Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI POST OPERASI DI RUANG IRNA 3A


RSUD KOTA MATARAM

Disusun oleh:
KELOMPOK V
1. Nunung Laksminiar 5. Pita Yanti
2. Sri Murniati Burhan 6. Suryani
3. Nurisati 7. Suhaini
4. Rauhil Mizky 8. M Arif Sugiarto

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2020
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MANAJEMEN NYERI POST OPERASI DI RUANG IRNA 3A
RSUD KOTA MATARAM

Telah dibaca dan disetujui pada:


Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:
KELOMPOK V

1. Nunung Laksminiar 5. Pita Yanti


2. Sri Murniati Burhan 6. Suryani
3. Nurisati 7. Suhaini
4. Rauhil Mizky 8. M Arif Sugiarto

Disahkan Oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(_____________ __________) (_ )
NIDN: NIP:
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN NYERI POST OPERASI

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah


Pokok Bahasan : Manajemen nyeri post operasi
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Ruang IRNA 3A RSUD Kota Mataram
Hari / Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2020
Jam : 10:00 WITA
Waktu : 45 menit
Penyuluh : Kelompok I Reguler Profesi Ners Stikes Mataram

A. LATAR BELAKANG

Pembedahan atau operasi adalah tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (Sjamjuhidajat &
Jong, 2005). Sasaran pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi dengan
mengembalikan gerakan, stabilitas, mengurangi nyeri. Tingkat dan keparahan nyeri pasca
operasi tergantung pada fisiologis dan psikologis individu dan toleransi yang ditimbulkan
nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

Pasien pasca operasi seringkali mengeluh rasa nyeri, keluhan ini sebenarnya wajar karena
tubuh mengalami luka dan poses penyembuhannya tidak sempurna. Nyeri yang dirasakan
pasien bedah meningkat seiring dengan berkurangnya pengaruh anastesi. Secara signifikan
nyeri dapat memperlambat pemulihan (Potter & Perry, 2006).

Nyeri akut merupakan suatu pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association fot the study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari skala ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau diprediksi
(NANDA, 2015).

Studi pendahuluan yang telah kami lakukan di irna 3A rsud kota mataram, terdapat rata-
rata pasien operasi tiap minggunya mencapai 6-7 orang, dan dari hasil pengkajian pada
pasien post operasi mereka rata-rata mengeluhkan nyeri pada area luka operasinya,
penanganan masalah nyeri yang mereka rasakan hanya bergantung pada terapi analgetik yang
ada. Kurangnya pengetahuan pasien tentang manajemen nyeri non farmakologi membuat
kami tertarik memberikan penyuluhan kesehatan tentang manajemen nyeri post operasi di
ruang IRNA 3A RSUD kota Mataram..
B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional umum


Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan diharapkan agar pasien dan keluarga dapat
memahami dan mengimplementasikan teknik non-farmakologi dalam management
nyeri.
2. Tujuan instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat :

a. Menjelaskan Definisi nyeri


b. Menjelaskan Penyebab nyeri
c. Menjelaskan Kalasifikasi nyeri
d. Menjelaskan Teknik pengobatan
e. Menjelaskan Teknik non-farmakologi

C. ANALISA SITUASI

1. Peserta
a. Peserta mengerti pengertian nyeri,
b. Peserta mengerti penyebab nyeri

2. Kelas/ruangan
a. Ruang: ruang IRNA 3A RSUD Kota Mataram
b. Keadaan penerangan dan ventilasi: Ruangan terang dan terdapat ventilasi yang
memadai
c. Prasarana yang tersedia: -

3. Pengajar
a. Fasilitator: Pendidikan kesehatan ini akan diberikan oleh mahasiswa Profesi Ners
STIKES Mataram

D. MATERI
1. Definisi nyeri
2. Penyebab nyeri
3. Kalasifikasi nyeri
4. Teknik pengobatan
5. Teknik non-farmakologi
E. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

F. MEDIA
1. Leaflet

G. ALAT BANTU
1. Leptop
2. LCD Proyektor

H. SETTING PENYULUHAN

Keterangan:
Presenter Pem. Klinik
Moderator Pem. Akadenik
Observer Audience
Fasilitator Media

I. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
No. Kegiatan Kegiatan peserta Metode waktu
kegiatan
1. Pembukaan a. Membuka kegiatan a. Menjawab Ceramah 5 menit
dan dengan mengucapkan salam
Orientasi salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari c. Memperhatikan
penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang d. Memperhatikan
akan diberikan
e. Menyampaikan kontrak
waktu
2. Pelaksanaan a. Menjelaskan Definisi a. Mendengarkan Ceramah 15
nyeri dan dan menit
b. Menjelaskan Penyebab memperhatikan demonstrasi
nyeri
c. Menjelaskan macam-
macam nyeri
d. Menjelaskan Teknik
pengobatan nyeri
e. Menjelaskan Teknik non- b. Bertanya
farmakologi
3. Evaluasi a. Menanyakan pada peserta a. Menjawab Tanya 9 menit
tentang materi yang telah pertanyaan jawab dan
diberikan, dan demonstrasi
reinforcement kepada
peserta penyuluhan yang
dapat menjawab
pertanyaan
b. Memberikan kesempatan b. Redemonstrasi
kepada peserta untuk
mengulang demonstrasi
yang telah diperagakan
c. Menyimpulkan materi c. Mendengarkan
yang telah diberikan
4. Penutup a. Mengucapkan terima a. Mendengarkan Ceramah 1 menit
kasih atas peran serta
peserta
b. Mengucapkan salam b. Menjawab
penutup salam

J. PENGORGANISASIAN
1) Moderator: Khaerul Ruswan Hadi
Job Description:
a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan diberikan
e) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f) Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2) Presenter: Rista Agus Kurdani
Job Description:
a) Menggali pengetahuan peserta tentang manajemen nyeri post operasi
b) Menjelaskan materi tentang manajemen nyeri post operasi
c) Menjawab pertanyaan peserta

3) Fasilitator: I Putu Ari, Andriansyah, Anggi Rizki Marliani, Ahmad Syarifudin Baharsyah,
Nendini Deliana
Job Description:
a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c) Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d) Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan
kesempatan bertanya
e) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

4) Observer: fitria widiyarti


Job Description:
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung
c) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan

K. Kriteria Evaluasi
1. Struktural
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di ruang IRNA 3A RSUD Kota Mataram
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari sebelumnya (Satuan
Acara Penyuluhan)
d. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan
selesai

2. Proses
a. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif dalam
penyuluhan 50% dari yang hadir

3. Hasil
a. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan tentang
materi penyuluhan sebelum penyuluhan dilaksanakan.
b. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan setelah
penyampaian materi penyuluhan.
c. Peserta menanggapi materi yang telah disampaikan penyaji.
1) Definisi nyeri
2) Penyebab nyeri
3) Kalasifikasi nyeri
4) Teknik pengobatan
5) Teknik non-farmakologi
d. Penyuluh memberikan laporan secara tertulis (kertas Notulen)
Lampiran materi
MANAGEMENT NYERI

A. DEFINISI
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang tidak menyenangkan
yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif
dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi,
perasaan takut dan mual (Judha, 2012. Dalam Andarmoyo, 2016).
B. PENYEBAB
1. Agen pencidra fisiologis seperti: inflamasi, iskemia, neoplasma dll.
2. Agen pencedera kimiawi seperti: terbakar, bahan kimia iritan dll
3. Agen pencidera fisik seperti: abses, amputasi, terbakar, terpotong, prosedur operasi dll
C. MACAM-MACAM NYERI
- Nyeri akut
Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri yang disebabkan karena suatu
cidera,prosedur pembedahan, proses penyakit atau fungsi abnormal otot dan visera.
- Nyeri kronik
Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang menetap melebihi rentang waktu suatu
proses akut atau melebihi kurun waktu normal tercapainya suatu penyembuhan;
periodenya dapat bervariasi dari 1 hingga 6 bulan

D. TEHNIK PENGOBATAN
Pada prinsipnya, rasa nyeri bisa diobati dengan tiga cara yaitu:
1. Menghilangkan Penyebab Nyeri
Nyeri akibat peradangan yang timbul karena bakteri ataupun infeksi Operasi laceratum
dapat dihilangkan dengan mengobati atau melenyapkan faktor penyebabnya, yakni
dengan pemberian obat guna membunuh kuman/bakteri. Agar tidak berkembang biak
pada luka Operasi laceratum.
2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Nyeri juga dapat ditekan dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Atau luka Operasi laceratum Ini dapat dilakukan dengan pemberian terapi. Misalnya,
terapi media, tehnik Relaksasi (nafas dalam).
3. Memotong Jalur Transmisi Nyeri
Pada dasarnya segala bentuk pengobatan terhadap nyeri adalah dengan melakukan
blokade syaraf sensorik. Ini dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang
sifatnya menekan fungsi nociceptor (saraf nyeri).

E. TEKNIK NON-FARMAKOLOGI UNTUK MENGURANGI NYERI POST OPERASI


Nyeri yang persisten atau menetap seperti nyeri luka Operasi tidak bisa diatasi hanya
dengan obat. Terapi penunjang dibutuhkan untuk membantu meredakan,. Adapun teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri post operasi yang telah terbukti dari berbagai
penelitian diantaranya:
1. Relaksasi napas dalam
Cara mudah untuk mengatasi nyeri akut seperti akibat dari luka operasi, yakni
pernapasan yang pelan dan dalam. Cara ini cukup efektif bahkan untuk nyeri yang lebih
berat, seperti yang sering dilakukan para wanita saat melahirkan..
2. Terapi mendengarkan music
pemberian terapi musik, dapat menurunkan nyeri fisiologis, dengan mengalihkan
perhatian seseorang dari nyeri. Perawat ataupun keluarga pasien dapat menggunakan
musik dengan kreatif diberbagai situasi klinik. Pasien umumnya lebih menyukai
mendengarkan musik. Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana hati individu,
merupakan pilihan yang paling baik (Potter & Perry, 2006).

Prosedur

Pre interaksi
1 Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2 Siapkan alat-alat
- Tape music / Radio
- CD Musik
- Headset
- Alat-alat musik yang sesuai
3 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4 Cuci tangan
Tahap orientasi
5 Beri salam dan panggil klien dengan namanya
6 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap kerja
7 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8 Menanyakan keluhan utama klien
9 Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
10 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti
relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
11 Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
12 Identifikasi pilihan musik klien.
13 Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik.
14 Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien
15 Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
16 Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon selama
mendengarkan musik.
17 Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien.
18 Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik.
19 Dukung dengan headphone jika diperlukan.
20 Nyalakan music dan lakukan terapi music.
21 Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras.
22 Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama.
23 Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik atau
bernyanyi jikan diinginkan dan memungkinkan saat itu.
24 Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut.
25 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti
relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
26 Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
27 Identifikasi pilihan musik klien.
Terminasi
28 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
29 Simpulkan hasil kegiatan
30 Berikan umpan balik positif
31 Kontrak pertemuan selanjutnya
32 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
33 Bereskan alat-alat
34 Cuci tangan
Dokumentasi
35 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
- Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan (terapi musik)
- Lama tindakan
- Jenis terapi music yang diberikan
- Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi musik
- Respon pasien.
- Nama perawat
- Tanggal pemeriksaan

3. Distraksi
Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri, atau
dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien
ke hal-hal diluar nyeri (Andarmoyo, 2016).

Prosedur pelaksanaan :
a. Tahap prainteraksi
1) Membaca status pasien
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan peralatan
b. Tahap orientasi
1) Menmberikan salam kepada pasien
2) Validasi kondisi pasien
3) Kontrak waktu
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga
c. Tahap kerja
1) Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas
2) Tanyakan keluhan pasien
3) Menjaga privacy pasien
4) Memuli dengan cara yang baik
5) Mengatur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
6) Menberikan penjelasan pada pasien tentang terapi menonton film
7) Memfasilitasi pasien Menonton TV/ media lainnya
8) Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu teknik distraksi tersebut
9) Menganjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut bila terasa nyaman atau
ketidak nyamanan
d. Tahap terminasi
- Evaluasi hasil kegiatan
- Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
- Akhiri kegiatan dengan bsik
- Cuci tangan
e. Dokumentasi
- Catat waktu pelaksanaan tindakan
- Catat respon pasien terhadap teknik distraksi
- Paraf dan nama perawat jaga.

4. Massase/sentuhan
Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot,
tendon, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi
untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan atau memperbaiki sirkulasi.

Prosedur pelaksanaan :
a. Tahap prainteraksi
1) Membaca status pasien
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan peralatan
b. Tahap orientasi
1) Menmberikan salam kepada pasien
2) Validasi kondisi pasien
3) Kontrak waktu
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga
c. Tahap kerja
1) Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas
2) Tanyakan keluhan pasien
3) Menjaga privacy pasien
4) Memuli dengan cara yang baik
5) Mengatur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
6) Menberikan penjelasan pada pasien tentang massase
7) Melakukan Massage sambil bernafas pelan-pelan, massase dilakukan pada
area sekitar luka operasi
8) Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu teknik distraksi tersebut
9) Menganjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut bila terasa nyaman atau
ketidak nyamanan
d. Tahap terminasi
- Evaluasi hasil kegiatan
- Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
- Akhiri kegiatan dengan bsik
- Cuci tangan
e. Dokumentasi
- Catat waktu pelaksanaan tindakan
- Catat respon pasien terhadap teknik distraksi
- Paraf dan nama perawat jaga
DAFTAR PUSTAKA

1. Andarmoyo, S. 2016. Konsep dan proses keperawatan nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
2. NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Defenisi dan klasifikasi. Jakarta:
EGC
3. Olmsted RN. APIC Infection Control and Applied Epidemiology: Principles and
Practice. St.LouisMosby:2009.
4. Pohan, HT. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine. Pusat Informasi dan
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta; 2008.
5. Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2012.
6. Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
7. Suddarth & Brunner. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
8. Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai