Anda di halaman 1dari 9

BAB III

ANALISA EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

III.1 Tinjauan Evidence Based NuRSing

III.1.1 Definisi

Evidence Based Nursing (EBN) didefinisikan sebagai sintesis dan


penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian
randomized control trial. Sakeett, et al (2014) mengatkan bahwa EBN
sebagai sesuatu sintesis dan penggunaan temuan ilmiah dari berbagai jenis
penelitian termasuk randomized conrol trial, penelitian deskriptif,
informasi dari laporan kasus dan pendapat pakar. Dharma (2015)
mendefinisikan EBN sebagai suatu integritas dari bukti hasil penelitian
terbaik yang telah melalui tahap telaah dan sintesis yang digunakan sebagai
dasar dalam praktik keperawatan dan memberikan manfaat bagi penerima
layanan keperawatan.

Berdasarkan uraian diatas sehingga Evidence Based Nursing dapat


disimpulkan adalah penggunaan temuan ilmiah dari suatu penelitian yang
digunakan sebagai dasar dalam penerapan praltik keperawatan dan
meberikan manfaat bagi penerima layanan keperawatan.

III.1.2 Tujuan Evidence Based Nursing

Dharma (2015) menyatakan tujuan Evidence Based Nursing adalah:

a. Memberikan landasan yang objektif dari rasional dalam prektek


keperawatan. Salh satu ciri khas metode ilmiah adalah objektif yang artinya
pembuktian terhadap suatu kebenaran dilakukan berdasarkan fakta empiric.
Hasil penelitian akan menghasilkan intervensi yang beRSifat objektif dan
rasional. Dalam praktek keperawatan ditemukan fenomena dari pengalaman
klinik yang harus dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dan fakta ilmiah

36
37

inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam praktik keperawatan EBN.


Tindakan keperawatan yang dilakukan atas dasar fakta ilmiah akan
menghasilkan suatu asuhan keperawatan yang berkualitas.
b. Memberikan bukti-bukti praktik keperawatan dilandasi oleh penerapan
prinsip-prinsip ilmiah yang relevan dan teknik (up to date). Dengan
menerapkan evidence base nuRSing atau praktik keperawatan dilandasi
bukti ilmiah, memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh
dasar ilmu pengetahuan yang kuat yang didapat melalui penelitian. Praktik
keperawatan ddilandasi oleh prinsip tindakan yang telah terbukti efektifitas
dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien.
c. Melatih kemampuan perawat untuk berfikir kritis dan rasional terhadap
suatu fenomena atau masalah. Penerapan EBN secara tidak langsung akan
melatih kemampuan berfikir kritis dan rasional seorang perawat dalan
menghadapi masalah atau fenomena untuk menemukan solusi yang tepat.
Sumber ilmiah merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut yang
salah satunya adalah hasil penelitian terdahulu.
d. Sebagai salah atu ciri keperawatan professional setiap tindakan prektek
keperawatan professional selalu berlandasan pada bukti ilmiah, bukan
berdasarkan kebiasaan. Sebagai professional dibidang kesehatan maka
sudah seharusnya melandasi setiap tindakan berdasarkan fakta ilmiah dari
hasil penelitian yang dilakukan dengan benar dan terbuktu meberikan
manfaat bagi pasien.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Indicator dari peningkatan
ini adalah meningkatnya kepuasan pasien, berkurangnya hari perawatan dan
berkurangnya biaya perawatan. Indicator-indikatir ini dapat diapai dengan
menerapkan prosedur keperawatan yang telah terbukti efektif secara ilmiah.
f. Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya efektifitas
penerapan hasil penelitian dalam praktek keperawatan diketahui melalui
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi dijadikan sebagai utntuk
menyusun peratnyaan penelitian berikutnya untuk topik yang relevan.
Sehingga ilmu keperawatan akan semakin berkembang.
38

III.1.3 Tahap Evidence Based Nursing

Dharma (2015) menyatakan bahwa ada beberapa tahapan-tahapan Evidence


Based Nursing yaitu:
1) Memilih topik EBN
EBN berawal dari trigger yang berasal dari masalah yang
ada dalam praktek dan pengetahuan keperawatan. Trigger yang baik
adalah yang berfokus pada kedua aspek, baik masalah mauoun
pengetahuan. Kedua aspek ini dapat diidentifikasi melalui berbagai
data seperti data kegiatan peningkatan mutu istitusi, data bach
marking, data finansial dan data tentang masalah klinik. Topic EBN
yang baik memenuhi kriteria kesesuaiaan antara topik yang diajukan
dengan kebutuhan dan kemampuan pelaksanaan institusi.
Dalam penelitian ini topik yang dibahas adalah Pengaruh
terapi bermain plastisin ( Playdought) terhadap kecemasan anak
Usiah prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruang
perawatan anak Rumah Sakit Dr. Suyoto, Bintaro, Pesangrahan,
Kota Jakarta Selatan.
2) Membentuk Tim
Membentuk tim atau kelompok kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan EBN bertangg jawab dalam mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi pelaksanaan EBN.
Anggota tim dapat berasal dari berbagai disiplin atau hanya
beranggotakan professional perawat pada suatu area keperawatan.
Tugas awal dari tim EBN adalah menyusun pertanyaan klinik yang
akan mempermudah tim dalam menspesifikasikan tiper pasien, jenis
intervensi uotcom dan desain penelitian. Perumusan pertanyaan
EBN menggunakan metode PICO istilah ini merujuk pada singkatan
pation / population, problem treatment (intervensi atau prosedur
utama), comparison intervension/ treatment (intervensi alternative/
standar yang dibandingkan dengan intervensi utama), dan outcom
(hasil yang diharapkan). Dalam penelitian EBN kali ini dibutuhkan
39

kerjasama team dari berbagai macam pihak agar dapat terlaksana


dengan baik. Pihak-pihak yang akan bekerja sama dalam team
meliputi kepala ruangan, ketua tim, perawat ruangan dan anggota
keluarga pasien yang berada di Rumah Sakit Dr. Suyoto, Bintaro,
Pesangrahan, Kota Jakarta Selatan.
3) Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan
Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan dilakukan
dengan mengeksporasi berbagai referensi seperti publikasi hasil
penelitian, laporan hasil penelitian dan buku teks. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan dan menentukan
intervensi yang paling tepat untuk diterapkan. Dalam memilih
referensi lebih diperhatikan level EBN waktu penelitian yang
dilakukan dan peneliti-peneliti yang mendukung.
4) Sintesis hasil penelitian
Sintesis penelitian merupakan suatu proses
mengintegrasikan beberapa hasi penelitian yang dianggap
memenuhi unsur validitas, kepentingan dan kemampulaksanaan
untuk diterapkan sebagai EBN. Dalam menentukan hasil penelitian
yang akan disestesi harus mempertimbangkan kemiripan
karakteristik sampel dengan populasi pasien dan relevan penelitian
dengan karakteristik sampel dengan populasi pasien dan relevansi
penelitian dengan topik pertanyaan EBN. EBN yang baik adalah
yang didukung oleh banyak penelitian yang berkualitas dengan hasil
yang konsisten.

5) Uji coba intervensi


Setelah seluruh hasil penlitian yang mendukung ditelaah dan
disintesis, tahap selanjutnya adalah melakukan ujicoba intervensi/
prosedur baru. Uji coba sangat penting dilakukan sebelum
mengimplementasikan EBN sebagai suatu prosedur tetap di sebuah
institusi.
40

6) Penetapan perubahan baru


Setelah menhevaluasi hasil uji coba penerapan EBN, tahap
selanjutnya adalah menetapkan perubahan baru di institusi.
Komitmen berbagai pihak yang terkait untuk BeRSama-sama
menerapkan perubahan baru (EBN) sangat diperlukan dalam tahap
ini.
7) Desiminasi hasil
Tahap akhit adalah desiminasi hsil kepada seluruh unsur
yang terlibat dalam penerapan EBN. Hasil dari penelitian EBN akan
di presentasikan dalam bentuk seminar.

III.2 Masalah Klinik (PICO)

Problem ( P ) Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh


praktisi pada lima pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit
Dr. Suyoto, Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta Selatan
menunjukan terjadi peningkatan kecemasan pada anak
prasekolah. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sering
menangis dan gelisah sejak pertama masuk rumah sakit dan
meminta pulang ke rumah. Apa bila melihat dokter atau
suster yang dating maka anak klien langsung merengek dan
menangis meminta pulang ke rumah dan cara yang di
lakukan ibunya untuk mnenangkan anaknya dengan cara
menggendong dan menenangkan anaknya akan tetapi
terkadang cara ini tidak ampuh ntuk mendiamkan anaknya
dan ibu klien bingung bagaimana lagi cara untuk
mendiamkan anaknya.
Intervention ( I ) Intervensi yang digunakan dalam penerapan EBN ini untuk
menurunkan tingkat kecemasan pada anak Usiah
prasekolah diruang rawat inap Rumah Sakit Dr. Suyoto,
Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta Selatan adalah Bermain
terapeutik plastisin (playdought) pada tingkat kecemasan
41

anak Usiah prasekolah(3-6 tahun) yang mengalami


hospitalisasi.
Comparison ( C ) Berdasarkan hasil studi lapangan, Standar Oprasional
Prosedur (SOP) pada anak di ruang rawat inap Rumah Sakit
Dr. Suyoto, Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta Selatan
belum pernah ada yang melakukan metode terapi bermain
seperti yang akang di intervensi oleh peneliti. sehingga
SOP dalam penerapan EBN ada pembandingnya. Hal
tersebut dikarenakan rumah sakit ini pernah menerapkan
terapi bermain yang lain yaitu terapi bermain pazzel
sebelumnya, khususnya pada pasien anak yang mengalami
kecemasan.
Output ( O ) Hasil akhir dari penerapan EBN dengan menggunakan
terapi bermain ini diharapkan dapat dijadikan Intervensi
keperawatan mandiri : bermain terapeutik untuk
mengurangi kecemasan pada anak di Rumah Sakit Dr.
Suyoto, Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta Selatan,
sehingga tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah
yang sedang mengalami hospitalisasi berkurang

III.3 Penelusuran Literatur

Penelusuran literaur dilakukan melakukan elektronik, yaitu Google


Scholar, Nature, Proquest dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan,
yaitu terapi permainan platisin (Playdought), Kecemasan pada anak Usiah
prasekolah, Hospitalisasi
42

a. Jurnal Utama

Penerapan EBN/ISSN dengan judul “ Pengaruh terapi bermain plastisin (


Playdought) terhadap kecemasan anak Usiah prasekolah (3-6 tahun) yang
mengalami hospitalisasi di ruang perawatan anak RSUD Bangkinang
Tahun 2017” yang dilakukan oleh Alini (2017), yaitu dengan memberikan
intervensi berupa bermain plastisin ( Playdought) terhadap kecemasan
anak Usiah prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami hospitalisasi. Metode
yang digunakan adalah Quasi Ekperimental. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 15 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
15 pasien dalam intervensi dan 15 pasien dalam control. Kecemasan anak
diukur menggunakan Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain plastisin
(playdought) terhadap perubahan kecemasan anak Usiah prasekolah (3-6
tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruang perawatan anak RSUD
Bangkinang tahun 2017. Penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan
rancangan Non-equivalent pretest-posttest. Pengambilan sampel
sebanyak 15 orang anak Usiah prasekolah sebagai kelompok dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Kecemasan anak diukur
menggunakan Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS). Pengambilan data
dilakukan dengan cara mengukur kecemasan sebelum dan setelah
diberikan intervensi berupa terapi bermain plastisin (playdought),
waktunya 10-15 menit,pengukuran dilakukan 10 sebelum dan sesudah di
beri terapi . Hasil analisis statistik menggunakan uji T dependent Commented [U1]: Berapa lama bermain play dough nya?
Kapan pengukuran kecemasannya dilakukan? Berapa menit
didapatkan nilai p-value 0,00 <α 0,05 yang berarti terdapat pengaruh terapi sebelum dan sesudah bermain play dough?

bermain plastisin (playdought) terhadap perubahan kecemasan anak


Usiah prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruang
perawatan anak RSUD Bangkinang tahun 2017. Diharapkan bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat di ruangan anak RSUD Bangkinang agar
dapat memberikan terapi bermain plastisin (playdought) sebagai salah satu
terapi bermain yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan pada
anak Usiah prasekolah (3-6 Tahun) yang mengalami hospitalisasi.
43

b. Jurnal Tambahan
Penerapan EBN dengan judul “terapi bermain clay terhadap
kecemasan pada anak Usiah prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani
hospitalisasi di rsud banjarbaru” yang dilakukan oleh Dayani dkk.
Penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan rancangan penelitian
pretest-posttest nonequivalent control group design. Pengambilan sampel
sebanyak 26 anak Usiah prasekolah yang terbagi atas 13 anak kelompok
kontrol dan 13 anak kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik
accidental sampling. Kecemasan anak diukur menggunakan Preschool
Anxiety Scale-Revised (2010). Pengambilan data dilakukan dengan cara
mengukur kecemasan sebelum dan kecemasan sesudah pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil analisis statistik menggunakan
uji t independent didapatkan nilai p-value 0,000<α 0,05 yang berarti
terdapat pengaruh terapi bermain clay terhadap penurunan kecemasan
pada anak Usiah prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi di
RSUD Banjarbaru.

.
III.4 Analisa Penerapan di Pelayanan Kesehatan

Analisa literatur mengenai intervensi keperawatan untuk menurunkan


kecemasan pada anak usiah prasekolah yang mengalami hospitalisasi
merupakan hal yang penting dilakukan oleh perawat. Dukungan dari tim medis
lainnya sangat diperlukan dalam melakukan intervensi untuk menurunkan
kecemasan pada anak Usiah prasekolah yang mengalami hospitalisasi yang
mengalami cemas sehingga terlaksana dengan baik. Strategi yang tepat dalam
memanfaatkan peluang dalam penerapan EBN dengan melakukan analisis
SWOT yaitu sebagai berikut:

a. Strength (Kekuatan)
Rumah Sakit Dr. Suyoto, Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta
Selatan memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk menerapkan terapi
bermain. Pihak rumah sakit dan perawat di Rumah Sakit Dr. Suyoto,
44

Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta Selatan sangat mendukung penelitian


yang akan dilakukan peneliti. Pihak rumah sakit mengatakan hal ini sangat
baik untuk dilaksanakan karena untuk melakukan proses peningkatan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan dapat menjadi bahan masukan
yang baik untuk rumah sakit. Dengan dukungan dari pihak rumah sakit
dalam melakukan intervensi pemberian terapi akupresur diharapkan akan
terlaksana dengan baik.
b. Weakness (Kelemahan)
Perawat di Rumah Sakit Dr. Suyoto, Bintaro, Pesangrahan, Kota
Jakarta Selatan Selatan mengatakn tidak tersedianya SOP dan pelatihan
dalam pemberian terapi bermain plastisin (playdought) sehingga tidak
dilakukannya pemberian terapi bermain plastisin (playdought) tersebut di
Rumah Sakit Dr. Suyoto, Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta Selatan
c. Opportunity (Peluang)
Adanya mahasiswa profesi ners UPNVJ yang sedang melakukan
penelitian diharapkan menjadi agen baru dalam keperawatan anak
khususnya dalam pembaruan terapi terapi bermain dalam penurunana
kecemasan. Sikap terbuka yang diberikan pihak rumah sakit beserta
perawat sangat bermanfaat sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
d. Theats (Ancaman)
Rumah Sakit Dr. Suyoto, Bintaro, Pesangrahan, Kota Jakarta
Selatan Selatan merupakan rumah sakit pemerintah yang berada dibawa
naungan KEMHAN ( Kementrian Pertahanan ) kemungkinan pasien yang
datang lebih kritis dari pasien-pasien yang datang kerumah sakit umum,
sehingga di khawatirkan keluarga pasien tidak kooperatif saat pemberian
terapi bermain untuk menurunkan tingkat kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai