Anda di halaman 1dari 15

Nama : Maximus Bertolomeus Due

NIM : 131811123014

SISTEM PERSEPSI SENSORI


MATA
ANATOMI FISIOLOGI MATA

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang


dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui
apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang
lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan perngertian visual.
BAGIAN – BAGIAN MATA
1. ORGAN LUAR
a. Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima
b. Alis mata berfungsi untuk menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata
c. Kelopak mata (palpebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.
2. ORGAN DALAM
a. Kornea
Merupakan jendela mata/bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya
dari sumber cahaya, memiliki struktur transparan yang menyerupai kubah,
merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu
memfokuskan cahaya.
b. Sklera
Merupakan jaringan ikat fibrosa /bagian dinding mata yang berwarna putih dan
relatif kuat serta tidak tembus cahaya. Sklera memberi bentuk pada bola mata
dan memberikan tempat melekatnya otot ekstrinsik.
c. Pupil dan iris
Pupil adalah daerah hitam di tengah-tengah iris. Pupil menetukan kualitas cahaya
yang masuk kebagian mata yang lebih dalam. Iris berfungsi sebagai diafrgama
untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran
pupil.
d. Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Lensa mempunyai struktur bikonveks, tidak mempunyai pembuluh darah, transparan dan
tidak berwarna.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik
kuning retina. Untuk melihat obyek yang jauh (cahaya datang dari jauh),lensa mata akan
menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa
mata akan menebal.
e. Retina atau selaput jala
Retina merupakan bagian terdalam pada mata, melapisi 2/3 bola mata pada bagian
belakang. Pada bagian depan berhubungan dengan korpus siliaris di ora serata.
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina
yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
f. Saraf optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina,dan merupakan kumpulan jutaan
serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina menuju ke otak.
g. Konjungtiva
Selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar
sklera.
h. Humor aquaeus
Cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan
bagi lensa dan kornea, dihasilkan oleh prosesus siliaris.
i. Humor vitreus
Gel transparan yang terdapat dibelakang lensa dan didepan
retina(mengisi segmen posterior mata.
Persyarafan
Nervus Optikus dan Jaras Neural
Nervus optikus terletak pada bagian posterior mata dan
mentrasmisikan impul visual sinyal dari retina ke otak.
Bagian kepala dari saraf optic (diskus optikus) dapat dilihatn
pada pemeriksaan oftalmoskopis. Saraf optikus tidak
mengandung reseptor sensorik (sel batang dan kerucut) dan
dikenal sebagai bintik buta mata. Saraf optic keluar dari
belakang mata dan memanjang sampai 25-30 mm yang
berjalan sepanjang kerucut otot untuk memasuki foramen
optikus kemudian bergabung dengan serat saraf optic yang
lain membentuk kiasma optic. Neuron saraf optic bersinaps
di thalamus dan saraf thalamus kemudian mentrasmisikan
informasi visual ke lobus oksipital pada korteks serebri.
(Joyce & Jane. 2009)
Proses melihat

Cahaya yang dipantulkan benda-benda disekitar kita tiba


dipermukaan bola mata yang terdiri dari lapisan kornea.
Kornea meneruskan cahaya hingga ke retina. Retina
membentuk bayangan pemandangan yang sedang dilihat oleh
mata kita kemudian meneruskannya ke otak. Otak
menerjemahkan pesan yang datang dari retina, sehingga kita
dapat menetahuisegala sesuatu yang sedang kita lihat.
Gelombang cahaya  kornea  pupil  lensa  saraf optik 
melihat
Macam – macam pemeriksaan penunjang Mata

 Tes Schirmer adalah tes untuk memeriksa produksi air mata. Tes ini dilakukan dengan
cara menyisipkan kertas saring di fornix inferior mata, kemudian ditunggu selama 5
menit. Pada kondisi normal, glandula lacrimalis dapat memproduksi air mata 10 mm
dari pangkal ketrtas saring basah oleh air mata.
 Tes Regurgitasi adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya patensi
saccus lacrimalis, dimana dilakukan dengan cara menekan saccus lacrimalis dan dilihat
ada tidaknya sekret yang keluar dari saccus tersebut. Tes ini bernilai positif bila
terdapat secret yang keluar. Tes ini positif pada Dacriocystitis.
 Tes Anel adalah tes yang dilakukan untuk melihat patensi ductus lakrimalis. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum lakrimalis ke dalam
saccus lakrimalis, kemudian disemprotkan larutan garam fisiologis (NaCl). Tes anel
bernilai positif bila ada rasa asin di tenggorokan, dan tes anel bernilai negatif bila
tidak ada asin. Tes anel negatif berarti terdapat patensi pada duktus nasolakrimalis.
 Tes Amsler Grid adalah tes untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral makula. Pada tes ini
juga dapat dilakukan untuk melihat adanya skotoma pada lapang pandang dan dokumentasi
metamorfosa.
 Tes Plasido adalah tes untuk menilai rata tidaknya kurvatura permukaan kornea. Tes ini
menggunakan piringan dengan lingkaran berwarna hitam putiih.
 Tes Flouresin adalah tes untuk melihat adanya defek pada sel epitel kornea. Pada tes ini
dilakukan dengan kertas flouresin dibasahi terlebih dahulu dengan NaCl kemudian diletakkan
pada saccus konjunctiva inferior, setelah terlebih dahulu pasien diberi anestesi lokal. Pasien
diminta menutup matanya selama 20 detik, kemudian kertas diangkat. Defek kornea akan
terlihat berwarna hijau dan disebut sebgai uji flouresin positif.
 Tes Seidel adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui adanya perforasi kornea. Tes ini
dilakukan dengan cara setelah flouresin menempel pada kornea, dilakukan sedikit penekanan
pada korna. Apabila terdapat lubang di kornea, maka floresin akan tercecer oleh aquos humor
dan keluar sehingga tampak sebagai suatu aliran.
 Tes shadow adalah tes yang digunakan untuk mengetahui stadium katara. Prinsipnya, apabila lensa
belum keruh seluruhnya, ketika disinari menggunakan senter dari depan bola mata dengan sudut
45oC, sinar akan dipantulkan dan mengenai iris, sehingga terbentuk bayangan iris pada pupil yang
terlihat seperti bulan sabit. Shadow tes positif bila didapatkan pupil terlihat seperti bulan sabit.
 Tes Hirschberg adalah tes skrining yang digunakan untuk melihat misalignment dari ocular
(strabismus). Dilakukan dengan cara mata disinari dan diamati pantulan kornea. Pada saat
melakukan tes, refleks cahaya kedua mata dibandingkan. Pada orang normal, refleks tersebut akan
simetris, berbeda pada orang strabismus.
 Tes cover-uncover adalah tes yang digunakan untuk melihat deviasi dari strabismus. Seperti yang
telah kita ketahui bersama, bahwa deviasi okular, ada 2, yakni tropia dan phoria. Tropia adalah
misalignment dua mata ketika pasien melihat dengan kedua mata yang tidak ditutupi. Phoria adalah
hanya muncul bila penglihatan binocular rusak, dan dua mata tidak lagi melihat obyek yang sama.
Phoria disebut juga deviasi laten.
 Tes ophthalmoscopy direct adalah tes yang digunakan untuk mengamati retina dengan sinar
konvergen yang dipantulkan dalam pupil pasien. Sinar muncul dari setiap titik di fundus pasien
mencapai retina melalui lubang di ophthalmoscop. Dalam ophtalmoscopy langsung, terlihat obyek
tegak, virtual, dan diperbesar 15 kali dari kondisi emetrop.
 Tes ophthalmoscopy indirect adalah tes ini dilakukan dengan menempatkan lensa cembung di depan
mata pasien, sehingga sinar muncul dari daerah fundus membuat bayangan nyata, dan terbalik antara
lensa dan mata pengamat. Bayangan yang dibentuk di ophthalmoscopy indirect adalah nyata, terbalik
dan diperbesar. Ophthalmoscopy indirect sangat penting dalam manajemen retinal detachment dan lesi
di retina perifer.
 Tes perimetri adalah tes untuk menilai lapang pandang. Tes ini dapat melihat kelainan penglihatan
sentral dan perifer yang disebabkan berbagai penyakit mata seperti glaucoma, stroke, tumor otak, dan
defisit neurologis. Alat yang digunakan adalah perimeter goldmann.
 Tes tonometri adalah tes untuk menilai tekanan intraokular. Pengukuran Tonometri indirect atau tidak
langsung terdiri atas indentasi dan aplanasi dimana pengukurannya berdasarkan besarnya indentasi atau
deformitas terhadap bola mata. Tonometer Schiftz merupakan contoh dari tonometri indentasi. Kedua,
Tonometri anaplasi dimana tonometri ini didasarkan pada besarnya tekanan intra okular berbanding
lurus dengan jumlah energi yang dibutuhkan untuk meratakan (membuat datar) permukaan sferis, dan
dibagi area yang anaplasi (area yang tidak terdatarkan) atau yang kita kenal dengan hukum Imbert-Fick.
Banyak sekali jenis tonometri aplanasi diantaranya tonometer aplanasi Goldmann, Draeger, Tono-
pen,Perkins, pneumatik, noncontact, dan lain-lain.
 Tes goniometri adalah tes untuk menilai sudut iridokornealis.
 Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini menggunakan
kartu yang tercetak dan tergambar pola titik-titik berbagai ukuran dan kombinasi warna berbentuk
lingkaran. Titik dan kombinasi warna tersebut disusun sistematis agar penglihatan orang buta warna
tidak dapat membedakan warna seperti orang normal (pseudo-isochromaticism).
PENATALAKSANAAN UMUM PADA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (MATA)
1. Nonmedikamentosa/ tanpa obat seperti menjaga kebersihan mata, tidak
boleh mengosok – gosok pada daerah yang sakit, istitirahat yang cukup
2. Medikamentosa/dengan obat seperti pemberian analgetik untuk mengurangi
nyeri (asethaminophen), kortikosteroid topical untuk mengurangi inflamasi
3. Operatif
Daftar pustaka

 Pearce, Evelyn. C. (2006). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama.
 Saputra Lindo, eva luvina dwisong, 2009. anatomi dan fisiologi untuk
keperawatan dan paramedic. Bina rupa aksara. Tanggerang selatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai