PEMERIKSAAN NON INVASIVE Elektrokardiografi Holter Monitoring Exercise test Chest X-ray Upright tilt-table test Test radiografi cardiac (MUGA, PET Scan) CT Angiography Cardiac MRI MR angiography Echocardiografi EKG Bertujuan menemukan adanya gangguan hantaran listrik jantung 90% pasien gagal jantung menunjukan kelainan gambaran EKG Kelainan yang dapat ditemukan dengan EKG: 1. gangguan irama 2. pembesaran jantung 3. blok/ggn hantaran jantung 4. ggn elektrolit 5. PJK/ACS Holter Monitoring Dilakukan untuk mendeteksi disritmia yang tidak ditemukan dg pemeriksaan EKG Perekaman EKG dilakukan secara kontinyu selama 24 jam Untuk menilai hasil terapi antidisritmia dan efek pace maker yang terpasang Exercise test (treadmill) Pasien diminta berjalan diatas ban berjalan sambil direkam EKG Memberikan data fisiologis terkait dg kapasitas fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan metabolik Mengetahui adanya gangguan sumbatan arteri koroner (keluhan nyeri), yang tidak dapat ditemukan dengan EKG Dilakukan pada klien yang tidak berrisiko serangan jantung Chest X-ray Dilakukan secara postanterior, lateral, dan oblique, dapat mendeteksi gangguan pada jantung, paru dan aorta Pada pasien akut pemeriksaan dilakukan secara bedside dg EKG portable Dapat mengetahui kelainan anatomik seperti kardiomegali, deviasi aorta, dll CT-Angiografi Dilakukan secara EBT (electron beam tomografi) dan MVCT (modern multivector computerized tomography) Memberikan gambaran secara non invasif pada arteri koroner, arteri besar, aorta, arteri renal, dan arteri pada ekstrimitas bawah MRI Termasuk pemeriksaan paling mahal Menunjukkan gambaran denyut jantung dan aliran darah ke semua arah MR Angiografi dilakukan melalui zat kontras gadolinium intravena CARDIAC RADIOGRAFI: PET SCAN & MUGA PET (Positron Emission Tomography) Merupakan perangkat dx yg memperlihatkan perkembangan visualisasi fisiologis regional dan perubahan biokimia berdasarkan deteksi radiasi dari emisi positron. Gambaran yg dihasilkan dapat menentukan aliran darah dari otot jantung dan membantu mengevaluasi peny jantung koroner Menentukan daerah yg mengalami penurunan fungsi jantung untuk angioplasty dan CABG MUGA (Multiple gated acquisition scan) yg menghasilkan gambar bergerak dari detak jantung MUGA dpt menilai EF, perfusi miocard, iskemia koroner, abnormalitas gerakan dinding jantung, dll ECHOCARDIOGRAPHY Merp prosedur yang menggunakan prinsip ultrasonografi (USG) , dapat memberikan gambaran struktur jantung dan gerakan area yang dikaji Gelombang Ultrasound diarahkan pada permukaan dinding dada yang diperiksa dan tampak gambaran bergerak pada layar monitor Gambaran secara 1 dimensi dapat dicetak secara langsung pada perekaman echo. PEMERIKSAAN INVASIVE Transesofageal echocardiografy Cardiac catheterization Pemeriksaan elektrofisiologi Pemeriksaan Lab Hitung sel darah lengkap (Complete blood cell count) Enzim jantung Tes koagulasi darah Serum lipid C-reaktif protein Pemeriksaan D-Dinner Pemeriksaan serum elektrolit (K, Na, Ca, Mg, P, BUN, GFR) Serum glukosa Biopsi Miocard Transesofageal Echocardiography Memberikan gambaran jantung dengan kualitas yang lebih baik dengan cara memasukan probe ke esofageal shg dihasilkan gambaran jantung dari arah posterior. Prosedur dilakukan di ruang operasi Cardiac Catheterization Prosedur yang agak rumit dengan cara memasukan kateter ke jantung dan arteri koroner agar diperoleh informasi detil tentang struktur dan penampilan jantung, katup dan sistem pembuluh darah. Dpt dilakukan pada jantung kanan maupun kiri, prosedur dilakukan di ruang khusus tindakan kateterisasi. Pemeriksaan Elektrofisiologi Mrp prosedur invasif dengan merekam aktifitas listrik intrakardial Berguna untuk: 1. melihat mekanisme disritmia 2. membandingkan disritmia supraventrikuler dan ventrikuler 3. membedakan disfungsi AV atau SA node 4.menetukan kebutuhan pemasangan pace maker 5.mengevaluasi pemberian antidisritmia dan mencegah takikardi. Pemeriksaan Laboratorium Dilakukan untuk: 1. mendiagnosa berbagai ggn KV 2. screening penderita yang berrisiko PJK 3. menentukan nilai normal individu 4. mengidentifikasi faktor yg memperberat spt anemia, DM, ketidakseimbangan elektrolit, abnormalitas hepar atau renal) 5. mengevaluasi efektifitas intervensi terapi atau pengobatan Hitung darah lengkap Pemeriksaan Ht dapat mengetahui adanya anemia, adanya anemia dapat muncul berupa gejala angina, lebih buruk berupa gagal jantung dan terjadi murmur Peningkatan SDP terjadi pada kasus inflamasi atau infeksi, sering terjadi pasca MCI karena SDP bekerja membuang jaringan nekrotik akibat infark Enzim jantung Enzim mrp protein khusus yang yg mengkatalisis reaksi kimia pada sel hidup. Kadar Enzim jantung yang paling tinggi tdp pada sel miokard. Kerusakan jaringan miokard akan melepaskan enzim dari tempat penyimpanan dalam sel miokard Pada kasus MCI terjadi anoksia sel, shg permeabilitas dinding sel meningkat, enzim keluar ke ekstrasel, kebocoran ini dapat dideteksi dg peningkatan kadar enzim dalam plasma darah 1. Mioglobin mrp marker yg efektif sbg indikator MCI, karena akan keluar stl 1-2 jam infark 2. Kreatin kinase (CK-MB dan troponin I merupakan enzim yg paling sensitif dalam menentukan adanya infark Test koagulasi darah PT (protrombin time) dan PTT (partial protrombin time) dapat mendeteksi adanya kecendrungan membentuk trombi penderita tertentu Pemeriksaan koagulasi dapat berguna dalam menentukan dosis obat antitrombolitik Serum Lipid Fraksi lipid yang menandung kolesterol paling terkait dengan proses pembentukan atherogenesis pada Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) Peningkatan kadar LDL-C akan meningkatkan risiko PJK. Kadar yang normal adalah <100mg/dL Fraksi lipid yang juga menjadi penyebab adalah HDL-C merupakan kompobeb asam lemak yang tidak larut dalam air C-reactive protein (CRP) Peningkatan CRP merupakan indikator adanya inflamasi dinding arteri, yang dapat menjadi penyebab timbulnya stroke, MCI dsn serangan jantung Serum elektrolit Potassium/Kalium (K) Hipokalemi akan menyebabkan tidak stabilnya keg listrik jantung. Hiperkalemi menyebabkan timbulnya peningkatan gel T pada EKG, asistole dan disritmia ventrikuler. Natrium(Na) menjadi indikator keseimbangan cairan. Hiponatremia sbg indikator kelebihan air, Hipernatremia indikasi kelebihan garam Kalsium (Ca) mrp mediator penting dlm fungsi jantung krn bekerja dalam eksitabilitas otot jantung, kontraktilitas dan tonus vaskuler. Hipokalsemia dpt menyebabkan disritmia, memanjangnya interval QT dan henti jantung. Magnesium (Mg) membantu regulasi metabolisme intrasel, transport Na dan K mell membran sel, dan eksibilitas neuromuskuler Phosfor (P) membantu regulasi pembentukan energi dan membantu keseimbangan asam basa.