open Redution
Internalfixation) Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Dextra Di Ruang Flamboyan
RSUD Sukoharjo 2014.
 Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, (2010) Teknik Relaksasi Nafas Dalam.
 Wahid, Abdul. (2013). Buku Saku Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskletal. Jakarta: CV Trans Info Media .
 Wijaya, S. A. & Putri M. Y. 2013. Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan
Dewasa, Teori, Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika

Mengetahui,
Mahasiswa Praktikan,
Pembimbing Klinik/ CI

Tanti
……………………………

Anda mungkin juga menyukai