Anda di halaman 1dari 87

 Sensori adalah stimulus atau rangsang yang

datang dari dalam maupun luar tubuh. Stimulus


tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ
sensori ( panca indera)

 Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas


atau hubungan serta perbedaan antar hal yang
terjadi melalui proses mengamati, mengetahui dan
mengartikan setelah mendapat rangsang melalui
indera (Makna segala sesuatu yg ditangkap oleh
panca indera)  masing2 orang bisa berbeda
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM SENSORI
(PENGINDERAAN)

PENGINDERAAN ADALAH ORGAN-ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN


UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU
Antara Lain:
Indera penglihatan (visual)
Indera pendengaran (auditori)
Indera perabaan (taktil)
Indera penciuman (olfaktori)
Indera pengecap/rasa (gustatori)
INDERA PENGLIHATAN
(MATA)
 Anatomi sistem persepsi
sensori :
1. Indera
penglihatan
(MATA)
Mata adalah organ peng
lihatan yang
mendeteksi cahaya.
Indera penglihatan yang
terletak pada mata
yang terdiri dari organ
okuli assesoria, okulus,
tunika okuli, tunika
vaskula okuli.
a. Organ okuli assesoria (alat bantu mata)
terdiri dari : - kavum orbita
- supersilium (alis mata)
- palpebra (kelopak mata)
- aparatus lakrimalis (air
mata)
- muskulus okuli (otot
mata)
b. Okulus
merupakan saraf otak yang
menghubungkan bulbu okuli dengan otak
dan merupakan bagian penting organ visus
c. Tunika okuli
terdiri dari : - kornea  merupakan selaput
yang tembus cahaya dan
melalui kornea
kita dpat melihat membran pupil dan iris
- sklera  merupakan lapisan
fibrosa
yang elastis

d. Tunika vaskula okuli


terdiri dari : - koroid
- korpus siliaris
- iris
e. Tunika nervosa (retina)
retina dibagi atas 3 bagian :
- pars optika retina
- pars siliaris
- pars iridika
FUNGSI MATA
Mata adalah Indra penglihatan yang
terletak pada mata yang terdiri dari
organ okuli assesoria, okulus, tunika
okuli, tunika vaskula okuli
•MENERIMA RANGSANGAN
BERKAS CAHAYA PADA RETINA
DENGAN PERANTARAAN
SERABUT NERVUS OPTIKUS,
MENGHANTARKAN
RANGSANGAN INI KEPUSAT
PENGLIHATAN PADA OTAK
UNTUK DITAFSIRKAN
Posisi iris mata terlindung di belakang kornea
dan di depan lensa, iris mata adalah lingkaran
berwarna yang terletak di sekeliling biji mata.
Retina adalah garis mata bagian belakang di
mana penglihatan diproses. Iris mata BUKAN
Retina.
ORGAN LUAR
1.Rongga Mata
 Orbita berbentuk suatu rongga yang
secara skematis digambarkan sebagai
piramida yang berkonvergensi ke arah
belakang.

 Puncaknya adalah foramen optikum, dan


dasarnya menghadap ke depan luar dan
terbuka disebut aditus orbitae.

 Sedangkan dinding-dindingnya meliputi


dinding medial, dinding lateral, dinding
atas (atap orbita), dan dinding bawah
(dasar orbita).
 Di dalam orbita, selain bola mata, juga
terdapat otot-otot ekstraokuler, syaraf,
pembuluh darah, jaringan ikat, dan .
jaringan lemak, yang kesemuanya ini
berguna untuk menyokong fungsi mata.
 Orbita merupakan pelindung bola mata
terhadap pengaruh dari dalam dan
belakang, sedangkan dari depan bola mata
dilindungi oleh palpebra.
2. Bulu Mata ( Siliae )
 Bulu mata, atau lebih tepatnya rambut
mata, adalah bagian dari kelopak
mata yang berupa helaian rambut-
rambut.

 Rambut-rambut ini berfungsi untuk


melindungi
supaya debu, keringat atau air yang
menetes dari dahi tidak masuk ke mata.

 Rambut mata merupakan rambut yang


sangat lembut.
3. Alis Mata
• Alis mata berfungsi sebagai pelindung
mata yang peka dari tetesan keringat yang
jatuh dari bagian dahi air hujan, atau sinar
matahari yang berlebihan.
• Bentuk alis mata dan arah tumbuh rambut
pada alis dimaksudkan agar keringat atau
air bisa mengalir ke kening dan jatuh ke
pipi, atau ke arah pipi melewati puncak
hidung.
• Alis mata juga berfungsi sebagai penahan
berbagai macam kotoran yang bisa
memasuki mata, seperti pasir, debu, dan
ketombe.
• Selain itu rambut pada alis mata juga
menambah kepekaan pada kulit untuk
merasakan objek asing yang berada di
dekat mata, misalnya seranggayang
hendak masuk ke mata
4. Kelopak Mata ( Palpebra )
– Kelenjar lakrimalis teletak pada
sebelah atas dan lateral dari bola
mata.
– Kelenjar lakrimalis mengsekresi cairan
lakrimalis.
– Air mata berguna untuk membasahi
dan melembabkan kornea,
– kelebihan sekresi akan dialirkan ke
kantung lakrimalis yang terletak pada
sisi hidung dekat mata dan melalui
duktus nasolakrimalis untuk kehidung.
(Proses)
melalui duktus ekskretorius .
lakrimaris →
sakus konjungtiva → melalui
bagian depan bola mata →
sudut tengah bola mata →
kanalis lakrimalis → duktus
nasolakrimaris → meatus
nasalis inferior
6.Selaput Bening Mata
( Conjungtiva )
– Ada 2 bagian :
• Konjungtiva palpebra

• Konjungtiva bulbar

– Konjungtiva adalah suatu membran tipis yang melapisi


kelopak mata ( konjungtiva palpebra), kecuali darah pupil.
Berfungsi mencegah mata dari kekeringan. 
– Konjungtiva palpebra melipat kedalam dan menyatu
dengan konjungtiva .
– bulbar membentuk kantung yang disebut sakus
7.Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli
) ekstrinsik dan intrinsik.
– Otot – otot mata terdiri dari dua tipe;

– Otot – otot ekstrinsik bersifat volunter ( dibawah sadar ), diluar bola


mata yang mengontrol pergerakan diluar mata.
• Otot – otot intrinsik bersifat involunter ( tidak disadari ) berada dalam
badan ciliary yang mengontrol ketebalan dan ketipisan lensa, iris dan
ukuran pupil.
– M. Levator palpebralis superior inferior (mengangkat kelopak mata)

.
– M. Orbikularis okuli * lingkar mata (menutup mata)

– M. Rektus okuli inferior * disekitar mata (menutup mata)

– M. Rektus okuli medial * disekitar mata (menggerakan mata dalam /bola


mata)
– M. Obliques okuli inferior (menggerakan bola mata ke bawah ke dalam)

– M. Obliques okuli superior (memutar mata ke atas, ke bawah dan keluar)


Organ Dalam Mata
1. Kornea
– Kornea adalah bagian depan mata yang tembus pandang yang
menutupi iris dan pupil.
– Bila kornea disentuh maka kelopak mata akan menutup secara
refleks.
– Kornea tidak memiliki pembuluh darah
2.Iris dan Pupil
– Posisi iris mata terlindung di belakang
kornea dan di depan lensa, iris mata
adalah lingkaran berwarna yang
terletak di sekeliling biji mata.
– Retina adalah garis mata bagian
belakang di mana penglihatan
diproses.
– Iris mata BUKAN Retina.

– Otot – otot bekerja adalah :

– M. ciliaris

– M. spinkter pupilae

– M. dilatator pupilae
o Iris adalah berwarna, membran
membentuk lingkaran ( bundar )
mengandung dilator involunter
.
dan otot – otot spingter yang
mengatur ukuran pupil.
o Pupil adalah ruangan ditengah –
tengah iris.
o Ukuran pupil bervariasi dalam
merespon intensitas cahaya dan
memfokuskan objek
(akomodasi) untuk memperjelas
penglihatan, pupil mengecil jika
cahaya terang atau untuk
penglihatan dekat
Pupil
Tempat masuknya cahaya ke bagian mata

Yang dikontrol saraf otonom


• Cahaya terang

–Pupil mengecil apabila otot sirkuler


/konstriktor berkontraksi & membentuk
cincin yang lebih kecil) . Oleh saraf simpatis
• Cahaya gelap

–Otot radialis memendek menyebabkan


ukuran pupil meningkat . Oleh saraf
parasimpatis
Sklera
– Sklera merupakan dinding bola
mata yang padat dan paling
keras, terdiri atas jaringan
fibrosa, tidak jernih, dan tampak
berwarna putih.
• Permukaan luar sklera diliputi
jaringan elastik tipis, namanya
episklera, mengandung banyak
pembuluh darah yang memberi
nutrisi bagi sklera.
• Sklera dipelihara oleh syaraf siliaris.
4.Lensa Mata
– Lensa mata merupakan suatu kristal,
berbentuk bikonfek ( cembung )
bening, terletak dibelakang iris, terbagi
kedalam ruang anterior dan posterior.
– Lensa tersusun dari sel – sel epitel yang
dibungkus oleh membrab elastis,
ketebalannya dapat berubah – ubah
menjadi lensa cembung bila refraksi
lebih besar
– Kapsul lensa adalah suatu membran
semipermeabel yang dapat dilewati air
dan elektrolit.
4.Retina
– Retina adalah selapis tipis sel yang
terletak pada bagian belakang bola
mata
– Retina merupakan bagian mata yang
mengubah cahaya menjadi
sinyal syaraf.
– Retina memiliki sel fotoreseptor yang
menerima cahaya.
– Sinyal yang dihasilkan kemudian
mengalami proses rumit yang
dilakukan oleh neuron retina yang
lain, dan diubah menjadi potensial
aksi pada sel ganglion retina.
4.Koroid
– Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di
bagian belakang, badan siliaris serta iris di
bagian depan.
– Koroid berada di lima perenam bagian
posterior bola mata.
– Koroid merupakan membran tipis,
vaskular, warna coklat tua atau muda.
– Di bagian belakang ditembus oleh nervus
optikus.
– Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang
daripada di bagian depan.
• Salah satu fungsi koroid adalah memberikan
nutrisi untuk retina serta menyalurkan
pembuluh darah dan saraf menuju badan
siliaris dan iris.
PENGATURAN CAHAYA
• PUPIL (TEMPAT MASUKNYA
CAHAYA KE BAGIAN MATA) YANG
DIKONTROL SARAF OTONOM
* CAHAYA TERANG (PUPIL
MENGECIL APABILA OTOT
SIRKULER /KONSTRIKTOR
BERKONTRAKSI & MEMBENTUK
CINCIN YANG LEBIH KECIL) →
SIMPATIS
* CAHAYA GELAP (OTOT
RADIALIS MEMENDEK
MENYEBABKAN UKURAN PUPIL
MENINGKAT) → PARASIMPATIS
PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA
• PEMBELOKAN SUATU BERKAS CAHAYA
(REFRAKSI)
KETIKA SUATU BERKAS CAHAYA
MENGENAI PERMUKAAN LENGKUNG
DENGAN DENSITAS LEBIH BESAR, ARAH
REFRAKSI TERGANTUNG PADA SUDUT
KELENGKUNGAN
* LENSA KONVEKS (CEMBUNG)
MENYEBABKAN KONVERGENSI /
PENYATUAN BERKAS CAHAYA
* LENSA KONKAF (CEKUNG)
MENYEBABKAN DIVERGENSI
(PENYEBARAN) BERKAS CAHAYA
FUNGSI REFRAKSI MATA
• CAHAYA JATUH DI ATAS MATA → BAYANGAN LETAKNYA
DIFOKUSKAN PADA RETINA → MENEMBUS & DIUBAH KORNE
ALENSA BADAN AQUES & VITROUS → MEMBIASKAN &
MEMFOKUSKAN BAYANGAN PADA RETINA BERSATU
MENANGKAP SEBUAH TITIK BAYANGAN YANG DIFOKUSKAN
AKOMODASI
• AKOMODASI ADALAH KEMAMPUAN MENYESUAIKAN
KEKUATAN LENSA SEHINGGA BAIK SUMBER CAHAYA DEKAT
MAUPUN JAUH DAPAT DIFOKUSKAN DI RETINA
* KONTRAKSI OTOT SILIARIS, LIGAMENTUM SUSPENSORIUM
MELEMAS & TEGANGAN PADA LENSA BERKURANG (LENSA
MEMBULAT & MENGUAT)
INDERA PENDENGARAN

TELINGA BAGIAN
AURIKULA/PINNA (DAUN TELINGA)
LUAR
MENAMPUNG GELOMBANG SUARA
DATANG DARI LUAR MASUK KE DALAM
TELINGA
• MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNA (LIANG
TELINGA)
SALURAN PENGHUBUNG AURIKULA
DENGAN MEMBRAN TIMPANI (TERDIRI
TULANG RAWAN & KERAS, SALURAN
INI MENGANDUNG RAMBUT, KELENJAR
SEBASEA & KELENJAR KERINGAT,
KHUSUSNYA MENGHASILKAN SEKRET-
SEKRET BERBENTUK SERUM)
• MEMBRAN TIMPANI
SELAPUT GENDANG TELINGA BATAS
ANTARA TELINGA LUAR & TELINGA
TENGAH
TELINGA BAGIAN TENGAH
• KAVUM TIMPANI
RONGGA DIDALAM TULANG
TEMPORALIS TERDAPAT 3 BUAH
TULANG PENDENGARAN (MALEUS,
INKUS DAN STAPES)
• ANTRUM TIMPANI
RONGGA TIDAK TERATUR
TERLETAK DI BAWAH SAMPING
DARI KAVUM TIMPANI
• TUBA AUDITIVA EUSTAKI
SALURAN TULANG RAWAN YANG
BERJALAN MIRING KE BAWAH AGAK
KEDEPAN
TELINGA BAGIAN DALAM
• LABIRIN OSSEUS
SERANGKAIAN SALURAN BAWAH
DIKELILINGI OLEH CAIRAN
(PERILIMFE)
- VESTIBULUM
- KOKLEA
- KANALIS SEMI SIRKULER
• LABIRINTUS MEMBRANOSUS
- UTRIKULUS
- SAKULUS
- DUKTUS SEMI SIRKULARIS
PROSES PENDENGARAN

• ..
SARAF PENDENGARAN

• NERVUS AUDITORI MENGUMPULKAN SENSIBILITAS


& BAGIAN VESTIBULER RONGGA TELINGA DALAM
YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN DENGAN
KESEIMBANGAN
• BERGERAK MENUJU NUKLEUS VESTIBULARIS
YANG BERADA PADA TITIK PERTEMUAN ANTARA
PONS & MEDULA OBLONGATA → SEREBELUM
• BAGIAN KOKLEARIS PADA NERVUS AUDITORI
SARAF PENDENGARAN, SERABUT SARAF
DIPANCARKAN KE NUKLEUS DI BELAKANG
THALAMUS, MENUJU KORTEKS OTAK (BAGIAN
TEMPORALIS)
• KEHILANGAN PENDENGARAN KONDUKTIF
Kehilangan pendengaran dimana transmisi
bunyi yang efektif ke telinga dalam terputus oleh
sumbatan atau proses penyakit (impaksi
serumen, otitis media, otosklerosis/
pembentukan tulang baru)
• KEHILANGAN PENDENGARAN
SENSORINEURAL
Kehilangan pendengaran sehubungan dengan
kerusakan organ akhir untuk pendengaran dan
atau nervus kranialis VIII (kerusakan kokhlea/
saraf vestibulokokhlear)
• UJI RINNE
Membandingkan hantaran/ konduksi suara
melalui tulang pendengaran dengan udara
Normal : konduksi udara berlangsung lebih lama
dari konduksi tulang
* Bila ada kehilangan pendengaran konduktif
konduksi tulang akan melebihi konduksi udara
“begitu konduksi tulang menghilang, pasien
tidak mampu lagi mendengar mekanisme
konduksi yang biasa”
* Bila ada kehilangan pendengaran
sensorineural suara yang dihantarkan melalui
udara lebih baik dari tulang, meskipun keduanya
merupakan konduktor yang buruk & segala
suara diterima seperti sangat jauh & lemah
• UJI WEBER
Memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji
adanya laterisasi suara
Normal : mendengar suara seimbang pada
kedua telinga/ suara terpusat di tengah kepala
* Bila ada kehilangan pendengaran konduktif
suara akan lebih jelas terdengar pada sisi yang
sakit
* Bila ada kehilangan pendengaran
sensorineural suara akan mengalami laterisasi
ke telinga yang pendengarannya lebih baik
INDERA PENCIUMAN
(HIDUNG)
• PROSES PENCIUMAN

BAU →RONGGA HIDUNG →SARAF / NERVUS


OLFAKTORIUS → LOBUS TEMPORAL
(PERASAAN DITAFSIRKAN)
RANGSANG PENCIUMAN DIRANGSANG
OLEH GAS YANG DIHISAP
Indra penciuman (HIDUNG)
Pada indra penciuman (hidung) terdapat 2 jenis nasal yaitu
konka nasalis dan sinus nasalis
a. Konka nasalis
Pada konka nasalis terdapat 3 pasang karang hidung: -
konka nasalis superior
- konka nasalis media
- konka nasalis inferior
b. Sinus nasalis (rongga hidung)
terdiri dari : - sinus maksilaris
- sinus sfenoidalis
- sinus frontalis
INDERA PENGECAP
• LIDAH TERDIRI 2 KELOMPOK
- OTOT INTRINSIK MELAKUKAN GERAKAN
HALUS
- OTOT EKSTRINSIK MELAKSANAKAN
GERAKAN KASAR PADA WAKTU
MENGUNYAH & MENELAN
• BAGIAN LIDAH
- RADIK LINGUA (PANGKAL LIDAH)
- DORSUM LINGUA (PUNGGUNG LIDAH)
- APEKS LINGUA (UJUNG LIDAH)
• FUNGSI ALAT PENGECAP
MERASAKAN ARTI MAKANAN, SEBAGAI ALAT
REFLEK
• SUSUNAN SALIVA (KELENJAR LUDAH)
AIR, GLIKOPROTEIN, ENZIMPENCERNAAN
(PTIALIN), GARAM ALKALI, DLL
• FUNGSI SALIVA
- MEKANIS
- KIMIAWI (ENZIM PTIALIN- HIDRAT ARANG →
MALTOSE, ENZIM MALTOSE → GLUKOSA)
- MEMBASAHI LIDAH
- MELARUTKAN MAKANAN
- MENCEGAH KARIES GIGI (MENGUBAH
SUASANA ASAM0
Bila lidah digulung ke belakang tampak permukaan
bawah yang disebut frenulum lingua, sebuah struktur ligamen
yang halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar
mulut. Permukaan atas seperti berludru dan ditutupi pupil-
pupil, terdiri dari tiga jenis yaitu:
Papila sirkumvalata
Papila fungiformis
Papila filiformis
Otak merupakan
pusat koordinasi
utama, terletak di
rongga kepala dan
dilindungi oleh
tempurung kepala.
talamus Otak
Merupakan pusat Otak besar hipotalamus depan
pengendali kegiatan
yang disadari.
Terdiri dari dua bagian,
yaitu:
- Belahan kiri yang
mengendalikan tubuh
bagian kanan
- Belahan kanan yang
mengendalikan tubuh Otak kecil
Kelenjar
bagian kiri hipofisis

Pons Otak tengah


Medula
oblongata
Terdiri atas dua lapis, yaitu:
1.Korteks (lapisan luar)
2.Medula (lapisan dalam)

Korteks tipis dan berwarna kelabu. Pada lapisan ini banyak


mengandung sel saraf. Korteks merupakan pusat berbagai
kegiatan (penglihatan, kesadaran, kecerdasan, pendengaran
dan penciuman).

Medula tebal dan berwarna putih. Lapisan ini banyak


mengandung serabut saraf.
Bagian belakang (lobus oksipitalis) berperan dalam
penglihatan.
Bagian samping (lobus temporalis) berperan
sebagai pusat pendengaran.
Bagian depan (lobus frontalis) berperan sebagai
penendalian otot.
Terbagi menjadi 3 area, yaitu :
1.Area sensorik berkaitan dengan penerimaan
rangsangan.
2.Area motor berkaitan dengan menanggapi
rangsangan.
3.Area asosiasi penghubung antara sensorik dan
motor yang berperan dalam proses belajar, berfikir,
mengambil keputusan, mengingat dan penguasaan
bahasa.
Otak tengah berkaitan dengan refleks mata, tonus
(kontraksi terus-menerus) otot, dan posisi tubuh.
Otak depan terdiri dari:
1.Talamus
2.Hipotalamus
Talamus berfungsi menerima semua rangsangan
kecuali bau dan meneruskannya ke area sensorik
otak besar.
Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan suhu,
penjagaan kesadaran dan penumbuhan sikap agresif.
Otak kecil terbagi menjadi dua, yaitu belahan kiri
dan kanan. Kedua belahan dihubungkan dengan
jembatan varol.
Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh dan pusat
koordinasi kerja otot ketika bergerak.
Medulla oblongata berperan mengatur denyut
jantung, penyempitan pembuluh darah, gerak
menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah.
Bagian medulla oblongata yang menghubungkan
otak adalah pons, berfungsi sebagai pengatur
pernapasan.
Merupakan sambungan dari medulla oblongata sampai vertebra lumbalis.
Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar).
Adalah: gerak capat yang terjadi sebagai mekanisme respon untuk mengelak dari
rangsangan yang membahayakan.
Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Ventral (mengarah ke perut)
- Dorsal (mengarah ke punggung)
Ventral mengandung badan neoron motorik dan neuritnya kearah efektor
Dorsal mengandung badan neoron sensorik
Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem
saraf pusat dengan organ-organ tubuh
Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi:
- Sistem saraf aferen
- Sistem saraf eferen
Aferen membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat
Eferen membawa impuls dari saraf pusat ke efektor
Pengantar Keperawatan
Sistem Sensori Persepsi
Pendahuluan
• Manusia tergantung dari beragam stimulus
sensori untuk memberi makna dan kesan pada
kejadian yang telah terjadi pada lingkungan
mereka
• Beragam stimulus tersebut merupakan dasar
dalam pembentukan persepsi yang datang dari
banyak sumber melalui:
– Indera penglihatan (visual)
– Indera pendengaran (auditori)
– Indera perabaan (taktil)
– Indera penciuman (olfaktori)
– Indera pengecap/rasa (gustatori)
Selain 5 panca indera, tubuh juga mempunyai
indera yang lain:

• Indera kinestetik yang memungkinkan seseorang menyadari


posisi dan pergerakan bagian tubuh tanpa melihatnya.
• Indera stereognosis yang memungkinkan seseorang untuk
mengenali ukuran, bentuk dan tekstur benda.

Stimulus yang bermakna memungkinkan seseorang untuk belajar,


berfungsi secara sehat dan berkembang dengan normal
Definisi
• Sensori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari
dalam maupun luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke
dalam tubuh melalui organ sensori ( panca indera)

• Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau


hubungan serta perbedaan antar hal yang terjadi melalui
proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah
mendapat rangsang melalui indera (Makna segala sesuatu yg
ditangkap oleh panca indera)  masing2 orang bisa berbeda
Sensasi Normal
• Penerimaan, persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap
pengalaman sensori
• Dalam menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat
dengan sistem persyarafan yang berfungsi sebagai reseptor
dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi
yang dapat menimbulkan reaksi dari individu

Organ Impuls
Stimulus Sel syaraf
sensori syaraf

Tingkat
Tingkat
kesadaran
kesadaran Medula spinalis
Reaksi Persepsi
Otak
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sensori
1. Usia
– Bayi tidak bisa membedakan stimulus sensori karena jalur sarafnya
belum matang
– Lansia mengalami perubahan degeneratif pada organ sensori dan
fungsi persyarafan sehingga mengalami penurunan ketajaman &
lapang pandang, penurunan pendengaran, perubahan gustatori dan
olfaktori, dll.
2. Medikasi
– Beberapa antibiotika (mis: streptomisin, gentamisin) bersifat
ototoksik dan secara permanen dapat merusak syaraf pendengaran
– Kloramfenikol dapat mengiritasi syaraf optik
– Obat analgesik, narkotik, sedatif dan antidepresan dapat mengubah
persepsi stimulus
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sensori

3. Lingkungan
• Stimulus lingkungan yang terlalu berlebih (ramai/bising) dapat
menimbulkan beban sensori yang berlebih, yang biasanya ditandai
dengan kebingungan, disorientasi dan tidak mampu membuat
keputusan
• Stimulus lingkungan yang terbatas (mis: isolasi) dapat mengarah
pada deprivasi sensori
• Kualitas lingkungan yang buruk juga dapat memperparah keruakan
sensori. Mis: penerangan yang buruk, lorong yang sempit.
4. Tingkat kenyamanan
• Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpersepsi dan
bereaksi terhadap stimulus
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sensori

5. Penyakit yang diderita


• Katarak dapat menyebabkan penurunan penglihatan
• Infeksi pada telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran,
dll.

6. Merokok
• Penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi
ujung2 saraf pengecap sehingga mengurangi persepsi rasa

7. Tindakan medis
• Intubasi endotrakea menyebabkan kehilangan kemampuan
bebicara sementara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

1. Gangguan Otak
• Kerusakan otak, keracunan, obat halusinogenik

2. Gangguan jiwa
• Keadaan emosi tertentu dapat mengakibatkan ilusi
• Psikosa dapat menyebabkan halusinasi

3. Pengaruh lingkungan sosiobudaya


• Mempengaruhi persepsi karena penilaian sosiobudaya yang
berbeda
Perubahan Sensori

1. Defisit Sensori: suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan. Klien tidak
mampu menerima stimulus tertentu (mis: buta, tuli) atau stimulus
menjadi distorsi (mis: penglihatan kabur karena katarak)
• Klien dengan defisit sensori dapat berperilaku dalam cara2 yang adaptif
atau maladaptif
2. Deprivasi sensori
• Klien mengalami stimulasi yang tidak adekuat kualitas dan kuantitasnya
seperti stimulus yang monoton atau tidak bermakna. Pengurangan
stimulus tersebut dapat secara sengaja maupun tidak sengaja.
• Tiga jenis deprivasi sensori adalah:
a. Kurangnya input sensori, mis: berada di ruangan yang gelap.
b. Eliminasi perintah/makna dari input,mis: berada di lingkungan
asing
c. Restriksi dari lingkungan, mis: tirah baring, lingkungan yang
monoton
Efek Deprivasi Sensori

1. Kognitif
• Penurunan kapasitas belajar, ketidakmampuan berpikir atau
menyelesaikan masalah, disorientasi, berpikir aneh, peningkatan
kebutuhan untuk sosialisasi
2. Afektif
• Kobosanan, kelelahan, kecemasan, kelabilan emosional,
peningkatan kebutuhan untuk stimulasi fisik
3. Persepsi
• Terjadi disorganisasi persepsi pada koordinasi visual, persepsi
warna, pergerakan nyata, keakuratan taktil, kemampuan menilai
ruang dan waktu.

Perawat harus selalu menyadari fungsi sensori yang ada


pada klien dan memberi stimulus yang berkualitas
Lanjutan perubahan sensori

3. Beban sensori yang berlebihan


– Suatu keadaan dimana seseorang menerima banyak stimulus sensori
dan tidak dapat secara persepsual untuk menghiraukan stimulus
tertentu atau secara selektif mengabaikan beberapa stimulus
– Stimulasi snsori yang berlebihan mencegah otak untuk berespons
secara tepat atau mengabaikan stimulus tertentu
– Toleransi orang oleh beban sensori dapat bervariasi oleh tingkat
kelelahan, sikap dan kesehatan emosional dan fisik
Perubahan persepsi
1. Halusinasi
• Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera
seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun
2. Ilusi
• Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang
sungguh terjadi pada panca indera, mis: bunyi angin didengarnya
seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat seperti orang
3. Depersonalisasi
• Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya
sudah tidak seperti biasa lagi, mis: pengalaman diluar tubuh, salah
satu bagian tubuhnya bukan kepunyaannya lagi
Perubahan persepsi
4. Derealisasi
– Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan,
mis: merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
– Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia
6. Gangguan psikofisiologik
– Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan
emosi, mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan
timbul sesak/asma, pada jantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah
diare, perkemihan sering berkemih, mata berkunang2, telinga tinitus
7. Agnosia
– Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai
akibat kerusakan otak
Proses keperawatan dan perubahan persepsi sensori

1.Pengkajian
Hal-hal penting selama pengkajian dalam sistem sensori-persepsi:
• Kebiasaan promosi kesehatan, misal: kebiasaan membersihkan
mata/telinga, aktivitas rekreasi, kebiasaan dalam bekerja.
• Orang yang berisiko: lansia, jenis pekerjaan, gangguan jiwa.
• Kemampuan untuk melakukan perawatan diri
• Lingkungan, terkait dengan kondisi bahaya, mis: tangga, kran air
panas/dingin yang tidak bertanda, lantai yang licin, benda tajam
• Tingkat sosialisasi klien dan metode komunikasi
• Status mental, meliputi: penampilan dan perilaku fisik, kemampuan
kognitif dan stabilitas emosional
• Pemeriksaan fisik pada panca indera
Proses keperawatan dan perubahan persepsi sensori

2. Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk perubahan sensori persepsi:
• Perubahan sensori/persepsi (penglihatan) b.d. Efek dari penuaan, efek dari
operasi mata sementara
• Perubahan sensori/persepsi (auditori) b.d efek samping obat, lingkungan
yang berisik
• Perubahan sensori/persepsi (kinestetik) b.d efek tirah baring
• Perubahan sensori/persepsi (gustatori) b.d efek samping kemoterapi
• Perubahan sensori/persepsi (halusinasi) pendengaran b.d menarik diri
• Defisit perawatan diri b.d kehilangan penglihatan, penurunan sensasi taktil
• Gangguan harga diri b.d kehilangan pendengaran
3. Perencanaan dan implementasi
• Rencana perawatan bergantung pada penilaian perawat
tentang persepsi dan penerimaan klien tentang perubahan
yang etrjadi dalam dirinya.
• Prioritas perawatan harus diatur dengan
mempertimbangkan mengenai luasnya perubahan sensori
yang terjadi
• Tujuan perawatan klien yang mengalami perubahan
sensori-persepsi:
– Klien memelihara fungsi indera yang ada saat ini
– Menyediakan stimulus yang bermakna di lingkungan
– Menyediakan lingkungan yang aman
– Mampu melakukan perawatan diri
– Klien dapat terlibat aktif dalam kegiatan sosial
– Tidak terjadi perubahan sensori yang semakin buruk
• Perawatan klien harus melibatkan peran aktif keluarga
Pemeriksaan Fisik
•  lihat Word
JALUR SISTEM SENSORI
1. Propriopatis  ttg Peregangan dari kulit dan
otot ( sentuh,tekan,getaran dan raba)
2. Protopatis  yang meraskan suhu,nyeri
Dingin oleh reseptor krause
Panas oleh reseptor rufini
Nyari oleh ujung saraf bebas

PROSES buka Video 


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai