PENGLIHATAN
Ismafiaty, M.Kep
ANFIS SISTEM PENGLIHATAN
BAGIAN-BAGIAN MATA SECARA
UMUM
Kornea
Kornea atau selaput bening adalah bagian bolamata yang terletak paling depan dan
tembus pandang. Sifat tembus pandang (transparan) ini memungkinkan cahaya untuk
masuk dan mencapai layar yang berisi sel-sel penerima cahaya dalam bolamata. Sisi luar
kornea dilapisi oleh air mata, sedangkan sisi dalamnya terdapat cairan akueous. Kornea
berfungsi untuk melindungi mata serta melakukan pembiasan pada lensa mata. Kornea
juga berfungsi menerima seluruh cahaya yang masuk ke mata.
Iris
Iris merupakan bagian mata yang mengatur besar-kesilnya pupil. Iris juga memberi warna
pada mata seperti hitam dan coklat untuk orang asia, biru dan hijau untuk orang eropa.
Pupil
Pupil adalah lubang kecil di tengah iris yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang
masuk kedalam bola mata. Bila cahaya terlalu terang, pupil akan mengecil, dan sebaliknya
bila cahaya kurang (gelap) pupil akan membesar. Besar-kecilnya pupil dibentuk oleh iris.
Lensa mata
Lensa mata berfungsi untuk membentuk bayangan pada retina. Bayangan
yang terbentuk harus tepat pada retina sehingga dapat terlihat dengan jelas.
Untuk mengatur agar bayangan selalu jatuh pada retina, lensa dapat menebal
dan menipis disesuaikan dengan jarak benda terhadap mata. Bayangan yang
terbentuk pada retina bersifat nyata, terbalik diperkecil.
Otot akomodasi
Otot akomodasi berfungsi menarik dan mendorng lensa mata sehingga lensa
mata dapat menebal dan menipis.
Retina
Retina merupakan layar pada mata untuk menangkap bayangan yang dibentuk
oleh lensa mata. Retina adalah bagian mata yang peka terhadap cahaya.
BAGIAN-BAGIAN MATA SECARA
UMUM
Bintik kuning
Bintik kuning merupakan bagian yang paling peka terhadap cahaya. Bila
bayangan suatu benda jatuh pada bintik kuning benda akan terlihat sangat
jelas.
Bintik buta
Bintik buta merupakan bagian yang tidak peka terhadap cahaya. Bila bayangan
suatu benda jatuh tepat di bintik buta, maka benda tidak terlihat oleh mata.
Syaraf mata
Syaraf mata berfungsi membawa sinyal-sinyal gambar yang dihasilkan oleh
mata ke otak.
PROSES MELIHAT
1. Cahaya memantulkan obyek dan
mengirim pada garis lurus menuju
mata Anda.
2. Cahaya melalui kornea, menuju
pupil dan diteruskan ke lensa
mata.
3. Kornea dan lensa membelokkan
(membiaskan) cahaya agar di
fokuskan ke retina.
4. Photoreceptors pada retina
mengkonversi cahaya menjadi
gelombang elektrik.
5. Gelombang elektrik melalui saraf
optik menuju otak.
6. Otak memproses sinyal-sinyal itu
menjadi sebuah bayangan
(image).
PALPEBRA Lubang orbita dilindungi oleh
lipatan tipis yang dapat bergerak
yaitu kelopak mata (palpebrae)
yang terletak di depan mata.
Fisura palpebral merupakan
lubang berbentuk elips di antara
palpebral superior dan palpebral
inferior, tempat masuk ke dalam
sakkus konjungtiva. Glandula
sebasea bermuara langsung ke
dalam folikel bulu mata. Glandula
siliaris merupakan modifikasi
kelenjar keringat, sedangkan
konjungtiva adalah membrane
mukosa yang tipis melapisi
palpebral.
Aparatus lakrimalis terdiri atas pars
APARATUS LAKRIMALIS orbitalis yang besar dan pars
palpebralis yang kecil, saling
berhubungan pada ujung lateral
aponerosis muskulus levator palpebrae
superior. Kelenjar ini terletak di atas
bola mata bagian anterior dan superior
orbita, mempunyai 12 saluran yang
bermuara pada permukaan bawah
kelenjar dan pada bagian lateral forniks
(lateral konjungtiva). Persarafan
glandula lakrimalis berasal dari nucleus
lakrimalis dan Nervus fasialis (N.VII).
Air mata mengalir membasahi kornea
dan mengumpul dalam sakus lakrimalis
melalui punkta lakrimalis berjalan ke
medial lalu bermuara dalam sakus
lakrimalis.
TULANG ORBITA
Inspeksi
2. Kesimetrisan Mata
Observasi kesimetrisan mata kanan dan kiri. Mata dikaji letaknya pada orbit.
Perawat memeriksa apakah salah satu mata lebih besar, lebih menonjol kedepan
melalui pemeriksaan posisi istirahat dari garis mata atas.Eksoftalmus adalah
suatu kondisi tempat bola mata menonjol ke depan. Enoftalmus adalah bola mata
yang cekung ke dalam.
3. Alis dan Kelopak Mata
• Kaji distribusi pertumbuhan rambut, masih semurna atau tidak. Jika tidak
sempurna, apakah disengaja atau karena suatu penyakit.
• Anjurkan klien mengkangkat kening atau alis untuk menentukan perbedaan
antara sisi kanan dan kiri. Perawat juga melihat kelopak mata untuk
menentukan adanya ptosis, kemerahan, kelemahan, lesi, krusta atau
pembengkakan.
• Kelopak mata seharusnya secara normal menutup lengkap, dengan batas
kelopak mata atas dan bawah saling mendekat. Palpebra yang membelok ke
dalam disebut entropion dan jika membelok keluar disebut ektropion.
4. Konjungtiva
Konjungtiva normal berwarna merah muda pucat dan mengkilat. Jika terdapat
benjolan, bedakan apakah bening (folikel), merah kasar (papil), putih keras
(litiasis)
5. Kelenjar Lakrimal
Perawat dapat mengobservasi bagian kelenjar lakrimal dengan cara
meretraksikan kelopak atas dan menyuruh klien untuk melihat ke bawah.
Kelenjar lakrimal dikaji terhadap adanya edema. Perawat dapat menekan sakus
lakrimalis dekat pangkal hidung untuk memeriksa adanya obstruksi duktus
nasolakrimalis. Jika di dalamnya terdapat peradangan, penekanan pada
daerah ini akan menyebabkan keluarnya cairan dari pungtum lakrimalis.
6. Sklera
Sklera dikaji warnanya, biasanya putih. Warna kekuningan dapat merupakan
indikasi icterus masalah sistemik
7. Kornea
Diobservasi dengan cara memberikan sinar secara serong dari beberapa sudut.
Kornea seharusnya transparan, halus, bersinar dan jernih.
Observasi adanya kekeruhan yang mungkin infiltrate atau sikatrik akibat trauma atau
cedera. Sikatrik kornea dapat berupa nebula(bercak seperti awan), Makula (bercak
putih), dan leukoma (bercak putih yang dapat dilihat dari jarak jauh). Perawat juga
memeriksa refleks kornea nanun, jika klien sadar dan refleks berkedip positif atau
kien menggunakan lensa kontak maka refleks ini tidak diuji.
8. Pupil
Pupil normal berbetuk bulat, letak sentral dan dalam ukuran yang sama kiri dan
kanan (isokor) dan apabila ukuran pupil yang tidak sama disebut anisokor. Individu
dengan myopia mempunyai pupil yang lebih besar, sedangkan individu hipermetropia
mempunyai pupil yang lebih kecil. Ukuran pupil normal adalah 2-6 mm. Pupil yang
ukurannya < normal disebut konstriksi dan pupil yang > normal disebut berdilatasi.
Konstriksi pupil terhadap cahaya merupakan respon yang normal. Pupil juga
mengecil atau konstriksi dalam respon terhadap akomodasi.
Palpasi
Setelah palpasi, lakukan palpasi pada mata dan struktur yang berhubungan.
Digunakan untuk menentukan adanya tumor, nyeri tekan dan keadaan tekanan
intraocular (TIO). Palpasi ringan pada kelopak mata terhadap adanya
pembengkakan dan kelemahan.
Ketajaman Penglihatan
1. Uji penglihatan jauh
a. Snellen chart
Snellen chart adalah satu dari beberapa alat sederhana yang digunakan oleh
perawat untuk mencatat penglihatan jauh. Untuk dewasa, kartu dilengkapi dengan
tulisan, nomor, gambar atau huruf tunggal yang diletakkan dalam berbagai posisi.
b. Hitung Jari
Apabila klien tidak dapat membaca huruf terbesar, perawat dapat menentukan
ketajaman penglihatan dengan meletakkan jari di depan klien dan meminta klien
untuk menghitung jari. Jika klien dapat menghitung jari pemeriksa dari jarak 6
meter visusnya adalah 6/60.
c. Gerak Tangan
Klien yang tidak dapat menghitung jari diuji dengan gerakan tangan (Hand
Motion). Jika klien dapat mengidentifikasi dengan benar 3 kali dari lima kali
perintah (tegak-berhenti, kanan-kiri, atas-bawah) pada jarak 1 meter maka
ketajaman penglihatan dicatat 1/300.
2. Uji penglihatan dekat
Dilakukan pada klien yang mengemukakan mengalami kesulitan dalam membaca
dengan menggunakan kartu Jaeger untuk menguji penglihatan dekat. Kartu ini
dipegang pada jarak 35 cm dari mata. Klien diinstruksikan untuk membaca huruf
dalam kartu. Nilai Jaeger yaitu baris terbawah tempat klien dapat mengidentifikasi
lebih ½ karakter. Misalnya: J2 pada 35 cm.”
3. Lapangan Pandang
Uji ini hanya memberikan perkiraan kasar dari lapang pandang seseorang dan digunakan
untuk mendeteksi kelainan lapang pandang yang lebih besar. (lateral 90, medial 60, atas
50, bawah 70)
4. Penglihatan Warna
Colour vision yang sangat normal sangat penting untuk pekerjaan tertentu. Test yang paling
sering digunakan untuk menilai buta warna adalah Ishihara Chart yang berisi angka yang
tersusun dari titik-titik berwarna yang dlakukan terhadap mata secara bergantian.
5. Uji Kebutaan
Seseorang dikatakan buta bila visus terbaik dengan lensa korektif pada mata adalah ≤ 5/50
atau diameter terluas dari lapang pandangan tidak lebih dari 20.
6. Fungsi otot ekstra okuler
a. Corneal Light Refleks
Digunakan untuk menentukan paralisme atau kelurusan kedua mata. Caranya
dengan menyuruh klien melihat ke depan kemudian perawat mengarahkan
sinar senter pada kedua kornea dari jarak 30-40 cm pada jam 1(untuk OD) dan
jam 11 (untuk OS). Ketidaksimetrisan reflek mengindikasikan adanya kelainan
mata (deviasi) karena kelemahan otot ekstraokuler.
b. Six Cardinal Position
Menguji gerakan mata melalui enam posisi pandangan utama. Perawat
meminta klien untuk tidak menggerakan kepala dan menggerakkan mata
mengikuti objek kecil seperti pena. Ke sisi kanan klien, kanan atas, kanan
bawah, kiri, kiri atas, kiri bawah. Perawat perlu mencatat adanya distagmus
paralelisme.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji Laboratorium
Kultur dan smear dari corneal atau konjungtiva digunakan untuk membantu
mendiagnosa infeksi.
2. Radiografi
a. Computed Tomografi
Pengujian ini dapat memvisualisasikan bola mata, otot ekstraokuler dan saraf
optif. Pengujian ini merupakan metode sensitive untuk mendeteksi tumor di
ruang orbita
b. Pemeriksaan dengan slitlamp
Memungkinkan untuk mengetahui letak abnormalitas pada kornea, lensa atau
vitreus humor anterior.
c. Fuoresin/ Pewarnaan kornea
Penetesan fluoresin untuk melihat iregularitas permukaan kornea yang tidak
mudah dilihat. Penggunaan pewarnaan kornea merupakan indikasi kasus
trauma kornea, dll. Digunakan jika tidak ada slitlamp.
3. Tonometri
a. Merupakan cara pengukuran tekanan intra okuler dengan menggunakan alat
terkalibrasi yang melekukkan apeks kornea
b. Alat untuk mengukur tekanan intra okuler (TIO) disebut Tonometer
c. Ada 2 macam tonometer tonometry schiotz dan tonometer aplanasi
4. Elektroretinografi
Penggambaran responretina terhadap stimulasi cahaya dengan meletakkan
elektroda lensa kontak pada kornea klien kemudian diberikan cahaya berbagai
kecepatan dan intensitas U/ mendeteksi perubahan vaskuler pada retina.
GANGGUAN PADA MATA
Gangguan Refraksi
Katarak
Glaukoma
GANGGUAN REFRAKSI
GANGGUAN REFRAKSI
Keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina tetapi di bagian
depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang
tajam.
2. Operasi
Jika tidak ingin menggunakan kacamata maka operasi mata korektif dapat
membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan ketergantungan kacamata
atau lensa kontak.
Terdapat 2 metode operasi yang umum dilakukan untuk memperbaiki mata
minus, yaitu:
• Keratektomi fotorefraktif (penggunaan laser untuk menghilangkan lapisan
jaringan kornea)
• Lasik mata
HIPERMETROPI
2. Operasi laser
Ada 3 jenis operasi laser yang dapat dilakukan untuk membentuk ulang
kornea agar penglihatan penderita menjadi lebih baik, yaitu:
• Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK)
• Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK)
• Photorefractive keratectomy (PRK)
ASTIGMATISMA
Gangguan penglihatan
akibat kelainan pada
kelengkungan kornea atau
lensa mata. Kondisi ini
menyebabkan pandangan
kabur atau menyimpang,
baik dalam jarak dekat
maupun jauh.
Kondisi optik mata, di mana
sinar-sinar sejajar tidak
dibiaskan pada satu titik
fokus tunggal.
Etiologi :
• Kelengkungan (kurvatura) dan
• Kekuatan refraksi permukaan kornea dan/atau lensa yang berbeda-beda di
antara berbagai meridian sehingga terdapat lebih dari satu titik fokus.
Faktor resiko :
• Infeksi yang mengakibatkan jaringan parut pada kornea
• Miopia (rabun jauh) atau rabun dekat (hipermetropi) yang sudah parah
• Melakukan operasi mata yang menyebabkan adanya perubahan kornea
• Gangguan mata lainnya, seperti keratoconus (degenerasi kornea) atau
penipisan kornea
• Adanya benjolan pada kelopak mata yang menekan kornea
• Terlahir prematur atau stunting
• Mengalami sindrom down
Gejala :
• Distorsi penglihatan, misalnya garis lurus menjadi terlihat miring
• Pandangan yang kabur (samar) atau tidak fokus
• Sulit melihat saat malam hari
• Mata mudah lelah dan terasa tidak nyaman
• Sering menyipitkan mata saat melihat sesuatu
• Iritasi pada mata
• Sakit kepala
Tata Laksana :
1. lensa silinder.
dpt dikombinasi dengan lensa sferis
2. Operasi laser
• Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK)
• Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK)
• Photorefractive keratectomy (PRK)
• Small-incision lenticule extraction (SMILE)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari jarak jauh (Snellen)
dan jarak dekat (Jaeger).
2. Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk membuktikan
kemungkinan ada atau tidaknya kebutaan.
3. Uji gerakan otot-otot mata.
4. Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di retina.
5. Mengukur tekanan cairan di dalam mata. (tonometri)
6. Pemeriksaan retina.
KATARAK
• Katarak adalah penurunan progresif kejernihan
lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih
abu-abu dan ketajaman penglihatan berkurang.