Anda di halaman 1dari 10

BAB I

RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Pengkajian
Seorang mahasiswa keperawatan di RSUP Fatmawati melakukan pengkajian terhadap
seorang laki-laki berusia 60 tahun yang telah dijadwalkan oleh dokter untuk dilakukan
operasi pengangkatan batu di divertikel buli sebelah kiri. Dibawah ini disajikan sebagian
data hasil pengkaian yang didapatkannya. Hasil pengkajian itu mendukung adanya
masalah tentang perilaku.
A. 1. Pengkajian Faktor Predisposisi
a. Riwayat Keperawatan
Tn. M berusia 60 tahun, mengeluhkan nyeri pada saat buang air kecil.
Klien mengatakan nyeri tersebut sudah ia rasakan sejak 2 tahun yang lalu
dan klien hanya melakukan berobat jalan sampai klien direncanakan untuk
dilakukan operasi dan dianjurkan untuk dilakukan rawat inap terlebih
dahulu. Pola kebiasaan klien yaitu klien bekerja sebagai pedagang dan klien
jarang meminum air putih. Klien memiliki riwayat operasi hernia pada tahun
2012. Klien telah terpasang kateter urine sejak 2 tahun yang lalu dan
dilakukan perawatan/penggantian selang kateter setiap 2 minggu sekali.
Klien beranggapan bahwa keluhan yang ia rasakan adalah karena
klien memiliki kebiasaan untuk menahan jika klien ingin BAK dan klien
jarang meminum air putih sewaktu sebelum sakit. Rasa sakitnya ini
mengganggu kehidupan sehari-hari klien karena klien mengatakan merasa
sangat tersiksa dengan rasa nyeri nya itu. Lama-kelamaan klien tidak bisa
mengeluarkan urinnya dan perutnya membesar sehingga klien dipasang
kateter urine. Klien mengatakan agak sedikit terganggu jika klien melakukan
aktivitas dengan membawa kantung urin.
Klien selalu menanyakan kondisi fisiknya ini perawat dan dokter yang
bertugas di lantai IV utara. Klien mempercayai bahwa tanda dan gejala yang
ia rasakan saat ini sebagai tanda dari penyakit kronis yang dapat mengancam
nyawanya. Sehari-hari Tn. M tidak bekerja sejak 4 tahun yang lalu, klien
melakukan aktivitas berternak di rumahnya.
Pada pemeriksaam fisik didapatkan data TD: 130/70 mmHg, HR: 60-
100 x/menit, RR: 16-24 x/menit. Abdomen datar, tidak ada nyeri tekan.
Klien seharusnya dilakukan operasi pada hari selasa tanggal 16/12/2014
tetapi karena status rekam medik klien hilang maka klien dijadwalkan ulang
untuk operasi tanggal 23/12/2014.
Klien mengatakan ingin mengetahui persiapan-persiapan yang harus
dilakukan klien sebelum dilakukannya operasi. Pengetahuan klien tentang
persiapan operasi sangat kurang karena ia sangat minim dalam mendapatkan
informasi tentang hal tersebut. Ia dapat berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia dengan baik. Ketika klien dilakukan pengkajian oleh perawat,
klien mengatakan ia siap untuk diberikan informasi mengenai persiapan
pasien sebelum operasi. .
b. Motivasi Belajar
Motivasi Tn. M untuk mempelajari kondisinya cukup kuat. Ia
mengatakan apapun akan dilakukan dan dilaksanakan asalkan ia sembuh
dari keadaan nyeri di saluran kemihnya setiap ia ingin buang air kecil.
c. Kemampuan Membaca
Tn. M memiliki kemampuan membaca dengan cukup baik. Ketika ia
diberikan sebuah jus amma klien dapat membacanya dengan baik tanpa
bantuan kacamata.

A. 2. Pengkajian Faktor Pemungkin


Di rumah sakit, perawat dan dokter di ruangan lantai IV utara yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada Tn. M telah memiliki keterampilan
memberi pendidikan kesehatan dengan baik karena telah sering sekali
mendapatkan informasi tentang hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa
leaflet dan lembar balik telah tersedia.
Kediaman Tn. M tidak terlalu jauh dengan rumah sakit dan dapat
dijangkau dengan mengendarai motor atau kendaraan umum. Sehingga
memudahkan Tn. M untuk datang ke rumah sakit untuk memeriksakan
keadaannya dengan diantar oleh anaknya setelah klien pulang nanti.

A. 3. Pengkajian Faktor Penguat


Tn. M tinggal bersama anak dan menantunya. Pendidikan terakhir Tn. M
adalah SD dan anak klien adalah SMA. Klien dan anaknya memiliki pandangan
positif tentang keluhan yang dialami sehingga dapat memberikan dukungan
moril kepada Tn. M dan mendorongnya untuk bersabar sambil menunggu
jadwal operasi klien.

B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat berusaha merumuskan
diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:
Kurangnya pengetahuan mengenai persiapan operasi berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang hal tersebut

C. Perencanaan Tindakan Keperawatan


Tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk menyelesaikan diagnosa
keperawatan tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditujukkan kepada Tn.
M. Sebelum melakukan tindakan ini maka harus dibuat terlebih dahulu
RANCANGAN PEMBELAJARAN (RANPEL). Berikut ini adalah rancangan
pembelajaran yang dikembangkan oleh perawat untuk masing-masing diagnosa
keperawatan.

Rancangan Pembelajaran Individual


Diagnosa Keperawatan: Kurangnya pengetahuan mengenai persiapan operasi
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang hal tersebut
Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit Tn. M dan
keluarga mampu memahami tentang prosedur pre operasi.
Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang prosedur pre operasi
selama 20 menit, Tn. M dan keluarga diharapkan mampu menjelaskan:
 Pengertian pre operasi
 Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien dengan persiapan operasi
a. Materi Belajar
 Pengertian pre operasi
 Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien dengan persiapan operasi

b. Metode Belajar
Metode Ceramah: Metode ini digunakan untuk penyampaian materi diatas.
Metode Diskusi, tanya jawab: Metode ini dipergunakan untuk mencapai tujuan
tentang informasi yang telah disampaikan untuk melihat kepahaman Tn. M dan
keluarga tentang materi yang telah disampaikan.

c. Alat Bantu Belajar


1. Lembar Balik
2. Leaflet (terlampir)

d. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan lisan.
1. Pertanyaan Lisan
 Pengertian pre operasi
 Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien dengan persiapan operasi
BAB II
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan mengenai persiapan operasi


berhubungan dengan kurangnya informasi tentang hal tersebut
Pokok Bahasan : Persiapan klien sebelum dilakukan tindakan operasi
Sasaran : Tn. M dan keluarga
Tempat : Irna Teratai lantai 4 utara ruang 404
Hari/tanggal : Jum’at 19/12/2014
Waktu : 20 menit
Pemberi Penyuluh : Diah Ayu Wulandari (Mahasiswi Jurusan Keperawatan
Tingkat III A Poltekkes Jakarta 1)

a. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit Tn. M dan
keluarga mampu memahami tentang persiapan klien sebelum dilakukan
tindakan operasi
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang proses osteoporosis
selama 20 menit, Tn. M dan keluarga diharapkan mampu menjelaskan:
 Pengertian pre operasi
 Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien dengan persiapan operasi
b. Materi Belajar
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang persiapan klien sebelum
dilakukan tindakan operasi selama 20 menit, Tn. M dan keluarga diharapkan
mampu menjelaskan:

c. Metode Belajar
Metode Ceramah: Metode ini digunakan untuk penyampaian materi diatas.
Metode Diskusi, tanya jawab: Metode ini dipergunakan untuk mencapai tujuan
tentang informasi yang telah disampaikan untuk melihat kepahaman Tn.M dan
keluarga tentang materi yang telah disampaikan.

d. Alat Bantu Belajar


1. Lembar Balik
2. Leaflet (terlampir)
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan
No. Tahapan Waktu
Penyuluh Audience
1. Fase Pra -  Mempersiapkan diri
Orientasi  Mempersiapkan materi
 Mempersiapkan media
dan alat
 Mempersiapkan
ruangan
 Mempersiapkan Tn. M
dan keluarga  Menjawab
 Memberikan quisioner
secara lisan
secara lisan tentang
pengetahuan klien
terhadap persiapan pre
operasi
2. Fase 5 menit  Memberi salam  Menjawab
Orientasi  Memperkenalkan diri salam
 Kontrak waktu  Menyimak
 Menjelaskan tujuan  Menyepakati
pertemuan  Menyimak
 Menyiapkan  Menyimak
topik/tema penyuluhan
3. Fase Kerja 10 Menit  Menyampaikan materi  Menyimak
dan menstimulus Tn. dan menjawab
M dan keluarga untuk
menjawab setiap point
materi
- Pengertian pre
operasi
- Hal-hal yang
harus dilakukan
pada pasien
dengan persiapan
operasi

 Memberikan
evaluasi kepada Tn.  Menjawab
M dan keluarga
dengan memberikan
pertanyaan secara
lisan dan apresiasi
ketika dapat dijawab
4. Fase 5 menit  Menyimpulkan materi  Menyimak
Terminasi bersama
 Menyimak
 Memberi evaluasi
secara lisan  Menyimak
 Memberikan rencana
 Menjawab
tindak lanjut
 Mengucap salam Salam
Evaluasi
Prosedur : Diberikan di akhir penyuluhan (evaluasi sumatif)
Waktu : 10 menit
Bentuk soal : Kuesioner
Jumlah soal : 2 (dua)
Jenis soal : Pertanyaan lisan
Soal Kuesioner : (Terlampir)

LAMPIRAN
Pertanyaan kuisioner setelah materi
1. Pengertian pre operasi
2. Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien dengan persiapan operasi

Jawaban
1. Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Smeltzer and
Bare, 2002).
Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau
pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi
( Smeltzer and Bare, 2002 ).
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh
perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan
pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif.
2. Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien dengan persiapan operasi
a. Persiapan fisik
- Pemeriksaan status kesehatan klien secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status
kesehatan secara umum. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup,
karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami
stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat
hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil
- Status Nutrisi
Status nutrisi klien sebelum operasi harus baik. Kondisi gizi buruk dapat
mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan
mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit.
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi,
dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam
dan penyembuhan luka yang lama.
- Keseimbangan cairan dan elektrolit
Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik.
- Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Intervensi
keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan
dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan
enema/lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam. Tujuan
dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari
masuknya cairan lambung ke paru-paru dan menghindari kontaminasi
feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi
pasca pembedahan
- Pencukuran daerah operasi
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya
infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak
dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga
mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka.
- Kebersihan tubuh klien
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena
tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat
mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien yang
kondisi fisiknya kuat dianjurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan
daerah operasi dengan lebih seksama.
- Pengosongan kandung kemih
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan
kateter. Selain untuk pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga
diperlukan untuk mengobservasi balance cairan.
b. Latihan Pra Operasi
 Latihan Nafas Dalam
Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri
setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih
mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur.Latihan
nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan
lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.
b. Letakkan tangan di atas perut, hirup udara sebanyak-banyaknya dengan
menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat.
c. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.
d. Lakukan hal ini berulang kali
 Latihan Batuk Efektif
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami
operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas
selama dalam kondisi teranestesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak
nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk
efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret
tersebut. Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :
klien condong kedepan dari posisi semi fowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan
melintang didada, kemudian klien tarik nafas dalam (3-4 kali) lalu segera lakukan batuk
spontan.
 Latihan gerak sendi
Digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi, laboratorium, EKG dan lain-lain.
 Pemeriksaan status anastesi
Dilakukan oleh dokter anastesi, hal ini dilakukan untuk keselamatan selama
pembedahan
 Informed concent
Yaitu surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan
anestesi).
 Obat-Obatan Premedikasi

Anda mungkin juga menyukai