Diusulkan oleh:
Kelompok :
1. Marice Oktavia Hutagalung, S.Kep. 131923143035
2. Maria Yuventa Wanda, S.Kep. 131923143036
3. Farih Aminuddin, S.Kep. 131923143053
4. Melania Mone, S.Kep. 131923143037
5. Nurfa Dwiki Fitriana, S.Kep. 131923143057
6. Indah Mahmudah Khusniyah, S.Kep. 131923143038
A. Latar Belakang
Pembedahan mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri yang paling lazim
adalah nyeri insisi. Nyeri terjadi akibat luka, penarikan, manipulasi jaringan
serta organ. Nyeri terjadi akibat stimulasi ujung serabut saraf oleh zat-zat
kimia yang dikeluarkan saat pembedahan atau iskemia jaringan karena
terganggunya suplai darah. Pasien pasca pembedahan mempunyai
pengalaman kurang menyenangkan akibat nyeri yang tidak adekuat. Teknik
farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri
terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam
atau bahkah berhari-hari.
Manajemen nyeri sangat efektif untuk proses pemulihan lebih awal,
mengurangi komplikasi, dan mengurangi lama hari rawat. Manajemen nyeri
terbagi menjadi manajemen nyeri farmakologi dan nonfarmakologi.
Pemberian analgesik biasanya dilakukan untuk mengurangi nyeri, selain itu
umumnya dilakukan dengan memakai obat tidur. Namun pemakaian yang
berlebihan membawa efek samping kecanduan, bila overdosis dapat
membahayakan pemakainya. Hal ini membuktikan manajemen nyeri tidak
bisa hanya mengandalkan terapi farmakologi tetapi harus dikombinasikan
dengan terapi non-farmakologi untuk memberikan manajemen nyeri yang
efektif.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksionsal Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu memahami tentang manajemen nyeri.
PPT
Keterangan :
: Penyuluh : Observer
: Moderator : Peserta
: Fasilitator
: Notulen
a. Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Ika Yuni Widyawati, S.Kep.Ns., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.MB
2. Pembimbing klinik : Satria Jaya, S.Kep.Ns
3. Penyaji : Indah Mahmudah Khusniyah, S.Kep
4. Moderator : Marice Oktavia Hutagalung, S.Kep
5. Notulen : Maria Yuventa Wanda, S.Kep
6. Observer : Farih Aminuddin, S.Kep
7. Fasilitator : Melania Mone, S.Kep
: Nurfa Dwiki Fitriana, S.Kep.
8. Peserta : Keluarga dan pasien di Ruang Bedah Dahlia
RS Dr. Soetomo
b. Job Description
Nama
No Job Description
Sie
1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang
akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta
tujuan kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji
sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan
dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Sebagai operator presentasi (meng-handle PPT)
2. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
3. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
4. Membantu moderator dalam mengajukan pertanyaan
untuk evaluasi hasil
5. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
c. Kegiatan Penyuluhan
N Waktu Kegiatan Evaluasi
o.
1. 5 menit Pembukaan a. Peserta menjawab salam.
a. Mengucap salam. b. Peserta mengetahui
b. Memperkenalkan diri. mahasiswa
c. Menyampaikan tujuan c. Peserta mengerti maksud
kegiatan dan kontrak waktu. dan tujuan kegiatan.
d. Menggali pengetahuan d. Peserta menjawab
tentang manajemen nyeri pengetahuannya tentang
manajemen nyeri
2. 10 menit Materi (10 menit) a. Peserta memperhatikan dan
a. Pengertian nyeri kooperatif
b. Tanda dan gejala nyeri
c. Pengertian manajemen
nyeri
d. Tujuan manajemen
nyeri
e. Terapi murottal dan
relaksasi nafas dalam
d. Metode Evaluasi
1. Metode evaluasi : Tanya jawab dan demonstrasi
2. Jenis evaluasi : Lisan dan peragakan
e. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media : PPT, proyektor, handphone, dan headset
d) Kontrak waktu dengan pasien dan keluarga 1 hari sebelum acara
penyuluhan
e) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d) Suasana penyuluhan tertib
e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f) Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang
3. Evaluasi Hasil
Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada peserta
penyuluhan (klien dan keluarga):
a. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala.
b. Peserta memahami materi yang disampaikan oleh pemateri.
c. Peserta mampu mendemonstrasi ulang teknik murottal dan relaksasi nafas
dalam dengan benar
d. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum acara penyuluhan
selesai.
Nyeri adalah perasaan atau pengalaman yang tidak nyaman baik secara
sensori maupun emosional yang dapat ditandai dengan kerusakan jaringan atau
tidak. Nyeri merupakan masalah yang harus direspons dan di intervensi dengan
memberikan rasa nyaman, aman, dan bahkan membebaskan nyeri tersebut. Tipe
dari nyeri adalah cutaneous pain, visceral pain, Neuropathic pain, acute pain, dan
a. Subjektif
Mengeluh nyeri
b. Objektif
Tampak meringis
Gelisah
Sulit tidur
Manajemen nyeri adalah salah satu bagian dari disiplin ilmu medis yang
Sari, 2013).
2007). Ada berbagai macam teknik distraksi, diantaranya distrkasi visual, taktil,
audiotori, dan intelektual. Contoh distraksi audiotori dengan terapi musik dan
Muslihat, 2015).
pemberian terapi analgesik agar menjadi lebih efektif (Wirya & Duma
Sari, 2013).
Metode (Desain,
Judul Artikel;
No Sampel, Variabel, Hasil Penelitian
Penulis; Tahun
Instrumen, Analisis)
1. Comparasion of D: eksperimen semu Data nyeri masing-
Listening Mozart dengan pre test dan post masing responden
Music with test dengan dua desain diambil dua kali
Murotal Al-Qur’an kelompok sebelum dan sesudah
on the Pain of S: teknik consecutive mendengarkan music
Hypertension sampling dengan 15 Mozart dan murotal Al-
Patients responden setiap Qur’an selama 15
kelompok menit. Uji statistik
V: variabel bebas adalah menunjukkan bahwa
musik Mozart dan Al- ada perbedaan rerata
Qur’an, variabel terikat nyeri sebelum dan
adalah nyeri sesudah perlakuan pada
I: Visual Analog Scale, kelompok murotal Al-
Omron brand digital Qur’an (nilai p=0,02),
tensimeter, mp3 player, sedangkan pada
dan headphone kelompok Mozart
A: Mann Whitney perbedaan nyeri
sebelum dan sesudah
perlakuan tidak
signifikan (nilai
p=0,051).
Mendengarkan murotal
Al-Qur’an lebih efektif
dalam mengurangi rasa
sakit penderita
hipertensi dibandingkan
dengan musik Mozart.
2. Terapi Murottal D: Penelitian kuasi Hasil penelitian
Efektif eksperimen dengan menunjukkan terdapat
Menurunkan pendekatan pretest- perbedaan antara terapi
Tingkat Nyeri posttest control group murottal dan terapi
Dibanding Terapi S: 36 responden yang musik pada penurunan
Musik Pada Pasien dipilih secara kuota tingkat nyeri. Rerata
Pascabedah V: variabel dependen penurunan nyeri pada
adalah intensitas nyeri kelompok terapi
dan kestabilan tanda- murottal lebih besar
tanda vital, variabel dibandingkan dengan
independen adalah terapi penurunan nyeri dengan
music dan murottal pada kelompok terapi
I: Numerical rating musik. Akan tetapi,
scales (NRS), tensimeter, penelitian ini tidak
thermometer, timer menemukan perbedaan
A: pada kestabilan tanda-
tanda vital antara
kelompok yang
diberikan terapi
murottal dan terapi
musik.
3. Terapi Murottal Al- D: quasi experiment Intensitas nyeri post
Qur’an dengan desain penelitian section caesarea
Menurunkan pre dan post test sebelum terapi musik
Intensitas Nyeri S: ibu postpartum section Mozart rata-rata adalah
Post Section caesaria sebanyak 30 7,47 (nyeri berat
Caesarea Di orang dengan purposive terkontrol) dan setelah
Rumah Sakit sampling terapi rata-rata adalah
Roemani V: variabel bebas adalah 5,13 (nyeri sedang).
Muhammadiyah musik Mozart dan Al- Intensitas nyeri post
Semarang Qur’an, variabel terikat section caesarea
adalah nyeri sebelum terapi murottal
I: kuesioner dan lembar Al-Qur’an rata-rata
observasi untuk adalah 6,60 (nyeri
mengukur intensitas sedang) dan setelah
nyeri dengan Numeric terapi rata-rata adalah
Rating Scale (NRS) 3,27 (nyeri ringan).
A: Wilcoxon, Mann Ada perbedaan terapi
Whithney Test music Mozart dan
murottal Al-Qur’an
terhadap intensitas
nyeri post section
caesarea (p-value =
0,000)
4. Pengaruh D: quasy eksperimen Hasil uji statistic
Pemberian Masase menggunakan rancangan didapatkan nilai
Punggung dan pre dan post test p=0,017 , dimana ada
Teknik Relaksasi S: 12 pasien post perbedaan bermakna
Nafas Dalam appendiktomi antara pre dan post
Terhadap V: variabel bebas adalah intervensi, sehingga
Penurunan masase punggung dan dapat disimpulkan ada
Intensitas Nyeri teknik relaksasi nafas pengaruh pemberian
Pada Pasien Post dalam, variabel terikat masase punggung dan
Appendiktomi di adalah intensitas nyeri teknik relaksasi nafas
Zaal C RS HKBP I: kuesioner dalam yang signifikan
Balige Tahun 2011 A: Uji T Berpasangan terhadap penurunan
intensitas nyeri
5. Pengaruh Relaksasi D: quasi eksperimen Hasil penelitian
Nafas Dalam dengan pendekatan one menunjukkan sebelum
dengan Teknik group pre dan post test dilakukan intervensi
Meniup Balon S: 30 responden ibu adalah 7,03 (nyeri
Terhadap pasca operasi seksio berat) dan setelah
Perubahan Skala sesarea dengan 24 jam diberikan intervensi
Nyeri Pasca pertama menggunakan relaksasi nafas dalam
Operasi Seksio teknik accidental dengan teknik meniup
Sesarea di RSIA sampling balon adalah 2,20
Bahagia Makassar V: variabel bebas adalah (nyeri ringan). Hasil
relaksasi nafas dalam analisis nila p = 0,000
dengan teknik meniup artinya ada pengaruh
balon relaksasi nafas dalam
I: lembar observasi dan dengan teknik meniup
skala ukur nyeri NRS balon terhadap
A: Uji Wilcoxon perubahan skala nyeri
pasca seksio sesarea.
a. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi adalah teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan
relative murah, dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien. Contoh
Azhar, 2018).
berbaring)
b. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah mengalihkan perhatian atau mengurangi emosi
dan pikiran negatif terhadap sensasi yang tidak diinginkan. Ada berbagai
psikologis. Tindakan:
pasien
Qur’an
DAFTAR HADIR PESERTA PENDIDIKAN KESEHATAN
MANAJEMEN NYERI
DI RUANG BEDAH DAHLIA RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
TOTAL : ……………..
TOTAL : ……………..
Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang
materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil penyuluhan
13 Ucapan terimakasih kepada peserta
14 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir 10 orang
17 Acara dimulai tepat waktu
18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang
disepakati
19 Peserta memahami materi yang telah disampaikan
dan menjawab pertanyaan dengan benar