NIM : 131811123014
Tes Schirmer adalah tes untuk memeriksa produksi air mata. Tes ini dilakukan dengan
cara menyisipkan kertas saring di fornix inferior mata, kemudian ditunggu selama 5
menit. Pada kondisi normal, glandula lacrimalis dapat memproduksi air mata 10 mm
dari pangkal ketrtas saring basah oleh air mata.
Tes Regurgitasi adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya patensi
saccus lacrimalis, dimana dilakukan dengan cara menekan saccus lacrimalis dan dilihat
ada tidaknya sekret yang keluar dari saccus tersebut. Tes ini bernilai positif bila
terdapat secret yang keluar. Tes ini positif pada Dacriocystitis.
Tes Anel adalah tes yang dilakukan untuk melihat patensi ductus lakrimalis. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum lakrimalis ke dalam
saccus lakrimalis, kemudian disemprotkan larutan garam fisiologis (NaCl). Tes anel
bernilai positif bila ada rasa asin di tenggorokan, dan tes anel bernilai negatif bila
tidak ada asin. Tes anel negatif berarti terdapat patensi pada duktus nasolakrimalis.
Tes Amsler Grid adalah tes untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral makula. Pada tes ini
juga dapat dilakukan untuk melihat adanya skotoma pada lapang pandang dan dokumentasi
metamorfosa.
Tes Plasido adalah tes untuk menilai rata tidaknya kurvatura permukaan kornea. Tes ini
menggunakan piringan dengan lingkaran berwarna hitam putiih.
Tes Flouresin adalah tes untuk melihat adanya defek pada sel epitel kornea. Pada tes ini
dilakukan dengan kertas flouresin dibasahi terlebih dahulu dengan NaCl kemudian diletakkan
pada saccus konjunctiva inferior, setelah terlebih dahulu pasien diberi anestesi lokal. Pasien
diminta menutup matanya selama 20 detik, kemudian kertas diangkat. Defek kornea akan
terlihat berwarna hijau dan disebut sebgai uji flouresin positif.
Tes Seidel adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui adanya perforasi kornea. Tes ini
dilakukan dengan cara setelah flouresin menempel pada kornea, dilakukan sedikit penekanan
pada korna. Apabila terdapat lubang di kornea, maka floresin akan tercecer oleh aquos humor
dan keluar sehingga tampak sebagai suatu aliran.
Tes shadow adalah tes yang digunakan untuk mengetahui stadium katara. Prinsipnya, apabila lensa
belum keruh seluruhnya, ketika disinari menggunakan senter dari depan bola mata dengan sudut
45oC, sinar akan dipantulkan dan mengenai iris, sehingga terbentuk bayangan iris pada pupil yang
terlihat seperti bulan sabit. Shadow tes positif bila didapatkan pupil terlihat seperti bulan sabit.
Tes Hirschberg adalah tes skrining yang digunakan untuk melihat misalignment dari ocular
(strabismus). Dilakukan dengan cara mata disinari dan diamati pantulan kornea. Pada saat
melakukan tes, refleks cahaya kedua mata dibandingkan. Pada orang normal, refleks tersebut akan
simetris, berbeda pada orang strabismus.
Tes cover-uncover adalah tes yang digunakan untuk melihat deviasi dari strabismus. Seperti yang
telah kita ketahui bersama, bahwa deviasi okular, ada 2, yakni tropia dan phoria. Tropia adalah
misalignment dua mata ketika pasien melihat dengan kedua mata yang tidak ditutupi. Phoria adalah
hanya muncul bila penglihatan binocular rusak, dan dua mata tidak lagi melihat obyek yang sama.
Phoria disebut juga deviasi laten.
Tes ophthalmoscopy direct adalah tes yang digunakan untuk mengamati retina dengan sinar
konvergen yang dipantulkan dalam pupil pasien. Sinar muncul dari setiap titik di fundus pasien
mencapai retina melalui lubang di ophthalmoscop. Dalam ophtalmoscopy langsung, terlihat obyek
tegak, virtual, dan diperbesar 15 kali dari kondisi emetrop.
Tes ophthalmoscopy indirect adalah tes ini dilakukan dengan menempatkan lensa cembung di depan
mata pasien, sehingga sinar muncul dari daerah fundus membuat bayangan nyata, dan terbalik antara
lensa dan mata pengamat. Bayangan yang dibentuk di ophthalmoscopy indirect adalah nyata, terbalik
dan diperbesar. Ophthalmoscopy indirect sangat penting dalam manajemen retinal detachment dan lesi
di retina perifer.
Tes perimetri adalah tes untuk menilai lapang pandang. Tes ini dapat melihat kelainan penglihatan
sentral dan perifer yang disebabkan berbagai penyakit mata seperti glaucoma, stroke, tumor otak, dan
defisit neurologis. Alat yang digunakan adalah perimeter goldmann.
Tes tonometri adalah tes untuk menilai tekanan intraokular. Pengukuran Tonometri indirect atau tidak
langsung terdiri atas indentasi dan aplanasi dimana pengukurannya berdasarkan besarnya indentasi atau
deformitas terhadap bola mata. Tonometer Schiftz merupakan contoh dari tonometri indentasi. Kedua,
Tonometri anaplasi dimana tonometri ini didasarkan pada besarnya tekanan intra okular berbanding
lurus dengan jumlah energi yang dibutuhkan untuk meratakan (membuat datar) permukaan sferis, dan
dibagi area yang anaplasi (area yang tidak terdatarkan) atau yang kita kenal dengan hukum Imbert-Fick.
Banyak sekali jenis tonometri aplanasi diantaranya tonometer aplanasi Goldmann, Draeger, Tono-
pen,Perkins, pneumatik, noncontact, dan lain-lain.
Tes goniometri adalah tes untuk menilai sudut iridokornealis.
Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini menggunakan
kartu yang tercetak dan tergambar pola titik-titik berbagai ukuran dan kombinasi warna berbentuk
lingkaran. Titik dan kombinasi warna tersebut disusun sistematis agar penglihatan orang buta warna
tidak dapat membedakan warna seperti orang normal (pseudo-isochromaticism).
PENATALAKSANAAN UMUM PADA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (MATA)
1. Nonmedikamentosa/ tanpa obat seperti menjaga kebersihan mata, tidak
boleh mengosok – gosok pada daerah yang sakit, istitirahat yang cukup
2. Medikamentosa/dengan obat seperti pemberian analgetik untuk mengurangi
nyeri (asethaminophen), kortikosteroid topical untuk mengurangi inflamasi
3. Operatif
Daftar pustaka