A. Identitas klien
Nama klien : Tn. T
Umur : 63 tahun
No. RM : 061447
Alamat : Beringin, Ngaliyan
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan agak takut dengan operasinya, tampak bertanya jenis bius dan
lamanya operasi
C. Diagnosa Medis
Kolelitiasis
D. Diagnosa Keperawatan
Ansietas b.d kurang terpapar informasi
E. Data Yang Mendukung Diagnosa
DS :
Pasien mengatakan agak takut dengan operasinya karena ini merupakan operasi
pertamanya
DO :
- Tampak bertanya tentang jenis bius dan lamanya operasi
- Terdapat retraksi dinding dada
- Ada penggunaan otot bantu pernafasan
- TD : 150/83 mmHg
- N : 101x/menit
- S : 36.7°C
- RR : 21x/menit
F. Dasar Pemikiran
Tindakan operasi yang direncanakan dapat menimbulkan respon fisiologi dan
psikologi pada pasien. Respon psikologi yang biasanya terjadi pada pasien pre
operasi yaitukecemasan. Kecemasan yang terjadi dihubungkan dengan rasa nyeri,
kemungkinan cacat, menjadi bergantung dengan orang lain dan mungkin kematian
(Potter, Perry, 2010).
Kecemasan pasien pada masa pre operasi antara lain dapat berupa khawatir
terhadap nyeri setelah pembedahan, perubahan fisik (menjadi buruk rupa dan
tidak berfungsi normal), keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti),
operasi akan gagal, mati saat dilakukan anastesi, mengalami kondisi yang sama
dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama, menghadapi ruang
operasi, peralatan bedah dan petugas (Potter dan Perry, 2010).
G. Prinsip Tindakan Keperawatan
1. Prinsip Tindakan:
a. Bersih
2. Tujuan:
a. Mengurangi kecemasan
b. Merelaksasi otot - otot
3. Prosedur tindakan keperawatan
Alat:
1. Tempat tidur
Prosedur pelaksanaan :
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan Verifikasi program sebelum proses tindakan
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
Tahap Terminasi
H. Analisis Tindakan
Menurut Setiyoadi (2011), salah satu mengurang kecemasan yaitu terapi
relaksasi otot progresif menurut Teory Edmund Jacobsan tahun 1929. Terapi ini
adalah teknik relaksasi otot yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau
sugesti. Terapi relaksasi ini terbukti dapat mengurangi stres dan kecemasan
(Essa, 2016), dapat meningkatkan kulaitas tidur dan mengurangi kelelahan
(Amini, 2016), mengurangi nyeri kepala (Kumar, 2014) serta menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi (Ayunani, 2014).
Pada awal 1930, Dr. Edmund Jacobsan telah mengembangkan PMRT. Dia
menemukan bahwa otot bisa rileks dengan terlebih dahulu menegangnya selama
beberapa detik dan kemudian melepaskannya. Dimana klien diminta untuk secara
sengaja mengontrak otot dan menaha ketegangan. Setelah itu mereka melepaskan
semua ketegangan dan fokus pada sensasi relaksasi. Relaksasi otot progresif
membantu orang mengidentifikasi otot atau kelompok otot mana yang secara
kronis teang dengan membedakan antara sensasi ketegangan (ketegangan otot
yang terarah) dan relaksasi (relaksasi otot secara sadar). Setiap otot atau
pengelompokan otot tegang selama 5-7 detik dan setelah itu mereka rileks selama
20-30 detik. Setiap saat, individu individu tersebut berfokus pada perbedaan
sensai antara kedua kondisi tersebut. Kesadaran akan sensasi santai adalah salah
satu keuntungan terbesar yang direalisasikan dengan relaksasi otot progresif
(Jacobson dalam Essa, 2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mardiati dkk (2018) menyatakan
bahwa 15 responden sebelum intervensi progressive muscle relaxation, rerata
skor kecemasan yaitu 14,33 dengan standar deviasi1,047 dan setelah intervensi
progressive muscle relaxation terhadap15 responden, didapatkan penurunan
rerata menjadi 12,40 dengan standar deviasi 0,989 sehingga terdapat pengaruh
progressive muscle relaxation terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan pvalue = 0,000.
I. Bahaya Yang Mungkin Muncul
Bahaya yang mungkin muncul dalam pelaksanaan relaksasi otot progresif ini
peningkatan TIK jika dilakukan pada pasien yang beresiko mengalami
peningkatan intracranial.
J. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan
Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan di atas yaitu relaksasi napas dalam atau dukungan keluarga dan
spiritual.
K. Hasil Yang Diharapkan Setelah melakukan Tindakan
S : Pasien mengatakan cemas berkurang
O : Cemas berkurang, pasien tampak rileks
A : Cemas berkurang
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Tanda-tanda vital
- Observasi tingkat kecemasan
- Berikan dukungan spiritual pada pasien
- Berikan informasi yg jelas dan benar mengenai prosedur pembedahan
L. Evaluasi
- Tindakan dilakukan sesuai prosedur
- Mahasiswa harus lebih memahami prinsip dalam prosedur tindakan, metode
relaksasi otot progresif yang benar
- Relaksasi otot tidak dapat dilakukan pada ibu hamil dan pasien yang beresiko
mengalami peningkatan intrakranial
M. Daftar Pustaka
Ayunani. 2014. Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan
Darah Pada Lanjut Usia Dengan Hipertensi Di Upt Pslu
MojopahitKabupaten Mojokerto, (Onli ne).
(https://jurnalperawat.stikespemkabjombang.ac.id/in
dex.php/maret2016/article/v iew/29, diakses pada 5Januari 2018)
Mengetahui,
Mahasiswa Praktikan, PembimbingKlinik / CI