“RELAKSASI PROGRESIF”
Disusun Oleh:
Rifaldi Adetya Rumui
1710721043
1. LATAR BELAKANG
Dalam jurnal Efektifitas relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi esensial oleh Endar Sulis Tyani, Wasisto Utomo, Yesi Hasneli N (
program studi ilmu keperawatan), 2 Oktober 2015, teknik relaksasi otot progresif
adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan mengidentifikasikan
otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik
relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks (Purwanto,2013). Teknik relaksasi
semakin sering dilakukan karena terbukti efektif mengurangi ketegangan dan
kecemasan,membantu orang yang mengalami insomnia, dan asma.
Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak dilakukan.
Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik.Efektivitas latihan relaksasi
dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di muka umum,
selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang.
Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan
pikiran dan otot - otot akibat stres karena ketegangan dapat mempengaruhi
keseimbangan tubuh. Bila ketegangan terjadi maka tubuh akan menjadi lemah
dan akibatnya tubuh tidak dapat melakukan fungsinya secara optimal.
Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihan kesehatan
seseorang.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat mengetahui
dan memahami mengenai terapi relaksasi progresif.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dapat
mengetahui tentang:
1) Pengertian relaksasi progresif
2) Tujuan teknik relaksasi otot progresif
3) Manfaat teknik relaksasi otot progresif
4) Indikasi pelaksanaan relaksasi progresif
5) Cara melakukan relaksasi progresif
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Diskusi, demonstrasi, dan tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1
Cipayung
5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak Puskesmas Gribig Malang
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan (75%).
6. MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi
ketegangan dan kecemasan. Relaksasi progresif merupakan suatu terapi relaksasi
yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan
kemudian relaksasi.Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis
dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan
yang dialami sehari-hari di rumah.
Dalam buku Student manual for theory and practice of counseling and
psychotherapy, oleh Gerald Corey pada tahun 2005, istilah relaksasi sering
digunakan untuk menjelaskan aktifitas yang menyenangkan.Rekreasi, olahraga,
pijat, dan menonton bioskop.Semua bentuk kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak diaggap sebagai
relaksasi.
Oleh karena itu efek yang dihasilkan adalah perasaan senang, relaksasi
mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan psikis yang berkaitan dengan
permasalahan kehidupan.Terdapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa
dilakukan. Terdapat empat macam tipe relaksasi, yaitu:
1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)
2. Pernafasan (diaphragmatic breathing)
3. Meditasi (attention-focussing exercises)
4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)
Dalam relaksasi otot (progresive muscle relaxation) sendiri, individu akan
diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan
sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat
merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam
keadaan tegang dan rileks.
Relaksasi progrsif adalah suatu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasi latihan nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi otot.
Relaksasi progresif yaitu teknik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh
tertentu atau seluruhnya melalui teknik program terapi ketegangan otot.Teknik
relaksasi otot dalam merupakan teknik relaksasi yang tidak membutuhkan
imajinasi atau sugesti.
B. Tujuan
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi
dan Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan
1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
alat
2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang
untuk kaki dan bahu.
Persiapan 1. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan
kegitan relaksasi progresif.
2. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan
dengan cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan
otak kanan yang bersifat menerima).
3. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang efektif
(10-20 menit).
4. Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas kaki,
mememosisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling
bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang
ada disekitar.
Proses 1. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan lembut dan
relaksasi perlahan-lahan.
progresif 2. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan
menghembuskan napas dengan panjang.
3. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam:
Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama
10 detik.
d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali
sehingga dapat membedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang.
Gambar gerakan 3
Gambar 4
Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah
(seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan
alis sampai otot terasa kulitnya keriput.
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
Gambar 5, 6, 7 dan 8
Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan
maupun belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru
kemudian otot leher bagian depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang
leher dan punggung atas.
Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
a. Gerakan membawa kepala ke muka.
b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka.
Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b. Punggung dilengkungkan
c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian relaks.
d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan
di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara
kondisi tegang dan relaks.