Coronary Artery Bypass Ggraft (CABG) Coronary Artery Bypass Grafting, adalah teknik yang menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain untuk memintas (melakukan bypass) arteri yang menghalangi pemasokan darah ke jantung. * CABG bertujuan untuk membuat rute dan saluran baru pada arteri yang terbendung sehingga oksigen dan nutrisi dapat mencapai otot jantung Fase perioperatif Pre operatif: Dimulai ketika pasien dijadwalkan untuk operasi & berakhir pada saat transfer ke meja operasi. Intra operatif dimulai ketika pasien masuk ke bagian bedah & berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan Post operatif dimulai dari masuknya pasien ke ruang pemulihan & berakhir dg evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik /dirumah Aspek legal pembedahan Informed consent Dokter menjelaskan prosedur, resiko, manfaat operasi, serta pilihan pengobatan yang lain Peran perawat sbg saksi dan advokat pasien. Psn gangguan mental, sakit kritis, pemakai obat penenang dianggap tidak mampu memberi persetujuan Anak <18 tahun Orang tua/wali KOMPLIKASI Pada Pre Operasi 1. Angina 2. Kecemasan berat 3. Henti jantung Komplikasi Pada Post Operasi 1. Gagal jantung kongesif, infark miokardium, henti jantung, disritmia. 2. Edema paru, emboli paru, efusi pleura, pneumo atau hematotoraks, gagal napas, sindrom distress napas dewasa. 3. Perdarahan 4. Cedera serebrovaskuler, emboli udara. 5. Nyeri 6. Gagal ginjal, akut atau kronis 7. Ketidakseimbangan elektrolit 8. Gagal hati 9. Koagulopati 10. Infeksi, sepsis Prerioperatife Care Pengkajian: Kondisi fisik: termasuk pernapasan, jantung, dan sistem tubuh utama lainnya Hasil tes darah, studi x-ray, dan tes diagnostik lainnya Status gizi dan cairan Penggunaan Obat Pengkajian preoperatif Kesiapan psikologis untuk operasi (kecemasan, ketakutan, spiritual dan keyakinan, budaya) Pertimbangan khusus: termasuk bedah rawat jalan pasien, pertimbangan gerontologic, obesitas, pasien dengan cacat, atau operasi darurat Pemeriksaan status anastesi Diagnosa keperawatan preoperatif
Kecemasan s/d prosedur pembedahan ,
takut akan kehilangan keadaan sehat & hasil operasi, Ketakutan berhubungan dengan ancaman dari prosedur pembedahan Kurangnya pengetahuan mengenai prosedur pembedahan dan perjalanan post operasi Persiapan Medikal . Obat-obatan § Obat-obatan antikoagulan dihentikan 1 minggu sebelum operasi ( minimal 3 hari sebelum operasi ). § Aspirin dan obat sejenis dihentikan 1 minggu sebelum operasi. § Digitalis dan diuretic dihentikan 1 hari sebelum operasi. § Antidiabetik diteruskan dan bila perlu dikonversi dengan insulin injeksi selama operasi. § Obat-obatan jantung diteruskan sampai hari operasi. § Antibiotika hanya diberikan untuk propilaksis dan diberikan waktu induksi anestesi dikamar operasi, hanya diperlukan test kulit sebelum operasi untuk mengetahui ada alergi atau tidak. Laboratorium sebelum operasi : .
§ Darah lengkap (Hb, Ht, Tingkat Pembekuan)
§ LFT, Gas darah
§ Ureum, creatinin
§ Gula darah, Hb S Ag
§ Urine lengkap
§ Enzime CK-CKMB Persiapan Darah untuk Operasi . Permintaan darah terdiri dari
Packad cell : 750 cc
Frash Frozen Plasma : 1000 cc Trombosit : 3 unit Permintaan darah ke PMI minimal 1 hari sebelum melakukan operasi. Premedikasi Malam sebelum op .. untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup. (valium atau diazepam). Antibiotik profilaksis tujuan mencegah infeksi selama tindakan operasi, di berikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bedah 2- 3 kali. (ceftriakson 1gram /sesuai indikasi ). Preoperative - Dokumentasi Pastikan semua dokumentasi, prosedur pra operasi lengkap Periksa formulir izin operasi dan lain-lain. Dokumen alergi. Dokumen tinggi dan berat badan. Riwayat kesehatan dan fisik. Tanda-tanda vital. Hasil Pemeriksaan penunjang diagnostik Preoperative – Persiapan Pasien
Mengenakan gaun rumah sakit.
Barang-barang ber harga diserahkan pd keluarga / disimpan sesuai prosedur. Pasien memakai band identifikasi. Lepaskan Gigi palsu, alat bantu dengar, lensa kontak, cat kuku, harus dihapus. Evaluasi Berpartisipasi dalam persiapan pra operasi Menunjukkan dan menjelaskan latihan yang diharapkan dilakukan pasca operasi Menjelaskan tentang perawatan pascaoperasi Menerima obat preanesthetic, jika dibutuhkan Rileks selama transportasi ke ruang operasi atau kembali keruangan Membahas harapan pasca operasi Pre Operasi Tujuan utama : 1. Mengurangi kecemasan 2. Mempelajari mengenai prosedur pembedahan 3. Tidak adanya komplikasi Universal protocol (JCI) Penandaan (mark site) Proses preverifikasi pre operasi Safety Surgery (Time Out) Time-Out Setiap angota memperkenalkan diri dengan nama dan peran, Sebelum sayatan kulit, Mengkonfirmasi dengan keras tentang: pasien yang benar, area operasi yang benar, antibiotic profilaksis telah diberikan 60 menit sebelumnya. Semua angota secara lisan mengulas dengan satu sama lain. Bentuk pertanyaan dalam checklis untuk membimbing Sing - in Sebelum induksi anestesi, melibatkan pasien, verbal mengkonfirmasi : Identitas pasien, Prosedur dan area operasi, persetujuan tindakan operasi. Visual: memastikan : Daerah operasi telah ditandai Koordinator bersama professional anestesi secara lisan meninjau, tentang: resiko pasien kehilangan darah, kesulitan bernapas, reaksi alergi Dokter bedah Jantung hadir untuk Sign-In agar dapat menjelaskan dari yang diantisipasi seperi: Kehilangan darah, alergi, atau factor komplikasi lain Sign – Out Setelah operasi selesai, sebelum memindahkan pasien dari ruang operasi Tim akan menyaksikan bersama-sama tentang: operasi yang dilakukan, perhitungan kasa dan instrument, label specimen, malfungsi dari peralatan yang perlu ditindak lanjuti, Membuat rencana pasien post operasi dalam pemulihan Diagnose kep Post Operasi )
1) Penurunan curah jantung b/d kehilangan darah dan
gangguan fungsi miokardium. 2) Risiko gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit b/d gangguan volume darah. 3) Nyeri b/d trauma operasi dan iritasi pleura akibat selang dada. 4) Risiko gangguan perfusi ginjal b/d berkurangnya curah jantung, hemolisis, atau terapi obat vasopresor. 5) Risiko terjadi hipertermia b/d terjadinya infeksi . 6) Kurang pengetahuan mengenai aktivitas asuhan diri. Masalah kolaborasi / resiko komplikasi Mual dan muntah Anafilaksis Hipoksia hipotermia koagulopati intravaskular Infeksi Fase postoperatif Pengkajian: Diagnosis medis dan jenis operasi yang dilakukan Riwayat medis terkait masa lalu dan alergi Pasien usia dan kondisi umum, patensi jalan napas, tanda-tanda penting lainnya Anestesi dan obat lain yang digunakan selama prosedur (misalnya, opioid dan agen analgesik lainnya, relaksan otot, agen antibiotik) Pengkajian: Setiap masalah yang terjadi di ruang operasi yang mungkin mempengaruhi perawatan pascaoperasi (misalnya, perdarahan yang luas, shock, serangan jantung) Cairan diberikan, kehilangan darah estimasi dan penggantian cairan Drain, NGT, kateter, atau alat bantu yang lainnya Informasi spesifik dari ahli bedah, atau anestesi yang penting (misalnya, tekanan darah atau denyut jantung di bawah atau di atas tingkat tertentu) Tujuan Manajemen keperawatan post operasi di RR adalah untuk memberikan perawatan sampai pasien telah pulih dari efek anestesi (misalnya, sampai kembalinya motor dan fungsi sensorik), berorientasi, memiliki tanda- tanda vital stabil, dan tidak menunjukkan bukti perdarahan atau komplikasi lainnya. Monitoring Hemodinamik Saturasi oksigen Tekanan darah, HR,RR Warna kulit, EKG,Lab,Radiologi, Tingkat kesadaran, Kemampuan untuk merespon perintah Monitoring Dainase /perdarahan Tanda-tanda vital dan status fisik dinilai setiap 15/mt Jalan napas dan fungsi pernafasan Fungsi kardiovaskular, Fungsi saraf sistem pusat. Kreteria pindah ruang rawat • tanda-tanda vital stabil • Orientasi ke orang, tempat, peristiwa, dan waktu baik • Fungsi paru baik • Pulse oximetry menunjukkan saturasi oksigen darah yang memadai • Output urine minimal 30 mL / jam • Mual dan muntah tidak ada atau di bawah kendali • Nyeri Minimal Semoga Bermanfaat Selamat Belajar