Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TERAPI AKTIVITAS

KELOMPOK REMINISCENES THERAPY di GANG KURNIA ILAHI RW


01 RT 01, 02, 03,04,05 DAN 06 KELURAHAN SAIGON, KECAMATAN
PONTIANAK TIMUR

KEPERAWATAN GERONTIK
NAMA KELOMPOK :
1. DIO CHAIRUL AZMI
2. EKA NURJANAH
3. IIS ISLAMIATI
4. MUHAMMAD TEGUH SYIRAJUDIN
5. NANO DESGARIAN
6. NURUL HUDA
7. SUCI ARDHI
8. USWATUN KHASANAH
9. WENI LESTARI
10. YOGI FERDI ARISANDI

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2018/2019
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK REMINISCENCE THERAPY
A. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok yang mempunyai masalah keperawatan yang sama lalu bersama-
sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Yosep, 2007).
Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan antar anggota (RISKESDAS, 2009)
Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkungan, nilai – nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen dalam
keliat, 1992).
Penuaan merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan
terus menerus, dan berkesinambungan. Proses penuaan menyangkut terjadinya
berbagai perubahan yang akan berdampak pada penurunan kondisi fisik,
mental, psiko-sosial, perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan dan peran
sosial lansia. Lansia dapat mengalami penurunan kemandirian lansia oleh
karena keterbatasan mobilitas, kelemahan, timbulnya masalah mental atau
fisik, dan penurunan status sosial ekonomi oleh karena pensiun, atau
mengalami kecacatan. Keadaan tersebut cenderung berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada
lansia. Salah satu masalah kesehatan jiwa yang dapat dialami lansia adalah
stres.
Stres dapat berdampak terhadap kondisi emosional sehingga seseorang akan
mudah gelisah, mood atau suasana hati yang sering berubah-ubah, mudah/cepat
marah, mudah tersinggung dan stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan
seseorang menjadi cemas dan depresi. Untuk menghindari dampak negatif dari
stres tersebut, maka diperlukan adanya suatu pengelolaan stres yang baik.
Terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres yaitu
relaksasi, pendekatan perilaku dan kognitif. Terapi dengan pendekatan perilaku
kognitif salah satunya yaitu terapi Reminiscence atau terapi kenangan.
Reminiscence therapy atau life review therapy adalah sautu terapi yang
dilakukan pada lansia yang menekankan pada pengalaman masa lalu lansia.
Life review therapy memiliki dampak positif bagi lansia. Penelitian dengan
judul Group integrative reminiscence therapy on self-esteem, life satisfaction
and depressive symptoms in institutionalized older veterans yang dilakukan
oleh Li-Fen Wu pada tahun 2011 didapatkan bahwa life review therapy dapt
mengurangi tanda-tanda terjadinya depresi, meningkatkan harga diri dan
meningkatkan kualitas hidup seorang lansia.
Hasil penelitian Rahayuni, dkk (2015) mengungkapkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan terapi reminiscence terhadap stress pada lansia,
kegiatan bercerita kenangan masa lalu dapat membantu lansia berinteraksi dan
mengungkapkan perasaannya kepada keluarga dan teman sehingga lansia
mampu beradaptasi terhadap stress.
Terapi Reminiscence merupakan salah satu intervensi yang menggunakan
memori untuk memelihara kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup.
Dalam kegiatan terapi ini, terapis memfasilitasi lansia untuk mengumpulkan
kembali memori-memori masa lalu yang menyenangkan sejak masa anak,
remaja dan dewasa serta hubungan klien dengan keluarga, kemudian dilakukan
sharing dengan orang lain.
Terapi Reminiscence juga berguna untuk meningkatkan kesehatan mental
dan kualitas hidup. Reminiscence tidak hanya kegiatan mengingat peristiwa
masa lalu tetapi juga merupakan proses yang terstruktur secara sistematis dan
berguna untuk merefleksikan kehidupan seseorang untuk mengevaluasi ulang,
menyelesaikan konflik dari masa lalu, menemukan makna kehidupan, dan
menilai koping adaptif mana yang sebaiknya digunakan. Terapi ini dilakukan
dengan cara diskusi tentang kejadian masa lalu yang dialami seseorang
kemudian disharingkan kepada keluarga, kelompok, atau staf keperawatan
(Chen et al., dalam Arumsari 2014).
Terapi Reminiscence merupakan hasil langsung dari hipotesis teori life
review. Terapi ini pada dasarnya menekankan individu untuk merefleksikan
kehidupan mereka kembali atau mengulang kembali memori masa lalu.
Melalui reflex ini individu untuk menyeleseikan konflik, mengatasi
pengalaman masa lalu yang menyakitkan sehingga individu tersebut mampu
meyeleseikan masalah yang dihadapi saat ini. Terapi reminiscence sangat
membantu untuk pribadi individu dan keterampilan interpersonal bagi
penderita Alzheimer’s. reminiscence melibatkan pertukaran memori antara
orang tua dengan orang muda, teman dengan keluarga, caregivers dengan
professional, melalui informasi, kebijaksanaan dan keterampilan. Pada intinya
memberikan suatu nilai, kepentingan, kebersamaan, kekuatan, dan damai
kepada penderita Alzheimer’s. ( Butler,1980).
Terapi Reminiscence yang menekankan pentingnya bagi individu yang
sudah memasuki usia tua untuk mencapai rasa intergritas diri dengan melihat
kembali kehidupan mereka dengan mengumpulkan perasaan, tujuan serta
makna hidup. Nursing Interventions Classification (NIC) mendefinnisikan
terapi Reminiscence sebagai intervensi yang dilakukan dengan mengingat
pristiwa masa lalu, perasaan dan pikiran untuk menfasilitasi kesengangan,
kualitas hidup, dan beradaptasi dengan kondisi saat ini. Erik Erikson (1963).
Terapi ini dapat menjadi intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah
psikososial. Terapi Reminiscence diterapkan pada lansia melalui proses
motivasi dan diskusi tentang pengalaman masa lalu yang dialami dan upaya
penyelesaian masalah yang dilakukan pada saat itu. ( Glod,1998;Meiner dan
Lueckenotte,2006 dalam Banon,2011).
Dari berbagai pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Pada saat tua
kebanyakan lansia akan kembali kepada masa kanak- kanak yang berkaitan
dengan ketidakmampuan lansia. Kebanyakan lansia mengeluhkan kekurangan
yang mereka punya mulai dari fisik (Degeneratif) hingga psikososial, yang
sudah ditelan waktu, sesuai dengan masa yang ia lewati untuk itu lah terapi
Reminiscence dilakukan sebagai bahan acuan agar masa muda jangan pernah
dilupakan untuk mengulang memori yang berarti dikehidupan mereka, dan
lansia akan berfikir bahwa hidup mereka masih berharga yang dapat di
banggakan.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari terapi reminiscene adalah untuk meningkatkan koping
lansia terhadap kenangan masa lalunya sehingga memberi dampak positif
terhadap kehidupan masa tuanya.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mereview proses kehidupannya dimasa lalu.
b. Klien dapat menceritakan pengalaman menyenangkan di masa
lalunya.
c. Klien dapat menggunakan pengalaman masa lalunya sebagai sesuatu
yang bernilai dan bermanfaat di usia tuanya.
d. Klien dapat memberikan memotivasi kepada klien lain mengenai
pengalaman masa lalunya.
e. Klien dapat berani untuk berbicara di depan publik
f. Setelah mengikuti terapi reminiscene diharapkan lansia dapat
menemukan nilai keberhargaan dirinya
g. Klien dapat mengetahui Tekanan Darahnya setelah dilakukan TTV
sebelum dan sesudah kegiatan.

C. SASARAN KEGIATAN
Lansia yang tinggal di RW 01 RT 01, 02,03, 04, 05 dan 06 Kelurahan
Saigon, Kecamatan Pontianak Timur.

D. WAKTU & TEMPAT


1. Waktu
a. Hari / Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
b. Jam : 11.00 – 12.00 WIB
2. Tempat
Kediaman Ibu Sri di RW 01 RT 04
E. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi dan bercerita tentang
pengalaman masa lalu kepada lansia.

F. STRUKTUR KEPANITIAAN
Terlampir (Lampiran I)

G. PROSES PELAKSANAAN
Terlampir (Lampiran II)

H. LAPORAN PENGELOLAAN DANA KEGIATAN


Terlampir (Lampiran III)

I. LAPORAN DOKUMENTASI KEGIATAN


Terlampir (Lampiran IV)

J. PENUTUP
Demikian laporan pertanggungjawaban kegiatan Terapi Aktivitas
Kelompok Reminiscene Therapy oleh mahasiswa praktek profesi Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak 2018-2019 kami
sampaikan, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas
partisipasi dari semua pihak kampus kami ucapkan terima kasih. Semoga
dalam pelaksanaan kegiatan dapat memperoleh ridho dari Allah SWT.
LEMBAR PENGESAHAN

Pontianak, April 2019


Mengetahui

Dosen Pembimbing Penanggungjawab Kelompok 1

Ns. Dinarwulan Puspita, M.Kep Muhammad Teguh Syirajudin, S.Kep


Lampiran I: Struktur Kepanitiaan

Leader : Nano Desgarian


Co Leader : Yogi Ferdi Arisandi
Observer : Eka Nurjanah
Fasilitator : Muhammad Teguh Syirajudin
Suci Ardhi
Nurul Huda
Weni Lestari
Iis Islamiati
Uswatun Khasanah
Lampiran II: Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien lansia
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dan terapis pada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis
b. Menanyakan nama dan panggilan semua klien
c. Evaluasi / validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
d. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan dilakukannya TAK
- Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut:
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
2) Lama kegiatan 60 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama
b. Terapis akan menghidupkan musik dan memberikan balon
c. Ketika lagu berhenti dan salah satu klien memegang balon
tersebut maka itu lah yang akan bercerita tentang kenanggannya.
d. Terapi memutarkan music sesuai kenangan klien yang akan
digunakan untuk terapi reminiscene.
e. Terapis meminta tiap klien untuk menceritakan kenangan dimasa
lalu.
f. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian kepada kelompok
b. Tindak lanjut
- Berdiskusi untuk memberikan motivasi kepada klien
berdasarkan pengalaman klien yang telah di ceritakan seperti
menganjurkan para klien untuk meningkatkan komunikasi yang
efektif dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
c. Terapis mengucapkan salam penutup
Lampiran III: Laporan Pengelolaan Dana Kegiatan
No. Estimasi Biaya Banyak Satuan Jumlah Terealisasi
A. Konsumsi
1. Snack 10 Kotak Rp.7.000 Rp.70.000
2. Air mineral gelas 1 Kotak Rp.20.000 Rp.20.000
3. Kotak nasi 25 Kotak Rp.900 Rp.22.500
B. Acara
Print out proposal
1. 13 Lembar Rp.9.000 Rp.9.000
TAK
2. Lakban hitam 1 Buah Rp.6.500 Rp.6.500

Lampiran IV: Laporan Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai