Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI DI RUANG PLATINUM I

RS IHC LAVALETTE MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun Oleh :

Kelompok 2A/ Tingkat 4 A :


1. Sherli Rahmawati (P17211201004)
2. Rizqi Dwi Muhardyanto (P17211201007)
3. Ikhsania (P17211201023)
4. Nabila Hasna Ningrum (P17211201024)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MALANG JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
MALANG TAHUN AJARAN 2023/ 2024
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Pre dan Post Operasi Di Ruang Platinum 1, RS

IHC Lavalette Malang Periode25 September s/d 30 September Tahun Ajaran 2023/

2024

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal ……. Bulan……………… Tahun…………

Malang,

Preceptor Akademik
Preceptor Klinik

_________________________ _________________________
NIP. NIP.

Kepala Ruangan

___________________________
NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. PENDAHULUAN

Perawatan pre operasi merupakan suatu proses perawatan sebelum operasi, yang
dimulai saat klien dan keluarga mengambil keputusan untuk dilakukan operasi dan
berakhir ketika klien berpindah atau berada di ruang operasi.

II. TUJUAN

a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat memahami
tentang perawatan sebelum operasi atau pre operasi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien dan kelurga dapat :
1. Menjelaskan pengertian perawatan pre operasi
2. Menjelaskan jenis dan tujuan tindakan operasi
3. Menjelaskan faktor resiko pada tindakan operasi
4. Menjelaskan persiapan sebelum operasi
5. Menjelaskan persiapan psikologis
6. Menjelaskan persiapan fisik
7. Mendemonstrasikan tekhnik keterampilan pasca operasi

III.MATERI

Terlampir

IV.SASARAN

Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada keluarga dan pasien
dengan pre operasi di Ruang Platinum I Rumah Sakit IHC Lavallate Malang.

V. METODE

Ceramah/ Tanya jawab

VI.MEDIA

PPT dan Leaflet


VII. KEGIATAN

a. Waktu
1. Hari/tanggal = Jumat, 29 September 2023
2. Alokasi waktu = ± 20 menit
b. Tempat
Ruang Platinum I RS IHC Lavalette Malang
c. Langkah-langkah
Waktu
No. Fase Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
(menit)
1. Pendahuluan 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam 3
mengucapakan salam & Mendengarkan/
2. Memperkenalkan diri dan memperhatikan
menjelaskan tujuan penjelasan
Penyuluhan penyuluh
3. Kontrak waktu

2. Pelaksanaan 1. Pembagian leaflet Mendengarka/ 10


memperhatikan
2. Menjelaskan materi tentang:
/ penjelasan
a. Pengertian perawatan pre operasi penyuluh
b. Jenis dan tujuan tindakan operasi
c. Faktor resiko dalam tindakan
operasi
d. Persiapan sebelum operasi
e. Persiapan psikologis
f. Persiapan fisik
3. Diskusi 1. Memberikan kesempatan pada Mengajukan 7 menit
peserta untuk mengajukan pertanyaan
pertanyaan kemudian didiskusikan
bersama dan menjawab pertanyaan

4. Evaluasi 1. Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab dan 3 menit


materi yang diberikan dan menjelaskan
reinforcement kepada pertanyaan

5. Terminasi 1. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan 2 menit


kepada peserta dan menjawab
2. Mengucapkan salam salam
VIII. RENCANA EVALUASI
A. Standart
1. Mengevaluasi kesiapan materi
2. Mengevaluasi kesiapan SAP
3. Mengevaluasi kesiapan media
B. Proses
1. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
2. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
4. Suasana penyuluhan tertib
5. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
IX. MATERI
1. Pengertian
Perawatan pre operasi merupakan suatu proses perawatan sebelum operasi, yang
dimulai saatklien dan keluarga mengambil keputusan untuk dilakukan operasi dan
berakhir ketika klien berpindah atau berada di ruang operasi.
2. Jenis & Tujuan Tindakan Operasi
1) Diagnostik, yaitu jenis operasi yang dilakukan untuk memperoleh infomasi
dalammenegakkan diagnosis pasti dari suatu penyakit.
2) Paliatif, yaitu tindakan operasi yang dilakukan untuk menurunkan atau
menguranginyeri atau gejala penyakit dan tidak menyembuhkan.
3) Ablatif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan
bagiantubuh yang berpenyakit untuk proses penyembuhan, contoh amputasi.
4) Konstruktif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki
fungsi atau penampilan yang telah hilang atau menurun, contoh implantasi
payudara, dagu, hidung, dll.
5) Transplantasi, yaitu tindakan pembedahan yang mengganti struktur tubuh yang
tidak berfungsi, contoh transplantasi ginjal.
3. Faktor Resiko
Tindakan operasi dapat menimbulkan sedikit resiko jika keadaan umum klien
baik. Masalahkesehatan umum yang dapat meningkatkan resiko dan dapat menjadi
faktor penyebabditundanya suatu tindakan operasi adalah malnutrisi, stres, obesitas,
hipertensi, gangguanfungsi jantung, diabetes melitus, gangguan pada pembekuan
darah, dan penyakit lain yangmenjadi kontraindikasi tindakan operasi.
4. Persiapan sebelum oprasi
a. Formulir Persetujuan / Informed consent
Informed consent merupakan formulir persetujuan yang membuktikan bahwa
klien dankeluarga benar membutuhkan tindakan operasi, dan bersedia untuk
dilakukan tindakanoperasi terhadap klien. Formulir ini disediakan oleh pihak
rumah sakit, dan ditanda tangani jika klien dan keluarga telah mendapat
penjelasan yang jelas dari petugas (dokter atau perawat) tentang tindakan operasi
yang akan dilakukan.
b. Hasil Pemeriksaan Penunnjang
Hasil pemeriksaan laboratorium pre operasi seperti pemeriksaan darah, urin,
dahak, dan lainlain harus menunjukkan hasil yang normal.Hasil pemeriksaan lain
sepert foto rontgen, USG, EKG, dan lain lain juga harus disiapkansebelum
tindakan operasi dilakukan.
c. Persiapan Khusus
Pemeriksaan golongan darah anggota keluarga merupakan persiapan yang sangat
pentinguntuk mempersiapkan kebutuhan darah bagi klien jika klien membutukan
transfusi darah pasca tindakan.
5. Pesiapan Psikologis
Empat dimensi tindakan perawatan sebelum operasi yang mampu mengatasi
kebutuhan psikologis klien adalah :
1) Informasi
Informasi yang jelas tentang persiapan operasi merupakan kebutuhan utama yang
dapatmengatasi kecemasan klien. Informasi yang dimaksud meliputi apa yang
akan dialami klien, berapa biaya yang dibutuhkan, kapan tindakannya
dilakukan, siapa dokter penanggung jawab, apa yang akan rasakan klien pasca
tindakan, dan apa yang harus dilakukan klien dankeluarga.
2) Dukungan psikosial
Keberadaan orang terdekat selama perawatan pra operasi sangat penting dalam
upayamengatasi kecemasan klien. Keberadaan petugas kesehatan (perawat atau
dokter) jugamerupakan dukungan sosial yang penting yang sangat dibutuhkan
klien selama perawatan praoperasi.
3) Peran klien dan keluarga
Peran klien dan keluarga meliputi melaksanakan semua peraturan pra operasi dan
bertanyakepada perawat atau dokter yang merawat jika mengalamai kesulitan dan
membutuhkan bantuan informasi.
4) Pelatihan keterampilan
Pelatihan keterampilan sangat penting dilakukan untuk mengatasi kecemasan klien
pascatindakan operasi yang dialami.Pelatihan keterampilan ini meliputi mobilisasi
dini pasca operasi, latihan napas dalam, latihan batuk efektif, cara menyokong
luka operasi yang benar.
6. Persiapan Fisik
a. Pembatasan Nutrisi dan Cairan
Program puasa merupakan program penting sebelum operasi dilakukan. Puasa
dilakukankarena obat obatan anastetik diyakini dapat menekan fungsi
gastrointestinal dan akan berbahaya jika klien mengalami muntah dan aspirasi
selama pemberian anastetik umum.Menurut Crenshaw dan Winslow (2002)
dalam Kozier (2010) program puasamempebolehkan :
1. Sarapan ringan (mis. Teh dan roti) diperbolehkan 6 jam sebelum prosedur
2. Makan malam yang lebih berat 8 jam sebelum pembedahan.
3. Untuk mengatasi rasa haus selama periode puasa, basuh mulut dengan kain
atau kasa basa.
b. Eliminasi
Pengosongan Usus dan Kandung KemihPengosongan isi perut dan kandung kemih
dilakukan untuk mencegah cidera yang tidak perlu pada kandung kemih dan
mencegah penyebaran infeksi dari isi usus selama pembedahan.
1. Pengosongan usus dengan enema harus dilakukan pada klien yang akan
menjalani pembedahan usus.
2. Pemasangan kateter retensi harus dilakukan untuk memastikan bahwa
kandung kemihtelah kosong.
c. Higiene (kebersihan diri)
Kebersihan diri sebelum tindakan operasi harus dilakukan untuk menurunkan
resiko infeksiluka.
1. Mandi disore hari atau dipagi hari sebelum pembedahan dilakukan.
2. Mencukur bulu atau rambut pada area yang akan dilakukan operasi jika ada.
3. Menggunting kuku.
4. Menggunakan kap kepala untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari
rambut.
5. Melepas semua perhiasan dan prostesis (bagian tubuh palsu) seperti gigi
palsu, lensakontak, kacamata, wig, bulu mata palsu, dan lain lain.
6. Mengenakan baju atau gown khusus untuk operasi.
d. Istirahat dan Tidur
Istrahat yang cukup harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembedahan. Istirahat
yangadekuat membantu klien mengatasi stres pemebdahan dan membantu
penyembuhan.
e. Medikasi (obat-obatan)
Pastikan bahwa obat-obatan yang dibutuhkan atau diresepkan harus
sudah disiapkan denganlengkap sebelum klien berangkat keruang operasi.
7. Tekhnik Keterampilan Pasca Operasi
1) Mobilisasi dini
Mobilisasi dini dilakukan 2 atau 3 setelah kilen sadar dan berada diruangan
perawatan.Mobilisasi dini dilakukan dengan cara :
1. Posisi klien terlentang atau semifowler.
2. Kedua kaki ditekuk dengan posisi kedua telapak kaki rata. Hitung selama
1- 3, kemudian kaki diluruskan kembali.
3. Gerakkan jari jari kaki mengahadap ke bagian tubuh atas atau ke arah kepala.
Hitungselama 1 3, kemudian rilekaskan kembali.
4. Tekukkan kaki kiri diatas tempat tidur, dan angkat kaki kanan secara
rata (lutut tidakditekuk), hitung selama 1-3 dan rileks kembali. Lakukan pada
kaki yang berlawanan.
2) Napas dalam
Napas dalam dilakukan saat klien mengalami rasa ketidaknyamanan seperti
sesak atau sulit bernapas, merasa tidak puas saat bernpas, atau merasa nyeri pasca
tindakan operasi. Napas dalam dilakukan dengan cara :
1. Posisi klien setengah duduk ( semi fowler)
2. Letakkan kedua telapak tangan diatas dada tepatnya dibawah batas tulang
rusuk.
3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada
mengembang penuh.
4. Tahan napas selama 2 – 3 detik.
5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut
denga posisi bibir seperti bersiul.
3) Batuk efektif
Batuk efektif dilakukan jika klien mengalami ketidaknyaman pada tenggorokkan.
Batuk yangtidak efektif dapat menimbulkan nyeri pada luka pembedahan teutama
luka operasi pada areadada dan perut.Batuk efektif dilakukan dengan cara :
1. Cuci tangan dengan langkah yang benar.
2. Letakkan tangan pada dada, perut, atau pada area luka pasca operasi (dengan
tekananlembut)
3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada
mengembang penuh.
4. Tahan napas selama 2-3 detik.
5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut dengan
posisi bibir seperti bersiul.
6. Ulangi tekhnik dapas dalam (c,d,e) selama 2 sampai 3 kali.
7. Pada napas dalam yang ke 3, tahan napas 2-3 detik, dan batukkan secara
perlahan
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara, dkk, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses&
Praktik, Edisi 7, Volume 2. EGC : Jakarta2.
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-137622-Materi%20Profesi%20Ners-SAP
%20Perawatan%20Pre%20Operasi.html#popup

Anda mungkin juga menyukai